Anda di halaman 1dari 9

AGAMA

ETIKA DAN BUDAYA DALAM EKONOMI

Nama :

I Putu Sisna Armawan (1607532042)


I Made Hari Wicaksana (1607532039)
Kadek Wahyudi (1607532059)
S. Agus Andy Surya Dharma (1607532074)
Ida Bagus Pramayoga (1607532075)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Udayana
ETIKA DALAM KEGIATAN EKONOMI

A. Pengertian Etika
Secara etimologi etika berasal dari bahasa Yunani yaitu “ethos” yang berarti sikap cara
berpikir,watak, kesusilaan atau adat. Jadi secara etimologis etika adalah ajaran atau ilmu tentang
adat kebiasaan yang berhubungan dengan baik atau buruk,yang telah disepakati bersama
mengenai sikap, perbuatan , kewajiban dan yang lainnya.
Hal itu menggambarkan bahwa etika sangat berkaitan erat dengan moral, tanggung jawab dan
keadilan sosial.

Etika yang dimiliki individu secara luas mencerminkan karakter dari organisasi pelaku ekonomi.
Etika menjelaskan tentang standard an norma perilaku agar terciptanya hubungan yang harmonis
antar perilaku ekonomi dan nilai-nilai etika akan mengarahkan dan memotivasi para pelaku
ekonomi untuk menjalankan kewajiban dan mencegah para pelaku ekonomi dari perilaku
menyimpang yang merugikan pelaku lainnya

B. Indikator Etika dalam kegiatan Ekonomi


Dari sudut pandang etika dalam kegiatan ekonomi, maka untuk mengatur dan mengawasi para
pelaku ekonomi dalam menjalankan kegiaatan ekonominya agar tidak menyimpang maka
ditentukanlah beberapa indicator seperti : indicator hukum, indicator ajaran agama,dan indicator
budaya
1. Indikator hokum.
Berdasarkan indicator hukum, pelaku ekonomi ddituntut untuk mematuhi segala norma hukum
yang berlaku dalam menjalankan kegiatan ekonominya
2. Indikator Agama
Pelaku ekonomi dianggap beretika bila dalam pelaksanaannya mengikuti nilai nilai yang
diajarkan oleh agama yang dianutnya
3. Indikator Budaya
Setiap pelaku ekonomi melakukan kegiatan ekonominya yang didasari oleh nilai nilai budaya
dan adat istiadat sekitar

C. Prinsip Etika Dalam Kegiatan Ekonomi


Secara umum prinsip yang dipakai sama dengan kehidupan sehari hari yaitu :
1. Prinsip Kejujuran
Kejujuran adalah modal utama untuk memperoleh kepercayaan dari pelaku ekonomi lainnya,
baik itu kepercayaan komersial, material ataupun moril.
2. Prinsip Keadilan
Dalam hal keadilan, para pelaku ekonomi menjalankan kegiatan ekonomi nya secara adil sesuai
dengan aturan dan criteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggungjawabkansehingga
tidak ada pihak yang merasa dirugikan
3. Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini mengarahkan untuk menjaga nama baik tidak menjelekan pihak pihak pelaku
ekonomi lain nya dalam berbagai hal.
Dari semua prinsip itu, prinsip keadilan lah yang paling penting, karena didalamnya telah
mewakili prinsip prinsip lainnya.
Pemikiran etika dalam ekonomi Islam dengan landasan bahwa Islam adalah agama yang
sempurna yang merupakan ajaran dan nilai-nilai yang dapat mengantarkan manusia menuju
kebahagiaan dunia akhirat, etika bisnis dalam islam tidak jauh berbeda dengan yang lainnya.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa etika dalam kehidupan berekonomi adalah norma-
norma atau kaidah etik yang dianut, baik sebagai organisasi ataupun interaksinya
Prinsip etika berekonomi menurut al-Quran :
1. Melarang bisnis yang dilakukan dengan proses kebatilan (QS. An-Nisa:30) perilaku ekonomi
harus didasari pada kerelaan dan keterbukaan antara kedua belah pihak tanpa ada pihak yang
dirugikan. Orang yang berbuat batil temasuk perbuatan aniaya, melanggar hak dan berdosa besar
(QS. An-Nisa:30)
2. Dalam kegiatan berekonomi tidak boleh mengandung riba (QS> Al-Baqarah:275)

A. Kesimpulan
Dalam kondisi perekonomian dunia yang semakin kompetitif dan liberal seperti sekarang ini,
yang tidak jarang menimbulkan iklim persaingan yang tidak sehat, kita sebagai Bangsa Indonesia
memiliki landasan etika yang tanggung dan konsiten dalam menjalankan kegiatan ekonomi.
Etika ekonomi dapat menjadi batasan bagi aktivitas ekonomi yang dijalankan.

B. Saran
Tulisan ini dibuat untuk melengkapi tugas Filsafat Pancasila, untuk itu kepada para pembaca
diharapkan untuk mengevaluasi dan menambahkan untuk menyempurnakannya agar dapat
memperluas pengetahuan pembaca lainnya
PENGARUH BUDAYA DALAM EKONOMI

A. Pengertian
1[1]Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum dan adat-istiadat dan lain-lain kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang
didapatkan manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang
berisikan kewajiban-kewajiban, larangan-larangan dan tindakan-tindakan yang diizinkan.
Kebudayaan itu bersifat spesifik sebab aspek ini menggambarkan pola kehidupan. Setiap
kesatuan masyarakat pola kehidupannya berbeda. Masyarakat adalah orang-orang yang hidup
bersama, yang menghasilkan kebudayaan. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama.
Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan, oleh karena setiap anggota kelompok
merasa dirinya terikat satu dengan lainnya. Keterikatan ini menyebabkan kebudayaan memiliki
pengaruh bagi setiap perilaku masyarakat.
Oleh karena itu, kebudayaan memiliki pengaruh yang kuat bagi setiap tindak tanduk
masyarakat yang hidup didalamnya. Akibat pengaruh ini, seringkali terjadi masalah didalamnya.
Salah satunya adalah masalah ekonomi. Kebudayaan yang tidak sesuai bisa saja menjadi salah
satu penyebab kemiskinan di masyarakat.
2[2]Ekonomi adalah suatu pokok bagian dari masyarakat jaman ini, pada itu
kebanyakan sarjana sosiologi setuju. Di samping menjadi institusi sosial dalam kepunyaan benar
nya ,itu juga berperan untuk yang administratif, bidang pendidikan, etis, sah/tentang undang-
undang, dan organisasi masyarakat religious, singkatnya, bangunan bagian atas yang sosial itu.
Hanyalah dinamis hubungan ini dan bagaimana ditentukan adalah sesuatu yang debat teoritis.
Sarjana sosiologi yang klasik Marx, Durkheim, dan Weber adalah yang pertama untuk
menyelidiki hubungan itu antara ekonomi dan masyarakat di dalam yang ke sembilan belas dan
awal abad ke dua puluh, masing-masing mengembangkan sudut pandang berbeda berdasar pada
posisi teoritis masing-masing mereka. Seperti akan jadi terperinci, Marx memandang ekonomi
itu sebagai dasar yang menentukan bangunan bagian atas yang sosial; Durkheim memandang
ekonomi itu sebagai salah satu dari sejumlah institusi sosial yang menyusun;merias suatu
masyarakat, sedangkan Weber memandang ekonomi itu pada sebagian sebagai suatu perluasan
dari kepercayaan religius. Marx, Durkheim, dan Weber membentuk itu pondasi bagi sosiologi
klasik dan menyediakan teori brilian dan analisa yang masih diperdebatkan hari ini semua tiga
setuju bahwa ekonomi sangat utama suatu peristiwa sosial dan untuk pantas studi sedemikian.

B. Pengaruh Budaya dalam Produksi


3[3]Kaidah-kaidah kebudayaan mencakup bidang yang luas sekali. Berlakunya kaidah
dalam suatu kelompok manusia tergantung pada kekuatan kaidah tersebut sebagai petunjuk
tentang seseorang bagaimana harus berlaku. Artinya, sampai berapa jauh kaidah-kaidah tersebut
dapat diterima oleh anggota kelompok, sebagai petunjuk prilaku yang pantas. Apabila manusia
sudah dapat mempertahankan diri dan menyesuaikan diri pada alam, juga telah dapat hidup
dengan manusia-manusia lain dalam suasana damai, timbullah keinginan manusia untuk
menciptakan sesuatu untuk menyatakan perasaan dan keinginannya kepada orang lain, yang juga
merupakan fungsi kebudayaan. Dengan demikian, fungsi kebudayaan sangat besar bagi manusia,
yaitu untuk melindungi diri terhadap alam, mengatur hubungan antarmanusia dan sebagai wadah
segenap perasaan manusia.
Kebudayaan mengisi serta menentukan jalannya kehidupan manusia. Walaupun hal itu
jarang disadari oleh manusia sendiri, namun tak mungkin seseorang mengetahui dan meyakini
seluruh unsur kebudayaannya. Betapa sulitnya bagi seorang individu untuk menguasai seluruh
unsur-unsur kebudayaan yang didukung oleh masyarakat sehingga seolah-olah kebudayaan
dapat dipelajari secara terpisah dari manusia yang menjadi pendukungnya.
4[4]Dalam membahas budaya dalam produksi ada tiga level penelitian yang dapat
dilakukan, yaitu
1. Budaya Organisasi
Penelitian tentang budaya organisasi menurut di maggio (1994) dapat dilakukan ddengan
empat pendekatan yaitu
a. Pendekatan kognitif
Pendekatan ini menekankan kepada peranan kebiasaan,rutin, dan standar prosedur
pelaksanaan dalam kehidupan organisasi.
Kesemuanya itu merupakan budaya organisasi yang memudahkan pengambilan kebijakan
organisasi yang memudahkan pengambilan kebijaksanaan organisasi dan pemecahan
permasalahan yang ada.
b. Pendekatan simbolisme ekspresif dan norma-norma organisasi
Pendekatan ini memfokuskan perhatian pada aspek symbol dan norma yang terdapat
dalam suatu perusahaan sehingga memotivasi pekerja untuk melakukan aktivitasnya.Misalnya
perayaan ulang tahun perusahaan bisa dilakukan oleh perusahaan besar dan perusahaan swasta
asing di Indonesia seperti raja wali citra televise atau BASF.
c. Pendekatan budaya produksi dan manajemen
Pendekatan ini memandang bahwa terdapat perbedaan antara oran-orang yang terlibat
dalam produksi dan mereka yang terlibat dalam manajemen.

d. Pendekatan legitimasi dan keefektifan


Pedekatan ini melihat bahwa bagaimana legitimasi dan keefektifan organisasi
berhubungan dengan lingkungannya

2. Budaya Kelas Sosial Dalam Ekonomi


5[5]Penelitian budaya dalam kelas social seperti yang diajukan di maggio (1994) dapat
dilakukan dalam tiga bidang penelitian
a. Penelitian tentang kelas bawah
Penelitian ini dapat dilakukan pada masalah bagaimana peranan sosialisasi dan ikatan
budaya dalam mempertahankan solidaritas, mengizinkan tindakan ekonomi atau politik tertentu.
b. Penelitian tentang propesional dan manejer
Penelitian ini berkisar pada bagaimana budaya yang dimiliki oleh anggota-anggota kelas
ini memberikan kemampuan kepada mereka untuk melakukan mobilitas (pekerjaan dan sosial).
c. Penelitian tentang kelas pekerja
Penelitian ini berkisar pada bagaimana bahasa,rasa,definisi tentang kehormatan,norma
hokum,dan item budaya lainnya mempengaruhi perilaku seperti motivasi kerja.
6[6]Misalnya Budaya Nyumbang di Jawa,bagi masyarakat Jawa tentu tidak asing dengan
budaya nyumbang. Budaya ini sudah begitu akrab di telinga kita. Nyumbang biasanya dilakukan
dengan membantu kerabat, tetangga, teman, saudara yang sedang punya hajat, entah itu hajat
melahirkan, mantu (mantenan), sunatan, maupun kematian. Bentuk sumbangan bisa berwujud
uang, barang, tenaga maupun pikiran.
Semula nyumbang sebagai sesuatu yang bernilai agung, wujud solidaritas sosial
masyarakat guna mengurangi beban warga yang sedang hajatan. Ketika ada tetangga, rekan atau
kerabat yang sedang punya hajat, masyarakat sekitar secara suka rela membantunya, sehingga
warga yang hajatan tidak terlalu terbebani. Masyarakat Jawa warna budayanya sangat kental.
Hampir setiap tahapan kehidupan bisa dipastikan ada ritual-ritual yang mesti dijalankan, sejak
lahir, sunatan, hamil, melahirkan, ritual kematian hingga pascakematian. Jika perayaan ritual ini
semua ditanggung sendirian, akan memakan biaya yang tidak sedikit.
Seiring perjalanan waktu, tradisi nyumbang ikut mengalami pergeseran nilai. Tradisi
yang semula bernilai solidaritas sosial tinggi ini pada akhirnya mengalami proses
kapitalisasi. Nyumbang yang awalnya kental dengan nuansa solidaritas organis,
solidaritas berdasarkan ketulusan, telah berubah menuju solidaritas mekanis, solidaritas
berdasarkan untung rugi. Penyelenggaraan hajatan tidak lagi semata-mata wujud akan ketaatan
kepada tradisi, namun kepentingan-kepentingan ekonomi ikut bermain. Tradisi nyumbang sudah
bergeser dari orientasi sakral menuju kepentingan uang.
Dari dua contoh kasus diatas, dapat kita bayangkan betapa besarnya biaya yang
dibutuhkan untuk acara-acara semacam itu, belum lagi mereka harus memotong hewan kurban.
Satu ekor sapi saja bisa dikatakan tidak cukup dalam prosesi adat itu, minimal dua ekor sapi
untuk dipergunakan dalam acara tersebut yang akan disuguhkan kepada semu undangan yang
hadir. Menariknya lagi, ketika akan dilaksanankan acara hajatan semacam itu, tidak mengenal
apakah orang tersebut kaya atau miskin, kondisi acaranya berbeda, suguhannya pun juga tidak
jauh berbeda. Orang kaya memotong kerbau, orang miskin pun memotong kerbau. Inilah kondisi
yang terjadi di tengah-tengah masyarakat danterjadi secara turun-temurun. Bahkan untuk
melaksanakan prosesi tersebut masyarakat rela untuk meminjam uang, menggadaikan apa yang
dimiliki, serta menjual harta keluarga. Sehingga biaya ritual tinggi menjadi sebuah kebiasaan
turun temurun, yang berdampak pada tingkat ekonomi masyarakat khususnya masyarakat
pedesaan.
Ritual sebagai perwujudan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dalam konteks
adat, budaya rasa syukur tidak cukup hanya dengan lisan, namun perlu diwujudkan dalam bentuk
upacara ritual dan kalimat syukur itu diucapkan berbarengan dengan acara ritual.
Tidak sebanding dengan nilai kepuasan bathin yang sulit diukur, nilai negative yang
ditimbulkan oleh acara adalah sebagai sebuah pemborosan, yang menyebabkan kemiskinan yang
berdampak pada :
 Timbulnya hutang7[7]
 Hidup dalam pas-pasan tanpa memperhatikan gizi makanan karena sebagian penghasilan
disimpan untuk persiapan hajatan
 Menggadaikan hak miliknya untuk kepentingan ritual
 Budaya gengsi

3. Budaya Antar Bangsa


8[8]Penelitian tentang budaya antar bangsa melihat bagaimana perbedaan budaya antar
bangsa menyebabkan perilaku ekonomi.Bidang penelitian ini memperhatikan perbedaan isi dari
naskah dan kategori-kategori yang melekat dalam bahasa dan ditanamkan lewat media sosialisasi
misalnya system pendidikan dan media massa.Penelitian tentang perbedaan budaya jepang dan
Amerika memperlihatkan perbedaan budaya kerja seperti pekerja-pekerja jepang lebih lama jam
kerjanya,lebih sedikit absen,lebih sedikit alih pekerjaan,dan lebih sedikit melakukan protes
dibandingkan pekerja-pekerja amerika.
Saat dunia bergerak ke arah yang lebih masyarakat global, kita melihat hubungan budaya yang
lebih dan lebih lintas. Banyak orang tua mengatakan bahwa hubungan ini tidak akan bekerja
karena tidak wajar, dan kadang-kadang berpikir ini mempengaruhi beberapa sangat stabil. Jadi
untuk melihat apakah hubungan lintas budaya Anda memiliki tembakan bekerja, periksa daftar
periksa singkat tapi penting. Hubungan Anda bahkan akan lebih kuat untuk itu dalam jangka
panjang. Inilah yang harus Anda ketahui tentang mempersiapkan diri bagi Pernikahan lintas
budaya. Terlalu banyak orang menganggap bahwa budaya mereka sampai ke "menang," terutama
jika latar belakang mereka adalah satu mayoritas di mana mereka tinggal. Anda mungkin
berpikir keluarga Anda tidak akan memiliki masalah, atau mengharapkan mereka untuk memiliki
kecocokan. Dalam kedua kasus, ada kemungkinan mereka akan mengejutkan Anda. Intinya
adalah bahwa sering kali ada tarik alami untuk wanita dari yang lain budaya dan sebaliknya dan
cara sedang dibuat lebih populer dan diterima oleh jaringan sosial yang berlimpah tengah hari
ini. Jika saya mencari suatu hubungan dan satu tidak mengembangkan online saya akan naik
pesawat cepat untuk bertemu dengannya untuk melihat apakah itu hanya kelakar online. Bahkan
saya tidak akan mencari hubungan secara online, itu hanya bukan cara saya. Ketika saya pertama
kali pergi ke Rusia, aku benar-benar hilang! Setiap aspek dari bagaimana mereka melakukan hal-
hal yang asing bagiku. Saya tidak melakukan apa-apa dengan benar, dan istri saya mengancam
saya terus-menerus karena saya biasanya malu sangat banyak. Rasanya seperti hidup pada roller
coaster emosional, tapi saya bertahan dan matang menjadi orang yang lebih stabil dan percaya
diri karena itu. Ini adalah cara yang sangat efektif untuk memastikan komunikasi budaya akurat
lintas telah terjadi. Hindari Slang Bahkan orang asing yang paling berpendidikan tidak akan
memiliki pengetahuan yang lengkap slang, idiom dan ucapan. Bahayanya adalah bahwa kata-
kata akan dipahami tetapi artinya tidak terjawab. Berikut adalah beberapa strategi untuk
meningkatkan komunikasi lintas-budaya. Perubahan perspektif. Anda melihat orang-orang,
tempat, dan hal sehari-hari meskipun lensa sendiri budaya Anda. Lihat apa yang Anda dapat
belajar dengan mencoba pada lensa budaya orang lain. Berhati-hati. Menjadi sadar berarti
"sepenuhnya hadir" dan mendengarkan apa dan bagaimana informasi yang dikomunikasikan.
Mendidik diri sendiri. Perjalanan. Ambil kelas atau seminar. Dapatkan keluar dari zona
kenyamanan Anda. Masuk ke komunitas Anda. Dalam rangka membangun kuat hubungan lintas-
budaya, mengundang kenalan baru Anda untuk berbagi makan dengan Anda. Makanan
memegang peranan penting dalam kehidupan orang-orang dari semua lapisan masyarakat.
Mengambil waktu untuk menikmati makan siang atau makan malam dengan teman yang baru
calon. Mengembangkan hubungan lintas-budaya tidak mudah. Artikel ini telah membahas lima
tips untuk membangun Persahabatan dengan orang-orang dari semua lapisan kehidupan. Saran
saya tentang situasi visa adalah bahwa jika Anda bertemu seseorang dari negara lain yang ada di
sini dengan visa pengunjung atau bentuk lain dari visa dan Anda merasa bahwa Anda mungkin
sangat serius tentang mereka, berpikir tentang menikah sebelum mereka meninggalkan negara
itu.9[9]

A. Kesimpulan
Yang dimaksud dengan ekonomi menurut Marx suatu pokok bagian dari masyarakat
zaman ini, pada itu kebanyakan sarjana sosiologi setuju.
Adapun pengaruh budaya dalam produksi adalah
1. Budaya dalam organisasi
a. Pendekatan kognitif
b. Pendekatan simbolis
c. Pendekatan budaya produksi dan manajemen
d. Pendekatan legitimasi
2. Budaya kelas social
a. Penelitian tentang kelas bawah
b. Penelitian tentang professional dan manejer
c. Penelitian tentang kelas pekerja
3. Budaya dan antar bangsa

DAFTAR PUSTAKA

Damsar “Sosiologi ekonomi” Ed. Revisi cet. 2 Jakarta PT. Raja grafindo persada 2002
Weber Max,(1922) 1978,economy and society: An outline of interpretative sociology. Vol 2.berkeley:
university of california press.
http://anggitawidasari.wordpress.com/2012/05/07/pengaruh-kebudayaan-terhadap-kehidupan
ekonomi-masyarakat-pedesaan/
http://id.prmob.net/antar-budaya/rusia/hubungan-interpersonal-2198166.html
Bertens, K., 1997. Etika, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Dwi Suwikyo, 2010. Ayat-ayat Ekonomi Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Ernawan Erni, 2011. Business Ethics, Bandung : Alfabeta
https://www.academia.edu/8398801/makalah_etika_bisnis

Anda mungkin juga menyukai