Anda di halaman 1dari 14

E-Jurnal Vol 4, No.

1-2 (2022)
UNIV UIN LAMPUNG

Characteristics of Islamic Economy

CHARACTERISTICS THAT REFLECT ISLAMIC RELEGIOUS


ETHICS IN ECONOMY

Rafly Wiranto, Muhammad Iqbal Fasa1 Suharto2 Adib Facri3

Mahasiswa Perbankan Syariah Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung


Email: wirantorafly@gmail.com

Abstract:

Every economic system is certainly based on the ideology that provides the foundation and goal on the one hand
and the axioms and principles on the other. Every economic system creates a framework in which a socio-
economic community can take advantage of the natural resources and humans for the sake of production and
distribute them for consumption. In this case, Syed Nawab Haider Naqvi transforms the ethical values of Islam
into a set of axioms that is tauhid (Unity), equilibrium, free will, and responsibility. A set of axioms can be used
as a reference in formulating consistent economic behavior. Axiomatic approach in Islamic economics is an
analytical tool used to draw up the basic elements of Islamic economics. With sources from the Al-Qur’an and
the Hadith, the Islamic ethical axiom set has been built to meet the five characteristics logically fundamental
axioms of the system. Keyword: Ethical, the Ethical Values of Islam, Islamic Economics, Four Ethical Axioms.

Keywords: Ethics, Islamic Ethical Values, Islamic Economics, Four Ethical Axioms

Abstrak:
Setiap sistem ekonomi tentu didasarkan pada ideologi yang memberikan dasar dan tujuan di satu sisi dan
aksioma dan prinsip di sisi lain. Setiap sistem ekonomi menciptakan kerangka kerja dimana masyarakat sosio-
ekonomi dapat memanfaatkan sumber daya alam dan manusia untuk kepentingan produksi dan
mendistribusikannya untuk konsumsi. Dalam kasus ini, Syed NawabHaider Naqvi mengubah nilai etika Islam
menjadi serangkaian aksioma, yaitu tauhid (kesatuan), keseimbangan, kehendak bebas, dan tanggung jawab.
Sekumpulan aksioma dapat digunakan sebagai acuan dalam merumuskan perilaku ekonomi yang konsisten.
Pendekatan aksiomatik dalam ekonomi Islam adalah alat analisis yang digunakan untuk menyusun elemen dasar
ekonomi Islam. Dengan bersumber dari Al- Qur'an dan Hadis, rangkaian aksioma etis Islam telah dibangun
untuk memenuhi lima karakteristik aksioma fundamental logis dari sistem tersebut. Kata kunci: Etika, Nilai
Etika Islam, Ekonomi Islam, Empat Aksioma Etis

Kata Kunci: Etika Bisnis Islam, Ekonomi Islam, Empat Aksioma Etis

1
E-Jurnal Vol 4, No. 1-2 (2022)
UNIV UIN LAMPUNG

Pendahuluan memberikan kebebasan individu yang luar


Ilmu ekonomi adalah ilmu yang berkaitan biasa mengalahkan masyarakat dan
dengan kesejahteraan makhluk hidup, kepentingan sosial. Sedangkan sistem
terutama manusia. Dimana ekonomi ekonomi sosialis individu sama sekali
adalah pengetahuan tentang perilaku dan tidak berperan dan tidak mempunyai andil
persoalan yang berkaitan dengan upaya dalam investasi harta negara atau dengan
manusia secara perseorangan atau pribadi kata lain ekonomi sosialisme mengabaikan
dan kelompok dalam memenuhi kebutuhan nilai- nilai kebebasan individu manusia
yang cenderung mengarah tidak terbatas dalam melakukan aktivitas-aktivitas
dengan dihadapkan pada sumber-sumber ekonomi. Setiap sistem ekonomi pasti
pemenuhan yang terbatas. Lebih jelasnya didasarkan atas ideologi yang memberikan
adalah bahwa ilmu ekonomi adalah kajian landasan dan tujuannya, (8).
tentang perilaku manusia dalam
hubungannya dengan pemanfaatan sumber Setiap sistem ekonomi membuat kerangka
daya ekonomi untuk memproduksi barang di mana suatu komunitas sosio-ekonomik
dan jasa serta mendistribusikan untuk dapat memanfaatkan sumber-sumber alam
dikonsumsi,(3). Dengan demikian maka dan manusiawi untuk kepentingan
ekonomi haru ditopang oleh nilai-nilai etis produksi dan mendistribusikannya untuk
yang menjujung harkat manusia dan nilai- konsumsi. Dalam hal ini Syed Nawab
nilai yang tertanam dalam diri manusia Haider Naqvi mentransformasikan nilai-
sebagai makhluk ekonomi. Di mana nilai nilai etika Islam ke dalam seperangkat
nilai itu dapat dijadikan dasar pandangan aksioma. Seperangkat aksioma ini dapat
hidup atau dapat disebut sebagai etika. dijadikan acuan dalam merumuskan
Sistem ekonomi Islam adalah sistem perilaku ekonomi yang konsisten.
ekonomi yang memiliki keberpihakan pada Penelitian ini menguraikan bagaimana
nilai etik dan agama sebagai sumber etika, perumusan kerangka aksioma dan
(8). Hal inilah yang membedakan ekonomi menganalisis empat aksioma tersebut
Islam dengan sistem ekonomi lainnya, baik sebagai pendekatan aksioma etika Islam.
kapitalis maupun sosialis. Di mana sistem Dengan demikian aksioma ini akan
ekonomi kapitalis dipengaruhi oleh dijadikan acuan dimana ekonomi
semangat mendapatkan keuntungan Islamdapat diterima sebagai pengetahuan
semaksimal mungkin dengan sumber daya ilmiah. Penelitian ini merupakan hasil
yang terbatas. Sistem ekonomi kapitalis studi literatur dari pemahaman penulis, (4).

2
E-Jurnal Vol 4, No. 1-2 (2022)
UNIV UIN LAMPUNG

Adapun literatur utama yang menjadi dasar sistematis tentang perilaku manusia
dalam penelitian adalah karya Syed Nawab dengan pertanyaan utama adalah tindakan
Haider Naqvi, yaitu membahas tentang dan sikap apa yang dianggap baik dan
etika ekonomi Islam. Sedangkan literatur benar. Dengan kata lain, moralitas
lainnya digunakan sebagai pendukung. merupakan tingkah laku kongkrit
sedangkan etika bekerja pada tataran
Pengertian Etika teoritis. Al-Qur’an mengkaitkan istilah
Pengertian etika dari segi bahasa berasal etika dengan kata akhlak. Perkataan
dari Yunani, yaitu ethos yang berarti “akhlaq” berasal dari bahasa Arab, yaitu
kebiasaan, adat, watak dan sikap. Makna jamak dari “Al-Khuluq” yaitu makna yang
kata etika ini identik dengan kata moral digunakan untuk menguraikan kata khair,
yang berasal dari bahasa latin “mores” bir, qist, ‘adl, haqq dan taqwa. Al-khuluq
yang berarti adat istiadat atau cara hidup, diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi
(21). Secara terminologi etika merupakan tingkah laku tersebut harus dilakukan
studi sistematis tentang tabiat konsep nilai, secara berulang-ulang tidak cukup hanya
baik, buruk, harus, benar, salah dan lain sekali melakukan perbuatan baik atau
sebagainya dan prinsip-prinsip umum yang hanya sewaktu-waktu saja,(9). Seseorang
membenarkan kita untuk mengaplikasikan dikatakan berakhlak jika timbul dengan
atas apa saja. Etika bagi seseorang sendirinya didorong oleh motivasi dari
terwujud dalam kesadaran moral (moral dalam diri dan dilakukan tanpa banyak
consiousness) yang memuat keyakinan pertimbangan pemikiran,(13). Kata Al-
‘benar dan tidak’ sesuatu. Dengan kata lain Khuluq juga memiliki hubungan kata
etika merupakan kebiasaan atau sikap yang dengan “khalqun” yang berarti kejadian,
menunjukkan nilai baik dan buruk, (2). “khaliq” yang berarti pencipta dan
Etika berkembang menjadi bidang kajian “makhluq” yang berarti yang diciptakan,
filsafat, yaitu ilmu pengetahuan tentang sehingga perumusan pengertian akhlal
moral atau moralitas yang menunjuk timbul sebagai media yang memungkinkan
kepada perilaku manusia. Etika merupakan adanya hubungan baik antara khaliq
cabang filsafat yang membahas nilai dan dengann makhluq atau antara makhluq
norma, moral yang mengatur interaksi dengan makhluq,(9). Oleh karena itu,
perilaku manusia baik sebagai individu setiap perbuatan dan perilaku manusia,
maupun sebagai kelompok,(14). Etika baik secara individual maupun melalui
merupakan suatu pengkajian secara interaksi social tidak dapat dilepaskan dari

3
E-Jurnal Vol 4, No. 1-2 (2022)
UNIV UIN LAMPUNG

pengawasan sang khaliq. Penjelasan di atas sikap apa yang dianggap benar atau baik
menyatakan bahwa etika dengan agama dari syariat Islam dalam hal ekonomi,
tidak dapat dipisahkan. Keberadaan agama sesuai tuntunan baik Al-Qur’an maupun
dimaksudkan untuk mengatur semua Hadist. Sistem ekonomi Islam adalah ilmu
aktivitas umat manusia agar dapat ekonomi yang dilaksanakan dalam praktik
membedakan mana yang benar dan salah. (penerapan ilmu ekonomi) sehari-harinya
Sehingga apapun yang dilakukan umat bagi individu, keluarga, kelompok
manusia dengan berlandaskan ajaran masyarakat maupun pemerintah/penguasa
agama Islam maka sekaligus dapat dalam rangka mengorganisir faktor
dikatakan ia telah melaksanakan etika produksi, distribusi dan pemanfaatan
Islam. barang dan jasa yang dihasilkan tunduk
dalam peraturan/perundang-undangan
Etika dalam Ekonomi Islam islam (sunnatullah),(17).
Ilmu ekonomi Islam merupakan teori atau Kegiatan ekonomi menurut Islam bukanlah
hukum-hukum dasar yang menjelaskan kegiatan ekonomi yang dikendalikan oleh
perilaku-perilaku antar variabel ekonomi hasrat manusia saja, tetapi juga dituntun
dengan memasukkan unsur norma ataupun oleh pedoman-pedoman dasar
tata aturan tertentu (unsur Ilahiyah),(1). syariah.Konteks terpenting bagi pelaku
Ekonom Islam adalah ekonomi yang ekonomi untuk berprilaku etis karena
berlandaskan ketuhanan. Sistem ini bertitik kesuksesan tertinggi yang akan diperoleh
tolak dari Allah, bertujuan akhir kepada seorang muslim adalah falah. Falah akan
Allah dan menggunakan sarana yang tidak didapat apabil setiap muslim
lepas dari syariat Allah. Jadi dalam mengintegrasikan etika Islam dengan
ekonomi Islam memiliki keterkaitan setiap perilaku ekonominya. Sebagai
dengan salah satu teori etika yaitu teori contoh dalam hal konsumsi, agar kita
perintah Tuhan, yang mana dalam jangan mengkonsumsi berlebihan yang
ekonomi Islam, etika berfungsi sebagai tujuannya untuk diri sendiri serta tidak
titik pandang untuk mengarahkan dan mengkonsumsi harta dengan tujuan untuk
menuntun operasionalisasi sistem perbuatan buruk,(13). Karena hakikatnya
ekonomi,(6). Dengan demikian etika adalah bahwa harta yang kita miliki
ekonomi Islam merupakan suatu usaha sebagiannya adalah milik orang lain,
penyelidiki atau pengkajian secara seperti halnya dalam Firman Allah
sistematis tentang perilaku, tindakan dan Surat Al-Isra’ :26

4
E-Jurnal Vol 4, No. 1-2 (2022)
UNIV UIN LAMPUNG

harmonitas sosial dengan meningkatkan


‫لس‬
ِ ‫ن‬
َ ۡ‫ين َو ب‬
َ ِ‫س ك‬ ِ ‫ه َو ۡل‬
ۡ ‫م‬ ‫حق ُۥ‬ َ ‫َو َءاتِ ذَا ۡل ُق ۡر ب‬
َ ٰ‫ى‬ rasa memiliki persaudaraan universal.
ِّ َ‫لال َ ُتب‬
٢٦ ‫ذ ۡر تَ ۡب ِذ ًرا‬ Secara khusus, pandangan Islam tentang
Dan berikanlah haknya kepada kerabat kesatuan dunia tidak terbatas pasa
dekat, juga kepada orang miskin dan orang masyarakat muslim saja, melainkan
yang dalam perjalanan dan janganlah mencakup seluruh manusia yang
kamu mennghambur- hamburkan dipandang sebagai masyarakat yang satu.
(hartamu) secara boros”.(9).
Tauhid merupakan konsep serba eksklusif
(10), Pandangan Islam tentang manusia dan inklusif. Pada tingkat absolut ia
dalam hubungan dengan dirinya sendiri membedakan khalik dengan makhluk,
dan lingkungan sosialnya, dapat memerlukan penyerahan tanpa syarat
direpresentasikan dengan empat kepada kehendak-Nya, tetapi pada
aksiomaetik yang bersama-sama eksistensi manusia memberikan suatu
membentuk perangkat yang tidak dapat prinsip perpaduan yang kuat sebab seluruh
dikurangi, diantaranya adalah: umat manusia dipersatukan dalam ketaatan
a. Kesatuan (Tauhid) kepada Allah semata. Kehidupan manusia
Aksioma ini menunjukkan dimensi vertikal di bumi ini secara keseluruhan berada
dari sistem etika bahwa petunjuk (hidayah) dalam konsep tauhid yang hanya
yang benar berasal dari Allah. Kesatuan berhubungan dengan Tuhan. Prinsip ini
disini adalah kesatuan sebagaimana menghasilkan keyakinan kesatuan dunia
terefleksikan dalam konsep tauhid yang dan akhirat serta kesatuan umat manusia.
memadukan keseluruhan aspek-aspek Hal ini akan membawa seseorang pelaku
kehidupan muslim baik dalam bidang ekonomi untuk tidak hanya mengejar
ekonomi, social menjadi suatu keuntungan material semata, namun juga
“homogeneous whole” atau keseluruhan keuntungan yang lebih kekal dan abadi
yang homogen, serta mementingkan serta menghindari segala bentuk
konsep konsistensi dan keteraturan yang eksploitasi terhadap sesama manusia. Di
menyeluruh. Ketundukan manusia pada sini tampak jelas konsep persamaan
Tuhan membantu manusia merealisasikan manusia, yang merupakan implikasi dari
potensi Teomorfiknya, juga membebaskan tauhid. Konsep persamaan manusia,
dari perbudakan manusia. Dengan menunjukkan bahwa Islammengutuk
demikian manusia bisa mencapai manusia yang berkelas- kelas. Maka,

5
E-Jurnal Vol 4, No. 1-2 (2022)
UNIV UIN LAMPUNG

implikasi dari doktrin ini ialah bahwa arah dan tujuannya serta memiliki aturan
antara manusia terjalin persamaan dan aturan kolektif yang berfungsi sebagai
persaudaraan dalam kegiatan ekonomi, penengah atau pembenar. Pada struktur
saling membantu dan bekerja sama dalam ekonomi, agar kualitas keseimbangan
ekonomi. dapat mengendalikan semua tindakan
manusia, maka harus memenuhi beberapa
b. Keseimbangan/Kesejajaran (al-‘Adlwa persyaratan, diantaranya adalah hubungan-
al-Ihsan) hubungan dasar antara konsumsi, distribusi
Keseimbangan atau keadilan dan produksi harus berhenti pada suatu
menggambarkan dimensi horizontal ajaran keseimbangan tertentu demi menghindari
Islam yang berhubungan dengan pemusatan kekuasaan ekonomi bisnis
keseluruhan harmoni pada alam semesta. dalam genggaman segelintir orang.
Hukum dan tatanan yang kita lihat pada Dengan demikian, keseimbangan dan
alam semesta mencerminkan kebersamaan merupakan prinsip etis
keseimbangan yang harmonis. mendasar yang harus diterapkan
Keseimbangan merupakan landasan pikir dalamaktivitas ekonomi. Jika keadilan
dan kesadaran dalam pendayagunaan dan tegak dimana-mana, maka keharmonisan
pengembangan harta benda agar harta sosial akan menyebar ke seluruh lapisan
benda tidak menyebabkan kebinasaan bagi masyarakat. Karena prinsip keseimbangan
manusia melainkan menjadi media menuju ini akan mengantar manusia kepada
kesempurnaan jiwa manusia sebagai pencegahan segala bentuk monopoli,
khalifah. Ajaran Islam berorientasi pada penimbunan, pemborosan dan pemusatan
terciptanya karakter manusia yang kekuatan ekonomi pad satu tangan atau
memiliki sikap dan perilaku yang satu kelompok. Termasuk dalam dimensi
seimbang dan adil dalam konteks keadilan adalah pemerataan pendapatan
hubungan antara manusia dengan diri dan kekayaan, sebab pada pada dasarnya
sendiri, dengan orang lain (masyarakat) Allah menganugerahkan alam semesta
dan dengan lingkungan. Di mana adalah untuk kesejahteraan seluruh umat
keseimbangan ini sangat ditekankan oleh manusia. Dalam pandangan Islam
Allah dengan menyebut umat Islam kekayaan tidak boleh hanya berada di
sebagai ummatan wasathan. Ummatan tangan sekelompok kecil orang, sementara
wasathan adalah umat yang memiliki sebagian besar berada dalam kemiskinan.
kebersamaan, kedinamisan dalam gerak, Kekayaan alam semesta harus

6
E-Jurnal Vol 4, No. 1-2 (2022)
UNIV UIN LAMPUNG

didistribusikan dan dinikmati oleh kebabasan untuk mengambil semua


masyarakat secara keseluruhan dengan tindakan yang diperlukan untuk
cara-cara yang dibenarkan oleh syariat memeroleh kemaslahatan yang tertinggi
Islam. Distribusi pendapatan dan kekayaan dari sumberdaya yang ada pada
yang lebih merata pada akhirnya juga kekuasaannya. Islam memberikan
merupakan persyaratan penting bagi kebebasan kepada manusia untuk memiliki
stabilitas dan keberlanjutan pembangunan sumberdaya, mengelolanya dan
ekonomi dalam jangka panjang. memanfaatkannya untuk mencapai
kesejahteraan hidup. Prinsip kehendak
c. Kehendak Bebas (Ikhtiyar) bebas berarti meniscayakan pembuatan
Kehendak bebas merupakan kontribusi rancangan kepranataan yang wajar untuk
Islam yang paling orisinil dalam filsafat menjamin kebebasan ekonomi bagi
sosial tentan konsep manusia “bebas”. individu dalam batas- batas etik yang
Hanya Tuhan yang bebas, namun dalam ditentukan. Tetapi kebebasan tanpa batas
batas-batas skema penciptaan-Nya, justru berpotensi menimbulkan kerugian
manusia juga secara relatif mempunyai bagi manusia. Oleh karena itu, kebebasan
kebebasan. Manusia dianugerahi dibatasi oleh nilai-nilai Islam. Islam tidak
kebebasan untuk membimbing menyetujui hak individu atas kekayaan
kehidupannya sebagai khalifah di muka pribadi tanpa syarat karena semua
bumi. Kebebasan Individu dipandu oleh kekayaan adalah milik Allah dan manusia
pedoman yang luas dan individu dapat hanya merupakan wakil–Nya di bumi.
melakukan perjalanan mereka sendiri, Oleh karena itu, seseorang tidak
diperlukan pemikiran yang cermat untuk mempunyai suatu hak alami yang ekslusif
menafsirkan bahwa kebebasan dalam atas apa yang ia peroleh. Berdasarkan
konteks sosial tertentu dan untuk aksioma kehendak bebas ini manusia
memenuhi kebutuhan perubahasan zaman. mempunyai kebebasan untuk melakukan
Pada batas-batas tertentu, manusia perjanjian dalam transaksi ekonomi. Akan
mempunyai kehendak bebas untuk tetapi, seorang muslim yang memiliki
mengarahkan kehidupannya kepada tujuan keyakinan bahwa yang memiliki kehendak
pencapaian kesucian diri. Dengan bebas yang absolut adalah Allah, maka ia
demikian kebebasan manusia bersifat akan memuliakan semua janji yang
relatif sedangkan kebebasan yang dimiliki dibuatnya. Dengan demikian, kebebasan
Allah adalah absolut. Manusia memiliki berkehendak berhubungan erat dengan

7
E-Jurnal Vol 4, No. 1-2 (2022)
UNIV UIN LAMPUNG

kesatuan dan keseimbangan serta dibatasi yang berhubungan dengan perilaku


oleh tanggung jawab. manusia. Bahkan merupakan kekuatan
dinamis individu untuk mempertahankan
d. TanggungJawab (Fardh) kualitas. Dalam prinsip ini, manusia diberi
Secara logis, prinsip tanggung jawab kebebasan untuk memilih dan akan
mempunyai hubungan dengan prinsip menerima akibatnya dari apa yang menjadi
kehendak bebas yang menetapkan batasan pilihannya,(9). Kebebasan tanpa batas
mengenai apa yang bebas dilakukan adalah suatu hal yang mustahil dilakukan
manusia dengan hubungannya pada oleh manusia karena tidak menuntut
kebutuhan manusia untuk bertanggung adanya pertanggung jawaban dan
jawab atas semua yang dilakukannya. Al- akuntabilitas yang juga dapat
Qur’an menegaskan dalam surat An- mencemarkan kemahakuasaan Allah.
Nisa(4): 85 berikut: Sebaliknya kepercayaan secara eksklusif
didasarkan pada kemahakuasaan Allah,
‫ب مِّن ۡه َۖا‬ٞ ‫ص‬ ِ ‫س َن ٗة َ ُكن ُۥ َن‬ َ ‫ـع ًة َح‬ َ ‫َش َف ۡع‬
َ ‫ش َف‬ ۡ ‫من‬ maka tanggung jawab manusia atas

‫ م ِّۡنه َۗا َوكا َ َن‬ٞ‫س َِّٗة َ ُكن ُۥ ك ِۡفل‬َ ‫ش َف َـع ٗة‬َ ‫َش َف ۡع‬
ۡ ‫َو َمن‬ tindakannya menjadi tidak bermakna.
Untuk memenuhi tuntutan keadilan dan
٨٥ ‫مق ٗتا‬
ِ ‫شي ۡ ٖء‬
َ ِّ ‫َلى ٰ ك ُل‬
َ ُ
kesatuan dalam kehendak bebasnya,
manusia harus mempertanggung jawabkan
“Barang siapa memberikan hasil yang
tindakannya. Konsep ini memiliki dua
baik, niscaya ia akan memperoleh bagian
aspek fundamental, yakni: pertama,
pahala. Dan barang siapa menimbulkan
tanggung jawab menyatu dengan status
akibat yang buruk, niscaya ia akan
kekhalifahan manusia. Kedua, konsep
memikul konsekuensinya”(9).
tanggung jawab dalam Islam merupakan
suatu keharusan, maksudnya adalah setiap
Maksud dari ayat tersebut bahwa suatu
manusia wajib bertanggung jawab atas
perbuatan akan terwujud bila mana
segala apa yang pernah dilakukan selama
perbuatan tersebut merupakan produk
dimuka bumi. Pada bidang ekonomi,
pilihan sadar dalam situasi bebas, di mana
aksioma ini dijabarkan menjadi suatu pola
pertanggung jawaban bisa diberlakukan.
perilaku tertentu karena manusia telah
Dengan demikian, semakin besar wilayah
menyerahkan suatu tanggungjawab yang
kebebasan maka semakin besar pula
tegas untuk memperbaiki kualitas
pertanggung jawaban moralnya. Tanggung
lingkungan ekonomi dan sosial, maka
jawab merupakan suatu prinsip dinamis

8
E-Jurnal Vol 4, No. 1-2 (2022)
UNIV UIN LAMPUNG

perilaku konsumsi seseorang tidak keseimbangan (Equilibrium), kehendak


sepenuhnya bergantung kepada bebas (Free Will), dan tanggung jawab
penghasilan dan konsumsi berbagai (Responsibility). Secara logis dapat
anggota masyarakat lain. Aksioma dikatakan bahwa keempat perangkat
pertanggung jawaban ini secara mendasar tersebut memiliki semua ciri sebagai
akan mengubah perhitungan ekonomi perangkat yang memadai, yakni perangkat
karena segala sesuatunya harus mengacu yang berfungsi dalam konteks sekarang
pada keadilan. Mas’udul Alam Chaudary, sebagai dasar perumusan pernyataan-
dalam pemikiran ekonominya menyatakan pernyataan ekonomi. Tetapi seperangkat
bahwa prinsip ekonomi Islam yang paling prinsip etik harus secara memadai
utama adalah tauhid dan persaudaraan, merangkum filsafat etika Islam. Maka
(6). Dalam pengertian ini persaudaraan perangkat-perangkat tersebut harus
menggambarkan sifat kemanusiaan dalam mencakup seluruh aspek yang relevan
ekonomi Islam. Kemudian prinsip untuk menyimpulkan aturan-aturan
selanjutnya adalah kerja dan produktifitas, perilaku ekonomi, tidak hanya aspek etika
yang mana pengahargaan terhadapnya Islam saja. Namun begitu, dengan
akan menciptakan profesionalisme dan memperhatikan aspek-aspek tersebut,
keadilan dalam kegiatan ekonomi. Prinsip perangkat-perangkat itu harus
terakhir adalah mendistribusikan komprehensif. Upaya mencari dasar etika
kekayaan. Maka konsep nilai sistem ekonomi Islam tersebut, Naqvi
ekonomi Islam menurutnya berangkat dari berpendapat bahwa agama dalam hal ini
sebuah prinsip fundamental Islam yang adalah Al-Quran dan Hadits dijadikan
telah ditawari oleh Naqvi, yaitu meliputi sumber pokok yang dapat digunakan untuk
tauhid, khilafah (kebebasan dan tanggung menyimpulkan prinsip-prinsip umum
jawab), dan keadilan (keseimbangan),(13). perilaku ekonomi Islam. Agama Islam
dalamkonteks Al-Quran dan Hadits
3. Membangun Kerangka Aksioma digunakan sebagai sumber semata- mata
Etika Islam karena pelaku ekonomi mempercayainya,
Seperti yang telah disebutkan oleh Naqvi, dan sebagai sumber rujukan pertama yang
(13). Bahwa etika Islam merupakan digunakan oleh pelaku ekonomi. Yang
representasi dari dalam seperangkat mana Al-Quran merupakan kallamu Allah,
aksioma yang mencakup empat elemen, dan Hadits merupakan bayanu kallamu
yaitu kesatuan/Tauhid (Unity), Allah. Sehingga aspek keimanan manusia

9
E-Jurnal Vol 4, No. 1-2 (2022)
UNIV UIN LAMPUNG

merupakan hal penting dalam eleman dalam perangkat itu, yang bisa
memposisikan Al-Quran dan Hadits dideduksi dari perangkat elemen lain dan
sebagai wilayah kajian. Seperangkat elemen tersebut akan independen.
aksioma etik yang diajukan ini adalah non- d. Semua elemennya harus konsisten satu
trivial, artinya bahwa tidak ada perangkat sama lain. Artinya menunjukkan bahwa
yang dicirikan atau diisi oleh sesuatu yang tak satupun dari elemen dalam perangkat
bersifat non-trivial. Yang mana merupakan ini bisa dideduksi dengan cara sedemikian
perangkat minimal dalam pengertian untuk sehingga satu elemen bisa bertentangan
menyusun suatu dasar. Disamping itu, dengan yang lain. Pengujian yang
aksioma etik juga harus komprehensif konsisten juga dapat dilakukan dalam
untuk membangun kerangka aksioma etik pengertian yang lebih heuristik, bahwa
ekonomi Islam, sehingga menghasilkan kebenaran satu aksioma harus tidak
prinsip-prinsip ekonomi dengan tingkat mengingkari kebenaran aksioma lain
generalitas yang memadai, maka Naqvi dalam perangkat itu, dan masing-masing
(13), menyatakan bahwa aksioma etik aksioma dalamperangkat tersebut harus
tersebut harus memenuhi lima sifat yaitu: menunjukkan kebenaran umumtentang
a. Perangkat tersebut harus merupakan sistem sebagai suatu keseluruhan.
representasi pandangan yang memadai dan e. Sifat kelima ini, perangkat tersebut
legitimate tentang etika Islam. Sifat ini harus berkaitan dengan daya prediktifnya
bisa menghilangkan kesewenang- yang mampu menjelaskan secara
wenangan subyektif dalam memilih maksimum dari gejala tertentu dengan
aksioma-aksioma etik, karena hanya yang mengacu pada prinsip yang terkandung
memenuhi syarat saja (yang berasal dari dalam keempat aksioma etik tersebut.
Al-Qur’an dan Sunnah) yang bisa menjadi Disamping pemenuhan kelima sifat formal
perangkat tersebut. aksioma etik tersebut harus juga dicari
b. Kumpulan aksioma itu harus merupakan suatu pemahaman terhadap fenomena
suatu perangkat yang memadai, dan sosial yang menyertai perilaku ekonomi
berbentuk suatu dasar. Sifat ini dapat manusia. Karena perilaku manusia tidak
menghasilkan pernyataan ekonomi yang lepas dari kehidupan sosialnya, yaitu
signifikan. perilaku atas interaksi antar manusia
c. Berkaitan dengan independensi. Sifat ini tersebut. Dapat disimpulkan pula bahwa
penting bagi validitas sistem aksioma etik. perangkat aksioma etik tersebut
Hal ini membuktikan bahwa tidak ada mencerminkan pesan sentral filsafat sosial

10
E-Jurnal Vol 4, No. 1-2 (2022)
UNIV UIN LAMPUNG

Islam yaitu penolakan terhadap status yang kesejahteraan material, tetapi dalam
tidak berkeadilan dan tuntutan terhadap kesejahteraan spiritual mereka. Dengan
perubahan sosial apabila diperlukan. demikian, bahwa sistem aksioma etik
Seperti yang sudah dijelaskan di atas dapat menambah pemahamana kita tentang
bahwa aksioma tersebut bersifat hakekat sistem etika Islam. Benang merah
independen satu sama lain. Dengan yang dapat ditarik dari penjelasan tersebut
demikian, jika Kesatuan, merupakan adalah empat aksioma etik Islam yang
dimensi vertikal, Kesejajaran merupakan ditawarkan oleh Naqvi tidak kurang dan
dimensi horisontal, Kehendak Bebas, dapat tidak lebih. Dan seperangkat aksioma etika
melahirkan anarki terhadap harmonitas Islam tersebut telah memenuhi kelima
sosial, sedangkan tanggung-jawab, jika karakteristik pokok sistem aksioma secara
didorong begitu jauh dapat menjadi logis, baik minimal, konsisten,
destruktif terhadap kebebasan manusia, independen, dan dapat membuat prediksi
dengan demikian menjadi sumber Zulm yang berarti tentang ekonomi Islam.
(ketidaksejajaran). Maka, tidak ada satu Tawaran Naqvi dalam membangun
pun elemen yang tidak bermanfaat, kerangka aksioma etik Islam tersebut
keempat elemen aksioma tersebut bersumber dari Al- Quran dan Hadits.
dibutuhkan sesuai dengan proporsinya. Sehingga tidak memisahkan prinsip moral
Perangkat itu konsisten dapat ditentukan masyarakat muslim dalam perumusan
dengan menunjukkan bahwa tidak prinsip- prinsip yang secara logis valid
mungkin menarik kesimpulan apapun tentang perilaku ekonomi.
darinya, sehingga kebenaran dari satu
aksioma tidak bertentangan dengan 4. Analisis Pendekatan Aksioma Etika
aksioma lain dalam perangkat itu. Empat Islam
aksioma tersebut menyoroti sejumlah Aksioma etika Islam yang ditawarkan oleh
aspek penting dari filsafat etika Islam yang Naqvi merupakan bentuk dari ajaran
bertujuan untuk menghasilkan tatanan agama Islam itu sendiri dan merupakan
sosial ekonomis dan harmonis bagi bagian yang integral,(13). Maka dalam
manusia yang bebas, bertanggungjawab ekonomi Islam, etika ada pada posisi
tidak hanya untuk meningkatkan penting dan merupakan unsur yang
kesejahteraan mereka sendiri tetapi juga integral pula dalam sistem ekonomi, yang
kesejahteraan orang lain dalam masyarakat telah disesuaikan dengan situasi dan
dan menuntut tidak hanya peningkatan kondisi. Oleh karenanya, ekonomi Islam

11
E-Jurnal Vol 4, No. 1-2 (2022)
UNIV UIN LAMPUNG

pada dasarnya mengedepankan pendekatan menghasilakan bagian ilmu ekonomi


integratif antara normatif dan positif. Islam modern yang tidak bertentangan dengan
menempatkan nilai yang tercermin dalam aksioma etika Islam ke dalam model
etika pada posisi yang tinggi. Maka etika ekonomi Islam. Sebab karna itulah
harus menjadi kerangka awal dalam ilmu dikatakannya bahwa sistem aksioma etika
ekonomi. Karena dalam Islam etikalah Islam yang ditawarkan Naqvi merupakan
yang harus menguasai ilmu ekonomi representasi yang memadai dari sudut
bukan sebaliknya,(14). Penjelasan, pandang etika Islam dan sebagai alat untuk
pemahaman, dan penilaian atas perilaku analisis untuk menggali lebih dalam lagi
dan masalah-masalah ekonomi hingga tentang hakikat ekonomi Islam itu sendiri.
upaya pencapaian tujuan ekonomi harus Pada pembahasannya tentang empat
dilakukan dengan kerangka ilmu sosial aksioma etika Islam, Naqvi mampu
yang integral, tanpa mendikotomikan etika membuktikan bagaimana konsep tauhid
dan realita secara absolut,(19). dan keseimbangan terdapat keterkaitan
Prosedur untuk mendeduksi pernyataan- antara keduanya, yaitu dapat digunakan
pernyataan ekonomi dari aksioma-aksioma sebagai sarana-sarana analitis untuk
etik, secara ilmiah merupakan prosedur menyusun landasan teori ekonomi Islam.
yang benar dan juga mampu menghasilkan Yaitu seperti menangani masalah-masalah
serangkaian hipotesis yang bisa diuji cara produksi, peranan teknologi, dan
tentang ekonomi Islam. Ilmu ekonomi pembagian sumber-sumber alam yang
Islam mengantar kita untuk membahas selama ini luput dari perhatian ahli
masalah baru, serta menggabungkan antara moneter muslim. Begitu pula pada prinsip
etika dan ekonomi ke dalam suatu frame- kehendak bebas dan tanggung jawab. Pada
work tunggal. Juga ditawarkan frame-work dasarnya saling terkait dan menuntut
analisis yang tepat terhadap masalah terwujudnya sebuah masyarakat yang
tersebut. Dalam pengertian ini, ilmu bebas secara politik dan ekonomi,
ekonomi Islam bisa dipandang sebagai sekaligus bebas dari egoisme, ketamakan,
suatu program penelitian ilmiah. Maka dan, kerusakan. Sebuah kebebasan yang
pendekatan aksiomatik dalam ekonomi berakar pada kecintaan yang kuat untuk
Islam merupakan alat analisis yang berbuat baik bagi sesama walaupun
digunakan untuk menyusun elemen dasar mengorbankan sebagian kesejateraan diri
ilmu ekonomi Islam. Penerapan sendiri, hal ini menyatakan bahwa
pendekatan ini secara konsisten akan kewajiban lebih dahulu daripada hak, dan

12
E-Jurnal Vol 4, No. 1-2 (2022)
UNIV UIN LAMPUNG

kepentingan orang lain lebih didahulukan Naqvi menjadi signifikan. Kerana ekonomi
daripada kepentingan pribadi. Kekuatan Islam bukanlah hanya bidang kajian
dan kelebihan dari pendekatan aksiomatis berdasarkan persoalan nilai saja, tetapi
adalah bahwa pendekatan tersebut tidak juga pada bidang keilmuan. Ilmu dan nilai
hanya menyediakan sarana-sarana yang terpadu menjadi satu, menjadikan
bagianalisis dan menuntun pencarian, ekonomi Islam produk hasil perpaduan
tetapi juga menghasilkan kebijaksanaan- dari kedua hal tersebut, serta menjadikan
kebijaksanaan untuk dijalankan. Tetapi ilmu ekonomi sebagai konsep yang
demikian, terdapat kelemahannya, yaitu integral dalam membangun keutuhan
bahwa Naqvi belum mampu menemukan hidup bermasyarakat dan bersosialisasi.
dan membangun lembaga-lembaga yang Yang mana ekonomi Islam sebagai ilmu
dapat menyingkirkan bunga atau riba. dapat dicerna dengan menggunakana
Karena bunga atau riba tersebut sangat metode-metode pengetahuan pada
bertentangan dengan empat aksioma etika umumnya, sehingga ekonomi Islam bisa
ekonomi Islam yang ditawarkan oleh dikaji, dikembangkan, dan dipraktekkan.
Naqvi sendiri. Dapat dibuktikan bahwa (4).
bunga atau riba tersebut akan merusak
salah satu atau bahkan seluruh aksioma PENUTUP
etika ekonomi Islamtersebut. Jika saja Ekonomi Islam dan etika menjadi satu
bunga atau riba tersebut dapat digantikan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
dengan mekanisme finansial yang Karena masalah ekonomi akan selalu
dibenarkan dalam Islam, maka akan terjadi sampai pada titik temunya dengan etika,
perubahan-perubahan struktural yang sebab yang menjadi subjeknya adalah
bercakupan sangat luas. Ekonomi Islam manusia dalam suatu masyarakat yang
merupakan hasil analisis dan praktek yang tidak terlepas dari suatu pandangan etis.
dilakukan oleh umat Islam, yang pastinya Perangkat aksioma mencerminkan pesan
tidak akan pernah luput dari kesalahan, sentral filsafat sosial Islam yaitu penolakan
kekurangan, dan kelemahan. Setidaknya terhadap status quo yang tidak berkeadilan
terdapat tiga aspek dalam menganalisis dan tuntutan terhadap perubahan sosial.
ekonomi, yaitu norma dan nilai-nilai dasar Postulat umum yang terdapat dalam teori
Islam, batasan ekonomi dan status hukum, ekonomi islam, yaitu penggabungan ilmu
serta aplikasi dan analisis sejarah. Maka ekonomi dan etika yang telah dielaborasi
dalam konteks inilah pendekatan aksioma oleh Naqvi.

13
E-Jurnal Vol 4, No. 1-2 (2022)
UNIV UIN LAMPUNG

12. Muslich, Etika Bisnis Islami:


DAFTAR PUSTAKA Landasan Filosofis, normatif dan
Substansi Implementatif, Yogyakarta:
1. Adinugraha, Hendri Hermawan, Ekonisia, 2004
“Norma dan Nilai dalam Ilmu 13. Naqvi, Syed Nawab
Ekonomi Islam”, Jurnal Media Haider, ,Menggagas Ilmu Ekonomi
Ekonomi dan Teknologi Informasi, Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
Vol.21, No.1, 2013 2003
2. Badroen, Faisal, dkk., Etika Bisnis 14. Ethics and Economica: An Islamic
dalamIslam, Jakarta: Kencana, 2007 Synthesis, Terj. Husin Anis dan Asep
3. Chapra, Umar, Masa Depan Ilmu Hikmat, Bandung : Mizan, 1985
Ekonomi: Sebuah Tinjauan Islam, 15. Rahadjo, Dawam, Etika Ekonomi dan
Terj. Ihkwan Abidin B, Jakarta: Gema Manajemen, Yogyakarta : Tiara
Insani, 2001 Wacana Yogya, 1990
4. Faradis, Jauhar, “Merumuskan 16. Sirageldin, Ismail, “Elimination of
Kerangka Aksioma Etik Islam (Kajian Proferty: Challenges and Islamic
Pemikiran Syed Nawab Haider Naqvi Stategis”, Jurnal Islamic Economic
dalamMenggagas Ekonomi Islam)”, Studies, Vol.8, No.1. 2000
Jurnal Literasi, Ed. 2, 2009 17. Sudarsono, Heri, Konsep Ekonomi
5. Fauzan, “Etika Bisnis Islam Islam: Suatu Pengantar, Yogyakarta:
dalamPandangan Filsafat Ilmu : Ekonisia, 2007
Telaah atas Pemikiran Etika Immanuel 18. Suseno, Frans Magnus, Etika Dasar:
Kant”, Jurnal Modernisasi, Vol.8, Masalah-Masalah Pokok Filsafat
No.2, 2012 Moral, Yogyakarta: Kanisius, 1999
6. Zadjuli, Imam, Suroso, Prinsip-Prinsip 19. Tim Penulis FSEI, Filsafat Ekonomi
Ekonomi Islam, Surabaya: Fakultas Islam, Yogyakarta: UIN Sunan
Ekonomi Universitas Airlangga, 1999 Kalijaga, 2008
7. Iswandi, Andi, “Peran Etika Qur’ani 20. Qardhawi, Yusuf, Peran Nilai dan
Terhadap Sistem Ekonomi Islam”, Moral dalam Perekonomian Islam,
Jurnal Al-Iqtishad, Vol.VI, No.1, 2014 alih bahasa Didin Hafiduddin, Jakarta:
8. Kahf, Monzer, Ekonomi Islam: Telaah Robbani Press, 2001
Analitik Terhadap Fungsi 21. Norma dan Etika Ekonomi Islam, alih
SistemEkonomi Islam, Yogyakarta: bahasa Zainal Arifin dan Dahlia
Pustaka Pelajar, 1995 Husin, Jakarta: Gema Insani Press,
9. Kementrian Agama RI, Al-Quran 1997
Terjemah dan Tajwid, Bandung: PT
Sigma ExaMedia Arkanleema, 2014
10. Muhammad, Nejatullah Siddiqi, ,
Kegiatan Ekonomi dalam Islam, alih
bahasa Anas Sidik, Jakarta:
BumiAksara, 1991
11. Muhammad dan Lukman Fauroni, ,
Visi Al- Qur’an Tentang Etika dan
Bisnis, Jakarta: Salemba Diniyah,
2002

14

Anda mungkin juga menyukai