PROPOSAL
Disusun oleh:
David Edisson
201960142
JURUSAN MANAJEMEN
TRISAKTI SCHOOL OF MANAGEMENT
JAKARTA
2021
ABSTRAK
Kata Kunci: Bank Umum Syariah, Bank Umum Konvensional, CAR, FDR,
LDR, BOPO, NPF,NPL, Size.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan makalah
Bahasa Indonesia yang berjudul “ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA
KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN BANK UMUM
KONVENSIONAL DI INDONESIA” ini tepat pada waktunya. Ucapan terima
kasih peneliti sampaikan kepada:
1. Ketua pengurus TSM Bapak Arya Pradipta, S.E., Ak., M.E., CA.
2. Ketua program studi S1 Manajemen Dr. Titta Deitiana, M.M.
3. Dosen pengampu bapak Aulia Danibrata Dr., S.E., M.
4. Orang tua dan keluarga peneliti.
5. Teman-teman peneliti yang selalu mendukung sepanjang penyusunan
makalah ini.
Makalah peneliti masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu peneliti
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca makalah ini. Semoga dengan
kritik dan saran yang membangun peneliti dapat menghasilkan makalah yang
lebih baik lagi dikemudian hari.
Jakarta, 23 November 2021
Peneliti
BAB I
PENDAHULUAN
Dunia perbankan di Indonesia saat ini mengalami persaingan antar bank yang
sangat tajam yang ditandai dengan munculnya bank-bank baru sehingga persaingan
tersebut akan bertambah ketat. Keadaan ini menyebabkan pihak perbankan dituntut
juga bukan hanya berasal dari pesaing dalam negeri tetapi juga pesaing luar negeri
Menurut Triandaru dan Budisantoso (2007:153) ditinjau dari segi imbalan atau
jasa atas penggunaan dana, baik simpanan maupun pinjaman, bank dapat dibedakan
menjadi:
imbalan berupa bunga atau sejumlah imbalan dalam persentase tertentu dari dana
2. Bank Syariah, yaitu bank yang dalam aktivitasnya, baik menghimpun dana
imbalan atas dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil.
dengan syariah adalah terletak pada pengembalian dan pembagian keuntungan yang
diberikan oleh nasabah kepada lembaga keuangan dan/atau yang diberikan oleh
menggunakan prinsip bagi hasil (profit and loss sharing). Bank syariah tidak
membebankan bunga atas penggunaan dana dan pinjaman karena bunga merupakan
riba yang diharamkan. Pola bagi hasil pada bank syariah memungkinkan nasabah
untuk mengawasi langsung kinerja bank syariah melalui monitoring atas jumlah bagi
hasil yang diperoleh. Jumlah keuntungan bank semakin besar maka semakin besar
pula bagi hasil yang akan diterima nasabah, demikian juga sebaliknya. Jumlah bagi
hasil yang kecil atau mengecil dalam waktu cukup lama menjadi indikator bahwa
pengelolaan bank merosot. Keadaan itu merupakan peringatan dini yang transparan
dan mudah bagi nasabah. Berbeda dari perbankan konvensional, nasabah tidak dapat
percaya di antara para pelaku ekonomi. Sistem ekonomi dunia saat ini didominasi
oleh segelintir pemilik modal, dan para kapitalis yang memiliki pengaruh yang luar
biasa dalam pergerakan roda ekonomi, yang pada akhirnya banyak menimbulkan
korban sehingga keberadaan bank syariah ini diharapkan mampu memberikan solusi
Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008 membuat industri perbankan syariah
nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong
pertumbuhan perbankan syariah secara lebih cepat lagi, akibatnya bank syariah ini
muncul sebagai kompetitor bagi bank konvensional yang telah berkembang pesat.
pertumbuhan perbankan syariah pada tahun 2015 sedang memasuki masa suram.
Pertumbuhan aset sempat mencapai 49% pada tahun 2013, namun pertumbuhan aset
pada juli 2015 sangat menurun drastis menjadi 7,98% (Otoritas Jasa Keuangan).
Turunnya pertumbuhan perbankan syariah tidak hanya dari sisi aset namun
juga pembiayaan dan dana pihak ketiga. Bahkan pertumbuhan tersebut juga berada
Sebagai salah satu lembaga keuangan, bank perlu menjaga kinerjanya agar
dapat beroperasi secara optimal. Terlebih lagi bank syariah harus bersaing dengan
bank konvensional yang dominan dan telah berkembang pesat di Indonesia terlebih
dahulu. Persaingan yang semakin tajam dan ketat ini harus dibarengi dengan
manajemen yang baik dan teratur untuk bisa bertahan lama di industri perbankan.
Salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh bank untuk bisa terus bertahan hidup
Adanya persaingan antar bank umum syariah dan bank umum konvensional
yang tidak bisa dihindarkan ini, membawa dampak positif dan negatif bagi
perkembangan sebuah bank. Dampak positifnya adalah memotivasi agar bank saling
berpacu menjadi yang terbaik baik segi kinerja keuangannya dan lainnya. Sedangkan
perkembangan bank yang bersangkutan. Kondisi ini akan membawa kerugian yang
rasio, yakni rasio kecukupan modal, rasio likuiditas, rasio efisiensi, risiko kredit,
rasio rentabilitas, atau mungkin berdasarkan size bank yang diukur berdasarkan aset
yang dimilikinya. Analisis rasio ini merupakan teknis analisis untuk mengetahui
hubungan antara pos-pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi bank
dalam mengelola usahanya. Begitu pula apabila bank mampu mengelola usahanya
maka bank akan mengalami peningkatan aset, pengukuran skala bank ini diukur
perusahaan
menghasilkan laba dengan mengelola total aset setelah disesuaikan dengan biaya
untuk mendapatkan aset tersebut. Selain itu ROA menggambarkan nilai efektifitas
yang dimilkinya.
berfluktuasi. Namun demikian pun saat ini cukup banyak bank konvensional yang
telah mendirikan bank umum syariah contohnya, Bank BNI kini membuka Bank BNI
Syariah sebagai bank yang menjalankan usahanya dengan berlandaskan pada prinsip
syariah. Selain itu, bank lain seperti BRI, BCA dan Bank Mega juga telah membuka
bank syariah dengan nama BRI Syariah, Bank BCA Syariah dan Bank Mega Syariah.
Hal ini menjadi pertanyaan bagi penulis mengenai apa yang melatarbelakangi
dibukanya Bank Umum Syariah tersebut oleh Bank Umum Konvensional, apakah hal
ini dikarenakan masalah kinerja keuangan bahwa Bank Umum Syariah lebih baik
jika dibandingkan dengan kinerja Bank Umum Konvensional dari aspek rentabilitas
(profitabilitas) ataukah ada hal lain yang menjadi dasar pertimbangan oleh Bank
Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
di Indonesia?
Indonesia?
konvensional di Indonesia?
4. Bagaimana pengaruh risiko kredit yang diukur dengan Non Performing Loan
Indonesia?
5. Bagaimana pengaruh total asset yang dikur dengan Size terhadap kinerja
(profitabilitas)?
di Indonesia.
di Indonesia.
5. Untuk menganalisis pengaruh total asset yang dikur dengan Size terhadap
2. Bagi Peneliti
konvensional.
Kepada pengguna jasa perbankan baik syariah maupun konvensional dapat digunakan
sebagi sumber informasi untuk dapat melihat bagaimana kinerja keuangan perbankan
Bank pada hakikatnya adalah suatu lembaga yang lahir karena fungsinya
sebagai agent of trust dan agent of development (Judisseno, 2002). Sebagai agent of
melayani segala kebutuhan keuangan dari dan untuk masyarakat. Sedangkan sebagai
agent of development, bank adalah suatu lembaga perantara yang dapat mendorong
pembayaran maupun penarikan dalam proses transaksi yang dilakukan oleh para
pelaku ekonomi.
Surplus of Fund
Tabungan
Pinjaman
Lack of Fund
Gambar 2.1
Bank sebagai Lembaga Intermediasi
9
mengelola simpanan masyarakat yang kekurangan dana (lack of fund). Perlu
ditekankan di sini bahwa yang dimaksud kekurangan dapat berarti orang yang sama
sekali tidak memiliki uang untuk keperluan konsumsi, atau kekurangan dalam arti
yang kekurangan dana (lack of fund). Bank menyalurkan dana tidak hanya
melainkan dapat berupa zakat, infaq, shadaqah, pinjaman kebajikan (qardhul hasan)
dan atau kepentingan social lainnnya. Dengan kata lain bank syariah harus dapat
berfungsi sebagai lembaga leasing, pegadaian dan lembaga-lembaga lain yang sesuai
Pengertian bank dapat dijumpai dalam pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Undang-Undang No.10
kegiatan usahanya.
2. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya (Kasmir, 2002)
Menurut Lukman dalam Marissa (2011:39), pada dasarnya terdapat tiga prinsip
perusahaan tersebut dilikuidasi. Bank yang solvable adalah bank yang manpu
periode tertentu.
prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank
keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu
prinsipprinsip syariah. Oleh karena itu, usaha bank akan selalu berkaitan dengan
Mudharabah Dalam menghimpun dana adalah Akad kerja sama antara piha pertama
(malik, shahibul mal, atau Nasabah) sebagai pemilik da dan pihak kedua
(‗amil, mudharib, atau Bank Syariah) yang bertinda sebagai pengelola
dana dengan membagi keuntungan usaha sesu dengan kesepakatan yang
dituangkan dalam Akad. pembiayaan adalah Akad kerja sama suatu usaha
antara piha pertama (Bank Syariah) yang menyediakan seluruh modal dan
piha kedua (nasabah) yang bertindak selaku pengelola dana denga
membagi keuntungan usaha sesuai kesepakatan, sedangkan kerugia
ditanggung sepenuhnya oleh Bank Syariah kecuali jiks pihsk kedu
melakukan kesalahan yang disengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian
Musyarakah Akad kerja sama di antara dua pihak atau lebih untuk suatu usah tertentu
yang masing-masing pihak memberikan porsi dana denga ketentuan
bahwa keuntungan akan dibagi sesuai dengan kesepakatan Sedangkan
kerugian ditanggung sesuai dengan porsi dana masing masing.
Murabahah Akad pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga beliny kepada
pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebi sebagai
keuntungan yang disepakati.
Ijarah Akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak guna ata manfaat
dari suatu barang atau jasa berdasarkan transaksi sewa, tanp diikuti
dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.
Ijarah Akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak guna ata manfaat
Muntahiyah dari suatu barang atau jasa berdasarkan transaksi sew dengan opsi
Bittamlik pemindahan kepemilikan barang
Prinsip Keterangan
Tijar'i Perjanjian antara pemilik barang dengan penyewa yang membolehka
penyewa untuk memanfaatkan barang tersebut dengan membaya sewa
sesuai dengan persetujuan kedua belah pihak. Setelah berakh masa sewa
pemilik barang menjual barang tersebut kepada penyew dengan harga
yang disetujui kedua belah pihak.
Qardh Akad pinjaman dana kepada nasabah dengan ketentuan bahw nasabah
wajib mengembalikan dana yang diterimanya pada wakt yang telah
disepakati.
Hawalah Akad pengalihan utang dari pihak yang berutang kepada pihak lai yang
wajib menanggung atau membayar.
Kafalah Akad pemberian jaminan yang diberikan satu pihak kepada pihak lain di
mana pemberi jaminan (kafil) bertanggung jawab atas pembayara kembali
utang yang menjadi hak penerima jaminan (makful).
Wakalah Akad pemberian kuasa kepada penerima kuasa untuk melaksanaka suatu
tugas atas nama pemberi kuasa.
Sumber :Booklet Perbankan Indonesia
Pada sistem operasi bank umum syariah, pemilik dana menanamkan uangnya
di bank tidak dengan motif mendapatkan bunga, tapi dalam rangka mendapatkan
keuntungan bagi hasil. Dana nasabah tersebut kemudian disalurkan kepada mereka
membutuhkan uang untuk tiga kegunaan, yaitu fungsi transaksi, cadangan dan
dengan tiga fungsi tersebut, yaitu berupa giro, tabungan dan deposito. Berbeda
halnya dengan hal tersebut, bank syariah tidak melakukan pendekatan tunggal
a. Modal
Modal adalah dana yang diserahkan oleh para pemilik (owner). Dana modal
yang secara tidak langsung menghasilkan (fixed asset/non earning asset). Selain
itu, modal juga dapat digunakan untuk hal-hal yang produktif, yaitu disalurkan
menjadi pembiayaan. Pembiayaan yang berasal dari modal, hasilnya tentu saja
bagi pemilik modal, tidak dibagikan kepada pemilik dana lainnya. Mekanisme
perseroan bank.
b. Titipan (Wadi’ah)
Salah satu prinsip yang digunakan bank syariah dalam memobilisasi dana
adalah dengan menggunakan prinsip titipan. Akad yang sesuai dengan prinsip ini
ialah al-wadi’ah. Dalam prinsip ini, bank menerima titipan dari nasabah dan
bertanggung jawab penuh atas titipan tersebut. Nasabah sebagai penitip berhak
untuk mengambil setiap saat kapan saja Nasabah tersebut hendak mengambil
c. Investasi (Mudharabah)
pengelola dana (mudharib), dalam hal ini adalah bank. Pemilik dana sebagai
deposan di bank syariah berperan sebagai investor murni yang menanggung aspek
sharing risk dan return dari bank. Deposan, dengan demikian bukanlah lender
Produk penyaluran dana di bank syariah dapat dikembangkan dengan tiga model,
yaitu:
prinsip jual beli. Prinsip jual beli ini dikembangkan menjadi bentuk
manfaat. Jadi pada dasarnya prinsip ijarah sama dengan prinsip jual beli,
namun perbedaannya terletak pada obyek transaksinya. Bila pada jual beli
obyek transaksinya adalah barang, maka pada ijarah obyek transaksinya jasa.
guna mendapatkan sekaligus barang dan jasa, dengan prinsip bagi hasil. Prinsip
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito
2. Memberikan kredit.
4. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan
kepentingan nasabah.
6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada
kontrak.
10. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk
11. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat.
12. Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip
13. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh pihak bank sepanjang tidak
14. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang
15. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang
keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi,
17. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai dengan
yang diberikan oleh nasabah kepada bank, dan atau yang diberikan oleh bank
kepada nasabah. Hal inilah yang menyebabkan terdapatnya istilah bunga dan
bagi hasil. Bagi hasil menurut terminologi asing (inggris) dikenal dengan profit
defenitif, profit sharing diartikan ―distribusi beberapa bagian dari laba pada para
memiliki risiko karena adanya persentase suku bunga tertentu yang ditetapkan
berdasarkan besarnya modal. Adapun Perbedaan antara Bunga dan Bagi Hasil
Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik organisasi
bersifat profit oriented dan non profit oriented yang dihasilkan selama satu periode
waktu. Kinerja keuangan adalah suatu alat analisis yang dilakukan untuk melihat
dan kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari laporan keuangan
perusahaan yang bersangkutan yang terdiri dari neraca, laporan perhitungan rugi laba
dengan menggunakan Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE). Rasio ini
mengukur tingkat efisiensi usaha yang dicapai bank yang bersangkutan. Karena bank
yang sehat adalah bank yang terus meningkat diatas standart yang telah ditetapkan
(Kasmir, 2012:49).
laba dengan total aset bank, rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan aset
kemampuan perbankan untuk memperoleh laba atas sejumlah aset yang dimiliki oleh
bank. ROA dapat diperoleh dengan cara menghitung rasio antara laba setelah pajak
modal yang mencukupi untuk menutup risiko kerugian yang mungkin timbul dari
penanaman dana dalam aset produktif yang mengandung risiko, serta untuk
pembiayaan dalam aset tetap dan investasi. Rasio Kecukupan Modal yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Capital Adequacy Ratio yaitu rasio permodalan yang
operasional bank. Kegiatan utama Bank adalah menghimpun dana dan menyalurkan
kembali dalam bentuk kredit. Dengan CAR yang cukup atau memenuhi ketentuan,
Bank tersebut dapat beroperasi sehingga terciptalah laba. Besarnya modal suatu Bank
Dengan kata lain semakin tinggi CAR semakin baik kinerja suatu bank (Sawir,
2009).
memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai.
Likuiditas yang tersedia harus cukup, tidak boleh terlalu kecil sehingga mengganggu
kebutuhan operasional sehari-hari, tetapi juga tidak boleh terlalu besar karena akan
(Muhammad, 2004).
Risiko likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan rasio
Loan to Deposit Ratio (LDR). Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio
perbandingan antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang
diterima oleh pihak bank yang bersangkutan. Rasio ini digunakan untuk mengetahui
kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang
telah menanamkan dananya dengan kredit-kredit yang telah diberikan kepada para
debiturnya.
menyalurkan kredit. Jika rasio LDR bank berada pada standar yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia, maka laba yang diperoleh oleh bank tersebut akan meningkat
Dengan meningkatnya laba, maka kinerja keuangan bank tersebut akan lebih baik
(Harahap, 2009).
organisasi atas usaha yang dijalankan yang diukur dari segi besarnya sumber yang
digunakan untuk mencapai hasil kegiatan yang dijalankan. Dengan kata lain,
efisiensi merupakan perbandingan antara sumber dan hasil. Jika dikaitkan dengan
berhubungan usaha pokok bank, dilakukan dengan benar dalam arti sesuai yang
terhadap kinerja bank, yaitu untuk menunjukkan apakah bank telah menggunakan
semua faktor produksinya dengan tepat guna (Mawardi, 2005). Salah satu rasio
operasional. Biaya operasional adalah semua biaya atau beban yang dikeluarkan
biaya tidak mungkin kegiatan tersebut dapat dijalankan. Biaya operasional akan
operasional (BOPO) merupakan hal yang saling berkaitan apbila pendapatan lebih
besar daripada biaya operasional, maka bank akan mendapatkan profit yang lebih
besar.
Bersadarkan teori diatas dapat dikatakan bahwa semakin kecil rasio BOPO
maka biaya operasional yang dikeluarkan bank semakin efisien, yang berarti
kinerja keuangan bank akan semakin meningkat. Sebaliknya semakin besar rasio
BOPO maka berarti bank kurang mampu menekan biaya operasional sehingga
bank kurang efisien dalam mengelola sumber daya yang ada di bank, sehingga
Pada penelitian ini kinerja keuangan yang digunakan sebagai proksi terhadap
nilai suatu resiko kredit adalah rasio Non Performing Loan (NPL). Rasio ini
bermasalah yang diberikan oleh pihak bank. Non Performing Loan (NPL) merupakan
aktiva produktif dengan kualitas aktiva kurang lancar, diragukan, dan macet. Besaran
Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin semakin buruk kualitas
kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka
kedalam beberapa kelompok. Diantaranya perusahaan besar, sedang dan kecil. Skala
perusahaan yang didasarkan kepada total asset perusahaan (Masri dan Martani,
2012).
(ln) dari total aset yang dimiliki perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan daya
pengaruh skala dalam biaya dan return membuat perusahaan yang lebih besar dapat
memperoleh lebih banyak laba. Perusahaan yang besar membutuhkan dana yang
besar pula yang digunakan sebagai sumber pendanaan sehingga utang perusahaan
NAMA VARIABEL
JUDUL PENELITI HASIL PENELITIAN
PENELITI PENELITIAN
konvensional yang
menunjukkan
eksposur kredit yang
lebih tinggi risiko.
Secara keseluruhan
ROA dan ROE bank
Islam dan
konvensional tidak
berbeda signifikan.
Sumber: Peneliti (2017)
CAR CAR
FDR LDR
ROA ROA
BOPO BOPO
NPF NPL
Uji Beda (independent
sample t test
Size Size
Gambar 2.2
Kerangka Konseptual
2.11 Hipotesis
secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat diuji
berikut:
terhadap kinerja Bank. Dengan kata lain semakin tinggi CAR semakin baik kinerja
suatu bank. Berdasarkan pemikiran di atas maka hipotesis yang dapat dipergunakan
likuiditas bank dan semakin menunjukkan kinerja keuangan yang tidak baik, karena
bank tidak dapat mengelola dana bank tersebut. Sebaliknya jika semakin kecil
persentase LDR maka semakin baik manajemen likuiditas bank tersebut karena dapat
menyediakan dana pada saat nasabah membutuhkan dana. Maka hipotesis yang dapat
dipergunakan adalah:
kurangnya kemampuan bank dalam mengelola kinerja keuangan bank. Begitu juga
sebaliknya jika semakin kecil persentase BOPO maka semakin baik pula kinerja
rendahnya kualitas kredit yang diberikan karena bank tidak mampu meminimalkan
tingkat kredit bermasalah dan gagalnya bank dalam memanajemen risiko kredit.
Rasio yang digunakan untuk mengukur skala bank ialah dengan menggunakan
rasio Size. Rasio ini untuk mengetahui ukuran bank dalam golongan besar, sedang,
atau kecil. Pengukuran ini menunjukkan posisi bank dengan jumlah aset yang
dimiliki oleh bank tersebut. Bank yang berukuran besar ialah bank yang kinerjanya
baik dan memiliki aset yang tinggi, dari analisis diatas maka dapat ditarik hipotesis
berikut:
Bank dengan total asset relatif besar akan mempunyai kinerja yang lebih baik
karena mempunyai total revenue yang relatif besar sebagai akibat aktivitas yang
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian komparatif
bersifat menguraikan tentang sifat-sifat dan keadaan sebenarnya dari dua atau lebih
objek penelitian yang kemudian dibandingkan guna mencari perbedaan antara kedua
model-model matematis, teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena
yang terjadi.Dengan metode ini, penulis dapat menganalisa dan mengintrepetasikan data
yang telah dikumpulkan untuk selanjutnya menguji kebenaran hipotesis yang telah
dirumuskan.
2. Sebagai objek dalam penelitian ini terdiri dari 10 bank umum syariah dan bank
umum konvensional.
31
3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
maka perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu
melakukan kegiatan
operasionalnya. Menurut
Bank Indonesia Semakin
kecil BOPO menunjukkan
semakin efisien bank dalam
menjalankan aktivitas
usahanya.
Kualitas Asset NPL ini digunakan untuk Total _Kredit _Bermasalah Rasio
NPL mengukur seberapa besar NPL
tingkat kredit bermasalah x100%
yang telah disalurkan oleh Total _Kredit
bank.
mempunyai karakteristik tertentu dan sampel penelitian adalah bagian dari populasi
Mulyani, 2007).
disesuaikan dengan tujuan dan masalah penelitian). Elemen populasi yang dipilih
Kriteria untuk pemilihan sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional yang telah berdiri lebih dari
7 tahun.
2. Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional yang terdaftar di Bank
20122016.
3. Bank Umum Konvensional yang memiliki Bank Umum Syariah dan telah go
public yang menyajikan laporan keuangan dan rasio yang dibutuhkan dalam
penelitian ini selama lima tahun berturut-turut yaitu dari 31 Desember 2012
Data yang digunakan dalan penelitian ini adalah data sekunder. Data Sekunder
merupakan data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan
yang rutin diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan pada situs www.ojk.go.id,
situs resmi bank-bank terkait dan berbagai literatur seperti buku, jurnal, koran,
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari berbagai sumber literatur seperti, buku, jurnal, internet dan lain-lain
ini berupa Laporan Keuangan Publikasi Bank selama periode 2012 hingga 2016.
Data yang diperoleh diambil melalui beberapa website dari bank yang
bersangkutan dan Otoritas Jasa Keuangan. Jenis laporan yang digunakan penulis
eviews 9 untuk analisis statistik deskriptif dan menganalisis data yang diperoleh.
test).
juga dapat menggambarkan pola-pola yang konsisten dalam data sehingga dapat
data gabungan antara data time series dan data cross section. Model regresi ini
dengan data panel. Menurut Pratomo dan Hidayat (2007), Regresi linier
berganda adalah regresi antara variabel dimana variabel bebasnya lebih dari satu.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi data panel.
Untuk mengetahui nilai yang efisien dari model regresi linier diatas maka
(Pratomo dan Paidi, 2007) yaitu Ordinary Least Square (OLS), Fixed Effect
yang paling sederhana karena hanya mengkombinasikan data time series dan
cross section. Pada model ini tidak diperhatikan dimensi waktu maupun individu
kurun waktu.
interceptnya.Menurut Pratomo dan Paidi (2010), metode ini lebih efisien digunakan
di dalam data panel apabila jumlah kurun waktu lebih besar daripada jumlah individu
individul dan efek waktu dan metode ini tidak perlu menggunakan asumsi bahwa
Dengan metode ini efek spesifik individu variabel merupakan bagian dari
error-term. Model ini berasumsi bahwa error-term akan selalu ada dan mungkin
berkorelasi sepanjang time-series dan cross-section. Metode ini lebih baik digunakan
pada data panel apabila jumlah individu lebih besar daripada jumlah kurun waktu
yang ada.
Ratio (Chow Test), dan Uji Langrange Multiplier. Uji Hausman, Uji Likehood, Uji
Langrange Multiplier akan membantu kita untuk menentukan metode apa yang
Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian yang dilakukan setelah
data untuk menciptakan suatu model permasalahan untuk dianalisis lebih lanjut.
konvensinal di Indonesia.
memberikan gambaran dari data statistik yang diperoleh dari hasil estimasi melalui
periode 2011 sampai dengan 2015 akan disajikan dalam analisis ini.
32
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Bank Umum
Konvensional
ROA CAR LDR BOPO NPL SIZE
Mean 2.396000 17.60160 82.14160 75.76380 2.326800 18.91073
Median 2.135000 16.92500 85.55000 80.28000 2.175000 18.79324
Maximum 5.150000 26.21000 96.47000 94.91000 4.480000 20.63791
Minimum 0.390000 12.76000 55.35000 28.09000 0.400000 16.42307
Std. Dev. 1.223763 2.803864 9.012197 15.16832 0.962154 1.49315
Observations 50 50 50 50 50 50
Sumber : Hasil Olah Data Eviews, lampiran 2
pada sampel perbankan syariah dalam penelitian ini selama periode 2012 sampai
dengan 2016 yang terdiri dari 5 time series dan 10 cross section. Mean atau nilai
rata-rata variabel ROA pada perbankan syariah dari tahun 2012 sampai dengan
2016 adalah sebesar 0,1054%. Perbankan syariah yang memiliki nilai ROA
Mega Syariah dengan nilai 3,8% pada tahun 2012 dan nilai ROA terendah adalah
Maybank Syariah dengan nilai -22,8% pada tahun 2015. Nilai standard deviasi
ROA adalah 3.96 yang berarti sebagian besar nilai ROA pada sampel akan
berjarak plus atau minus 3.96 dari mean. Sedangkan berdasarkan tabel 4.2 diatas
dari tahun 2012 sampai dengan 2016 adalah sebesar 2,396%. Ini menunjukkan
konvensional yang memiliki nilai ROA tertinggi adalah Bank Rakyat Indonesia
dengan nilai 5,15 pada tahun 2012 dan nilai ROA terendah adalah Bank Bukopin
dengan nilai 0,39 pada tahun 2015. Nilai standard deviasi ROA adalah 1,223763
yang berarti sebagian besar nilai ROA pada sampel akan berjarak plus atau minus
kualitas ROA lebih baik dibanding bank umum syariah. Namun nilai rata-rata
ROA perbankan syariah belum sesuai ketentuan Bank Indonesia yaitu diatas 1,5%.
Mean atau nilai rata-rata variabel CAR pada perbankan syariah dari tahun
2012 sampai dengan 2016 adalah sebesar 22,408%. Hal ini menunjukkan bahwa
syariah yang memiliki nilai CAR tertinggi adalah Maybank Syariah dengan nilai
64,2 pada tahun 2012 dan nilai CAR terendah adalah Bukopin Syariah dengan nilai
11,1 pada tahun 2013. Nilai standard deviasi CAR perbankan syariah adalah
12.48805 yang berarti sebagian besar nilai CAR pada sampel akan berjarak plus
atau minus 12.48805 dari mean. Hal ini menunjukkan nilai CAR perbankan syariah
cukup berfluktuatif. Sedangkan berdasarkan tabel 4.2 diatas diketahui Mean atau
nilai ratarata variabel CAR pada perbankan konvensional dari tahun 2012 sampai
memiliki nilai CAR tertinggi adalah Bank Mega dengan nilai 26,21 pada tahun
2016 dan nilai CAR terendah adalah Maybank dengan nilai 12,76 pada tahun 2013.
Nilai standard deviasi CAR adalah 2,803864 yang berarti sebagian besar nilai CAR
pada sampel akan berjarak plus atau minus 2,803864 dari mean atau nilai rata-rata.
berdasarkan kecukupan modal, bank umum syariah memiliki kualitas CAR lebih
baik dibanding bank umum konvensional. Namun nilai rata-rata keduanya sudah
sesuai ketentuan
Mean atau nilai rata-rata variabel FDR pada perbankan syariah dari tahun
2012 sampai dengan 2016 adalah sebesar 96,949%. Perbankan syariah yang
memiliki nilai FDR tertinggi adalah Maybank Syariah dengan nilai 192,9 pada
tahun
2012 dan nilai FDR terendah adalah BNI Syariah dengan nilai 67,7 pada tahun
2012. Nilai standard deviasi FDR perbankan syariah adalah 23,96 yang berarti
sebagian besar nilai FDR pada sampel akan berjarak plus atau minus 23,96 dari
mean. Hal ini menunjukkan nilai FDR perbankan syariah cukup berfluktuatif.
Sedangkan berdasarkan tabel 4.2 diatas diketahui Mean atau nilai rata-rata variabel
LDR pada
Bank BJB dengan nilai 96,47 pada tahun 2013 dan nilai LDR terendah adalah
Bank
Mega dengan nilai 55,35pada tahun 2016. Nilai standard deviasi LDR adalah
9,012197 yang berarti sebagian besar nilai LDR pada sampel akan berjarak plus
atau minus 9,012197 dari mean atau nilai rata-rata. Berdasarkan analisis deskriptif
rata-rata LDR bank umum konvensional sesuai ketentuan Bank Indonesia yaitu
diantara 75%94% dan bank umum syariah tidak sesuai ketentuan Bank Indonesia
yaitu diantara
75%-94%.
Mean atau nilai rata-rata variabel BOPO pada perbankan syariah dari tahun
2012 sampai dengan 2016 adalah sebesar 95,008%. Ini menunjukkan bahwa setiap
0,95. Perbankan syariah yang memiliki nilai BOPO tertinggi adalah Maybank
Syariah dengan nilai 192,6 pada tahun 2016 dan nilai BOPO terendah adalah Panin
Syariah dengan nilai 50,76 pada tahun 2012. Nilai standard deviasi BOPO
perbankan syariah adalah 25,29455 yang berarti sebagian besar nilai BOPO pada
sampel akan berjarak plus atau minus 25,29455 dari mean. Hal ini menunjukkan
4.2 diatas diketahui Mean atau nilai rata-rata variabel BOPO pada perbankan
konvensional dari tahun 2012 sampai dengan 2016 adalah sebesar 75,76380. Ini
BOPO tertinggi adalah Maybank dengan nilai 94,91 pada tahun 2014 dan nilai
BOPO terendah adalah BCA dengan nilai 28,09 pada tahun 2012. Nilai standard
deviasi BOPO adalah 15,16832 yang berarti sebagian besar nilai BOPO pada
sampel akan berjarak plus atau minus 15,16832 dari mean atau nilai rata-rata yang
yang tinggi dan bank umum syariah menunjukkan tingkat efisiensi yang rendah.
Besarnya rasio BOPO yang dapat ditolerir oleh perbankan di Indonesia adalah
sebesar 93,52, hal ini sejalan dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia. Jika angka rasio menunjukkan angka di atas 90% dan mendekati 100%
ini berarti bahwa kinerja bank tersebut menunjukkan tingkat efisiensi yang sangat
rendah. Tetapi jika rasio ini rendah, misalnya mendekati 75% ini berarti kinerja
Mean atau nilai rata-rata variabel NPF pada perbankan syariah dari tahun
2012 sampai dengan 2016 adalah sebesar 5,191. Perbankan syariah yang memiliki
nilai NPF tertinggi adalah Maybank Syariah dengan nilai 55,06 pada tahun 2016
2012,2013 dan 2014. Nilai standard deviasi NPF perbankan syariah adalah 8,95
yang berarti sebagian besar nilai NPF pada sampel akan berjarak plus atau minus
8,95 dari mean. Hal ini menunjukkan nilai NPF perbankan syariah cukup
berfluktuatif. Sedangkan berdasarkan tabel 4.2 diatas diketahui Mean atau nilai
rata-rata variabel NPL pada perbankan konvensional dari tahun 2012 sampai
dengan 2016 adalah sebesar 2.3268. Perbankan konvensional yang memiliki nilai
NPL tertinggi adalah Bank Victoria dengan nilai 4,48 pada tahun 2015 dan nilai
NPL terendah adalah BCA dengan nilai 0,4 pada tahun 2012 dan 2013. Nilai
standard deviasi NPL adalah 0,962154 yang berarti sebagian besar nilai NPL pada
sampel akan berjarak plus atau minus 0,962154 dari mean atau nilai rata-rata yang
berarti nilai NPL bank umum konvensional stabil. Berdasarkan analisis deskriptif
di atas terlihat bahwa kinerja keuangan perbankan berdasarkan risiko kredit, bank
umum konvensional memiliki kualitas NPL lebih baik dibanding bank umum
syariah karena nilai rata-rata NPL bank umum syariah tidak sesuai ketentuan Bank
natural (ln) dari total aset yang dimiliki perusahaan. Ukuran perusahaan
merupakan daya tarik bagi investor untuk menanamkan modalnya Mean atau nilai
rata-rata variabel
15,52. Perbankan syariah yang memiliki size tertinggi adalah Mandiri Syariah
dengan nilai 18,18 atau memiliki aset sebesar Rp 78.831.722.000.000 pada tahun
2016 dan size terendah adalah BRI Syariah dengan nilai 7,00 dengan total aset Rp
939.472.000.000 pada tahun 2012. Berdasarkan tabel 4.2 di atas diketahui Mean
atau nilai rata-rata variabel size pada perbankan konvensional dari tahun 2012
sampai dengan 2016 adalah sebesar 18,91. Perbankan konvensional yang memiliki
nilai size tertinggi adalah Bank Rakyat Indonesia dengan nilai 20,64 dengan total
aset Rp 964.000.690.000.000 pada tahun 2016 dan nilai size terendah adalah Bank
tahun 2012. Berdasarkan analisis deskriptif di atas terlihat bahwa size Bank Umum
program Eviews 9. Dalam penelitian ini, sebelumnya telah dilakukan uji estimasi
untuk menentukan metode analisis regresi data panel yang tepat. Penulis
model mana yang terbaik antara Common Effect dan Fixed Effect dengan taraf
signifikansi 5%.
demikian model yang terpilih adalah common effect. Kemudian dilakukan lagi
pengujian dengan Hausman Test untuk memilih model regresi yang tepat antara
Uji Hausman menunjukkan Prob. Cross-Section random 1,0000 > 0,05 maka
model yang terpilih adalah random effect. Karena berdasarkan kedua uji tersebut
dengan Lagrangge Multiplier (LM) Test untuk memilih model regresi yang tepat
Tabel 4.5
Hasil Uji Lagrangge Multiplier
Test Hypothes is
Artinya antara common effect dan random effect yang terbaik adalah common
effect. Dengan demikian dari hasil ketiga uji tersebut model yang paling baik
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
memiliki kualitas ROA lebih baik dibanding bank umum syariah. Namun
2. Dilihat dari hasil analisis statistik deskriptif rata-rata CAR Bank Umum
Konvensional dengan kata lain CAR Bank Umum Konvensional lebih baik
lebih baik dibanding bank umum syariah karena nilai rata-rata NPL bank
umum syariah tidak sesuai ketentuan Bank Indonesia yaitu di bawah 5%.
7. Secara parsial diketahui pada bank umum syariah bahwa variabel bebas
CAR dan Size memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
ROA. Sedangkan BOPO dan NPF memiliki pengaruh yang negatif dan
CAR dan Size berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA sedangkan
terhadap ROA.
signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah dengan Bank Umum
5.2 Saran
operasional.
kewajibankewajiban lancarnya.
faktorfaktor lain seperti Net Profit Margin (NPM), Net Interest Margin
(NIM), porsi kepemilikan publik, dan lain-lain yang dapat dipakai untuk
memprediksi ROA.
Antonio S. 2007. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarata (ID): Gema Insani
Press.
Bank Indonesia. 2011. Booklet Perbankan Indonesia. Jakarta (ID): Bank Indonesia
Budisantoso, Totok dan Sigit Triandaru. 2007. Bank dan Lembaga Keuangan Lain.
Jakarta: Salemba Empat
Buyung Nusantara, ST. 2009. Analisis Pengaruh Npl, Car, Ldr, Dan Bopo
Terhadap Profitabilitas Bank. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang
Indah Masri dan Dwi Martani. 2012. Pengaruh Tax Avoidance terhadap Cost of
Debt. SNA XV. Banjarmasin