Prinsip Simpanan Prinsip Bagi Hasil Prinsip Jual Beli Prinsip Sewa Pinsip Jasa
Murni
3. Perencanaan Organisasi
4. Proses Pengawasan
Dewan Pengawas Syariah
DPS merupakan suatu badan independen yang ditempatkan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) pada bank.
Terdiri dari para pakar di bidang syariah muamalah yang juga memiliki pengetahuan umum bidang perbankan.
Tugas utama DSN adalah mengawasi kegiatan uasaha lembaga keuangan syariah agar sesuai dengan ketentuan
dan prinsip syariah yang telah difatwakan oleh DSN.
Fungsi DPS
Menurut MUI (SK MUI NO. Kep. 754/II/1999), ada empat tugas pokok DSN:
1. Menumbuh kembangkan penerapan nilai-nilai syariah dalam kegiatan perekonomian.
2. Mengeluarkan ftwa atas jenis-jenis kegiatan keuangan.
3. Mengeluarkan fatwa atas produk keuangan syariah.
4. Mengawasi penerapan fatwa yang telah dikeluarkan
Kewenangan DSN
1. Memberikan atau mencabut rekomendasi nama-nama yang akan duduk sebagai anggota DPS pada satu lembaga
keuangan syariah.
2. Mengeluarkan fatwa yang mengikat DPS di masing-masing lembaga keuangan syariah dan menjadi dasar tindakan
hukum pihak terkait.
3. Mengeluarkan fatwa yang menjadi landasan bagi ketentuan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti
Bank Indonesia dan Bapepam.
4. Memberikan peringatan kepada lembaga keuangan syariah untuk menghentikan penyimpangan dari fatwa yang telah
dikeluarkan oleh DSN.
5. Mengusulkan kepada pihak yang berwenang untuk mengambil tindakan apabila peringatan tidak diindahkan.
Perencanaan
Organisasi Bank
Perencanaan organisasi bank adalah pengelompokan yang logis dari kegiatan-kegiatan bank, menurut hasil yang
ing dicapai yang menunjukkan dengan jelas tanggung jawab dan wewenang atas suatu tindakan. Struktur organisasi
tergantung pada besar atau kecilnya bank (bank size), keragaman layanan yang ditawarkan, keahlian personilnya
dan peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Bank mengorganisasikan fungsinya untuk melayani nasabah
atau menempatkan karyawan yang ada atau baru sesuai dengan bakat dan kemampuannyanya.
Tanggung jawab dan wewenang
01 04
02 03
Pelaksanaan kegiatan
Manajer investasi Penyedia jasa
Investor sosial
keuangan dan lalu
lintas pembayaran
Karakteristik bank syariah
• Universal, memandang bahwa bank syariah berlaku untuk setiap orang tanpa memandang perbedaan kemampuan
ekonomi maupun perbedaan agama.
• Adil, memberikan sesuatu hanya kepada yang berhak serta memperlakukan sesuatu sesuai dengan posisinya dan
melaran adanya unsur maysir (unsur spekulasi atau untung-untungan), gharar (ketidak jelasan), haram, riba.
• Transparan, dalam kegiatannya bank syariah sangat terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat.
• Seimbang, dimana mengembangkan sektor keuangan melalui akitfitas perbankan syariah yang mencangkup
pengembangan sektor riil dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)
• Maslahat, mampu bermanfaat dan membawa kebaikan bagi seluruh aspek kehidupan
• Variatif, dengan produk bervariasi mulai dari tabungan haji dan umrah, tabungan umum, giro, deposito, pembiayaan
yang berbasis bagi hasil, jual-beli dan sewa, sampai kepada produk jasa kustodian, jasa transfer, dan jasa
pembayaran (debet card, syariah charge).
• Fasilitas, penerimaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah, wakaf, dana kebajikan (qard), memiliki fasilitas ATM,
mobile banking, internet banking dan interkoneksi antarbank syariah.
Prinsip operasional bank syariah
Fungsi bank Islam akan terdiri dari:
• Sebagai penerima amanah untuk melakukan investasi atas dana-dana yang dipercayakan oleh
pemegang rekening investasi/deposan atas dasar prinsip bagi hasil sesuai dengan kebijakan investasi
bank.
• Sebagai pengelola investasi atas dana yang dimiliki oleh pemilik dana/sahibul mal sesuai dengan
arahan investasi yang dikehendaki oleh pemilik dana (dalam hal ini bank bertindak sebagai manajer
investasi).
• Sebagai penyedia jasa lalu lintas pembayaran dan jasa-jasa lainnya sepanjang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah.
• Sebagai pengelola fungsi sosial seperti pengelolaan dana zakat dan penerimaan serta penyaluran
dana kebajikan (fungsi optional).
Produk bank islam, diantaranya :
Penghimpunan dana perbankan tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Rivai dan Arifin (2010),
usaha bank dalam menghimpun dana dipengaruhi oleh faktor yang datang dari luar bank (ekstern) dan faktor yang
bersumber dari bank itu sendiri (intern). Faktor ekstern yang mempengaruhi penghimpunan dana perbankan antara lain
kondisi perekonomian, kegiatan dan kondisi pemerintah, kondisi atau perkembangan pasar uang dan pasar modal,
kebijakan pemerintah serta peraturan Bank Indonesia. Sedangkan faktor intern antara lain produk bank, kebijakan bagi
hasil, kualitas layanan, suasana kantor bank, lokasi kantor dan reputasi bank. Selain faktor tersebut, keamanan atas dana
(uang) yang dititipkan atau diinvestasikan di bank dan return atas uang yang diinvestasikan merupakan faktor yang
menjadi pertimbangan (Ismail, 2011).
Bank syariah menghimpun dana dari beberapa sumber dana antara lain:
1. Modal
Merupakan dana yang diserahkan oleh pemilik (owner) dan atas penyerahan dan ini pemilik
memperoleh bagian dari hasil usahan pada akhir tahun buku, (deviden).
2. Titipan
Akad dalam rangka mobalisasi dana ini adalah al-waidah yang merupakan titipan murni yang setiap
saat dapat diambil oleh pemiliknya.
3. Investasi
Pada penghimpunan dana dengan akad mudharabah. Mudharabah sendiri merupakan sebuah bisnis
anatara 2 pihak, yaitu pihak yang mengelola usaha/pemilik bisnis yang disebut sebagai mudharib dan pihak
yang memiliki modal yang disebut sebagai shahibul maal. Dalam akad tersebut poin pentingnya adalah terletak
di awal yaitu kesepakatan atas nisbah bagi hasil.
Sistem Menabung Di Bank Syariah
a) Produk-produk Simpanan
1) Rekening Giro
2) Rekening Tabungan
3) Rekening Deposito
b) Perbedaan Menabung di Bank Syariah dan Konvensional
1) Akad
Pada bank syariah semua transaksi harus berdasarkaan akad yang telah dibenarkan oleh syariah dan kaidah yang berlaku. Sedangkan pada
bank konvensional transaksi pembukuan rekening simpanan berdasarkan perjanjian titipan yang tidak mengikuti prinsip manapun, salah satu
ketidaksesuainnya adalah menjanjikan imbalan dengan tingkat suku bunga terhadap uang yang disetor.
2) Imbalan yang diberikan
Bank konvensional menerapkan spread bunga terhadap pengelolaan dananya sehingga apabila bank memperoleh spread negative maka
akan mensubsidi penyimpanan dana dengan keuntungan sebelumnya atau modal. Pada bank syariah pendekatan yang dilakukan pada profit
sharing artinya keuntungan dari pengelolaan dana yang disalurkan dalam bentuk pembiayaan dibagi dua sebesar sidbah pembagian keuntungan
yang disepakati dimuka.
c) Sasaran kredit/pembiayaan
Dalam pengelolaan kredit/pembiayaan yang diberikan penabung pada bank konvensional tidak sadar bahwa dana tabungannya diputarkan
pada semua bisnis tanpa memandang halal dan haramnya bisnis tersebut, atau bahkan hanya diberikan pada grupnya saja. Penyaluran pada bank syariah
dibatasi pada prinsip syariah dan keuntungan sehingga pembiayaan yang diberikan juga mengikuti prinsip syariah di samping keuntungan, hal ini tidak
memungkinkan dana tersebut diberikan pada usaha yang haram ataupun bisnis lain yang tidak sesuai syariah.
Menghitung Bagi Hasil Simpanan di Bank Syariah
Terdapat 3 konsep yang ada dalam perhitungan bagi hasil menurut tim pengembangan
perbankan syariah, Institute banker Indonesia, dalam laman nonkshe, yaitu:
1. Adanya pemilik dana, dimana pemilik dana menginvestasikan dana yang dimilikinya kepada
lembaga keuangan syariah yang bertindak sebagai pengelola.
2. Lembaga keuangan syariah akan mengelola dana tersebut kepada usaha yang layak dan
menguntungkan yang sesuai dengan syariah islam.
3. Adanya penandatanganan akad yang ditentukan lingkup bersama, besar nominal, dan nisbah serta
jangka waktunya.
Contoh perhitungan bagi hasil di
Bank Syariah
Dimisalkan Masbin membuka rekening tabungan IB pada tanggal 1 Maret 2014, selama 1 bulan, dimana saldo Masbin
yang terdapat dalam rekening tersebut sebesar Rp.50.000.000. besar nisbah bagi hasil yang dihasilkan oleh pihak bank
atasproduk tabungan tersebut sebesar 10%. Diumpamakan, diketahui pendapatan bank pada bulan maret 2014 sebesar
Rp.350.000.000 dan saldo rata-rata dana pihak ketiga (DPK) tabungan IB sebesar Rp.1.000.000.000 sehingga bagi hasil
yang didapat adalah
Diketahui:
Saldo Rata-rata = Rp 50.000.000
Saldo DPK = Rp 1.000.000.000
Pendapatan Bank = Rp 350.000.000
Nisbah = 10%
Jumlah Hari dibulan Maret = 31 hari
Bagi Hasil =
=
= Rp 56.451,612903
Berdasarkan perhitungan diatas, besar bagi hasil yang didapat oleh Masbin selama satu bulan dengan besar dana
Rp. 50.000.000 adalaha sebesar Rp. 56.451,612903
Prinsip Bagi Hasil
Prinsip bagi hasil dalam perbankan syariah yang paling banyak dipakai adalah al-musyarakah dan al
mudharabah. Al-musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana
masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan
ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Al-mudharabah berasal dari kata dharab, yang berarti berjalan atau
memukul. Secara teknis, al-mudharabah adalah kerjasama usaha antara dua orang dimana pihak pertama (shohibul
maal) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha dibagi menurut
kesepakatan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan
akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian pengelola,
pengelola harus bertanggungjawab atas kerugian tersebut (Antonio, 2001).
Faktor Yang Mempengaruhi
Bagi Hasil
Faktor yang mempengaruhi Bagi hasil
1. Faktor Langsung
1. Investmen rate
2. Jumlah dana yang tersedia diinvestasikan
3. Nisbah (profit sharing ratio)
4. Nisbah juga dapat berbeda dari satu account ke account
lainnya.
2. Fator Tidak Langsung
a) Penentu butir-butir pendapatan dan biaya mudharabah
b) Kebijakan akunting (prinsip dan metode akunting)
Produk dan Jasa Bank Syariah
1. Pengambilan utang piutang (hawalah)
1. Pembukaan Letter of Credit (L/C)
2. SKBDN (Surat kredit berdokumen dalam negeri)
3. Collection
4. Setoran Kliring
5. Inkaso penagihan
6. Intercity Kliring
7. Western Union
8. Transfer Dalam Kota
9. Transfer Valas Keluar
10. Transfer Valas Masuk
11. Standing Order
12. Pembayaran Pajak Impor
2. Pelimpahan/gadai (Rahn)
5. Penjaminan (kafalah)
1) Jenis-jenis kafalah:
a) Kafalah bin nafs
b) Kafalah bil maal
c) Kafalah muallaqah
6. Titipan (wadiah)
7. Sharf
Sharf adalah transaksi pertukaran emas dan perak, atau pertukaran valuta asing. Contoh Produk Bank Syariah yaitu Tukar Bank
Note ke Rupiah atau Tukar Rupiah ke TT (Valas). Syarat-syarat:
1) Harus tunai.
2) Serah terima harus dalam majelis kontak.
3) Bila pertukaran antara mata uang yang sama harus dalam jumlah/kuantitas yang sama.
Bentuk Laporan Keuangan Bank Syariah
1. Neraca (Laporan Posisi Keuangan)
2. Laporan Laba dan Rugi
3. Laporan Arus Kas
4. Laporan Perubahan Ekuitas
5. Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat
6. Laporan Penggunaan Zakat serta Penggunaan Dana
7. Laporan Penggunaan Dana Kebajikan
Your Picture Here And Send To Back
Hambatan-hambatan Dalam
Operasional Bank Syariah
01 Kendala Bank Syariah
Undang-Undang 05
Upaya-upaya untuk mengatasi
kendala pada perbankan Syariah
• Melakukan sosialisasi tentang Bank Syariah serta memberikan informasi
lewat berbagai macam media.
• Untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia yang kompeten dan
profesional adalah dengan melakukan kursus-kursus atau pelatihan
perbankan Syariah.
• Untuk mengantisipasi kendala jaringan kantor pelayanan Bank Syariah,
pihak BI telah membuat regulasi tentang kemungkinan pembukaan
layanan Syariah pada counter-counter unit Konvensional Bank-Bank yang
telah memiliki unit usaha melalui PBI No 8/3/PBI/2006 tanggal 30 januari
2006. Dengan demikian diharapkan masalah jaringan pelayanan dan
keuangan Syariah dapat diatasi karena masyarakat dapat dilayani dimana
saja yang membutuhkan transaksi Bank Syariah.
• Meningkatkan promosi tentang Bank Syariah dan melakukan Seminar-
seminar mengenai Bank Syariah.
• Adanya dukungan pemerintah dan ororitas moneter dengan terus
melengkapi peraturan-peraturan yang memberi keleluasaan gerak bagi
Bank Syariah untuk kian mengembankan diri sebagai salah satu kekuatan
sistem nasional.
Kesimpulan
Manajemen dalam organisasi bisnis (perusahaan) merupakan suatu proses aktivitas penentuan dan
pencapaian tujuan bisnis melalui pelaksanaan empat fungsi dasar, yaitu planning, organizing, actuating, controlling
dalam penggunaan sumber daya organisasi. Pada umumnya yang dimaksud bank syariah adalah lembaga keuangan
yang pokoknya memberikan kredit dan jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi
disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah. Oleh karena itu, usaha bank akan selalu berkaitan dengan masalah uang
sebagai dagangan utamanya.
Bank syariah bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan social ekonomi, meminimalisir
kesenjangan social ekonomi, meningkatkan kualitas dan kegiatan usaha, peningkatan kesempatan kerja dan
peningkatan pendapatan masyarakat dan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat banyak dalam proses
pembangunan terutama dalam bidang ekonomi keuangan.
Pembicaraan mengenai sistem operasional lembaga keuangan syariah pada intinya adalah membicarakan
tentang bagaimana kerja dan optimalisasi masing-masing bagian dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Maka dari
itu dalam menjalankan manajemen operasional bank syariah dipelukan adanya job description dan job specification
yang harus sesuai dengan syariat-syariat islam yang berlaku.
THANK YOU