Pembahasan
A. Pengertian etika
Pengertian etika dari segi bahasa berasal dari Yunani, yaitu ethos yang
berarti kebiasaan, adat, watak dan sikap. Makna kata etika ini identik dengan kata
moral yang berasal dari bahasa latin “mores” yang berarti adat istiadat atau cara
hidup1.Secara terminologi etika merupakan studi sistematis tentang tabiat konsep
nilai, baik, buruk, harus, benar, salah dan lain sebagainya dan prinsip-prinsip
umum yang membenarkan kita untuk mengaplikasikan atas apa saja. Etika bagi
seseorang terwujud dalam kesadaran moral (moral consiousness) yang memuat
keyakinan ‘benar dan tidak’ sesuatu.2 Dengan kata lain etika merupakan kebiasaan
atau sikap yang menunjukkan nilai baik dan buruk.
1
Frans Magnus Suseno, Etika Dasar: Masalah- Masalah Pokok Filsafat Moral, (Yogyakarta:
Kanisius, 1999), h. 14
2
Faisal Badroen, dkk., Etika Bisnis dalam Islam, Ed.1, Cet. 2,(Jakarta: Kencana, 2007), h. 5
3
Dawam Rahadjo, Etika Ekonomi dan Manajemen, Cet.1, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya,
1990), h. 3
4
Muslich, Etika Bisnis Islami: Landasan Filosofis, normatif dan Substansi Implementatif, Ed.1,
Cet.1, (Yogyakarta: Ekonisia, 2004), h. 2
baik atau hanya sewaktu-waktu saja. Seseorang dikatakan berakhlak jika timbul
dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa
banyak pertimbangan pemikiran.5
5
Andi Iswandi, “Peran Etika Qur’ani Terhadap Sistem Ekonomi Islam”, Jurnal Al-Iqtishad, Vol.VI,
No.1, Januari 2014, h. 145
6
6Tim Penulis FSEI, Filsafat..., h. 183
7
Syed Nawab Haider Naqvi, Etika dan Ilmu Ekonomi: Suatu Sintesis Alami: Suatu Sintesis yang
Islami, (Bandung: Penerbit Mizan, 1991) hlm. 80.
norma ataupun tata aturan tertentu (unsur Ilahiyah). 8Ekonomi Islam adalah
ekonomi yang berlandaskan ketuhanan. Sistem ini bertitik tolak dari Allah,
bertujuan akhir kepada Allah dan menggunakan sarana yang tidak lepas dari
syariat Allah.9 Jadi dalam ekonomi Islammemiliki keterkaitan dengan salah satu
teori etika yaitu teori perintah Tuhan, yang mana dalam ekonomi Islam, etika
berfungsi sebagai titik pandang untuk mengarahkan dan menuntun
operasionalisasi sistem ekonomi. Dengan demikian etika ekonomi
Islammerupakan suatu usaha penyelidiki atau pengkajian secara sistematis tentang
perilaku, tindakan dan sikap apa yang dianggap benar atau baik dari syariat Islam
dalam hal ekonomi, sesuai tuntunan baik Al-Qur’an maupun Hadist.
8
Hendri Hermawan Adinugraha, “Norma dan Nilai dalam Ilmu Ekonomi Islam”, Jurnal Media
Ekonomi dan Teknologi Informasi, Vol.21, No.1, Maret 2013, h. 57
9
Yusuf Qardhawi, Norma ..., h. 31
10
9Andi Iswandi, “Peran Etika..., h. 148-149
serta akhlak yang baik, membantu sesama dan tidak berbuat curang ataupun
mendzalimi orang lain.
11
Azwar Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islam., (Jakarta: IIIT Indonesia, 2003) hlm. 54.
Kebebasan manusia ini tidak berarti manusia bebas berbuat
sekehendaknya, mereka dibatasi oleh syariah yang bertujuan memelihara
kemaslahatan semua orang dengan menegakkan disiplin pada diri mereka. Karena
itu mereka bebas dalam ikatan tanggung jawab sosial seperti yang ditentukan oleh
syariah. Setiap sistem yang memperhamba manusia atau memberikan kebebasan
tak terbatas pada mereka sehingga melanggar batas-batas yang telah ditentukan
oleh Tuhan lewat syariat-Nya sendiri, bertentangan dengan martabat dan tanggung
jawab yang dikandung dalam konsep khilafah dan tidak dapat memberikan
kontribusi kepada kesejahteraan manusia.konsep khilafah dan tidak dapat
memberikan kontribusi kepada kesejahteraan manusia.12
12
Omer Chapra, Islam dan Tantangan Ekonomi,(Jakarta: Gema Insani PRESS, 1991) hlm. 211
Norma adalah aturan yang berlaku di kehidupan bermasyarakat. Norma
adalah aturan-aturan yang berisi petunjuk tingkah laku yang Harus atau tidak
boleh dilakukan manusia dan bersifat mengikat. Hal Ini berarti bahwa manusia
wajib menaati norma yang ada. Norma Adalah kaidah atau ketentuan yang
mengatur kehidupan dan hubungan Manusia dalam arti luas. Norma merupakan
petunjuk hidup bagi Manusia dan pedoman perilaku seseorang yang berlaku di
masyarakat. Jika melihat norma-norma ekonomi dan muamalat Islam, maka Akan
ditemukan empat sendi utama, yaitu ketuhanan, etika, Kemanusiaan dan sikap
pertengahan. Keempatnya merupakan ciri khas Ekonomi Islam, bahkan dalam
kenyataan merupakan milik umat Islam dan tampak dalam segala hal kegiatan
yang berbentuk islami. Keempat norma ini memiliki peran yang sama-sama
sangat penting dalam mengatur setiap individu dalam melakukan kegiatan
ekonomi. Setiap norma ini mempunyai cabang-cabang, buah dan pengaruh bagi
aspek ekonomi dan sistem keuangan Islam, baik dalam hal produksi, konsumsi,
distribusi, masalah ekspor, maupun impor yang semuanya diwarnai dengan
norma.13Norma-norma dalam ekonomi islam, yaitu:
Karena titik awalnya dari Allah, tujuannya mencari ridha Allah Dan cara-
caranya tidak bertentangan dengan Syariat-Nya. Kegiatan Ekonomi, baik
produksi, konsumsi, penukaran dan distribusi, Diikatkan pada prinsip Ilahiyyah
dan pada tujuan Ilahiyyah, Sebagaimana firman Allah SWT. dalam QS. Al-Mulk
(67): 15 Yang artinya “Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka
berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan
hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.”
14
Mubyarto, Reformasi Sistem Ekonomi Islam, (Yogyakarta: UII PRESS, 2000) hlm. 76.
mereka akan Merasa berdosa. Keimanan seorang muslim menjadi hal paling
Dasar yang harus ada dalam setiap kegiatan dalam kehidupan Sehari-hari. Jika
seorang muslim memiliki Iman yang kuat kepada Allah maka dia akan melakukan
segala hal dengan tujuan Beribadah dan akan selalu mengimplementasikan ajaran
Islam Dalam setiap kegiatan yang dilakukannnya.Ekonomi menurut Islam
bukanlah tujuan, tetapi merupakan Kebutuhan dan sarana yang lazim bagi
manusia agar bias bertahan Hidup dan bekerja untuk mencapai tujuannya yang
tinggi. Ekonomi merupakan sarana penunjang baginya dan menjadi Pelayan bagi
akidah dan risalahnya. Islam adalah sistem yang Sempurna bagi kehidupan, baik
kehidupan pribadi maupun Kehidupan umat, dan semua segi kehidupan seperti
pemikiran, Jiwa, dan akhlak. Juga pada kehidupan di bidang ekonomi, sosial
Maupun politik.
b. Ekonomi Akhlak
Bahwa ekonomi Islam memadukan antara ilmu dan akhlak, Karena akhlak
adalah daging dan urat nadi kehidupan islami. Karena risalah adalah risalah
akhlak, sesuai tujuan diutusnya Rasulullah SAW. Adalah untuk menyempurnakan
akhlak. Sesungguhnya Islam sama sekali tidak mengizinkan umatnya untuk
mendahulukan kepentingan ekonomi diatas pemeliharaan nilai dan keutamaan
yang diajarkan agama. Kesatuan antara ekonomi dan akhlak ini akan semakin
jelas pada setiap langkah-langkah ekonomi, baik yang berkaitan dengan produksi,
distribusi dan konsumsi. Seorang muslim baik secara pribadi maupun secara
bersama-sama tidak bebas mengerjakan apa saja yang diinginkannya atau apa
yang menguntungkannya.15
c. Kemanusiaan
15
Veithzal Rivai and Andi Buchari, hlm. 91.
menafsirkan, Menyimpulkan dan memindahkan dari teori untuk aplikasinya
Dalam praktek. Dalam ekonomi, manusia adalah tujuan dan Sarana.16
d. Sifat Pertengahan
Salah satu sendi utama ekonomi Islam ialah sifatnya yang Pertengahan
(keseimbangan). Bahkan ciri ini merupakan Jiwanya. 17
Ekonomi pertengahan
artinya bahwa ekonomi Islam Adalah ekonomi yang berlandaskan pada prinsip
pertengahan dan Keseimbangan yang adil. Islam menyeimbangkan antara dunia
dan Akhirat, antar individu dan masyarakat. Di dalam individu Diseimbangkan
antara jasmani dan rohani, antara akal dan hati, Antara realita dan fakta.18
Sifat pertengahan (keseimbangan) ini dapat terlihat jelas pada Sikap Islam
terhadap hak individu dan masyarakat, Islam tidak Mendzalimi masyrakat dan
tidak pula mendzalimi individu, tetapi Islam berada ditengah-tengah antara
keduanya. Islam menjaga Hak-hak individu dan masyarakat dengan adil, namun
hal ini tak Akan dapat terlaksana dengan baik jika tidak ada etika pada setiap
Individu masyarakat. Dalam kata lain, Islam adalah agama yang Mengajarkan
untuk bersikap adil dalam segala aspek kehidupan.
16
Veithzal Rivai and Andi Buchari, Islamic economics: Ekonomi Syariah Bukan Opsi
Tapi Solusi, hlm. 93.
17
Yusuf Qaradawi, Husin, and Arifin, Norma dan etika ekonomi Islam, hlm. 69.
18
Veithzal Rivai dan Andi Buchari, islamic economics: Ekonomi Syariah Bukan Opsi
Tapi Solusi, hlm.99
Maslahah adalah prinsip yang dikenal dalam hukum Islam yang berarti
memelihara tujuan Syara’ (syariat) dalam meraih manfaat serta mencegah
kemudaratan. Implementasi konsep maslahah dalam kegiatan ekonomi memiliki
ruang lingkup yang luas jika dibandingkan dengan bidang lain. Sebab hal ini
berbeda dengan bidang-bidang lain seperti ibadah yang bersifat dogmatik
(berbasis kepercayaan.) Dengan demikian, prinsip maslahah menjadi acuan dan
patokan penting dalam bidang ekonomi.
19
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) UII Yogyakarta, Ekonomi
Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 137.
berbeda dengan Konsep utility, kriteria maslahah telah ditetapkan oleh syariah dan
sifatnya mengikat Bagi semua individu.20
20
Aldila Septiana, Analisis Perilaku Konsumsi Dalam Islam, Vol.15, No.1, 2015, h.4.