PROPOSAL TESIS
Oleh:
RAYSAN ALIF
NIM: 20199050
i
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
SEMINAR PROPOSAL
Disetujui Oleh:
Mengetahui
Ketua Prodi. Disetujui
Pendidikan Olahraga S2 Pembimbing
i
ii
PERNYATAAN
1. Karya tulis saya, berupa proposal tesis dengan judul “Pengaruh Persepsi
Orang Tua, Peserta Didik Belajar Daring dan Motivasi terhadap Hasil Belajar
Pendidikan Jasmani Olahrga & Kesehatan (PJOK) Siswa Kelas V SD Negeri
10 Tumang Kecamatan Siak di Masa Pandemi Covid-19” adalah asli dan
belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik baik di
Universitas Negeri Padang maupun di perguruan tinggi lainnya
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, arahan dari pembimbing
3. Di dalam karya tulis ini, tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan di dalam naskah dengan menyebutkan pengarang
dan dicantumkan pada kepustakaan
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila terdapat
penyimpangan di dalam pernyataan ini, saya bersedia menerima sanksi
akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini,
serta sanksi lainnya sesuai norma dan ketentuan hukum yang berlaku.
Raysan Alif
NIM. 20199050
ii
iii
KATA PENGANTAR
iii
iv
Raysan Alif
NIM. 20199050
iv
v
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... i
PERNYATAAN ......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................ 5
C. Pembatasan Masalah ........................................................... 7
D. Perumusan Masalah ............................................................. 7
E. Tujuan Penelitian ................................................................. 8
F. Kegunaan Hasil Penelitian .................................................. 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................. 11
A. Landasan Teori .................................................................... 11
1. Pembelajaran PJOK di Masa Pandemi ......................... 11
2. Belajar dan Hasil Belajar .............................................. 13
3. Persepsi ......................................................................... 22
4. Motivasi ........................................................................ 28
B. Penelitian yang Relevan ...................................................... 32
C. Kerangka Konseptual .......................................................... 34
D. Hipotesis Penelitian ............................................................. 40
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 42
A. Metode dan Desain Penelitian ............................................. 42
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 42
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ......................... 43
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 44
1. Instrumen Variabel Terikat .......................................... 44
v
vi
vi
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Populasi Penelitian ............................................................................ 43
2. Sampel Penelitian .............................................................................. 44
3. Kisi-kisi Instrumen Persepsi Orang Tua ............................................ 47
4. Kisi-kisi Instrumen Persepsi Peserta Didik ....................................... 49
5. Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar ................................................ 53
6. Contoh Bentuk Pengisian Angket ...................................................... 59
7. Kategori dan Interval Motivasi Belajar Siswa ................................... 60
8. Kategori dan Interval Hasil Belajar Siswa ........................................ 61
vii
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Konseptual ...................................................................... 40
2. Desain Penelitian ............................................................................. 42
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi
(PJOK).
pemerintah. Pembelajaran tatap muka tidak dilakukan setiap hari, dan jam
pembelajaran tatap muka dikurangi atau tidak seperti jam pembelajaran tatap
tetap digunakan oleh para guru, termasuk guru PJOK di SD Negeri 10 Tumang
Kecamatan Siak.
daring, siswa terlihat lebih bersemangat dalam belajar tatap muka atau belajar
langsung. Para siswa lebih sering bertanya kepada guru saat pembelajaran
1
2
pembelajaran daring.
pembelajaran sebelumnya adalah tatap muka saja, berganti menjadi daring saja,
dan sekarang menjadi gabungan keduanya atau tatap muka dan daring. Kondisi
untuk tetap belajar dengan baik. Motivasi belajar siswa yang rendah tentunya akan
berdampak pada nilai hasil belajar yang diperolehnya, baik itu nilai
pelajaran PJOK.
penelitian bahwa hasil belajar pada umumnya meningkat jika motivasi untuk
tapi munculnya motivasi yang kuat atau lemah, dapat ditimbulkan oleh
rangsangan dari luar.” Salah satu bentuk rangsangan dari luar tersebut adalah
metode belajar daring dan luring yang diterapkan guru selama masa Pandemi
Covid-19.
“Sikap siswa selama belajar PJOK kalau kita bandingkan belajar luring
dan daring. Seperti para siswa ni sudah mulai bosan kalau belajar daring
ni, tapi kondisi sekarang kan memang harus tetap lebih banyak juga
belajar luringnya, mau tak mau kan. Paling kalau banyak siswa tak sampai
KKM 80 ya remedial sampai lulus, gitu aja lagi” (Hasil wawancara dengan
Bayu Andani, S.Pd., Tanggal 5 April 2021)
3
belajar PJOK siswa kelas V yang belajar luring dan daring. Namun guru kurang
Oleh karena itu, secara tidak langsung pembelajaran daring dan luring dapat
mempengaruhi motivasi belajar dan tentunya hasil belajar siswa selama masa
pandemi.
gratis yang tersedia di playstore bagi pengguna Androdi, dan appstore bagi
pengguna iPhone. Aplikasi tersebut dapat diunduh dan di-install secara gratis
telepon sebagai akun yang dapat dihubungkan dengan nomor telepon akun
lainnya. Sehingga setiap siswa dituntut untuk memiliki dan menggunakan sebuah
aplikasi tersebut.
semua orang tua atau wali murid siswa memiliki smarthphone yang dapat
teks kepada orang tua siswa. Panggilan dan pesan berisikan akan dilaksanakannya
pembelajaran pada jam tertentu, dan diminta kepada orang tua agar anaknya siap
belajar pada jam telah ditetapkan. Kondisi ini secara tidak langsung ikut
melibatkan orang tua agar ikut mengontrol dan mengawasi siswa untuk tetap
belajar. Namun pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung selama satu tahun,
dibandingkan waktu belajarnya. Selain itu, orang tua atau wali murid merasa
terbebani dengan penambahan biaya keperlua belajar daring siswa, seperti harus
adanya perangkat gawai yang memadai, harus adanya paket internet yang
memadai.
simpulan bahwa sebagian besar siswa awalnya senang belajar daring, tetapi
karena tidak bebas ke luar rumah, dan selalu dikontrol orang tua ketika belajar
daring di rumah, tidak bertemu teman secara langsung, dan orang tua tidak selalu
tahu masalah belajarnya, sehingga siswa mengalami kendala atau kesulitan dalam
belajar dan cenderung membuat siswa terjebak dalam situasi yang sama, sehingga
belajar siswa dalam belajar daring dibandingkan luring, tentunya itu berdampak
pada hasil belajar siswa. Oleh karena itu, untuk membuktikan hal tersebut perlu
diteliti lebih lanjut mengenai: Pengaruh Persepsi Orang Tua, Peserta Didik Belajar
Daring dan Motivasi terhadap terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahrga
B. Identifikasi Masalah
1. Pembelajaran tatap muka (luring) hanya dilakukan dua kali seminggu, dan
oleh Pemerintah
3. Siswa menunjukkan rasa ingin tahu yang lebih baik pada pembelajaran
pembelajaran daring
6
pembelajaran luring
pembelajaran luring
10. Terindikasi adanya pengaruh secara langsung antara persepsi orang tua
hasil belajar
13. Terindikasi adanya pengaruh persepsi orang tua secara tidak langsung
14. Terindikasi adanya pengaruh persepsi siswa belajar daring secara tidak
15. Terindikasi adanya pengaruh persepsi siswa belajar daring secara tidak
16. Terindikasi adanya pengaruh persepsi siswa belajar daring secara tidak
C. Pembatasan Masalah
di atas, maka perlu dilakukan pembatasan masalah agar penelitian ini lebih fokus
pada hasil penelitian. Penelitian ini dibatasi untuk melihat pengaruh persepsi
orang tua, peserta didik belajar daring dan motivasi terhadap terhadap hasil belajar
D. Perumusan Masalah
masalahnya adalah:
Covid-19?
6. Apakah persepsi orang tua, peserta didik belajar daring, dan motivasi
E. Tujuan Penelitian
pandemi Covid-19
1. Untuk Memenuhi salah satu syarat bagi penelitian untuk memperoleh gelar
Padang
belajar belajar daring, motivasi, dan hasil belajar PJOK siswa selama masa
pandemi Covid-19
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
harus terpusat pada guru, tetapi pada siswa. Orientasi pembelajaran harus
disesuaikan, dengan perkembangan anak, isi dan urusan materi serta cara
yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani
motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan
untuk bergerak, bergarak untuk belajar dan belajat tentang gerak.” Kemudian
Anak juga membutuhkan latihan yang diperlukan agar dapat tumbuh menjadi
maupun luring.
Hasil belajar terdiri dari kata hasil dan belajar. Makna belajar menurut
Slameto (2015) adalah “Suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
14
mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Tingkah laku
sebagai hasil proses belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan
intisari.”
sebagai suatu proses internal yang kompleks, yang terlibat dalam proses
internal tersebut adalah yang meliputi unsur afektif, dalam matra afektif
kegiatan yang dilakukan yang melibatkan dua unsur yaitu jiwa dan raganya.
Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk
bahwa setelah seseorang belajar maka akan ada hal yang diperolehnya. Hal
yang diperolehnya itulah yang disebut sebagai hasil belajar. Sehingga hasil
belajar itu meliputi banyak hal, baik itu pengetahuan, perubahan sikap,
maupun nilai.
15
a. Belajar berarti mencari makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa
yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami
b. Konstruksi makna adalah proses yang terus menerus
c. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan
pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru.
Belajar bukanlah hasil perkembangan, tetapi perkembangan itu sendiri
d. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan
dunia fisik dan lingkungannya
e. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, si
subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi
dengan bahan yang sedang dipelajari.
belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat
perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah murid, sangat
sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat
intangible (tak dapat diraba). Oleh karena itu, yang dapat dilakukan guru
dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang
sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang
berdimensi karsa.”
belajar. Hasil belajar meliputi: (1) hal ihwal keilmuwan dan pengetahuan,
konsep atau fakta (kognitif); (2) hal ihwal personal, kepribadian atau sikap
16
(psikomotorik).”
yang diperoleh siswa tergantung pada apa yang diperoleh atau dipahami
pengetahuan yang diperoleh siswa setelah belajar, afektif terkait sikap yang
diperoleh atau perubahan sikap siswa setelah belajar, dan psikomotor adalah
dalam tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor,
yaitu:
1) Ranah Kognitif
(a) Knowledge/Pengetahuan
Merupakan tingkat belajar pengetahuan yang paling rendah tetapi
sebagai prasyarat bagi tipe hasil belajar berikutnya. Hafalan
menjadi prasyarat bagi pemahaman.
(b) Comprehension/Pemahaman
Merupakan kemampuan untuk menangkap suatu makna dalam
suatu konsep.
(c) Application/Aplikasi
Merupakan penggunaan abstraksi (ide, teori, atau petujuk teksnis)
pada situasi kongkret atau situasi khusus.
(d) Analysis/Analisis
Merupakan usaha memilih suatu integritas menjadi unsur-unsur
atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau susunanya.
17
(e) Synthesis/Sintesis
Merupakan pernyataan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam
bentuk menyeluruh.
(f) Evaluation/Evaluasi
Merupakan pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang
mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, pemecahan,
metode, materil, dan lain sebagainya, sehingga diperlukan suatu
kriteria atau standar tertentu.
2) Ranah Afektif
perhatian dari guru tetapi hasil belajar ranah afektif akan tampak pada
(a) Recieving/Penerimaan
Meliputi kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan
untuk memperhatikan rangsangan itu, seperti buku pelajaran atau
penjelasan yang diberikan oleh guru.
(b) Value Internalisation/Internalisasi Nilai
Meliputi kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan
sedemikian rupa sehingga menjadi pribadi (internalisasi) dan
menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupanya
sendiri.
(c) Valuing/Penilaian
Meliputi kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap
sesuatu dan membawa diri sesaui dengan penilaian itu. Mulai
dibentuk suatu sikap: menerima, menolak, atau mengabaikan;
sikap itu dinyatakan dalam tingkah laku yang sesuai dan
konsisten dengan sikap batin.
(d) Organization/Organisasi
Meliputi kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai
pedoman dan pegangan dalam kehidupan. Nilai-nilai yang diakui
dan diterima ditempatkan pada suatu sekala nilai: mana yang
pokok dan selalu harus diperjuangkan, mana yang tidak begitu
penting.
18
(e) Responding/Partisipasi
Meliputi kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan
berpartisipasi dalam kegiatan. Kesediaan itu dinyatakan dalam
memberikan suatu reaksi terhadap rangsangan yang disajikan.
3) Ranah Psikomotor
psikomotor meliputi:
(a) Perception/Persepsi
Meliputi kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat
antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan anatara
ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan.
(b) Set/Kesiapan
Meliputi kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan
akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan
ini dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan mental.
(c) Guided Response/Gerakan Terbimbing
Meliputi kemampuan untuk melakaukan suatu rangkaian gerak-
gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan (imitasi).
Kemampuan ini dinyatakan dalam gerakan anggota tubuh
menurut contoh yang diperlihatkan atau diperdengarkan.
(d) Mechanical Response/Gerakan yang Terbiasa
Meliputi kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-
gerik dengan lancar, karena sudah dilatih secukupnya, tanpa
memperhatikan lagi contoh yang diberikan.
(e) Complex Response/Gerakan Kompleks
Meliputi kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan,
yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancar, tepat, dan
efisien. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu
rangkaian perbuatan beruntun dan menggabungkan beberapa sub
keterampilan menjadi suatu keseluruhan gerak-gerak yang teratur.
(f) Adjustment/Penyesuaian Pola Gerakan
Meliputi kemampuan untuk mengadakan perubahan dan
menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi setempat atau
dengan menunjukan suatu taraf keterampilan yang telah mencapai
kemahiran.
(g) Creativity/Kreativitas
Meliputi kemampuan untuk melahirkan pola-pola gerak-gerik
yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri.
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar
PJOK. Hasil belajar siswa dapat diketahui dengan memberikan tes hasil
diajarkan oleh guru atau dipelajari oleh peserta didik. Tes diujikan setelah
Lebih lanjut Kelly (2006:137) menambahkan bahwa “Tes hasil belajar yang
21
yaitu:
1) Tes Formatif
Digunakan tersebut digunakani untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar.
Tes formatif diujikan setelah peserta didik menyelesaikan materi-
materi tertentu. Tes formatifi dalami praktik pembelajaran dikenal
sebagai ulangan harian.
2) Tes Sumatif
Tes tersebut digunakan untuk mengetahui penguasaan siswa atas
semua jumlah materi yang disampaikani dalam satuan kurun waktu
tertentu seperti caturwulan atau semester. Dalam praktik pengajaran
tes sumatif dikenal sebagai ujian akhiri semester atau caturwulan
tergantung satuan waktu yang digunakani untuk menyelesaikan
materi.
3) Tes Diagnostik
Maksudnya evaluasi hasil belajar mempunyaii fungsi diagnostik, yaitu
tes hasil belajar yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan
evaluasi diagnostik adalah tes diagnostik. Dalam evaluasii diagnostik,
tes hasil belajar digunakan untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang
mengalami masalah dan menelusurii jenis masalah yang dihadapi.
4) Tes Penempatan (Placement Test)
Yaitu tes hasil belajar yang dilakukani untuk menempatkan peserta
didik dalam kelompok yang sesuai dengan kemampuan ataupun bakat
minatnya. Pengelompokan dilakukan agar pemberian layanan
pembelajaran dapat dilakukani sesuai kemampuan maupun bakat
minat peserta didik. Dalam praktiki pembelajaran penempatan
merupakan hal yang banyak dilakukan, misalnya tes penempatan
peserta didik ke dalam kelompok IPA, IPS, atau Bahasa.
dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai mata pelajaran Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan (PJOK) yang diperoleh setiap individu siswa setelah
mengikuti tes hasil belajar PJOK. Dimana tes hasil belajar diberikan setelah
siswa mengikuti pembelajaran PJOK. Adapun jenis tes hasil belajar yang
22
diberikan kepada siswa adalah tes formatif, yaitu tes untuk mengetahui suatu
penelitian ini, hasil belajar yang dimaksud adalah nilai atau skor yang
diperoleh siswa setelah mengikuti tes hasil belajar, yaitu hasil belajar
psikomotor. Jadi hasil belajar dalam penelitian ini berupa nilai keterampilan
3. Persepsi
penginderaan. Ada yang mempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi yang
diterima oleh organisme atau individu sehingga menjadi sesuatu yang berarti,
dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. Respon sebagai
akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dengan berbagai macam
hasil persepsi mungkin akan berbeda antar individu satu dengan individu
lain.”
penciuman.”
sebagai bentuk tanggapan orang tua atau wali murid terkait apa yang
rumah.
persepsi adalah:
daring yang diikuti anaknya sebagai objek yang akan dipersepsi, kemudian
adanya perhatian orang tua terhadap belajar daring, alat indera orang tua
diolah otak menjadi suatu tanggapan, atau timbulnya respon atau persepsi
pandemi Covid-19.
2) Registrasi
3) Interpretasi
kecenderungan dalam melihat benda yang sama dengan cara yang berbeda-
maupun negatif ibarat file yang sudah tersimpan rapi di dalam alam pikiran
bawah sadar kita. File itu akan segera muncul ketika ada stimulus yang
itu akan berbeda, karena pengetahuan, pengalaman, dan sudut pandang orang
26
tua itu berbeda dengan siswa, walaupun objek yang dipersepsikan itu sama.
secara finansial bagi mereka, tetapi di sisi siswa melihat itu mungkin hanya
sambil belajar.
a) Faktor Internal
motivasi.
b) Faktor Eksternal
juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang
disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk
3) Perhatian
a) Persepsi Positif
b) Persepsi Negatif
atau kenal tidaknya) dan tanggapan yang tidak selaras dengan obyek
orang tua dan persepsi siswa terkait pembelajaran daring selama masa
Persepsi positif tentunya sebagai wujud atau bentuk dukungan orang tua
terhadap pembelajaran daring, dan partisipasi siswa secara baik dalam belajar
kurang setuju terkait belajar daring akibat adanya beban-beban dan kesulitan-
kesulitan yang dirasakan guru maupun siswa. Oleh karena itu, persepsi dalam
penelitian ini mengungkapkan respon atau tanggapan orang tua dan siswa
terkait belajar dari selama pandemi Covid-19, baik itu tanggapan positif
maupun negatif.
4. Motivasi
suatu daya penggerak atau dorongan yang dimiliki oleh manusia untuk
tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang
mendukung.”
sesuatu aktivitas. Hal yang mendorong dirinya tersebut berasal dari dalam
dirinya, dan dipengaruhi oleh lingkungan, orang lain, sesuatu hal, atau
berbagai hal di luar dirinya sehingga timbulnya rasa dorongan dalam dirinya.
Namun dorongan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dorongan untuk
belajar.
1) Motivasi instrinsik, adalah motivasi yang murni timbul dari dalam diri
seseorang untuk mencapai tujuan yang sesungguhnya. Dalam hal
belajar motivasi ini seperti perasaan menyenangi materi dan
kebutuhan terhadap materi tersebut
30
motivasi yang tercakup di dalam situasi belajar dan menemui kebutuhan dan
murni. Motivasi yang sebenarnya yang timbul dari dalam diri seseorang,
tanpa pengaruh dari luar. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang
disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti angka kredit,
hukuman.”
diri itu juga dapat dipengaruhi oleh faktor yang berada dari luar diri
seseorang, sehingga motivasi itu terdapat di dalam diri dan di luar diri
yang di luar diri itu disebut motivasi ekstrinsik. Jadi, motivasi yang kurang
dirinya.
berikut:
adalah:
sesuatu. Misalnya orang haus, kalau tidak ada dorongan dari dalam dirinya
untuk minum, maka dia tidak akan bisa minum. Jadi, tanpa adanya motivasi
pada diri seseorang, maka sulit seseorang untuk melakukan sesuatu, apalagi
melakukan sesuatu dengan baik. Oleh karena itu, orang yang termotivasi
belajar.
diantaranya adalah:
33
1. Tri Agustin Wulandari Rizki SP. (2019), dengan judul penelitian “Persepsi
Peserta Didik, Guru dan Peran Orang Tua dalam Penyelenggaraan Mata
(1) tanggapan atau pandangan peserta didik terhadap PJOK katagori sangat
baik 5,3%, kata gori baik 32,8%, katagori cukup 55,8% dan katagori
kurang 6,1%; (2) sikap peserta didik terhadap PJOK katagori sangat baik
15,4%, kata gori baik 56,2%, katagori cukup 26,1%, dan katagori kurang
1,3%; dan (3) harapan peserta didik terhadap PJOK katagori sangat baik
14,9%, katagori baik 54,3%, katagori cukup 28,7%, dan katagori kurang
terhadap mata pelajaran PJOK pada katagori baik yang ditinjau dari tiga
indikator yaitu tanggapan peserta didik, sikap peserta didik, dan harapan
peserta didik; (2) persepsi guru terhadap mata pelajaran PJOK baik hal ini
peran orang tua tentu akan mendukung prestasi yang akan diperoleh dari
peserta didik, orang tua yang akan memberi motivasi dan fasilitas belajar
terhadap Konsep Pendidikan Jasmani SMP Kelas VIII. Hasilnya yaitu dari
pendidikan jasmani 73% hasil dari persentase aktivitas jasmani 77% dan
34
0,589 dengan taraf signifikansi lebih dari 0,05 artinya tidak diterima
penelitian ini adalah persepsi siswa kelas VIII SMP di Kabupaten Kediri
adalah baik.”
C. Kerangka Konseptual
mengurangi pendapat orang tua dari segi finansial. Sementara para siswa
apa yang sudah dialami dan dipelajari siswa. Jadi setelah siswa
memberikan tes belajar secara daring untuk mengetahui nilai hasil belajar
daring, jika persepsi orang tua positif, maka orang tua mendukung
sebagaimana mestinya.
belajar siswa. Persepsi positif tentunya adanya dukungan dan minat siswa
untuk belajar. Sehingga hasil belajar yang diperoleh akan positif, begitu
juga sebaliknya.
jika siswa tidak belajar, siswa tidak akan mendapatkan hasil belajar yang
hasil belajar siswa. Dengan kata lain, semakin baik motivasi siswa,
dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Karena persepsi orang tua yang
positif akan mendukung siswa untuk belajar daring dengan baik, baik itu
dengan baik, tentunya hasil belajar yang diperoleh siswa juga menjadi
baik.
berdampak pada kejiwaan siswa. Sikap positif orang tua yang dilihat dan
Sehingga persepsi orang tua secara tidak langsung melalui motivasi siswa
Tumang.
guru dan siswa berada di tempat yang sama, di waktu yang sama,
bebasnya interaksi belajar yang terjadi, sehingga guru dan siswa leluasa
kesamaan waktu saja, sedangkan tempat berbeda, guru dan siswa tidak
untuk belajar, dan begitu juga sebaliknya. Siswa yang memiliki motivasi
harus tetap berlangsung. Salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah
orang tua untuk mampu memenuhi kebutuhan peserta didik untuk belajar
daring.
keadaan tersebut berlangsung dalam waktu lama, atau hingga saat ini.
dan membantu siswa untuk belajar. Namun sebaliknya siswa bosa selalu
dan peserta didik yang belajar daring. Baik itu persepsi yang positifi dan
berpengaruh terhadap hasil belajar PJOK siswa, yaitu hasil belajar PJOK
Persepsi Orang
Tua
Persepsi Peserta
Didik Belajar
Daring
D. Hipotesis Penelitian
berikut:
19
6. Persepsi orang tua, peserta didik belajar daring, dan motivasi berpengaruh
Covid-19.
42
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini adalah metode path analysis, karena data penelitian
ini berasal dari sampel yang diambil dari populasi penelitian, penelitian mencari
pengaruh-pengaruh antar variabel, yaitu variabel persepsi orang tua (X 1), variabel
persepsi peserta didik (X2), variabel motivasi belajar (X3), dan variabel hasi
belajar (Y). Dimana penelitian ini dilakukan untuk melihat ada atau tidak adanya
penggunaan metode path analysis. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar
berikut ini:
Persepsi Orang
Tua (X1)
Persepsi Peserta
Didik Belajar
Daring (X2)
42
43
yang terdiri dari atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana,
tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi itu.” Berdasarkan pendapat tersebut, maka populasi penelitian ini adalah
adalah 105 siswa. Karena populasi besar atau lebih dari seratus, maka sampel
penelitian hanya diambil dari sebagian populasi. Oleh karena itu, penelitian ini
pertimbangan tertentu.” Sehingga sampel penelitian ini hanya satu lokal, yaitu
menggunakan instrumen kuesioner atau angket penelitian. Data persepsi orang tua
dan peserta didik juga dikumpulkan dengan teknik angket. Sedangkan data hasil
belajar siswa dikumpulkan dari dokumentasi nilai hasil belajar PJOK selama masa
pandemi Covid-19. Sehingga instrumen untuk setiap variabel penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Hasil Belajar
1) Definisi Konseptual
sumatif.
2) Definisi Operasional
3) Kisi-kisi Instrumen
atau dari berkas atau dokumen nilai hasil belajar siswa selama
1) Definisi Konseptual
2) Definisi Operasional
Persepsi orang tua terkait dengan respon atau tanggapan orang tua
3) Kisi-kisi Instrumen
sangat setuju; (2) setuju; (3) kurang setuju; (4) tidak setuju; dan
1) Definisi Konseptual
2) Definisi Operasional
daring.
3) Kisi-kisi Instrumen
h. Belajar daring 12
membuat saya
selalu belajar
dengan baik,
51
c. Motivasi Belajar
1) Definisi Konseptual
waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai); (2) ulet
bekerja mandiri; (5) tidak cepat bosan pada tugas yang rutin (hal-
52
sudah yakin akan sesuatu); (7) tidak mudah melepaskan hal yang
soal-soal.
2) Definisi Operasional
3) Kisi-kisi Instrumen
pilihan jawaban berbentuk skla Likert, yaitu: (1) sangat setuju; (2)
setuju; (3) kurang setuju; (4) tidak setuju; dan (5) sangat tidak
53
8. Senang a. Senang 31 4
mencari dan mencari
memecahkan persoalan-
57
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menguji setiap butir atau setiap item
pernyataan kisi-kisi angket. Jadi item pernyataan yang valid atau sah
besar dari rtabel (rxy > rtabel). Pengujian dilakukan dengan rumusan
58
n ( ∑ xy ) −( ∑ x ) ∑ y
r xy =
√ n ∑ x −( ∑ x ) { n ∑ y −( ∑ y ) }
2 2 2 2
Dimana:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
n = Sampel penelitian
∑ = Hasil jumlah
x = Nilai variabel x
y = Nilai variabel y
xy = Hasil perkalian nilai variabel x dan variabel y
b. Uji Reliabilitas
E. Instrumen Penelitian
penelitian
penelitian
belajar psikomotor siswa diambil dari nilai yang sudah ada atau dengan
teknik dokumentasi. Nilai hasil belajar siswa tersebut adalah nilai hasil
sebagai berikut:
berikut:
tentang distribusi data minat belajar, motivasi belajar, dan nilai hasil
f
P= x 100 %
N
Dimana:
f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Number of cases (Jumlah frekuensi/banyaknya individu)
P = angka persentase (Sudijono, 2011:43).
berikut.
nilai berikut.
dengan uji normalitas dan homogenitas. Data hasil penelitian diuji secara
a) Uji Prasyarat
b) Uji Hipotesis
Dimana :
X1 = Persepsi Orang Tua
X2 = Persepsi Peserta Didik
X3 = Motivasi Belajar
Y = Hasil Belajar
ρ = Koefisien Regresi
e = Standar Error
G. Hipotesis Statistika
berikut:
63
1. Hipotesis Pertama
2. Hipotesis Kedua
3. Hipotesis Ketiga
4. Hipotesis Keempat
belajar (Y1).
64
5. Hipotesis Kelima
6. Hipotesis Keenam
Keterangan:
H0 : Hipotesis nol
H1 : Hipotesis alternatif
ρy1 : Kooefisien jalur persepsi orang tua terhadap hasil belajar
ρy2 : Kooefisien jalur persepsi peserta didik belajar daring terhadap
hasil belajar
ρy3 : Kooefisien jalur motivasi belajar terhadap hasil belajar
ρ13 : Kooefisien jalur persepsi orang tua serta motivasi belajar
terhadap hasil belajar
ρ23 : Kooefisien jalur persepsi peserta didik belajar daring serta
motivasi belajar terhadap hasil belajar
ρ123 : Kooefisien jalur persepsi orang tua dan peserta didik belajar
daring serta motivasi belajar terhadap hasil belajar
65
BAB IV
A. Deskripsi Data
Dalam bab ini akan dideskripsikan tentang variabel yang diteliti yaitu
untuk variabel bebasnya adalah persepsi orangtua (X1) peserta didik belajar daring
(X2), motivasi belajar (X3) sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar
1. Persepsi Orangtua
Tumang Kecamatan Siak, dari 35 orang siswa diperoleh rerata hitung (mean) =
Siswa Kelas V SD Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak, 2 orang atau 5,71% termasuk
pada kelas interval 44-47, 2 orang atau 5,71% termasuk pada kelas interval 48-51, 3
66
orang atau 8,57 termasuk pada kelas interval 52-55, 7 orang atau 20,--% termasuk
pada kelas interval 56-59, 11 orang atau 31,43% termasuk pada kelas interval 60-63,
4 orang atau 11,43% termasuk pada kelas interval 64-67, dan 6 orang atau 17,14%
termasuk pada kelas interval 68-71. Penyebaran distribusi frekuensi dari persepsi
Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak, dari 35 orang siswa diperoleh rerata hitung
25. Selanjutnya distribusi frekuensi data peserta didik belajar daring dapat dilihat
pada Tabel 7.
Siswa Kelas V SD Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak, 2 orang atau 5,71% termasuk
pada kelas interval 25-31, 1 orang atau 2,86% termasuk pada kelas interval 32-38, 4
orang atau 11,43 termasuk pada kelas interval 39-45, 9 orang atau 25,71 % termasuk
pada kelas interval 46-52, 5 orang atau 14,29% termasuk pada kelas interval 53-59, 8
orang atau 22,86% termasuk pada kelas interval 60-66, dan 6 orang atau 17,14%
termasuk pada kelas interval 67-73. Penyebaran distribusi frekuensi dari peserta
didik belajar daring terhadap hasil belajar PJOK Siswa Kelas V SD Negeri 10
3. Motivasi Belajar
Tumang Kecamatan Siak, dari 35 orang siswa diperoleh rerata hitung (mean) =
68
Selanjutnya distribusi frekuensi data peserta didik belajar daring dapat dilihat
pada Tabel 8.
Siswa Kelas V SD Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak, 1 orang atau 2,86% termasuk
pada kelas interval 86-100, 6 orang atau 17,15% termasuk pada kelas interval 101-
105, 5 orang atau 14,29 termasuk pada kelas interval 106-110, 4 orang atau 11,43 %
termasuk pada kelas interval 111-115, 4 orang atau 11,43 % termasuk pada kelas
interval 116-120, 9 orang atau 25,71% termasuk pada kelas interval 121-125, dan 6
orang atau 17,14% termasuk pada kelas interval 126-130 . Penyebaran distribusi
frekuensi dari motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar PJOK Siswa Kelas V
4. Hasil Belajar
Siswa diperoleh rerata hitung (mean) = 79, standar deviasi = 3,33, nilai maksimum =
1 80 - 100 25 71,43
2 70-79 10 28,57
3 60-69 0 -
4 < 60 0 -
Jumlah 63 100%
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS 25, (2021)
70
Siswa Kelas V SD Negeri 10 Tumang Kecamatan Siak, tidak ada siswa yang
memiliki Hasil Belajar PJOK berada pada klasifikasi kurang dan sedang, 10 orang
yang memiliki Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan berada
pada klasifikasi baik atau sekitar (28,57%), 25 orang yang memiliki Hasil Belajar
PJOK berada pada klasifikasi baik sekali atau sekitar (71,43%). Untuk lebih
B. Pengujian Prasyarat
tiga uji prasyarat, yaitu terdiri atas uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji
heteroskedastisitas. Adapun hasil pengujian dari ketiga uji tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Uji Normalitas
distribusi data. Dasar pengambilan uji normalitas, jika Sig (signifikansi)> 0,05
71
maka data berdistribusi normal namun sebaliknya jika nilai Sig (signifikansi)<
Asymp.Sig nya. Kriteria penerimaan normalitas adalah jika nilai signifikansi hasil
perhitungan lebih besar dari α = 0,05 maka distribusinya normal, sebaliknya jika
Unstandardized Residual
N 35
Normal Mean .0000000
Parametersa,b Std. Deviation .88198962
Most Absolute .075
Extreme Positive .075
Differences Negative -.058
Test Statistic .075
Asymp. Sig. (2-tailed) .178c
a. Test distribution is Normal.
dilihat bahwa nilai signifikansi dari tiap-tiap variabel lebih besar dari α = 0,05.
Pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa nilai Signifikansi adalah 0,200. Nilai 0,200 >
Sedangkan pada Tabel 11 nilai Signifikansi adalah 0,200. Nilai 0,178 > 0,05
berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinieritas
adalah korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah yang terjadi pada hubungan
diantara variabel bebas. Uji multikorelasi perlu dilakukan jika jumlah variabel
bebas lebih dari salah satu. Salah satu cara mendeteksi adalah dengan melihat nilai
VIF (Variance-Inflating Factor). Jika VIF > 10 atau tolerance kurang dari 0.10
maka dinyatakan terjadi gejala multikolinearitas. Sebaliknya apabila nilai VIF <
10 atau tolerance lebih dari 0,10 maka tidak dinyatakan terjadi gejala
multikolinearitas.
Collinearity Statistics
1 (Constant)
X1 .845 1.183
X2 .845 1.183
a. Dependent Variable: X3
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS 25, (2021)
(VIF) persepsi orangtua sebesar 1,183<10 dan tolerance sebesar 0,845>0,10 dan
VIF peserta didik belajar daring sebesar 1,183<10 dan tolerance sebesar
Collinearity Statistics
1 (Constant)
X3 1.000 1.000
a. Dependent Variable: Y
(VIF). VIF motivasi belajar sebesar 1,000<10 dan tolerance sebesar 1,000>0,10.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut bebas dari
multikolinearitas.
3. Uji Heterokedastisitas
tertentu pada grafik. Pengujian ini bertujuan apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dan residual dari suatu pengamatan yang lain. Jika ada pola
tertentu, seperti titik titik yang membentuk suatu pola tertentu yang teratur
heterokedastisitas. Jika ada pola yang jelas, titik yang menyebar di atas dan di
bawah angka pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. Model regresi
atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat diartikan bahwa
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients Coefficients
a. Dependent Variable: X3
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS 25, (2021)
Persepsi orangtua. Diperoleh nilai t hitung (5,789) > t tabel (2,0322) atau
signifikansi (0,000) < 0,05. Artinya adalah bahwa variabel persepsi orangtua
Peserta didik belajar daring. Diperoleh nilai t hitung (6,800) > t tabel (2,0322)
77
atau signifikansi (0,000) < 0,05. Artinya adalah bahwa variabel peserta didik
Dari tabel di atas maka dapat diperoleh persamaan struktur 1 sebagai berikut:
Diperoleh nilai koefisien variabel sikap sebesar 0,412. Artinya adalah setiap
motivasi belajar siswa sebesar 0,412 dan sebaliknya dengan asumsi variabel
lain tetap.
Diperoleh nilai koefisien variabel peserta didik belajar daring sebesar 0,485.
Standar error (ε1) sebesar 0,662. Artinya besarnya koefisien jalur error bagi
0,662.
78
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients Coefficients
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS 25, (2021)
- Nilai t hitung (19,837) > t tabel (2,0322) atau signifikansi (0,000) < 0,05.
Dari tabel di atas maka dapat diperoleh persamaan struktur 1 sebagai berikut:
Y2 = 0,890 Y1 + 0,455 ε2
Standar error (ε1) sebesar 0,455. Artinya besarnya koefisien jalur error bagi
variabel lain di luar penelitian yang mempengaruhi hasil belajar siswa sebesar
0,455.
D. Uji Simultan F
terhadap variabel dependen. Hasil Uji F pada penelitian ini dapat dilihat pada
ANOVAa
Total 736.442 34
a. Dependent Variable: X3
Sig. (0,000) < 0,05. Artinya adalah bahwa variabel persepsi orangtua dan peserta
Total 389.984 34
a. Dependent Variable: Y
Sig. (0,000) < 0,05. Artinya adalah bahwa variabel persepsi orangtua, peserta
besar kontribusi pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dengan
Adjusted R
Model R R Square Square Std. Error of the Estimate
b. Dependent Variable: X3
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS 25, (2021)
81
0,562. Artinya adalah bahwa persentase pengaruh persepsi orangtua dan peserta
didi belajar daring terhadap motivasi belajar adalah sebesar 56,2%. Sedangkan
sisanya 43,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model
ini.
Adjusted R
Model R R Square Square Std. Error of the Estimate
a. Predictors: (Constant), X3
c. Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS 25, (2021)
0,793. Artinya adalah bahwa persentase pengaruh motivasi belajar siswa terhadap
hasil belajar siswa adalah sebesar 79,3%. Sedangkan sisanya 20,7% dipengaruhi
≥0,30 Kuat
Hasil pengujian hipotesis untuk analisis jalur dapat dilihat dari tabel direct
Tidak
Pengaruh Langsung Total Ket
Langsung
Persepsi Orangtua →
0,412 - 0,412 Kuat
Motivasi belajar
Motivasi belajar →
0,890 - 0,890 Kuat
Hasil belajar
ε1 = √ 1−R2= √ 1−0,562=0,662
ε2 = √ 1−R2= √ 1−0,793=0,455
G. Pembahasan
berdasarkan struktur tersebut berikut ini adalah tabel dan masing-masing struktur.
Jika thitung < ttabel maka hipotesis di tolak, artinya tidak ada pengaruh positif dari
Jika nilai probabilitas signifikan 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas sig atau sig > 0,005, maka hipotesis 1 ditolak, artinya tidak signifikan.
Sebaliknya, jika nilai probabilitas lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas
sig atau sig < 0,005, maka hipotesis 1 diterima, artinya signifikan.
84
Nilai t hitung (5,789) > t tabel (2,0322) dengan signifikansi (0,000) < 0,05.
motivasi belajar siswa. Dengan demikian maka hipotesis dalam penelitian ini
dikatakan kuat jika total pengaruh >0,30. Total pengaruh langsung pada hipotesis
1 yaitu 0,412 > 0,30 maka hipotesis 1 mempunyai pengaruh langsung yang kuat.
Nilai t hitung (6,800) > t tabel (2,0322) dengan signifikansi (0,000) < 0,05.
Artinya, adalah peserta didik belajar daring berpengaruh positif dan signifikan
penelitian ini diterima. Serta hasil pengujian hipotesis hubungan pengaruh antar
variabel dikatakan kuat jika total pengaruh >0,30. Total pengaruh langsung pada
hipotesis 2 yaitu 0,485 > 0,30 maka hipotesis 2 mempunyai pengaruh langsung
yang kuat.
85
Nilai t hitung (19,837) > t tabel (2,0322) dengan signifikansi (0,000) <
0,05. Artinya, adalah motivasi belajar siswa berpengaruh positif dan signifikan
terhadap hasil belajar siswa. Dengan demikian maka hipotesis dalam penelitian ini
dikatakan kuat jika total pengaruh >0,30. Total pengaruh langsung pada hipotesis
3 yaitu 0,890 > 0,30 maka hipotesis 3 mempunyai pengaruh langsung yang kuat.
hasil belajar siswa melalui motivasi belajar siswa dikatakan kuat jika total
pengaruh >0.30. Total pengaruh pada hipotesis ini yaitu 5,522 > 0,30 maka
hipotesis ini mempunyai pengaruh yang kuat. Dapat disimpulkan bahwa Hipotesis
belajar daring terhadap hasil belajar siswa melalui motivasi belajar siswa
dikatakan kuat jika total pengaruh >0.30. Total pengaruh pada Hipotesis ini yaitu
6,458 > 0,30 maka hipotesis ini mempunyai pengaruh yang kuat. Dapat
peserta didik belajar daring terhadap hasil belajar siswa melalui motivasi belajar
siswa.
87
BAB V
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis data penelitian tentang Hasil Belajar PJOK Siswa Kelas V
siswa. Artinya semakin baik persepsi orangtuasiswa akan semakin baik pula
motivasi belajar PJOK. Artinya semakin baik peserta didik belajar daring siswa
PJOK. Artinya semakin baik motivasi belajar siswa akan semakin baik pula
5. Terdapat pengaruh tidak langsung antara peserta didik belajar daring terhadap
6. Terdapat pengaruh persepsi orang tua, peserta didik belajar daring, dan
motivasi belajar secara simultan terhadap hasil belajar PJOK Siswa Kelas V
B. Implikasi
Hasil belajar merupakan salah satu bukti yang menunjukkan kemampuan atau
keberhasilan, yang melakukan proses belajar sesuai bobot atau nilai yang berhasil
Persepsi orangtua, peserta didik belajar daring, dan motivasi belajar. Untuk
layaknya seorang pelajar atau siswa perlu ditunjang persepsi orangtua, peserta
didik belajar daring yang baik, dan motivasi belajar yang tinggi maka hasil belajar
Untuk mendapatkan hasil belajar PJOK yang maksimal maka perlu ditunjang
persepsi orangtua, peserta didik belajar daring yang baik, dan motivasi belajar
yang tinggi. Hasil yang maksimal apabila pelajar atau siswa memiliki tingkat
persepsi orangtua yang bagus. Karena untuk memperoleh hasil belajar yang baik
ditunjang oleh persepsi orangtua, peserta didik belajar daring yang baik, dan
motivasi belajar yang tinggi. Jadi, persepsi orangtua, peserta didik belajar daring
yang baik, dan motivasi belajar yang tinggi sangat berpengaruh terhadap hasil
belajar PJOK.
peserta didik belajar daring yang baik, dan motivasi belajar yang tinggi memiliki
orangtua, peserta didik belajar daring yang baik, dan motivasi belajar yang tinggi
memiliki dampak secara langsung terhadap hasil belajar PJOK. Juga memiliki
89
dapak secara tidak langsung. Oleh sebab itu perlu dilakukan pemantauan ketika
Baru Kabupaten Sijunjung melalui motivasi belajar yang tinggi. Begitu juga
dengan peserta didik belajar daring yang memiliki dampak terhadap hasil belajar
Kamang.
Baru Kabupaten Sijunjung motivasi belajar yang tinggi. Jadi secara tidak
langsung perlu jadi perhatian bahwa, motivasi belajar menjadi faktor penghubung
antara persepsi orangtua dan peserta didik belajar daring terhadap peningkatan
hasil belajar PJOK itu sendiri. Oleh sebab itu, dapat diartikan bahwa ketiga
fariabel eeksogen ini menjadi titik perhatian sebagai pengaruh dalam keberhasilan
hasil belajar PJOK yang dicapai oleh siswa di Sekolah Dasar Negeri 10 Kunangan
C. Saran
1. Guru PJOK, dalam upaya meningkatkan hasil belajar secara baik hendaknya
mengetahui tingkat persepsi orangtua, peserta didik belajar daring dan motivasi
Olahraga dan Kesehatan yang baik. Karena, faktor internal yang berhubungan
90
peserta didik belajar daring dan motivasi belajar siswa. Bagiknya ketiga faktor
disekolah. Agar persepsi orangtua yang dimiliki sekarang tetap terjaga atau
daring yang dimiliki sekrang ebih baik dan meningkat terhadap pembelajarn
belajar daring, dan motivasi belajar akan semakin tinggi Hasil Belajar
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati & Mudjiono. (2015. Belajar dan Pembelajaran Edisi Revisi. Jakarta:
Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. (2010). Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. (2010). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif
Suatu Pendekatan Teoretis Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta.
Kelly, A.V. (2006). The Curriculum Theory and Practice. London: Sage
Production.
Sardiman, A.M. (2016). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Edisi Revisi.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
SP, T. A. W. R. (2019). Persepsi Peserta Didik, Guru dan Peran Orang Tua dalam
Penyelenggaraan Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan (PJOK) di SMA Kabupaten Kutai Timur (Doctoral
Dissertation, Universitas Negeri Semarang).
Tu’u, Tulus. (2010). Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:
Grasindo.
Pernyataan
Pernyataan
Pernyataan