PENDAHULUAN
akhibat krisis moneter yang melanda pada pertengahan 1997. Penyebab dari
efektif dari bank sentral karena belum dapat mengimbangi pesat dan
peningkatan resiko yang dihadapi oleh bank, dan juga kurang transparansinya
apalagi mengingat pangsa pasarnya yang sangat besar. Sehingga wajar jika
1
sangat menarik dan unik, karena fenomena ini terjadi justru di saat kondisi
maka nilainya masih relatif kecil, yaitu sebesar 2, 5 trilliun rupiah. Sedangkan
1087 trilliun rupiah. Kalau kita persentasekan, maka volume usaha perbankan
syariah baru mencapai angka 0, 23 %.( Sumber: Biro Perbankan Syariah BI)
Tahun 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
syariah, dimana bank syariah adalah sebagai landasan legal formal yang
2
khusus mengatur berbagai hal mengenai perbankan syariah ditanah air.
Tentang Perbankan, menurut jenisnya bank terdiri dari Bank Umum dan Bank
Perkreditan Rakyat (BPR). Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang
Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
permodalan dan kesehatan bank tersebut. Disamping itu bank juga harus
dijaga dengan prinsip prudential banking yaitu prinsip kehati – hatian yang
3
Dengan menggunkan analisis rasio keuangan sebagai alat untuk
kesehatan bank yang merupakan penilaian terhadap hasil usaha bank dalam
kurung waktu tertentu dan faktor - faktor yang menentukannya, yaitu dengan
ROA tahun 1998. CAMEL pada tahun 1999 berpengaruh signifikan terhadap
ROA tahun 2000. CAMEL pada tahun 2000 berpengaruh signifikan terhadap
ROA tahun 2001. Kussudyarsana Dkk (2007) bahwa tingkat Kesehatan Bank
Luciana Spica Almalia Dkk (2005) bahwa rasio keuangan CAMEL memiliki
daya klasifikasi atau daya prediksi untuk kondisi bank yang mengalami
yang kuat.
4
Aspek diatas tersebut satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan
tidak dapat dipisahkan. Penilaian kesehatan bank meliputi 4 kriteria yaitu nilai
kredit 81 s/d 100 (sehat), nilai kredit 66 s/d 81 (cukup sehat), nilai kredit 51
Bank yang sehat akan tumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga
menerapkan bunga atau riba, yang mana dalam hukum Islam riba tersebut
5
Perbankan Syariah, memberikan peluang bagi Perusahaan Daerah Bank
Perkreditan Rakyat Syariah Kabupaten Sragen untuk diubah bentuk dan badan
Sukowati Sragen.
6
Mudharabah (Bagi Hasil). Prinsip Wadia’ah adalah titipan nasabah berbentuk
tabungan sesuai prinsip Wadiah Yad Dhamanah yang dapat diambil setiap saat
atau pada waktu tertentu. Tidak ada imbalan yang diisyaratkan, kecuali dalam
bentuk bonus yang bersifat sukarela dari BPR Syariah Sragen. Produk-produk
Mudharabah Mutlaaqah yang dapat diambil setiap saat atau pada waktu
tertentu. Pada tabungan yang menggunakan prinsip ini nasabah mendapat bagi
hasil sesuai nisbah atau rasio yang disepakati pada saat pembukaan rekening.
ini ada empat jenis yakni tabungan Mudharabah, tabungan haji, pendidikan
dapat dilakukan pada waktu tertentu. Nasabah mendapat bagi hasil sesuai
Benture), Ijarah (sewa), Rahn (Gadai Syariah) dan Pinjaman Qord. Semua
7
bentuk penyaluran dana tersebut menggunakan prinsip Syariah, sehingga tidak
B. Perumusan Masalah
8
C. Pembatasan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat penelitian
1. Bagi Mahasiswa
ditempuh.
9
F. Sistematika pembahasan
BAB I PENDAHULUAN
penelitian terdahulu.
analisis data.
10
BAB V PENUTUP
11