Anda di halaman 1dari 12

NAMA : Yogi Irhamna

NIM : 2022101004
KELAS : PAI 1
MAKUL : Kewirausahaan

1. Internalisasi.
Menurut Kalidjernih, “Internalisasi merupakan suatu proses dimana individu belajar
dan diterima menjadi bagian, dan sekaligus mengikat diri ke dalam nilai-nilai dan norma-
norma sosial dari perilaku suatu masyarakat”( Kalidjernih;2010). Berdasarkan pendapat
tersebut internalisasi dapat diartikan sebagai suatu penghayatan nilai-nilai dan atau norma-
norma sehingga menjadi kesadaran yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku. Tujuan
proses internalisasi nilai-nilai etika bisnis Islam di perbankan syariah adalah untuk
membentuk Keluwesan dan keprofesionalan pegawai dalam bekerja. Adanya proses
internalisasi dapat mempengaruhi seseorang dalam bersikap, berperasaan, berkeyakinan dll.
Hal itu terjadi dari proses penyerapan suatu pengalaman, tindakan atau ucapan yang
berulang-ulang. Proses penyerapan dan tindakan seseorang akan nilai-nilai etika bisnis
Islam,nilai-nilai etika bisnis Islam merupakan standar utama dalam perkembangan perbankan
syariah.
Untuk itu kebijakan untuk menginternalisasi nilai-nilai etika bisnis Islam harus
diutamakan. Setiap Bank Syariah harus mempunyai target dalam pelaksanaan nilai- nilai
etika bisnis Islam tersebut. Dengan kondisi demikian, maka pengembangan etika bisnis Islam
di perbankan syariah yang mengedepankan nilai etika sebagai landasan filosofisnya dan
merupakan agenda yang signifikan untuk dikembangkan. Nilai-nilai etika bisnis Islam
tertuang dalam kompilasi hukum ekonomi syariah. Kompilasi hukum ekonomi syariah adalah
kumpulan norma-norma atau yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi syariah dan kemudian
disebut KHES. KHES merupakan produk pemikiran fiqih Indonesia dalam bidang ekonomi
muamalat.
NAMA : Yogi Irhamna
NIM : 2022101004
KELAS : PAI 1
MAKUL : Kewirausahaan

2. Etika Bisnis Islam


Asal-usul etika tidak terlepas dari kata aslinya, yaitu ethos dalam bahasa Yunani yang
berarti kebiasaan (custom), atau karakter (character)( Faisal Badroen; 2006). Dalam bahasa
latin, kata untuk kebiasaan itu sendiri berasal dari kata mos. Dari sinilah asal kata moralitas,
mores terbentuk. Oleh karena itu, istilah sering juga disebut dengan the philosophy of moral
(Afdawaiza, 2009). Yang ini menyebabkan seringnya etika disama artikan dengan pengertian
ajaran moral. Sedangkan apabila kita meredefinisikan kembali kedua istilah tersebut maka
kita akan mendapatkan perbedaan, sama halnya dengan para akademisi membedakan kedua
istilah tersebut (Fran Magnis-Suseno; 2006). Ini dilandasi karena ajaran moral menetapkan
bagaimana manusia harus hidup, apa yang boleh dilakukan atau tidak.
Etika membantu seseorang untuk mengerti mengapa ia harus mengikuti suatu ajaran
moral tertentu, atau bagaimana ia dapat mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadap
apa yang dilakukannya yang dikaitkan dengan berbagai ajaran moral. Dengan kata lain, etika
sebagai ilmu menuntut manusia untuk berperilaku moral secara kritis dan rasional(A. Sonny
Keraf; 1998). Kamus Besar Bahasa Indonesia, mendefinisikan etik sebagai (1) kumpulan asas
atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; (2) nilai mengenai benar dan salah yang dianut
suatu golongan atau masyarakat. sedang etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa
yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak)(Kamus besar Bahasa Indonesia).
Etika menurut Dictionary of Acconting karangan Ibrahim Abdullah Assegaf, adalah sebagi
disiplin pribadi dalam hubungannya dengan lingkungan yang lebih daripada apa yang sekedar
ditentukan oleh Undang-undang (Kamus Besar Bahasa Indonesia).Apa yang dianggap
sebagai perilaku etis bersandar pada factor-faktor yang membentuk dan mempengaruhi
perilaku etis.
NAMA : Yogi Irhamna
NIM : 2022101004
KELAS : PAI 1
MAKUL : Kewirausahaan

Dalam masyarakat yang berasaskan hukum, maka interpretasi hukum didasarkan pada
nilai-nilai dan standar kontemporer. Sementara dalam masyarakat Islam, nilai-nilai dan
standar ini dituntun oleh ajaran Syariah dan kumpulan fatwa fiqih. Faktor organisasi juga
dapat memberikan pengaruh terhadap cara berperilaku anggotanya.Salah satu aspek kunci
pengaruh organisasional adalah tingkat komitmen pemimpin organisasi terhadap nilai-nilai
etis. Komitmen ini dapat dikomunikasikan melalui kode etik, kebijakan organisasi, pidato-
pidato, publikasi, dll (Kamus Besar BahasaIndonesia). KHES merupakan produk pemikiran
fiqih Indonesia dalam bidang ekonomi muamalat.
Ciri-ciri produk fiqih adalah :
1. ilmu tentang hukum syara’ ,
2. Hukumsyara’ tersebut berkaitan dengan perbuatan mukallaf yang bersifat
konkret danpraktis,
3. Pengetahuan itu diperoleh dengan cara ijtihad atau istidlal, yaitu mencurahkan
segala potensi dan kesempatan dalam rangka mencapai kesimpulan hukum
yang diderivatkan dari sumber pokoknya. Dengan kata lain bahwa ilmu ini
hanya diperoleh oleh orang-orang yang mempunyai kualifikasi mujtahid, bukan
sembarang orang. KHES juga merupakan produk secara kolektif karena
melibatkan banyak kalangan (ahli).
4. Bahwa sumber-sumber hukum tersebut sudah terperinci menurut cabangnya
masing-masing, baik yang bersifat qat‟i maupun zanni (Ismail, Sya’ban
Muhammad. 1999).Salah satu bentuk dari legalitas hukum tentang muamalah
di Indonesia yang mengatur tentang perbankan syariah adalah undang-undang
No. 21 tahun 2008 dan KHES buku II. Di dalam KHES buku II berisi tentang
akad adalah kesepakatan dalam suatu perjanjian antara dua pihak atau lebih
untuk melakukan dan atau tidak melakukan perbuatan hukum tertentu (KHES
buku II pasal 20). Asas dalam akad:
1) Ikhtiyari/sukarela; setiap akad dilakukan atas kehendak para pihak, terhindar dari
keterpaksaan karena tekanan salah satu pihak.
NAMA : Yogi Irhamna
NIM : 2022101004
KELAS : PAI 1
MAKUL : Kewirausahaan

2) Amanah/menepati janji; setiap akad wajib dilaksanakan oleh para pihak sesuai dengan
kesepakatan yang ditetapkan oleh yang bersangkutan dan pada saat yang sama
terhindar dari cidera-janji.
3) Ihtiyar/kehati-hatian; setiap akad dilakukan dengan pertimbangan yang matang dan
dilaksanakan secara tepat dan cermat.
4) Luzum/ tidak berobah; setiap akad dilakukan dengan tujuan yang jelas dan
perhitungan yang cermat, sehingga terhindar dari praktik spekulasi atau maisir.
5) Saling menguntungkan; setiap akad dilakukan untuk memenuhi kepentingan para
pihak sehingga tercegah dari praktek manipulasi dan merugikan salah satu pihak.
6) Taswiyah/kesetaraan; para pihak dalam setiap akad memiliki kedudukan yang setara,
dan mempunyai hak dan kewajiban yang seimbang.
7) Transparansi; setiap akad dilakukan dengan pertanggung jawaban para pihak secara
terbuka.
8) Kemampuan; setiap akad dilakukan sesuai kemampuan para pihak, sehingga tidak
menjadi beban yang berlebihan bagi yang bersangkutan.
9) Taisir/kemudahan; setiap akad dilakukan dengan cara saling memberi kemudahan
kepada masing-masing pihak untuk dapat melaksanakannya sesuai dengan
kesepakatan.
10) I’tikad baik; akad dilakukan dalam rangka menegakkan kemashlahatan, tidak
mengandung unsur jebakan dan perbuatan buruk lainnya.
11) Sebab yang halal; tidak bertentangan dengan hukum, tidak dilarang oleh hukum dan
tidak haram (KHES buku II pasal 21). dapun nilai-nilai ekonomi berdasarkan
perspektif Islam yaitu, Tauhid (Keesaan Tuhan), ‘Adl, (Keadilan), Nubuwwah
(Kenabian), Khilafah (Pemerintah), dan Ma’ad (Hasil).
Sedangkan etika bisnis menurut pandangan Islam yaitu: Bersifat jujur, Senantiasa
menolong atau memberi manfaat kepada orang lain, Dilarang menipu, Dilarang berbohong,
Jangan menjelek-jelekkan bisnis orang lain, Jangan menimbun harta, Tidak memonopoli
perdagangan, Hanya menjual barang yang halal, Bisnis harus bersih dari unsur riba, Berbisnis
dengan suka rela tanpa paksaan, Membayar upah karyawan secepat mungkin.
NAMA : Yogi Irhamna
NIM : 2022101004
KELAS : PAI 1
MAKUL : Kewirausahaan

3. Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam


Prinsip-prinsip ekonomi Islam yang merupakan bangunan ekonomi Islam
didasarkan atas lima nilai universal yakni : tauhid (keimanan), ‘adl (keadilan),
nubuwwah (kenabian), khilafah (pemerintah) dan ma’ad (hasil). Kelima nilai ini
menjadi dasar inspirasi untuk menyusun teori-teori ekonomi Islam. 4Namun teori yang kuat
dan baik tanpa diterapkan menjadi sistem, akan menjadikan ekonomi Islam hanya
sebagai kajian ilmu saja tanpa member dampak pada kehidupan ekonomi. Karena itu, dari
kelima nilai-nilai universal tersebut, dibangunlah tiga prinsip derivative yang menjadi ciri-ciri
dan cikal bakal sistem ekonomi Islami. Ketiga prinsip derivative itu adalah multitype
ownership, freedom to act, dan social justice.
Prinsip Ekonomi Islam dalam melakukan aktivitas ekonomi Islam, para pelaku
ekonomi memegang teguh prinsipprinsip dasar yaitu Prinsip ilahiyah dimana dalam ekonomi
Islam kepentingan induvidu dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat sekali
yaitu asas keselarasan, keseimbangan dan bukan persaingan sehingga tercipta
ekonomi yang seadil-adilnya. Prinsip ekonomi Islam bahwa semua aktivitas manusia
termasuk ekonomi harus selalu bersandar kepada tuhan dalam ajaran Islam tidak ada
pemisahan antara dunia dan akhirat berarti dalam mencari rizki harus halal lagi baik secara
garis besar ekonomi Islam memiliki beberapa prinsip dasar yaitu Al-Qur’an dan sunnah
sebgai sumber pengaplikasianya. Sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari
Allah Swt. kepada manusia. Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu.
kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama. Ekonomi Islam menolak
terjadinya kekayaan yang dikuasai oleh segelintir orang saja. Zakat harus dibayarkan
atas kekayaan yang telah memenuhi nisab. Islam melarang riba dalam segala bentuk.

4. Sistem Keuangan Islam


Keuangan Islam adalah sebuah sistem yang bersumber dari Al-Quran dan Sunnah,
serta dari penafsiran para ulama terhadap sumber-sumber wahyu tersebut. Dalam berbagai
bentuknya, struktur keuangan Islam telah menjadi sebuah peradaban yang tidak berubah
NAMA : Yogi Irhamna
NIM : 2022101004
KELAS : PAI 1
MAKUL : Kewirausahaan

selama empat belas abad. Selama tiga dasawarsa terakhir, struktur keuangan Islam telah
tampil sebagai salah satu implementasi modern dari sistem hukum Islam yang paling penting
dan berhasil, dan sebagai ujicoba bagi pembaruan dan perkembangan hukum Islam pada
masa mendatang.
Ciri-ciri sistem keuangan Islam adalah (Qutb Ibrahim, 2007):
1. Harta publik dalam sistem keuangan Negara Islam adalah harta Allah.
2. Rasul adalah orang pertama yang melakukan praktik keuangan Islam.
3. Al-Qur’an dan sunah merupakan sumber yang mendasar bagi keuangan Islam.
4. Sistem keuangan Islam adalah system keuangan yang universal.
5. Keuangan khusus dalam Islam menopang sistem keuagan Negara Islam.
6. Sistem keuangan Islam mengambil prinsip alokasi terhadap layanan sebagai
sumber sumber pendapatan Negara.
7. Sistem keuangan Islam ditandai dengan transparansi.
8. Sistem keuangan Negara Islam merupakan gerakan kebaikan
9. Sistem keuangan Islam adalah modal toleransi umat Islam. Pengertian sistem
keuangan Islam merupakan sistem keuangan yang menjembatani antara pihak
yang membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana melalui produk dan
jasa keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.
Prinsip-prinsip Islam dalam sistem keuangan yaitu (Qutb Ibrahim, 2007):
1. Kebebasan bertransaksi, namun harus didasari dengan prinsip suka sama suka
dan tidak ada yang dizalimi, dengan didasari dengan akad yang sah. Dan
transaksi tidak boleh pada produk yang haram. Asas suka sama suka untuk
melakukan kegiatan bisnis atau perniagaan sangat penting. Tidak ada unsur
paksaan dalam hal ini yang dapat menimbulkan kerugian masing-masing

2. Bebas dari maghrib (maysir yaitu judi atau spekulatif yang berfungsi
mengurangi konflik dalam sistem keuangan, gharar yaitu penipuan atau ketidak
jelasan, riba pengambilan tambahan dengan cara batil).
3. Bebas dari upaya mengendalikan, merekayasa dan memanipulasi harga.
NAMA : Yogi Irhamna
NIM : 2022101004
KELAS : PAI 1
MAKUL : Kewirausahaan

4. Semua orang berhak mendapatkan informasi yang berimbang, memadai, akurat


agar bebas dari ketidaktahuan bertransaksi.
5. Pihak-pihak yang bertransaksi harus mempertimbangkan kepentingan pihak
ketiga yang mungkin dapat terganggu, oleh karenanya pihak ketiga diberikan
hak atau pilihan. Menurut Muhammad (Muhammad, 2000),
Adapun prinsip-prinsip dalam keuangan Islam adalah:
1. Larangan menerapkan bunga pada semua bentuk dan jenis transaksi
2. Menjalankan aktivitas bisnis dan perdagangan berdasarkan pada kewajaran dan
keuntungan yang halal.
3. Mengeluarkan zakat dari hasil kegiatannya.
4. Larangan menjalankan monopoli.
5. Bekerja sama dalam membangun masyarakat, melalui aktivitas bisnis dan
perdagangan yang tidak dilarang oleh Islam Prinsip-prinsip hukum syariah
mempunyai perbedaan dengan keuangan konvensional. Perbedaan ini dapat dijadikan
dasar praktik keuangan yang mestinya sesuai dengan syariah (Alam, 2011):
1. Larangan bunga (riba): Dalam bentuk keuangan konvensional dibuat
penerimaan melalui bunga (riba) sedangkan dalam hukum Islam praktik riba
tidak diperbolehkan.
2. Larangan ketidakpastian: Ketidakpastian dalam kontrak tidak diperbolehkan
karena dapat menimbulkan spekulatif yang melibatkan gharar (ketidakpastian
yang berlebihan).
3. Risiko profit and loss sharing: Pihak yang terlibat dalam transaksi keuangan
herus berbagi risiko dan keuntungan antara pemberi pinjaman dan peminjam.
4. Etika investasi: Investasi di industri yang dilarang dalam al-Qur’an seperti
alkhohol, perjudian dan babi tidak dianjurkan.

5. Aset riil: Setiap transaksi harus nyata dan dapat diidentifikasi. Utang tidak
dapat dijual sehingga risiko terkait tidak dapat ditransfer kepada orang lain
(Novita Anjarsari, 2013) Tujuan utama sistem keuangan Islam adalah:
NAMA : Yogi Irhamna
NIM : 2022101004
KELAS : PAI 1
MAKUL : Kewirausahaan

menghapus bunga dari semua transaksi keuangan dan menjalankan


aktifitasnya sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, distribusi kekayaan yang adil
dan merata, kemajuan pembangunan ekonomi (Mervyn K. Lewis Dan Latifa
M. Algoud, 2007).

5. Pengertian Instrumen Keuangan Syariah


Instrumen keuangan syariah adalah alat atau aset dalam kegiatan transaksi sesuai
dengan hukum Islam. Termasuk di dalamnya adalah instrumen investasi dan pembiayaan di
bidang bisnis yang menimbulkan kewajiban ekonomi menurut prinsip syariah.Dalam
kehidupan sehari-hari, instrumen keuangan syariah yang banyak kita jumpai adalah bukti
piutang seperti obligasi, maupun kewajiban kontraktual nasabah dari akad kerjasama atau
pembiayaan.
Jenis-Jenis Instrumen Keuangan Syariah
Dalam praktik perbankan syariah yang berlaku saat ini, dapat kita jumpai beberapa
jenis instrumen keuangan sebagai berikut.

1. Pembiayaan Syariah
Instrumen keuangan syariah yang satu ini biasanya memuat akad dan perjanjian berisi
kewajiban kontraktual kedua belah pihak. Terdapat beberapa bentuk pembiayaan syariah,
diantaranya adalah berikut ini.
1) Mudharabah
Mudharabah adalah instrumen syariah berbentuk kerjasama antara pemilik dana
(shahibul maal) dengan pengelola usaha (mudharib). Nantinya keuntungan dari usaha
tersebut akan dibagi menurut kesepakatan yang telah dibuat. Jika bisnis yang dijalankan
merugi, pemilik dana yang akan menanggung kerugian tersebut. Kecuali jika dalam
menjalankan bisnis terdapat kecurangan, kelalaian, atau penyalahgunaan dana dari pihak
pengelola.

2) Musyarakah
NAMA : Yogi Irhamna
NIM : 2022101004
KELAS : PAI 1
MAKUL : Kewirausahaan

Instrumen keuangan syariah berbasis pembiayaan ini dijalankan dalam bentuk akad
kerjasama antara beberapa pemilik modal yang menggabungkan dana atau tenaga untuk
menjalankan suatu usaha. Profit dari usaha tersebut akan dibagi secara proporsional sesuai
jumlah modal masing-masing pihak. Praktik musyarakah juga dilakukan dalam dunia
perbankan. Biasanya akan terjalin suatu kerjasama antara nasabah dengan bank untuk
kemudian membagi keuntungan dan resiko sesuai kesepakatan.

2. Saham Syariah
Saham jenis ini merupakan instrumen keuangan yang dikeluarkan oleh pasar modal
syariah. Perbedaannya dengan saham konvensional terletak pada jenis usaha dalam saham.
Emiten saham harus menjalankan usaha sesuai dengan syariat Islam. Oleh karena itu,
perusahaan minuman keras, rokok, dan usaha perjudian tidak dapat mengeluarkan saham
syariah. Selain itu, instrumen keuangan ini juga menghindari praktik riba, gharar, serta
maysir.
Adapun keuntungan yang akan Anda peroleh melalui investasi saham syariah adalah
sebagai berikut :
1. Transaksi aman dan terpercaya karena diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah
(DPS), BEI, dan OJK.
2. Keuntungan yang Anda peroleh dijamin halal karena perusahaan emiten tidak
memproduksi produk-produk haram.
3. Aktivitas bisnis dijalankan sesuai dengan syariah Islam guna menghindari riba,
gharar (ketidakpastian), dan maysir (perjudian).
4. Dapat berinvestasi dengan nominal di bawah Rp1 juta.
Sebagai bahan pertimbangan Anda, kami juga merangkum beberapa kelemahan
instrumen keuangan syariah ini, diantaranya sebagai berikut.
1. Sama seperti saham konvensional, yaitu potensi capital loss, likuidasi
perusahaan, maupun delisting dari bursa efek.
2. Karena tidak semua jenis perusahaan dapat mengeluarkan saham syariah,
variasi dan nilai saham bisa lebih rendah dibanding jenis konvensional.
NAMA : Yogi Irhamna
NIM : 2022101004
KELAS : PAI 1
MAKUL : Kewirausahaan

3. Deposito Syariah
Deposito syariah merupakan produk perbankan berupa simpanan berjangka yang
dikelola sesuai syariah Islam. Meskipun tidak ada bunga, namun deposito ini tetap
menguntungkan karena pemilik dana akan memperoleh bagi hasil (nisbah) dari pengelolaan
simpanannya. Sama seperti instrumen yang telah dijelaskan di atas, deposito syariah terhindar
dari unsur riba maupun judi. Produk perbankan ini juga menawarkan nisbah dengan rasio
60:40, dimana nasabah akan memperoleh bagian yang terbesar. Salah satu produk deposito
dengan bagi hasil yang tinggi adalah Deposito iB dari OCBC. Setoran awalnya pun ringan,
yakni mulai dari Rp8 juta. Dengan demikian, tak hanya halal, deposito syariah OCBC juga
ramah di kantong dan terjamin keamanannya.

4. Obligasi Syariah (Sukuk)


Sukuk atau obligasi syariah adalah salah satu efek syariah berbasis kepemilikan aset
yang disewakan dan digunakan untuk pembiayaan perusahaan. Mulai dari proses penerbitan,
perdagangan, hingga penggunaan sukuk, semuanya tidak boleh bertentangan dengan prinsip
ekonomi syariah.
Ciri-ciri sukuk adalah sebagai berikut.
1. Memiliki aset yang mendasari penerbitannya, seperti, bangunan, tanah, atau jasa.
2. Usaha dan segala transaksi yang dijalankan harus bebas dari unsur riba, gharar, dan
maysir.
3. Imbal hasil yang diberikan dapat berupa bagi hasil sesuai jenis akad, margin, atau
upah.
Sedangkan untuk menggunakan instrumen keuangan syariah ini, Anda harus merogoh
modal minimal Rp1 juta.
Jenis sukuk yang banyak digunakan saat ini adalah sebagai berikut :
1. Sukuk Negara atau Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), berupa obligasi
yang diterbitkan pemerintah menurut prinsip-prinsip syariah.
2. Sukuk Korporasi, diterbitkan oleh bursa efek syariah.
NAMA : Yogi Irhamna
NIM : 2022101004
KELAS : PAI 1
MAKUL : Kewirausahaan

3. Sukuk Retail, yakni sukuk yang dikeluarkan oleh negara dan diedarkan melalui
agen penjualan khusus.

5. Reksadana Syariah
Reksadana syariah adalah instrumen keuangan yang menghimpun dana investor untuk
diinvestasikan dalam bentuk saham, obligasi, atau pasar uang sesuai dengan ketentuan dan
prinsip ekonomi syariah. Nantinya, pengelolaan dana akan diserahkan kepada manajer
investasi sehingga investor tinggal menikmati hasilnya.

6. Pengimplentasian Konsep Kewirausahaan


1. Disiplin Ilmu Kewirausahaan
Konsep pertama yang wajib dimiliki dalam memulai kewirausahaan adalah disiplin
ilmu kewirausahaan itu sendiri. Hal ini senada dengan apa yang diucapkan oleh Thomas W
Zimmerer (1996) yang menjelaskan bahwa kewirausahaan itu merupakan hasil dari sebuah
disiplin ilmu. Dengan disiplin ilmu yang baik dan memadai, sudah tentu Anda bisa
melakukan proses wirausaha dengan baik dan sesuai tuntunan para ahli di bidang tersebut.
Inilah salah satu alasan kenapa kami menempatkan disiplin ilmu pada poin yang pertama.
2. Objek Studi Kewirausahaan
Jenis konsep lain yang juga berpengaruh besar adalah objek studi kewirausahaan.
Berdasarkan pendapat dari Soemahamidjaja (1997 :14-15) konsep ini merupakan aplikasi dari
nilai abilitas seseorang dalam bentuk perilaku yang biasa diperbuat saat menjalankan
wirausaha itu sendiri.

3. Hakikat Kewirausahaan
Poin lain yang tidak kalah penting untuk dipahami adalah hakikat kewirausahaan itu
sendiri. Saat hendak menjalankan sebuah usaha mandiri, tentu Anda harus memahami lebih
jauh makna dan pengertian dari wirausaha itu sendiri secara detail. Ini akan menjadi prinsip
bisnis Anda kedepannya.
NAMA : Yogi Irhamna
NIM : 2022101004
KELAS : PAI 1
MAKUL : Kewirausahaan

4. Karakteristik dan Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan


Poin lain yang tidak kalah penting untuk Anda pahami adalah karakteristik dan nilai
hakiki dari kewirausahaan itu sendiri. Tentunya dengan memahami kedua istilah penting
tersebut, usaha yang Anda jalankan bisa berjalan dengan lebih lancar kedepannya.
5. Berpikir Kreatif
Hal lain yang tidak kalah penting untuk Anda pertimbangkan adalah pemikiran
kreatif. Kreativitas merupakan modal awal dalam menjalankan sebuah bentuk usaha mandiri
karena di dalam kewirausahaan itu terdapat inovasi yang jelas.
6. Sikap dan Kepribadian Wirausaha
Jenis konsep wirausaha lainnya senada dengan paham dari David H. Smith dan Alex
Inkeles (1974:19-24) yang mengatakan kalau kewirausahaan ini juga membutuhkan sikap dan
kepribadian yang tangguh untuk menghadapi berbagai kendala di dalam usaha itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai