Anda di halaman 1dari 6

Mu’amalat: Jurnal Kajian Hukum Ekonomi Syariah Mu’amalat: Jurnal Kajian Hukum Ekonomi Syariah

Etika Bisnis Dalam Perspektif Pemikiran Al Ghazali suatu kelompok masyarakat akan dapat membimbing dan
mengingatkan anggota-anggotanya kepada suatu tindakan yang
terpuji (good conduct) yang harus selalu dipatuhi dan
Ahmad Mawardi1 dilaksanakan.
Etika didalam bisnis sudah tentu harus disepakati oleh
ABSTRAK orang-orang yang berada dalam kelompok bisnis serta kelompok
Etika dalam diri manusia berperan sebagai rambu-rambu yang yang terkait lainnya. Karena untuk mewujudkan etika dalam
dihasilkan dari kesepakatan suatu kelompok masyarakat. berbisnis perlu pembicaraan yang transparan antar semua pihak,
Etika ini mengatur berbagai hal, mulai dari kegiatan sosial baik pengusaha, pemerintah, masyarakat maupun bangsa lain
hingga ekonomi. Adanya etika membuat manusia menjadi agar jangan hanya satu pihak saja yang menjalankan etika
“manusia” yang menjadikannya beda dengan makhluk hidup sedangkan pihak lain berpijak kepada apa yang mereka inginkan.
lainnya. Pada penelitian ini penulis mencoba untuk mengurai Artinya kalau ada pihak terkait yang tidak mengetahui dan
etika bisnis dari perspektif ulama Al-Ghazali. Penelitian ini menyetujui adanya etika moral dan etika, jelas apa yang
merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan study
disepakati olrh kalangan bisnis tadi tidak akan pernah bias untuk
Pustaka.
diwujudkan. Jadi jelas, untuk menghasilkan suatu etika didalam
Menurut Al-Ghazali, penimbunan merupakan salah satu
contoh perilaku tidak beretika dari kegiatan ekonomi berbisnis yang menjamin adanya kepedulian antara satu pihak
manusia. Hal ini karena akan menghambat jalannya dan pihak lain tidak perlu pembicaraan yang bersifat global yang
perekonomian. Kemudian dengan adanya pasar adalah mengarah keapda suatu aturan yang tidak merugikan siapapun
keteraturan alami dimana manusia menjalankan aktivitas dalam perekonomian.2
ekonomi. Etika sebagai ajaran baik-buruk, benar-salah atau ajaran
Kata Kunci: Etika Bisnis, Al-Ghazali, Penimbunan, tentang moral khususnya dalam prilaku dan tindakan-tindakan
Pasar Islami ekonomi, bersumber terutama dalam ajaran agama. Itulah
sebabnya banyak ajaran dan paham dalam ekonomi barat
menunjuk pada kitab injil (bibel) dan etika ekonomi Yahudi
Pendahuluan
banyak menunjuk pada Taurat. Demikian pula etika ekonomi
Berawal dari moral yang merupakan sesuatu yang
islam termuat dalam lebih dari seperlima ayat-ayat yang dimuat
mendorong orang untuk melakukan kebaikan, etika bertindak
dalam Al Qur’an. Namun jika etika agama Kristen-protestan
sebagai rambu-rambu (sign) yang merupakan kesepakatan
telah melahirkan semangat (spirit) kapitalisme, jika kapitalisme
secara rela dari semua anggota suatu kelompok. Dunia bisnis
menonjolkan sifat individualism dari manusia, dan sosialisme
yang bermoral akan mampu mengembangkan etika
pada kolektivisme, maka islam3 menekankan empat sifat
(patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan bisnis yang
sekaligus, kesatuan, keseimbangan, kebebasan dan tanggung
seimbang, selaras dan serasi. Etika sebagai rambu-rambu dalam
2
http://hadisugito.fadla.or.id/2005/11/10/etika-bisnis-di-perusahaan/130108
1 3
BTM Sakinah Mandala Perkasa Praya http://www.ekonomirakyat.org/edisi_1/artikel_4htm.180107
https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/muamalat 67
111 112 https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/muamalat
68
Mu’amalat: Jurnal Kajian Hukum Ekonomi Syariah Mu’amalat: Jurnal Kajian Hukum Ekonomi Syariah

jawab. mendefinisikan bisnis sebagai aktivitas jual beli barang dan jasa.
Oleh karena itu dari sedikit prakata di atas pemakalah Straub&Attner mendefinisikan bisnis adalah suatu organisasi
mencoba membahas tentang etika bisnis dalam pandangan Al yang menjalankan aktivitas produksi dan penjualan barang dan
Ghazali. Beliau seorang ulama besar yang sebagian orang jasa yang diinginkan oleh konsumen untuk memperoleh profit
mengenal dirinya sebagai seorang sufi padahal pandangan- Etika dan bisnis kenyataannya dipahami sebagai dua hal
pandangannya tentang ekonomi sudah tidak diragukan lagi. yang terpisah bahkan tidak ada kaitan, karena praktek bisnis
merupakan kegiatan yang bertujuan maencapai laba sebesar-
Pembahasan besarnya dalam situasi persaingan bebas. Sebaliknya etika bila
Konsep etika bisnis berasal dari bahasa Yunani, yang diterapkan dalam dunia bisnis dianggap akan mengganggu upaya
dalam bentuk tunggal adalah ethos yang artinya kebiasaan, mencapai tujuan bisnis.8
akhlak atau watak. Menurut Issa Rafiq Beekun, etika dapat Namun bukanlah dalam pandangan al Qur’an bisnis telah
didefinisikan sebagai seperangkat prinsip moral yang menyatu dengan nilai-nilai etika itu sendiri. Al Qur’an secara
membedakan yang baik dan buruk.4 Etika adalah bidang ilmu jeelas menggambarkan prilaku-prilaku bisnis yang tidak etis,
yang bersifat normative karena ia berperan menentukan apa yang dapat ditelusuri dari muara kebathiulan dalam bisnis. Jadi
yang harus dilakukan atau tidak dilakukan oleh seorang apakah bisnis memerlukan etika? Ketika etika dipahami sebagai
individu. seperangkat prinsip moral yang membedakan apa yang benar dari
Etika (akhlak) menurut Al Ghazali adalah keadaan batin apa yang salah, maka etika diperlukan dalam bisnis.
yang menjadi sumber lahirnya suatu perbuatan dimana Sebagaimana diketahui, bisnis adalah suatu serangkaian peristiwa
perbuatan itu lahir secara sepontan, mudah, tanpa menghitung yang melibatkan pelaku bisnis yang memiliki kecendrungan
untung rugi. Orang yang berakhlak baik, ketika menjumpai untuk tabrakan kepentingan, saling menghalalkan cara dalam
orang lain yang perlu ditolong maka ia secara spontan rangka memperoleh keuntungan sebanyak mungkin, bahkan
menolongnyatanpa sempat memikirkan resiko. Demikian juga saling membunuh, sehingga perilaku bisnis yang kuat kian
orang yang berakhlak buruk secara spontan melakukan mendominasi, sementara yang lemah terperosok disudut-sudut
kejahatan begitu peluang terbuka.5 ruang bisnis. Jadi etika bisnis adalah refleksi kritis dan rasional
Bisnis adalah sebuah aktivitas yang mengarah pada dari perilaku bisnis dengan memperhatikan moralitas dan norma
peningkatan nilai tambah melalui proses penyerahan jasa, untuk mencapai tujuan.
perdagangan atau pengolahan barang (produksi). 6 Menurut Tentang Al Ghazali
Skinner yang dikutip dari bukunya Muhammad, bisnis adalah Nama lengkapnya Abu Hamid ibn Muhammad ibn
pertukaran barang, jasa atau uang yang saling menguntungkan Muhammad ibn Taus Ahmad al-Tusi al-Syafi’i. ia lahir pada
atau member manfaat.7 Sementara Anoraga Soegiatuti tahun 450 H/1058 M di desa kecil bernama Ghazlah Thabran.
Kota Thus wilayah Khurasan (Iran). Ayahnya meninggal ketika
4
Muhammad, Etika Bisnis Islam. Yogyakarta. UPP-AMP YKPN, tt. 38 ia masih kanak-kanak. Kemudian bersama adiknya Ahmad, ia
5
http://health.groups.yahoo.com/group/tamanbintang/message/2441 diasuh oleh teman ayahnya yang kebetulan seorang tasawuf.
6
Ibid. 37
7 8
ibid Muhammd, Etika Bisnis….., 15
https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/muamalat 69
129 70
130https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/muamalat
Mu’amalat: Jurnal Kajian Hukum Ekonomi Syariah Mu’amalat: Jurnal Kajian Hukum Ekonomi Syariah

Sahabat ayahnya ini kemudian menyerahkan mereka kepanti date untuk zaman ini. Bahkan, beliau membicarakannya dalam
asuhan yang didirikan oleh Perdana Mentri Nizamul Mulk bukunya ihya ‘ulum al-din yang menjadi pegangan ahli-ahli
dikota Thus. Disinilah Al Ghazali belajar ilmu fiqh kepada tasawuf.
Imam Razaqani. Kemudian Al Gahzali pindah ke Naishabur dan Al Ghazali dalam bukunya ihya ‘ulum al-din juz III hal
belajar kepada Imam al-Juwaini yang dikenal Imam al- 219 menyebutkan hakikat dunia yang terdiri dari tiga unsure
Haramain, seorang teolog Asy’ariyah. Disamping belajar ilmu yakni benda-benda (materi), adanya bagian manusia dan
fiqh kepada guru ini, ia juga belajar ilmu kalam. Dari Naisabur pembangunan. Ia mengatakan:9
ia pindah ke Mu’askar dan berkenalan dengan Nizamul Mulk, “Ketahuilah, bahwa dunia ibarat dari adanya benda-benda
Perdana Mentri Bani Saljuk. (meteri), adanya bagian masing-masing manusia dan
Nizamul Mulk mengangkat Al Ghazali sebagai pengajar perlunya masing-masing manusia sibuk membangun. Inilah
pada tahun 1091 M di Madrasah al-Nizamiyah Baghdad yang tiga unsure yang diperlukan. Sebagian orang menduga
didirikan oleh Nizamul Mulk sendiri. Di kota Baghdad iniulah ia bahwa dunia dapat berdiri dengan salah satu unsure, padahal
menjadi terkenal, khalaqah pengajiannya semakin ramai. Ia pun bukanlah demikian”
menulis banyuak karya ilmiah. Pada tahun 1095 M Al Ghazali Unsur utama yang dikemukakan Al Ghazali ialah perlu
meninggalkan kedudukannya yang terhormat di Baghdad, adanya materi bagi hidup manusia didunia ini. Kemudian disusul
menuju Makkah. Kemudain untuk beberrapa waktu ia menetap unsure yang kedua yakni masing-masing orang memiliki bagian
di Damaskus, mengisolir diri untuk beribadat, berkontemplasi dari segala materi itu. Lalu unsure terakhir yang lebih penting
sebagai seorang sufi. Di puncak menara masjid Jami’ Damaskus ialah manusia harus sibuk mengadakan pembangunan. Ketiganya
ia memperoleh kesempurnaan tasawufnya. Diperkirakan dua tidak boleh dipisahkan harus saling mengisi dan saling
tahun lamanya Al Ghazali tinggal di Damaskus. Disini pula ia berhubungan.
mempunyai banyak kesempatan menulis karyanya yang Pada bagian lain diterangkan bahwa manusia sering lalai
monumental Ihya Ulum al-Din. Al Ghazali wafat pada tahun dan mempermainkan unsur-unsur itu, sehingga diperlukan
1111 M di kota Thus, kota dimana ia dilahirkan. adanya peraturan untuk memelihara dunia sebaik-baiknya. Al
Pemikiran-Pemikiran Al Ghazali Ghazali mengatakan “akan tetapi, karena kelalaian dan kejahilan
Pada umunya orang mengenal Al Ghazali sebagai manusia, Tuhan menjadikan peraturan dalam Negara dan
seorang ahli sufi terbesar, seorang ahli tasawuf yang membenci kepentingan untuk rakyat, bahkan semua urusan dunia diberi
dunia. Tidak seorangpun menggambarkannya sebagai seorang peraturan karena kelalaian dan pemikiran yang rendah itu. Kalau
politikus yang mempunyai konsepsi dalam soal kenegaraan dan semua orang berfikir sadar dan mempunyai kemauan baik
pemerintahan. Tidak banyak dikenal bahwa Al Ghazali tentulah semuanya menjadi orang-orang zuhud, orang-orang suci
membicarakan soal-soal ekonomi apalagi menyebutkan soal- didunia ini. Kalau tidak demikian, terlantarlah segala
soal perbankan. jalanperekonomian dan menjadi rusaklah semua manusai,
Namun demikian, Al Ghazali yang hidup abad ke-12 termasuk kaum zuhud yang suci itu.”
(450-505/1058-1111 M) membicarkan semuanya itu dengan
cara-cara yang logis dan modern, yang analisisnya masih up to 9
Abdullah Zaky Al-Kaaf, Ekonomi Dalam Persfektif Islam. Bandung. CV.
Pustaka Setia. 2002, 190
https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/muamalat 71
129 72
130https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/muamalat
Mu’amalat: Jurnal Kajian Hukum Ekonomi Syariah Mu’amalat: Jurnal Kajian Hukum Ekonomi Syariah

Al Ghazali mengajukan suatu teori saling dinar dan dirham menjadi perhiasan emas dan perak. Mereka
ketergantungan yang dizaman kita ini dikenal dengan inter- dikatakannya sebagai orang yang tidak bersyukur kepada sang
dependence “setiap manusia dalam kebutuhan hidupnya, saling pencipta dan kedudukannya lebih rendah daripada orang yang
bergantung satu sama lain. Kaum produsen yang menghasilkan menimbun uang. karena orang yang menimbun uang berarti
bahan makanan didesa memerlukan alat-alat industry yang menarik uang secara sementara dari peredaran, sedangkan
dihasilkan oleh pabrik di kota, dan keduanya memerlukan kaum meleburnya berarti menarik dari peredaran selamanya. 10
pedagang akan mengusahakan tukar menukar barang-barang Dalam teori moneter modern, penimbunan uang berarti
yang dibutuhkan oleh masing-masing pihak. Para konsumen memperlambat perputaran uang. ini berarti memperkecil
memerlukan barang-barang dari pihak produsen. Mereka terjadinya transaksi sehingga perekonomian lesu. Adapun
menjadi produsen karena menghasilkan macam-macam barang peleburan sama saja artinya dengan mengurangi jumlah
yang diperlukan, dan sekaligus menjadi konsumen karena penawaran uang yang dapat digunakan untuk melakukan
memerlukan barang-barang yang dihasilkan oleh orang lain.” transaksi.
Fungsi Uang Kemudian tentang uang palsu, Al Ghazali mengecam dan
Tujuh ratus tahun sebelum Adam Smith menulis buku beliau mengatakan bahwa mencetak atau mengedarkan uang
The Wealth of Nations, Al Ghazali telah membahas fungsi uang jenis itu lebih berbahaya daripada mencuri seribu dirham.
dalam perekonomian. Beliau menjelasakan, ada kalanya Alasannya, mencuri adalah dosa, sedangkan mencetak dan
seseorang mempunyai sesuatu yang tidak dibutuhkan dan mengedarkan uang palsu dosanya akan terus berulang setiap kali
membutuhkan sesuatu yang dimilikinya. Ya dalam ekonomi uang-uang tersebut digunakan dan akan merugikan siapapun
barter, transaksi hanya terjadi bila kedua pihak mempunyai dua yang menerimanya dalam jangka waktu lama.
kebutuhan sekaligus. Pihak pertama membutuhkan barang pihak Evolusi Pasar
kedua dan sebaliknya. Tidak bias dibayangkan jika aktivitas perdagangan hanya
Al Ghazali berpendapat, dalam ekonomi barter sekalipun mengandalakn pola barter atau kehidupan ekonomi terlalu
uang dibutuhkan sebagai ukuran nilai suatu barang. Misalnya, banyak diatur penguasa. Kemungkinan etrjadinya berbagai
onta senilai 100 dinar dan kain senilai sekian dinar. Dengan distorsi harga tentu sangat besar. Karena itulah pemikiran tentang
adanya uang sebagai ukuran nilai barang, uang akan berfungsi perlunya aktivitas perdagangan yang ditentuka oleh hokum
pula sebagai media penukaran. Namun uang tidak dibutuhkan permintaan dan penawaran, jauh sebelum munculnya ilmu
untuk uang itu sendiri. Uang diciptakan untuk melancarkan ekonomi modern telah diungkapkan oleh para pemikir islam.
pertukaran dan menetapkan nilai yang wajar dari pertukaran Salah satunya adlah pandangan Al Ghazali, beliau menyajikan
tersebut. Menurut Al Ghazali uang diibaratkan cermin yang penjabaran dengan rinci akan peranan aktivitas perdgangan dan
tidak punya warna tetapi dapat merefleksikan semua warna. timbulnya pasar yang harganya bergerak sesuai permintaan dan
(ihya, 4:91-93). penawaran. Bagi Al Ghazali pasar merupakan bagian dari
Merujuk pada Al Qur’an, Al Ghazali mengecam orang “keteraturan alami”. Secara rinci, beliau juga menerangkan
yang menimbun uang. dikatakannya orang tersebut sebagi
penjahat. Yang lebih buruk lagi adalah orang yang melebur 10
Adiwarman A Karim, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer. Jakarta.
Gema Insani. 2001, 54
https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/muamalat 73
129 74
130https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/muamalat
Mu’amalat: Jurnal Kajian Hukum Ekonomi Syariah Mu’amalat: Jurnal Kajian Hukum Ekonomi Syariah

bagaimana evolusi terciptanya pasar, “dapat saja pandai besi dan keperluan adanya pencetakan uang dengan perlunya usaha
tukang kayu hidup dimana lahan pertanian tidak ada, namun perbankan. Al Ghazali menulis selanjutnya “kemudian timbul
secara alami mereka akan saling memenuhi kebutuhan masing- lagi kebutuhan akan adanya percetakan (mata uang) pelukisan
masing. Dapat pula terjadi tukang kayu membutuhkan makanan, dan perhitungan. Kebutuhan itulah menimbulkan perlunya rumah
tetapi petani tidak membutuhkan alat-alat tersebut atau pembuatan mata uang dan kantor perbankan, dalam Ihya AL
sebaliknya. Keadaan ini menimbulkan masalah, oleh karena itu Ghazali menyebutnya dengan Sharafa dan Shayrafiy atau
secara alami pula orang akan terdorong untuk menyediakan Ahayarifah.”
tempat penyimpanan hasil pertanian dipihak lain. Tempat inilah Riba
kemudian yang didatangi pembeli sesuai dengan kebutuhannya Karena pekerjaan perbankan selalu menghadapi
masing-masing sehingga terbentuklah pasar. Petani, tukang kayu persoalan tukar menukar keuangan dan senantiasa berada
dan pandai besi yang tidak dapat melakukan barter juga dipinggir kota, Al Ghazali berulang kali memperingatkan agar
terdorong pergi kepasar. Bila dipasar tidak ditemukan orang para banker dan semua orang yang berhubungan dengan bank,
yang akan melakukan barter, ia akan menjual kepada pedagang berhati-hati terhadap dosa riba, ia menganjurkan agar berhati
dengan harga yang relatip murah untuk kemudian disimpan santun dan tidak kejam, berniat jujur dan memandang usahanya
sebagai persediaan. Pedagang kemudian menjualnya dengan sebagai fardhu kifayah demi keselamatan umat dan kemajuan
suatu tingkat keuntungan. Hal ini berlaku untuk setiap jenis mereka.11 “dan mereka membenci usaha perbankan karena
barang” (Ihya, III : 227). memelihara diri dari praktik riba sangatlah sukar. Lagi pula
Al Ghazali tidak menolak kenyataan bahwa dalam sifatnya yang lebih luas, pekerjaan bank bukan menuju
keuntunganlah yang menjadi motif perdagangan. Lebih lanjut Al barangnya tetapi pada kemajuannya dan kemajuannya itu baru
Ghazali menjabarkan pentingnya peran pemerintah dalam terjadi (sempurna) keuntungannya kalau pihak langganannya
menjamin keamanan jalur perdagangan demi kelancaran tidak mengerti secara mendalam tentang soal uang. oleh sebab
perdagangan dan pertumbuhan ekonomi. itu, sedikit sekali bank yang selamat dari dosa meskipun mereka
Walaupun Al Ghazali tidak menjelaskan permintaan dan sangat berhati-hati”12
penawaran dalam terminology modern, beberapa paragraph dari Sungguhpun ada peringatannya yang tajam, hal ini
tulisannya jelas menunjukkan bentuk kurva penawaran dan tidaklah berarti bahwa Al Ghazali mengecilakn peranan yang
permintaan. Untuk kurva penawaran yang “naik dari kiri bawah dimainkan oleh institusi perbankan dalam perekonomian. Al
ke kanan atas” dinyatakan oleh Al Ghazali sebagai “jikia petani ghazali memasukkan lembaga perbankan dalam usaha-usaha
tidak mendapatkan pembeli dan barangnya, ia akan menjualnya yang bersifat fardhu kifayah, yang harus dicita-citakan sebagai
pada harga yang murah”. Sementara untuk kurva permintaan tugas penting bagi masyarakat, seperti disebutkannya lebih lanjut
“yang turun dari kiri atas kekanan bawah” dejelaskan sebagai “kalau ditinggalkan, rusaklah ekonomi dan penghidupan umat
“harga dapat diturunkan dengan mengurangi permintaan” (Ihya, serta kacaulah keadaan manusia”. Di sini, Al Ghazali tidak
III:87). membicarakan letak ribanya yang disinyalirnya dalam soal
Institusi Perbankan
Al Ghazali menyebutkan dalam satu nafas antara 11
Abdullah Zaky Al-Kaaf, Ekonomi…., 202
12
Al Ghazali, Ihya Ulumuddin…., 85
https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/muamalat 75
129 76
130https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/muamalat
Mu’amalat: Jurnal Kajian Hukum Ekonomi Syariah Mu’amalat: Jurnal Kajian Hukum Ekonomi Syariah

perbankan. Ia hanya memperingatkan agar lembaga penting ini


tidak terjerumus kepada larangan allah swt. Muhammad, Etika Bisnis Islam. Yogyakarta. UPP-AMP YKPN, tt.

Penutup http://hadisugito.fadla.or.id/2005/11/10/etika-bisnis-di-
Berangkat dari moral yang mendorong seseorang perusahaan/130108
melakukan perbuatan yang baik, etika adalah sebuah sign
(rambu-rambu) didalam bertindak yang akan membimbing dan http://health.groups.yahoo.com/group/tamanbintang/message/2441
mengingatkan kita untuk melakukan perbuatan yang terpuji
yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. http://www.ekonomirakyat.org/edisi_1/artikel_4htm.180107
Menimbun uang dari peredaran adalah contoh seseorang
yang tidak beretika, bahkan Al Ghazali menyebutnya sebagai
penjahat. Karena dengan menimbun jelas akan memperlambat
perputaran uang, ini berarti akan memperkecil terjadinya
transaksi perekonomian yang lemah, alias bisnispun akan macet.
Sebuah aktivitas perdagangan atau bisnis akan lebih
teratur dengan adanya pasar, bagi Al Ghazali pasar merupakan
bagian dari “keteraturan alami.”
Lagi-lagi riba menjadi masalah yang kompleks, Al
Ghazali memperingatkan agar kita tidak berhubungan dengan
riba. Di dalam berbisnis kita dituntut agar berhati-hati, santun
dan tidak kejam. Jelas, ini semua demi kemaslahatan umat dan
kemajuan kita semua dalam berbisnis.

Daftar Pustaka

Abdullah Zaky Al-Kaaf, Ekonomi Dalam Persfektif Islam. Bandung.


CV. Pustaka Setia. 2002. Cet I

Adiwarman A Karim, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer.


Jakarta. Gema Insani. 2001.

Al Ghazali, Ihya Ulumuddin. Darul Fikr. 1414 H/1993 M

Ketut Rinjin, Etika Bisnis dan Implementasinya. Jkarta. PT.


Gramedia Pustaka Utama. 2004
https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/muamalat 77
129 130https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/muamalat
78

Anda mungkin juga menyukai