Anda di halaman 1dari 108

i

PENGARUH PERSEPSI ORANG TUA, PESERTA DIDIK


BELAJAR DARING DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL
BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI OLAHRGA &
KESEHATAN (PJOK) SISWA KELAS V SD
NEGERI 10 TUMANG KECAMATAN
SIAK DI MASA PANDEMI COVID-19

PROPOSAL TESIS

Oleh:

RAYSAN ALIF
NIM: 20199050

PROGRAM STUDI-S2 PENDIDIKAN OLAHRAGA


FAKULTAS KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022

i
i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

SEMINAR PROPOSAL

Judul : Pengaruh Persepsi Orang Tua, Peserta Didik


Belajar Daring dan Motivasi terhadap Hasil
Belajar Pendidikan Jasmani Olahrga & Kesehatan
(PJOK) Siswa Kelas V SD Negeri 10 Tumang
Kecamatan Siak di Masa Pandemi Covid-19

Nama : Raysan Alif


NIM : 20199050
Program Studi : Pendidikan Olahraga S2
Fakultas : Ilmu Keolahragaan

Padang, 27 April 2021

Disetujui Oleh:

Mengetahui
Ketua Prodi. Disetujui
Pendidikan Olahraga S2 Pembimbing

Dr. Damrah, M.Pd. Dr. Umar, MS. AIFO


NIP. 19610607 198803 1 001 NIP. 19610615 198703 1 003

i
ii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Karya tulis saya, berupa proposal tesis dengan judul “Pengaruh Persepsi
Orang Tua, Peserta Didik Belajar Daring dan Motivasi terhadap Hasil Belajar
Pendidikan Jasmani Olahrga & Kesehatan (PJOK) Siswa Kelas V SD Negeri
10 Tumang Kecamatan Siak di Masa Pandemi Covid-19” adalah asli dan
belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik baik di
Universitas Negeri Padang maupun di perguruan tinggi lainnya
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, arahan dari pembimbing
3. Di dalam karya tulis ini, tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan di dalam naskah dengan menyebutkan pengarang
dan dicantumkan pada kepustakaan
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila terdapat
penyimpangan di dalam pernyataan ini, saya bersedia menerima sanksi
akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini,
serta sanksi lainnya sesuai norma dan ketentuan hukum yang berlaku.

Padang, 23 Agustus 2021


Yang Membuat Pernyataan

Raysan Alif
NIM. 20199050

ii
iii

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah


memberikan nikmat dan rahmat-Nya kepada penulis hingga dapat menyelesaikan
penelitian dengan judul “Pengaruh Persepsi Orang Tua, Peserta Didik Belajar
Daring dan Motivasi terhadap terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahrga
& Kesehatan (PJOK) Siswa Kelas V SD Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak di
Masa Pandemi Covid-19.” Proposal tesis ini diajukan untuk melengkapi salah satu
tugas dan syarat guna memperoleh mengajukan karya tulis pada Program Studi
Pendidikan Olahraga S2 Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang.
Keberhasilan penyusunan proposal tesis ini dipengaruhi oleh peranan berbagai
pihak terkait. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak berikut:
1. Rektor Universitas Negeri Padang Bapak Prof. Ganefri, Ph.D.
2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Bapak Dr. Alnedral, M.Pd.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Olahraga S2 Bapak Dr. Damrah, M.Pd.
4. Bapak Dr. Umar, MS., AIFO. selaku pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahannya dalam penulisan
proposal tesis ini
5. Kedua orang tua tercinta yang telah membesarkan dan mendidik penulis
dengan baik, orang tua juga yang selalu mendoakan anak-anaknya agar selalu
sukses dalam kehidupan, termasuk sukses dalam penyusunan proposal tesis
ini.
6. Isteri tercinta yang selalu memberikan motivasi dan selalu mempersiapkan
keperluan penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan
proposal tesis ini
7. Guru PJOK kelas V SD Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak yang telah
bersedia diwawancarai demi kepentingan proposal tesis penelitian ini
8. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Olahraga S2 Fakultas
Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang, khususnya yang berasal dari

iii
iv

kelompok belajar Pekanbaru karena selalu saling mendukung dalam hal


perkuliahan dan bimbingan proposal tesis ini
Semoga segala bentuk bantuan, dukungan, motivasi, dan segala bentuk
kebaikan oleh pihak tersebut di atas dan oleh pihak-pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, semoga mendapat balasan kebaikan di sisi Allah
Subhanahu wa Ta'ala, amin ya rabbal alamin. Terakhir, penulis mengharapkan
kritik dan sarannya agar penulisan karya tulis ini menjadi lebih baik pada masa
mendatang, dan mudah-mudahan hasil penulisan proposal tesis ini memberi
manfaat bagi semua pihak.

Padang, Agustus 2021

Raysan Alif
NIM. 20199050

iv
v

DAFTAR ISI

Halaman
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... i
PERNYATAAN ......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................ 5
C. Pembatasan Masalah ........................................................... 7
D. Perumusan Masalah ............................................................. 7
E. Tujuan Penelitian ................................................................. 8
F. Kegunaan Hasil Penelitian .................................................. 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................. 11
A. Landasan Teori .................................................................... 11
1. Pembelajaran PJOK di Masa Pandemi ......................... 11
2. Belajar dan Hasil Belajar .............................................. 13
3. Persepsi ......................................................................... 22
4. Motivasi ........................................................................ 28
B. Penelitian yang Relevan ...................................................... 32
C. Kerangka Konseptual .......................................................... 34
D. Hipotesis Penelitian ............................................................. 40
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 42
A. Metode dan Desain Penelitian ............................................. 42
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 42
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ......................... 43
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 44
1. Instrumen Variabel Terikat .......................................... 44

v
vi

2. Instrumen Variabel Bebas ............................................ 46


3. Uji Coba Instrumen ...................................................... 57
E. Instrumen Penelitian ............................................................ 58
F. Teknik Analisis Data ........................................................... 59
G. Hipotesis Statistika .............................................................. 62
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 65
LAMPIRAN ............................................................................................... 67

vi
vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Populasi Penelitian ............................................................................ 43
2. Sampel Penelitian .............................................................................. 44
3. Kisi-kisi Instrumen Persepsi Orang Tua ............................................ 47
4. Kisi-kisi Instrumen Persepsi Peserta Didik ....................................... 49
5. Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar ................................................ 53
6. Contoh Bentuk Pengisian Angket ...................................................... 59
7. Kategori dan Interval Motivasi Belajar Siswa ................................... 60
8. Kategori dan Interval Hasil Belajar Siswa ........................................ 61

vii
viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Kerangka Konseptual ...................................................................... 40
2. Desain Penelitian ............................................................................. 42

viii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa Pandemi Covid-19 telah merubah lingkup prosedural kerja berbagai

sektor, termasuk bidang pendidikan. Selama masa pandemi Covid-19, proses

pembelajaran pada bidang pendidikan terpaksa dilakukan secara daring atau

dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi

resiko penularan Covid-19 dan mencegah terbentuknya cluster baru penyeberan

Covid-19, termasuk pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

(PJOK).

Pembelajaran tatap muka (Luring) saat ini sudah mulai dilaksanakan di

sekolah-sekolah, walaupun masih dalam tahap ujicoba. Pembelajaran tatap muka

dilakukan dengan memperhatikan protokol kesehatan Covid-19 yang ditetapkan

pemerintah. Pembelajaran tatap muka tidak dilakukan setiap hari, dan jam

pembelajaran tatap muka dikurangi atau tidak seperti jam pembelajaran tatap

muka sebelum masa pandemi Covid-19. Sehingga pembelajaran daring masih

tetap digunakan oleh para guru, termasuk guru PJOK di SD Negeri 10 Tumang

Kecamatan Siak.

Akibat sudah mulai diberlakukannya tatap muka di samping pembelajaran

daring, siswa terlihat lebih bersemangat dalam belajar tatap muka atau belajar

luring dibandingkan pembelajaran daring sebelumnya. Sebagian siswa

mengatakan senang karena sudah lama tidak bertemu teman-temanya secara

langsung. Para siswa lebih sering bertanya kepada guru saat pembelajaran

1
2

berlangsung, sehingga siswa lebih terlihat aktif dan antusias dibandingkan

pembelajaran daring.

Kondisi tersebut tentunya masih dalam keadaan penyesuaian. Karena

pembelajaran sebelumnya adalah tatap muka saja, berganti menjadi daring saja,

dan sekarang menjadi gabungan keduanya atau tatap muka dan daring. Kondisi

tersebut tentunya dapat mempengaruhi psikologis siswa, terutama motivasinya

untuk tetap belajar dengan baik. Motivasi belajar siswa yang rendah tentunya akan

berdampak pada nilai hasil belajar yang diperolehnya, baik itu nilai

pengetahuannya maupuan nilai keterampilannya dalam menguasai materi

pelajaran PJOK.

Sebagaimana dikatakan Ahmadi (2010:109), bahwa “Penemuan-penemuan

penelitian bahwa hasil belajar pada umumnya meningkat jika motivasi untuk

belajar bertambah. Motivasi merupakan dorongan yang ada di dalam individu,

tapi munculnya motivasi yang kuat atau lemah, dapat ditimbulkan oleh

rangsangan dari luar.” Salah satu bentuk rangsangan dari luar tersebut adalah

metode belajar daring dan luring yang diterapkan guru selama masa Pandemi

Covid-19.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PJOK Kelas V SD Negeri 10

Tumang Kecamatan Siak, bahwa:

“Sikap siswa selama belajar PJOK kalau kita bandingkan belajar luring
dan daring. Seperti para siswa ni sudah mulai bosan kalau belajar daring
ni, tapi kondisi sekarang kan memang harus tetap lebih banyak juga
belajar luringnya, mau tak mau kan. Paling kalau banyak siswa tak sampai
KKM 80 ya remedial sampai lulus, gitu aja lagi” (Hasil wawancara dengan
Bayu Andani, S.Pd., Tanggal 5 April 2021)
3

Hasil wawancara tersebut mengindikasikan adanya perbedaan motivasi

belajar PJOK siswa kelas V yang belajar luring dan daring. Namun guru kurang

memperhatikan permasalahan siswa sebenarnya. Guru hanya mengandalkan

remedial berkali-kali agar seluruh siswa tuntas mencapai KKM 80 yang

ditetapkan SD Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak pada mata pelajaran PJOK.

Oleh karena itu, secara tidak langsung pembelajaran daring dan luring dapat

mempengaruhi motivasi belajar dan tentunya hasil belajar siswa selama masa

pandemi.

Pembelajaran daring yang diterapkan guru selama masa pandemi adalah

menggunakan aplikasi media daring berupa WhatsApp (WA). WA adalah aplikasi

gratis yang tersedia di playstore bagi pengguna Androdi, dan appstore bagi

pengguna iPhone. Aplikasi tersebut dapat diunduh dan di-install secara gratis

pada smarthphone Android dan iPhone. Aplikasi WA memanfaatkan nomor

telepon sebagai akun yang dapat dihubungkan dengan nomor telepon akun

lainnya. Sehingga setiap siswa dituntut untuk memiliki dan menggunakan sebuah

handphone, baik itu smartphone ataupun iPhone agar dapat memanfaatkan

aplikasi tersebut.

Pembelajaran dengan aplikasi WA dilakukan guru dengan membuat grup

pembelajaran. Kemudian pembelajaran dilakukan dengan panggilan vidio, yaitu

panggilan vidio kepada siswa-siswi yang sudah ditambahkan dalam grup

pembelajaran. Hal ini dilakukan karena pembelajaran melalui WA dinilai lebih

mudah dilaksanakan dibandingkan aplikasi lainnya yang membutuhkan perangkat

komputer/laptop. Karena tidak semua siswa memliki komputer/laptop, tetapi


4

semua orang tua atau wali murid siswa memiliki smarthphone yang dapat

dipasang aplikasi WA.

Pembelajaran dengan WA dimulai dengan melakukan panggilan dan pesan

teks kepada orang tua siswa. Panggilan dan pesan berisikan akan dilaksanakannya

pembelajaran pada jam tertentu, dan diminta kepada orang tua agar anaknya siap

belajar pada jam telah ditetapkan. Kondisi ini secara tidak langsung ikut

melibatkan orang tua agar ikut mengontrol dan mengawasi siswa untuk tetap

belajar. Namun pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung selama satu tahun,

mengakibatkan sulitnya mengontrol siswa. Karena menurut beberapa orang tua /

wali murid, bahwa pembelajaran daring mengakibatkan siswa lebih banyak

menghabiskan waktunya dengan smarthpone. Waktu bermain siswa lebih banyak

dibandingkan waktu belajarnya. Selain itu, orang tua atau wali murid merasa

terbebani dengan penambahan biaya keperlua belajar daring siswa, seperti harus

adanya perangkat gawai yang memadai, harus adanya paket internet yang

mencukupi, sementara paket internet gratis yang disediakan pemerintah belum

memadai.

Kemudian menurut penuturan beberapa siswa secara langsung, diperoleh

simpulan bahwa sebagian besar siswa awalnya senang belajar daring, tetapi

karena tidak bebas ke luar rumah, dan selalu dikontrol orang tua ketika belajar

daring di rumah, tidak bertemu teman secara langsung, dan orang tua tidak selalu

tahu masalah belajarnya, sehingga siswa mengalami kendala atau kesulitan dalam

belajar dan cenderung membuat siswa terjebak dalam situasi yang sama, sehingga

mereka menjadi bosan.


5

Kondisi-kondisi tersebut mengindikasikan adanya penurunan motivasi

belajar siswa dalam belajar daring dibandingkan luring, tentunya itu berdampak

pada hasil belajar siswa. Oleh karena itu, untuk membuktikan hal tersebut perlu

diteliti lebih lanjut mengenai: Pengaruh Persepsi Orang Tua, Peserta Didik Belajar

Daring dan Motivasi terhadap terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahrga

& Kesehatan (PJOK) Siswa Kelas V SD Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak di

Masa Pandemi Covid-19.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah penelitian yang dapat

diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran tatap muka (luring) hanya dilakukan dua kali seminggu, dan

jam pembelajarannya dibatasi, serta harus mengikuti prosedur atau

protokol kesehatan pencegahan penularan virus Covid-19 yang ditetapkan

oleh Pemerintah

2. Adanya perbedaan sikap yang ditunjukkan siswa dalam pembelajaran

PJOK secara tatap muka (luring)

3. Siswa menunjukkan rasa ingin tahu yang lebih baik pada pembelajaran

luring dibandingkan pembelajaran daring

4. Siswa terlihat senang dan aktif bertanya ketika pembelajaran luring

dibandingkan pembelajaran daring

5. Siswa lebih antusias belajar ketika pembelajaran luring dibandingkan

pembelajaran daring
6

6. Terdapat persepsi-persepsi orang tua terhadap pembelajaran daring PJOK

yang diikuti siswa Kelas V SD Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak

7. Terdapat persepsi-persepsi siswa kelas V belajar daring PJOK di SD

Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak

8. Terindikasi motivasi belajar daring siswa tidak lebih baik dibandingkan

pembelajaran luring

9. Terindikasi hasil belajar daring siswa tidak lebih baik dibandingkan

pembelajaran luring

10. Terindikasi adanya pengaruh secara langsung antara persepsi orang tua

terhadap hasil belajar

11. Terindikasi adanya pengaruh secara langsung antara persepsi siswa

terhadap hasil belajar

12. Terindikasi adanya pengaruh secara langsung antara motivasi terhadap

hasil belajar

13. Terindikasi adanya pengaruh persepsi orang tua secara tidak langsung

melalui motivasi terhadap hasil belajar

14. Terindikasi adanya pengaruh persepsi siswa belajar daring secara tidak

langsung melalui motivasi terhadap hasil belajar

15. Terindikasi adanya pengaruh persepsi siswa belajar daring secara tidak

langsung melalui motivasi terhadap hasil belajar

16. Terindikasi adanya pengaruh persepsi siswa belajar daring secara tidak

langsung melalui motivasi terhadap hasil belajar


7

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan

di atas, maka perlu dilakukan pembatasan masalah agar penelitian ini lebih fokus

pada hasil penelitian. Penelitian ini dibatasi untuk melihat pengaruh persepsi

orang tua, peserta didik belajar daring dan motivasi terhadap terhadap hasil belajar

Pendidikan Jasmani Olahrga & Kesehatan (PJOK) Siswa Kelas V SD Negeri 10

Tumang Kecamatan Siak di masa pandemi Covid-19.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah penelitian tersebut, maka perumusan

masalahnya adalah:

1. Apakah persepsi orang tua berpengaruh secara langsung terhadap hasil

belajar Pendidikan Jasmani Olahrga & Kesehatan (PJOK) Siswa Kelas V

SD Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak?

2. Apakah persepsi peserta didik belajar daring berpengaruh secara langsung

terhadap hasil belajar Pendidikan Jasmani Olahrga & Kesehatan (PJOK)

Siswa Kelas V SD Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak di masa pandemi

Covid-19?

3. Apakah motivasi berpengaruh secara langsung terhadap hasil belajar

Pendidikan Jasmani Olahrga & Kesehatan (PJOK) Siswa Kelas V SD

Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak?

4. Apakah persepsi orang tua berpengaruh secara tidak langsung melalui

motivasi terhadap hasil belajar Pendidikan Jasmani Olahrga & Kesehatan

(PJOK) Siswa Kelas V SD Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak?


8

5. Apakah persepsi peserta didik belajar daring berpengaruh secara tidak

langsung melalui motivasi belajar terhadap hasil belajar Pendidikan

Jasmani Olahrga & Kesehatan (PJOK) Siswa Kelas V SD Negeri 10

Tumang Kecamatan Siak di masa pandemi Covid-19?

6. Apakah persepsi orang tua, peserta didik belajar daring, dan motivasi

berpengaruh terhadap hasil belajar Pendidikan Jasmani Olahrga &

Kesehatan (PJOK) Siswa Kelas V SD Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak

di masa pandemi Covid-19?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah rumusan masalah tersebut, maka

tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mengungkapkan persepsi orang tua berpengaruh secara langsung terhadap

Hasil belajar Pendidikan Jasmani Olahrga & Kesehatan (PJOK) Siswa

Kelas V SD Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak

2. Mengungkapkan persepsi peserta didik belajar daring berpengaruh secara

langsung terhadap hasil belajar Pendidikan Jasmani Olahrga & Kesehatan

(PJOK) Siswa Kelas V SD Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak di masa

pandemi Covid-19

3. Mengungkapkan motivasi berpengaruh secara langsung terhadap hasil

belajar Pendidikan Jasmani Olahrga & Kesehatan (PJOK) Siswa Kelas V

SD Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak


9

4. Mengungkapkan persepsi orang tua berpengaruh secara tidak langsung

melalui motivasi terhadap hasil belajar Pendidikan Jasmani Olahrga &

Kesehatan (PJOK) Siswa Kelas V SD Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak

5. Mengungkapkan persepsi peserta didik belajar daring berpengaruh secara

tidak langsung melalui motivasi belajar terhadap Hasil belajar Pendidikan

Jasmani Olahrga & Kesehatan (PJOK) Siswa Kelas V SD Negeri 10

Tumang Kecamatan Siak di masa pandemi Covid-19

6. Mengungkapkan persepsi orang tua, peserta didik belajar daring dan

motivasi berpengaruh terhadap hasil belajar Pendidikan Jasmani Olahrga

& Kesehatan (PJOK) Siswa Kelas V SD Negeri 10 Tumang Kecamatan

Siak di masa pandemi Covid-19

F. Kegunaan Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk:

1. Untuk Memenuhi salah satu syarat bagi penelitian untuk memperoleh gelar

(M.Pd) pada Jurusan Olahraga, Program Studi Pendidikan Jasmani

Kesehatan dan Rekresai Fakultas Ilmu Keolahragaan Universias Negeri

Padang

2. Sebagai bahan penelitian lebih lanjut dan pengembangan ilmu

3. Sebagai bahan bacaan pada perpustakaan FIK, dan Perpustakaan pusat

Universitas Negeri Padang

4. Memberikan manfaat untuk Jurusan Pendidikan Olahraga

5. Untuk Prodi S2 FIK UNP

6. Bahan evaluasi hasil pembelajaran PJOK selama masa pandemi Covid-19


10

7. Pemecahan masalah terkait persepsi orang tua, persepsi peserta didik

belajar belajar daring, motivasi, dan hasil belajar PJOK siswa selama masa

pandemi Covid-19
11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pembelajaran PJOK di Masa Pandemi

Menurut Samsudin (2008), bahwa “Pendidikan jasmani sebagai

komponen pendidikan secara keseluruhan telah disadari oleh banyak

kalangan. Namun, dalam pelaksanaannya pengajaran pendidikan jasmani

berjalan belum efektif seperti yang diharapkan. Pembelajaran pendidikan

jasmani cenderung tradisional. Model pembelajaran pendidikan jasmani tidak

harus terpusat pada guru, tetapi pada siswa. Orientasi pembelajaran harus

disesuaikan, dengan perkembangan anak, isi dan urusan materi serta cara

penyampaian harus disesuaikan sehingga menarik dan menyenangkan,

sasaran pembelajaran ditujukan bukan hanya mengembangkan keterampilan

olahraga, tetapi pada perkembangan pribadi anak seutuhnya. Konsep dasar

pendidikan jasmani dan model pengajaran pendidikan jasmani yang efektif

perlu dipahami oleh mereka yang hendak mengajar pendidikan jasmani.”

Menurut Mutohir (1992), bahwa “Pendidikan jasmani adalah suatu

proses pendidikan seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat

yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani

untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani,

kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta

kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia Indonesia

berkualtias berdasarkan Pancasila.”


12

Sedangkan menurut Samsudin (2008), bahwa “Pendidikan jasmani

adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain

untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan

motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan

kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara saksama untuk

meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani,

psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa.”

Tujuan pendidikan jasmani adalah:

1) Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internailsasi nilai


dalam pendidikan jasmani
2) Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap
sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis dan
agama
3) Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis melalui tugas-tugas
pembelajaran pendidikan jasmani
4) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab,
kerja sama, percaya diri, dan demoktratis melalui aktivitas jasmani
5) Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknis serta
strategi berbagai permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan,
senam, aktivitas ritmis, akuatik (aktivitas air), dan pendidikan luar
kelas (outdoor education)
6) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembagnan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup
sehat melalui berbagai aktivitas jasmani
7) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri
sendiri dan orang lain
8) Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai
informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat
9) Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat
rekreatif (Samsudin, 2008).

Pangrazi dan Dauer (1981) mengatakan bahwa “Pendidikan jasmani

untuk awal masa kanak-kanak dan SD dapat diidentifikasi sebagai belajar

untuk bergerak, bergarak untuk belajar dan belajat tentang gerak.” Kemudian

Bucher (1979) mengatakan bahwa “Program pendidikan jasmani dipandang


13

sebagai tempat berlaga, memperoleh kesenangan dan belajar bermain (game).

Anak juga membutuhkan latihan yang diperlukan agar dapat tumbuh menjadi

besar dan kuat.”

Tujuan pendidikan jasmani SD adalah:

a) Anak harus dipandang sebagai individu dengan kebutuhan fisik,


mental, emosional dan sosial yang berbeda
b) Keterampilan gerak dan kognitif harus mendapat penekanan
c) Anak harus meningkatkan kekuatan otot, daya tahan, kelenturan,
kemampuan dan koordinasi serta harus belajar bagaimana faktor-
faktor tersebut memainkan peran dalam meningkatkan kebugaran
jasmani
d) Pertumbuhan sosial dalam olahraga harus menjadi bagian penting dari
semua program (Bucher, 1979)

Fokus program pendidikan jasmaani di SD Kelas IV-VI adalah:

(1) Program pendidikan jasmani harus memberikan kesempatan untuk


memperoleh kesenangan, belajar keterampilan baru, dan belajar
berbagai cabang olahraga;
(2) Anak juga membutuhkan latihan untuk meningkatkan kebugaran
jasmani;
(3) Pada tingkat usian ini hampir pasti bahwa pendidikan jasmani
dipandang sebagai tempat untuk membentuk persahabatan yang baru;
(4) Anak juga menekankan bahwa program pendidikan jasmani
memberikan kesempatan untuk “Beraksi” (show off) dan anak juga
mampu menghilangkan ketegangannya (Bucher, 1979)

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, bahwa Pendidikan Jasmani

Olahraga dan Kesehatan (PJOK) di masa pandemi yang dimaksud adalah

materi belajar mengajar terkait pelajaran tersebut. Dimana siswa belajar

materi PJOK selama pandemi berlangsung, yaitu dengan pembelajaran daring

maupun luring.

2. Belajar dan Hasil Belajar

Hasil belajar terdiri dari kata hasil dan belajar. Makna belajar menurut

Slameto (2015) adalah “Suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
14

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”

Kemudian Sudjana dalam Tu’u (2010) mengatakan “Belajar sebagai proses

mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Tingkah laku

sebagai hasil proses belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan

eksternal. Berdasarkan pendapat ini, perubahan tingkah lakulah yang menjadi

intisari.”

Kemudian Dimyati dan Mudjiono (2015) menambahkan “Belajar itu

sebagai suatu proses internal yang kompleks, yang terlibat dalam proses

internal tersebut adalah yang meliputi unsur afektif, dalam matra afektif

berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, interes, apresiasi, dan penyesuaian

perasaan sosial.” Lebih lanjut Djamarah (2015) menyebutkan bahwa

“Seseorang yang sedang belajar berarti ia melakukan suatu aktivitas atau

kegiatan yang dilakukan yang melibatkan dua unsur yaitu jiwa dan raganya.

Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk

mendapatkan perubahan. Tentu saja perubahan yang didapatkan itu bukan

perubahan fisik, tetapi perubahan jiwa sebab masuknya kesan-kesan baru.”

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas, dapat dikatakan

bahwa setelah seseorang belajar maka akan ada hal yang diperolehnya. Hal

yang diperolehnya itulah yang disebut sebagai hasil belajar. Sehingga hasil

belajar itu meliputi banyak hal, baik itu pengetahuan, perubahan sikap,

maupun nilai.
15

Paul Suparno dalam Sardiman (2016) menyebutkan ada beberapa

prinsip dalam belajar, yaitu:

a. Belajar berarti mencari makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa
yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami
b. Konstruksi makna adalah proses yang terus menerus
c. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan
pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru.
Belajar bukanlah hasil perkembangan, tetapi perkembangan itu sendiri
d. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan
dunia fisik dan lingkungannya
e. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, si
subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi
dengan bahan yang sedang dipelajari.

Menurut Syah (2016), bahwa “Pada prinsipnya, pengungkapan hasil

belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat

pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demikian, pengungkapan

perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah murid, sangat

sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat

intangible (tak dapat diraba). Oleh karena itu, yang dapat dilakukan guru

dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang

dianggap penting dan diharapkan dapat menceminkan perubahan yang terjadi

sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang

berdimensi karsa.”

Pada intinya tujuan belajar menurut pendapat Sardiman (2016) adalah

“Ingin mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap

mental/nilai-nilai. Pencapaian tujuan belajar berarti akan menghasilkan hasil

belajar. Hasil belajar meliputi: (1) hal ihwal keilmuwan dan pengetahuan,

konsep atau fakta (kognitif); (2) hal ihwal personal, kepribadian atau sikap
16

(afektif); dan (3) hal ihwal kelakuan, keterampilan atau penampilan

(psikomotorik).”

Disebutkan melalaui beberapa pendapat tersebut bahwa hasil belajar

yang diperoleh siswa tergantung pada apa yang diperoleh atau dipahami

siswa setelah belajar. Kemudian hasil belajar dikelompokkan menjadi hasil

belajar kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar kognitif terkait

pengetahuan yang diperoleh siswa setelah belajar, afektif terkait sikap yang

diperoleh atau perubahan sikap siswa setelah belajar, dan psikomotor adalah

keterampilan yang dikuasai siswa setelah belajar.

Menurut pendapat Benyamin Bloom dalam Sudjana (2013) terbagi

dalam tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor,

yaitu:

1) Ranah Kognitif

Ranah kognitif berdasarkan taksonomi Bloom dalam Sudjana

(2013:23) berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari

enam aspek, yakni:

(a) Knowledge/Pengetahuan
Merupakan tingkat belajar pengetahuan yang paling rendah tetapi
sebagai prasyarat bagi tipe hasil belajar berikutnya. Hafalan
menjadi prasyarat bagi pemahaman.
(b) Comprehension/Pemahaman
Merupakan kemampuan untuk menangkap suatu makna dalam
suatu konsep.
(c) Application/Aplikasi
Merupakan penggunaan abstraksi (ide, teori, atau petujuk teksnis)
pada situasi kongkret atau situasi khusus.
(d) Analysis/Analisis
Merupakan usaha memilih suatu integritas menjadi unsur-unsur
atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau susunanya.
17

(e) Synthesis/Sintesis
Merupakan pernyataan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam
bentuk menyeluruh.
(f) Evaluation/Evaluasi
Merupakan pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang
mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, pemecahan,
metode, materil, dan lain sebagainya, sehingga diperlukan suatu
kriteria atau standar tertentu.

2) Ranah Afektif

Menurut pendapat Sudjana (2013), bahwa “Sikap seseorang dapat

diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan

kognitif tingkat tinggi. Penilaian ranah afektif tidak mendapat

perhatian dari guru tetapi hasil belajar ranah afektif akan tampak pada

siswa dalam berbagai tingkah laku.” Taksonomi ranah afektif menurut

Kratwohl dalam Winkel (2014) adalah:

(a) Recieving/Penerimaan
Meliputi kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan
untuk memperhatikan rangsangan itu, seperti buku pelajaran atau
penjelasan yang diberikan oleh guru.
(b) Value Internalisation/Internalisasi Nilai
Meliputi kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan
sedemikian rupa sehingga menjadi pribadi (internalisasi) dan
menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupanya
sendiri.
(c) Valuing/Penilaian
Meliputi kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap
sesuatu dan membawa diri sesaui dengan penilaian itu. Mulai
dibentuk suatu sikap: menerima, menolak, atau mengabaikan;
sikap itu dinyatakan dalam tingkah laku yang sesuai dan
konsisten dengan sikap batin.
(d) Organization/Organisasi
Meliputi kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai
pedoman dan pegangan dalam kehidupan. Nilai-nilai yang diakui
dan diterima ditempatkan pada suatu sekala nilai: mana yang
pokok dan selalu harus diperjuangkan, mana yang tidak begitu
penting.
18

(e) Responding/Partisipasi
Meliputi kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan
berpartisipasi dalam kegiatan. Kesediaan itu dinyatakan dalam
memberikan suatu reaksi terhadap rangsangan yang disajikan.

3) Ranah Psikomotor

Menurut pendapat Simpson dalam Winkel (2014), klasifikasi ranah

psikomotor meliputi:

(a) Perception/Persepsi
Meliputi kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat
antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan anatara
ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan.
(b) Set/Kesiapan
Meliputi kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan
akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan
ini dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan mental.
(c) Guided Response/Gerakan Terbimbing
Meliputi kemampuan untuk melakaukan suatu rangkaian gerak-
gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan (imitasi).
Kemampuan ini dinyatakan dalam gerakan anggota tubuh
menurut contoh yang diperlihatkan atau diperdengarkan.
(d) Mechanical Response/Gerakan yang Terbiasa
Meliputi kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-
gerik dengan lancar, karena sudah dilatih secukupnya, tanpa
memperhatikan lagi contoh yang diberikan.
(e) Complex Response/Gerakan Kompleks
Meliputi kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan,
yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancar, tepat, dan
efisien. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu
rangkaian perbuatan beruntun dan menggabungkan beberapa sub
keterampilan menjadi suatu keseluruhan gerak-gerak yang teratur.
(f) Adjustment/Penyesuaian Pola Gerakan
Meliputi kemampuan untuk mengadakan perubahan dan
menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi setempat atau
dengan menunjukan suatu taraf keterampilan yang telah mencapai
kemahiran.
(g) Creativity/Kreativitas
Meliputi kemampuan untuk melahirkan pola-pola gerak-gerik
yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri.

Fungsi evaluasi hasil belajar menurut Suryabrata dalam Sugihartono,

dkk. (2007) adalah meliputi:


19

1) Fungsi Psikologis, yaitu agarsiswa dapat memperoleh kepastian


tentang status di dalam kelasnya. Di samping itu, bagi guru
merupakan pertanggung jawaban sampai seberapa jauh usaha
mengajarnya dikuasai oleh siswa-siswanya.
2) Fungsi Diktatis, bagi anak didik, keberhasilan maupun kegagalan
belajar akan berpengaruh besar terhadap usaha-usaha berikutnya.
Sedang bagi pendidik, penilaian hasi belajar dapat menunjukan
keberhasilan atau kegagalan mengajarnya termasuk didalamnya
metode mengajar yang dipergunakan.
3) Fungsi administratif, dengan adanya penilaian dalam bentuk rapor
akan dapat dipenuhi fungsi administratif, yaitu:
a) Merupakan inti laporan kepada orangtua siswa, penjabat, guru
dan siswa itu sendiri
b) Merupakan data bagi siswa apabila ia akan naik kelas, pindah
sekolah, maupun melamar pekerjaan
c) Dari data tersebut kemudian dapat berfungsi untuk menentukan
status anak dalam kelasnya
d) Memberikan informasi mengenai segala hasil usaha yang telah
dilakukan oleh lembaga pendidikan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar atau hasil belajar

menurut Dalyono (2010) adalah:

1) Faktor Internal, meliputi:


a) Kesehatan
Kondisi kesehatan yang baik akan mendukung langsung pada
proses belajar. Bila proses belajar berjalan lancar prestasi belajar
yang didapat akan maksimal. Kesehatan erat kaitannya dengan
kebugaran jasmani karena syarat menuju sehat adalah kebugaran
jasmani. Kebugaran jasmani sendiri dipengaruhi oleh faktor
makanan, faktor istirahat, dan faktor latihan atau olahraga.
b) Intelejensi dan Bakat
Seseorang yang mempunyai itelegensi tinggi pada umumnya
lebih mudah belajar dan cenderung lebik baik dibanding orang
yang memiliki itelegensi yang lebih rendah, karena orang yang
memiliki intelejensi rendah mengalami kesukaran dalam belajar,
lambat berpikir sehingga prestasi belajarnya rendah. Sedangkan
bakat merupakan kelebihan yang dimiliki manusia. Sudah jelas
bahwa intelejensi atau kecerdasan akan berpengaruh langsung
terhadap prestasi belajar. Bahkan seseorang dengan intelejensi
tinggi akan memiliki daya tangkap melebihi seseorang dengan
intelejensi rata-rata walaupun materi dan waktu belajar yang
sama. Demikian halnya dengan bakat. Perbedaannya bakat tidak
bisa dibentuk tetapi bisa dilatih.
20

c) Minat dan Motivasi


Minat dan motivasi belajar yang tinggi akan memberikan
kemauan yang tinggi pula untuk meraih hasil yang diinginkan.
Minat dan motivasi merupakan modal utama untuk meraih
prestasi belajar maksimal.
d) Cara Belajar
Cara belajar berkaitan dengan teknik yang dilakukan seseorang
untuk memahami materi yang dipelajari. Cara belajar yang baik
adalah cara belajar yang rutin dan teratur.

2) Faktor Eksternal, meliputi


a) Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga sangat berpengaruh langsung terhadap
prestasi belajar yang didapat seseorang. Dengan kondisi keluarga
yang harmonis maka seseorang akan memiliki modal untuk
belajar secara maksimal baik ketika belajar di rumah maupun di
sekolah.
b) Lingkungan Sekolah
Tidak dipungkiri lingkungan sekolah memberikan pengaruh juga
terhadap prestasi belajar. Sekolah dengan kondisi sarana dan
prasarana yang baik memungkinkan siswa untuk menyerap materi
yang dipelajari secara maksimal.
c) Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat identik dengan lingkungan di mana
seseorang bersosialisasi. Ketika seseorang bersosialisasi dengan
masyarakat, secara tidak langsung seseorang akan memiliki pola
pikir sama dengan masyarakat di mana dia bersosialisasi.
Semakin berpendidikan kondisi masyarakat di sekitarnya maka
akan semakin termotivasi seseorang tersebut untuk belajar.

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar

PJOK. Hasil belajar siswa dapat diketahui dengan memberikan tes hasil

belajar. Sebagaimana dikatakan Purwanto (2009), bahwa “Tes belajar

berfungsi mengukur penguasaani peserta didik terhadapi materi yang

diajarkan oleh guru atau dipelajari oleh peserta didik. Tes diujikan setelah

peserta didiki memperoleh sejumlah materi sebelumnya dan pengujian

dilakukani untuki mengetahui penguasaan peserta didik atas materi tersebut.”

Lebih lanjut Kelly (2006:137) menambahkan bahwa “Tes hasil belajar yang
21

baik harus mampui mengukur kemampuani peserta didik dalam memahamii

materi-materi yang diajarkan.”

Tes hasil belajar menurut Purwanto (2009) dibagi menjadi 4 macam,

yaitu:

1) Tes Formatif
Digunakan tersebut digunakani untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar.
Tes formatif diujikan setelah peserta didik menyelesaikan materi-
materi tertentu. Tes formatifi dalami praktik pembelajaran dikenal
sebagai ulangan harian.
2) Tes Sumatif
Tes tersebut digunakan untuk mengetahui penguasaan siswa atas
semua jumlah materi yang disampaikani dalam satuan kurun waktu
tertentu seperti caturwulan atau semester. Dalam praktik pengajaran
tes sumatif dikenal sebagai ujian akhiri semester atau caturwulan
tergantung satuan waktu yang digunakani untuk menyelesaikan
materi.
3) Tes Diagnostik
Maksudnya evaluasi hasil belajar mempunyaii fungsi diagnostik, yaitu
tes hasil belajar yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan
evaluasi diagnostik adalah tes diagnostik. Dalam evaluasii diagnostik,
tes hasil belajar digunakan untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang
mengalami masalah dan menelusurii jenis masalah yang dihadapi.
4) Tes Penempatan (Placement Test)
Yaitu tes hasil belajar yang dilakukani untuk menempatkan peserta
didik dalam kelompok yang sesuai dengan kemampuan ataupun bakat
minatnya. Pengelompokan dilakukan agar pemberian layanan
pembelajaran dapat dilakukani sesuai kemampuan maupun bakat
minat peserta didik. Dalam praktiki pembelajaran penempatan
merupakan hal yang banyak dilakukan, misalnya tes penempatan
peserta didik ke dalam kelompok IPA, IPS, atau Bahasa.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka hasil belajar yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai mata pelajaran Pendidikan Jasmani

Olahraga dan Kesehatan (PJOK) yang diperoleh setiap individu siswa setelah

mengikuti tes hasil belajar PJOK. Dimana tes hasil belajar diberikan setelah

siswa mengikuti pembelajaran PJOK. Adapun jenis tes hasil belajar yang
22

diberikan kepada siswa adalah tes formatif, yaitu tes untuk mengetahui suatu

kemampuan atau keterampilan siswa terkait materi pelajaran PJOK. Dalam

penelitian ini, hasil belajar yang dimaksud adalah nilai atau skor yang

diperoleh siswa setelah mengikuti tes hasil belajar, yaitu hasil belajar

psikomotor. Jadi hasil belajar dalam penelitian ini berupa nilai keterampilan

siswa terkait mata pelajaran PJOK.

3. Persepsi

Menurut pendapat Sugihartono, dkk. (2007), dikatakan bahwa

“Persepsi terkait kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau

proses untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera

manusia. Persepsi manusia terdapat perbedaan sudut pandang dalam

penginderaan. Ada yang mempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi yang

positif maupun persepsi negatif yang akan mempengaruhi tindakan manusia

yang tampak atau nyata.”

Kemudian Walgito (2004), mengatakan bahwa “Persepsi merupakan

suatu proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang

diterima oleh organisme atau individu sehingga menjadi sesuatu yang berarti,

dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. Respon sebagai

akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dengan berbagai macam

bentuk. Stimulus mana yang akan mendapatkan respon dari individu

tergantung pada perhatian individu yang bersangkutan. Berdasarkan hal

tersebut, perasaan, kemampuan berpikir, pengalaman-pengalaman yang

dimiliki individu tidak sama, maka dalam mempersepsi sesuatu stimulus,


23

hasil persepsi mungkin akan berbeda antar individu satu dengan individu

lain.”

Menurut Rakhmat (2007), bahwa “Persepsi adalah pengamatan

tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan

menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.” Sedangkan Slameto (2015)

mengatakan bahwa “Persepsi dalah proses yang menyangkut masuknya pesan

atau informasi ke dalam otak. Melalui persepsi inilah manusia terus-menerus

mengadakan hubungan dengan lingkungan, hubungan ini dilakukan lewat

inderanya, yaitu indera penglihatan, pendengaran, peraba, perasa dan

penciuman.”

Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan

bahwa persepsi sebagai hasil respon seseorang melalui panca inderanya,

sehingga memiliki penilaian atau tanggapan terkait sesuatu yang dilihat,

didengar, maupun yang dirasakannya. Dengan demikian, persepsi orang tua

sebagai bentuk tanggapan orang tua atau wali murid terkait apa yang

dilihatnya di masa pandemi Covid-19, terutama terkait pembelajaran daring

di sekolah. Begitu juga dengan siswa, pembelajaran dialaminya atau

dirasakannya akan menimbulkan persepsi dalam bentuk tanggapan terkait

pembelajaran daring yang diikutinya selama masa pandemi Covid-19 di

rumah.

Kemudi Sunaryo (2004) mengatakan bahwa “Syarat-syarat terjadinya

persepsi adalah:

a) Adanya objek yang dipersepsi;


24

b) Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu

persiapan dalam mengadakan persepsi;

c) Adanya alat indera/reseptor, yaitu alat untuk menerima stimulus; dan

d) Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak, yang

kemudian sebagai alat untuk mengadakan respon.”

Melalui pendapat tersebut, bahwa orang tua melihat pembelajaran

daring yang diikuti anaknya sebagai objek yang akan dipersepsi, kemudian

adanya perhatian orang tua terhadap belajar daring, alat indera orang tua

menstimulus keadaan tersebut untuk diproses di otak dan menghasilkan

respon atau tanggapan terkait pembelajaran daring. Begitu juga dengan

persepsi siswa, siswa merasakan pembelajaran daring sebagai objek yang

dipersepsi, kemudian perhatian timbul karena selalu diikuti siswa sehingga

menstimulus siswa secara terus-menerus, keadaan tersebut yang selanjutnya

diolah otak menjadi suatu tanggapan, atau timbulnya respon atau persepsi

siswa terkait pembelajaran daring PJOK yang diikutinya selama masa

pandemi Covid-19.

Menurut Toha (2003), bahwa “Proses terbentuknya persepsi didasari

oleh beberapa tahapan berikut:

1) Stimulus atau Rangsangan

Terjadinya persepsi diawali ketika seseorang dihadapkan pada suatus-

timulus/rangsangan yang hadir dari lingkungannya.


25

2) Registrasi

Dalam proses registrasi, suatu gejala yang nampak adalah mekanisme

fisik yang berupa penginderaan. Seseorang dapat mendengarkan atau

melihat informasi yang terkirim kepadanya melalui alat indera. Alat

indera yang tersimulus tersebut kemudian mengirimkan sinyalnya ke

otak untuk diolah menjadi informasi.

3) Interpretasi

Interpretasi terkait suatu aspek kognitif dari persepsi yang sangat

penting yaitu proses memberikan arti kepada stimulus yang

diterimanya. Proses interpretasi tersebut bergantung pada cara

pendalaman, motivasi, dan kepribadian seseorang.

Menurut Waidi (2006), bahwa “Setiap orang mempunyai

kecenderungan dalam melihat benda yang sama dengan cara yang berbeda-

beda. Perbedaan tersebut bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya

adalah pengetahuan, pengalaman dan sudut pandangnya. Persepsi juga

bertautan dengan cara pandang seseorang terhadap suatu objek tertentu

dengan cara yang berbeda-bedadengan menggunakan alat indera yang

dimiliki, kemudian berusaha untuk menafsirkannya. Persepsi baik positif

maupun negatif ibarat file yang sudah tersimpan rapi di dalam alam pikiran

bawah sadar kita. File itu akan segera muncul ketika ada stimulus yang

memicunya, ada kejadian yang membukanya.”

Pendapat tersebut mengindikasi bahwa persepsi orang tua dan siswa

itu akan berbeda, karena pengetahuan, pengalaman, dan sudut pandang orang
26

tua itu berbeda dengan siswa, walaupun objek yang dipersepsikan itu sama.

Sebagai contoh objek persepsinya adalah pembelajaran daring, sebagian

orang tua melihat pembelajaran daring sebagai bentuk penambahan beban

secara finansial bagi mereka, tetapi di sisi siswa melihat itu mungkin hanya

sebagai sesuatu yang menyenangkan bagi mereka, karena dapat bermain

sambil belajar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang menurut Toha

(2003) adalah sebagai berikut:

a) Faktor Internal

Faktor tersebut meliputi perasaan, sikap, dan kepribadian individu,

prasangka, keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar,

keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan, minat, dan

motivasi.

b) Faktor Eksternal

Faktor tersebut terkait latar belakang keluarga, informasi yang

diperoleh, pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran,

keberlawanan, pengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau

ketidakasingan suatu objek.

Terdapat beberapa faktor yang berperan dalam persepsi menurut

Walgito (2004), yaitu:

1) Objek yang Dipersepsi

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.

Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi


27

juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang

langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor.

2) Alat Indera, Syaraf dan Susunan Syaraf

Alat indera atau reseptor terkait alat untuk menerima stimulus,

disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk

meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf,

yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan

respon diperlukan motoris yang dapat membentuk persepsi seseorang.

3) Perhatian

Untuk menyadari atau dalam mengadakan persepsi diperlukan adanya

perhatian, yaitu merupakan langkah utama sebagai suatu persiapan

dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan

atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada

sesuatu sekumpulan objek.

Irwanto (2002) mengatakan bahwa “Setalah individu melakukan

interaksi dengan obyek-obyek yang dipersepsikan, maka hasil persepsi dibagi

menjadi dua, yaitu:

a) Persepsi Positif

Persepsi yang menggambarkan segala pengetahuan (tahu tidaknya

atau kenal tidaknya) dan tanggapan yang diteruskan dengan upaya

pemanfaatannya. Hal itu akan diteruskan dengan keaktifan atau

menerima dan mendukung terhadap obyek yang dipersepsikan.


28

b) Persepsi Negatif

Persepsi yang menggambarkan segala pengetahuan (tahu tidaknya

atau kenal tidaknya) dan tanggapan yang tidak selaras dengan obyek

yang dipersepsi. Hal itu akan diteruskan dengan kepasifan atau

menolak dan menentang terhadap obyek yang dipersepsikan.”

Melalui beberapa pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa persepsi

orang tua dan persepsi siswa terkait pembelajaran daring selama masa

pandemi Covid-19 dapat berbentuk persepsi yang positif maupun negatif.

Persepsi positif tentunya sebagai wujud atau bentuk dukungan orang tua

terhadap pembelajaran daring, dan partisipasi siswa secara baik dalam belajar

daring. Sedangkan persepsi negatif tentunya penolakan atau sikap yang

kurang setuju terkait belajar daring akibat adanya beban-beban dan kesulitan-

kesulitan yang dirasakan guru maupun siswa. Oleh karena itu, persepsi dalam

penelitian ini mengungkapkan respon atau tanggapan orang tua dan siswa

terkait belajar dari selama pandemi Covid-19, baik itu tanggapan positif

maupun negatif.

4. Motivasi

Menurut pendapat Ahmadi (2010), disebutkan bahwa “Motivasi

adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan

sesuatu. Jadi, motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologis yang

mendorong seseorang untuk belajar. Penemuan-penemuan penelitian bahwa

hasil belajar pada umumnya meningkat jika motivasi untuk belajar

bertambah. Motivasi merupakan dorongan yang ada didalam individu, tapi


29

munculnya motivasi yang kuat atau lemah, dapat ditimbulkan oleh

rangsangan dari luar.”

Menurut pendapat Dalyono (2010), bahwa “Motivasi belajar adalah

suatu daya penggerak atau dorongan yang dimiliki oleh manusia untuk

melakukan suatu pekerjaan yaitu belajar.” Sedangkan menurut pendapat Uno

(2011), bahwa “Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan

eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan

tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang

mendukung.”

Melalui ketiga pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi

sebagai suatu kondisi kejiwaaan seseorang terkait sesuatu. Dimana kondisi

kejiwaan itu mampu mendorong seseorang untuk terangsang bergerak,

beraktivitas, atau terdorong jiwanya untuk menggerakkan fisiknya melakukan

sesuatu aktivitas. Hal yang mendorong dirinya tersebut berasal dari dalam

dirinya, dan dipengaruhi oleh lingkungan, orang lain, sesuatu hal, atau

berbagai hal di luar dirinya sehingga timbulnya rasa dorongan dalam dirinya.

Namun dorongan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dorongan untuk

belajar.

Menurut Syah (2016), bahwa secara garis besar motivasi berdasarkan

sumbernya dibedakan atas dua jenis, yaitu:

1) Motivasi instrinsik, adalah motivasi yang murni timbul dari dalam diri
seseorang untuk mencapai tujuan yang sesungguhnya. Dalam hal
belajar motivasi ini seperti perasaan menyenangi materi dan
kebutuhan terhadap materi tersebut
30

2) Motivasi ekstrinsik, adalah motivasi yang timbul berkat dorongan dari


luar diri seseorang, seperti pujian, hadiah, peraturan dan tata tertib,
suri tauladan orang tua, guru dan sebagainya.

Kemudian menurut Hamalik (2010), bahwa “Motivasi intrinsik adalah

motivasi yang tercakup di dalam situasi belajar dan menemui kebutuhan dan

tujuan-tujuan seseorang. Motivasi ini sering juga disebut dengan motivasi

murni. Motivasi yang sebenarnya yang timbul dari dalam diri seseorang,

misalnya keinginan, menyenangi (minat), harapan. Jadi, motivasi ini timbul

tanpa pengaruh dari luar. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang

disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti angka kredit,

ijazah, medali pertentangan, dan persaingan yang bersifat negatif dan

hukuman.”

Dikatakan bahwa motivasi terbagi dua, karena dorongan dari dalam

diri itu juga dapat dipengaruhi oleh faktor yang berada dari luar diri

seseorang, sehingga motivasi itu terdapat di dalam diri dan di luar diri

seseorang. Motivasi di dalam diri disebut dengan motivasi instrinsik, dan

yang di luar diri itu disebut motivasi ekstrinsik. Jadi, motivasi yang kurang

pada seseorang dapat ditingkatkan dengan motivasi yang berada di luar

dirinya.

Fungsi motivasi menurut Hamalik (2010) adalah:

1) Mendorong timbulnya kelakukan atau suatu perbuatan. Tanpa


motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti
belajar/bekerja
2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan
kepencapaian tujuan yang diinginkan
3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin
bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau
lambatnya suatu pekerjaan.
31

Sedangkan Sardiman (2016) mengatakan fungsi motivasi sebagai

berikut:

1) Motivasi mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak


atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini sebagai
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dilakukan
2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya
3) Motivasi berfungsi dalam menyeleksi perbuatan, yakni kearah tujuan
yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat mencapai
tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Pentingnya motivasi belajar bagi siswa menurut Dimyati dan

Mudjiono (2015) adalah:

1) Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil belajar,


contohnya setelah seorang siswa membaca suatu bab materi pelajaran
akan lebih mampu menangkap isi materi pelajaran dibandingkan siswa
yang tidak membaca buku, sehingga mendorong siswa yang lain untuk
membaca buku sebelum materi pelajaran diberikan oleh guru
2) Menginformasikan kekuatan usaha belajar siswa, contohnya ; seperti
contoh diatas bahwa siswa yang sudah membaca buku terlebih dahulu
akan lebih mampu menangkap isi pelajaran dibandingkan dengan
siswa yang tidak membaca buku terlebih dahulu. Hal ini berarti bahwa
siswa yang sudah terlebih dahulu membaca buku mempunyai
kemampuan atau usaha dalam belajar dibanding siswa yang tidak
membaca buku terlebih dahulu
3) Mengarahkan kegiatan belajar siswa, contoh siswa yang terbukti
memperoleh nilai yang tidak memuaskan karena selalu bersenda gurau
atau bermain pada saat belajar akan mengubah perilaku jika ia
menginginkan nilai yang baik
4) Membesarkan semangat belajar siswa, contohnya siswa yang
menyadari bahwa ia telah menghabiskan dana yang sangat besar,
sementara adiknya masih banyak yang harus dibiayai, maka ia akan
berusaha agar cepat lulus
5) Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian
bekerja. Siswa yang memahami bahwa orang yang tidak
berpendidikan akan memperoleh pekerjaan dengan gaji yang rendah,
sedangkan orang yang berpendidikan akan mudah memperoleh
pekerjaan yang menghasilkan uang yang banyak, akan berusaha untuk
memperoleh nilai yang baik sehingga dapat menyelesaikan sekolah
tepat pada waktunya.
32

Ciri-ciri motivasi yang ada pada siswa menurut Sardiman (2016)

adalah:

1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu


yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai);
2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) tidak memerlukan
dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas
dengan prestasi yang telah dicapainya);
3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah;
4) Lebih senang bekerja mandiri;
5) Tidak cepat bosan pada tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat
mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang efektif;
6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan
sesuatu);
7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu;
8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Beberapa pendapat tersebut mengindikasikan bahwa fungsi utama

motivasi sebagai motor atau penggerak utama seseorang untuk melakukan

sesuatu. Misalnya orang haus, kalau tidak ada dorongan dari dalam dirinya

untuk minum, maka dia tidak akan bisa minum. Jadi, tanpa adanya motivasi

pada diri seseorang, maka sulit seseorang untuk melakukan sesuatu, apalagi

melakukan sesuatu dengan baik. Oleh karena itu, orang yang termotivasi

harus memenuhi ciri-ciri dari motivasi itu sendiri. Terpenuhinya ciri-ciri

motivasi mengindikasikan tercapainya motivasi itu sendiri, yaitu motivasi

belajar.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian ini relevan dengan beberapa jurnal penelitian terdahulu,

diantaranya adalah:
33

1. Tri Agustin Wulandari Rizki SP. (2019), dengan judul penelitian “Persepsi

Peserta Didik, Guru dan Peran Orang Tua dalam Penyelenggaraan Mata

Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) di SMA

Kabupaten Kuatai Timur. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa:

(1) tanggapan atau pandangan peserta didik terhadap PJOK katagori sangat

baik 5,3%, kata gori baik 32,8%, katagori cukup 55,8% dan katagori

kurang 6,1%; (2) sikap peserta didik terhadap PJOK katagori sangat baik

15,4%, kata gori baik 56,2%, katagori cukup 26,1%, dan katagori kurang

1,3%; dan (3) harapan peserta didik terhadap PJOK katagori sangat baik

14,9%, katagori baik 54,3%, katagori cukup 28,7%, dan katagori kurang

1,7%. Simpulan hasil penelitiannya adalah: (1) persepsi peserta didik

terhadap mata pelajaran PJOK pada katagori baik yang ditinjau dari tiga

indikator yaitu tanggapan peserta didik, sikap peserta didik, dan harapan

peserta didik; (2) persepsi guru terhadap mata pelajaran PJOK baik hal ini

didukung dengan pemberin kesempatan terhadap peserta didik dalam

menyampaikan keinginan dan harapan dalam pembeljaran PJOK; dan (3)

peran orang tua tentu akan mendukung prestasi yang akan diperoleh dari

peserta didik, orang tua yang akan memberi motivasi dan fasilitas belajar

agar dapat menunjuang hasil belajar anak.”

2. Aprianto Cahyano (2020), dengan judul penelitian “Survei Persepsi Siswa

terhadap Konsep Pendidikan Jasmani SMP Kelas VIII. Hasilnya yaitu dari

persentase pengertian pendidikan jasmani 80% hasil dari persentase tujuan

pendidikan jasmani 73% hasil dari persentase aktivitas jasmani 77% dan
34

hasil dari persentase konsep pendidikan jasmani 76%. Setelah mengetahui

tingkat pemahaman peneliti membedakan persepsi siswa laki-laki dan

perempuan terhadap konsep pendidikan jasmani di peroleh nilai signifikan

0,589 dengan taraf signifikansi lebih dari 0,05 artinya tidak diterima

dengan demikian hasil persepsi siswa laki-laki dan perempuan terhadap

konsep pendidikan jasmani tidak menglami perbedaan. Kesimpulan dari

penelitian ini adalah persepsi siswa kelas VIII SMP di Kabupaten Kediri

adalah baik.”

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konsep yang dikembangkan dalam penelitian ini terkait dengan

batasan penelitian. Berdasarkan konsep teori tersebut di atas, maka perlu

dijelaskan konsep-konsepnya untuk setiap batasan penelitian. Adapun kerangka

konseptual penelitian ini meliputi:

1. Pengaruh Persepsi Orang Tua terhadap Hasil Belajar Pendidikan


Jasmani Olahrga & Kesehatan (PJOK) Siswa Kelas V SD Negeri 10
Tumang Kecamatan Siak

Persepsi orang tua terjadi karena apa yang dilihat dan

dirasakannya secara terus menerus. Dalam hal ini adalah keadaan

pandemi Covid-19 yang berdampak pada mata pencaharian para orang

tua peserta didik. Secara tidak langsung keadaan tersebut telah

mengurangi pendapat orang tua dari segi finansial. Sementara para siswa

diharuskan untuk belajar daring. Dimana belajar daring membutuhkan

gawai, membutuhkan perangkat jaringan internet yang memadai, adanya


35

kebutuhan paket data internet, dan mengharuskan orang tua berhubungan

dengan pelajaran siswa, dan lain sebagainya. Sehingga keadaan-keadaan

tersebut menimbulkan persepsi orang tua terhadap pembelajaran daring

selama pandemi Covid-19.

Hasil belajar yang diperoleh siswa merupakan hasil evaluasi dari

apa yang sudah dialami dan dipelajari siswa. Jadi setelah siswa

mempelajari materi pelajaran PJOK secara daring, maka guru

memberikan tes belajar secara daring untuk mengetahui nilai hasil belajar

siswa. Dimana nilai tersebut sebagai gambaran apakan pembelajaran

yang dibawakan guru sudah berhasil atau perlu perbaikan. Dengan

demikian, persepsi orang tua memiliki pengaruh terhadap nilai hasil

belajar siswa. Karena orang tua terlibat dalam kegiatan pembelajaran

daring, jika persepsi orang tua positif, maka orang tua mendukung

pembelajaran daring dengan baik, sehingga siswa dapat belajar daring

sebagaimana mestinya.

2. Pengaruh Persepsi Peserta Didik Belajar Daring terhadap Hasil


Belajar Pendidikan Jasmani Olahrga & Kesehatan (PJOK) Siswa
Kelas V SD Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak di Masa Pandemi
Covid-19

Adanya fenomena yang ditunjukkan siswa selama pembelajaran

luring, yaitu sikap berbeda dibandingkan pembelajaran daring. Dimana

sikap yang ditunjukkan tersebut lebih positif untuk pembelajaran luring.

Tentunya kondisi tersebut mengindikasikan adanya persepsi siswa terkait

pembelajaran daring. Hal tersebut terjadi karena adanya stimulus-


36

stimulus secara terus-menerus yang dirasakan siswa ketika belajar daring

dalam waktu yang lama.

Stimulus-stimulus yang dirasakan siswa selama ini tentunya akan

memunculkan persepsi tersendiri. Baik itu persepsi yang positif maupun

negatif. Tentunya persepsi tersebut dapat mempengaruhi nilai hasil

belajar siswa. Persepsi positif tentunya adanya dukungan dan minat siswa

untuk belajar. Sehingga hasil belajar yang diperoleh akan positif, begitu

juga sebaliknya.

3. Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Pendidikan


Jasmani Olahrga & Kesehatan (PJOK) Siswa Kelas V SD Negeri 10
Tumang Kecamatan Siak

Motivasi belajar sebagai keadaan dari dalam diri siswa yang

mampu mendorong atau menggerakkan siswa untuk belajar. Tentunya

jika siswa tidak belajar, siswa tidak akan mendapatkan hasil belajar yang

baik. Dengan demikian, motivasi belajar tentunya berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa. Dengan kata lain, semakin baik motivasi siswa,

semakin baik hasil belajarnya.

4. Pengaruh Persepsi Orang Tua Melalui Motivasi Belajar terhadap


Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahrga & Kesehatan (PJOK)
Siswa Kelas V SD Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak

Sebagaimana dikatakan sebelumnya bahwa persepsi orang tua

dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Karena persepsi orang tua yang

positif akan mendukung siswa untuk belajar daring dengan baik, baik itu

pemberian prasarana maupun pengawasan. Sehingga siswa belajar


37

dengan baik, tentunya hasil belajar yang diperoleh siswa juga menjadi

baik.

Dukungan positif yang diberikan siswa secara langsung akan

berdampak pada kejiwaan siswa. Sikap positif orang tua yang dilihat dan

dirasakan siswa akan memberikan semangat kepada diri siswa, sehingga

menimbulkan dorongan pada dirinya untuk belajar dengan baik.

Sehingga persepsi orang tua secara tidak langsung melalui motivasi siswa

berpengaruh terhadap hasil belajar belajar PJOK siswa kelas V SDN 10

Tumang.

5. Pengaruh Persepsi Peserta Didik Belajar Daring Melalui Motivasi


Belajar terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahrga &
Kesehatan (PJOK) Siswa Kelas V SD Negeri 10 Tumang Kecamatan
Siak di Masa Pandemi Covid-19

Pembelajaran luring (luar jaringan) atau tatap muka memungkin

guru dan siswa berada di tempat yang sama, di waktu yang sama,

bebasnya interaksi belajar yang terjadi, sehingga guru dan siswa leluasa

untuk belajar. Berbeda dengan belajar daring yang hanya memiliki

kesamaan waktu saja, sedangkan tempat berbeda, guru dan siswa tidak

bebas berinteraksi karena keterbatasan ruang yang dimiliki. Sehingga

kondisi tersebut menimbulkan persepsi siswa yang belajar daring, baik

persepsi positif dan negatif.

Persepsi positif tentunya akan menghasilkan motivasi yang positif

untuk belajar, dan begitu juga sebaliknya. Siswa yang memiliki motivasi

yang positif akan cenderung atau terdorong dirinya untuk belajar

sebagaimana mestinya. Sehingga terdapat pengaruh tidak langsung antara


38

persepsi siswa (peserta didik) belajar daring melalui motivasinya

terhadap hasil belajar.

6. Pengaruh Persepsi Orang Tua, Peserta Didik Belajar Daring dan


Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani
Olahrga & Kesehatan (PJOK) Siswa Kelas V SD Negeri 10 Tumang
Kecamatan Siak di Masa Pandemi Covid-19

Masa pandemi Covid-19 menimbulkan kebijakan untuk

pembatasan sosial, baik itu berskala besar, maupun mikro. Pembatasan

tidak hanya pada tempat-tempat umum dan pusat perbelanjaan, tetapi

juga berlaku di semua institusi jenjang pendidikan. Namun pembelajaran

harus tetap berlangsung. Salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah

dilaksanakannya pembelajaran daring. Kondisi belajar daring menuntut

orang tua untuk mampu memenuhi kebutuhan peserta didik untuk belajar

daring.

Pembelajaran daring yang dilaksanakan guru selama masa

pandemi Covid-19 hanya menggunakan aplikasi whtasapp. Sementara

keadaan tersebut berlangsung dalam waktu lama, atau hingga saat ini.

Tentunya hal ini dapat mempengaruhi kondisi psikologis siswa, seperti

rasa bosan atau kurang tertarik terhadap pembelajaran daring. Keadaan

tersebut disebut sebagai kondisi psikologis, dimana hal tersebut juga

dapat mempengaruhi kondisi psikologis lainnya, seperti keinginan atau

motivasi untuk belajar.

Sementara itu, kondisi pandemi Covid-19 untuk bulan April 2021

mulai berkurang, sehingga pembelajaran sudah dapat dilaksanakan secara

luring atau luar jaringan (tatap muka). Namun belum sepenuhnya


39

pembelajaran dilakukan secara luring, hanya daerah zona kuning dan

hijau yang dapat melakukan kegiatan pembelajaran luring. Itupun

terdapat pembatasan waktu pertemuan. Dimana dalam satu minggu hanya

dilakukan 3 kali pertemuan belajar luring dengan waktu lebih sedikit

dibandingkan belajar luring sebelum adanya masa pandemi Covid-19,

yaitu maksimal 2 jam/hari.

Siswa antusias belajar luring diakibatkan sudah lamanya

pembelajaran luring tidak ada. Sehingga ketika adanya belajar luring,

siswa terlihat antusias dan bersemangat. Karena pembelajaran luring

memiliki beberapa keunggulan yang tidak dimiliki pembelajaran daring,

begitu juga sebaliknya. Pembelajaran luring dilaksanakan di sekolah

tanpa menggunakan tambahan piranti atau gawai tertentu, sementara itu

pembelajaran daring tidak demikian. Selain gawai, diperlukan jaringan

internet, adanya paket internet, mengharuskan orang tua aktif mengawasi

dan membantu siswa untuk belajar. Namun sebaliknya siswa bosa selalu

diawasi orang tuanya, dan tidak bebas belajar seperti di sekolah.

Kondisi tersebut menimbulkan persepsi-persepsi pada orang tua

dan peserta didik yang belajar daring. Baik itu persepsi yang positifi dan

negatif. Tentunya persepsi-persepsi tersebut secara tidak langsung

berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa, dan secara langsung

berpengaruh terhadap hasil belajar PJOK siswa, yaitu hasil belajar PJOK

selama masa pandemi Covid-19.


40

Persepsi Orang
Tua

Motivasi Hasil Belajar


Belajar PJOK

Persepsi Peserta
Didik Belajar
Daring

Gambar 1. Kerangka Konseptual

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Persepsi orang tua berpengaruh secara langsung terhadap hasil belajar

Pendidikan Jasmani Olahrga & Kesehatan (PJOK) Siswa Kelas V SD

Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak

2. Persepsi peserta didik belajar daring berpengaruh secara langsung terhadap

hasil belajar Pendidikan Jasmani Olahrga & Kesehatan (PJOK) Siswa

Kelas V SD Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak di masa pandemi Covid-

19

3. Motivasi berpengaruh secara langsung terhadap hasil belajar Pendidikan

Jasmani Olahrga & Kesehatan (PJOK) Siswa Kelas V SD Negeri 10

Tumang Kecamatan Siak


41

4. Persepsi orang tua berpengaruh secara tidak langsung melalui motivasi

terhadap hasil belajar Pendidikan Jasmani Olahrga & Kesehatan (PJOK)

Siswa Kelas V SD Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak

5. Persepsi peserta didik belajar daring berpengaruh secara tidak langsung

melalui motivasi belajar terhadap hasil belajar Pendidikan Jasmani

Olahrga & Kesehatan (PJOK) Siswa Kelas V SD Negeri 10 Tumang

Kecamatan Siak di masa pandemi Covid-19

6. Persepsi orang tua, peserta didik belajar daring, dan motivasi berpengaruh

terhadap hasil belajar Pendidikan Jasmani Olahrga & Kesehatan (PJOK)

Siswa Kelas V SD Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak di masa pandemi

Covid-19.
42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian ini adalah metode path analysis, karena data penelitian

ini berasal dari sampel yang diambil dari populasi penelitian, penelitian mencari

pengaruh-pengaruh antar variabel, yaitu variabel persepsi orang tua (X 1), variabel

persepsi peserta didik (X2), variabel motivasi belajar (X3), dan variabel hasi

belajar (Y). Dimana penelitian ini dilakukan untuk melihat ada atau tidak adanya

pengaruh variabel penyebab terhadap variable akibat melalui penggunaan melalui

penggunaan metode path analysis. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar

berikut ini:

Persepsi Orang
Tua (X1)

Motivasi Hasil Belajar


Belajar (X3) (Y)

Persepsi Peserta
Didik Belajar
Daring (X2)

Gambar 2. Desain Penelitian

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian bertempat di SD Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak Kabupaten

Siak. Waktu pelaksanaan penelitian atau turun lapangan untuk pelaksanaan

42
43

penelitian dan pengambilan data penelitian ini direncakanan minggu ketiga

Agustus 2021 hingga minggu pertama September 2021.

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Sugiyono (2017), bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri dari atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana,

tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari

populasi itu.” Berdasarkan pendapat tersebut, maka populasi penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas V SD Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak.

Tabel 1. Populasi Penelitian


No. Siswa Kelas V Jumlah Populasi
1 Kelas VA 35
2 Kelas VB 35
3 Kelas VC 35
Total 105
Sumber : Tata Usaha SD Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak

Berdasarkan tabel tersebut, maka total seluruh populasi penelitian ini

adalah 105 siswa. Karena populasi besar atau lebih dari seratus, maka sampel

penelitian hanya diambil dari sebagian populasi. Oleh karena itu, penelitian ini

menggunakan teknik penarikan sampel purposive. Menurut Sugiyono (2017),

bahwa “Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan


44

pertimbangan tertentu.” Sehingga sampel penelitian ini hanya satu lokal, yaitu

siswa kelas VC atau 35 orang.

Tabel 2. Sampel Penelitian


No. Siswa Kelas VC Jumlah
1 Laki-laki 23
2 Perempuan 12
Jumlah Sampel 35
Sumber : Tata Usaha SD Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak

D. Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian terkait motivasi belajar siswa dikumpulkan dengan

menggunakan instrumen kuesioner atau angket penelitian. Data persepsi orang tua

dan peserta didik juga dikumpulkan dengan teknik angket. Sedangkan data hasil

belajar siswa dikumpulkan dari dokumentasi nilai hasil belajar PJOK selama masa

pandemi Covid-19. Sehingga instrumen untuk setiap variabel penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Instrumen Variabel Terikat

a. Hasil Belajar

1) Definisi Konseptual

Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah

mengikuti proses pembelajaran, atau perubahan perilaku atau

nilai-nilai pada diri siswa, termasuk adanya perubahan

keterampilan. Dimana hasil belajar meliputi hasil belajar kognitif

(pengetahuan), hasil belajar afektif (sikap), dan hasil belajar

psikomotor (gerak/praktik). Hasil belajar dapat diperoleh dengan


45

melakukan tes atau observasi, baik itu secara formatif maupun

sumatif.

2) Definisi Operasional

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai

dalam bentuk angka yang diperoleh setiap siswa terkait materi

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK). Dimana

angka nilai yang diperoleh setelah mengerjakan tugas atau tes

yang diberikan guru, tentunya tes diberikan guru setelah siswa

mempelajari materi yang akan diteskan ke siswa. Tujuannya

untuk mengetahui sejauh mana keterampilan siswa dalam

menguasai materi PJOK.

3) Kisi-kisi Instrumen

Tidak ada instrumen penelitian tertentu yang digunakan untuk

data hasil belajar. Hasil belajar diperoleh dengan teknik

dokumentasi, karena mengambil nilai dari nilai yang sudah ada,

atau dari berkas atau dokumen nilai hasil belajar siswa selama

masa pandemi Covid-19. Nilai yang diambil adalah nilai siswa

kelas V yang terbaru. Nilai diperoleh dari guru PJOK kelas V SD

Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak.

2. Instrumen Variabel Bebas


46

a. Persepsi Orang Tua

1) Definisi Konseptual

Persepsi orang tua terkait stimulus-stimulus yang dirasakan orang

tua terhadap pembelajaran daring yang dilakukan anaknya sebagai

peserta didik di SD Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak.

Stimulus-stimulus tersebut menjadi perhatian secara terus-

menerus, sehingga menjadi persepsi di bawah alam sadar para

orang tua pseserta didik.

2) Definisi Operasional

Persepsi orang tua terkait dengan respon atau tanggapan orang tua

terkait pembelajaran daring, yaitu pembelajaran PJOK di kelas V

SD Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak.

3) Kisi-kisi Instrumen

Instrumen pengumpulan data untuk persepsi orang tua berupa

angket penelitian. Setiap pernyataan angket penelitian ini

diberikan lima pilihan jawaban berbentuk skala Likert, yaitu: (1)

sangat setuju; (2) setuju; (3) kurang setuju; (4) tidak setuju; dan

(5) sangat tidak setuju. Berikut kisi-kisi instrumen angket

penelitian tentang persepsi orang tua.

Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Persepsi Orang Tua


47

Variabel Indikator Sub-Indikator Sebaran Jumlah


Pernyataan
Pernya- Pernya-
taan (+) taan (-)
Persepsi 1. Objek yang a. Kebutuhan 1 4
(Orang dipersepsi untuk belajar
Tua) (Kebutuhan daring lebih
belajar besar dari
daring) pada belajar
luring
b. Kebutuhan 2
untuk belajar
daring tidak
lebih besar
dari pada
belajar luring
c. Kebutuhan 3
untuk belajar
daring mudah
untuk
dipenuhi
d. Kebutuhan 4
untuk belajar
daring
memberatkan
orang tua
2. Alat indera a. Anak dapat 5 8
atau reseptor belajar daring
yang dengan baik
menerima b. Anak tidak 6
stimulus belajar
(Kondisi dengan serius
belajar c. Anak lebih 7
daring) banyak
bermain dari
pada belajar
d. Mudah 8
mengawasi
anak untuk
belajar
e. Saya dapat 9
membantu
anak untuk
belajar
f. Saya dapat 10
mendorong
48

Variabel Indikator Sub-Indikator Sebaran Jumlah


Pernyataan
Pernya- Pernya-
taan (+) taan (-)
anak untuk
semangat
belajar
g. Saya lebih 11
senang anak
belajar daring
h. Saya lebih 12
senang anak
belajar luring
3. Perhatian a. Belajar daring 13 3
(Dampak berdampak
belajar positif bagi
daring) anak
b. Belajar daring 14
berdampak
positif bagi
orang tua
c. Belajar daring 15
merupakan
belajar yang
kurang
direkomendas
ikan dalam
pendidikan
Jumlah 9 6 15

b. Persepsi Peserta Didik

1) Definisi Konseptual

Objek belajar daring menjadi objek yang dirasakan siswa dalam

waktu lama secara terus menerus, sehingga menjadi sitimulus-

stimulus yang dirasakan siswa secara kontinu. Dimana keadaan

tersebut merangsang inderanya mengirimkan sinyal-sinyal

informasi ke otaknya sehingga menimbulkan persepsi tertentu.


49

2) Definisi Operasional

Persepsi peserta didik terkait respon atau tanggapan siswa terkait

pembelajaran daring. Tanggapan tersebut dapat berupa respon

atau tanggapan yang positif maupaun negatif terkait pembelajaran

daring.

3) Kisi-kisi Instrumen

Instrumen persepsi peserta didik belajar daring juga berbentuk

angket penelitian. Angket penelitian untuk persepsi peserta didik

juga menggunakan skala Likert. Berikut kisi-kisi instrumen

angket persepsi peserta didik belajar daring.

Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Persepsi Peserta Didik


Variabel Indikator Sub-Indikator Sebaran Jumlah
Pernyataan
Pernya- Pernya-
taan (+) taan (-)
Persepsi 1. Objek yang a. Pirantai 1 4
(Peserta dipersepsi elektronik
Didik) (Terpenuhinya (hape) yang
kebutuhan saya butuhkan
untuk belajar cukup baik dan
daring) tahan
digunakan
untuk belajar
daring
b. Saya dapat 2
mengakses
internet dengan
lancar
c. Saya kesulitan 3
mendapatkan
sinyal yang
dengan baik
d. Setiap tidak 4
pernah
kehabisan
50

Variabel Indikator Sub-Indikator Sebaran Jumlah


Pernyataan
Pernya- Pernya-
taan (+) taan (-)
paket internet
ketika belajar
daring
2. Alat indera a. Belajar daring 5 8
atau reseptor selalu
yang menerima menyenangkan
stimulus b. Saya lebih 6
(Pembelajaran mudah
daring yang memahami
diikuti) materi
pelajaran
secara tatap
muka
c. Materi 7
pelajaran yang
saya pelajari
secara daring
selalu dapat
dipahami
dengan baik
d. Saya lebih 8
bersemangat
belajar daring
e. Saya tidak 9
nyaman belajar
daring dalam
waktu yang
lama
f. Saya lebih 10
memilih tatap
muka dari pada
belajar daring
g. Tidak ada 11
kendala yang
saya alami
dalam belajar
daring

h. Belajar daring 12
membuat saya
selalu belajar
dengan baik,
51

Variabel Indikator Sub-Indikator Sebaran Jumlah


Pernyataan
Pernya- Pernya-
taan (+) taan (-)
karena diawasi
oleh orang tua
3. Perhatian a. Saya bosan 13 3
(Dampak yang belajar daring
dirasakan) b. Saya lebih sulit 14
memahami
materi
pelajaran
secara daring
c. Pembelajaran 15
daring tidak
membuat saya
stres
Jumlah 9 6 15

c. Motivasi Belajar

1) Definisi Konseptual

Motivasi belajar merupakan kondisi psikologis individu untuk

termotivasi atau terdorong melakukan sesuatu. Siswa yang

termotivasi tentunya terdorong dirinya untuk belajar sebagaimana

mestinya. Ciri-ciri siswa yang termotivasi untuk belajar adalah:

(1) tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam

waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai); (2) ulet

menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) tidak memerlukan

dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat

puas dengan prestasi yang telah dicapainya); (3) menunjukkan

minat terhadap bermacam-macam masalah; (4) lebih senang

bekerja mandiri; (5) tidak cepat bosan pada tugas yang rutin (hal-
52

hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga

kurang efektif; (6) dapat mempertahankan pendapatnya (kalau

sudah yakin akan sesuatu); (7) tidak mudah melepaskan hal yang

diyakini itu; dan (8) senang mencari dan memecahkan masalah

soal-soal.

2) Definisi Operasional

Motivasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

dorongan untuk belajar yang tampak dari sikap-sikap siswa ketika

proses pembelajaran berlangsung, sikap-sikap tersebut seperti

tekun dalam belajar, ulet dalam menghadapi kesulitan belajar atau

tidak mudah menyerah, adanya perhatian atau minat yang

ditunjukkan siswa ketika belajar, tidak cepat bosan dengan materi

pelajaran, dan tentunya juga menunjukkan sikap yang senang

terhadap tugas yang diberikan guru.

3) Kisi-kisi Instrumen

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data motivasi

belajar adalah instrumen angket, dimana angket dibuat dan

disusun berdasarkan ciri-ciri motivasi belajar sebagaimana

disebutkan pada definisi konseptual. Setiap indikator terdiri dari

pernyataan positif dan negatif. Setiap pernyataan diberikan lima

pilihan jawaban berbentuk skla Likert, yaitu: (1) sangat setuju; (2)

setuju; (3) kurang setuju; (4) tidak setuju; dan (5) sangat tidak
53

setuju. Berikut kisi-kisi instrumen penelitian tentang motivasi

belajar PJOK siswa.

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar


Variabel Indikator Sub-Indikator Sebaran Jumlah
Pernyataan
Pernya- Pernya-
taan (+) taan (-)
Motivasi 1. Tekun a. Tekun 1 4
Belajar menghadapi mengerjakan
tugas (dapat tugas dalam
bekerja terus- waktu lama 3
menerus b. Tidak tahan
dalam waktu mengerjakan
yang lama, tugas dalam 2
tidak pernah waktu lama
berhenti c. Tidak berhenti
sebelum mengerjakan 4
selesai) tugas sebelum
selesai
d. Tugas tidak
langsung
dikerjakan
secara tuntas
2. Ulet a. Tidak mudah 5 6
menghadapi putus asa
kesulitan dalam
(tidak lekas menghadapi
putus asa) kesulitan 7
tidak belajar
memerlukan b. Dapat
dorongan dari mendorong
luar untuk diri sendiri 9
berprestasi untuk
sebaik menyelesaikan
mungkin kesulitan 6
(tidak cepat belajar
puas dengan c. Tidak cepat
prestasi yang puas dengan 8
telah prestasi yang
dicapainya) telah diperoleh
d. Terlalu mudah
stress dalam
menghadapi
54

Variabel Indikator Sub-Indikator Sebaran Jumlah


Pernyataan
Pernya- Pernya-
taan (+) taan (-)
kesulitan
belajar
e. Membutuhkan 10
pihak lain
untuk
mendorong
diri sendiri
agar dapat
menyelesaikan
kesulitan
belajar atau
stress dalam
belajar
f. Saya terlalu
mudah puas
dengan apa
yang sudah
capai dalam
belajar
3. Menunjukkan a. Berminat 11 4
minat terhadap
terhadap semua materi
bermacam- pembelajaran
macam PJOK 13
masalah b. Berminat
menyelesaikan
bermacam
masalah
pembelajaran 12
PJOK
c. Berminat
hanya pada
sebagian
materi 14
pembelajaran
PJOK
d. Hanya
menginginkan
kunci jawaban
dari bermacam
masalah
pembelajaran
55

Variabel Indikator Sub-Indikator Sebaran Jumlah


Pernyataan
Pernya- Pernya-
taan (+) taan (-)
PJOK
4. Lebih senang a. Lebih senang 15 4
bekerja belajar secara
mandiri mandiri 16
b. Lebih senang
mengerjakan
tugas secara 17
mandiri
c. Lebih senang 18
belajar
berkelompok
d. Lebih senang
mengerjakan
tugas secara
berkelompok
5. Tidak cepat a. Enggan 19 4
bosan pada mengulang-
tugas yang ngulang
rutin (hal-hal pelajaran di 20
yang bersifat rumah
mekanis, b. Mudah jenuh
berulang- dengan tugas 21
ulang begitu yang diberikan
saja, sehingga guru
kurang efektif c. Tidak cepat 22
bosan
mengulang-
ngulang
pelajaran
d. Tidak cepat
bosan dengan
tugas yang
diberikan guru
6. Dapat a. Saya selalu 23 4
mempertahan yakin dengan
kan yang sudah
pendapatnya dipelajari dan
(kalau sudah dapat 24
yakin akan mempertahank
sesuatu) annya
b. Saya kadang
masih kurang
56

Variabel Indikator Sub-Indikator Sebaran Jumlah


Pernyataan
Pernya- Pernya-
taan (+) taan (-)
yakin dengan
yang sudah
dipelajarinya,
sehingga 25
kadang sulit
mempertahank
an pendapat
sendiri 26
c. Pendapat saya
tidak mudah
dipatahkan
karena
memang benar
d. Pendapat saya
berubah-ubah
7. Tidak mudah a. Selalu yakin 27 4
melepaskan dengan
hal yang pendapat 29
diyakini itu sendiri
b. Selalu ragu 28
dengan
pendapat
sendiri
c. Saya tidak
mudah
terpengaruh 30
oleh buku atau
orang lain
dalam
mempertahank
an
pendapatnya
d. Saya mudah
melepaskan
pendapatnya
karena
terpengaruh
jawaban teman

8. Senang a. Senang 31 4
mencari dan mencari
memecahkan persoalan-
57

Variabel Indikator Sub-Indikator Sebaran Jumlah


Pernyataan
Pernya- Pernya-
taan (+) taan (-)
masalah soal- persoalan
soal belajar untuk 32
diselesaikan
b. Suka dengan
berbagai 33
persoalan
pelajaran
PJOK
c. Hanya senang 34
mencari kunci
jawaban
daripada
menyelesaikan
nya
d. Tidak suka
dengan
persoalan-
persoalan
pelajaran
PJOK yang
sulit
Jumlah 17 17 34

3. Uji Coba Instrumen

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk menguji setiap butir atau setiap item

pernyataan kisi-kisi angket. Jadi item pernyataan yang valid atau sah

dapat digunakan sebagai item pernyataan angket penelitian.

Sedangkan sebaliknya, item pernyataan yang tidak valid tidak dapat

digunakan sebagai item pernyataan untuk angket penelitian. Item

pernyataan valid jika nilai koefisien korelasi item pernyataaan lebih

besar dari rtabel (rxy > rtabel). Pengujian dilakukan dengan rumusan
58

statistik. Adapun rumus uji validitas dalam penelitian ini

menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment berikut:

n ( ∑ xy ) −( ∑ x ) ∑ y
r xy =
√ n ∑ x −( ∑ x ) { n ∑ y −( ∑ y ) }
2 2 2 2

Dimana:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
n = Sampel penelitian
∑ = Hasil jumlah
x = Nilai variabel x
y = Nilai variabel y
xy = Hasil perkalian nilai variabel x dan variabel y

b. Uji Reliabilitas

Pengujian ini digunakan untuk menguji apakah pernyataan-pernyataan

yang digunakan dalam angket penelitian dapat dipercaya untuk

mengungkapkan informasi sebagai instrumen penelitian. Pengujian

reliabilitas menggunakan aplikasi IBM SPSS ver. 20 for Windows.

Item pernyataan dinyatakan reliabel jika nilai Alpha Cronbach’s lebih

besar dari 0,50.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data

penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen

angket atau kuesioner. Instrumen digunakan untuk mengetahui data terkait

variabel penelitian. Terdapat empat instrumen penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini, yaitu:

1. Instrumen untuk mengukur persepsi orang tua digunakan angket penelitian


59

2. Instrumen untuk mengukur persepsi peserta didik digunakan juga angket

penelitian

3. Instrumen untuk mengukur motivasi belajar juga digunakan angket

penelitian

4. Hasil belajar tidak menggunakan instrumen penelitian, karena nilai hasil

belajar psikomotor siswa diambil dari nilai yang sudah ada atau dengan

teknik dokumentasi. Nilai hasil belajar siswa tersebut adalah nilai hasil

belajar psikomotor terbaru pada masa pandemi Covid-19 berlangsung.

Adapun contoh bentuk pengisi instrumen angket penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Tabel 6. Contoh Bentuk Pengisian Angket


No. Pernyataan Jawaban
SS S KS TS STS
1 Tekun mengerjakan tugas dalam
waktu lama
2 Tidak mudah putus asa dalam
menghadapi kesulitan belajar
3 Berminat terhadap semua materi
pembelajaran PJOK
Keterangan:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
KS = Kurang Setuju
TS = Tidak Setuju
STS= Sangat Tidak Setuju

F. Teknik Analisis Data

Penelitian ini dianalisis dengan statistik deskriptif dan statistik inferensial.

Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data dalam bentuk

frekuensi, persentase, maupun grafik atau bagan. Sedangkan statistik inferensial


60

digunakan untuk menguji hipotesis penelitian, lebih jelasnya diuraikan sebagai

berikut:

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistika deskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran

tentang distribusi data minat belajar, motivasi belajar, dan nilai hasil

belajar siswa, baik itu frekuensi, rata-rata, persentase, maupun rata-rata

persentasenya. Persentase untuk minat dan motivasi belajar diperoleh

dengan rumus berikut:

f
P= x 100 %
N
Dimana:
f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Number of cases (Jumlah frekuensi/banyaknya individu)
P = angka persentase (Sudijono, 2011:43).

Persentase minat dan motivasi belajar siswa diklasifikasikan seperti tabel

berikut.

Tabel 7. Kategori dan Interval Motivasi Belajar Siswa


No. Kategori Interval
1 Sangat Tinggi 81% - 100%
2 Tinggi 61% - 80%
3 Cukup 41% - 60%
4 Rendah 21% - 40%
5 Sangat Rendah 0% - 20%
Sumber : Riduwan (2011)

Kemudian untuk nilai hasil belajar siswa diklasifikasi berdasarkan interval

nilai berikut.

Tabel 8. Kategori dan Interval Hasil Belajar Siswa


61

No. Kategori Interval


1 Sangat Tinggi 92 – 100
2 Tinggi 85 – 91
3 Cukup 77 – 84
4 Kurang ≤ 76
Sumber : Modifikasi Penulis sesuai KKM Sekolah, 2021

2. Analisis Statistik Inferensial

Pengujian hipotesis penelitian dapat dilakukan secara parametrik atau

nonparametrik. Penentuan tersebut dilakukan dengan uji prasyarat, yaitu

dengan uji normalitas dan homogenitas. Data hasil penelitian diuji secara

parametrik apabila data hasil penelitian berdistribusi normal dan homogen,

dan begitu juga sebaliknya.

a) Uji Prasyarat

(1) uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji normalnya distribusi

atau sebaran data hasil penelitian. Distribusi data penelitian

dikatakan normal apabila nilai probabilitas variabel tersebut di

atas taraf signifikansi α = 0,05. Pengujian normalitas dilakukan

dengan menggunakan aplikasi IBM SPSS ver. 20 for Windows.

(2) uji multikolinieritas

Multikorelasi adalah korelasi yang sangat tinggi atau sangat

rendah yang terjadi pada hubungan diantar variabel bebas. Salah

satu cara mendeteksi multikolinieritas adalah dengan melihat nilai

VIF (Variance-Inflating Factor). Jika VIF < 10, maka tingkat


62

kolinieritas dapat ditoleransi. Uji multikorelasi menggunakan

aplikasi IBM SPSS ver. 20 for Windows

(3) uji heteroskedastisitas

Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya

heteroskedastisitas, yaitu dengan melihat pola titik-titik pada

scatterplots regresi. Uji tersebut juga menggunakan aplikasi IBM

SPSS ver. 20 for Windows.

b) Uji Hipotesis

Uji hipotesis dapat dilakukan setelah data setiap variabel penelitian

sudah melalui uji prasyarat, sehingga data yang akan diuji

hipotesisnya berdistribusi normal, bebas gejala multikolinieritas, dan

bebas dari keadaan heteroskedastisitas. Uji hipotesis penelitian ini

menggunakan analisis jalur (path analysis), yaitu dengan

menggunakan aplikasi IBM SPSS ver. 20 for Windows. Adapun model

analisis jalur dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y = ρ y¹x¹ + ρ y¹x² + ρ y¹x3 + e1

Dimana :
X1 = Persepsi Orang Tua
X2 = Persepsi Peserta Didik
X3 = Motivasi Belajar
Y = Hasil Belajar
ρ = Koefisien Regresi
e = Standar Error

G. Hipotesis Statistika

Hipotesis statistika untuk ketiga hipotesis penelitian ini adalah sebagai

berikut:
63

1. Hipotesis Pertama

H0 : ρy1 = 0 Tidak terdapat pengaruh langsung persepsi orang tua

(X1) terhadap hasil belajar (Y).

H1 : ρy1 > 0 Terdapat pengaruh langsung persepsi orang tua (X 1)

terhadap hasil belajar (Y).

2. Hipotesis Kedua

H0 : ρy2 = 0 Tidak terdapat pengaruh langsung persepsi peserta

didik belajar daring (X2) terhadap hasil belajar (Y).

H1 : ρy2 > 0 Terdapat pengaruh langsung persepsi peserta didik

belajar daring (X2) terhadap hasil belajar (Y).

3. Hipotesis Ketiga

H0 : ρy3 = 0 Tidak terdapat pengaruh langsung motivasi belajar

(X3) terhadap hasil belajar (Y).

H1 : ρy3 > 0 Terdapat pengaruh langsung motivasi belajar (X 3)

terhadap hasil belajar (Y).

4. Hipotesis Keempat

H0 : ρ13 = 0 Tidak terdapat pengaruh tidak langsung persepsi

orang tua (X1) melalui motivasi belajar (X 3) terhadap

hasil belajar (Y1).

H1 : ρ13 > 0 Terdapat pengaruh tidak langsung persepsi orang tua

(X1) melalui motivasi belajar (X3) terhadap hasil

belajar (Y1).
64

5. Hipotesis Kelima

H0 : ρ23 = 0 Tidak terdapat pengaruh tidak langsung persepsi

peserta didik belajar daring (X2) melalui motivasi

belajar (X3) terhadap hasil belajar (Y1).

H1 : ρ23 > 0 Terdapat pengaruh tidak langsung persepsi peserta

didik belajar daring (X1) melalui motivasi belajar (X3)

terhadap hasil belajar (Y1).

6. Hipotesis Keenam

H0 : ρ123 = 0 Tidak terdapat pengaruh persepsi orang tua (X 1) dan

peserta didik belajar daring (X2) serta motivasi belajar

(X3) terhadap hasil belajar (Y).

H1 : ρ123 > 0 Terdapat pengaruh pengaruh persepsi orang tua (X1)

dan peserta didik belajar daring (X 2) serta motivasi

belajar (X3) terhadap hasil belajar (Y).

Keterangan:

H0 : Hipotesis nol
H1 : Hipotesis alternatif
ρy1 : Kooefisien jalur persepsi orang tua terhadap hasil belajar
ρy2 : Kooefisien jalur persepsi peserta didik belajar daring terhadap
hasil belajar
ρy3 : Kooefisien jalur motivasi belajar terhadap hasil belajar
ρ13 : Kooefisien jalur persepsi orang tua serta motivasi belajar
terhadap hasil belajar
ρ23 : Kooefisien jalur persepsi peserta didik belajar daring serta
motivasi belajar terhadap hasil belajar
ρ123 : Kooefisien jalur persepsi orang tua dan peserta didik belajar
daring serta motivasi belajar terhadap hasil belajar
65

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Dalam bab ini akan dideskripsikan tentang variabel yang diteliti yaitu

untuk variabel bebasnya adalah persepsi orangtua (X1) peserta didik belajar daring

(X2), motivasi belajar (X3) sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar

PJOK (Y). Hasil Pengolahan data penelitian disajikan sebagai berikut:

1. Persepsi Orangtua

Berdasarkan hasil tes persepsi orangtua Siswa Kelas V SD Negeri 10

Tumang Kecamatan Siak, dari 35 orang siswa diperoleh rerata hitung (mean) =

60,17, standar deviasi = 6,81, nilai maksimum = 71 dan minimum =44.

Selanjutnya distribusi frekuensi data persepsi orangtuadapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Persepsi Orangtua Siswa Kelas V SD Negeri 10


Tumang Kecamatan Siak
No Kelas Interval Frek Abs Persentase (%)
1 44 - 47 2 5.71
2 48 - 51 2 5.71
3 52 - 55 3 8.57
4 56 - 59 7 20.00
5 60 - 63 11 31.43
6 64 - 67 4 11.43
7 68 - 71 6 17.14
Jumlah 35 100.00
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS 25, (2021)

Berdasarkan Tabel 6 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dari 35 orang

Siswa Kelas V SD Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak, 2 orang atau 5,71% termasuk

pada kelas interval 44-47, 2 orang atau 5,71% termasuk pada kelas interval 48-51, 3
66

orang atau 8,57 termasuk pada kelas interval 52-55, 7 orang atau 20,--% termasuk

pada kelas interval 56-59, 11 orang atau 31,43% termasuk pada kelas interval 60-63,

4 orang atau 11,43% termasuk pada kelas interval 64-67, dan 6 orang atau 17,14%

termasuk pada kelas interval 68-71. Penyebaran distribusi frekuensi dari persepsi

orangtua terhadap hasil belajar PJOK Siswa Kelas V SD Negeri 10 Tumang

Kecamatan Siak dapat ditunjukkan pada gambar 3.

Gambar 3. Grafik Persepsi Orangtua Siswa Kelas V SD Negeri 10 Tumang


Kecamatan Siak

2. Peserta Didik Belajar Daring

Berdasarkan hasil tes peserta didik belajar daring Siswa Kelas V SD

Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak, dari 35 orang siswa diperoleh rerata hitung

(mean) = 54,20, standar deviasi = 11,94, nilai maksimum = 71 dan minimum =

25. Selanjutnya distribusi frekuensi data peserta didik belajar daring dapat dilihat

pada Tabel 7.

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Peserta Didik Belajar Daring Siswa Kelas V SD


Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak
No Kelas Interval Frek Abs Persentase (%)
1 25 - 31 2 5.71
2 32 - 38 1 2.86
3 39 - 45 4 11.43
67

No Kelas Interval Frek Abs Persentase (%)


4 46 - 52 9 25.71
5 53 - 59 5 14.29
6 60 - 66 8 22.86
7 67 - 73 6 17.14
Jumlah 35 100
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS 25, (2021)

Berdasarkan Tabel 7 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dari 35 orang

Siswa Kelas V SD Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak, 2 orang atau 5,71% termasuk

pada kelas interval 25-31, 1 orang atau 2,86% termasuk pada kelas interval 32-38, 4

orang atau 11,43 termasuk pada kelas interval 39-45, 9 orang atau 25,71 % termasuk

pada kelas interval 46-52, 5 orang atau 14,29% termasuk pada kelas interval 53-59, 8

orang atau 22,86% termasuk pada kelas interval 60-66, dan 6 orang atau 17,14%

termasuk pada kelas interval 67-73. Penyebaran distribusi frekuensi dari peserta

didik belajar daring terhadap hasil belajar PJOK Siswa Kelas V SD Negeri 10

Tumang Kecamatan Siak dapat ditunjukkan pada gambar 4.

Gambar 4. Grafik Peserta Didik Belajar Daring Siswa Kelas V SD Negeri 10


Tumang Kecamatan Siak

3. Motivasi Belajar

Berdasarkan hasil tes motivasi belajar siswa Kelas V SD Negeri 10

Tumang Kecamatan Siak, dari 35 orang siswa diperoleh rerata hitung (mean) =
68

115,91, standar deviasi = 9,43, nilai maksimum = 71 dan minimum = 25.

Selanjutnya distribusi frekuensi data peserta didik belajar daring dapat dilihat

pada Tabel 8.

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 10


Tumang Kecamatan Siak
No Kelas Interval Frek Abs Persentase (%)
1 96 - 100 1 2.86
2 101 - 105 6 17.14
3 106 - 110 5 14.29
4 111 - 115 4 11.43
5 116 - 120 4 11.43
6 121 - 125 9 25.71
7 126 - 130 6 17.14
Jumlah 35 100.00
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS 25, (2021)

Berdasarkan Tabel 8 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dari 35 orang

Siswa Kelas V SD Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak, 1 orang atau 2,86% termasuk

pada kelas interval 86-100, 6 orang atau 17,15% termasuk pada kelas interval 101-

105, 5 orang atau 14,29 termasuk pada kelas interval 106-110, 4 orang atau 11,43 %

termasuk pada kelas interval 111-115, 4 orang atau 11,43 % termasuk pada kelas

interval 116-120, 9 orang atau 25,71% termasuk pada kelas interval 121-125, dan 6

orang atau 17,14% termasuk pada kelas interval 126-130 . Penyebaran distribusi

frekuensi dari motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar PJOK Siswa Kelas V

SD Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak dapat ditunjukkan pada gambar 5.


69

Gambar 5. Grafik Notivasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 10 Tumang


Kecamatan Siak

4. Hasil Belajar

Berdasarkan hasil tes Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan Siswa Kelas V SD Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak, dari 35 orang

Siswa diperoleh rerata hitung (mean) = 79, standar deviasi = 3,33, nilai maksimum =

84 dan minimum = 70. Selanjutnya distribusi frekuensi data Hasil Belajar

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar PJOK Siswa Kelas V SD Negeri 10


Tumang Kecamatan Siak
No Kelas Interval Frekuensi Persentase

1 80 - 100 25 71,43

2 70-79 10 28,57

3 60-69 0 -

4 < 60 0 -

Jumlah 63 100%
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS 25, (2021)
70

Berdasarkan Tabel 9 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dari 35 orang

Siswa Kelas V SD Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak, tidak ada siswa yang

memiliki Hasil Belajar PJOK berada pada klasifikasi kurang dan sedang, 10 orang

yang memiliki Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan berada

pada klasifikasi baik atau sekitar (28,57%), 25 orang yang memiliki Hasil Belajar

PJOK berada pada klasifikasi baik sekali atau sekitar (71,43%). Untuk lebih

jelasnya data Hasil Belajar PJOK dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Grafik Notivasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 10 Tumang


Kecamatan Siak

B. Pengujian Prasyarat

Pengujian prasyarat untuk analisis data dalam penelitian ini menggunakan

tiga uji prasyarat, yaitu terdiri atas uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji

heteroskedastisitas. Adapun hasil pengujian dari ketiga uji tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu

distribusi data. Dasar pengambilan uji normalitas, jika Sig (signifikansi)> 0,05
71

maka data berdistribusi normal namun sebaliknya jika nilai Sig (signifikansi)<

0,05 maka data terdistribusi tidak normal.

Pengujian normalitas ini dengan menggunakan uji statistik dengan

menggunakan kolmogorov-smirnov test, dengan melihat nilai kolmogorov dan

Asymp.Sig nya. Kriteria penerimaan normalitas adalah jika nilai signifikansi hasil

perhitungan lebih besar dari α = 0,05 maka distribusinya normal, sebaliknya jika

lebih kecil dari α = 0,05 maka distribusi dinyatakan tidak normal.

Tabel 10 Hasil Uji Kolgomorov-Smirnov Struktur 1


Unstandardized Residual
N 35
Normal Mean .0000000
Parametersa Std. Deviation
,b
1.76071056

Most Absolute .058


Extreme Positive .058
Differences Negative -.037
Test Statistic .058
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Tabel 11. Hasil Uji Kolgomorov-Smirnov Struktur 2


72

Unstandardized Residual
N 35
Normal Mean .0000000
Parametersa,b Std. Deviation .88198962
Most Absolute .075
Extreme Positive .075
Differences Negative -.058
Test Statistic .075
Asymp. Sig. (2-tailed) .178c
a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true


significance.
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS 25, (2021)

Berdasarkan hasil pengujian normalitas yang disajikan di atas, dapat

dilihat bahwa nilai signifikansi dari tiap-tiap variabel lebih besar dari α = 0,05.

Pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa nilai Signifikansi adalah 0,200. Nilai 0,200 >

0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa distribusi variabel adalah normal.

Sedangkan pada Tabel 11 nilai Signifikansi adalah 0,200. Nilai 0,178 > 0,05

sehingga dapat disimpulkan bahwa distribusi variabel adalah normal. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa semua variabel dalam penelitian ini

berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinieritas

Uji Multikoliniaritas bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan

diantara variabel bebas memiliki masalah multikorelasi atau tidak. Multikorelasi


73

adalah korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah yang terjadi pada hubungan

diantara variabel bebas. Uji multikorelasi perlu dilakukan jika jumlah variabel

bebas lebih dari salah satu. Salah satu cara mendeteksi adalah dengan melihat nilai

VIF (Variance-Inflating Factor). Jika VIF > 10 atau tolerance kurang dari 0.10

maka dinyatakan terjadi gejala multikolinearitas. Sebaliknya apabila nilai VIF <

10 atau tolerance lebih dari 0,10 maka tidak dinyatakan terjadi gejala

multikolinearitas.

Tabel 12 Hasil Uji Multikolinearitas Struktur 1

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

1 (Constant)

X1 .845 1.183

X2 .845 1.183

a. Dependent Variable: X3
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS 25, (2021)

Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui nilai Variance-Inflating Factor

(VIF) persepsi orangtua sebesar 1,183<10 dan tolerance sebesar 0,845>0,10 dan

VIF peserta didik belajar daring sebesar 1,183<10 dan tolerance sebesar

0,845>0,10. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut

bebas dari multikolinearitas.


74

Tabel 13 Hasil Uji Multikolinearitas Struktur 2

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

1 (Constant)

X3 1.000 1.000

a. Dependent Variable: Y

Sumber: Hasil Olahan Data SPSS 25, (2021)

Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui nilai Variance-Inflating Factor

(VIF). VIF motivasi belajar sebesar 1,000<10 dan tolerance sebesar 1,000>0,10.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut bebas dari

multikolinearitas.

3. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas merupakan uji dengan melihat adanya tindakan pola

tertentu pada grafik. Pengujian ini bertujuan apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varian dan residual dari suatu pengamatan yang lain. Jika ada pola

tertentu, seperti titik titik yang membentuk suatu pola tertentu yang teratur

(bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka telah terjadi

heterokedastisitas. Jika ada pola yang jelas, titik yang menyebar di atas dan di

bawah angka pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. Model regresi

yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.

Dalam penelitian ini menggunakan uji scatterplot untuk mengetahui

terjadi atau tidaknya heterokedastisitas.


75

Gambar 7. Scatterplot Struktur 1 Siswa Kelas V SD Negeri 10 Tumang


Kecamatan Siak

Gambar 8. Scatterplot Struktur 2 Siswa Kelas V SD Negeri 10 Tumang


Kecamatan Siak

Sumber: Hasil Olahan Data SPSS 25, (2021)


76

Berdasarkan Gambar 7 dan 9 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar di

atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat diartikan bahwa

kedua meodel struktural tidak terdapat heterokedastisitas.

C. Uji Hipotesis (Uji t)

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh satu variabel independen

secara individual dalam menerangkan variasi-variasi dependen. Uji hipotesis ini

dilakukan dengan membandingkan signifikansi thitung dengan ketentuan:

- Jika signifikansi thitung < 0,05 maka H0 ditolak, Ha diterima

- Jika signifikansi thitung > 0,05 maka H0 diterima, Ha ditolak

Tabel 14 Hasil Uji t Struktur 1

Coefficientsa

Unstandardized
Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 3.313 .964 3.437 .001

X1 .328 .057 .412 5.789 .000

X2 .424 .062 .485 6.800 .000

a. Dependent Variable: X3
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS 25, (2021)

Dengan demikian diketahui:

 Persepsi orangtua. Diperoleh nilai t hitung (5,789) > t tabel (2,0322) atau

signifikansi (0,000) < 0,05. Artinya adalah bahwa variabel persepsi orangtua

berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar siswa.

 Peserta didik belajar daring. Diperoleh nilai t hitung (6,800) > t tabel (2,0322)
77

atau signifikansi (0,000) < 0,05. Artinya adalah bahwa variabel peserta didik

belajar daring berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar siswa.

Dari tabel di atas maka dapat diperoleh persamaan struktur 1 sebagai berikut:

Y1 = ρy1x1X1 + ρy1x2X2 + ρy1ε1

Y1 = 0,412 X1 + 0,485 X2 + 0,662ε1

Arti persamaan struktur diatas adalah:

 Diperoleh nilai koefisien variabel sikap sebesar 0,412. Artinya adalah setiap

peningkatan persepsi orantua sebesar 1 satuan maka akan meningkatkan

motivasi belajar siswa sebesar 0,412 dan sebaliknya dengan asumsi variabel

lain tetap.

 Diperoleh nilai koefisien variabel peserta didik belajar daring sebesar 0,485.

Artinya adalah setiap membaiknya peserta didik belajar daring sebesar 1

satuan maka akan meningkatkan motivasi belajar sebesar 0,485 dan

sebaliknya dengan asumsi variabel lain tetap.

 Standar error (ε1) sebesar 0,662. Artinya besarnya koefisien jalur error bagi

variabel lain di luar penelitian yang mempengaruhi motivasi belajar sebesar

0,662.
78

Tabel 15 Hasil Uji t Struktur 2

Coefficientsa

Unstandardized
Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 2.576 .442 5.827 .000

X3 .648 .033 .890 19.837 .000

a. Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS 25, (2021)

Dengan demikian diketahui :

- Nilai t hitung (19,837) > t tabel (2,0322) atau signifikansi (0,000) < 0,05.

Artinya adalah bahwa variabel motivasi belajar siswa berpengaruh signifikan

terhadap hasil belajar siswa.

Dari tabel di atas maka dapat diperoleh persamaan struktur 1 sebagai berikut:

Y2 = ρy2x1X1 + ρy2x2X2 + ρy2y1Y1 + ρy2ε2

Y2 = 0,890 Y1 + 0,455 ε2

Arti persamaan struktur di atas adalah:

 Diperoleh nilai koefisien variabel motivasi belajar sebesar 0,890. Artinya

adalah setiap peningkatan motivasi belajar sebesar 1 satuan maka akan

meningkatkan hasil belajar sebesar 0,890 dan sebaliknya dengan asumsi

variabel lain tetap.


79

Standar error (ε1) sebesar 0,455. Artinya besarnya koefisien jalur error bagi

variabel lain di luar penelitian yang mempengaruhi hasil belajar siswa sebesar

0,455.

D. Uji Simultan F

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen

yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel dependen. Hasil Uji F pada penelitian ini dapat dilihat pada

tabel sebagi berikut :

Tabel 16 Hasil Uji F Struktur 1

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 414.031 2 207.016 65.493 .000b

Residual 322.411 32 3.161

Total 736.442 34

a. Dependent Variable: X3

b. Predictors: (Constant), X1, X2


Sumber: Hasil Olahan Data SPSS 25, (2021)

Dengan demikian diketahui Fhitung (65,493) > Ftabel (3,2945) dengan

Sig. (0,000) < 0,05. Artinya adalah bahwa variabel persepsi orangtua dan peserta

didik belajar daring secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

motivasi belajar siswa.


80

Tabel 17 Hasil Uji F Struktur 2


ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 309.081 3 309.081 393.505 .000b

Residual 80.902 31 .785

Total 389.984 34

a. Dependent Variable: Y

c. Predictors: (Constant), X1,X2,X3


Sumber: Hasil Olahan Data SPSS 25, (2021)

Dengan demikian diketahui Fhitung (309,081) > Ftabel (2,9113) dengan

Sig. (0,000) < 0,05. Artinya adalah bahwa variabel persepsi orangtua, peserta

didik belajar daring dan motivasi belajar secara bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap hasil belajar siswa.

E. Koefisien Determinasi (R2)

Nilai koefisien determinasi ( R2) dapat dipakai untuk memprediksi seberapa

besar kontribusi pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dengan

syarat hasil uji F dalam anasilis regresi bernilai signifikan.

Tabel 18 Hasil Koefisien Determinasi Struktur


Model Summaryb

Adjusted R
Model R R Square Square Std. Error of the Estimate

1 .750a .562 .554 1.77789

a. Predictors: (Constant), X1, X2

b. Dependent Variable: X3
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS 25, (2021)
81

Dari tabel di atas dipleroleh nilai koefisien determinasi struktur 1 sebesar

0,562. Artinya adalah bahwa persentase pengaruh persepsi orangtua dan peserta

didi belajar daring terhadap motivasi belajar adalah sebesar 56,2%. Sedangkan

sisanya 43,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model

ini.

Tabel 19 Hasil Koefisien Determinasi Struktur


Model Summaryb

Adjusted R
Model R R Square Square Std. Error of the Estimate

1 .890a .793 .791 .88626

a. Predictors: (Constant), X3

c. Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS 25, (2021)

Dari tabel di atas diperoleh nilai koefisien determinasi struktur 2 sebesar

0,793. Artinya adalah bahwa persentase pengaruh motivasi belajar siswa terhadap

hasil belajar siswa adalah sebesar 79,3%. Sedangkan sisanya 20,7% dipengaruhi

oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model ini.

F. Hasil Analisis Jalur (Path Analysis)

Setelah nilai masing-masing variabel datanya diperoleh, maka silakukan

analysis jalur. Pengaruh hubungan variabel dapat dikategorikan sebagai berikut :


82

Tabel 20 Kategori Hubungan Pengaruh Variabel

Koefisien path Daya/Pengaruh

0,05 – 0,09 Lemah

0,10 – 0,29 Sedang

≥0,30 Kuat

Sumber: Haryadi et.,al.2013

Hasil pengujian hipotesis untuk analisis jalur dapat dilihat dari tabel direct

dan indirect pada tabel berikut ini:

Tabel 21 Hasil pengaruh langsung dan Tidak Langsung

Tidak
Pengaruh Langsung Total Ket
Langsung

Persepsi Orangtua →
0,412 - 0,412 Kuat
Motivasi belajar

Peserta didik belajar


daring → Motivasi 0,485 - 0,485 Kuat
Belajar

Persepsi Orangtua → 0,412 x 0,890 =


- 0,367 Kuat
Hasil belajar 0,367

Peserta didik belajar 0,485 x 0,890 =


- 0,432 Kuat
daring → Hasil Belajar 0,432

Motivasi belajar →
0,890 - 0,890 Kuat
Hasil belajar

Sumber: Hasil Olahan Data SPSS 25, (2021)


83

Gambar 8 Struktur Lengkap Analysis Jalur X1, X2. Y1, dan Y2

ε1 = √ 1−R2= √ 1−0,562=0,662
ε2 = √ 1−R2= √ 1−0,793=0,455

G. Pembahasan

Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan dapat dilihat bahwa terdapat

dua sub stuktural sehingga pembahasan hasil harus dilakukan bertahap

berdasarkan struktur tersebut berikut ini adalah tabel dan masing-masing struktur.

Jika thitung < ttabel maka hipotesis di tolak, artinya tidak ada pengaruh positif dari

variabel secara individu terhadap variabel tergantung.

Jika nilai probabilitas signifikan 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas sig atau sig > 0,005, maka hipotesis 1 ditolak, artinya tidak signifikan.

Sebaliknya, jika nilai probabilitas lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas

sig atau sig < 0,005, maka hipotesis 1 diterima, artinya signifikan.
84

1. Persepsi Orangtua berpengaruh terhadap Motivasi Belajar Siswa

Tabel 22 Hasil Uji Variabel Persepsi Orangtua terhadap Motivasi Belajar

Pengujian Variabel Koefisien Jalur thitung ttabel

X1→ X1 0,412 5,789 2,0322

Sumber: Hasil Olahan Data SPSS 25, (2021)

Nilai t hitung (5,789) > t tabel (2,0322) dengan signifikansi (0,000) < 0,05.

Artinya, adalah persepsi orangtua berpengaruh positif dan signifikan terhadap

motivasi belajar siswa. Dengan demikian maka hipotesis dalam penelitian ini

diterima. Serta hasil pengujian hipotesis hubungan pengaruh antar variabel

dikatakan kuat jika total pengaruh >0,30. Total pengaruh langsung pada hipotesis

1 yaitu 0,412 > 0,30 maka hipotesis 1 mempunyai pengaruh langsung yang kuat.

2. Peserta Didik Belajar Daring berpengaruh terhadap Motivasi Belajar


Siswa
Tabel 23 Hasil Uji Variabel Peserta Didik Belajar Daring terhadap Motivasi
Siswa
Pengujian Variabel Koefisien Jalur thitung ttabel

X2→ X1 0,485 6,800 2,0322

Sumber: Hasil Olahan Data SPSS 25, (2021)

Nilai t hitung (6,800) > t tabel (2,0322) dengan signifikansi (0,000) < 0,05.

Artinya, adalah peserta didik belajar daring berpengaruh positif dan signifikan

terhadap motivasi belajar siswa. Dengan demikian maka hipotesis dalam

penelitian ini diterima. Serta hasil pengujian hipotesis hubungan pengaruh antar

variabel dikatakan kuat jika total pengaruh >0,30. Total pengaruh langsung pada

hipotesis 2 yaitu 0,485 > 0,30 maka hipotesis 2 mempunyai pengaruh langsung

yang kuat.
85

3. Motivasi Belajar berpengaruh terhadap Hasil Belajar Siswa

Tabel 24 Hasil Uji Variabel Motivasi Belajar terhadap hasil Belajar


Pengujian Variabel Koefisien Jalur thitung ttabel

X3→ Y 0,890 19.837 1,983

Sumber: Hasil Olahan Data SPSS 25, (2021)

Nilai t hitung (19,837) > t tabel (2,0322) dengan signifikansi (0,000) <

0,05. Artinya, adalah motivasi belajar siswa berpengaruh positif dan signifikan

terhadap hasil belajar siswa. Dengan demikian maka hipotesis dalam penelitian ini

diterima. Serta hasil pengujian hipotesis hubungan pengaruh antar variabel

dikatakan kuat jika total pengaruh >0,30. Total pengaruh langsung pada hipotesis

3 yaitu 0,890 > 0,30 maka hipotesis 3 mempunyai pengaruh langsung yang kuat.

4. Persepsi Orangtua berpengaruh terhadap Hasil Belajar Siswa Melalui


Motivasi Belajar siswa

Tabel 25 Kategori Hubungan Pengaruh Pengujian Antar Variabel


Model a b Sa Sb z Sig.

X1 → X3 → Y 0,328 0,648 0,057 0,033 5,522 0,000

Sumber: Hasil Olahan Data SPSS 25, (2021)

Tabel 25 dari hasil pengujian pengaruh antara persepsi orangtua terhadap

hasil belajar siswa melalui motivasi belajar siswa dikatakan kuat jika total

pengaruh >0.30. Total pengaruh pada hipotesis ini yaitu 5,522 > 0,30 maka

hipotesis ini mempunyai pengaruh yang kuat. Dapat disimpulkan bahwa Hipotesis

4 diterima dan terdapat pengaruh signifikan variabel persepsi orangtua terhadap

hasil belajar melalui motivasi belajar siswa.


86

5. Persepsi Orangtua berpengaruh terhadap Hasil Belajar Siswa Melalui


Motivasi Belajar siswa

Tabel 26 Kategori Hubungan Pengaruh Pengujian Antar Variabel


Model a b Sa Sb z Sig.

X2 → X3 → Y 0,424 0,648 0,062 0,033 6,458 0,000

Sumber: Hasil Olahan Data SPSS 25, (2021)

Tabel 26 dari hasil pengujian hipotesis pengaruh antara peserta didik

belajar daring terhadap hasil belajar siswa melalui motivasi belajar siswa

dikatakan kuat jika total pengaruh >0.30. Total pengaruh pada Hipotesis ini yaitu

6,458 > 0,30 maka hipotesis ini mempunyai pengaruh yang kuat. Dapat

disimpulkan bahwa Hipotesis 5 diterima dan terdapat pengaruh signifikan variabel

peserta didik belajar daring terhadap hasil belajar siswa melalui motivasi belajar

siswa.
87

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis data penelitian tentang Hasil Belajar PJOK Siswa Kelas V

SD Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh langsung antara persepsi orangtua terhadap motivasi belajar

siswa. Artinya semakin baik persepsi orangtuasiswa akan semakin baik pula

motivasi belajar PJOK tersebut.

2. Terdapat pengaruh langsung antara peserta didik belajar daring terhadap

motivasi belajar PJOK. Artinya semakin baik peserta didik belajar daring siswa

akan semakin baik pula motivasi belajar siswa PJOK tersebut.

3. Terdapat pengaruh langsung antara motivasi belajar terhadap hasil belajar

PJOK. Artinya semakin baik motivasi belajar siswa akan semakin baik pula

hasil belajar PJOK.

4. Terdapat pengaruh tidak langsung antara persepsi orangtua terhadap hasil

belajar siswa melalui motivasi belajar PJOK.

5. Terdapat pengaruh tidak langsung antara peserta didik belajar daring terhadap

hasil belajar siswa melalui motivasi belajar PJOK.

6. Terdapat pengaruh persepsi orang tua, peserta didik belajar daring, dan

motivasi belajar secara simultan terhadap hasil belajar PJOK Siswa Kelas V

SD Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak di masa pandemi Covid-19.


88

B. Implikasi

Hasil belajar merupakan salah satu bukti yang menunjukkan kemampuan atau

keberhasilan, yang melakukan proses belajar sesuai bobot atau nilai yang berhasil

diraihnya.Dengan demikian hasil belajar merupakan hasil maksimum yang

dicapai oleh seseorang setelah melakukan usaha-usaha menjaga tingkat.

Persepsi orangtua, peserta didik belajar daring, dan motivasi belajar. Untuk

layaknya seorang pelajar atau siswa perlu ditunjang persepsi orangtua, peserta

didik belajar daring yang baik, dan motivasi belajar yang tinggi maka hasil belajar

yang diperoleh akan lebih maksimal.

Untuk mendapatkan hasil belajar PJOK yang maksimal maka perlu ditunjang

persepsi orangtua, peserta didik belajar daring yang baik, dan motivasi belajar

yang tinggi. Hasil yang maksimal apabila pelajar atau siswa memiliki tingkat

persepsi orangtua yang bagus. Karena untuk memperoleh hasil belajar yang baik

ditunjang oleh persepsi orangtua, peserta didik belajar daring yang baik, dan

motivasi belajar yang tinggi. Jadi, persepsi orangtua, peserta didik belajar daring

yang baik, dan motivasi belajar yang tinggi sangat berpengaruh terhadap hasil

belajar PJOK.

Berdasarkan temuan dari hasil penelitian tersebut bahwa, persepsi orangtua,

peserta didik belajar daring yang baik, dan motivasi belajar yang tinggi memiliki

dampak positif terhadap peningkatan hasil belajar PJOK. Selain persepsi

orangtua, peserta didik belajar daring yang baik, dan motivasi belajar yang tinggi

memiliki dampak secara langsung terhadap hasil belajar PJOK. Juga memiliki
89

dapak secara tidak langsung. Oleh sebab itu perlu dilakukan pemantauan ketika

faktor ini untuk mendukung hasil belajar PJOK yang baik.

Persepsi orangtua berdampak secara tidak langsung terhadap hasil belajar

PJOK di Sekolah Dasar Negeri 10 Kunangan Parit Rantang Kecamatan Kamang

Baru Kabupaten Sijunjung melalui motivasi belajar yang tinggi. Begitu juga

dengan peserta didik belajar daring yang memiliki dampak terhadap hasil belajar

PJOK siswa di Sekolah Dasar Negeri 10 Kunangan Parit Rantang Kecamatan

Kamang.

Baru Kabupaten Sijunjung motivasi belajar yang tinggi. Jadi secara tidak

langsung perlu jadi perhatian bahwa, motivasi belajar menjadi faktor penghubung

antara persepsi orangtua dan peserta didik belajar daring terhadap peningkatan

hasil belajar PJOK itu sendiri. Oleh sebab itu, dapat diartikan bahwa ketiga

fariabel eeksogen ini menjadi titik perhatian sebagai pengaruh dalam keberhasilan

hasil belajar PJOK yang dicapai oleh siswa di Sekolah Dasar Negeri 10 Kunangan

Parit Rantang Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung.

C. Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka diajukan

beberapa saran yang dapat memberikan manfaat positif:

1. Guru PJOK, dalam upaya meningkatkan hasil belajar secara baik hendaknya

mengetahui tingkat persepsi orangtua, peserta didik belajar daring dan motivasi

belajar siswa. Agar siswa mendapatkan hasil belajar Pendidikan Jasmani

Olahraga dan Kesehatan yang baik. Karena, faktor internal yang berhubungan
90

langsung dengan peningkatan hasil belajar PJOK adalah persepsi orangtua,

peserta didik belajar daring dan motivasi belajar siswa. Bagiknya ketiga faktor

ini akan berdampak terhadap peningkatan belajar Pendidikan Jasmani Olahraga

dan Kesehatan siswa secara langsung maupun tidak langsung.

2. Siswa, agar lebih termotivasi belajar dalam mengikuti aktvitas jasmani

disekolah. Agar persepsi orangtua yang dimiliki sekarang tetap terjaga atau

meningkat kearang yang lebih baik. Selain itu, diharapkan siswa

mmemperbaiki peserta didik belajar daring, sehingga peserta didik belajar

daring yang dimiliki sekrang ebih baik dan meningkat terhadap pembelajarn

penjasorkes. Karena semangkin baik faktor persepsi orangtua, peserta didik

belajar daring, dan motivasi belajar akan semakin tinggi Hasil Belajar

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang diperoleh.

3. Peneliti selanjutnya, Agar dapat melaksanakan penelitian yang relevan

dengan metode, sampel, waktu dan lokasi yang berbeda.


91

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Cahyono, A. (2020). Survei Persepsi Siswa Terhadap Konsep Pendidikan Jasmani


SMP Kelas VIII. Sport Science and Health, 2(12), 605-612.

Dalyono, M. (1996). Piskologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

__________. (2010). Piskologi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati & Mudjiono. (2015. Belajar dan Pembelajaran Edisi Revisi. Jakarta:
Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. (2010). Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2010). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif
Suatu Pendekatan Teoretis Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta.

____________________. (2011). Psikologi Belajar Edisi Revisi. Jakarta: Rineka


Cipta.

____________________. (2015). Psikologi Belajar Edisi Revisi. Jakarta: Rineka


Cipta.

Hamalik, Oemar. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Irwanto. (2002). Psikologi Umum. Jakarta: PT. Prehallindo.

Kelly, A.V. (2006). The Curriculum Theory and Practice. London: Sage
Production.

Mahfud, S. (2001). Pengantar Psikologi Pendidikan Cetakan ke-4. Surabaya: PT.


Bina Ilmu.

Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta: Pustaka Belajar.

Rakhmat, Jalaluddin. (2007). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja


Rosdakarya.
Riduwan. (2011). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta.

Samsudin. (2008). Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


SD/MI. Jakarta: Litera.
92

Sardiman, A.M. (2016). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Edisi Revisi.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta.

_______. (2015). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya Edisi Revisi.


Jakarta: Rineka Cipta.

SP, T. A. W. R. (2019). Persepsi Peserta Didik, Guru dan Peran Orang Tua dalam
Penyelenggaraan Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan (PJOK) di SMA Kabupaten Kutai Timur (Doctoral
Dissertation, Universitas Negeri Semarang).

Sudijono, Anas. (2011). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja


Grafindo Persada.

Sudjana, Nana. (2013). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:


Rosda.

Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D Edisi Keenam. Bandung: Alfabeta.

Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Pendidikan. Jakarta: EGC.

Syah, Muhibbin. (2016). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.


Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Toha, Miftah. (2003). Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: PT. Raja


Grafindo Persada.

Tu’u, Tulus. (2010). Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:
Grasindo.

Uno, Hamzah B. (2011). Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang


Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Waidi. (2006). Pemahaman dan Teori Persepsi. Bandung: Remaja Karya.

Walgito, Bimo. (2004). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Ofset.

Winkel, W.S. (2014). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama.
93

Pernyataan

DAFTAR ISIAN ANGKET UJI COBA PERSEPSI ORANG TUA

No. Pernyataan Pilihan Jawaban


Sangat Setuju Kurang Tidak Sangat
Setuju Setuju Setuju Tidak
Setuju
1 Kebutuhan untuk belajar
daring lebih besar dari pada
belajar luring
2 Kebutuhan untuk belajar
daring tidak lebih besar dari
pada belajar luring
3 Kebutuhan untuk belajar
daring mudah untuk dipenuhi
4 Kebutuhan untuk belajar
daring memberatkan orang
tua
5 Anak dapat belajar daring
dengan baik
6 Anak tidak belajar dengan
serius
7 Anak lebih banyak bermain
dari pada belajar
8 Mudah mengawasi anak
untuk belajar
9 Saya dapat membantu anak
untuk belajar
10 Saya dapat mendorong anak
untuk semangat belajar
11 Saya lebih senang anak
belajar daring
94

No. Pernyataan Pilihan Jawaban


Sangat Setuju Kurang Tidak Sangat
Setuju Setuju Setuju Tidak
Setuju
12 Saya lebih senang anak
belajar luring
13 Belajar daring berdampak
positif bagi anak
14 Belajar daring berdampak
positif bagi orang tua
15 Belajar daring merupakan
belajar yang kurang
direkomendasikan dalam
pendidikan
95

Pernyataan

DAFTAR ISIAN ANGKET UJI COBA PERSEPSI PESERTA DIDIK

No. Pernyataan Pilihan Jawaban


Sangat Setuju Kurang Tidak Sangat
Setuju Setuju Setuju Tidak
Setuju
1 Pirantai elektronik (hape)
yang saya butuhkan cukup
baik dan tahan digunakan
untuk belajar daring
2 Saya dapat mengakses
internet dengan lancar
3 Saya kesulitan mendapatkan
sinyal yang dengan baik
4 Setiap tidak pernah kehabisan
paket internet ketika belajar
daring
5 Belajar daring selalu
menyenangkan
6 Saya lebih mudah memahami
materi pelajaran secara tatap
muka
7 Materi pelajaran yang saya
pelajari secara daring selalu
dapat dipahami dengan baik
8 Saya lebih bersemangat
belajar daring
9 Saya tidak nyaman belajar
daring dalam waktu yang
lama
10 Saya lebih memilih tatap
muka dari pada belajar daring
96

No. Pernyataan Pilihan Jawaban


Sangat Setuju Kurang Tidak Sangat
Setuju Setuju Setuju Tidak
Setuju
11 Tidak ada kendala yang saya
alami dalam belajar daring
12 Belajar daring membuat saya
selalu belajar dengan baik,
karena diawasi oleh orang tua
13 Saya bosan belajar daring
14 Saya lebih sulit memahami
materi pelajaran secara daring
15 Pembelajaran daring tidak
membuat saya stres
97

Pernyataan

DAFTAR ISIAN ANGKET UJI COBA MOTIVASI BELAJAR

No. Pernyataan Pilihan Jawaban


Sangat Setuju Kurang Tidak Sangat
Setuju Setuju Setuju Tidak
Setuju
1 Saya tekun mengerjakan
tugas dalam waktu lama
2 Saya tidak tahan mengerjakan
tugas dalam waktu lama
3 Saya tidak berhenti
mengerjakan tugas sebelum
selesai
4 Saya tidak mengerjakatan
tugas secara tuntas
5 Saya tidak mudah putus asa
dalam menghadapi kesulitan
belajar
6 Saya dapat mendorong diri
sendiri untuk menyelesaikan
kesulitan belajar
7 Saya tidak cepat puas dengan
prestasi yang telah diperoleh
8 Saya terlalu mudah stress
dalam menghadapi kesulitan
belajar PJOK
9 Saya membutuhkan pihak
lain untuk mendorong diri
sendiri agar dapat
menyelesaikan kesulitan
belajar atau stress dalam
belajar PJOK
10 Saya terlalu mudah puas
dengan apa yang sudah capai
dalam belajar PJOK
11 Saya berminat terhadap
semua materi pembelajaran
PJOK
12 Saya berminat menyelesaikan
bermacam masalah
pembelajaran PJOK
13 Saya hanya berminat pada
sebagian materi pembelajaran
PJOK
98

No. Pernyataan Pilihan Jawaban


Sangat Setuju Kurang Tidak Sangat
Setuju Setuju Setuju Tidak
Setuju
14 Saya hanya menginginkan
kunci jawaban dari bermacam
masalah pembelajaran PJOK
15 Saya lebih senang belajar
PJOK secara mandiri
16 Saya lebih senang
mengerjakan tugas PJOK
secara mandiri
17 Saya lebih senang belajar
PJOK secara berkelompok
18 Saya lebih senang
mengerjakan tugas PJOK
secara berkelompok
19 Saya enggan mengulang-
ngulang pelajaran PJOK di
rumah
20 Saya mudah jenuh dengan
tugas yang diberikan guru
PJOK
21 Saya tidak cepat bosan
mengulang-ngulang pelajaran
PJOK
22 Saya tidak cepat bosan
dengan tugas yang diberikan
guru PJOK
23 Saya selalu yakin dengan
yang sudah dipelajari dan
dapat mempertahankannya
24 Saya kadang masih kurang
yakin dengan yang sudah
saya pelajari, sehingga
kadang sulit mempertahankan
pendapat sendiri
25 Pendapat saya tidak mudah
dipatahkan karena memang
benar
26 Pendapat saya selalu berubah-
ubah
27 Saya selalu yakin dengan
pendapat sendiri
28 Saya selalu ragu dengan
pendapat sendiri
99

No. Pernyataan Pilihan Jawaban


Sangat Setuju Kurang Tidak Sangat
Setuju Setuju Setuju Tidak
Setuju
29 Saya tidak mudah
terpengaruh oleh buku atau
orang lain dalam
mempertahankan pendapat
saya
30 Saya mudah melepaskan
pendapat saya karena
terpengaruh jawaban teman
31 Saya senang mencari
persoalan-persoalan belajar
PJOK untuk diselesaikan
32 Saya suka dengan berbagai
persoalan pelajaran PJOK
33 Saya hanya senang mencari
kunci jawaban daripada
menyelesaikannya
34 Saya tidak suka dengan
persoalan-persoalan pelajaran
PJOK yang sulit

Anda mungkin juga menyukai