Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

HUBUNGAN ETIKA DAN SISTEM EKONOMI

DOSEN PENGAMPU:

TRI DARMA ROSMALA SARI, SE., MS. AK

Disusun oleh:

Rizki Taufik Akbar 22411011

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Program Studi S1 Manajemen

2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. Atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa penulis
mengucapkan terima kasih terhadap dosen pengampu dari mata kuliah Etika
Bisnis, Ibu Tri Darma Rosmala Sari SE., MS.AK. jika bukan karenanya penulis
sendiri tidak akan mengetahui betapa pentingnya etika dalam berbisnis.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan
pengalaman bagi pembaca. Penulis berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari oleh pembaca.

Bagi penulis sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
penulis. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Lampung, Oktober 2023

Penyusun

Rizki Taufik Akbar


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Melihat perkembangan bisnis yang semakin berkembang dan mengglobal


menjadikan para pelaku usaha semakin berorientasi pada keuntungan yang
menyebabkan para pelaku usaha semakin tersisih dari nilai-nilai kemanusiaannya,
maka hendaknya mereka memahami betapa pentingnya etika bisnis menjadi salah
satu solusi untuk menyelesaikan permasalahan terkait pelanggaran etika bisnis.

Penerapan prinsip-prinsip etika dalam berbisnis hendaknya dilaksanakan


semaksimal mungkin bagi masyarakat yang menggemari aktivitas bisnis, agar
keadaan tersebut benar-benar dapat ditransfer ke dunia nyata dan aktivitas bisnis
yang berdasarkan etika tidak dapat dipungkiri lagi. Hal tersebut sebenarnya harus
menjadi bagian dari praktik bisnis yang benar-benar dapat membawa keberkahan
bisnis.

Etika sebenarnya merupakan bagian dari identitas filsafat, yang


menekankan nilai-nilai rasional dalam berpikir dan mengkritik norma dan nilai
serta hakikat moralitas. Landasan etika adalah menilai suatu perbuatan baik atau
buruk, sedangkan berbicara norma adalah uraian alasan mengapa suatu perbuatan
dianggap baik atau buruk.

Jadi ada perbedaan antara moralitas dan etika. Norma adalah nilai-nilai
tentang baik dan buruk, sedangkan etika adalah refleksi kritis dan penjelasan
rasional mengapa sesuatu itu baik dan buruk. Menipu orang lain itu buruk. Hal ini
terjadi pada tingkat moral, selama pemeriksaan kritis dan rasional mengenai
mengapa menipu itu buruk dan apa pembenarannya pada tingkat etika.

Pernyataan etis erat kaitannya dengan agama. Perilaku tidak etis sangat
berbanding terbalik dengan prinsip-prinsip hukum Islam yang menjadi dasar
kegiatan ekonomi Islam. Memang benar bahwa keyakinan beragama tidak dapat
sepenuhnya dipisahkan dari realitas aktivitas manusia sehari-hari, baik komersial
maupun sosial.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) etika artinya ilmu


tentang baik dan apa yang buruk mengenai hak dan kewajiban moral ataupun
akhlak. Etika berasal dari kata ethos ataupun Bahasa Yunani yang berarti suatu
karakter, watak kesusilaan ataupun adat istiadat kebiasaan. Etika menurut
pendapat Webster Dictionary yang dilihat dari etimologis adalah sesuatu baik dan
yang buruk, dimana tugas kewajiban moral mengenai suatu Kumpulan dengan
prinsip yang di nilai dari moral. Moral suatu aturan yang mengenai sikap dari
perilaku juga tindakan yang dilakukan manusia yang yang ada dimasyarakat.
Etika tidak akan memberikan suatu ajaran, melainkan akan memeriksa suatu
kebiasaan, nilai, norma dan pandangan moral secara kritis.

Etika Bisnis adalah prinsip moral yang dijadikan sebagai panduan untuk
Bisnis yang dijalankan. Sehingga semua aspek yang ada kaitannya dengan Bisnis
juga dapat menjalankan Bisnis sesuai nilai, norma, adil, sehat, professional, baik
seluruh orang di Perusahaan yang ada di dalam mitra kerja, klien pemegang
saham, pelanggan juga Masyarakat luas(Umiatun, 2022).

A. Sistem Ekonomi
Sistem ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan pendapatan yang
berdapak pada kehidupan masyarakan dalam jangka Panjang maupun jangka
pendek.

Beberapa pendapat para ahli yang terkait dengan sistem ekonomi antara lain:

1. Chester A Bemand mengatakan bahwa:


“sistem ekonomi adalah suatu kesatuan yang terpadu yang secara
kolestik yang didalamnya ada bagian-bagian dan masing-masing
bagian itu memiliki ciri dan batas tersendiri”
2. Dumatry (1996) mengatakan bahwa:

“sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin


hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat
kelembagaan dalam suatu ketahanan”.

B. Macam-Macam Sistem Ekonomi

Ada 4 macam sistem ekonomi di Indonesia, yaitu:

1) Sistem ekonomi Tradisional

Dalam sistem ekonomi tradisional kegiatan ekonomi masih menggunakan


tradisi turun-temurun yang berlaku dalam suatu Masyarakat dan telah menjadi
nilai budaya setempat. Kegiatan produksi dalam sistem perekonomian tradisional
dilakukan secara bergotongroyong dan bersifat kekeluargaan. Adapun ciri- ciri
dari sistem ekonomi tradisional antara lain adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan produksi umumnya mengelola tanah dan mengumpulkan


benda yang disediakan alam
b. Alat produksi masih sederhana
c. Sengat tergantung pada alam
d. Hasil produksi untuk kebutuhan minimal dan bersigat homogen
e. Hasil industry berupa hasil kerajinan tangan
f. Belum mengenal tukar menukar secara kredit (Kardiman, 2006:78)

2) Sistem Ekonomi Terpusat


Sistem ekonomi terpusat yang disebut juga sistem ekonomi sosialis
adalah suatu sistem ekoknomi dimana seluruh sumber daya dan
pengolahannya direncanakan dan dikendalikan oleh pemerintah.
Ciri-ciri dari sistem ekonomi terpusat adalah:
a. Seluruh sumber daya dikuasai oleh negara
b. Produksi dilakukan untuk kebutuhan Masyarakat
c. Kegiatan ekonom direncanakan oleh negara dan diatur pemerintah
secara terpusat
d. Hak milik individu tidak diakui (Kardiman, 2006:79)

3) Sistem Ekonomi Liberal

Sistem ekonomi liberal disebut juga ekonomi pasar, yaitu sistem


ekonomi di mana pengelolaan ekonomi diatur oleh kekuatan pasar
(permintaan dan penawaran). Sistem ekonomi ini mengehendaki adanya
kebebasan individu dalam melakukan kegiatan ekonomi. Artinya, sitiap
individu diakui keberadaanya dan mereka bebas bersaing. Ciri-ciri dari sistem
ekonomi liberal adalah:

a. Adanya pengakuan terhadap hak individu


b. Setiap manusia adalah homo economicus
c. Kedaulatan konsumen dan kebebasan dalam konsumsi
d. Menerapkan sistem persaingan bebas
e. Motif mencari laba terpusat pada kepetingan sendiri
f. Peranan pemerintah dibatasi (Kardiman, 2006:80)
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

etika dan ekonomi memiliki keterkaitan uang erat, dimana pada awalnya
ekonomi merupakan bagian dari permasalahan etika. Dalam kondisi tersebut
setiap perilaku eknonomi harus mengacu pada etika sebagai pandangan hidup
tentang mana yang benar dan yang salah. Sementara etika sendiri sebagai suatu
standar benar dan salah, muncul dalam berbagai ragam pemikiran, khususnya para
filosof yang kemudian berpengaruh terhadap perbedaan pandangan tentang benar
salahnya suatu perilaku ekonomi.

Pada kenyataannya masalah ekonomi akan selalu sapai pada titik temunya
dengan etika, karena yang menjadi subyeknya adalah manusia dalam suatu
Masyarakat yang tidak bisa terlepas dari suatu pandangan etis dan ketika telah
terbentuk sistem ekonomi maka akan dapat dilihat elemen dasarnya apakah sistem
ekonomi tersebut bertentangan atau tidak dengan pandangan etis yang ada. Hal ini
berarti bahwa etika memiliki tempat sekaligus ikut mengarahkan kegiatan
ekonomi yang ada dalam suatu sistem ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA

Andika, Rizky, et al. "Etika Bisnis dalam Ekonomi Islam." Al-Sharf: Jurnal
Ekonomi Islam 2.1 (2021): 47-53.

Sajadi, Dahrun. "AGAMA, ETIKA DAN SISTEM EKONOMI." El-Arbah:


Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Perbankan Syariah 3.02 (2019): 1-17.

Salam, Abdul. "Interrelasi Antara Etika dan Sistem Ekonomi (Studi Pemikiran
Ekonomi Ibnu Khaldun)." JESI (Jurnal Ekonomi Syariah
Indonesia) 1.2 (2016): 31-44.

Anda mungkin juga menyukai