Anda di halaman 1dari 16

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP

TAHUN AKADEMIK 2021/2022

Mata Kuliah : Etika Bisnis Dalam Islam

Kode Mata : IKB113

Kuliah Program Studi : Magister Manajemen (MMRS)

Dosen : TIM DOSEN

Hari/Tanggal : Sabtu, 11 Juni 2022

Kelas :F

Nama Mahasiswa/NPM : APRILIZA RALASATI / 20090321528

No. Soal dan Jawaban


1. Sebutkan dan jelaskan prinsip prinsip etika bisnis Islam ?

Etika bisnis Islam sangat mengedepankan nilai-nilai Al-Qur’an. Oleh karena ini,
beberapa nilai dasar di dalam etika bisnis Islam ini memiliki prinsip yang berasal dari
ajaran Islam, antara lain seperti di bawah ini.

1. Unity (Kesatuan)

• Kesatuan dalam hal ini adalah terefleksikannya dalam konsep tauhid yaitu
seluruh aspek kehidupan yang terpadu dalam bidang ekonomi, politik, dan
sosial serta mementingkan konsep konsistensi dan keteraturan yang
menyeluruh.
• Dari konsep ini maka Islam menawarkan keterpaduan agama, ekonomi, dan
sosial demi membentuk kesatuan.
• Atas dasar ini pula maka etika dan bisnis menjadi terpadu vertikal (manusia
dengan penciptanya) maupun horizontal (sesama manusia), membentuk suatu
persamaan yang sangat penting dalam Islam.

Sumber :

• Syed Nawab Naqvi, Ethict and Economics: An Islamic Syntesis, telah


diterjemahkan oleh Husin Anis: Etika dan Ilu Ekonomi Suatu Sintesis Islami,
(Bandung: mizan, 1993), hal. 50

2. Equilibrium (Keseimbangan)

• Keseimbangan, kebersamaan, dan kemoderatan merupakan prinsip etis yang


harus diterapkan dalam aktivitas maupun entitas bisnis.36
• Islam sangat mengajurkan untuk berbuat adil dalam berbisnis, dan melarang
berbuat curang atau berlaku dzalim. Rasulullah diutus Allah untuk
membangun keadilan. Kecelakaan besar bagi orang yang berbuat curang,
yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain meminta
untuk dipenuhi, sementara kalau menakar atau menimbang untuk orang selalu
dikurangi.
• Kecurangan dalam berbisnis pertanda kehancuran bisnis tersebut, karena
kunci keberhasilan bisnis adalah kepercayaan.
• AlQur‟an memerintahkan kepada kaum muslimin untuk menimbang dan
mengukur dengan cara yang benar dan jangan sampai melakukan kecurangan
dalam bentuk pengurangan takaran dan timbangan.

Sumber :

• Sri Nawatmi, ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF ISLAM, Fokus Ekonomi


Vol. 9 No. 1, dalam 24402-ID-etika-bisnis-dalam-perspektif-islam.pdf,

3. Free Will ( Kebebasan Berkehendak)

• Kebebasan disini adalah bebas memilih atau bertindak sesuai etika atau
sebaliknya : “Dan katakanlah (Muhammad) kebenaran itu datangnya dari
Tuhanmu, barang siapa yang menghendaki (beriman) hendaklah ia beriman
dan barang siapa menghendaki (kafir) biarlah ia kafir”(QS. 18:29).
• Jadi, jika seseorang menjadi muslim maka ia harus menyerahkan
kehendaknya kepada Allah.
• Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis Islam, tetapi
kebebasan itu tidak merugikan kepentingan kolektif.
• Kepentingan individu dibuka lebar.
• Tidak adanya batasan pendapatan bagi seseorang mendorong manusia untuk
aktif berkarya dan bekerja dengan segala potensi yang dimilikinya.
• Kecenderungan manusia untuk terus menerus memenuhi kebutuhan
pribadinya yang tak terbatas dikendalikan dengan adanya kewajiban setiap
individu terhadap masyarakatnya melalui zakat, infak dan sedekah.

4. Responsibility (Tanggung Jawab)

• Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan oleh
manusia karena tidak menuntut adanya pertanggungjawaban dan
akuntabilitas.
• Untuk memenuhi tuntunan keadilan dan kesatuan, manusia perlu
mempertaggungjawabkan tindakannya secara logis prinsip ini berhubungan
erat dengan kehendak bebas.
• Ia menetapkan batasan mengenai apa yang bebas dilakukan oleh manusia
dengan bertanggungjawab atas semua yang dilakukannya.
• Responsibility merupakan bentuk pertanggungjawaban atas setiap tindakan.
• Prinsip pertanggungjawaban menurut Sayid Quthb adalah tanggung jawab
yang seimbang dalam segala bentuk dan ruang lingkupnya, antara jiwa dan
raga, antara orang dan keluarga, antara individu dan masyarakat serta antara
masyarakat satu dengan masyarakat lainnya.

5. Benevolence (Kebenaran)

• Kebenaran dalam konteks ini selain mengandung makna kebenaran lawan


dari kesalahan, mengandung pula dua unsur yaitu kebajikan dan kejujuran.
• Dalam konteks bisnis kebenaran dimaksudkan sebagia niat, sikap dan
perilaku benar yang meliputi proses akad (transaksi) proses mencari atau
memperoleh komoditas pengembangan maupun dalam proses upaya meraih
atau menetapkan keuntungan.
• Dengan prinsip kebenaran ini maka etika bisnis Islam sangat menjaga dan
berlaku preventif terhadap kemungkinan adanya kerugian salah satu pihak
yang melakukan transaksi, kerjasama atau perjanjian dalam bisnis.

2. Bagaimana pandangan Islam mengenai etika kedokteran?

Pandangan Islam mengenai etika kedokteran Ialam adalah konsekuensi hubungan


dokter pasien. Hubungan dokter- pasien berbeda dengan hubungan pebisnis dengan
pelanggan atau mitra bisnis.

Dokter menjalin hubungan yang bersifat covenant dengan pasien, bukan contract.
Covenant, lebih tepat berarti akad (lebih bersifat perjanjian, tetapi bukan promise).
Covenant seperti contract, dimana dokter berupaya sebaik- baikya menyembuhkan
pasien, dan pasien mengikuti petunjuk dokter, disamping melunasi rekening dokter,
tetapi melebihi status kontrak. Peran dokter tidak dipatok sampai batas yang
ditetapkan sebelumnya. Dokter harus peduli pasien jika terjadi hal-hal yang tak
disangka-sangka.

Dalam etika kedokteran Islam tercantum nilai-nilai bahwa Qur’an dan Hadits adalah
sumber segala macam etika yang dibutuhkan untuk mencapai hidup bahagia dunia
akhirat. Sehingga etika kedokteran mengatur kehidupan, tingkah laku seorang dokter
dalam mengabdikan dirinya terhadap manusia baik yang sakit maupun yang sehat.

KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA

ü Seorang dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan memuji diri.


ü Seorang dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan seluruh
keilmuan dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien, yang ketika ia tidak
mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, atas persetujuan
pasien/keluarganya , ia wajib merujuk pasien kepada dokter yang mempunyai
keahlian untuk itu.
ü Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu wujud tugas
perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu
memberikannya.
ü Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecuali
dengan persetujuan keduanya, atau berdasar prosedur yang etis.
ü “sayaakansenantiasamengutamakankesehatanpasien,dengan memperhatikan
kepentingan masyarakat.” Sumpah dokter Indonesia.

ETIKA KEDOKTERAN DALAM ISLAM

Ketika rasullah SAW tiba di Madinah dan menegakkan kedaulatan di sana, banyak
orang-orang yang datang kepada beliau untuk disembuhkan dengan safaah dan doa.
Tetapi mereka terkejut ketika beliau bersabda.

Panggillah mereka (dokter) untuknya”. Mereka berkata dengan heran; “Engkau


berkata begitu wahai Rasullah?” beliau menjawab; “Ya ambilah pengobatan dari
hamba Allah. “Sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit melainkan juga
menurunkan obat untuknya, kecuali satu”. Mereka bertanya: Apa itu? Jawab beliau.
“Penyakit tua”

3. Berikan contoh hukum positif yang behubungan dengan etika bisnis!

Definisi Hukum Positif

• Ius Constitutum (hukum positif) adalah peraturan hukum yang berlaku pada
saat ini atau sekarang, untuk masyarakat dari dalam suatu daerah tertentu .
• Ius Constitutum merupakan hukum yang berlaku untuk suatu masyarakat
dalam suatu tempat pada suatu waktu tertentu.
• Hukum positif adalah kumpulan asas dan kaidah hukum tertulis yang pada
saat ini sedang berlaku dan mengikat secara umum atau khusus dan
ditegakkan oleh atau melalui pemerintah atau pengadilan dalam negara
Indonesia.

Hukum positif merupakan/ sebagai kumpulan asas dan kaidah hukum tertulis yang
pada saat ini sedang berlaku dan mengikat secara umum atau khusus yang ditegakkan
oleh atau melalui pemerintahan atau pengadilan dalam negara Indonesia. Hukum
Indonesia merupakan campuran dari sistem hukum, hukum Eropa, hukum agama,
dan hukum adat.

Sebagian besar sistem yang dianut, baik perdata maupun pidana, berbasis pada
hukum Eropa kontinental, khususnya dari Belanda karena aspek sejarah masa lalu
Indonesia yang merupakan wilayah jajahan dengan sebutan Hindia Belanda
(Nederlanddsh-Indie).

Hukum Agama karena sebagian besar masyarakat Indonesia menganut Islam, maka
dominasi hukum atau Syariat Islam lebih banyak terutama di bidang perkawinan,
kekeluargaan dan warisan. Selain itu, di Indonesia juga berlaku sistem hukum adat
yang diserap kedalam perundang-undangan atau yurisprudensi, yang merupakan
penerusan dari aturan-aturan setempat dari masyarakat dan budaya-budaya yang ada
di wilayah Nusantara

Sumber : Laurensius Arliman S, Penegakan Hukum dan Kesadaran Masyrakat,


(Yogyakarta: Deepublish, 2015), hal. 33-34

Undang-Undang Perlindungan konsumen Nomor 8 Tahun 1999

• Kedudukan tentang konsumen dan pelaku usaha terlihat dan disebutkan


dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen mengenai hak dan kewajiban masing-masing.
• Hak dari konsumen adalah kewajiban bagi pelaku usaha.Dalam Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1999
• Hak konsumen dan Kewajiban pelaku usaha disebutkan dalam BAB III Pasal
4 tentang Hak dan Kewajiban.
• Hak konsumen adalah Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan
dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa,
• Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau
jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang
dijanjikan,
• Hak atas informasi yang benarnya, jelas dan jujur, mengenai kondisi serta
jaminan barang dan/atau jasa,
• Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang
digunakan,
• Hak untuk mendapat advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian
sengketa perlindungan konsumen secara patut,
• Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen,
• Hak untuk diperlakukan atau dilayanisecara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif,
• Hak untuk mendapat konpensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila
barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak
sebagaimana mestinya dan
• Hak-hak yang diatur dalam ketentuan-ketentuan peraturan perundang-
undangan lainnya.
• Kemudian dalam Pasal 7 membahas tentang kewajiban pelaku usaha di
antaranya:
• Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya,
• Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaian
dan pemeliharaan.
• Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif.
• Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau
diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa
yang berlaku.
• Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba
barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas
barang yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan.
• Memberi konpensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat
penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang
diperdagangkan.
• Memberi konpensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau
jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.
• Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999 menjelaskan
sanki Administrasi dan Sanksi Pidana bagi yang melanggar sesuai apa yang
ditetapkan dalam Undang-Undang. Hal tersebut tercantum dalam BAB XIII
tentang sanksi dalam Pasal 60,61,62,63 55
• Sanksi Administrasi Pasal 60, Badan penyelesaian sengketa konsumen
bersenang menjatuhkan sanksi administrative terhadap pelaku usaha yang
melanggar Pasal 19 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 20, Pasal 25 dan Pasal 26.
• Sanksi administrative berupa penetapan ganti rugi paling banyak
Rp.200.000.000,00 (duaratus juta rupiah)
• Tata cara penetapan sanksi administrative sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) di atur lebih lanjut dalam peraturan perundang-undangan.
• Sesuai Pasal 61 penuntutan pidana dapat dilakukan terhadap pelaku usaha dan
atau pengurusnya.
• Kemudian Pasal 62 menjelaskan bahwa, Pelaku usaha yang melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8, pasal 9, pasal 10, Pasal 13
ayat (2), Pasal 15, Pasal 17 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf e, ayat (2)
dan Pasal 18 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau
pidana denda paling banyak Rp.2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah).
• Pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud Pasal 11,
Pasal 12, Pasal 13 ayat (1), Pasal 14, Pasal 16, dan Pasal 17 ayat (1) huruf d
dan huruf f dipidana penjara paling lama 2 (dua) Tahun atau pidana denda
paling banyak Rp.500.000.000,00 (limaratus juta rupiah).
• Terhadap pelanggaran yang mengakibatkan luka berat, sakit berat, cacat tetap
atau kematian diberlakukan ketentuan pidana yang berlaku.
• Terhadap sanksi pidana sebagaimana dimaksud Pasal 62, dapat dijatuhkan
hukuman tambahan sesuai Pasal 63 berupa, Perampasan barang tertentu.
Pengumuman keputusan hakum. Pembayaran ganti rugi.
• Perintah penghentian kegiatan tertentu yang menyebabkan timbulnya
kerugian konsumen. Kewajiban penarikan barang dari peredaran;atau.
Pencabutan izin usaha.

Undang-Undang No. 11 Tahun 2009 tentang Informasi dan Transaksi


Elektronik

• Di Indonesia telah dibentuk peraturan perundang-undangan yang mengatur


mengenai informasi dan transaksi elektronik dalam Undang-Undang nomor
11 tahun 2009 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
• Mengenai penjelasan tentang Transaksi elektronik telah disebutkan dalam
BAB I tentang ketentuan umum pasal 1 angka (2) yang berbunyi “Transaksi
eletronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan
computer, jaringan computer, dan atau media elektronik lainnya.”
• Kemudian dalam Pasal 2 menjelaskan siapa saja yang bisa dijerat oleh
Undang-Undang Informasi dan Transaski Elektronik “Undang-Undang ini
berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang ini, baik yang berada di wilayah hukum
Indonesia maupun diluar wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat
hukum di wilayah hukum Indonesia/atau di luar wilayah hukum Indonesia
dan merugikan kepentingan Indonesia”
• Kemudian Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik Nomor 11
Tahun 2008 pada BAB III menjelaskan tentang asas dan tujuan pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik, dijelaskan dalam pasal 3
“Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik dilaksanakan
berdasarkan asas kepastian hukum, manfaat, kehati-hatian, iktikad baik, dan
kebebasan memilih teknologi atau netral teknologi” .
• Dalam Pasal 4 huruf (a) UU ITE juga telah dijelaskan mengenai pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik dilaksanakan dengan tujuan
untuk Mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat
informasi dunia.
• Mengenai kelengkapan infomasi yang ditawarkan dijelaskan dalam Pasal 9
membahas tentang produk yang ditawarkan oleh pelaku usaha “Pelaku usaha
yang menawarkan produk melalui sistem Elektronik harus menyediakan
informasi yang lengkap dan benar berkaitan dengan syarat kontrak, produsen,
dan produk yang ditawarkan.”
• Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik dalam BAB VII Pasal 28 menjelaskan tentang perbuatan yang
dilarang, isi dalam Pasal tersebut adalah “ Setiap orang dengan sengaja dan
tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa
kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu
berdasarkan atas suku, agama , ras dan antargolongan (SARA)”
• Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik BAB XI Pasal 45 membahas tentang ketentuan pidana.
• Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27
ayat (1), ayat (2), ayat (3), atau ayat (4) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp.1000.000.000,00 (satu milliard rupiah).
• Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28
ayat (1) atau ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp.1.000.000.000.00 (satu milliard
rupiah).
• Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29
dipidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp.2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).

4. Jelaskan hubungan Ekonomi Islami dan Kewirausahaan Sosial?

Hubungan Ekonomi Islam dan Kewirausahaan Sosial adalah seperti yang tercantum
dalam ayat-ayat berikut

 “Dan katakahlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-
orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) yang mengetahui hal yang ghaib dan yang nyata…” (QS 9/At
Taubah: 105).

— “Apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi;


dan carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung (QS Al Jumu’ah: 10)
— “…tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan taqwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran…” (QS Al
Maidah: 2)
— “Orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling bermanfaat bagi
orang lain” (HR Thabrani)
— “Sesungguhnya Allah mencintai orang mukmin yang berkarya/bekerja keras
(HR Baihaqy)
— “Dari Jabir ibn ‘Abd Allah, katanya: Rasulillah SAW bersabda, “Barang
siapa yang mempunyai sebidang tanah, maka hendaklah ia menanaminya, dan
jika tidak mampu menanaminya maka hendaklah ditanami orang lain” (HR
Muslim).

Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku muslim (yang beriman)
dalam ekonomi yang mengikuti al-Quran, hadis nabi Muhammad, ijma’ dan qiyas.

Oleh karena luasnya kaidah ekonomi, pembahasan dalam ilmu ekonomi terbagi pada:

a. Ekonomi sebagai usaha hidup dan pencarian manusia dinamakan economi cal live.

b. Ekonomi dalam rencana suatu pemerintahan dinamakan political economy.

c. Ekonomi dalam teori dan pengetahuan dinamakan political science.

Dengan contoh yang sangat sederhana dan klasik, Nabi dapat menegaskan soal- soal
ekonomi dalam bagiannya;

1. Mencari dan mengumpulkan kayu bakar berarti berusaha menambah


produksi.
2. Berusaha menjualnya berarti mengerjakan distribusi (pembagian).
3. Memakannya berarti memenuhi konsumsi (pemakaian).
4. Menyedekahkan kepada orang lain berarti mengerjakan rencana sosial.

Oleh karena itu, mempelajari ekonomi Islam dan menjalankan aktifitas ekonomi
yaitu Kewirausahaan secara Islami menjadi suatu keharusan bagi umat Islam.

5. Mengapa perusahaan harus menanamkan konsep CSR dalam menjalankan


operasional perusahaannnya? Dan apa Keuantungan bagi perusahaan dalam
melakukan program CSR!

Perusahaan harus menanamkan konsep CSR dalam menjalankan operasional


perusahaannya karena CSR adalah suatu konsep atau tindakan yang dilakukan oleh
perusahaan sebagai rasa tanggung jawab perusahaan terhadap sosial maupun
lingkungan sekitar di mana perusahaan itu berada.

CSR dalam perusahaan bertujuan untuk memberikan nilai pada masyarakat,


berpartisipasi dalam kesadaran lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan dan
produktivitas karyawan yang bekerja di perusahaan. Sebuah bisnis yang baik, tidak
hanya mampu menjual produknya kepada konsumen dalam jumlah yang banyak,
namun juga mampu dalam menunjukkan mereka bahwa perusahaan mereka adalah
perusahaan yang dijalankan dengan nilai dan dasar yang baik, sehingga konsumen
percaya bahwa produk atau jasa yang diberikan adalah produk atau jasa yang dibuat
oleh perusahaan yang baik

Manfaat CSR, yaitu:

1. Meningkatkan Citra Perusahaan


2. Memperkuat “Brand” Perusahaan
3. Membedakan Perusahaan dengan Pesaingnya
4. Menghasilkan Inovasi dan Pembelajaran untuk Meningkatkan Pengaruh
Perusahaan
5. Membuka Akses untuk Investasi dan Pembiayaan bagi Perusahaan Meningkatkan
Harga Saham

CSR, apabila dilakukan dengan baik dan benar, maka akan menghasilkan keuntungan
bagi perusahaan dan masyarakat. Keuntungan bagi perusahaan melakukan CSR
adalah:

1. Memberikan Inovasi. Inovasi berkaitan dengan pengembangan yang secara


terus-menerus, sehingga perusahaan mampu memberikan produk baru yang
dapat memuaskan konsumen tanpa harus merugikan lingkungan atau
memberikan efek samping pada orang yang menggunakan produk tersebut.
2. Memotong biaya perusahaan. Penerapan seperti menghindari pengemasan
yang berlebihan (overpackaging) dan meminimalisir penggunaan energi tidak
ramah lingkungan dapat menghemat modal perusahaan, dimana biaya yang
dihemat akan dialokasikan ke penggunaan yang lebih baik.
3. Memberikan diferensiasi. Bisnis yang melakukan CSR akan lebih sadar
dalam produk dan efeknya, sehingga perusahaan tersebut akan memfokuskan
hal-hal yang mempromosikan keuntungan bagi masyarakat, seperti produk
yang lebih ramah lingkungan.
4. Pelayanan konsumen yang lebih baik. Konsumen adalah salah satu alasan
mengapa sebuah bisnis dapat berjalan dan tumbuh menjadi sukses. Melalui
pelayanan dan komunikasi yang lebih positif, perusahaan dapat lebih dekat
dengan konsumennya, sehingga konsumen lebih puas dan memiliki nilai yang
positif pada perusahaan.
5. Meningkatkan produktivitas karyawan. Sebuah perusahaan yang baik apabila
tidak diikuti dengan karyawan yang baik akan mempengaruhi perfoma
perusahaan menjadi tidak maksimal. Perusahaan yang baik memperlakukan
karyawannya dengan baik dan mengajak mereka untuk aktif berpartisipasi
dalam strategi perusahaan, sehinggadapat meningkatkan moralitas para
karyawan. Keatktifan karyawan dapat memberikan ide-ide kreatif yang belum
terpikirkan perusahaan. Perusahaan yang dapat membuat karyawannya
bekerja maksimal dan diperlakukan dengan baik akan menarik perhatian
calon karyawan yang bagus dan profesional.
6. Melindungi dari kerugian jangka panjang. Perusahaan yang melakukan CSR
akan melakukan perencanaan dengan hati-hati, dengan memperhitungkan
resiko dan biaya dari kegagalan. Karena perusahaan yang bertanggung jawab
dengan sosial sehingga terikat pada masyarakat, apabila perusahaan
mendapatkan kerugian akibat dari keputusan yang buruk atau produk yang
gagal, maka hal tersebut tidak hanya merugikan perusahaan secara finansial
namun juga akan merugikan secara sosial. CSR juga mengubah pemikiran
bisnis tradisional yang hanya mengincar keuntungan menjadi bisnis yang
lebih peduli pada lingkungan dan masyarakat

6. Dalam setiap profesi, belum tentu pelaku profesi tersebut bersikap profesional.
Bagaimana cara yang ditempuh agar dalam menjalankan profesi, seseorang bisa
selalu profesional?

Cara yang ditempuh agar dalam menjalankan profesi seseorang bisa selalu
profesional adalah dengan cara memenuhi standar pendidikan dan ketrampilan,
menjalankan etika profesi dan memiliki kebermanfaatan bagi orang lain/sekitarnya

Seperti contohnya seorang Dokter


Sebagaimana kita tahu bila Dokter terikat dengan kode etik yang mereka miliki atau
lembaga kedokteran keluarkan. Adapun contoh bentuk dari kode etik dokter seperti,
- Seorang Dokter menjunjung tinggi, menghayati, dan mengamalkan sumpah atau
janji dokternya
- Dalam pengambilan keputusan seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu
yang mengekang kebebasan atau kemandirian profesinya
- Seorang dokter wajib hanya memberikan surat keterangan dan pendapat yang telah
diperiksa sendiri kebenarannya

Tuntutan dasar etika profesi luhur yang pertama agar profesi itu dijalankan tanpa
pamrih. Bahkan B. Kieser (1981) menuliskan: ‘’Seluruh ilmu dan usahanya hanya
demi kebaikan pasien/klien. Menurut keyakinan orang yang menurut aturan-aturan
kelompok (profesi luhur), para profesional wajib mempraktikan keahlian mereka
semata-mata kepada kepentingan yang mereka layani, tanpa menghitung untung
ruginya sendiri. Sebaliknya, dalam semua etika profesi, cacat jiwa pokok dari
seorang profesional ialah bahwa ia mengutamakan kepentingannya sendiri di atas
kepentingan klien’’. Kedua, para pelaksana profesi luhur ini harus memiliki
pegangan atau pedoman yang ditaati dan diperlukan oleh para anggota profesi, agar
kepercayaan para klien tidak disalahgunakan. Selanjutnya, hal ini kita kenal sebagai
kode etik. Mengingat fungsi dari kode etik itu, maka profesi luhur menuntut
seseorang untuk menjalankan tugasnya dalam keadaan apa pun tetap menjunjung
tinggi tuntutan profesinya.
Dengan memperhatikan pendidikan yang ada sampai saat ini yang mengajarakan
bagaimana cara kita mempertahankan dan memelihara etika profesi tersebut dapat
dikatakan masih sangat minim sekali terutama pada pendidikan terhadap pegawai /
karyawan yang telah mengemban tugas sesuai dengan profesinya masing- masing,
hingga saat ini belum dapat dikatakan maksimal dan tidak sebanding antara
pendidikan khusus etika profesi jika dibandingkan dengan pendidikan yang bersifat
akademis lainnya. Padahal, dengan melihat tujuan dan manfaat etika profesi itu
sendiri pada dasarnya adalah untuk menghindari penyalahgunaan profesi hukum atau
dengan kata lain adalah untuk terwujudnya profesionalime kerja.
PROFESIONAL, adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu
dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau
seorang profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu
keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut
keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk
senang-senang, atau untuk mengisi waktu luang. Yang harus kita ingat dan fahami
betul bahwa “PEKERJAAN/PROFESI” dan “PROFESIONAL” terdapat beberapa
perbedaan : PROFESI : - Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus. -
Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu). -
Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup. - Dilaksanakan dengan
keterlibatan pribadi yang mendalam. PROFESIONAL: - Orang yang tahu akan
keahlian dan keterampilannya. - Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau
kegiatannya itu. - Hidup dari situ. - Bangga akan pekerjaannya.

Kebanyakan orang menganggap bahwa pekerjaan itu sama dengan profesi, sehingga
orang beranggapan bahwa semua pekerjaan itu merupakan suatu profesi. Padahal
tidak semua pekerjaan itu merupakan suatu profesi. Yang dimaksud degan profesi itu
adalah :

 Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus.

 Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purnawaktu).

 Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup.

 Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.

Setelah memahami arti dari profesi tersebut, maka sekarang kita tinjau arti

dari kode. Kode dapat diartikan sebagai tanda-tanda atau simbol-simbol yang berupa
kata-kata, tulisan atau benda yang disepakati untuk maksud-maksud tertentu,
misalnya untuk menjamin suatu berita, keputusan atau suatu kesepakatan suatu
organisasi. Kode juga dapat berarti kumpulan peraturan yang sistematis. Sedangkan
Kode etik yaitu norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai
landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja. Dari
pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa Kode Etik Profesi adalah pedoman
sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan
sehari-hari.

7. Bagaimanakah Agency Theory dalam persepektif Islam?

Secara normatif, masyarakat muslim mempraktikkan akuntansi berdasarkan pada


perintah Allah dalam QS Al-Baqarah [ 2 ] : 282. Perintah ini sesungguhnya bersifat
universal dalam arti bahwa praktik pencatatan harus dilakukan dengan benar atas
transaksi yang dilakukan oleh seseorang dengan orang lainnya. “Substansi” dari
perintah ini adalah : (1) praktik pencatatan yang harus dilakukan dengan (2) benar
(adil dan jujur). Substansi dalam konteks ini, sekali lagi, berlaku umum sepanjang
masa, tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.

Teori Akuntansi Syariah memberikan guidance tentang bagaimana seharusnya


Akuntansi Syariah itu dipraktikkan. Dengan bingkai faith (keimanan), teori
(knowledge) dan praktik Akuntansi Syariah (action) akan mampu menstimulasi
terciptanya realitas ekonomi-bisnis yang bertauhid. Realitas ini adalah realitas yang
di dalamnya sarat dengan jaringan kerja kuasa ilahi yang akan menggiring manusia
untuk melakukan tindakan ekonomi-bisnis yang sesuai dengan Sunnatullah

Dalam agency theory dikenal adanya kontrak kerja, yang akan mengatur proporsi
utilitas masing-masing pihak dengan tetap memperhitungkan kemanfaatan secara
keseluruhan. Kontrak kerja adalah seperangkat aturan yang mengatur mengenai
mekanisme bagi hasil, baik yang berupa keuntungan (return) maupun risiko (risk)
yang disetujui oleh prinsipal dan agen. Selain itu, kontrak kerja yang optimal adalah
kontrak yang seimbang antara prinsipal dan agen yang secara sistematis
memperlihatkan pelaksanaan kewajiban yang optimal oleh agen dan pemberian
imbalan khusus oleh prinsipal kepada agen. Kajian mengenai bagaimana membuat
suatu kontrak kerja yang optimal merupakan kunci bagi terwujudnya suatu hubungan
prinsipal-agen yang ideal.

Pengelompokan Teori Keagenan

Secara garis besar teori keagenan dikelompokkan menjadi dua (Eisenhardt, 1989):

1. Positive agent research memfokuskan pada identifikasi dimana agen dan prinsipal
mempunyai tujuan yang bertentangan dan mekanisme pengendalian yang terbatas
hanya menjaga perilaku self serving agen. Secara eksklusif, kelompok ini hanya
memperhatikan konflik tujuan antara pemilik dengan manajer.

2. Principal agent research memfokuskan pada kontrak optimal antara pelaku dan
hasilnya, secara garis besar penekanan pada hubungan prinsipal dan agen. Principal
agent research mengungkapkan bahwa hubungan agen dan prinsipal dapat
diaplikasikan secara lebih luas, misalnya untuk menggambarkan hubungan pekerja
dan pemberi kerja, pengacara dengan kliennya, auditor dengan auditi.

Inti dari agency theory atau teori keagenan adalah mendesain kontrak yang tepat
untuk menyelaraskan kepentingan prinsipal dan agen dalam hal konflik kepentingan
(Scott, 1997).

Menurut Eisenhard (1989), teori keagenan dilandasi oleh 3 (tiga) asumsi yaitu:

a) Asumsi tentang sifat manusia

menekankan bahwa manusia memiliki sifat untuk:

v mementingkan diri sendiri (self interest),


v memiliki keterbatasan rasionalitas, memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi
masa mendatang (bounded rationality), dan v tidak menyukai/ selalu menghindari
risiko (risk aversion).

b) Asumsi tentang keorganisasian


adanya konflik antar anggota organisasi, efisiensi sebagai kriteria produktivitas, dan
adanya Asymmetric Information antara principal dan agen.

c) Asumsi tentang informasi


informasi dipandang sebagai barang komoditi yang bisa diperjual-belikan, baik
prinsipal maupun agen, keduanya mempunyai bargaining position.
Prinsipal sebagai pemilik modal mempunyai hak akses pada informasi internal
perusahaan, sedangkan agen yang menjalankan operasional perusahaan mempunyai
informasi tentang operasi dan kinerja perusahaan secara riil dan menyeluruh, namun
agen tidak mempunyai wewenang mutlak dalam pengambilan keputusan, hal ini
disebabkan untuk keputusan-keputusan tersebut tetap menjadi wewenang dari
prinsipal selaku pemilik perusahaan.

Berdasarkan sifat dasar manusia di atas, dapat memicu konflik agensi yang sering
terjadi antara manajer dan pemegang saham.

Agency theory terfokus pada dua individu pihak yaitu prinsipal dan agen. Prinsipal
didefinisikan sebagai pihak yang memberikan mandat kepada pihak lain, yang
disebut agen, untuk dapat bertindak atas nama agen tersebut. Agen, sebagai pihak
yang diberi amanah untuk menjalankan dana dari pihak pemilik (prinsipal) harus
mempertanggungjawabkan apa yang telah di amanahkan. Di lain pihak prinsipal
sebagai pihak pemberi amanah akan memberikan insentif kepada agen berbagai
macam fasilitas baik finansial maupun nonfinansial. Permasalahan timbul ketika
kedua belah pihak mempunyai persepsi dan sikap yang berbeda dalam hal pemberian
informasi yang akan digunakan oleh prinsipal untuk memberikan insentif kepada
agen.

Prinsipal:

 hanya tertarik kepada hasil keuangan yang bertambah atau investasi mereka
di dalam perusahaan.

 menginginkan pengembalian yang sebesar-besarnya dan secepatnya atas


investasi yang salah satunya dicerminkan dengan kenaikan porsi dividen dari
tiap saham yang dimiliki

 termotivasi untuk mengadakan kontrak atau memaksimalkan returns dari


sumber daya untuk menyejahterakan dirinya dengan profitabilitas yang selalu
meningkat.
Agen:

 cenderung mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan untuk


meningkatkan nilai perusahaan.

 menginginkan kepentingannya diakomodir dengan

pemberian kompensasi/ bonus/ insentif/ remunerasi yang

“memadai” dan sebesar-besarnya atas kinerjanya.

 termotivasi untuk memaksimalkan fee kontraktual yang diterima sebagai


sarana dalam pemenuhan kebutuhan ekonomis dan psikologisnya.

8. Jelaskan bentuk pelanggaran etika bisnis di era digital, dan bagaimana upaya dalam
mengurangi pelanggaran tersebut!

PELANGGARAN INTERNET MARKETING PADA KEGIATAN E-


COMMERCE DIKAITKAN DENGAN ETIKA BISNIS

 Pelaku memiliki cara cerdas untuk menarik perhatian pembeli sehingga mereka
dapat membeli produk mereka yang diindikasikan pemalsuan merek dagang.

 Sebagian besar, pelanggaran merek dagang terjadi adalah ketika pihak lain
menggunakan merek dagang yang menyebabkan dari "likelihood of confusion" atau
"confusing similarity" antara item atau di antara para pihak untuk membuat barang-
barang.

BEBERAPA “PELANGGARAN” DALAM MENGELOLA USAHA DIGITAL:

1.Spamming

Dalam beberapa media sosial khususnya Instagram, pasti kita mengenal istilah spam.
Ini sering terjadi dan dilakukan oleh pengelola akun untuk meninggalkan jejak pada
kolom komentar ataupun mengirimkan direct message secara acak kepada pengguna
lain. Selain itu, spam juga dapat dalam bentuk melakukan tag secara acak. Tentunya
hal ini sangat mengganggu pengguna lain. Dalam beberapa waktu ke belakang
sebelum populernya Instagram, pelaku spamming mengirimkan jejak mereka melalui
e-mail. Perilaku seperti ini sebaiknya dihindari guna mempertahankan kredibilitas
usaha Anda.

2.Menggunakan foto produk orang lain tanpa izin

3.Mencuri ide bisnis

Pelaku pencuri ide bisnis dapat dijerat sanksi pidana sesuai Pasal 17 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang, yaitu:
“Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan Rahasia Dagang pihak
lain atau melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 atau Pasal 14
dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun danatau denda paling
banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).”

4.Tidak kreatif dan inovatif

Sebagai contoh, perusahaan sekelas McDonald terus melakukan inovasi pada


menunya secara berkala. Hal ini mencegah kebosanan pada konsumen dan membuat
konsumen untuk membeli kembali bahkan dengan terus menerus.
Seperti fenomena yang belakangan kita ketahui, menu Happy Meal BTS menjadi
trending topic dalam penjualannya. Hal seperti inilah yang ditunggu para konsumen.

5.Penipuan
Esensi terpenting dalam usaha atau dagang adalah kejujuran dalam transaksi. Dalam
banyak kasus transaksi secara online, penjual tidak transparan kepada konsumen. Hal
ini tentu sangat mengecewakan bagi pihak konsumen, dan konsumen dapat
melakukan pengembalian barang atau berujung pada complain konsumen yang
berpengaruh pada rating toko (jika toko tersebut online).

Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
agar terjadinya upaya dalam mengurangi pelanggaran tersebut, antara lain ialah

1. Pengendalian diri

2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility),

3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombangambing oleh


pesatnya perkembangan informasi dan teknologi.

4. Menciptakan persaingan yang sehat.

5. Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan


kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan
sebaliknya, harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan
golongan menengah kebawah,

6. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan" Dunia bisnis seharusnya


tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu
memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang

7. Mampu menyatakan yang benar itu benar. Artinya, kalau pelaku bisnis itu
memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena
persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan "katabelece" dari
"koneksi" serta melakukan "kongkalikong" dengan data yang salah.
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan
golongan pengusaha kebawah.

9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati Bersama

10. Menumbuh kembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang
telah disepakati jika etika ini telah dimiliki oleh semua pihak, jelas semua
memberikan suatu ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis.

11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum
positif yang berupa peraturan perundang- undangan

Anda mungkin juga menyukai