1-2 (2022)
UNIV UIN LAMPUNG
Abstract:
Every economic system is certainly based on the ideology that provides the foundation and goal on the one hand
and the axioms and principles on the other. Every economic system creates a framework in which a socio-
economic community can take advantage of the natural resources and humans for the sake of production and
distribute them for consumption. In this case, Syed Nawab Haider Naqvi transforms the ethical values of Islam
into a set of axioms that is tauhid (Unity), equilibrium, free will, and responsibility. A set of axioms can be used
as a reference in formulating consistent economic behavior. Axiomatic approach in Islamic economics is an
analytical tool used to draw up the basic elements of Islamic economics. With sources from the Al-Qur’an and
the Hadith, the Islamic ethical axiom set has been built to meet the five characteristics logically fundamental
axioms of the system. Keyword: Ethical, the Ethical Values of Islam, Islamic Economics, Four Ethical Axioms.
Keywords: Ethics, Islamic Ethical Values, Islamic Economics, Four Ethical Axioms
Abstrak:
Setiap sistem ekonomi tentu didasarkan pada ideologi yang memberikan dasar dan tujuan di satu sisi dan
aksioma dan prinsip di sisi lain. Setiap sistem ekonomi menciptakan kerangka kerja dimana masyarakat sosio-
ekonomi dapat memanfaatkan sumber daya alam dan manusia untuk kepentingan produksi dan
mendistribusikannya untuk konsumsi. Dalam kasus ini, Syed NawabHaider Naqvi mengubah nilai etika Islam
menjadi serangkaian aksioma, yaitu tauhid (kesatuan), keseimbangan, kehendak bebas, dan tanggung jawab.
Sekumpulan aksioma dapat digunakan sebagai acuan dalam merumuskan perilaku ekonomi yang konsisten.
Pendekatan aksiomatik dalam ekonomi Islam adalah alat analisis yang digunakan untuk menyusun elemen dasar
ekonomi Islam. Dengan bersumber dari Al- Qur'an dan Hadis, rangkaian aksioma etis Islam telah dibangun
untuk memenuhi lima karakteristik aksioma fundamental logis dari sistem tersebut. Kata kunci: Etika, Nilai
Etika Islam, Ekonomi Islam, Empat Aksioma Etis
Kata Kunci: Etika Bisnis Islam, Ekonomi Islam, Empat Aksioma Etis
1
E-Jurnal Vol 4, No. 1-2 (2022)
UNIV UIN LAMPUNG
2
E-Jurnal Vol 4, No. 1-2 (2022)
UNIV UIN LAMPUNG
Adapun literatur utama yang menjadi dasar sistematis tentang perilaku manusia
dalam penelitian adalah karya Syed Nawab dengan pertanyaan utama adalah tindakan
Haider Naqvi, yaitu membahas tentang dan sikap apa yang dianggap baik dan
etika ekonomi Islam. Sedangkan literatur benar. Dengan kata lain, moralitas
lainnya digunakan sebagai pendukung. merupakan tingkah laku kongkrit
sedangkan etika bekerja pada tataran
Pengertian Etika teoritis. Al-Qur’an mengkaitkan istilah
Pengertian etika dari segi bahasa berasal etika dengan kata akhlak. Perkataan
dari Yunani, yaitu ethos yang berarti “akhlaq” berasal dari bahasa Arab, yaitu
kebiasaan, adat, watak dan sikap. Makna jamak dari “Al-Khuluq” yaitu makna yang
kata etika ini identik dengan kata moral digunakan untuk menguraikan kata khair,
yang berasal dari bahasa latin “mores” bir, qist, ‘adl, haqq dan taqwa. Al-khuluq
yang berarti adat istiadat atau cara hidup, diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi
(21). Secara terminologi etika merupakan tingkah laku tersebut harus dilakukan
studi sistematis tentang tabiat konsep nilai, secara berulang-ulang tidak cukup hanya
baik, buruk, harus, benar, salah dan lain sekali melakukan perbuatan baik atau
sebagainya dan prinsip-prinsip umum yang hanya sewaktu-waktu saja,(9). Seseorang
membenarkan kita untuk mengaplikasikan dikatakan berakhlak jika timbul dengan
atas apa saja. Etika bagi seseorang sendirinya didorong oleh motivasi dari
terwujud dalam kesadaran moral (moral dalam diri dan dilakukan tanpa banyak
consiousness) yang memuat keyakinan pertimbangan pemikiran,(13). Kata Al-
‘benar dan tidak’ sesuatu. Dengan kata lain Khuluq juga memiliki hubungan kata
etika merupakan kebiasaan atau sikap yang dengan “khalqun” yang berarti kejadian,
menunjukkan nilai baik dan buruk, (2). “khaliq” yang berarti pencipta dan
Etika berkembang menjadi bidang kajian “makhluq” yang berarti yang diciptakan,
filsafat, yaitu ilmu pengetahuan tentang sehingga perumusan pengertian akhlal
moral atau moralitas yang menunjuk timbul sebagai media yang memungkinkan
kepada perilaku manusia. Etika merupakan adanya hubungan baik antara khaliq
cabang filsafat yang membahas nilai dan dengann makhluq atau antara makhluq
norma, moral yang mengatur interaksi dengan makhluq,(9). Oleh karena itu,
perilaku manusia baik sebagai individu setiap perbuatan dan perilaku manusia,
maupun sebagai kelompok,(14). Etika baik secara individual maupun melalui
merupakan suatu pengkajian secara interaksi social tidak dapat dilepaskan dari
3
E-Jurnal Vol 4, No. 1-2 (2022)
UNIV UIN LAMPUNG
pengawasan sang khaliq. Penjelasan di atas sikap apa yang dianggap benar atau baik
menyatakan bahwa etika dengan agama dari syariat Islam dalam hal ekonomi,
tidak dapat dipisahkan. Keberadaan agama sesuai tuntunan baik Al-Qur’an maupun
dimaksudkan untuk mengatur semua Hadist. Sistem ekonomi Islam adalah ilmu
aktivitas umat manusia agar dapat ekonomi yang dilaksanakan dalam praktik
membedakan mana yang benar dan salah. (penerapan ilmu ekonomi) sehari-harinya
Sehingga apapun yang dilakukan umat bagi individu, keluarga, kelompok
manusia dengan berlandaskan ajaran masyarakat maupun pemerintah/penguasa
agama Islam maka sekaligus dapat dalam rangka mengorganisir faktor
dikatakan ia telah melaksanakan etika produksi, distribusi dan pemanfaatan
Islam. barang dan jasa yang dihasilkan tunduk
dalam peraturan/perundang-undangan
Etika dalam Ekonomi Islam islam (sunnatullah),(17).
Ilmu ekonomi Islam merupakan teori atau Kegiatan ekonomi menurut Islam bukanlah
hukum-hukum dasar yang menjelaskan kegiatan ekonomi yang dikendalikan oleh
perilaku-perilaku antar variabel ekonomi hasrat manusia saja, tetapi juga dituntun
dengan memasukkan unsur norma ataupun oleh pedoman-pedoman dasar
tata aturan tertentu (unsur Ilahiyah),(1). syariah.Konteks terpenting bagi pelaku
Ekonom Islam adalah ekonomi yang ekonomi untuk berprilaku etis karena
berlandaskan ketuhanan. Sistem ini bertitik kesuksesan tertinggi yang akan diperoleh
tolak dari Allah, bertujuan akhir kepada seorang muslim adalah falah. Falah akan
Allah dan menggunakan sarana yang tidak didapat apabil setiap muslim
lepas dari syariat Allah. Jadi dalam mengintegrasikan etika Islam dengan
ekonomi Islam memiliki keterkaitan setiap perilaku ekonominya. Sebagai
dengan salah satu teori etika yaitu teori contoh dalam hal konsumsi, agar kita
perintah Tuhan, yang mana dalam jangan mengkonsumsi berlebihan yang
ekonomi Islam, etika berfungsi sebagai tujuannya untuk diri sendiri serta tidak
titik pandang untuk mengarahkan dan mengkonsumsi harta dengan tujuan untuk
menuntun operasionalisasi sistem perbuatan buruk,(13). Karena hakikatnya
ekonomi,(6). Dengan demikian etika adalah bahwa harta yang kita miliki
ekonomi Islam merupakan suatu usaha sebagiannya adalah milik orang lain,
penyelidiki atau pengkajian secara seperti halnya dalam Firman Allah
sistematis tentang perilaku, tindakan dan Surat Al-Isra’ :26
4
E-Jurnal Vol 4, No. 1-2 (2022)
UNIV UIN LAMPUNG
5
E-Jurnal Vol 4, No. 1-2 (2022)
UNIV UIN LAMPUNG
implikasi dari doktrin ini ialah bahwa arah dan tujuannya serta memiliki aturan
antara manusia terjalin persamaan dan aturan kolektif yang berfungsi sebagai
persaudaraan dalam kegiatan ekonomi, penengah atau pembenar. Pada struktur
saling membantu dan bekerja sama dalam ekonomi, agar kualitas keseimbangan
ekonomi. dapat mengendalikan semua tindakan
manusia, maka harus memenuhi beberapa
b. Keseimbangan/Kesejajaran (al-‘Adlwa persyaratan, diantaranya adalah hubungan-
al-Ihsan) hubungan dasar antara konsumsi, distribusi
Keseimbangan atau keadilan dan produksi harus berhenti pada suatu
menggambarkan dimensi horizontal ajaran keseimbangan tertentu demi menghindari
Islam yang berhubungan dengan pemusatan kekuasaan ekonomi bisnis
keseluruhan harmoni pada alam semesta. dalam genggaman segelintir orang.
Hukum dan tatanan yang kita lihat pada Dengan demikian, keseimbangan dan
alam semesta mencerminkan kebersamaan merupakan prinsip etis
keseimbangan yang harmonis. mendasar yang harus diterapkan
Keseimbangan merupakan landasan pikir dalamaktivitas ekonomi. Jika keadilan
dan kesadaran dalam pendayagunaan dan tegak dimana-mana, maka keharmonisan
pengembangan harta benda agar harta sosial akan menyebar ke seluruh lapisan
benda tidak menyebabkan kebinasaan bagi masyarakat. Karena prinsip keseimbangan
manusia melainkan menjadi media menuju ini akan mengantar manusia kepada
kesempurnaan jiwa manusia sebagai pencegahan segala bentuk monopoli,
khalifah. Ajaran Islam berorientasi pada penimbunan, pemborosan dan pemusatan
terciptanya karakter manusia yang kekuatan ekonomi pad satu tangan atau
memiliki sikap dan perilaku yang satu kelompok. Termasuk dalam dimensi
seimbang dan adil dalam konteks keadilan adalah pemerataan pendapatan
hubungan antara manusia dengan diri dan kekayaan, sebab pada pada dasarnya
sendiri, dengan orang lain (masyarakat) Allah menganugerahkan alam semesta
dan dengan lingkungan. Di mana adalah untuk kesejahteraan seluruh umat
keseimbangan ini sangat ditekankan oleh manusia. Dalam pandangan Islam
Allah dengan menyebut umat Islam kekayaan tidak boleh hanya berada di
sebagai ummatan wasathan. Ummatan tangan sekelompok kecil orang, sementara
wasathan adalah umat yang memiliki sebagian besar berada dalam kemiskinan.
kebersamaan, kedinamisan dalam gerak, Kekayaan alam semesta harus
6
E-Jurnal Vol 4, No. 1-2 (2022)
UNIV UIN LAMPUNG
7
E-Jurnal Vol 4, No. 1-2 (2022)
UNIV UIN LAMPUNG
م ِّۡنه َۗا َوكا َ َنٞس َِّٗة َ ُكن ُۥ ك ِۡفلَ ش َف َـع ٗةَ َش َف ۡع
ۡ َو َمن tindakannya menjadi tidak bermakna.
Untuk memenuhi tuntutan keadilan dan
٨٥ مق ٗتا
ِ شي ۡ ٖء
َ ِّ َلى ٰ ك ُل
َ ُ
kesatuan dalam kehendak bebasnya,
manusia harus mempertanggung jawabkan
“Barang siapa memberikan hasil yang
tindakannya. Konsep ini memiliki dua
baik, niscaya ia akan memperoleh bagian
aspek fundamental, yakni: pertama,
pahala. Dan barang siapa menimbulkan
tanggung jawab menyatu dengan status
akibat yang buruk, niscaya ia akan
kekhalifahan manusia. Kedua, konsep
memikul konsekuensinya”(9).
tanggung jawab dalam Islam merupakan
suatu keharusan, maksudnya adalah setiap
Maksud dari ayat tersebut bahwa suatu
manusia wajib bertanggung jawab atas
perbuatan akan terwujud bila mana
segala apa yang pernah dilakukan selama
perbuatan tersebut merupakan produk
dimuka bumi. Pada bidang ekonomi,
pilihan sadar dalam situasi bebas, di mana
aksioma ini dijabarkan menjadi suatu pola
pertanggung jawaban bisa diberlakukan.
perilaku tertentu karena manusia telah
Dengan demikian, semakin besar wilayah
menyerahkan suatu tanggungjawab yang
kebebasan maka semakin besar pula
tegas untuk memperbaiki kualitas
pertanggung jawaban moralnya. Tanggung
lingkungan ekonomi dan sosial, maka
jawab merupakan suatu prinsip dinamis
8
E-Jurnal Vol 4, No. 1-2 (2022)
UNIV UIN LAMPUNG
9
E-Jurnal Vol 4, No. 1-2 (2022)
UNIV UIN LAMPUNG
merupakan hal penting dalam eleman dalam perangkat itu, yang bisa
memposisikan Al-Quran dan Hadits dideduksi dari perangkat elemen lain dan
sebagai wilayah kajian. Seperangkat elemen tersebut akan independen.
aksioma etik yang diajukan ini adalah non- d. Semua elemennya harus konsisten satu
trivial, artinya bahwa tidak ada perangkat sama lain. Artinya menunjukkan bahwa
yang dicirikan atau diisi oleh sesuatu yang tak satupun dari elemen dalam perangkat
bersifat non-trivial. Yang mana merupakan ini bisa dideduksi dengan cara sedemikian
perangkat minimal dalam pengertian untuk sehingga satu elemen bisa bertentangan
menyusun suatu dasar. Disamping itu, dengan yang lain. Pengujian yang
aksioma etik juga harus komprehensif konsisten juga dapat dilakukan dalam
untuk membangun kerangka aksioma etik pengertian yang lebih heuristik, bahwa
ekonomi Islam, sehingga menghasilkan kebenaran satu aksioma harus tidak
prinsip-prinsip ekonomi dengan tingkat mengingkari kebenaran aksioma lain
generalitas yang memadai, maka Naqvi dalam perangkat itu, dan masing-masing
(13), menyatakan bahwa aksioma etik aksioma dalamperangkat tersebut harus
tersebut harus memenuhi lima sifat yaitu: menunjukkan kebenaran umumtentang
a. Perangkat tersebut harus merupakan sistem sebagai suatu keseluruhan.
representasi pandangan yang memadai dan e. Sifat kelima ini, perangkat tersebut
legitimate tentang etika Islam. Sifat ini harus berkaitan dengan daya prediktifnya
bisa menghilangkan kesewenang- yang mampu menjelaskan secara
wenangan subyektif dalam memilih maksimum dari gejala tertentu dengan
aksioma-aksioma etik, karena hanya yang mengacu pada prinsip yang terkandung
memenuhi syarat saja (yang berasal dari dalam keempat aksioma etik tersebut.
Al-Qur’an dan Sunnah) yang bisa menjadi Disamping pemenuhan kelima sifat formal
perangkat tersebut. aksioma etik tersebut harus juga dicari
b. Kumpulan aksioma itu harus merupakan suatu pemahaman terhadap fenomena
suatu perangkat yang memadai, dan sosial yang menyertai perilaku ekonomi
berbentuk suatu dasar. Sifat ini dapat manusia. Karena perilaku manusia tidak
menghasilkan pernyataan ekonomi yang lepas dari kehidupan sosialnya, yaitu
signifikan. perilaku atas interaksi antar manusia
c. Berkaitan dengan independensi. Sifat ini tersebut. Dapat disimpulkan pula bahwa
penting bagi validitas sistem aksioma etik. perangkat aksioma etik tersebut
Hal ini membuktikan bahwa tidak ada mencerminkan pesan sentral filsafat sosial
10
E-Jurnal Vol 4, No. 1-2 (2022)
UNIV UIN LAMPUNG
Islam yaitu penolakan terhadap status yang kesejahteraan material, tetapi dalam
tidak berkeadilan dan tuntutan terhadap kesejahteraan spiritual mereka. Dengan
perubahan sosial apabila diperlukan. demikian, bahwa sistem aksioma etik
Seperti yang sudah dijelaskan di atas dapat menambah pemahamana kita tentang
bahwa aksioma tersebut bersifat hakekat sistem etika Islam. Benang merah
independen satu sama lain. Dengan yang dapat ditarik dari penjelasan tersebut
demikian, jika Kesatuan, merupakan adalah empat aksioma etik Islam yang
dimensi vertikal, Kesejajaran merupakan ditawarkan oleh Naqvi tidak kurang dan
dimensi horisontal, Kehendak Bebas, dapat tidak lebih. Dan seperangkat aksioma etika
melahirkan anarki terhadap harmonitas Islam tersebut telah memenuhi kelima
sosial, sedangkan tanggung-jawab, jika karakteristik pokok sistem aksioma secara
didorong begitu jauh dapat menjadi logis, baik minimal, konsisten,
destruktif terhadap kebebasan manusia, independen, dan dapat membuat prediksi
dengan demikian menjadi sumber Zulm yang berarti tentang ekonomi Islam.
(ketidaksejajaran). Maka, tidak ada satu Tawaran Naqvi dalam membangun
pun elemen yang tidak bermanfaat, kerangka aksioma etik Islam tersebut
keempat elemen aksioma tersebut bersumber dari Al- Quran dan Hadits.
dibutuhkan sesuai dengan proporsinya. Sehingga tidak memisahkan prinsip moral
Perangkat itu konsisten dapat ditentukan masyarakat muslim dalam perumusan
dengan menunjukkan bahwa tidak prinsip- prinsip yang secara logis valid
mungkin menarik kesimpulan apapun tentang perilaku ekonomi.
darinya, sehingga kebenaran dari satu
aksioma tidak bertentangan dengan 4. Analisis Pendekatan Aksioma Etika
aksioma lain dalam perangkat itu. Empat Islam
aksioma tersebut menyoroti sejumlah Aksioma etika Islam yang ditawarkan oleh
aspek penting dari filsafat etika Islam yang Naqvi merupakan bentuk dari ajaran
bertujuan untuk menghasilkan tatanan agama Islam itu sendiri dan merupakan
sosial ekonomis dan harmonis bagi bagian yang integral,(13). Maka dalam
manusia yang bebas, bertanggungjawab ekonomi Islam, etika ada pada posisi
tidak hanya untuk meningkatkan penting dan merupakan unsur yang
kesejahteraan mereka sendiri tetapi juga integral pula dalam sistem ekonomi, yang
kesejahteraan orang lain dalam masyarakat telah disesuaikan dengan situasi dan
dan menuntut tidak hanya peningkatan kondisi. Oleh karenanya, ekonomi Islam
11
E-Jurnal Vol 4, No. 1-2 (2022)
UNIV UIN LAMPUNG
12
E-Jurnal Vol 4, No. 1-2 (2022)
UNIV UIN LAMPUNG
kepentingan orang lain lebih didahulukan Naqvi menjadi signifikan. Kerana ekonomi
daripada kepentingan pribadi. Kekuatan Islam bukanlah hanya bidang kajian
dan kelebihan dari pendekatan aksiomatis berdasarkan persoalan nilai saja, tetapi
adalah bahwa pendekatan tersebut tidak juga pada bidang keilmuan. Ilmu dan nilai
hanya menyediakan sarana-sarana yang terpadu menjadi satu, menjadikan
bagianalisis dan menuntun pencarian, ekonomi Islam produk hasil perpaduan
tetapi juga menghasilkan kebijaksanaan- dari kedua hal tersebut, serta menjadikan
kebijaksanaan untuk dijalankan. Tetapi ilmu ekonomi sebagai konsep yang
demikian, terdapat kelemahannya, yaitu integral dalam membangun keutuhan
bahwa Naqvi belum mampu menemukan hidup bermasyarakat dan bersosialisasi.
dan membangun lembaga-lembaga yang Yang mana ekonomi Islam sebagai ilmu
dapat menyingkirkan bunga atau riba. dapat dicerna dengan menggunakana
Karena bunga atau riba tersebut sangat metode-metode pengetahuan pada
bertentangan dengan empat aksioma etika umumnya, sehingga ekonomi Islam bisa
ekonomi Islam yang ditawarkan oleh dikaji, dikembangkan, dan dipraktekkan.
Naqvi sendiri. Dapat dibuktikan bahwa (4).
bunga atau riba tersebut akan merusak
salah satu atau bahkan seluruh aksioma PENUTUP
etika ekonomi Islamtersebut. Jika saja Ekonomi Islam dan etika menjadi satu
bunga atau riba tersebut dapat digantikan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
dengan mekanisme finansial yang Karena masalah ekonomi akan selalu
dibenarkan dalam Islam, maka akan terjadi sampai pada titik temunya dengan etika,
perubahan-perubahan struktural yang sebab yang menjadi subjeknya adalah
bercakupan sangat luas. Ekonomi Islam manusia dalam suatu masyarakat yang
merupakan hasil analisis dan praktek yang tidak terlepas dari suatu pandangan etis.
dilakukan oleh umat Islam, yang pastinya Perangkat aksioma mencerminkan pesan
tidak akan pernah luput dari kesalahan, sentral filsafat sosial Islam yaitu penolakan
kekurangan, dan kelemahan. Setidaknya terhadap status quo yang tidak berkeadilan
terdapat tiga aspek dalam menganalisis dan tuntutan terhadap perubahan sosial.
ekonomi, yaitu norma dan nilai-nilai dasar Postulat umum yang terdapat dalam teori
Islam, batasan ekonomi dan status hukum, ekonomi islam, yaitu penggabungan ilmu
serta aplikasi dan analisis sejarah. Maka ekonomi dan etika yang telah dielaborasi
dalam konteks inilah pendekatan aksioma oleh Naqvi.
13
E-Jurnal Vol 4, No. 1-2 (2022)
UNIV UIN LAMPUNG
14