Kelas :F
Etika bisnis Islam sangat mengedepankan nilai-nilai Al-Qur’an. Oleh karena ini,
beberapa nilai dasar di dalam etika bisnis Islam ini memiliki prinsip yang berasal dari
ajaran Islam, antara lain seperti di bawah ini.
1. Unity (Kesatuan)
• Kesatuan dalam hal ini adalah terefleksikannya dalam konsep tauhid yaitu
seluruh aspek kehidupan yang terpadu dalam bidang ekonomi, politik, dan
sosial serta mementingkan konsep konsistensi dan keteraturan yang
menyeluruh.
• Dari konsep ini maka Islam menawarkan keterpaduan agama, ekonomi, dan
sosial demi membentuk kesatuan.
• Atas dasar ini pula maka etika dan bisnis menjadi terpadu vertikal (manusia
dengan penciptanya) maupun horizontal (sesama manusia), membentuk suatu
persamaan yang sangat penting dalam Islam.
Sumber :
2. Equilibrium (Keseimbangan)
Sumber :
• Kebebasan disini adalah bebas memilih atau bertindak sesuai etika atau
sebaliknya : “Dan katakanlah (Muhammad) kebenaran itu datangnya dari
Tuhanmu, barang siapa yang menghendaki (beriman) hendaklah ia beriman
dan barang siapa menghendaki (kafir) biarlah ia kafir”(QS. 18:29).
• Jadi, jika seseorang menjadi muslim maka ia harus menyerahkan
kehendaknya kepada Allah.
• Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis Islam, tetapi
kebebasan itu tidak merugikan kepentingan kolektif.
• Kepentingan individu dibuka lebar.
• Tidak adanya batasan pendapatan bagi seseorang mendorong manusia untuk
aktif berkarya dan bekerja dengan segala potensi yang dimilikinya.
• Kecenderungan manusia untuk terus menerus memenuhi kebutuhan
pribadinya yang tak terbatas dikendalikan dengan adanya kewajiban setiap
individu terhadap masyarakatnya melalui zakat, infak dan sedekah.
• Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan oleh
manusia karena tidak menuntut adanya pertanggungjawaban dan
akuntabilitas.
• Untuk memenuhi tuntunan keadilan dan kesatuan, manusia perlu
mempertaggungjawabkan tindakannya secara logis prinsip ini berhubungan
erat dengan kehendak bebas.
• Ia menetapkan batasan mengenai apa yang bebas dilakukan oleh manusia
dengan bertanggungjawab atas semua yang dilakukannya.
• Responsibility merupakan bentuk pertanggungjawaban atas setiap tindakan.
• Prinsip pertanggungjawaban menurut Sayid Quthb adalah tanggung jawab
yang seimbang dalam segala bentuk dan ruang lingkupnya, antara jiwa dan
raga, antara orang dan keluarga, antara individu dan masyarakat serta antara
masyarakat satu dengan masyarakat lainnya.
5. Benevolence (Kebenaran)
Dokter menjalin hubungan yang bersifat covenant dengan pasien, bukan contract.
Covenant, lebih tepat berarti akad (lebih bersifat perjanjian, tetapi bukan promise).
Covenant seperti contract, dimana dokter berupaya sebaik- baikya menyembuhkan
pasien, dan pasien mengikuti petunjuk dokter, disamping melunasi rekening dokter,
tetapi melebihi status kontrak. Peran dokter tidak dipatok sampai batas yang
ditetapkan sebelumnya. Dokter harus peduli pasien jika terjadi hal-hal yang tak
disangka-sangka.
Dalam etika kedokteran Islam tercantum nilai-nilai bahwa Qur’an dan Hadits adalah
sumber segala macam etika yang dibutuhkan untuk mencapai hidup bahagia dunia
akhirat. Sehingga etika kedokteran mengatur kehidupan, tingkah laku seorang dokter
dalam mengabdikan dirinya terhadap manusia baik yang sakit maupun yang sehat.
Ketika rasullah SAW tiba di Madinah dan menegakkan kedaulatan di sana, banyak
orang-orang yang datang kepada beliau untuk disembuhkan dengan safaah dan doa.
Tetapi mereka terkejut ketika beliau bersabda.
• Ius Constitutum (hukum positif) adalah peraturan hukum yang berlaku pada
saat ini atau sekarang, untuk masyarakat dari dalam suatu daerah tertentu .
• Ius Constitutum merupakan hukum yang berlaku untuk suatu masyarakat
dalam suatu tempat pada suatu waktu tertentu.
• Hukum positif adalah kumpulan asas dan kaidah hukum tertulis yang pada
saat ini sedang berlaku dan mengikat secara umum atau khusus dan
ditegakkan oleh atau melalui pemerintah atau pengadilan dalam negara
Indonesia.
Hukum positif merupakan/ sebagai kumpulan asas dan kaidah hukum tertulis yang
pada saat ini sedang berlaku dan mengikat secara umum atau khusus yang ditegakkan
oleh atau melalui pemerintahan atau pengadilan dalam negara Indonesia. Hukum
Indonesia merupakan campuran dari sistem hukum, hukum Eropa, hukum agama,
dan hukum adat.
Sebagian besar sistem yang dianut, baik perdata maupun pidana, berbasis pada
hukum Eropa kontinental, khususnya dari Belanda karena aspek sejarah masa lalu
Indonesia yang merupakan wilayah jajahan dengan sebutan Hindia Belanda
(Nederlanddsh-Indie).
Hukum Agama karena sebagian besar masyarakat Indonesia menganut Islam, maka
dominasi hukum atau Syariat Islam lebih banyak terutama di bidang perkawinan,
kekeluargaan dan warisan. Selain itu, di Indonesia juga berlaku sistem hukum adat
yang diserap kedalam perundang-undangan atau yurisprudensi, yang merupakan
penerusan dari aturan-aturan setempat dari masyarakat dan budaya-budaya yang ada
di wilayah Nusantara
Hubungan Ekonomi Islam dan Kewirausahaan Sosial adalah seperti yang tercantum
dalam ayat-ayat berikut
“Dan katakahlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-
orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) yang mengetahui hal yang ghaib dan yang nyata…” (QS 9/At
Taubah: 105).
Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku muslim (yang beriman)
dalam ekonomi yang mengikuti al-Quran, hadis nabi Muhammad, ijma’ dan qiyas.
Oleh karena luasnya kaidah ekonomi, pembahasan dalam ilmu ekonomi terbagi pada:
a. Ekonomi sebagai usaha hidup dan pencarian manusia dinamakan economi cal live.
Dengan contoh yang sangat sederhana dan klasik, Nabi dapat menegaskan soal- soal
ekonomi dalam bagiannya;
Oleh karena itu, mempelajari ekonomi Islam dan menjalankan aktifitas ekonomi
yaitu Kewirausahaan secara Islami menjadi suatu keharusan bagi umat Islam.
CSR, apabila dilakukan dengan baik dan benar, maka akan menghasilkan keuntungan
bagi perusahaan dan masyarakat. Keuntungan bagi perusahaan melakukan CSR
adalah:
6. Dalam setiap profesi, belum tentu pelaku profesi tersebut bersikap profesional.
Bagaimana cara yang ditempuh agar dalam menjalankan profesi, seseorang bisa
selalu profesional?
Cara yang ditempuh agar dalam menjalankan profesi seseorang bisa selalu
profesional adalah dengan cara memenuhi standar pendidikan dan ketrampilan,
menjalankan etika profesi dan memiliki kebermanfaatan bagi orang lain/sekitarnya
Tuntutan dasar etika profesi luhur yang pertama agar profesi itu dijalankan tanpa
pamrih. Bahkan B. Kieser (1981) menuliskan: ‘’Seluruh ilmu dan usahanya hanya
demi kebaikan pasien/klien. Menurut keyakinan orang yang menurut aturan-aturan
kelompok (profesi luhur), para profesional wajib mempraktikan keahlian mereka
semata-mata kepada kepentingan yang mereka layani, tanpa menghitung untung
ruginya sendiri. Sebaliknya, dalam semua etika profesi, cacat jiwa pokok dari
seorang profesional ialah bahwa ia mengutamakan kepentingannya sendiri di atas
kepentingan klien’’. Kedua, para pelaksana profesi luhur ini harus memiliki
pegangan atau pedoman yang ditaati dan diperlukan oleh para anggota profesi, agar
kepercayaan para klien tidak disalahgunakan. Selanjutnya, hal ini kita kenal sebagai
kode etik. Mengingat fungsi dari kode etik itu, maka profesi luhur menuntut
seseorang untuk menjalankan tugasnya dalam keadaan apa pun tetap menjunjung
tinggi tuntutan profesinya.
Dengan memperhatikan pendidikan yang ada sampai saat ini yang mengajarakan
bagaimana cara kita mempertahankan dan memelihara etika profesi tersebut dapat
dikatakan masih sangat minim sekali terutama pada pendidikan terhadap pegawai /
karyawan yang telah mengemban tugas sesuai dengan profesinya masing- masing,
hingga saat ini belum dapat dikatakan maksimal dan tidak sebanding antara
pendidikan khusus etika profesi jika dibandingkan dengan pendidikan yang bersifat
akademis lainnya. Padahal, dengan melihat tujuan dan manfaat etika profesi itu
sendiri pada dasarnya adalah untuk menghindari penyalahgunaan profesi hukum atau
dengan kata lain adalah untuk terwujudnya profesionalime kerja.
PROFESIONAL, adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu
dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau
seorang profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu
keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut
keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk
senang-senang, atau untuk mengisi waktu luang. Yang harus kita ingat dan fahami
betul bahwa “PEKERJAAN/PROFESI” dan “PROFESIONAL” terdapat beberapa
perbedaan : PROFESI : - Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus. -
Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu). -
Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup. - Dilaksanakan dengan
keterlibatan pribadi yang mendalam. PROFESIONAL: - Orang yang tahu akan
keahlian dan keterampilannya. - Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau
kegiatannya itu. - Hidup dari situ. - Bangga akan pekerjaannya.
Kebanyakan orang menganggap bahwa pekerjaan itu sama dengan profesi, sehingga
orang beranggapan bahwa semua pekerjaan itu merupakan suatu profesi. Padahal
tidak semua pekerjaan itu merupakan suatu profesi. Yang dimaksud degan profesi itu
adalah :
Setelah memahami arti dari profesi tersebut, maka sekarang kita tinjau arti
dari kode. Kode dapat diartikan sebagai tanda-tanda atau simbol-simbol yang berupa
kata-kata, tulisan atau benda yang disepakati untuk maksud-maksud tertentu,
misalnya untuk menjamin suatu berita, keputusan atau suatu kesepakatan suatu
organisasi. Kode juga dapat berarti kumpulan peraturan yang sistematis. Sedangkan
Kode etik yaitu norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai
landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja. Dari
pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa Kode Etik Profesi adalah pedoman
sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan
sehari-hari.
Dalam agency theory dikenal adanya kontrak kerja, yang akan mengatur proporsi
utilitas masing-masing pihak dengan tetap memperhitungkan kemanfaatan secara
keseluruhan. Kontrak kerja adalah seperangkat aturan yang mengatur mengenai
mekanisme bagi hasil, baik yang berupa keuntungan (return) maupun risiko (risk)
yang disetujui oleh prinsipal dan agen. Selain itu, kontrak kerja yang optimal adalah
kontrak yang seimbang antara prinsipal dan agen yang secara sistematis
memperlihatkan pelaksanaan kewajiban yang optimal oleh agen dan pemberian
imbalan khusus oleh prinsipal kepada agen. Kajian mengenai bagaimana membuat
suatu kontrak kerja yang optimal merupakan kunci bagi terwujudnya suatu hubungan
prinsipal-agen yang ideal.
Secara garis besar teori keagenan dikelompokkan menjadi dua (Eisenhardt, 1989):
1. Positive agent research memfokuskan pada identifikasi dimana agen dan prinsipal
mempunyai tujuan yang bertentangan dan mekanisme pengendalian yang terbatas
hanya menjaga perilaku self serving agen. Secara eksklusif, kelompok ini hanya
memperhatikan konflik tujuan antara pemilik dengan manajer.
2. Principal agent research memfokuskan pada kontrak optimal antara pelaku dan
hasilnya, secara garis besar penekanan pada hubungan prinsipal dan agen. Principal
agent research mengungkapkan bahwa hubungan agen dan prinsipal dapat
diaplikasikan secara lebih luas, misalnya untuk menggambarkan hubungan pekerja
dan pemberi kerja, pengacara dengan kliennya, auditor dengan auditi.
Inti dari agency theory atau teori keagenan adalah mendesain kontrak yang tepat
untuk menyelaraskan kepentingan prinsipal dan agen dalam hal konflik kepentingan
(Scott, 1997).
Menurut Eisenhard (1989), teori keagenan dilandasi oleh 3 (tiga) asumsi yaitu:
Berdasarkan sifat dasar manusia di atas, dapat memicu konflik agensi yang sering
terjadi antara manajer dan pemegang saham.
Agency theory terfokus pada dua individu pihak yaitu prinsipal dan agen. Prinsipal
didefinisikan sebagai pihak yang memberikan mandat kepada pihak lain, yang
disebut agen, untuk dapat bertindak atas nama agen tersebut. Agen, sebagai pihak
yang diberi amanah untuk menjalankan dana dari pihak pemilik (prinsipal) harus
mempertanggungjawabkan apa yang telah di amanahkan. Di lain pihak prinsipal
sebagai pihak pemberi amanah akan memberikan insentif kepada agen berbagai
macam fasilitas baik finansial maupun nonfinansial. Permasalahan timbul ketika
kedua belah pihak mempunyai persepsi dan sikap yang berbeda dalam hal pemberian
informasi yang akan digunakan oleh prinsipal untuk memberikan insentif kepada
agen.
Prinsipal:
hanya tertarik kepada hasil keuangan yang bertambah atau investasi mereka
di dalam perusahaan.
8. Jelaskan bentuk pelanggaran etika bisnis di era digital, dan bagaimana upaya dalam
mengurangi pelanggaran tersebut!
Pelaku memiliki cara cerdas untuk menarik perhatian pembeli sehingga mereka
dapat membeli produk mereka yang diindikasikan pemalsuan merek dagang.
Sebagian besar, pelanggaran merek dagang terjadi adalah ketika pihak lain
menggunakan merek dagang yang menyebabkan dari "likelihood of confusion" atau
"confusing similarity" antara item atau di antara para pihak untuk membuat barang-
barang.
1.Spamming
Dalam beberapa media sosial khususnya Instagram, pasti kita mengenal istilah spam.
Ini sering terjadi dan dilakukan oleh pengelola akun untuk meninggalkan jejak pada
kolom komentar ataupun mengirimkan direct message secara acak kepada pengguna
lain. Selain itu, spam juga dapat dalam bentuk melakukan tag secara acak. Tentunya
hal ini sangat mengganggu pengguna lain. Dalam beberapa waktu ke belakang
sebelum populernya Instagram, pelaku spamming mengirimkan jejak mereka melalui
e-mail. Perilaku seperti ini sebaiknya dihindari guna mempertahankan kredibilitas
usaha Anda.
Pelaku pencuri ide bisnis dapat dijerat sanksi pidana sesuai Pasal 17 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang, yaitu:
“Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan Rahasia Dagang pihak
lain atau melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 atau Pasal 14
dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun danatau denda paling
banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).”
5.Penipuan
Esensi terpenting dalam usaha atau dagang adalah kejujuran dalam transaksi. Dalam
banyak kasus transaksi secara online, penjual tidak transparan kepada konsumen. Hal
ini tentu sangat mengecewakan bagi pihak konsumen, dan konsumen dapat
melakukan pengembalian barang atau berujung pada complain konsumen yang
berpengaruh pada rating toko (jika toko tersebut online).
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
agar terjadinya upaya dalam mengurangi pelanggaran tersebut, antara lain ialah
1. Pengendalian diri
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar. Artinya, kalau pelaku bisnis itu
memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena
persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan "katabelece" dari
"koneksi" serta melakukan "kongkalikong" dengan data yang salah.
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan
golongan pengusaha kebawah.
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati Bersama
10. Menumbuh kembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang
telah disepakati jika etika ini telah dimiliki oleh semua pihak, jelas semua
memberikan suatu ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis.
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum
positif yang berupa peraturan perundang- undangan