Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

PENGARUH KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO TERHADAP KEBIJAKAN


PERBANKAN SYARIAH

NAMA:
HESTY NURLITA FAUZIA
(202269090092)

DOSEN PENGAMPU:
DR. Kholid Murtadlo, M.E
DOSEN PRAKTISI:
Nila Furaida

ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN
2023
Bank syariah diharapkan menjadi lembaga ekonomi yang mampu memberikan
solusi bagi ummat manusia dalam menjalankan bisnis yang terbebas dari praktek-praktek
ribawi, sehingga dapat berperan dalam meningkatan produktivitas, keadilan dan
kesejahteraan umat
manusia (well-being of all humanity).Peran ideal bank syariah tersebut dapat dijalankan
melalui tiga fungsi utama bankyaitu, menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan
memberikan jasa pengiriman uang(Karim, 2004:18).

Larangan riba (termasuk bunga), telah sukses diimplementasikan Rasulullah


dengan membangun sistem ekonomi syariah. Di kalangan Islam, sejak zaman Rasulullah
bahwa pembiayaan yang dilakukan dengan akad syariah, praktek seperti penitipanharta,
pengiriman uang, dan meminjamkan uang untuk keperluan konsumsi yang
dibingkaidalam akad murabahah, atau meminjamkan uang untuk investasi yang dibingkai
dalam akadmudharabah atau musyarakah berlaku prinsip keadilan tanpa kezaliman
seperti bunga, dimana semua kegiatan perbankan dilaksanakan dengan sangat transparan
mengenai pembagian hasilnya. Artinya, prinsippal kerja bank islam modern telah ada
sejak zaman Rasulullah. (Karim, 2004; Asngari, 2012).
Bank Islam di Indonesia dikenal dengan nama bank syariah, dan yang pertama berdiri
adalah Bank Muamalat pada tahun 1992. Sampai tahun 1998, Bank Muamalat masih
menjadi pemain tunggal (monopoli) dalam perbankan syariah Indonesia, ditambah 78
BPRS (Machmud dan Rukmana, 2010:119). Bank syariah mulai menunjukkan
perkembangan pesat terjadi pada tahun 1998 sejak diberlakukannya UU No.10 Tahun
1998 yang mulai menerapkan dual banking system dan membolehkan bank konvensional
membuka unit usaha syariah (UUS).

Secara kuantitatif bank syariah mengalami perkembangan, Sampai akhir tahun


2007, jumlah BUS ada 3, sedangkan bank konvensional yang
membuka UUS berjumlah 26. Peningkatan jumlah bank syariah yang besar ini diikuti
pula dengan bertambahnya jumlah jaringan kantor dan cabang BUS dan UUS yang
berjumlah 597 kantor tahun 2007 menjadi 2.420 kantor dipertengahan tahun 2013. Jika
pada tahun 2007 jumlah rekening di bank syariah baru mencapai 3.358.059 maka pada
tahun 2013 meningkat
menjadi 12.401.836 rekening. Dampaknya, dana pihak ketiga (DPK) meningkat rata-rata
sebesar 34,25 persen per tahun yakni dari Rp 28,012 milyar tahun 2007 menjadi
Rp163,966 milyar di pertengahan tahun tahun 2013. Perkembangan yang begitu pesat
terjadi sejak regulasi terbaru yakni UU No. 21 Tahun 2008 yang mengatur perbankan
syariah berlaku.

 PrinsipOperasionalBankSyariah
Prinsip operasi bank syariah berlandaskan pada bagi hasil yakni melalui profit-
loss sharing atau revenue sharing. Bagi hasil akan mendorong investasi,sehingga
distribusi kekayaan dan pendapatan akan menumbuhkan sektor riil, sehingga
produktivitas dan
kesempatan kerja akan meningkat. Dampaknya, tujuan pertumbuhan ekonomi
(kegiatanekonomi) juga meningkat (Ascarya, 2007:27-28).

 TeknikPengumpulanData
Data sekunder dikumpulkan melalui penelitian arsip,dan studi kepustakaan ,
metode yang dilakukandalam penelitian ini adalah:

1. Observasi tidak langsung, dengan membuka dan mendownload laporan online


dari objek penelitian sehingga diperoleh laporan keuangan, gambaran umum
bank serta perkembangannya, dan laporan pertumbuhan ekonomi seperti data
– data PDB,inflasi dan nilai tukar. Adapun situs yang digunakan berasal dari
website resmi Bank Indonesia (BI),Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Badan
Pusat Statistik(BPS).

2. Penelitian kepustakaan, dengan cara mempelajari dan memahami buku-buku


yang mempunyai hubungan dengan bank syariah, profitabilitas,jurnal
keuangan perbankan, media masa dan hasil
penelitian yang diperoleh dari berbagai sumber,serta berbagai pembahasan
mengenai ekonomi makro dan pertumbuhan ekonomi nasional.

 Manajemen didalam bank syariah didorong oleh

motif mendapatkan keuntungan, maka kinerja manajemen haruslah


diselenggarakan dengan efisien.Hasil penelitian in konsisten dengan hasil
penelitian Adi Stiawan (2010), dan Samir Abderrazek (2009). Hasil regresi parsial
pada variabel bebas NPF memberikan hasil signifikan berpengaruh pada ROA,
namun berbeda arah, maka hal ini menunjukan kemampuan manajemen
melakukan penanganan pembiayaan bermasalah. Pada pembiayaan bermasalah
dalam kategori diragukan atau macet,bank syariah melakukan penanganan dengan
beberapa cara, diantaranya, reschedulling, yaitu menjadwal kembali jangka waktu
angsuran,reconditioning, yaitu memperkecil margin keuntungan atau bagi hasil
usaha, dan yang berikutnya adalah dengan cara melakukan pengalihan atau
pembiayaan ulang dalam bentuk al-Qardhul Hasan, yaitu mengangsur pokok saja
(tanpa margin).

Apabila ketiga cara tersebut tidak dihiraukan nasabah, maka cara


terakhir yang terpaksa dilakukan oleh pihak bank adalah menyita dan menjual
jaminan dan menyita barang yang senilai dengan nilai pembiayaan. Kedua
prosedur ini dapat dilakukan apabila sudah ada perjanjian tertulis dan umumnya
pada saat akad maka kedua hal tersebut tertulis dalam akad tersebut (Muhammad,
2002). Dengan begitu permasalahan pada tinggi rendahnya NPF tidak akan
berpengaruh signifikan pada ROA, karena bank memiliki cara-cara tersendiri
untuk mengatasi pembiayaan bermasalah hingga tidak mempengaruhi ROA.

 KESIMPULAN
Setelah melakukan analisis maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai
berikut:
1. Secara parsial variabel ekonomi makro sebagai variabel bebas yang
diproksi dengan PDB memberikan hasil yang berpengaruh signifikan
positif terhadap ROA perbankan syariah. Naiknya PDB akan
mendorong investasi,sehingga diharapkan pula akan menambah
tingkat laba perbankan syariah.

2. Inflasi dan nilai tukar memberikan hasil yang tidak berpengaruh


signifikan terhadap ROA perbankan syariah. Dalam hal ini menurut
penulis disebabkan oleh karena inflasi dan nilai tukar memiliki
hubungan kausalitas, yang secara moneter diatasi dengan memainkan
suku bunga
yang lebih dominan berpengaruh pada sektor nonriil, sementara karena
bank syariah adalah sebuah lembaga keuangan yang tidak menganut
sistem bunga, inflasi dan nilai tukar riil tersebutpada akhirnya tidak
mempengaruhi pada ROA perbankan syaria secara umum.

3. Secara parsial variabel BOPO mempunyai hubungan yang secara


negative signifikan mempengaruhi ROA perbankan syariah. Hal ini
membuktikan bahwa semakin efisien kinerja
operasional perbankan syariah maka keuntungan yang diperoleh akan
semakin besar.

4. Secara parsial variabel NPF memberikan hasilberpengaruh secara


signifikan terhadap ROA.

Anda mungkin juga menyukai