Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SISTEM OPERASIONALISASI AKUNTANSI SYARIAH


dalam PERBANKAN SYARIAH

BDosen Pembimbing:

Gustia Harini, SE,M.Si

Disusun Oleh:

Suci Rahmadhani ( 20140029 )


Ermanda Sasqia ( 20140021 )
Maira Khanesa ( 20140018 )
Gasti Mayang Sari (20140002 )

( STKIP ) PGRI SUMATRA BARAT


2021/ 2022

Sistem Operasional Bank Syariah Page 1


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
hidayah dan inayah serta nikmat diantaranya adalah nikmat sehat, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah Kasus Audit dengan ruang lingkup pembahasan “Sistem
Operasional Perbankan Syariah “. Adapun tujuan dibuatnya tugas makalah ini selain untuk
mendapatkan nilai tugas tetapi juga agar dapat meningkatkan ilmu pengetahuan mengenai
kasus audit dan mahasiswa pada khususnya dalam memahami dan mengerti Sistem
Operasional Perbankan Syariah.

Banyak kesulitan dan hambatan yang kami hadapi dalam membuat tugas makalah ini tapi
dengan semangat dan kegigihan yang kami lakukan serta dorongan, arahan, bimbingan,
dan bantuan dari berbagai pihak sehingga kami mampu menyelesaikan Tugas Makalah ini
denganbaik.

Oleh karena itu pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Akuntansi Syariah sehingga
kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Jakarta, Maret 2015

Sistem Operasional Bank Syariah Page 2


BAB I

PENDAHULUAN

Bank merupakan lembaga perantara keuangan yang seharusnya mampu melakukan


mekanisme pengumpulan dana secara seimbang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Untuk mencapai hal itu, maka perlunya ada kejelasan sistem operasional perbankan.
Munculnya banyak lembaga keuangan yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah ahkir-
akhir ini merupakan suatu fenomena yang menarik untuk dicermati. Dengan
diberlakukannya Undang-Undang No.10 Tahun 1992 tentang perbankan pasal 1 ayat 3
menetapkan bahwa salah satu bentuk usaha bank adalah menyediakan pembiayaan atau
melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh bank Indonesia. Semakin banyak bank-bank yang menggunakan sistem
bagi hasil (Bank Syariah), maka di Indonesia memberikan sebuah solusi bagi umat Islam
dalam dunia perekonomian. Dalam pelaksanaannya, bank-bank syariah mencoba
menerapkan nilai-nilai keadilan yang dibawa oleh sistem ekonomi Islam.
Seperti halnya, bank konvesional juga berfungsi sebagai suatu lembaga intermediasi yaitu
lembaga yang mengarahkan dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali ke
masyarakat yang membutuhkan, dalam bentuk fasilitaspendanaan.

Adanya sistem bagi hasil yang sesuai dengan hukum Islam serta kepercayaan yang
merupakan unsur terpenting dalam transaksi pembiayaan, dapat mengobati sebagian besar
masyarakat yang tahu akan keberadaan lembaga keuangan berlandaskan prinsip-prinsip
ekonomi Islam. Produk-produk pembiayaan bank syariah khusunya pada bentuk
pembiayaan, ditujukan untuk menyalurkan investasi dan simpanan masyarakat ke sektor
rill dengan tujuan produktif dalam bentuk investasi bersama (investement financing) yang
dilakukan bersama mitra usaha (kreditor) menggunakan pola bagi hasil (mudharabah dan
musyarakah) dan dalam bentuk investasi sendiri (trade financing) kepada yang
membutuhkan pembiayaan menggunakan pola jual beli (murabahah, salam, dan istishna),
dan pola sewa (ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik), pola pinjaman, digunakan untuk
dana talangan menggunakan pola (qardh).

Dari sekian banyak produk pembiayaan bank syariah tersebut, penulis tertarik pada pola
akad yang menggunakan akad musyarakah pada pembiayaan modal kerja, dan pembiayaan
investasi. Pada umumnya modal kerja digunakan pada beragam modal kerja usaha seperti
untuk pembiayaan tenaga kerja, kontaktor proyek, usaha-usaha perdagangan, bahan baku,
dan sebagainya dapat dipenuhi dengan pembiayaan berpola bagi hasil dengan akad
musyarakah.

Musyarakah adalah suatu perkongsian antara dua pihak atau lebih dalam suatu proyek
dimana masing- masing pihak berhak atas segala keuntungan yang terjadi sesuai dengan
penyertaan masing- masing . Produk bank yang menggunakan prinsip bagi hasil, terutama
yang berasal dari deposito dan investasi menghasilkan nisbah bagi hasil yang sangat
sedikit, sebagian besar ini dipengaruhi dari praktek penerapan pembiayaan itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN

Definisi

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. (UU no 21 th 2008).
Bank terdiri atas dua jenis yaitu bank konvensional dan bank syariah.

Bank konvensional adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya secara


konvensional yang terdiri atas Bank Umum Konvensional dan Bank Perkreditan
Rakyat.

Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip
syariah yang terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank syariah yang kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran.

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah bank syariah yang dalam yang
melaksanakan kegiatan usahanya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran

Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum
Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau unit kerja di kantor
cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang
pembantu dan atau unit syariah (UU no 21 tahun 2008).

Prinsip Syariah (UU No 21 tahun 2008)

Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan
fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan
fatwa di bidang syariah.

Azas Operasional Bank Syariah


Perbankan syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berasaskan prinsip syariah,
demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian.

Tujuan Bank SyariahPerbankan syariah bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan


nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan
rakyat (pasal 3 UU no 21 th 2008).
Sistem Operasional Perbankan Syariah

Fungsi bank Syariah


A. Tamwil
1. Manajer Investasi

PenghimpunDana

Prinsip Wadiah
- Akad titipan pihak yang mempunyai barang dengan pihak yang diberi
kepercayaan untuk menjaga keselamatan, keamanan serta keutuhanbarang.

- Berdasarkan jenisnya:
a. Wadiah yad amanah (tanganamanah)
b. Wadiah yad dhamanah (tangan penanggung= menggunakan harta dan
menjamin kembali scrutuh)
c. Aplikasi dalam perbankan => giro dan tabungan

Prinsip Mudharabah
- Akad antara pemilik dana dan pengelola dana untuk memperoleh
keuntungan => dibagi sesuai nisbah yang disepakati pada awalakad.
- Berdasarkan kewenangan yang diberikan kepadamudharib:
a. Mudharabah mutlaqah (Investasi Tidak Terikat / Unrestricted
Invesment)
Aplikasi dalam perbankan => deposito, tabungan.
b. Mudharaba Muqayyadah ( Investasi Terikat / Restricted Invesmenth
mutlaqah (Investasi Tidak Terikat / UnrestrictedInvesment).
2. Investor
Penyaluran Dana

Prinsip Bagi Hasil – Musyarakah


- Musyarakah
a. Akad antara pemilik modal dan pengelola modal untuk memperoleh
keuntungan => dibagi sesuai nisbah yang disepakati awalakad
b. Prinsip pembagian hasil usaha => revenue sharing atau ProfitSharing.

Mekanisme skema musyarakah

- Mudharabah (bank sebagai shahibulmaal)


a. Akad untuk usaha patungan untuk membiayai usaha yang halal dan
produktif
b. Diaplikasikan => pembiayaanproyek

Mekanisme skema mudharabah


Prinsip Bagi Hasil – Mudharabah

- Akad jual beli antara bank dengannasabah


- Bank membeli barang (yang diperlukan nasabah) dan menjual kepada
nasabah sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan yangdisepakti
- Aplikasi => dapat diterapkan untuk barang konsumsi maupunproduksi

Prinsip Bagi Hasil – Saham

- Akad jual beli barang pesanan (muslam fiih) antara pembeli (muslam)
dengan penjual (muslamilaih)
- Spesifikasi (jenis, macam ukuran, jumlah, mutu) dan harga barangdisepakati
diawal akad dan pembayaran dilakukan dimuka secara penuh
- Apabila bank bertindak sebagai pembeli, kemudian memesan kepada pihak
lain untuk menyediakan barang => salam Paralel
- Diaplikasikan => produksi agribisnis atau industri sejenislainnya

Prinsip Jual Beli-Istishna


- Akad jual beli (mashnu’) antara pemesan (mustashni’) dengan penerima
pesanan(shani)
- Spesifikasi(jenis,macam,ukuran,mutudanjumlah)danhargabarang
pesanan disepakati diawal akad dengan pembayaran dilakukan sesuai
kesepakatan (dimuka, cicilan dan dibelakang)
- Apabilabankbertindaksebagaishanikemudianmenunjukpihaklainuntuk
membuat barang => Istishna Paralel
- Diaplikasikan => manufaktur, industri kecil – menengah dankonstruksi

Prinsip Sewa-Ijarah & IMBT


- Ijarah
Akad sewa menyewa barang antara bank (muaajir) dengan penyewa
(mustajir). Setelah masa sewa berakhir barang sewaan dikembalikan kepada
muaajir.
- Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik
Akad sewa menyewa barang antara bank (muaajir) dengan penyewa
(mustajir) yang diikuti janji bahwa pada saat yang ditentukan kepemilikan
barang sewaan akan berpindah kepada mustajir.

Produk Penyaluran Dana

3. Investor
Jasa Keuangan Perbankan
- Rahn
a. Akad penyerahan barang / harta (marhun) dari nasabah (rahin) kepada
bank (murtahin) sebagai jaminan sebagian atau seluruhhutang
b. Rahnu bisa sebagai pelengkap (akad atas collateral) dan bisasebagai
produk sendiri (jasa gadai syari’ah)
- Wakalah
Akad pemberian kuasa dari pemberi kuasa (muwakil) kepada penerima kuasa
(wakil) untuk melaksanakan suatu tugas (taukil) atas nama pemberi kuasa
- Kafalah
a. Akad pemberian jaminan (makful alaih) yang diberikan satu pihak kepada
pihak lain dimana pemberi jaminan (kafiil) bertanggung jawab atas
pembayaran kembali suatu hutang yang menjadi hak penerima jaminan
(makful)
b. Sering digunakan untuk transaksi sejenis Bank Garansi

- Sharf
Akad jual beli suatu valuta dengan valuta lainnya

- Hawalah (anjakpiutang)
a. Akad perpindahan piutang nasabah (muhil) kepada bank (muhal ‘alaih)
dari nasabah lain (muhal)
b. Muhil minta muhal ‘alaih untuk membayar terlebih dahulu piutang yang
timbul dari jualbeli
c. Pada saat piutang jatuh tempo => muhal akan membayar ke muhal‘alaih
d. Muhal ‘alaih memperoleh imbalan sebagai jasapemindahan

B. Maal
Fungsi Sosial
- Penyaluran DanaZakat
- Penyaluran Dana Kebajikan yaitu qardul hasan, santunan kebajikan dan
pengeluaran sociallainnya

Larangan Bagi BUS & UUS


1. Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan Prinsip Syariah;
2. Melakukan kegiatan jual beli saham secara langsung di pasar modal;
3. Melakukan penyertaan modal, kecuali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20
tentang kegiatan BUS danUUS
4. Melakukankegiatanusahaperasuransian,kecualisebagaiagenpemasaranproduk
asuransi syariah.

Larangan Bagi BPRS


1. Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan Prinsip Syariah;
2. Menerima simpanan berupa Giro dan ikut serta dalam lalu lintaspembayaran;
3. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing, kecuali penukaran uang asing dengan
izin Bank Indonesia;
4. Melakukankegiatanusahaperasuransian,kecualisebagaiagenpemasaranproduk
asuransi syariah;
5. Melakukan penyertaan modal, kecuali pada lembaga yang dibentuk untuk
menanggulangi kesulitan likuiditas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah;dan
6. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal21
tentang kegiatan BPRS;
7. Melakukan penyertaan modal, kecuali pada lembaga yang dibentuk untuk
menanggulangi kesulitan likuiditas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah;dan
8. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal21
UU th 2008 tentang kegiatan BPRS.
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa bank terdiri


dari bank konvensional, syariah, bank umum syariah, bank pembiayaan rakyat
syariah dan unit usaha syariah yang prinsipnya diatur dalam UU No 21 tahun 2008,
dengan berdasarkan prinsip demokrasi ekonomi dan kehati-hatian. Tujuan
didirikannya yaitu untuk menunjang menunjang pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan,
danpemerataankesejahteraan rakyat. Fungsinya sebagai penghimpun dana,
penyaluran dana dan sebagai jasa penyedia keuangan perbankan.

DAFTAR PUSTAKA

Akuntansi Perbankan Syariah, Yaya Rizal (2009)

Anda mungkin juga menyukai