Anda di halaman 1dari 36

STIE SWADAYA

Proposal Metode Penelitian

Pengaruh Rentabilitas Terhadap Kualitas Aktiva Produktif Pada PT. Bank


Syariah Mega Indonesia
The Influence of Earnings on The Quality Produktive Assets at PT. Bank

Syariah Mega Indonesia

Rizqi Amalia ( NIM : 17520100 )

S1 MANAJEMEN , STUDI METODOLOGI PENELITIAN

STIE SWADAYA

Jakarta Timur
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, wr, wb
Puji syukur kita panjatkan atas karunia Allah SWT Yang selalu dan
senantiasa mencurahan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga saya
dapat menyelesaikan penyusunan Proposal yang berjudul ” Pengaruh Rentabilitas
Terhadap Kualitas Aktiva Produktif Pada PT. Bank Syariah Mega Indonesia”.

Sholawat serta salam tak lupa kita selalu curahkan kepada junjungan Nabi Besar
Kita Nabi Muhammad SAW, Yang atas perjuangan beliau kita dapat menikmati
cahaya ilmu dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh dengan ilmu ini.
Semoga rahmat tercurahkan untuknya, keluarganya, sahabatnya dan para
pengikutnya yang senantiasa beristiqomah pada apa yang dibawakannya hingga saat
ini.

Tak lupa kami sampaikan hormat kami kepada dosen pembimbing kami dalam mata
kuliah , Bapak Safri yang telah memberikan dorongan dan masukan kepada kami,
juga motivasi yang tak henti untuk menyelesaikan proposal ini dan tak lupa pula
yang kami cintai teman-teman yang selalu memberi dukungan kepada saya dalam
menyelesaikan proposal ini.

Semoga proposal ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Kami mohon maaf
apabila ada kesalahan dalam penulisan dan penyusunan makalah ini, oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan sarannya untuk dapat terus memberikan yang terbaik
dan bekal untuk lebih baik di masa yang akan datang.

Wassalamualaikum Wr,Wb.

Jakarta, 17 Juni 2020


A. Latar Belakang Masalah

Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip


syariah Islam, di mana tatacara beroperasinya mengacu pada ketentuan-ketentuan
AlQuran dan Hadits yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan syariat Islam khususnya
yang menyangkut tatacara bermuamalah secara Islam1.
Bank syariah bukan semata-mata sistem perbankan Arab. Bank syariah
merupakan suatu bentuk perbankan yang mengikuti ketentuan-ketentuan syariah
Islam. Oleh karena itu praktek perbankan syariah ini bersifat universal, artinya negara
manapun dapat melakukan dan mengadopsi sistem bank syariah dalam hal:
1. Menetapkan imbalan yang akan diberikan kepada masyarakat sehubungan
dengan penggunaan dana masyarakat yang dipercayakan kepadanya.
2. Menetapkan imbalan yang akan diterima sehubungan dengan penyediaan dana
kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan baik untuk keperluan investasi
maupun modal kerja.
3. Menetapkan imbalan sehubungan dengan kegiatan usaha lainya yang lazim
dilakukan oleh bank syariah.

Perbankan syariah muncul di Indonesia Tahun 1992 yang merupakan hal baru
dalam kerangka mekanisme perbankan pada umumnya. Krisis moneter yang
mengguncang Indonesia Tahun 1997 membuat perbankan konvensional lumpuh yang
disebabkan oleh kredit. Kredit yang semulanya lancar akhirnya menjadi macet,
sedangkan perbankan syariah yang tertuang dalam Undang Undang No.10 Tahun
1998 yang mengakui adanya dua sistem perbankan, yaitu konvensional dan sistem
syariah. Semakin berkembangnya perbankan syariah di Indonesia dirasakan semakin
perlunya sosialisasi atas apa dan bagaimana operasional bank syariah, karena
operasional perbankan syariah sangat berbeda dengan perbankan konvensional.
Bank syariah dalam menjalankan operasinya tidak menggunakan sistem bunga sebagai
dasar penentuan imbalan yang akan diterima atas jasa pembiayaan yang diberikan dan atau
pemberian imbalan atas dana masyarakat. Penentuan imbalan yang diinginkan dan yang
akan diberikan tersebut semata-mata didasarkan pada prinsip syariah. Kebalikannya
dengan bank konvensional di mana imbalan selalu dihitung dalam bentuk bunga (dengan
persentase tertentu). Tingkat bunga yang dinyatakan dalam persentase tertentu tersebut
merupakan aspek penting yang selalu terkait dengan kegiatan usaha bank konvensional.
Dalam bank syariah, hubungan antara bank dengan nasabahnya bukan
hubungan debitur dengan kreditur, melainkan hubungan kemitraan (partnership)
antara penyandang dana (shahibul maal) dengan pengelola dana (mudharib). Oleh
karena itu, tingkat laba bank syariah tidak saja berpengaruh terhadap tingkat bagi
hasil untuk para pemegang saham tetapi juga berpengaruh terhadap bagi hasil yang
dapat diberikan kepada nasabah penyimpan dana. Hubungan kemitraan ini
merupakan bagian yang khas dari proses berjalannya mekanisme bank syariah6.
Untuk menjaga agar fungsi intermediari dapat berjalan dengan baik, maka
Bank Indonesia sebagai otoritas moneter membuat peraturan untuk menunjang
kesehatan perbankan, satu di antara ketentuan yang dibuat adalah peraturan mengenai
aktiva produktif. Ketentuan tersebut dituangkan dalam Peraturan Bank Indonesia
(PBI) No. 9/9/PBI/2007 tanggal 18 Juni 2007 tentang ”Penilaian Kualitas Aktiva
Bank Umum Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah”.
Aktiva produktif adalah penanaman dana bank syariah baik dalam rupiah
maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, qardh, surat berharga
syariah, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan
kontinjensi pada transaksi rekening administratif serta sertifikt wadiah Bank
Indonesia.
Dalam melakukan kegiatan penanaman dana, bank yang melakukan usaha
berdasarkan prinsip syariah mempunyai risiko kerugian atas kegagalan penanaman
dananya. Untuk menjaga agar bank yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah mampu dan siap menanggung risiko kerugian dari penanaman dana
tersebut dan untuk menjaga kelangsungan usahanya, maka bank yang melakukan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah wajib membentuk penyisihan
penghapusan aktiva produktif, yaitu berupa cadangan umum dan cadangan khusus
guna menutupi risiko kemungkinan kerugian.
Dalam metode cadangan ini pengakuan kerugian aktiva produktif tidak perlu
menunggu sampai terjadinya kerugian tersebut muncul, namun bank harus mengakui
pada periode yang sama dengan terjadinya penemptan aktiva produktif dengan cara
membentuk cadangan penyisihan aktiva produktif. Cadangan ini dibentuk/bertambah
dengan adanya penyisihan aktiva produktif yang diakui dan dipakai (berkurang) bila
benar terjadi kerugian aktiva produktif. Bank yang melakukan penghapusan terhadap
aktiva produktif tentu menggunakan cadangan yang telah dibentuk sebelumnya.
Pengakuan adanya penyisihan atau kerugian aktiva produktif dilakukan pada setiap
akhir periode melalui jurnal penyesuaian yang diaplikasikan pada setiap jenis aktiva
produktif11.
Cadangan yang dibentuk dimasukan dalam bentuk beban atau biaya penyisihan
penghapusan aktiva produktif (PPAP), semakin tidak baik kualitas aktiva produktif
maka semakin besar cadangan yang di bentuk maka semakin besar pula biaya atau
beban yang dikeluarkan, biaya atau beban semakin besar maka laba yang dihasilkan
semakin kecil.
Profesionalisme bank ditujukan terhadap pengelolaan dana yang diperoleh
dari sumber dana dan penanaman dana dalam aktiva produktif yang
menghasilkan pendapatan bagi bank. Pendapatan yang dimaksud adalah pendapatan
bagi hasil yang merupakan pendapatan utama bank yang menempati proporsi terbesar
dari keseluruhan pendapatan bank.
Kegiatan operasional bank sangat tergantung pada kepercayaan masyarakat
dalam menginvestasikan dananya karena dana masyarakat inilah akan disalurkan
dalam bentuk pembiayaan. Oleh karena itu manajemen pembiayaan sangat penting
untuk diperhatikan, sebab sebagian besar pendapatan bank diperoleh dari hasil
pendapatan bagi hasil itu sendiri.
Manajemen bank dituntut untuk mengalokasikan dananya sedemikian rupa sehingga
dana didapatkan dari berbagai sumber dana menghasilkan laba optimal
sementara itu dalam waktu yang bersamaan bank harus pula memperhatikan secara
cermat kebutuhan likuiditasnya untuk memenuhi kewajiban kepada semua pihak
yang menarik atau mencairkan simpanannya sewaktu waktu. Kemampuan dan
kesiapan memenuhi kewajiban setiap saat ini sangat penting untuk menjaga
kepercayaan masyarakat khususnya nasabah terhadap bank yang bersangkutan
dan memenuhi tanggung jawab sosial bank dalam menjaga integritas bank12.
Saat ini di Indonesia ada 3 bank umum syariah dan PT. Bank Syariah Mega
Indonesia adalah salah satu yang termasuk dalam bank umum syariah. Perjalanan PT.
Bank Syariah Mega Indonesia (yang selanjutnya disingkat dengan PT. BSMI) diawali
dari sebuah bank umum bernama PT. Bank Umum Tugu yang berkedudukan di
Jakarta. Pada Tahun 2001, Para Group (PT. Para Global Investindo dan PT. Para
Rekan Investama), kelompok usaha yang juga menangui PT. Bank Mega, Tbk., Trans
TV, dan beberapa perusahaan lainnya, mengakusisi PT. Bank Umum Tugu untuk
dikembangkan menjadi bank syariah. Hasil konversi tersebut, pada 25 Agustus 2004
PT. Bank Umum Tugu resmi beropersi syariah dengan nama PT. Bank Syariah Mega
Indonesia.
PT. BSMI memproyeksikan asetnya akhir tahun 2008 ini mencapai Rp. 4,5
triliun. Sedangkan, penyaluran pembiayaan hingga akhir tahun 2008 ini diharapkan
mencapai Rp. 3,5 triliun. Sementara, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tahun
2008 ini diharapakan mencapai Rp. 4 triliun. Hingga akhir September tahun 2007
lalu, aset PT. BSMI tercatat meningkat 33,33% menjadi Rp. 2,4 triliun disbanding
periode serupa pada tahun 2006 Rp. 1,8 triliun. Sedangkan, penghimpunan dana
pihak ketiga (DPK) PT. BSMI per September tahun 2007 lalu tercatat meningkat
23,53% menjadi Rp. 2,1 triliun dibandingkan periode serupa tahun 2006 lalu Rp. 1,7
triliun. Pembiayaan PT. BSMI per September tahun 2007 lalu tercatat meningkat
18,75% menjadi Rp. 1,9 triliun dibandingkan periode serupa tahun 2006 Rp. 1,6
triliun. Pembiayaan per September tahun 2007 lalu menunjukkan rasio pembiayaan
terhadap DPK atau financing to deposit ratio (FDR) berada pada posisi 91%. Hingga
akhir tahun 2007 lalu, laba sebelum pajak PT. BSMI diproyeksikan mencapai Rp.
130 miliar. Sedangkan, laba sebelum pajak tahun 2008 ini diproyeksikan mencapai
Rp. 150 miliar.
PT. BSMI berencana menyalurkan pembiayaan bagi usaha kecil dan mikro
(UKM) sebesar Rp. 300 miliar. Pembiayaan tersebut menjadi uji coba PT. BSMI
dalam mengembangkan pembiayaan UKM. UKM yang akan dibiayai akan
didominasi jenis perdagangan. Sedangkan, sektor pembiayaanUKM juga
direncanakan berjangka pendek. Target pembiayaan PT. BSMI tahun 2008 ini cukup
realistis. Sebab potensi pengembangan bisnis perbankan syariah cukup besar.
Meskipun demikian, tercapai target pembiayaan PT. BSMI tahun 2008 ini juga
sangat bergantung pada kemampuan PT. BSMI tersebut untuk mendorong ekspansi
pembiayaan ke berbagai sektor bisnis13.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, penulis mencoba melakukan penelitian lebih
lanjut dalam sebuah skripsi dengan judul: “PENGARUH RENTABILITAS
TERHADAP KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF PADA PT. BANK SYARIAH
MEGA INDONESIA”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, pemaparan yang dijelaskan di


atas jika dibahas secara keseluruhan di dalam penulisan ini tentu akan sangat luas,
maka penulis menganggap perlu untuk membatasi masalah apa saja yang akan
dibahas.

Untuk itu pembahasan hanya akan dibatasi pada masalah rasio rentabilitas
(NCOM, ROA dan BOPO), aktiva produktif, kualitas aktiva produktif, dan
bagaimana pengaruh antara rentabilitas terhadap kualitas aktiva produktif dengan
menggunakan laporan keuangan bulanan PT. BSMI periode Januari 2005 sampai
dengan Desember 2007. Secara spesifik rumusan masalahnya adalah sebagai berikut
:
1. Bagaimana perkembangan rentabilitas (NCOM, ROA dan BOPO) pada PT.
BSMI?
2. Bagaimana perkembangan kualitas aktiva produktif pada PT. BSMI?

3. Bagaimana pengaruh rentabilitas (NCOM, ROA dan BOPO) terhadap kualitas


aktiva produktif pada PT. BSMI?
4. Variabel rentabilitas (NCOM, ROA dan BOPO) manakah yang paling dominan
mempengaruhi kualitas aktiva produktif pada PT. BSMI?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitin ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman tentang tingkat


rasio rentabiliatas (NCOM, ROA dan BOPO), aktiva produktif, kualitas aktiva
produktif, dan mengetahui seberapa besar pengaruh antara rentabilitas (NCOM, ROA
dan BOPO) terhadap kualitas aktiva produktif.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perkembangan rentabilitas (NCOM, ROA dan BOPO) pada


PT. BSMI.
2. Untuk mengetahui perkembangan kualitas aktiva produktif pada PT.
BSMI.
3. Untuk mengetahui pengaruh antara rentabilitas (NCOM, ROA dan BOPO)
terhadap kualitas aktiva produktif pada PT. BSMI.
4. Untuk mengetahui variabel rentabilitas (NCOM, ROA dan BOPO) mana yang
paling banyak mempengaruhi kualitas aktiva produktif pada PT. BSMI.
Sedangkan manfaat yang diharapakan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan tentang rasio rentabilitas
(NCOM, ROA dan BOPO) dan tentang kualitas aktiva produktif serta
mangetahui seberapa besar pengaruh antara rentabilitas (NCOM, ROA dan
BOPO) terhadap kualitas aktiva produktif pada PT. BSMI.
2. Bagi perusahaan, diharapkan dapat berguna sebagai masukan dalam
mengambil keputusan berdasarkan informasi yang diperoleh untuk
merencanakan suatu strategi baru, serta dapat meningkatkan kinerja bagi
PT. BSMI.
3. Bagi akademisi, untuk memperkaya khazanah literatur kepustakaan
ekonomi Islam khususnya pada perbankan syariah mengenai tingkat
rentabilitas (NCOM, ROA dan BOPO) dan kualitas aktiva pproduktif pada
PT. BSMI.
4. Bagi masyarakat, diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi
mengenai kinerja PT. BSMI, kepada para nasabahnya serta masyarakat
umum yang tertarik terhadap perbankan syariah.

D. Kajian Pustaka
Agar dalam penulisan ini dapat dengan mudah untuk dikaji lebih lanjut maka
penulis membutuhkan pedoman untuk dijadikan acuan dalam penulisan. Untuk itu
penulis telah meneliti beberapa penelitian terdahulu yang menjadi pedoman dan
acuan dalam penulisan ini, yaitu:

1. Analisis Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif Terhadap Net Profit Margin Studi
Kasus Pada PT. Bank Muamalat Indonesia. Oleh Rosdiana Awalia, Konsentrasi
Perbankan Syariah, Jurusan Muamalat, Fakultas Syariah Dan Hukum, UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2006. Dalam skripsi tersebut penulis terdahulu membahas
tentang pengaruh kualitas aktiva produktif terhadap net profit margin, dimana
adanya hubungan yang terjadi antara kedua variabel adalah hubungan negatif, di
mana nilai kualitas aktiva produktif turun dan nilai net profit margin naik, dan
sebaliknya apabila nilai kualitas aktiva produktif turun maka nilai net profit
marginnya naik. Dalam pengolahan data penulis terdahulu menggunakan analisis
desktiptif, dan mengungkapkan dari hasil analisisnya dengan menggunakan tabel
dan grafik.

2. Pengaruh Jumlah Pembiayaan Yang Disalurkan Terhadap Tingkat Rasio Non


Performing Financing (NPF) Studi Kasus Pada PT. Bank DKI Syariah. Oleh
Mochammad Irfansyah, Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi
Muamalat, Fakultas Syariah Dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007.
Dalam skripsi tersebut, penulis terdahulu membahas tentang pengaruh jumlah
pembiayaan yang disalurkan terhadap tingkat rasio NPF di mana jumlah
pembiayaan yang disalurkan dengan tingkat rasio NPF mempunyai keterkaitan
atau hubungan positif di mana katerkaitan disini adalah setiap kenaikan jumlah
pembiayaan yang disalurkan akan mempengaruhi meningkatnya tingkat rasio
NPF.

E. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka hipotesanya adalah: Secara


simultan:
Ho : β = 0, tidak terdapat pengaruh antara rentabilitas (NCOM, ROA dan BOPO)
dengan kualitas aktiva produktif.
Ha : β ≠ 0, terdapat pengaruh antara rentabilitas (NCOM, ROA dan BOPO) dengan
kualitas aktiva produktif.
Secara parsial:
Ho : β = 0, tidak terdapat pengaruh antara NCOM dengan kualitas aktiva produktif.
Ha : β ≠ 0, terdapat pengaruh antara NCOM dengan kualitas aktiva produktif.

Ho : β = 0, tidak terdapat pengaruh antara ROA dengan kualitas aktiva produktif. Ha

: β ≠ 0, terdapat pengaruh antara ROA dengan kualitas aktiva produktif.

Ho : β = 0, tidak terdapat pengaruh antara BOPO dengan kualitas aktiva produktif.


Ha : β ≠ 0, terdapat pengaruh antara BOPO dengan kualitas aktiva produktif.
F. Kerangka Pemikiran

Gambaran Umum Perusahaan


G. Sejarah Berdirinya PT. Bank Syariah Mega Indonesia

Perjalanan PT. Bank Syariah Mega Indonesia diawali dari sebuah bank umum
bernama PT. Bank Umum Tugu yang berkedudukan di Jakarta. Pada tahun 2001,
Para Group (PT. Para Global Investindo dan PT. Para Rekan Investama), kelompok
usaha yang juga menaungi PT Bank Mega, Tbk., Trans TV, dan beberapa Perusahaan
lainnya, mengakuisisi PT Bank Umum Tugu untuk dikembangkan menjadi bank
syariah. Hasil konversi tersebut, pada 25 Agustus 2004 PT. Bank Umum Tugu resmi
beroperasi syariah dengan nama PT. Bank Syariah Mega Indonesia.
Komitmen penuh PT Para Global Investindo sebagai pemilik saham mayoritas
untuk menjadikan PT Bank Syariah Mega Indonesia sebagai bank syariah terbaik,
diwujudkan dengan mengembangkan bank ini melalui pemberian modal yang kuat
demi kemajuan perbankan syariah dan perkembangan ekonomi Indonesia pada
umumnya. Penambahan modal dari Pemegang Saham merupakan landasan utama
untuk memenuhi tuntutan pasar perbankan yang semakin meningkat dan kompetitif.
Dengan upaya tersebut, PT. Bank Syariah Mega Indonesia yang memiliki semboyan
"untuk kita semua" tumbuh pesat dan terkendali serta menjadi lembaga keuangan
syariah ternama yang berhasil memperoleh berbagai penghargaan dan prestasi.
Dalam upaya mewujudkan kinerja sesuai dengan nama yang disandangnya, PT. Bank
Syariah Mega Indonesia selalu berpegang pada azas. profesionalisme, keterbukaan
dan kehati-hatian. Didukung oleh beragam produk dan fasilitas perbankan terkini,
PT. Bank Syariah Mega Indonesia terus berkembang, hingga saat ini memiliki 15
jaringan kerja yang terdiri dari kantor cabang, cabang pembantu dan kantor kas yang
tersebar di hampir seluruh kota besar di Pulau Jawa dan di luar Jawa.
Guna memudahkan nasabah dalam memenuhi kebutuhannya di bidang
keuangan, PT Bank Syariah Mega Indonesia juga bekerjasama dengan PT Arthajasa
Pembayaran Elektronis sebagai penyelenggara ATM Bersama serta PT. Rintis
Sejahtera sebagai penyelenggara ATM Prima dan Prima Debit. Ini dilakukan agar
nasabah dapat melakukan berbagai transaksi perbankan dengan lebih efisien, praktis,
dan nyaman.

H. Struktur Organisasi PT. Bank Syariah Mega Indonesia

Dewan Pengawas Syariah

K.H. Ma’ruf Amin Ketua


DPS

Dr. H. A. Satori Ismail Anggota


DPS

Kanny Hidaya Y. Anggota


DPS Dewan Komisaris
Mar’ie Muhammad Komisaris
Utama

Dudi Hendrakusuma Syahlani Komisaris

Ari Prabowo Komisaris

Dewan Direksi

Beny Witjaksono Direktur Utama

Ani Murdiati Direktur Bisnis

Haryanto Budi Purnomo Direktur Compliance & HCM


3. Visi Dan Misi PT. Bank Syariah Mega Indonesia
VISI
Bank Syariah Kebanggaan Bangsa.
MISI
Memberikan jasa layanan keuangan syariah terbaik bagi semua kalangan, melalui
kinerja organisasi yang unggul, untuk meningkatkan nilai tambah bagi stakeholder
dalam mewujudkan kesejahteraan bangsa. NILAI - NILAI

Visioner, Amanah, Profesional, Konsisten, Interpreneurship, Teamwork dan


Berbagi.

PENGHARGAAN

a. Bank Syariah Terbaik 2007 Versi Majalah Investor.


b. Bank non devisa terefisien 2007 Versi Bisnis Indonesia.
c. The Most Growing Earning Asset Market Share Sharia Bank 2006 Versi Karim
Businss Consulting.
d. The Most Growing Third Party Fund Market Share Sharia Bank 2006
Versi Karim Business Consulting
e. Bank Umum Syariah terbaik Peringkat 2 tahun 2006 versi karim Business
Consulting.
f. Bank Mega Syariah meraih predikat " sangat bagus " untuk kinerja tahun

2004 versi Majalah Infobank.

4. Produk Produk PT. Bank Syariah Mega Indonesia

a. Produk Pendanaan

1) Mega Syariah Tama (Leluasa dan Sesuai Syariah)


Mega Syariah Tama, leluasa dan sesuai syariah adalah simpanan wadiah yang
memungkinkan investasi sesuai syariah sekaligus memperoleh kemudahan mengelola
dana selayaknya tabungan.
2) Mega Syariah Fleksi (Simpanan Fleksibel Sesuai Syariah)
Mega Syariah Fleksi, simpanan fleksibel sesuai syariah adalah simpanan
dengan konsep syariah titipan (wadiah) yang dapat Anda manfaatkan untuk
berinvestasi dalam waktu yang lebih leluasa.
3) Mega Syariah Pendidikan (Perencanaan Dana Pendidikan Sesuai Syariah) Mega
Syariah Pendidikan, perencanaan dana pendidikan sesuai syariah. Anda ingin
merencanakan dan mewujudkan masa depan yang indah bagi buah hati anda
tercinta sejak dini? Bank Mega Syariah mewujudkannya melalui Mega Syariah
Pendidikan.
4) Mega Syariah Umrah (Memudahkan Langkah Ke Tanah Suci)
Mega Syariah Umrah, untuk memudahkan anda mempersiapkan biaya perjalanan
umrah dengan simpanan terencana sesuai syariah, Bank Mega Syariah menawarkan
Mega Syariah Umrah.Dengan fasilitas ini persiapan biaya umrah akan lebih pasti
karena dapat diangsur setiap bulannya.
5) Mega Syariah Giro (Rekening Koran Wadiah)

Mega Syariah Giro, adalah rekening koran wadiah yang kemungkinan anda
mengelola dana dengan nyaman sesuai kebutuhan. Menyimpan dana sesuai syariah
dan mendapatkan kemudahan bertransaksi melalui cek dan bilyet giro? mengapa
tidak? Mega Syariah Giro dari Bank Mega Syariah bisa menjawab kebutuhan anda.
6) Mega Syariah Depo (Deposito Sesuai Syariah)

Mega Syariah Depo, simpanan berjangka mudharabah yang bukan hanya


memberikan nisbah bagi hasil yang relatif tinggi, tetapi juga dapat dijadikan fasilitas
jaminan untuk kebutuhan pembiayaan anda. Bagi anda yang ingin menginvestasikan
dana sesuai syariah sekaligus mendapatkan keuntungan optimal, Mega Syariah Depo
dari Bank Mega Syariah adalah pilihan yang tepat.
BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode analisa kuantitatif,


di mana penulis menjelaskan secara sistematik, aktual dan akurat mengenai fakta dan
karakteristik yang terjadi berdasarkan penelitian yang dilakukan di PT. Bank Syariah
Mega Indonesia, khususnya mengenai rasio rentabilitas dan kualitas aktiva produktif.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai rasio
rentabilitas dan aktiva prodiktif, data akan dikumpulkan, dianalisa dan diterapkan
dengan teori yang ada dengan menggunakan alat analisis regresi berganda dan
kemudian akan diambil suatu kesimpulan.

B. Metode Pengumpulan Data

Sesuai dengan masalah yang akan dibahas, maka sumber data yang digunakan
dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
a. Data Primer : Wawancara dengan pihak terkait yang mengetahui tentang keadaan
perusahaan untuk mendapatkan gambaran jelas mengenai permasalahan yang
dibahas.
b. Data Sekunder: Laporan Keuangan Publikasi, adalah laporan yang
menggambarkan posisi keuangan perusahaan, yang terdiri dari, neraca, laporan
laba rugi, laporan kualitas aktiva produktif, laporan perubahan modal, laporan
perhitungan rasio keuangan. Buku-buku, literatur-literatur, artikel-artikel serta
data lainnya yang bersangkutan dengan permasalahan yang dibahas.
C. Operasional Variabel

1. Variabel X (Variabel Independen atau Variabel Bebas)

Merupakan suatu variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab


variabel Metlainnya. Variabel X dalam penelitian ini adalah Net Core
Operational Margin (NCOM), Return On Assets (ROA) dan Biaya Operasional
Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).

2. Variabel Y (Variabel Dependen atau Variabel Terikat)

Merupakan suatu variabel yang dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel


lainnya. Variabel Y dalam penelitian ini adalah rasio kualitas aktiva produktif
(KAP).

Metode Penelitian

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
terikat dan bebas keduanya terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
Untuk mengetahui apakah data normal atau tidak maka dapat dideteksi dengan
melihat normality probability plot. Jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Tetapi jika data (titik) menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah
garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Heterokesdastisitas
Uji heterokesdastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika
varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamata yang lain tetap, hal tersebut
dinamakan homokesdastisitas. Dan
jika varians berbeda disebut sebagai heterokesdastisitas. Model regresi yang baik
adalah tidak terjadi heterokesdastisitas.

Untuk mengetahui ada tidaknya heterokesdastisitas pada suatu model regresi,


maka dapat dilihat pada pola Scatterplot model tersebut. Dengan ketentuan sebagai
berikut:
• Titik-titik (data) menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka 0.

• Titik-titik (data) tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja.

• Penyebaran titik-titik (data) tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar


kemudian menyempit dan melebar kembali.
• Penyebaran titik-titik (data) sebaiknya tidak berpola58.

a. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Tentu saja regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi. Dengan ketentuan sebagai berikut:
• Angka D-W diantara -2 sampai +2, maka tidak ada autokorelasi.

• Angka D-W dibawah -2, maka terjadi autokorelasi positif.

• Angka D-W diatas +2, maka terjadi autokorelasi negatif59.

a. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka
terdapat multikolonieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel independen60.
Untuk mengetahui ada tidaknya multikolonieritas pada model regresi, dapat
dilihat beberapa hal, diantaranya:

• Jika nilai Variance Inflantion Factor (VIF) tidak lebih dari 10, maka model regresi
bebas dari multikolonieritas.

• Nilai Tolerance tidak kurang dari 1, maka model regrsi bebas


dari multikolonieritas61.

2. Uji Hipotesis

a. Uji simultan dengan F-Test (Anova)


Uji simultan dengan F-Test bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara
bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Jika p-value (pada
kolom signifikan) lebih kecil dari level of significant yang ditentukan, atau f hitung
(pada kolom f) lebih besar dari f table, maka dapat dikatakan adanya pengaruh yang
signifikan.
b. Uji parsial dengan T-test

Uji parsial dengan T-test bertujuan untuk mengetahui seberapa besarnya


pengaruh masing-masing variabel independen secara individu (parsial) terhadap
variabel dependen. Nilai uji T-test dapat dilihat dari p- value (pada kolom signifikan)
pada masing-masing variabel independen, jika p-value lebih kecil dari level of
significant yang ditentukan, atau t-hitung (pada kolom t) lebih besar dari t table,
maka dapat dikatakan adanya pengaruh yang signifikan63.
3. Uji koefisien determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dalam output
SPSS, koefisien determanisi terletak pada tabel Model Summaryb dan tertulis R
Square. Namun untuk regresi linear berganda sebaiknya menggunakan R Square
yang sudah disesuaikan atau tertulis Adjusted R Squuare, karena disesuaikan dengan
jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Nilai R Squuare yang
baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 sampai dengan164.
4. Uji koefisien regresi
Bentuk persamaan regresi linear berganda tersebut adalah sebagai berikut:

Y = a + b1 X1+ b2 X2 + b3 X3

Dimana:
Y = KAP
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X1 = NCOM
X2 = ROA
X3 = BOPO
BAB III
H ASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif Variabel

Data-data yang diperlukan dalam analisis ini didapat dari laporan keuangan
bulanan PT. Bank Syariah Mega Indonesia di mulai dari Januari 2012 sampai dengan
Desember 2014. Dengan demikian diharapkan dapat diketahui perkembangan laporan
keuangan setiap bulannya. Dari hasil olahan data yang dilakukan dengan
menggunakan SPSS for windows versi 13.0 dapat dijelaskan mengenai
variabelvariabel yang terdapat pada model regresi yang dapat dilihat pada tabel-tabel
di bawah ini:

1. Net Core Operational Margin (NCOM)

Net Core Operational Margin (NCOM) yang merupakan ukuran


kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba, secara umum dari Januari
2005 sampai Desember 2007 mengalami fluktuasi dilihat pada skala bulanan.
Sedangkan dalam skala tahunan Net Core Operational Margin (NCOM)
senantiasa mengalami kenaikkan. Pada tahun 2012, rata-rata Net Core
Operational Margin (NCOM) sebesar 0,65%. Kemudian pada tahun 2013, ratarata
Net Core Operational Margin (NCOM) naik menjadi 0,94% yang menunjukkan
bahwa pada tahun 2013 tingkat keuntungan yang dihasilkan PT. BSMI lebih besar
dibanding tahun 2012. Pada tahun 2014 rata-rata Net Core Operational
Perkembangan Net Core Operational Margin (NCOM) dapat Dilihat :

Bulan 2012 2013 2014

Januari 0,00 -7,89 0,48

Februari -0,55 -11,71 1,05

Maret 0,30 -2,56 1,47

April 1,07 0,17 1,99

Mei 1,05 3,46 2,46

Juni 1,37 3,31 2,90

Juli 1,04 3,38 3,46

Agustus 1,08 3,66 4,03

September 0,87 4,30 4,53

Oktober 0,70 4,69 5,04

November 0,59 5,00 5,48

Desember 0,36 5,50 5,80

Total 7,88 11,31 38,69

Rata-rata 0,65 0,94 3,22

2. Return on Asset (ROA)


Return On Asset (ROA) yang merupakan kemampuan bank dalam menghasilkan
laba, secara umum dari Januari 2012 sampai Desember 2014 mengalami fluktuasi
dilihat pada skala bulanan. Demikian pula dalam skala tahunan Return On Asset
(ROA) mengalami fluktuasi. Pada tahun 2012, rata-rata Return On Asset (ROA)
sebesar 1,77%. Kemudian pada tahun 2014, rata-rata Return On Asset (ROA) turun
cukup jauh menjadi 1,14% yang menunjukkan bahwa pada tahun 2014 PT. BSMI
mengalami kerugian karena terlihat pada 3 bulan di awal tahun 2013 Return On
Asset (ROA) mengalami penurunan hingga negatif, dibanding tahun 2013. Pada
tahun 2014 ratarata Return On Asset (ROA) mengalami peningkatan cukup tinggi
yaitu sebesar 5,33%. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2014 tingkat
keuntungan yang dihasilkan PT. BSMI jauh lebih besar dibandingkan tahun 2013.

Perkembangan Return on Asset (ROA) dapat dilihat pada tabel dan grafik di
bawah ini:
Tabel 4.3

Perkembangan Return on Asset PT. Bank Syariah Mega Indonesia

Januari 2012 – Desember 2014


Bulan 2012 2013 2014

Januari 1,02 -6,31 5,34

Februari 0,73 -2,91 3,80

Maret 0,88 -0,88 5,20

April 3,96 0,33 5,54

Mei 3,28 1,12 5,48

Juni 2,55 2,01 5,36

Juli 2,37 2,61 5,48

Agustus 2,12 2,95 5,60

September 1,60 3,45 5,58

Oktober 1,08 3,65 5,59

November 1,00 3,76 5,59

Desember 0,69 3,97 5,41

Total 21,28 13,75 63,97

Rata-rata 1,77 1,14 5,33


Tabel 4.4
Deskriptif Return on Asset
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA 36 -6.31 5.60 2.7500 2.65756


Valid N (listwise) 36

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa variabel Return on Asset (ROA) memiliki


nilai rata-rata (mean) sebesar 2,75%, standar devisi sebesar 2,65 menunjukkan
adanya variasi atau perbedaan yang cukup besar dengan jumlah data sebanyak 36
data.

3. Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang


merupakan kemampuan bank dalam mengendalikan biaya atau mengefisiensikan
biaya, secara umum dari Januari 2012 sampai Desember 2014 mengalami fluktuasi
dilihat pada skala bulanan. Demikian pula dalam skala tahunan mengalami fluktuasi,
hal ini disebabkan karena adanya pengembangan usaha di bidang mikro yaitu
menyalurkan pembiayaan bagi usaha kecil dan mikro (UKM) sehingga biaya
operasionalnya menjadi lebih besar dari pada pendapatan operasionalnya. Pada tahun
2012, rata-rata Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
sebesar 111,28%. Kemudian pada tahun 2013, rata-rata Beban Operasional Terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO) naik menjadi 205,12% yang berarti pada tahun
2013 tingkat efisiensi biaya dalam bank tersebut lebih buruk atau menurun dibanding
tahun 2012. Hal ini juga memberikan gambaran bahwa pada tahun 2013, PT. BSMI
tidak efisien dalam pengendalian biaya-biaya. Pada tahun 2014 rata-rata Beban
Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) mengalami penurunan yang
jauh dibanding tahun 2013 yaitu sebesar 46,16%. Hal ini berarti bahwa pada tahun
2014 tingkat efisiensi biaya jauh lebih baik dibanding tahun 2013. Dimana PT. BSMI
telah berhasil mengendalikan efisiensi biaya yang cukup bagus sehingga lebih efisien
dalam mengendalikan biaya-biaya.

Perkembangan Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasioanal


(BOPO) dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini:

Tabel 4.5
Perkembangan Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional PT.
Bank Syariah Mega Indonesia Januari 2012 – Desember 2014

Bulan 2012 2013 2014

Januari 99,77 1469,15 48,80


Februari 107,40 189,05 44,80

Maret 83,41 114,02 46,60

April 103,47 99,07 45,70

Mei 152,03 89,63 45,70

Juni 120,10 80,96 46,00

Juli 125,89 76,83 45,72

Agustus 117,80 74,03 45,34

September 112,30 69,82 45,05

Oktober 108,27 67,39 46,35

November 103,14 66,60 46,63

Desember 95,90 64,39 47,34

Total 1335,42 2461,48 554,03

Rata-rata 111,28 205,12 46,16

Dari hasil uji normalitas di atas, di mana pada grafik tersebut hasil uji
normalitas terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta
penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Maka model regresi layak dipakai
untuk memprediksi pengaruh rentabilitas terhadap kualitas aktiva produktif.

4. Uji Heterokesdastisitas

Uji herekokesdastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah


model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, hal tersebut dinamakan homoskedastisitas. Dan jika
varians berbeda disebut sebagai heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

1. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalan sebuah model regresi

linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pada periode t-1 (sebelumnya), dan model regresi yang baik adalah regresi yang

bebas dari autokorelasi. Dengan ketentuan sebagai berikut :

• Angka D-W di antara -2 sampai dengan +2, maka tidak ada autokorelasi.

• Angka D-W di bawah -2, berarti ada autokorelasi positif.

• Angka D-W di atas +2, berarti terjadi autokorelasi negatif.

Tabel 4.9

Hasil Uji Autokorelasi


Model Summaryb
Model R Adjusted R Std. Error of the Durbin-
R Square Square Estimate Watson
a
1 .830 .688 .659 .01303 1.703
Terlihat pada tabel di atas bahwa nilai Durbin-Watson yang diperoleh adalah
sebesar 1,703. Hal ini menunjukkan bahwa angka DW diantara -2 < DW < +2
yaitu model regresi tidak terdapat masalah autokorelasi dan model ini layak untuk
digunakan. Hal ini mempengaruhi pada nilai F yang signifikan menunjukkan
regresi ini layak namun sebaliknya jika pada Durbin-Watson terdapat autokorelasi
maka hasil uji F yang signifikan menjadi tidak layak untuk digunakan.

5. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regri
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi,maka
terdapat multikolonieritas. Di mana model regresi yang baik seharuanya tidak
terjadi korelasi di anatar variabel independen.
Untuk mengetahui ada tidaknya problem multikolonieritas pada moel
regresi, dapat dilihat dari beberapa hal, antara lain :
 Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai
Tolerance tidak kurang dari 1, maka model bebas dari multikolonieritas.
Tabel 4.10
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) .911 .038 24.054 .000
NCOM .007 .001 1.089 6.605 .000 .358 2.791
ROA .000 .002 -.031 -.122 .904 .154 6.475
ln_BOPO .014 .008 .395 1.809 .080 .204 4.895

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa angka tolerance mendekati angka 1


dan VIF berada pada angka mendekati 10, maka dapat dikatakan model regresi ini
layak untuk dipakai untuk memprediksi pengaruh rentabilitas terhadap kualitas aktiva
produktif.

1. Uji F (Anova)

Uji simultan dengan F-Test ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-
sama (simultan) antara variabel NCOM, ROA dan BOPO terhadap variabel kualitas
aktiva produktif.

Tabel 4.11

Hasil Uji F (Anova)


ANOVAb
Sum of F
Model Squares df Mean Square Sig.
1 Regression ,012 3 ,004 23,534 ,000a

Residual ,005 32 ,000

Total ,017 35
Tabel 4.11 hasil uji f (anova), didapatkan f hitung 23,534 > f table 2,90, dengan
tingkat probabilitas 0.000 < 0.05. Oleh karena tingkat probabilitas 0.000 < 0.05 dan f
hitung 23,534 > f table 2,90 berarti signifikan. Maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh secara simultan yang signifikan antara NCOM, ROA dan
BOPO dalam mempengaruhi kualitas aktiva produktif.

2. Uji T (T-test)

Uji parsial deng T-Test ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besarnya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individu (parsial) terhadap
variabel dependen.

Tabel 4.12 Hasil


Uji T
Coefficientas
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta Sig. Tolerance VIF
1 (Constant .911 .038 24.054 .000
NCOM .007 .001 1.089 6.605 .000 .358 2.791
ROA .000 .002 -.031 -.122 .904 .154 6.475
ln_BOPO .014 .008 .395 1.809 .080 .204 4.895

Tabel 4.12 menunjukan hasil uji T di mana :

Terlihat bahwa t hitung NCOM sebesar 6,605 > t table 2,04, dengan tingkat
probabilitas 0,000 < 0.05, artinya Ho ditolak hubungan positif

F. Interpretasi Data

Nilai elastisitas dan koefisien regresi NCOM, ROA dan BOPO yang
positif menyatakan bahwa setiap peningkatan NCOM ROA, dan BOPO maka
akan menaikkan kualitas aktiva produktif (KAP). Dan sebaliknya, apabila nilai
elastisitas dan koefisien regresi NCOM, ROA dan BOPO negatif, maka setiap
penurunan NCOM, ROA dan BOPO maka akan menurunkan kualitas aktiva
produktif (KAP).
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan uji F diketahui bahwa F hitung sebesar 23,543 dengan tingkat


signifikansi 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel independen , yaitu Net Core Operational Margin(NCOM), Return
On Assets(ROA) dan Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasional(BOPO) terhadap Kualitas Aktiva Produktif(KAP).
2. Berdasarkan uji T diketahui bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang
signifikan variabel Net Core Operational Margin(NCOM) terhadap Kualitas
Aktiva Produktif(KAP). Sedangkan variabel Return On Assets(ROA) dan
Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional(BOPO) secara parsial
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kualitas Aktiva
Produktif(KAP).
3. Berdasarkan pengujian koefisien determinasi, diperoleh nilai Adjusted R
Square sebesar 0,659, artinya 65,9% kemampuan variabel independen Net
Core Operational Margin(NCOM), Return On Assets(ROA) dan Beban
Operasional terhadap Pendapatan Operasional(BOPO) dapat menjelaskan
variabel dependen Kualitas Aktiva Produktif(KAP), dan sisanya 34,1%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model regresi ini.
4. Variabel Net Core Operational Margin(NCOM) menjadi variabel yang paling
dominan mempengaruhi Kualitas Aktiva Produktif(KAP).

B. Saran
1. Hendaknya Bank Mega Syariah dapat mempertahankan kualitas aktiva
produktif yang baik dengan cara terus memberikan pembiayaan dan lebih
memperhatikan aspek menejemen risiko serta penanganan pembiayaan
bermasalah agar tidak banyak pencadangan yang dilakukan guna menutupi
kerugian akibat tidak kembalinya penanaman dana.
2. Hendaknya Bank Mega Syariah meminimalisir beban atau biaya
operasional dalam menciptakan kualitas aktiva produktif yang baik agar
menghasilkan laba yang optimal.
3. Hendaknya Bank Mega Syariah dapat terus memberikan jasa layanan
keuangan syariah terbaik bagi semua kalangan, melalui kinerja organisasi
yang unggul, untuk meningkatkan nilai tambah bagi stakeholder dalam
mewujudkan kesejahteraan bangsa.
DAFTAR PUSTAKA

• Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. Jakarta:


Gema Insani dan Tazkia Cendikia Press, 2001.
• Harahap, Sofyan Syafri. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta:
PT.RajaGrafindo Persada, 2006.
• Juminang. Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Bumi Akasara, 2006.
Laporan Tahunan PT. Bank Syariah Mega Indonesia.
• Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah. Yogyakarta: Ekonisia, 2005.
• Nugroho, Bhuono Agung. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian
Dengan SPSS. Yogyakarta: C.V. Andi Offset, 2005.

• Peraturan Bank Indonesia PBI No.9/9/PBI/2007. Tentang Penilaian Kualitas


Aktiva Bank Umum Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip
Syariah.
• Perwataatmadja, Karnaen, M.Syafi’i Antonio. Apa dan Bagaimana Bank
Islam.

• Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1992.


• Rivai, Veithzal, dkk. Bank And Financing Institution Managemen. Raja
Grafindo Persada, Jakarta: 2007.
• Santoso, Singgih. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo, 2000.
• Siamat, Dahlan. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: FEUI, 2004.
• Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Ekonisia,
2004. Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbS, Tentang Sistem Penilaian
Tingkat
• Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah.
• Susilo, Sri, dkk. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba 4, 2004.
• Syahyunan. Skripsi: ”Analisis Kualitas Aktiva Produktif Sebagai Salah Satu
Alat Ukur Kesehatan Bank”. Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi,
Universitas Sumatera Utara.
• Taswan. Akuntansi Perbankan Transaksi Dalam Valuta Rupiah. Semarang:
UPP AMP YKPN, 2005.

• Tim Pengembangan Perbankan Syariah, Institut Bankir Indonesia, Jakarta:


Djambatan, 2001.
• www.bi.go.id
• www.megasyariah.co.id//profil bank mega syariah
• www.republika.com, Aset Mega Syariah Akan Capai 4,5 Triliun, 3 Januari 2008

Anda mungkin juga menyukai