Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS PENGARUH INFLASI DAN BI RATE TERHADAP RETURN

ON ASSETS PADA BANK SYARIAH MANDIRI


(Studi Kasus Bank Mandiri Syari’ah Tulungagung Tahun 2020)

Proposal Skripsi

Disusun oleh:

Mifthaqul Rohmah
NIM : 17401153129

Oleh:

SULIH RIANTO

NIM. (12401183286)

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
DESEMBER 2020

i
ANALISIS PENGARUH INFLASI DAN BI RATE TERHADAP RETURN
ON ASSETS PADA BANK SYARIAH MANDIRI
(Studi Kasus Bank Mandiri Syari’ah Tulungagung Tahun 2020)

Proposal Skripsi

Diajukan Kepada Jurusan Perbankan Syariah


Guna Menyusun Skripsi

Disusun oleh:

Mifthaqul Rohmah
NIM : 17401153129

Oleh:

SULIH RIANTO

NIM. (12401183286)

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
DESEMBER 2020
iii

PERSETUJUAN PENGUJI

Proposal dengan judul ―Pengaruh Inflasi, BI rate, dan Kurs terhadap


Profitabilitas Bank BRI Syariah di Indonesia (Studi Kasus Bank BRI Syari’ah
Periode 2014-2019) yang ditulis oleh Rika Susanti, NIM. 12401173208 ini telah
diujikan dan disetujui untuk dijadikan acuan pelaksanaan penelitian dalam rangka
menyusun skripsi.

Tulungagung, 19 Desember 2020


Penguji,
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya Islam mengajarkan kepada umat manusia untuk totalitas
dalam menjalankan mu’amalah berdasarkan syariat Islam. salah satunya
adalah dalam transaksi perbankan. Bank merupakan suatu lembaga keuangan
yang kegiatan utamanya adalah untuk menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit. Dewasa ini, semakin
berkembangnya zaman muncullah berbagai lembaga keuangan yang berbasis
syariah, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk adalah salah satu pelopor pertama
bank yang berbasis Syariah di Indonesia.
Bank Syariah Mandiri merupakan bank milik pemerintah pertama yang
melakukan operasionalnya pada prinsip syariah. Secara struktural, Bank
Syariah Mandiri berasal dari Bank Susila Bakti, sebagai salah satu anak
perusahaan dilingkup Bank Mandiri, yang kemudian dikonversikan menjadi
bank syariah secara penuh. Dalam rangka melancarkan proses konversi
menjadi bank syariah, Bank Syariah Mandiri menjalin kerja sama dengan
Tazkia Institute, terutama dalam bidang pelatihan dan pendampingan konversi.
Sebagai salah satu bank yang dimiliki oleh Bank Mandiri yang memiliki
aset ratusan triliun dan networking yang luas, Bank Syariah Mandiri memiliki
beberapa keungulan komparatif dibanding pendahulunya. Demikian juga
perkembangan politik terkahir di Aceh menjadi blessing in disguise bagi Bank
Syariah Mandiri. 1
Return on Assets (ROA – Pengembalian atas Total Aset) merupakan
pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam
menghasilkan keuntungan/laba dengan memanfaatkan aktiva yang tersedia
dalam perusahaan. Semakin tinggi ROA maka semakin baik keadaan suatu
perusahaan. 2 Pada institusi bank, ROA sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal bank bisa

1
Muhammad Syari’i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Gema
Insani Press, 2011), hlm. 26-27
2
Popy Rufaidah, Manajemen Strategik: Analisis, Formulasi, Implementasi & Evaluasi,
(Bandung: Humaniora, 2012), hlm.37

ii
iii

diukur dari rasio-rasio keuangannya. Sementara faktor eksternal bank dapat


digunakan lingkungan makro ekonomi karena lingkungan makro ekonomi
menganalisis keadaan seluruh kegiatan perekonomian. Lingkungan makro
ekonomi ini akan mempengaruhi operasional perusahaan khususnya terkait
dengan kinerja keuangan perbankan. Beberapa variabel makro ekonomi yang
dapat berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan, khususnya
perbankan syariah di Indonesia, yaitu inflasi dan BI rate.
Inflasi adalah naiknya harga-harga komoditi secara umum yang disebabkan
oleh tidak sinkronnya antara program sistem pengadaan komoditi (produksi,
penentuan harga, pencetaan uang dan lain sebaginnya) dengan tingkat
pendapatan yang dimiliki oleh masyarakat.3 Sedangkan BI Rate adalah suku
bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. Bank
Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan
diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan. Tingginya angka
inflasi ini nanti akan berdampak pada keuangan perusahaan, sehingga Bank
Indonesia harus menetapkan suku bunga yang sesuai sebagai dasar perbankan
untuk menentukan suku bunga mereka agar tetap likuid dan menguntungkan.
Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan BI Rate tetap di level
5,75%. Walau saat itu inflasi masih di bawah 4%, namun dikhawatirkan akan
ada peningkatan inflasi hingga 6% dalam jangka pendek sehingga BI Rate
perlu tetap dipertahankan. 4
Berdasarkan pernyataan di atas, kondisi perekonomian di Indonesia yang
masih belum menentu mengakibatkan tingginya risiko suatu perusahaan untuk
mengalami kesulitan keuangan atau bahkan menurunnya tingkat Return On
Assets karena terjadinya Inflasi yang terus-menerus. Dalam hal ini, BI Rate
harus dapat mengantisipasi risiko yang memungkinkan akan terjadi. Salah
satunya pada sisi fasilitas perbankan dan cara perbankan dalam memanajemen
dananya, dimana Inflasi dan BI Rate merupakan pertimbangan sebagai tolak
3
Iskandar Putong, Ekonomi Makro, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2015), hlm.112
4
RH Liembono, Analisis Fundamental, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2014),
hlm.108
ukur naik turunya kondisi bank tersebut dalam keadaan bangkrut ataupun
untung.
Untuk mempertahankan kelangsungan hidup dalam sistem keuangan yang
sehat, suatu bank harus dapat berkompetensi dengan bank lainnya sebagai
kompetitor dan sebagai mitra unit lainnya yang juga memberikan
produk/layanan yang sama. Suatu bank berhasil memenangkan kompetisi
bisnisnya jika ia mampu memberikan produk/jasa layanan lebih baik dari pada
kompetitornya, sekaligus mampu beradaptasi dengan setiap perusahaan
lingkungan. Manajemen bank yang kreatif-inovatif selalu berusaha
menciptakan berbagai produk/layanan yang prospektif dan menguntungkan
tanpa mengabaikan prinsip Asset Liability Management (ALMA), yaitu
menyelaraskan antara hasil pengembalian atas harta dan risiko.5
Pada penelitian ini terkait dengan menunjukkan bahwa Pengaruh Inflasi
dan BI Rate menjadi beberapa penyebab tidak stabilnya Return On Assets pada
Bank Syariah Mandiri Tulungagung yang menimbulkan berbagai
permasalahan seperti perkembangan di suku bunga deposito tidak stabil dan
pada gilirannya suku bunga kredit perbankan tidak terkendali. Dampak negatif
tersebut dapat diminimalisir apabila hal tersebut dapat diprediksi sebelumnya.
Adanya tindakan untuk memprediksi dapat mengurangi risiko rendahnya ROA
pada perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa banyaknya masalah-
masalah yang terjadi akibat kurangnya manajemen dana bank yang kreatif-
inovatif yang dapat menyebabkan naik turunnya keuntungan yang didapat oleh
perbankan, sehingga dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk mengetahui
lebih mendalam dan mengambil judul “Anaisis Pengaruh Inflasi dan BI
Rate terhadap Return On Assets pada Bank Syariah Mandiri”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka peneliti
menetapkan rumusan masalah yang terkait dengan penelitian ini guna

5
Haddad MD., Santoso W., & Sarwedi, Model Prediksi Kepailitan Bank Umum di
Indonesia, Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan, 2004
v

menjawab segala permasalahan yang ada. Adapun rumusan masalah dalam


penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah BI Rate berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets pada
Bank Syariah Mandiri Tulungagung?
2. Apakah BI rate berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets Bank
Syariah Mandiri Tulungagung?
3. Apakah inflasi dan BI rate secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap Return On Assets pada Bank Syariah Mandiri Tulungagung?
C. Tujuan Penelitian
Adapun penelitian ini memiliki tujuan yang dicapai sebagai berikut :
1. Untuk menguji pengaruh signifikan inflasi terhadap Return On Assets
pada Bank Syariah Mandiri Tulungagung.
2. Untuk menguji pengaruh signifikan BI rate terhadap Return On Assets
pada Bank Syariah Mandiri Tulungagung.
3. Untuk menguji pengaruh signifikan inflasi dan BI rate secara bersama-
sama terhadap Return On Assets pada Bank Syariah Mandiri
Tulungagung.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak
yaitu:
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
Bank Syariah Mandiri Tulungagung mengenai Return On Assets bank
pada waktu yang akan datang supaya manajemen dapat mengambil
langkah-langkah strategis dan keputusan dalam melakukan persiapan dan
perbaikan demi kemajuan perusahan dari pengaruh lingkungan bisnis
yang semakin bergolak, serta memberikan gambaran dan harapan
terhadap nilai masa depan perusahaan tersebut.
2. Bagi Akademik
Penelitian ini merupakan media untuk belajar memecahkan
masalah secara ilmiah dan memberikan sumbangan pemikiran
berdasarkan disiplin ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan dapat
menambah informasi sumbangan pemikiran dan bahan kajian bagi
penelitian lebih lanjut.
3. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pelatihan intelektual untuk peneliti
selanjutnya dalam meningkatkan kompetensi keilmuan yang sesuai
dengan bidang yang sedang dipelajari dalam melakukan penganalisaan
tentang Return On Assets bank untuk memberikan informasi yang lebih
luas.
E. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitan
Keterbatasan penelitian dalam penelitian ini adalah untuk menghindari
tidak terkendalinya bahasan masalah yang berlebihan pada studi ini, yaitu
sebagai berikut:
1. Penelitian ini berfokus pada analisis mengenai pengaruh kebijakan inflasi
dan BI rate terhadap Return On Assets pada Bank Syariah Mandiri
Tulungagung.
2. Adapun yang menjadi objek dalam penelitiaan ini adalah data umum
laporan Return On Assets pada Bank Syariah Mandiri Tulungagung.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman, memudahkan menelaah, dan
memahami pokok-pokok permasalahan dalam uraian selanjutnya, maka
terlebih dahulu penulis mengemukakan pengertian yang ada dalam judul
proposal skripsi di atas. Adapun istilah-istilah yang dikemukakan dalam judul
adalah sebagai berikut:
1. Secara konseptual
a. Inflasi
Inflasi merupakan naik turunya harga barang dan jasa disebabkan
adanya ketidak seimbangan arus uang dan barang.
b. BIRate
BI rate merupakan kebijakan suku bunga yang di tetapkan oleh
Bank Indonesia.
vii

2. Definisi Operasional
Istilah-istilah yang berhubungan dalam penelitian ini perlu untuk di
tegaskan agar terhindar dari perbedaan penafsiran dan dapat mewujudkan
kesamaan pemikiran dan kesatuan pandangan dalam mengkaji.
a. Inflasi
Inflasi merupakan suatu keadaan perekonomian dimana tingkat
harga dan biaya-biaya umum naik misalnya naiknya harga beras, harga
bahan bakar, harga mobil, upah tenaga kerja, harga tanah, dan sewa
barang-barang modal.6
b. BI Rate
Suku bunga kebijakan yang menggambarkan sikap kebijakan
moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada
publik.7

II. KAJIAN PUSTAKA


A. Landasan Teori
a. Inflasi
Inflasi adalah naiknya harga-harga komoditi secara umum yang
disebabkan oleh tidak sinkronnya antara program sistem pengadaan
komoditi (produksi, penentuan harga, pencetaan uang dan lain sebaginnya)
dengan tingkat pendapatan yang dimiliki oleh masyarakat.8
Inflasi terdiri atas dua jenis, antara lain:
1. Demand push inflation atau inflasi yang didorong dari sisi permintaan.
Inflasi jenis ini pada adasarnya cukup bagus. Inflasi ynag didorong
dari sisi permintaan menandakan harganya naik murni karena faktor
supply/demand. Karena demand naik, harga pun ikut naik. Biasanya,
jika demand push inflation terjadi dan pertumbuhan supply tidak

6
Junaiddin Zakaria, Pengantar Teori Ekonomi Makro, (Jakarta:Gaung Persada Pers,
2009), hlm. 61.
7
Oktaviana Rosana Dewi, Pengaruh DPK, Inflasi, BI Rate dan KursTerhadap
Profitabilitas Perbankan Syari’ah di Indonesia Periode 2013-2017, (Skripsi Diterbitkan:UIN Raden
Intan Lampung, 2018), hal. 10
8
Iskandar Putong, Op.Cit., hlm.112
sebesar demand, pabrik-pabrik akan menambah kapasitas produksi
sehingga tenaga kerja pun teserap. Hal ini sesuatu yang sangat positif
bagi perekonomian suatu negara. Jika demand terus naik dan pabrik
terus menambah kapasitasnya, tingkat pengangguran akan menurun
dan PDB juga akan ikut meningkat.
2. Supply push inflation atau inflasi yang didorong dari sisi supply.
Supply push inflation dapat disebabkan oleh penguatan mata uang
USD. Tentu saja, bahan baku pabrik yang diimpor akan naik mengikuti
pengutan USD. Walau di dalam negeri daya beli masyarakat tidak naik
dan permintaan stagnan, karena harga bahan baku naik, mau tidak mau
pabrik akan juga menaikkan harga jual barang. Hal ini memicu inflasi
walaupun demand stagnan, bahkan turun.9
Adapun dampak inflasi diantaranya sebagai berikut:
1. Jika harga barang secara umum naik terus-menerus, masyarakat akan
panik sehingga perekonomian tidak berjalan normal, karena di satu sisi
masyarakat yang berlebihan uang akan memborong barang, sementara
yang kekurangan uang tidak bisa membeli barang, akibatnya negara
rentan terhadap segala macam kekacauan yang ditimbulkannya.
2. Sebagai akibat dari kepanikan tersebut, masyarakat cenderung untuk
menarik tabungan secara besar-besaran (rush) untuk membeli dan
menumpuk barang, akibanya bank kekurangan dana yang berdampak
pada tutup atau bangkrut, serta rendahnya dana investasi yang
tersedia.10
Dengan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa ketika
tingginya angka inflasi akan berdampak buruk pada keuangan perusahaan,
sehingga perusahaan akan merugi.
b. BI Rate
Menurut situs Bank Indonesia, BI Rate adalah suku bunga
kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang
9
RH Liembono, Op.Cit., hlm.112
10
Bambang Widjajanta, et.al., Mengasah Kemampuan Ekonomi, (Bandung: Citra Praya,
2007), hlm.114
ix

ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. Bank


Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke
depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan.11
Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila
infasi kedepan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan.
Sebaliknya, Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke
depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang teah ditetapkan.
Diharapkan dengan naiknya atau turunnya BI Rate, akan diikuti oleh suku
bunga deposito dan kredit perbankan.
Fungsi BI Rate yang pertama adalah untuk mengendalikan inflasi.
Jika suku bunga perbankan tinggi, masyarakat diharapkan lebih gemar
menabung, mengerem belanja, dan mengerem kenaikan harga barang.
Yang kedua, BI Rate dapat mengendalikan pertumbuhan ekonomi. Jika BI
Rate rendah, suku bunga kredit perbankan juga akan rendah dan
berimplikasi pada dunia usaha. Pengusaha akan semakin berani meminjam
uang ke bank untuk ekspansi usaha, sehingga tenaga kerja terserap dan
ekonomi bertumbuh lebih cepat. Selain itu, ketika BI Rate turun, maka
masyarakat juga akan berani meminjam uang untuk keperluan konsumsi,
misalnya kredit mobil, kredit motor, kredit rumah (KPR), dan kredit
konsumsi lainnya. Earning perusahaan juga cenderung meningkat jika BI
Rate turun. 12
Ketika BI Rate turun, margin bank-bank menjadi semakin besar
dan suku bunga kredit tidak ikut turun sebesar BI Rate. BI Rate adalah
suku bunga acuan, ketika BI Rate turun, bank sentral akan mengeluarkan
pinjaman atau uang dengan bunga sebesar BI Rate. Kalau bank-bank ingin
pinjam uang, mereka bisa memanfaatkan fasilitas pinjaman yang
dikeluarkan Bank Indonesia dengan target sebesar BI Rate.
Dengan demikian, diharapkan bank-bank menurunkan suku
bungan kredit sebab suku bunga pinjaman dari bank ke Bank Sentral

11
RH Liembono, Op.Cit., hlm.108
12
Ibid., hlm.108-109
semakin rendah. Penurunan BI Rate biasanya menjadi sentimen positif
bagi saham-saham perbankan. Cara BI dalam mengendalikan suku bunga
adalah dengan mengadakan operasi pasar. Ketika BI Rate turun, BI akan
melakukan pelonggaran likuiditas dan menggelontorkan pinjaman sesuai
dengan BI Rate yang baru. Sebaliknya, jika BI Rate naik, BI melakukan
pengetatan likuiditas. Ini berarti BI akan menyerap uang dari pasar
sehingga likuiditas mengetat dan suku bunga pun naik. Cara BI Rate
melakukan pengetatan likuiditas adalah dengan mengeluarkan Sertifikat
Bank Indonesia dengan suku bunga atau yield target.13
Dapat disimpulakan bahwa jika BI Rate turun, maka margin bank-
bank menjadi semakin besar, sehingga return on assetsnya juga akan ikut
besar dan lebih menguntungkan.
c. Hasil Pengembalian atas Harta (Return On Assets/ ROA)
Hasil Pengembalian atas Harta (Return On Assets/ ROA)
merupakan perbandingan antara laba bersih dengan jumlah harta rata-rata,
rasio tersebut merupakan ukuran tingkat profitabiitas ditinjau dari jumlah
harta yang dimilikinnya. Indikatornya adalah semakin tinggi rasio tersebut
semakin baik, dirumuskan seperti tersebut di bawah ini:14

ROA =

B. Penelitian Terdahulu

C. Landasan Empiris
Penelitian ini mengacu pada penilitian yang pernah dilakukan sebelumnya.
Hasil penelitian tersebut digunakan sebagai landasan dan pembanding dalam
menganalisis variabel yang mempengaruhi persentase bagi hasil pembiayaan
musyarakah, sedangkan dalam penelitian ini menganalisis variabel yang
memungkinkan kemungkinan terjadinya ketidakstabilan atas Return On Assets
Bank Syariah.

13
Ibid., hlm.110-111
14
Wibowo dan Abubakar Arif, Pengantar Akuntansi II, (Jakarta: PT. Grasindo,
2003),hlm.170
xi

D. Kerangka Konseptual
Berdasarkan tinjauan pustaka dapat ditarik sebuah kerangka pemikiran
teoritis dari penelitian ini sebagai berikut:

Inflasi (X1) H1 Return On Assets (ROA)


H2 Bank Syariah Mandiri
Tulungagung (Y)
BI Rate (X2)
H3
E. Hipotesis
Hipotesis pada dasarnya adalah suatu anggapan yang mungkin benar dan
sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan, pemecahan persoalan
maupun dasar penelitian lebih lanjut, anggapan sebagai satu hipotesis juga
merupakan data fakta tetapi karena kemungkinan bisa salah, apabila akan
digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan harus di uji dahulu dengan
memakai data hasil observasi.
Berdasarkan kerangka berfikir diatas, hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
H1 : Terdapat pengaruh nflasi terhadap Return On Assets pada Bank Syariah
Mandiri Tulungagung.
H2 : Terdapat pengaruh BI Rate terhadap Return On Assets pada Bank
Syariah Mandiri Tulungagung.
H3 : Terdapat pengaruh Inflasi dan BI Rate secara bersama-sama terhadap
Return On Assets pada Bank Syariah Mandiri Tulungagung.

III. METODE PENELITIAN


Adapun yang dimaksud dengan metode penelitian adalah cara-cara yang
digunakan oleh peneliti dalam mendekati objek yang diteliti, cara-cara tersebut
merupakan pedoman bagi seorang peneliti dalam melaksanakan penelitian
sehingga data dapat dikumpulkan secara efektif dan efisien guna dianalisis sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.15
A. Rancangan Penelitian
Ditinjau dari pendekatan yang digunakan, penelitian lapangan dapat
dibedakan menjadi dua macam yakni penelitian kuantitatif dan
kualitatif. 16 Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian kuantitatif.
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat statistik, dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.17
Metode Penelitian yang dilakukan adalah metode kuantitatif dengan
analisa regresi sederhana. Metode kuantitatif merupakan pendekatan yang
menitikberatkan pada pengujian hipotesis dengan data yang terukur sehingga
akan didapatkan parameter dari pengaruh perubahan suatu variabel terhadap
variabel yang lain, yang kemudian akan didapatkan kesimpulan.
Sedangkan jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif asosiatif.
Merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel. 18 Bentuk hubungan dalam penelitian ini adalah hubungan klausal,
yaitu hubungan sebab akibat yang ditimbulkan dari variabel bebas Infasi (X1)
dan BI Rate (X2) terhadap Rate On Assets (ROA) Bank Syariah Mandiri
Tulungagung (Y).
B. Populasi dan Sampel
Populasi merujuk pada sekumpulan orang atau objek yang memiliki
kesamaan dalam satu atau beberapa hal yang membentuk masalah pokok
dalam suatu penelitian. Populasi yang akan diteliti harus mendefinisikan

15
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1998), hlm. 3
16
Wahid Murni, Cara Mudah Menulis Proposal Dan Laporan Penelitian Lapangan,
(Malang:UM, 2008), hlm.3
17
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta, 2013),
hlm.11
18
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Teras, 2007), hlm.11
xiii

dengan jelas sebelum penelitian dilakukan. 19 Dengan demikian bahwa objek


yang menjadi penelitian yaitu Pengaruh Inflasi dan BI Rate terhadap Return
On Assets (ROA) pada Bank Syariah Mandiri Tulungagung.
Sampel merupakan suatu bagian dari populasi tertentu yang menjadi
perhatian. Atau sampel dapat didefinisikan sebagai anggota populasi yang
dipilih dengan menngunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat
mewakili populasi. Menurut Roscoe, mengemukakan saran mengenai jumlah
sampel untuk penelitian, diantaranya yaitu: (1) ukuran sampel yang layak
dalam penelitian antara 20 sampel 500; (2) bila sampel dibagi dalam beberapa
kategori, maka jumlah sampel untuk setiap kategori minimal adalah 30; (3)
bila dalam penelitian akan melakukan analisis multivariat objek yang menjadi
sasaran penelitian.20 Dalam hal ini peneliti akan melakukan penelitian seluruh
data yang diperoleh dari situs resmi Bank Syariah Mandiri Tulungagung.
C. Teknik Sampling
Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode sampel
purposif (purposive sampling). Penggunaan metode sampel ini mempunyai
suatu tujuan atau dilakukan dengan sengaja, cara penggunaan sampel ini
diantara populasi sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik
populasi yang telah dikenal sebelumnya. 21 Dalam penelitian bertujuan untuk
mengambil subjek bukan didasari atas strata, random tetapi didasarkan pada
tujuan tertentu. Teknik ini dilakukan karena beberapa pertimbangan atau
alasan karena keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga tidak dapat
mengambil sampel yang besar dan jauh-jauh.22
Sampling adalah proses dan cara mengambil sampel atau contoh untuk
menduga keadaan suatu populasi. Metode sampel yang digunakan peneliti
untuk mengambil suatu data adalah dengan cara nonprobability. Sampel

19
Muhammad, Metode Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kuantitatif, (Jakarta:
Rajawali Pres, 2013), hlm.161.
20
Nanang Martiono, Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Ini Dan Analisis Data
Sekunder, (Jakarta :Rajawali Pers, 2014), hlm 76.
21
Mardalis, Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara,
2010), hlm. 58
22
Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 121-125
nonprobability adalah suatu sampel yang dipilih sedemikian rupa dari
populasi sehingga setiap anggota tidak memiliki probabilitas atau peluang
yang sama untuk dijadikan sampel. 23
D. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yaitu data untuk membantu menambah keterangan atau pelengkap sebagai
bahan pembanding. Data ini diperoleh dari dokumen-dokumen yang berupa
bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip Bank
Syariah Mandiri Tulungagung.
Data juga dapat dikelompokkan menurut cara pengumpulannya. Menurut
cara pengumpulannya, data dapat dibagi menjadi dua yaitu primer dan
skunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri secara langsung,
selanjutnya untuk data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang
atau lembaga lain. Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah
data sekunder yang diperoleh dari data yang di publish kan oleh Bank Syariah
Mandiri Tulungagung. Sumber data, variabel dan skala pengukurannya
Pada penelitian ini data yang digunaVariabel independen atau variabel
bebas adalah variabel yang menjadi faktor apa penyebab terjadinya perubahan
pada variabel dependen atau variabel terikat:
1. Variabel independen pada penelitian ini yaitu:
1) Inflasi (X1)
2) BI Rate (X2)
2. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel
independen atau variabel bebas. Variabel dependen pada penelitian ini
yaitu jumlah Return On Assets (ROA) pada Bank Syariah Mandiri
Tulungagung. (Y): Pada penelitian ini peneliti menggunkan skala
pengukuran dengan skala rasio. Skala rasio adalah skala pengukuran yang
menunjukkan hasil pengukuran yang bisa dibedakan, diurutkan dan dapat
dibandingkan

23
Sugiyono, Op.Cit., hlm.121-125
xv

E. Teknik Pengumpulan Data


Dalam rangka memperoleh data-data yang peneliti perlukan dalam
penelitian ini, maka peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan
data. Metode pengumpulan data merupakan cara yang dapat digunakan
peneliti dalam mengumpulkan data. Agar dalam penelitian diperoleh
informasi atau data-data yang relevan dengan topik masalah yang hendak
diteliti.
Teknik pengumpulan data sebagai suatu metode yang independen
terhadap metode analisis data atau bahkan menjadi alat utama metode dan
teknik analisis data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ialah
dengan menggunakan teknik Purposive sampling/Judgement sampling yang
berasal dari laporan keuangan Bank Syariah Mandiri Tulungagung yang di
publish kan.
F. Skala Pengukuran
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai
acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat
ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan
menghasilkan data kuantitatif.
Dalam penelitian ini menggunakan skala pengukuran nominal. Skala
pengukuran nominal merupakan skala pengukuran yang paling rendah
tingkatnya karena dengan skala ini objek penelitian hanya dapat
dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri yang sama, yang berbeda dengan ciri-ciri
yang ada pada kelompok lain. Kelompok-kelompok tidak dibedakan
berdasarkan tingkatan, yaitu bahwa kelompok yang satu tidak dapat dikatakan
lebih tinggi atau lebih rendah tingkatnya daripada kelompok yang lain, tetapi
hanya sekedar berbeda. Kalaupun kelompok-kelompok klasifikasi akan diberi
angka, maka angka-angka ini hanya sebagai nomor pembeda sehingga untuk
angka-angka ini tidak dapat dilakukan perhitungan-perhitungan matematik.24
G. Variabel Penelitian

24
Papundu Tika, Metodologi Riset Bisnis, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), hlm.33
Variabel data adalah variabel yang secara sederhana dapat diartikan ciri
individu, objek, gejala, peristiwa yang dapat diukur secara kuantitatif ataupun
kualitatif. Hasil pengukuran suatu variabel bisa konstan atau tetap bisa pula
berubah-ubah.
Dalam penelitian ini ditetapkan sejumlah variabel yang termasuk ke dalam
variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel bebas
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah variabel Infasi dan BI Rate.
Sedangkan yang dimaksud variabel terikat adalah Return On Assets (ROA)
perusahaan perbankan.25
H. Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau
sumber data lain terkumpul. Berdasarkan jenis data yang telah diperoleh maka
teknik pengelolaan data atau analisis data yang dipergunakan adalah data
kuantitatif, yaitu dengan mengelola kemudian disajikan dalam bentuk tabel
untuk mempersentasikan hasil perolehan data tersebut kemudian dianalisis.
Tujuan analisis data dalam penelitian kuantitatif adalah mencari makna di
balik data, melalui pengakuan subyek pelakunya. 26
Analisis data disini adalah analisis untuk melakukan pengujian
hipotesis dan menjawab rumusan masalah yang telah diajukan. Penggunaan
metode deskriptif analisis berguna ketika peneliti menggambarkan
(mendeskripsikan) data, sekaligus menerangkannya (mengeksplanasikannya)
ke dalam pemikiran-pemikiran yang rasional. Sehingga tercapailah sebuah
analisis data yang memiliki nilai empiris. 27
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

25
Marzuki, Metodelogi Riset, (Yogyakarta: UII, 1991), hlm.58
26
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi, cet 7.
(Bandung: Alfabet, 2015), hlm. 199
27
Burhan Bungin, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2003), hlm.76
xvii

terkumpul sebagaimana adanya, tanpa bermaksud membuat kesimpulan


yang berlaku untuk umum dan generalisasi.
2. Uji Instrumen
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan dan kesahan suatu instrument, serta seberapa jauh instrument
itu benar-benar mengukur objek yang hendak di ukur Uji validitas
dilakukan dengan cara mengkolerasikan skor masing-masing butir
pertanyaan pada tiap-tiap variabel dengan skor totalnya. Butir-butir
pertanyaan penelitian dikatakan valid jika rhitung > rtabel atau nilai
signifikansi < 0,05.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk mencari tahu sampai sejauh mana
konsistensi alat ukur yang digunakan, sehingga bila alat ukur tersebut
digunakan kembali untuk meneliti objek yang sama dengan teknik
yang sama walaupun waktunya berbeda, maka hasilnya akan diperoleh
sama.
Uji reliabilitas ini dapat dilihat dari Cronbach’s alpha. Untuk
dapat dikatakan suatu konstruk reliable, maka nilai Cronbach’s alpha
harus lebih besar dari 0,6 dimana pada pengujian reliabilitas ini
mengunakan bantuan computer program SPSS versi 16.0.28
3. Analisa Regresi Sederhana
Metode regresi sederhana adalah suatu metode analisis yang
dipergunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Teknik analisis yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana, hal ini berkaitan
dengan sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Sampel untuk setiap
variabel independen berbeda karena perbedaan populasi penelitian antar
variabel independen.
4. Pemilihan Model Estimasi Regresi Data Panel

28
Sugiyono, Op.Cit., hlm.142
a. Uji Chow
Uji yang dilakukan untuk menentukan salah satu model regresi
data panel. Hipotesis pada uji chow, yaitu :
H0 : Common Effect
H1 : Fixed Effect Model
Jika hasil uji probabilitas chi-square menunjukkan lebih dari 0,05
maka model regresi common effect yang dipilih sedangkan jika
nilainya menunjukkan kurang dari 0,05 model regresi yang dipilih
adalah fixed effect model. 2) Uji Hausman
b. Uji hausman
Ini dilakukan untuk memilih/menentukan model regresi data panel
antara model fixed effect dengan random effect. Hipotesis pada uji
hausmen: H0: Random Effect Model H1: Fixed Effect Model Pada Fixed
Effect Model untuk setiap objek memiliki intersept yang berbeda namun
tidak berubah seiring waktu, sedangkan pada Random Effect Model
setiap objek memiliki intersept yang sama yang mewakili nilai rata –
rata dari semua intersept. 29
Kesimpulannya jika H0 ditolak maka menerima H1 karena
dimungkinkan Random Effect Model terkorelasi dengan salah satu
variabel bebas, sebaliknya jika H1 ditolak maka menerima H0.
5. Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah analisis dalam
model regresi variable pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Jika terdapat normalitas, residual akan terdistribusi secara
normal dan independen, yaitu perbedaan antara nilai prediksi dengan
skor yang sesungguhnya atau error akan terdistribusi secara simetri
disekitar nilai means sama dengan nol. Uji normalitas dalam penelitian

29
Riska Dwi Astuti, Skripsi:‖Analisis Determinan Kaetimpangan Distribusi Pendapatan di
Daerah Istimewa Yogyakarta Periode 2005—2013‖, (Yogyakarta: UNY, 2015), hal. 39
xix

ini dilakukan dengan uji statistic non-parametik one sample


Kolmogorov-smirnov Test.
b. Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi yang
disusun menurut waktu atau tempat. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi outokorelasi. Jenis pengujian yang digunakan
untuk mengetahui adanya autokorelasi adalah uji Durbin-Watson.
Pengambilan keputusan padaasumsi ini memerlukan dua nilai bantu
yang diperoleh dari table Durbin-Watson yaitu nilai DL dan DU
untuk= jumlah variable bebas dan n= jumlah sampel. Jika D-N berada
diantara nilai DU hingga (4-DU) berarti asumsi tidak terjadi
autokorelasi terpenuhi.
c. Uji Heteroskedatisitas
Uji heteroskedatisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam
sebuah model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual
satu observasi ke observasi lainnya. Jika residual memiliki kesamaan
varians maka disebut homoskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah tidak terjadi heteroskedatisitas. Untuk mengetahui
heteroskedatisitas pada suatu model dapat diamati dari pola gambar
Scatterplot model tersebut. Suatu model dapat dikatakan tidak terjadi
heteroskedatisitas jika: a) Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak
berpola.
b) Titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka 0
(titik origin) pada sumbu Y.
c) Titik-titik data tidak hanya mengumpul diatas atau dibawah saja.
d. Uji Multikolinearitas
Multikolinieritas merupakan terdapat hubungan linier yang
sempurna diantara beberapa atau semua variabel independen dari model
yang ada. Adanya multikolinearitas ini koefisien regresi tidak tertentu
dan kesalahan standarnya akan tak terhingga. Uji multikolinearitas
dilakukan untuk mengetahui apakah pada model regresi terdapat
korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik adalah tidak
terjadi korelasi diantara variabel bebas (bebas multikolinearitas). Untuk
mengetahui adanya multikolinearitas dapat diketahui dari Tolerance
Value dan Variance Inflantion Factor (VIF).
1) Tolerance Value > 0,10 dan VIF < 10 maka tidak terjadi
multikolinearitas.
2) Tolerance Value < 0,10 dan VIF > 10 maka terjadi
multikolinearitas.
6. Uji Hipotesis
Uji hipotesis merupakan suatu langkah untuk mengetahui kebenaran
dari hipotesis dalam penelitian ini. Terdapat dua uji hipotesis yang
dianalisis yaitu:
H0 : Diduga tidak berpengaruh signifikan antara variabel bebas X terhadap
variabel terikat Y.
H1 : Diduga berpengaruh signifikan antara variabel bebas X terhadap
variabel terikat Y.
Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian yaitu:
a. Uji T (T-Test)
Uji T dilakukan untuk menguji apakah variabel independen
berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen. Kriteria
pengujian yaitu:
1) Jika p > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti
diduga tidak ada pengaruh signifikan antara variabel X terhadap
variabel Y.
2) Jika p < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti
diduga ada pengaruh signifikan antara variabel X terhadap Y.
b. Uji F (F-Test)
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh
antara variabel indepeden terhadap variabel dependen secara
bersama-sama (simultan), dengan tingkat signifikasi 0,05. Pada
penelitian ini uji F bertiujuan untuk menguji pengaruh secara
xxi

bersama-sama inflasi, BI Rate, Kurs terhadap Jumlah Return On


Assets (ROA). Hasil dari uji F dapat diamati pada tabel ANOVA
dalam kolom sig dengan kriteria pengujian:
1) Jika nilai probabalitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1
diterima. Maka dapat dikatakan diduga terdapat pengaruh yang
signifikan secara simultan antara variabel bebas terhadap variabel
terikat.
2) Jika nilai probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1
ditolak. maka diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara
simultan antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
7. Uji Signifikansi (Uji t)
Uji t pada dasarnya bertujuan untuk menguji secara individual
pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen. Jika nilai
signifikansi yang dihasilkan uji t ρ < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen. Cara lain untuk menguji signifikansi uji t adalah
dengan membandingkan t statistik dengan t tabel. Jika t statistik > t tabel,
maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel independen
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.30

i. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Untuk mempermudah pemahaman dalam tulisan ini maka dibuat
sistematika penulisan skripsi. Skripsi ini terdiri dari berbagai sub bab, sub bab
tersebut sebagai berikut:
Bab I berisi pendahuluan yang menjadi acuan dalam awal proses
penelitian, di dalamnya diuraikan keterkaitan antara latar belakang berupa
fenomena persaingan industri perbankan dan jasa keuangan serta strategi produk
tabungan dan urgensi pokok permasalahan. Bab ini nantinya terdiri dari tujuh sub

30
U. Sekaran, Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, (Jakarta: Salemba Empa, 2006),
hlm.42
bab, yaitu latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat
hasil penelitian.
Bab II berisi uraian tentang landasan teori sebagai dasar asumsi yang
digunakan serta arah pembahasan pada bab-bab selanjutnya. Dalam penelitian ini
diuraikan sebuah landasan teori, landasan empiris, kerangka berfikir penelitian
atau kerangka konseptual, hipotesis, beberapa teori-teori yang terkait dengan
pokok masalah penelitian dan penelitian terdahulu.
Bab III berisi tentang metode penelitian yang digunakan sebagai acuan
dalam rangka mencapai hasil penelitian secara maksimal, yang memuat rancangan
penelitian berisi rancangan penelitian, populasi dan sampel, teknik sampling,
sumber data, teknik pengumpulan data, skala pengukuran, variabel data dan
analisis data. Bab ini terdapat sub bab yang membahas mengenai profil lembaga,
paparan data dan pembahasan hasil penelitian.
Bab IV berisi tentang uraian hasil penelitian dan pembahasan deskriptif
hasil penelitian tentang pengaruh Inflasi dan BI Rate terhadap Return On Assets
(ROA) Bank Syariah Mandiri Tulungagung. Bab ini disusun sebagai bagian upaya
menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam rumusan
masalah.
Bab V merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan yang merupakan
jawaban atas pokok permasalahan yang penyusun ajukan dan saran-saran dari
hasil analisis data pada bab-bab sebelumnya yang dapat dijadikan masukan bagi
berbagai pihak yang berkepentingan.
xxiii

DAFTAR PUSTAKA

Antonio, Muhammad Syari’i. 2011. Bank Syariah: dari Teori ke Praktek. Jakarta:
Gema Insani Press
Arikunto, Suharsini. 1998. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta
Bungin, Burhan. 2003. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Haddad MD, Santoso W., & Sarwedi. Model Prediksi Kepailitan Bank Umum di
Indonesia, Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan, 2004
Mardalis. 2010. Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi
Aksara
Martiono, Nanang. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Ini Dan Analisis
Data Sekunder. Jakarta :Rajawali Pers
Marzuki. 1991. Metodelogi Riset. Yogyakarta: UII
Muhammad. 2013. Metode Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kuantitatif.
Jakarta: Rajawali Pres
Murni, Wahid. 2008. Cara Mudah Menulis Proposal Dan Laporan Penelitian
Lapangan. Malang:UM
Putong, Iskandar. 2015. Ekonomi Makro. Jakarta: Mitra Wacana Media
RH Liembono. 2014. Analisis Fundamental. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama
RH Liembono. 2016. Analisis Fundamental II. Surabaya: Brilliant
Rufaidah, Popy. 2012. Manajemen Strategik: Analisis, Formulasi, Implementasi
& Evaluasi. Bandung: Humaniora
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:
Alfabeta
Sugiono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2015. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi,
cet.7. Bandung: Alfabeta
Sekaran, U.. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat
Tanzeh, Ahmad. 2007. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: Teras
Tika, Papundu. 2006. Metodologi Riset Bisnis. Jakarta: PT Bumi Aksara
Wibowo dan Abubakar Arif. 2003. Pengantar Akuntansi II. Jakarta: PT. Grasindo
Widjajanta, Bambang, et.al. 2007. Mengasah Kemampuan Ekonomi. Bandung:
Citra Praya
Zakaria, Junaiddin. 2009. Pengantar Teori Ekonomi Makro. Jakarta: Gaung
Persada Pers

Anda mungkin juga menyukai