STIE SWADAYA
Jakarta Timur
2020
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, wr, wb
Puji syukur kita panjatkan atas karunia Allah SWT Yang selalu dan
senantiasa mencurahan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga saya
dapat menyelesaikan penyusunan Proposal yang berjudul ” Pengaruh Rentabilitas
Terhadap Kualitas Aktiva Produktif Pada PT. Bank Syariah Mega Indonesia”.
Sholawat serta salam tak lupa kita selalu curahkan kepada junjungan Nabi Besar
Kita Nabi Muhammad SAW, Yang atas perjuangan beliau kita dapat menikmati
cahaya ilmu dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh dengan ilmu ini.
Semoga rahmat tercurahkan untuknya, keluarganya, sahabatnya dan para
pengikutnya yang senantiasa beristiqomah pada apa yang dibawakannya hingga saat
ini.
Tak lupa kami sampaikan hormat kami kepada dosen pembimbing kami dalam mata
kuliah , Bapak Safri yang telah memberikan dorongan dan masukan kepada kami,
juga motivasi yang tak henti untuk menyelesaikan proposal ini dan tak lupa pula
yang kami cintai teman-teman yang selalu memberi dukungan kepada saya dalam
menyelesaikan proposal ini.
Semoga proposal ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Kami mohon maaf
apabila ada kesalahan dalam penulisan dan penyusunan makalah ini, oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan sarannya untuk dapat terus memberikan yang terbaik
dan bekal untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Wassalamualaikum Wr,Wb.
Perbankan syariah muncul di Indonesia Tahun 1992 yang merupakan hal baru
dalam kerangka mekanisme perbankan pada umumnya. Krisis moneter yang
mengguncang Indonesia Tahun 1997 membuat perbankan konvensional lumpuh yang
disebabkan oleh kredit. Kredit yang semulanya lancar akhirnya menjadi macet,
sedangkan perbankan syariah yang tertuang dalam Undang Undang No.10 Tahun
1998 yang mengakui adanya dua sistem perbankan, yaitu konvensional dan sistem
syariah. Semakin berkembangnya perbankan syariah di Indonesia dirasakan semakin
perlunya sosialisasi atas apa dan bagaimana operasional bank syariah, karena
operasional perbankan syariah sangat berbeda dengan perbankan konvensional.
Bank syariah dalam menjalankan operasinya tidak menggunakan sistem bunga sebagai
dasar penentuan imbalan yang akan diterima atas jasa pembiayaan yang diberikan dan atau
pemberian imbalan atas dana masyarakat. Penentuan imbalan yang diinginkan dan yang
akan diberikan tersebut semata-mata didasarkan pada prinsip syariah. Kebalikannya
dengan bank konvensional di mana imbalan selalu dihitung dalam bentuk bunga (dengan
persentase tertentu). Tingkat bunga yang dinyatakan dalam persentase tertentu tersebut
merupakan aspek penting yang selalu terkait dengan kegiatan usaha bank konvensional.
Dalam bank syariah, hubungan antara bank dengan nasabahnya bukan
hubungan debitur dengan kreditur, melainkan hubungan kemitraan (partnership)
antara penyandang dana (shahibul maal) dengan pengelola dana (mudharib). Oleh
karena itu, tingkat laba bank syariah tidak saja berpengaruh terhadap tingkat bagi
hasil untuk para pemegang saham tetapi juga berpengaruh terhadap bagi hasil yang
dapat diberikan kepada nasabah penyimpan dana. Hubungan kemitraan ini
merupakan bagian yang khas dari proses berjalannya mekanisme bank syariah6.
Untuk menjaga agar fungsi intermediari dapat berjalan dengan baik, maka
Bank Indonesia sebagai otoritas moneter membuat peraturan untuk menunjang
kesehatan perbankan, satu di antara ketentuan yang dibuat adalah peraturan mengenai
aktiva produktif. Ketentuan tersebut dituangkan dalam Peraturan Bank Indonesia
(PBI) No. 9/9/PBI/2007 tanggal 18 Juni 2007 tentang ”Penilaian Kualitas Aktiva
Bank Umum Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah”.
Aktiva produktif adalah penanaman dana bank syariah baik dalam rupiah
maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, qardh, surat berharga
syariah, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan
kontinjensi pada transaksi rekening administratif serta sertifikt wadiah Bank
Indonesia.
Dalam melakukan kegiatan penanaman dana, bank yang melakukan usaha
berdasarkan prinsip syariah mempunyai risiko kerugian atas kegagalan penanaman
dananya. Untuk menjaga agar bank yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah mampu dan siap menanggung risiko kerugian dari penanaman dana
tersebut dan untuk menjaga kelangsungan usahanya, maka bank yang melakukan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah wajib membentuk penyisihan
penghapusan aktiva produktif, yaitu berupa cadangan umum dan cadangan khusus
guna menutupi risiko kemungkinan kerugian.
Dalam metode cadangan ini pengakuan kerugian aktiva produktif tidak perlu
menunggu sampai terjadinya kerugian tersebut muncul, namun bank harus mengakui
pada periode yang sama dengan terjadinya penemptan aktiva produktif dengan cara
membentuk cadangan penyisihan aktiva produktif. Cadangan ini dibentuk/bertambah
dengan adanya penyisihan aktiva produktif yang diakui dan dipakai (berkurang) bila
benar terjadi kerugian aktiva produktif. Bank yang melakukan penghapusan terhadap
aktiva produktif tentu menggunakan cadangan yang telah dibentuk sebelumnya.
Pengakuan adanya penyisihan atau kerugian aktiva produktif dilakukan pada setiap
akhir periode melalui jurnal penyesuaian yang diaplikasikan pada setiap jenis aktiva
produktif11.
Cadangan yang dibentuk dimasukan dalam bentuk beban atau biaya penyisihan
penghapusan aktiva produktif (PPAP), semakin tidak baik kualitas aktiva produktif
maka semakin besar cadangan yang di bentuk maka semakin besar pula biaya atau
beban yang dikeluarkan, biaya atau beban semakin besar maka laba yang dihasilkan
semakin kecil.
Profesionalisme bank ditujukan terhadap pengelolaan dana yang diperoleh
dari sumber dana dan penanaman dana dalam aktiva produktif yang
menghasilkan pendapatan bagi bank. Pendapatan yang dimaksud adalah pendapatan
bagi hasil yang merupakan pendapatan utama bank yang menempati proporsi terbesar
dari keseluruhan pendapatan bank.
Kegiatan operasional bank sangat tergantung pada kepercayaan masyarakat
dalam menginvestasikan dananya karena dana masyarakat inilah akan disalurkan
dalam bentuk pembiayaan. Oleh karena itu manajemen pembiayaan sangat penting
untuk diperhatikan, sebab sebagian besar pendapatan bank diperoleh dari hasil
pendapatan bagi hasil itu sendiri.
Manajemen bank dituntut untuk mengalokasikan dananya sedemikian rupa sehingga
dana didapatkan dari berbagai sumber dana menghasilkan laba optimal
sementara itu dalam waktu yang bersamaan bank harus pula memperhatikan secara
cermat kebutuhan likuiditasnya untuk memenuhi kewajiban kepada semua pihak
yang menarik atau mencairkan simpanannya sewaktu waktu. Kemampuan dan
kesiapan memenuhi kewajiban setiap saat ini sangat penting untuk menjaga
kepercayaan masyarakat khususnya nasabah terhadap bank yang bersangkutan
dan memenuhi tanggung jawab sosial bank dalam menjaga integritas bank12.
Saat ini di Indonesia ada 3 bank umum syariah dan PT. Bank Syariah Mega
Indonesia adalah salah satu yang termasuk dalam bank umum syariah. Perjalanan PT.
Bank Syariah Mega Indonesia (yang selanjutnya disingkat dengan PT. BSMI) diawali
dari sebuah bank umum bernama PT. Bank Umum Tugu yang berkedudukan di
Jakarta. Pada Tahun 2001, Para Group (PT. Para Global Investindo dan PT. Para
Rekan Investama), kelompok usaha yang juga menangui PT. Bank Mega, Tbk., Trans
TV, dan beberapa perusahaan lainnya, mengakusisi PT. Bank Umum Tugu untuk
dikembangkan menjadi bank syariah. Hasil konversi tersebut, pada 25 Agustus 2004
PT. Bank Umum Tugu resmi beropersi syariah dengan nama PT. Bank Syariah Mega
Indonesia.
PT. BSMI memproyeksikan asetnya akhir tahun 2008 ini mencapai Rp. 4,5
triliun. Sedangkan, penyaluran pembiayaan hingga akhir tahun 2008 ini diharapkan
mencapai Rp. 3,5 triliun. Sementara, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tahun
2008 ini diharapakan mencapai Rp. 4 triliun. Hingga akhir September tahun 2007
lalu, aset PT. BSMI tercatat meningkat 33,33% menjadi Rp. 2,4 triliun disbanding
periode serupa pada tahun 2006 Rp. 1,8 triliun. Sedangkan, penghimpunan dana
pihak ketiga (DPK) PT. BSMI per September tahun 2007 lalu tercatat meningkat
23,53% menjadi Rp. 2,1 triliun dibandingkan periode serupa tahun 2006 lalu Rp. 1,7
triliun. Pembiayaan PT. BSMI per September tahun 2007 lalu tercatat meningkat
18,75% menjadi Rp. 1,9 triliun dibandingkan periode serupa tahun 2006 Rp. 1,6
triliun. Pembiayaan per September tahun 2007 lalu menunjukkan rasio pembiayaan
terhadap DPK atau financing to deposit ratio (FDR) berada pada posisi 91%. Hingga
akhir tahun 2007 lalu, laba sebelum pajak PT. BSMI diproyeksikan mencapai Rp.
130 miliar. Sedangkan, laba sebelum pajak tahun 2008 ini diproyeksikan mencapai
Rp. 150 miliar.
PT. BSMI berencana menyalurkan pembiayaan bagi usaha kecil dan mikro
(UKM) sebesar Rp. 300 miliar. Pembiayaan tersebut menjadi uji coba PT. BSMI
dalam mengembangkan pembiayaan UKM. UKM yang akan dibiayai akan
didominasi jenis perdagangan. Sedangkan, sektor pembiayaanUKM juga
direncanakan berjangka pendek. Target pembiayaan PT. BSMI tahun 2008 ini cukup
realistis. Sebab potensi pengembangan bisnis perbankan syariah cukup besar.
Meskipun demikian, tercapai target pembiayaan PT. BSMI tahun 2008 ini juga
sangat bergantung pada kemampuan PT. BSMI tersebut untuk mendorong ekspansi
pembiayaan ke berbagai sektor bisnis13.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, penulis mencoba melakukan penelitian lebih
lanjut dalam sebuah skripsi dengan judul: “PENGARUH RENTABILITAS
TERHADAP KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF PADA PT. BANK SYARIAH
MEGA INDONESIA”
Untuk itu pembahasan hanya akan dibatasi pada masalah rasio rentabilitas
(NCOM, ROA dan BOPO), aktiva produktif, kualitas aktiva produktif, dan
bagaimana pengaruh antara rentabilitas terhadap kualitas aktiva produktif dengan
menggunakan laporan keuangan bulanan PT. BSMI periode Januari 2005 sampai
dengan Desember 2007. Secara spesifik rumusan masalahnya adalah sebagai berikut
:
1. Bagaimana perkembangan rentabilitas (NCOM, ROA dan BOPO) pada PT.
BSMI?
2. Bagaimana perkembangan kualitas aktiva produktif pada PT. BSMI?
D. Kajian Pustaka
Agar dalam penulisan ini dapat dengan mudah untuk dikaji lebih lanjut maka
penulis membutuhkan pedoman untuk dijadikan acuan dalam penulisan. Untuk itu
penulis telah meneliti beberapa penelitian terdahulu yang menjadi pedoman dan
acuan dalam penulisan ini, yaitu:
1. Analisis Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif Terhadap Net Profit Margin Studi
Kasus Pada PT. Bank Muamalat Indonesia. Oleh Rosdiana Awalia, Konsentrasi
Perbankan Syariah, Jurusan Muamalat, Fakultas Syariah Dan Hukum, UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2006. Dalam skripsi tersebut penulis terdahulu membahas
tentang pengaruh kualitas aktiva produktif terhadap net profit margin, dimana
adanya hubungan yang terjadi antara kedua variabel adalah hubungan negatif, di
mana nilai kualitas aktiva produktif turun dan nilai net profit margin naik, dan
sebaliknya apabila nilai kualitas aktiva produktif turun maka nilai net profit
marginnya naik. Dalam pengolahan data penulis terdahulu menggunakan analisis
desktiptif, dan mengungkapkan dari hasil analisisnya dengan menggunakan tabel
dan grafik.
E. Hipotesis
Perjalanan PT. Bank Syariah Mega Indonesia diawali dari sebuah bank umum
bernama PT. Bank Umum Tugu yang berkedudukan di Jakarta. Pada tahun 2001,
Para Group (PT. Para Global Investindo dan PT. Para Rekan Investama), kelompok
usaha yang juga menaungi PT Bank Mega, Tbk., Trans TV, dan beberapa Perusahaan
lainnya, mengakuisisi PT Bank Umum Tugu untuk dikembangkan menjadi bank
syariah. Hasil konversi tersebut, pada 25 Agustus 2004 PT. Bank Umum Tugu resmi
beroperasi syariah dengan nama PT. Bank Syariah Mega Indonesia.
Komitmen penuh PT Para Global Investindo sebagai pemilik saham mayoritas
untuk menjadikan PT Bank Syariah Mega Indonesia sebagai bank syariah terbaik,
diwujudkan dengan mengembangkan bank ini melalui pemberian modal yang kuat
demi kemajuan perbankan syariah dan perkembangan ekonomi Indonesia pada
umumnya. Penambahan modal dari Pemegang Saham merupakan landasan utama
untuk memenuhi tuntutan pasar perbankan yang semakin meningkat dan kompetitif.
Dengan upaya tersebut, PT. Bank Syariah Mega Indonesia yang memiliki semboyan
"untuk kita semua" tumbuh pesat dan terkendali serta menjadi lembaga keuangan
syariah ternama yang berhasil memperoleh berbagai penghargaan dan prestasi.
Dalam upaya mewujudkan kinerja sesuai dengan nama yang disandangnya, PT. Bank
Syariah Mega Indonesia selalu berpegang pada azas. profesionalisme, keterbukaan
dan kehati-hatian. Didukung oleh beragam produk dan fasilitas perbankan terkini,
PT. Bank Syariah Mega Indonesia terus berkembang, hingga saat ini memiliki 15
jaringan kerja yang terdiri dari kantor cabang, cabang pembantu dan kantor kas yang
tersebar di hampir seluruh kota besar di Pulau Jawa dan di luar Jawa.
Guna memudahkan nasabah dalam memenuhi kebutuhannya di bidang
keuangan, PT Bank Syariah Mega Indonesia juga bekerjasama dengan PT Arthajasa
Pembayaran Elektronis sebagai penyelenggara ATM Bersama serta PT. Rintis
Sejahtera sebagai penyelenggara ATM Prima dan Prima Debit. Ini dilakukan agar
nasabah dapat melakukan berbagai transaksi perbankan dengan lebih efisien, praktis,
dan nyaman.
Dewan Direksi
PENGHARGAAN
a. Produk Pendanaan
Mega Syariah Giro, adalah rekening koran wadiah yang kemungkinan anda
mengelola dana dengan nyaman sesuai kebutuhan. Menyimpan dana sesuai syariah
dan mendapatkan kemudahan bertransaksi melalui cek dan bilyet giro? mengapa
tidak? Mega Syariah Giro dari Bank Mega Syariah bisa menjawab kebutuhan anda.
6) Mega Syariah Depo (Deposito Sesuai Syariah)
METODOLOGI PENELITIAN
Sesuai dengan masalah yang akan dibahas, maka sumber data yang digunakan
dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
a. Data Primer : Wawancara dengan pihak terkait yang mengetahui tentang keadaan
perusahaan untuk mendapatkan gambaran jelas mengenai permasalahan yang
dibahas.
b. Data Sekunder: Laporan Keuangan Publikasi, adalah laporan yang
menggambarkan posisi keuangan perusahaan, yang terdiri dari, neraca, laporan
laba rugi, laporan kualitas aktiva produktif, laporan perubahan modal, laporan
perhitungan rasio keuangan. Buku-buku, literatur-literatur, artikel-artikel serta
data lainnya yang bersangkutan dengan permasalahan yang dibahas.
C. Operasional Variabel
Metode Penelitian
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
terikat dan bebas keduanya terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
Untuk mengetahui apakah data normal atau tidak maka dapat dideteksi dengan
melihat normality probability plot. Jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Tetapi jika data (titik) menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah
garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Heterokesdastisitas
Uji heterokesdastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika
varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamata yang lain tetap, hal tersebut
dinamakan homokesdastisitas. Dan
jika varians berbeda disebut sebagai heterokesdastisitas. Model regresi yang baik
adalah tidak terjadi heterokesdastisitas.
a. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Tentu saja regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi. Dengan ketentuan sebagai berikut:
• Angka D-W diantara -2 sampai +2, maka tidak ada autokorelasi.
a. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka
terdapat multikolonieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel independen60.
Untuk mengetahui ada tidaknya multikolonieritas pada model regresi, dapat
dilihat beberapa hal, diantaranya:
• Jika nilai Variance Inflantion Factor (VIF) tidak lebih dari 10, maka model regresi
bebas dari multikolonieritas.
2. Uji Hipotesis
Y = a + b1 X1+ b2 X2 + b3 X3
Dimana:
Y = KAP
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X1 = NCOM
X2 = ROA
X3 = BOPO
BAB III
H ASIL DAN PEMBAHASAN
Data-data yang diperlukan dalam analisis ini didapat dari laporan keuangan
bulanan PT. Bank Syariah Mega Indonesia di mulai dari Januari 2012 sampai dengan
Desember 2014. Dengan demikian diharapkan dapat diketahui perkembangan laporan
keuangan setiap bulannya. Dari hasil olahan data yang dilakukan dengan
menggunakan SPSS for windows versi 13.0 dapat dijelaskan mengenai
variabelvariabel yang terdapat pada model regresi yang dapat dilihat pada tabel-tabel
di bawah ini:
Perkembangan Return on Asset (ROA) dapat dilihat pada tabel dan grafik di
bawah ini:
Tabel 4.3
Tabel 4.5
Perkembangan Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional PT.
Bank Syariah Mega Indonesia Januari 2012 – Desember 2014
Dari hasil uji normalitas di atas, di mana pada grafik tersebut hasil uji
normalitas terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta
penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Maka model regresi layak dipakai
untuk memprediksi pengaruh rentabilitas terhadap kualitas aktiva produktif.
4. Uji Heterokesdastisitas
1. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalan sebuah model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pada periode t-1 (sebelumnya), dan model regresi yang baik adalah regresi yang
• Angka D-W di antara -2 sampai dengan +2, maka tidak ada autokorelasi.
Tabel 4.9
5. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regri
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi,maka
terdapat multikolonieritas. Di mana model regresi yang baik seharuanya tidak
terjadi korelasi di anatar variabel independen.
Untuk mengetahui ada tidaknya problem multikolonieritas pada moel
regresi, dapat dilihat dari beberapa hal, antara lain :
Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai
Tolerance tidak kurang dari 1, maka model bebas dari multikolonieritas.
Tabel 4.10
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) .911 .038 24.054 .000
NCOM .007 .001 1.089 6.605 .000 .358 2.791
ROA .000 .002 -.031 -.122 .904 .154 6.475
ln_BOPO .014 .008 .395 1.809 .080 .204 4.895
1. Uji F (Anova)
Uji simultan dengan F-Test ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-
sama (simultan) antara variabel NCOM, ROA dan BOPO terhadap variabel kualitas
aktiva produktif.
Tabel 4.11
Total ,017 35
Tabel 4.11 hasil uji f (anova), didapatkan f hitung 23,534 > f table 2,90, dengan
tingkat probabilitas 0.000 < 0.05. Oleh karena tingkat probabilitas 0.000 < 0.05 dan f
hitung 23,534 > f table 2,90 berarti signifikan. Maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh secara simultan yang signifikan antara NCOM, ROA dan
BOPO dalam mempengaruhi kualitas aktiva produktif.
2. Uji T (T-test)
Uji parsial deng T-Test ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besarnya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individu (parsial) terhadap
variabel dependen.
Terlihat bahwa t hitung NCOM sebesar 6,605 > t table 2,04, dengan tingkat
probabilitas 0,000 < 0.05, artinya Ho ditolak hubungan positif
F. Interpretasi Data
Nilai elastisitas dan koefisien regresi NCOM, ROA dan BOPO yang
positif menyatakan bahwa setiap peningkatan NCOM ROA, dan BOPO maka
akan menaikkan kualitas aktiva produktif (KAP). Dan sebaliknya, apabila nilai
elastisitas dan koefisien regresi NCOM, ROA dan BOPO negatif, maka setiap
penurunan NCOM, ROA dan BOPO maka akan menurunkan kualitas aktiva
produktif (KAP).
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Hendaknya Bank Mega Syariah dapat mempertahankan kualitas aktiva
produktif yang baik dengan cara terus memberikan pembiayaan dan lebih
memperhatikan aspek menejemen risiko serta penanganan pembiayaan
bermasalah agar tidak banyak pencadangan yang dilakukan guna menutupi
kerugian akibat tidak kembalinya penanaman dana.
2. Hendaknya Bank Mega Syariah meminimalisir beban atau biaya
operasional dalam menciptakan kualitas aktiva produktif yang baik agar
menghasilkan laba yang optimal.
3. Hendaknya Bank Mega Syariah dapat terus memberikan jasa layanan
keuangan syariah terbaik bagi semua kalangan, melalui kinerja organisasi
yang unggul, untuk meningkatkan nilai tambah bagi stakeholder dalam
mewujudkan kesejahteraan bangsa.
DAFTAR PUSTAKA