Anda di halaman 1dari 13

KENDALA DAN SOLUSI BAGI HASIL

PADA PERBANKAN SYARIAH


Dosen : Sudjono, Dr., M.Acc

Wangi Berlian Zahra - 43119010139

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Kendala dan Solusi Bagi Hasil Pada
PerbankanSyariah" dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas besar 2 mata
kuliah perbankan syariah. Selain itu,makalah ini bertujuan menambah wawasan untuk para
pembaca dan juga bagi penulis. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu, saran dan kritik yangmembangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 11 November 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB 1 ........................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 5
1.3 Tujuan .............................................................................................................................. 5
1.4 Manfaat ............................................................................................................................ 5
BAB II........................................................................................................................................ 6
Landasan Teori........................................................................................................................... 6
2.2 Hipotesis .......................................................................................................................... 9
BAB III .................................................................................................................................... 10
PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 10
BAB IV .................................................................................................................................... 11
PENUTUP................................................................................................................................ 11
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 11
3.2 Saran .............................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan. Dewasa
ini banyak terdapat literatur yang memberikan pengertian atau definisi tentang
Bank. Hasibuan(2008:7) mendefinisikanbahwa bank adalah dana usaha yang menghimpu
n dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak. Secara sederhana bank menurut Kasmir (2008: 11) adalahlembaga
keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkankembali dana tersebut kemasyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya.
Sedangkan pengertianlembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak dibidang

4
keuangan dimana kegiatannyaadalah hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan
dana atau kedua-duanya.
Bank syariah menurut Heri Sudarsono (2003:27) adalah lembaga keuangan yang usaha
pokoknyamemberikan pembiayaan dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta
peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah. Oleh karena
itu, usaha bank akan selalu berkaitan dengan masalah uang sebagai dagangan utamanya.
Namun dalam perbankan syariah di Indonesia saat ini masih banyak sekali kendala-kendala
bagi hasilyang dialami sehingga diperlukannya solusi yang tepat untuk mengatasinya.

1.2 Rumusan Masalah


a) Apa kendala yang dihadapi manajemen bank syariah dalam memperluas pasar?
b) Apa solusi yang dilakukan oleh perbankan syariah untuk memperluas pasar dan
menyakinkancalon nasabah untuk menggunakan bank syariah sebagai pengganti
bank konvensional?

1.3 Tujuan
Pembahasan dalam makalah ini bertujuan untuk mengetahui kendala- kendala yang
dihadapi oleh banksyariah terkait bagi hasil yang diterapkan serta memberikan solusi-
solusi yang tepat agar dapatmenyelesaikan permasalahan atau kendala yang ada.

1.4 Manfaat
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembahasan yang dibahas bermanfaat bagi
pembaca untukmengenal lebih dalam lagi terkait perbankan syariah. Selain itu pula,
diharapkan pembaca dapatmemberikan solusi yang lebih baik lagi untuk permasalahan
yang dihadapi oleh perbankan syariah.

5
BAB II

Landasan Teori

2.1 Bank Syariah


Sebelum membahas lebih dalam terkait kendala dan solusi bagi hasil perbankan syariah
maka perlumengetahui terlebih dahulu terkait penjelasan bank syariah berdasarkan undang-
undang. Secara hukumBank Syariah di Indonesia sudah mendapatkan legimitasi hukum
yang kuat dengan diberlakukannyaUU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan dan Undang-
undang No. 23 tahun 1999 tentang BankIndonesia yang menegaskan bahwa Bank
Indonesia mempersiapkan perangkat aturan dan fasilitas penunjang yang mendukung
operasional Bank Syariah. Kedua Undang-undang itu menjadi dasarhukum penerapan dual
banking system di Indonesia, yakni terselenggaranya dua sistem perbankan
bankkonvensional dan Bank Syariah secara berdampingan. Bank syariah adalah bank yang
beroperasimenggunakan prinsip- prinsip yang tidak mengenal konsep bunga dalam sistem
operasionalnya tapimenggunakan sistem operasional bagi hasil. Dengan sistem ini

6
keuntungan yang diperoleh nasabahBank Syariah dapat berubah-ubah tergantung
keuntungan yang diperoleh bank tersebut. Walaupun besar presentase bagi hasil sudah
ditetapkan oleh pihak bank, namun masih terbuka kesempatan untuktawar menawar dengan
nasabah dalam batas kewajaran. Bank Syariah dalam perhitungannya memilikidua jenis
perhitungan. Pertama menggunakan dasar profit sharing. Profit sharing merupakan
sistemyang berdasarkan besar kecilnya pendapatan yang akan diterima nasabah tergantung
pada keuntungan bank. Kedua menggunakan dasar perhitungan revenue sharing, besar
kecilnya pendapatan yang akanditerima nasabah tergantung pendapatan kotor bank. Bank
syariah di Indonesia umumnya menerapkansistem revenue sharing yang dapat
memperkecil kerugian nasabah. Hubungan antara nasabah bank baik kreditor atau deposan
maupun debitor atau pengusaha dengan bank berbeda dengan hubungan yang adadari bank
konvensional yang sebenarnya saling eksploitasi. Pada Bank Syariah sebagai
hubungankontrak (contractual agreement) pada usaha yang produktif dan berbagi
keuntungan secara adil (mutualinvestment relationship). Baik bank sebagai shohibul maal
dengan mudlorib atau pengelola maupuninvestor sebagai shohibul maal dengan bank,
terjadi hubungan yang sejajar sebagai mitra usaha. Atasdasar hubungan inilah pada Bank
Syariah tidak akan terjadi negative spread seperti yang terjadi pada bank konvensional.
Bank syariah beroperasi atas dasar konsep agama sesuai dengan syariat islam.
Dikarenakan bunga dianggap riba dalam hukum islam, maka bank syariah menerapkan
mekanisme penghitungan menurut ekonomi islam idealnya ada dua macam:
a. Profit sharing atau bagi hasil, di mana total pendapatan usaha dikurangi biaya
operasional untukmendapatkan profit alias keuntungan bersih.
b. Revenue sharing, yaitu laba berdasarkan total pendapatan usaha sebelum dikurangi
biayaoperasional alias pendapatan kotornya.
Perbankan syariah melakukan perhitungan bagi hasil dengan cara profit sharing, yaitu
membagikeuntungan bersih dari usaha atau investasi yang sudah dijalankan. Besarnya
keuntungan untuk pihak bank dan nasabah sudah diputuskan saat akad akan ditandatangani.
Sehingga tidak ada kebingunganlagi saat bisnis atau usaha dijalankan. Dalam menjalankan
aktifitasnya, perbankan syariah memiliki tigamacam akad atau perjanjian yang ujungnya
menuju pembagian keuntungan dengan nasabahnya yaitu;
a. Akad MudharabahAkad Mudharabah yaitu akad kerja sama usaha antara nasabah
dan bank, dimana nasabah akanmemberikan modal untuk usaha, sementara bank
menjadi pihak penyelenggara atau yang melakukaninvestasi atau usaha.Dalam akad
tersebut dijelaskan secara rinci berapa bagian keuntungan yang akan diperoleh
7
masing-masing pihak, yaitu bank dan nasabah serta menjelaskan mekanisme jika
adanya kerugian. Namun biasanya jika adanya kerugian maka akan ditanggung oleh
nasabah itu sendiri, sementara jika bank yangmelakukan kesalahan, maka yang
akan bertanggung jawab adalah pihak bank. Akad ini biasanyadilakukan dalam
deposito syariah, di mana bank akan mengunakan dana deposito itu untuk
investasiatau usaha sesuai dengan syariat islam.
b. Akad MusyarakahAkad Musyarakah merupakan perjanjian kerja sama antara dua
pihak atau lebih untuk suatu usahatertentu. Baik bank atau pihak yang terlibat sama-
sama mengeluarkan modal dengan porsi yang samadan akan menanggung risiko
secara bersama-sama juga. Dalam cara kerja bank konvensional, akadmusyarakah
ini masuk dalam kredit modal kerja, di mana perbankan syariah akan memberikan
kredit. Hanya bedanya, bank konvensional akan menetapkan jumlah suku bunga
tertentu, sementara banksyariah mendapat pembagian keuntungan sebagaimana
yang sudah disepakati. Perbedaan lainnya yaitu bila bank konvensional tidak akan
rugi karena pinjaman itu harus dikembalikan berikut bunga, banksyariah masih
memiliki kemungkinan merugi bila kerja sama usaha itu gagal.
c. Akad MurabahahAkad murabahag yaitu aktivitas jual beli barang dengan tambahan
keuntungan untuk bank syariah yangdisepakati kedua belah pihak. Akad
Murabahah ini sering dilakukan untuk perjanjian penggunaan produk Kredit
Pembelian Rumah, properti, tanah, kendaraan bermotor, tempat usaha dan lain-lain.

Berdasarkan ketua dewan komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu Wimboh
Santosomengatakan bahwa bukan hal yang mudah untuk mengembangkan perekonomian
dan keuangan syariahdi Indonesia walaupun mayoritas penduduknya adalah muslim.
Berikut kendala-kendala yang dihadapi;
Pertama, bahwa market share ekonomi dan keuangan syariah itu relatif rendah. Tercatat
saat ini bahwatotal aset yang dimiliki keuangan syariah hanya 9,9% dari total keuangan
konvesional.
Kedua, di mana literasi keuangan syariah saat ini sangat rendah. Hal ini dikarenakan
indeks literasi daninklusi syariah hanya sebesar 8,93 – 9,1%. Sedangkan tingakat literasi
dan inklusi konvesional sudahmecapai 38,03 – 76,19%. Jauh sekali skala antara lembaga
keuangan syariah dan konvesiaoanl. Di mana batas maksimal persentasi lembaga syariah
itu sangat jauh dari batas minimal darilemabag konvesional. Hal ini dikarenakan juga masih

8
kurangnya edukasi dari lembaga syariah kedaerah- daerah. Sehingga, masyarakat daerah
masih kurang memahami bahkan tidak tau konsep dansistem dalam lembaga syariah.
Ketiga, masih memiliki produk syariah yang terbatas. Seperti saham syariah, reksadana
syariah, sukukkoperasi, pembiayaan syariah, asuransi syariah, dan surat berharga negara.
Sedangkan, lembagakonvesional dianggap memiliki produk yang lebih lengkap di banding
lembaga syariah.
Keempat, belum menggunakan teknologi yang memadai. Menurut Wimboh Santoso,
bahwa sejumlahlembaga syariah masih belum memanfaatkan sepenuhnya kecanggihan
teknologi untuk memperkuatoperasional bisnis perbankan syariah.
Kelima, sumber daya manusia yang belum mumpuni dikarenakan SDM yang
merupakan bagian yangsangat penting dalam perkembangan teknologi dalam melahirkan
inovasi-inovasi yang mampumenggerakan roda kemajuan lembaga syariah.
Oleh karena itu, OJK meminta kepada lembaga syariah untuk mau bekerja extra demi
tercapainya targetyang telah ditentukan sehinga melahirkan inovasi. Hal ini harus di
dukung juga oleh masyarakat,sehingga lembaga keuangan syariah dapat berkembang dan
minimal dapat setara dengan lembagakonvesional.

2.2 Hipotesis
Dari kelima masalah yang dihadapi oleh bank syariah maka diperlukannya SDM yang
memahamisecara detail terkait bank syariah yang memenuhi syariat-syariat islam sehingga
dapat membuatgebrakan baru dengan membuat suatu produk serta metode dalam
pemasaran bank syariah. Sehinggadalam penelitian ini akan membahas terkait SDM yang
dibutuhkan oleh manajemen bank syariah.

9
BAB III

PEMBAHASAN

Dalam menghadapi kendala bagi hasil bank syariah, manajemen harus mengadakan
banyak trainingkepada karyawannya untuk meningkatkan pengetahuan yang lebih dalam
terkait bank syariah sehingga pola pikir yang terbentuk juga semalin dalam. Dengan hal
tersebut diharapkan SDM mampumenerapkan prinsip-prinsip bank syariah sesuai syariat
islam kedalam lembaga keuangan tersebut atau bank syariah ini. Pembetukan produk serta
metode promosi yang dijalankan agar menarik perhatiancalon nasabah dibuat dengan
perhitungan matang namun tetap sesuai kaidah islam. Penguatan teknologidigital untuk
promosi serta produk bank syariah perlu adanya peningkatan.

10
BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perbankan syariah di Indonesia masih banyak sekali kendala yang dihadapi walaupun
mayoritas penduduknya beragama islam dikarenakan kurangnya pengetahuan terkait bank
syariah. Oleh karenaitu, manajemen bank syariah perlu meningkatkan kemampuan SDM /
karyawannya mengenai banksyariah sehingga dapat membuat suatu produk yang menarik
calon nasabah namun tetap sesuai dengansyariat- syariat islam.
Bank Syariah Indonesia berstatus sebagai perusahaan terbuka yang tercatat sebagai
emiten di BursaEfek Indonesia (ticker code: BRIS). Pasca merger, Bank Syariah Indonesia
adalah bank syariah terbesardi Indonesia. Per Juni 2021, Bank Syariah Indonesia memiliki
total aset mencapai sekitar Rp247,3triliun, Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 216
triliun, serta total pembiayaan Rp161 triliun.Dengan kinerja finansial tersebut, Bank
Syariah Indonesia masuk dalam daftar 10 besar bank terbesardi Indonesia dari sisi aset.

11
Dari sisi jaringan, Bank Syariah Indonesia didukung oleh lebih dari 1.300outlet dan lebih
dari 2.400 jaringan ATM yang tersebar di seluruh Nusantara.

3.2 Saran
Penulis menyarankan dengan adanya penggabungan ini maka produk yang dihasilkan
lebih bervariasidan teknologi lebih mumpuni

12
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.ums.ac.id/57271/4/BAB%202.pdf

https://www.kompasiana.com/yogisaputra20206331/60c02e8fd541df4e6b7e1a82/alasan-
perbankan-syariah-sulit-berkembang-di-indonesia

https://pressrelease.kontan.co.id/release/bsi-bank-hasil-merger-untuk-perkuat-ekosistem-
ekonomisyariah?page=all#:~:text=PT%20Bank%20Syariah%20Indonesia%20Tbk%20(%E2
%80%9CBank%20Syariah%20Indonesia%E2%80%9D),beroperasi%20pada%201%20Febru
ari%202021.

13

Anda mungkin juga menyukai