Oleh :
Dra. Rahayu Dewi Soeyono, M.Si Dra. Hj. Siti Sulandjari, M.Si
NIP. 196311241988122001 NIP. 195903311985032001
Mengetahui,
Wakil Dekan Bidang Akademik
ii
sehingga penyusunan proposal magang ini dapat terselesaikan
dengan tepat waktunya.
7. Sahabat seperjuangan dan teman-teman mahasiswa S1 Gizi
2019 yang selalu mendukung dan memberi semangat dalam
penyusunan proposal magang ini.
8. Semua pihak yang telah memberikan bantuan sampai dengan
terselesaikannya proposal magang ini
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
2. Tujuan Penyuluhan Gizi .............................................. 18
3. Langkah-Langkah Penyuluhan Gizi ............................ 19
4. Sasaran Penyuluhan Gizi ............................................. 22
5. Metode dan Teknik Penyuluhan Gizi .......................... 22
6. Media Penyuluhan Gizi ............................................... 23
7. Hasil Penyuluhan Gizi ................................................. 25
BAB III METODE KEGIATAN ................................................ 29
A. Sasaran ............................................................................ 29
B. Lokasi dan Waktu............................................................ 29
C. Plan of Action (PoA) ....................................................... 30
D. Penyusunan Perangkat Penyuluhan ................................. 32
1. RPPG (Rancangan Pelaksanaan Penyuluhan Gizi) ..... 32
2. Materi .......................................................................... 38
3. Media ........................................................................... 47
4. Instrumen Evaluasi ...................................................... 48
5. Teknik Pengumpulan Data .......................................... 48
6. Teknik pengolahan Data .............................................. 49
7. Teknik Analisis Data ................................................... 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................... 51
A. Detail Pelaksanaan .......................................................... 51
B. Hasil dan Pembahasan Penyuluhan gizi .......................... 52
1. Hasil Evaluasi Pengetahuan ........................................ 52
2. Hasil Evaluasi Sikap.................................................... 55
3. Hasil Evaluasi Respon Kegiatan ................................. 55
v
BAB V PENUTUP ...................................................................... 57
A. Kesimpulan...................................................................... 57
B. Saran ................................................................................ 57
DAFTAR PUSTAKA.................................................................. 59
LAMPIRAN ................................................................................ 62
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Plan of Action............................................................. 30
Tabel 3. 2 Langkah - Langkah Pembelajaran .............................. 36
Tabel 3. 3 Tujuan Pembelajaran dan Uraian Materi.................... 38
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. 1 Nilai Pretest dan Posttest ....................................... 52
Gambar 4. 2 Hasil Tes Normality Nilai Pretest dan Posttest ...... 52
Gambar 4. 3 Hasil Rank Uji Wilcoxon Nilai Pretest dan
Posttest .................................................................... 53
Gambar 4. 4 Hasil Uji Wilcoxon Nilai Pretest dan Posttest ....... 54
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Media ....................................................................... 62
Lampiran 2 Tricky Card .............................................................. 63
Lampiran 3 Lembar Soal Pretest dan Posttest ............................ 65
Lampiran 4 Lembar Angket Sikap .............................................. 66
Lampiran 5 Lembar Angket Respon ........................................... 67
Lampiran 6 Hasil Pretest dan Posttest ........................................ 69
Lampiran 7 Hasil Angket Sikap .................................................. 71
Lampiran 8 Hasil Angket Respon ............................................... 73
Lampiran 9 Daftar Hadir Kegiatan .............................................. 75
Lampiran 10 Dokumentasi Kegiatan ........................................... 76
Lampiran 11 Logbook Kegiatan Gizi Masyarakat ...................... 77
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan suatu keadaan ketika tekanan
darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. Hal tersebut
dapat terjadi karena jantung bekerja lebih keras memompa
darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh.
Jika dibiarkan, penyakit ini dapat mengganggu fungsi organ-
organ lain, terutama organ-organ vital seperti jantung dan
ginjal (Kemenkes RI, 2018b). Dikatakan hipertensi apabila
tekanan darah seseorang menunjukkan tekanan sistolik sebesar
≥140 mmHg atau dan tekanan diastolik sebesar ≥ 90 mmHg.
Hipertensi sering disebut "the silent killer" karena sering tanpa
keluhan, sehingga penderita tidak tahu kalau dirinya mengidap
hipertensi, tetapi kemudian mendapatkan dirinya sudah
terdapat penyakit penyulit atau komplikasi dari hipertensi
(Kemenkes RI, 2018).
Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui
pengukuran tekanan darah pada umur ≥ 18 tahun sebesar
22,2% (Kemenkes RI, 2018). Berdasarkan hasil Riskesdas
2018, prevalensi penduduk dengan tekanan darah tinggi di
Provinsi Jawa Timur sebesar 36,3%. Prevalensi semakin
meningkat seiring dengan pertambahan umur. Jika
dibandingkan dengan Riskesdas 2013 (26,4%), prevalensi
tekanan darah tinggi mengalami peningkatan yang cukup
signifikan. Jumlah estimasi penderita hipertensi yang berusia
≥ 15 tahun di Provinsi Jawa Timur sekitar 11.686.430
penduduk, dengan proporsi laki-laki 48,38% dan perempuan
51,62% (Profil Kesehatan Jatim, 2021).
Data dari Puskesmas Prambon Kabupaten Sidoarjo tahun
2022 menunjukkan bahwa jumlah penderita hipertensi berusia
1
≥15 tahun di Desa Simpang sendiri sebanyak 366 orang. Data
tersebut merupakan data rill yang didapatkan dari hasil data
PIS PK (Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga) Desa Simpang serta didapatkan dari pendataan
kader Posbindu PTM dan Posyandu Lansia Desa Simpang.
Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya masalah
hipertensi di Kecamatan Prambon khususnya Desa Simpang
adalah pola makan yang mengonsumsi makanan pemicu
hipertensi. Analisis situasi didapatkan dengan mengumpulkan
informasi tentang penyakit hipertensi melalui wawancara
dengan bidan desa dan koordinator PTM di Puskesmas
Prambon untuk mengetahui jumlah pengidap hipertensi. Selain
itu, dilakukan wawancara terhadap masyarakat Desa Simpang
yang mengunjungi Puskesmas Prambon dan terdiagnosis
hipertensi, bahwa dari 10 masyarakat tersebut 7 diantaranya
masih suka makan asin meskipun sudah berobat.
Faktor risiko terjadinya hipertensi di usia muda salah
satunya adalah karena gaya hidup. Meningkatnya hipertensi
pada seseorang di usia muda serta dewasa dipengaruhi oleh
gaya hidup yang tidak sehat. Hal-hal yang termasuk gaya hidup
tidak sehat antara lain adalah mengonsumsi makanan yang
kurang bergizi, kurang olahraga, kebiasaan merokok, dan
stress (Mayasari, et al., 2019). Konsumsi garam berlebih,
konsumsi lemak jenuh berlebih, penggunaan minyak bekas
pakai atau jelantah, kebiasaan konsumsi minum-minuman
beralkohol, obesitas, kurang aktivitas fisik atau olahraga dapat
membuat orang yang cenderung mempunyai frekuensi denyut
jantung yang lebih tinggi sehingga otot jantung harus bekerja
lebih keras pada setiap kontraksi, makin besar dan sering otot
jantung memompa maka makin besar tekanan yang
dibebankan pada arteri sehingga tekanan darah akan
2
meningkat (Andari et al., 2020). Kemudian kebiasaan merokok
juga dapat menyebabkan hipertensi karena kandungan rokok
dapat merusak pembuluh darah yang akan menyebabkan
aterosklerosis yang menyebabkan penyempitan pembuluh
darah sehingga menyebabkan tekanan dalam dinding arteri
meningkat (Furqani et al., 2020),
Berhubungan dengan gaya hidup yang tidak sehat itulah
maka tekanan darah tidak terkontrol. Dampak tidak
terkontrolnya tekanan darah dalam waktu yang lama bisa
menyebabkan komplikasi penyakit hipertensi (Siswanti,
2020). Komplikasi penyakit hipertensi antara lain kerusakan
organ meliputi otak, karena hipertensi yang tidak terkontrol
dapat meningkatkan risiko stroke kemudian kerusakan pada
jantung, hipertensi meningkatkan beban kerja jantung yang
akan menyebabkan pembesaran jantung sehingga
meningkatkan risiko gagal jantung dan serangan jantung.
Selain kerusakan otak dan jantung karena kondisi hipertensi
yang memburuk, gagal ginjal juga merupakan risiko yang
harus ditanggung penderita hipertensi. Hipertensi juga
menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di retina yang
berakibat pada gangguan penglihatan bahkan bisa mengalami
kebutaan (Harahap et al, 2019).
Salah satu upaya pencegahan penyakit tidak menular
yaitu dengan mendukung Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat (UKBM) melalui pelaksanaan Posbindu PTM
(Penyakit Tidak Menular). Posbindu PTM merupakan kegiatan
untuk pengendalian faktor resiko PTM melalui pemberdayaan
masyarakat. peran serta masyarakat dlm kegiatan deteksi dini,
pemantauan dan tindak lanjut dini faktor resiko Penyakit Tidak
Menular secara mandiri dan berkesinambungan. Sasaran
program ini ditujukan kepada seluruh masyarakat sehat dan
3
berisiko yang berusia mulai dari 15 tahun ke atas. Posbindu
PTM diperlukan supaya masyarakat dapat mengendalikan
faktor risiko Penyakit Tidak Menular yang terdapat pada setiap
individu agar tidak berkembang menjadi Penyakit Tidak
Menular.
Selain itu adanya penyuluhan atau edukasi gizi terkait
hipertensi pun juga menjadi hal yang sangat penting. Hal ini
dapat dilakukan sebagai upaya preventif maupun promotif
untuk menurunkan risiko tekanan darah tinggi di masyarakat.
Penyuluhan gizi merupakan proses pembelajaran untuk
mengembangkan pengertian dan sikap positif terhadap gizi
agar pihak yang bersangkutan dapat membentuk kebiasaan
makan atau pola makan yang baik di kehidupan sehari-hari.
Dalam hal ini penjelasan tentang diet hipertensi menjadi salah
satu hal yang wajib disampaikan dalam penyuluhan gizi terkait
hipertensi karena berdasarkan penelitian sebelumnya tentang
Hubungan Perilaku Hidup Tidak Sehat Dengan Kejadian
Hipertensi Pada Masyarakat (Heri, et al., 2022) menunjukkan
bahwa hampir seluruh (93,8%) responden yang menjalani
perilaku hidup sehat tidak mengalami hipertensi, dan hampir
seluruh (89,2%) responden yang menjalani perilaku hidup
tidak sehat mengalami hipertensi.
Berdasarkan latar belakang di atas, diperlukan
penyuluhan gizi terkait hipertensi serta diet hipertensi sebagai
upaya preventif serta promotif guna menurunkan angka
hipertensi melalui posbindu PTM di Desa Simpang,
Kecamatan Prambon, Kabupaten Sidoarjo. Dengan adanya
penyuluhan ini diharapkan pengetahuan masyarakat terkait
hipertensi dan diet hipertensi meningkat sehingga prevalensi
angka hipertensi di Kecamatan Prambon, khususnya Desa
Simpang akan menurun.
4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perbedaan pengetahuan masyarakat sebelum
dan sesudah diberikan penyuluhan gizi terkait hipertensi
dan diet hipertensi?
2. Bagaimana sikap masyarakat selama ini terkait hipertensi
dan diet hipertensi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan masyarakat
sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan gizi terkait
hipertensi dan diet hipertensi
2. Untuk mengetahui sikap masyarakat terkait hipertensi dan
diet hipertensi
D. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
Memberikan pengetahuan kepada masyarakat khususnya
sasaran mengenai hipertensi dan diet untuk penderita
hipertensi. Selain itu, penyuluhan gizi ini bisa dijadikan
bahan perencanaan pembina setempat sebagai upaya untuk
menurunkan prevalensi angka hipertensi di daerah
setempat.
2. Bagi Mahasiswa
Dapat menambah wawasan, pengalaman, keterampilan
serta informasi langsung terkait pengetahuan dan sikap
masyarakat mengenai hipertensi dan diet hipertensi
melalui penyuluhan gizi.
5
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Posbindu PTM
Posbindu PTM merupakan singkatan dari Pos Pembinaan
Terpadu Penyakit Tidak Menular. Pergeseran tipe penyakit
penyebab kematian terbanyak di Indonesia dari penyakit
menular menjadi penyakit tidak menular menjadikan peran
Posbindu PTM menjadi sangat penting. Hal ini dikarenakan
jumlah kasus penyakit tidak menular di Indonesia meningkat.
Meningkatnya jumlah kasus penyakit tidak menular (PTM) dan
relatif rendahnya kesadaran masyarakat menjadi salah satu
permasalahan kesehatan utama di Indonesia. Berdasarkan data
riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi
penyakit tidak menular (PTM) di Indonesia semakin meningkat.
Penyakit kronik tidak menular yang sering ditemui di
masyarakat adalah penyakit hipertensi, diabetes mellitus, gagal
ginjal kronik, dan stroke. Dibandingkan data Riskesdas 2013
prevalensi penyakit stroke naik dari 7% menjadi 10,9%, gagal
ginjal kronik naik dari 2% menjadi 3,8%, diabetes melitus naik
dari 6,9% menjadi 8,5%, dan hipertensi naik dari 25,8%
menjadi 34,1% (Balitbangkes, 2018). Data dari Kementrian
Kesehatan RI (2019) persentase penyakit tidak menular di
Indonesia saat ini sebesar 69,91% dengan angka kematian
sebesar 66% (WHO, 2021).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71
Tahun 2015 tentang Penanggulangan Penyakit Tidak Menular,
masyarakat baik secara perorangan maupun kelompok berperan
aktif dalam Penanggulangan PTM. Peran serta masyarakat yang
dimaksud dapat dilaksanakan melalui kegiatan Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) dengan membentuk
dan mengembangkan Pos Pembinaan Terpadu PTM (Posbindu
7
PTM). Pada Pos Pembinaan Terpadu PTM (Posbindu PTM)
dapat dilaksanakan kegiatan deteksi dini, monitoring, dan
tindak lanjut dini faktor risiko PTM secara mandiri dan
berkesinambungan di bawah pembinaan Puskesmas. Pada
tahun 2021 di Indonesia terdapat 75.508 Posbindu PTM.
Provinsi dengan jumlah Posbindu PTM terbanyak yaitu Jawa
Timur dengan 10.432 Posbindu PTM dan yang terendah yaitu
Kalimantan Utara (124 Posbindu PTM). Sedangkan untuk
Kecamatan Prambon sendiri memilikii 20 pos yang ada di 20
desa dalam wilayah kerja Puskesmas Prambon.
B. Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
Menurut Setyaning (2020) tekanan darah tinggi
(hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah
didalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu
keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal
tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya risiko
terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan
jantung, dan kerusakan ginjal. Dikatakan tekanan darah
tinggi apabila tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau
lebih, tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih.
Hipertensi sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan
dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang
mengalami kenaikan tekanan darah, tekanan sistolik terus
meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik
terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian
berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
2. Etiologi Hipertensi
Hipertensi dapat dikategorikan dalam dua jenis yaitu
primer dan sekunder, kedua jenis tersebut dibedakan oleh
8
penyebabnya. Hipertensi primer disebabkan oleh faktor
yang tidak dapat dimodifikasi seperti usia, jenis kelamin,
dan riwayat keluarga (keturunan). Sedangkan hipertensi
sekunder disebabkan oleh faktor yang dapat dimodifikasi
seperti konsumsi garam berlebih, konsumsi alkohol
berlebih, kegemukan (obesitas), merokok, kurang aktivitas
fisik, diet tinggi lemak, dan stress.
3. Patofisiologi Hipertensi
Menurut Setyaning (2020), tekanan darah dapat
dipengaruhi oleh volume sekuncup dan total peripheral
resistance. Apabila terjadi peningkatan pada salah satu dari
variabel tersebut yang tidak terkompensasi maka dapat
menyebabkan timbulnya hipertensi. Tubuh memiliki
sistem yang difungsikan untuk mencegah perubahan
tekanan darah secara akut yang disebabkan oleh gangguan
sirkulasi dan mempertahankan stabilitas tekanan darah
dalam jangka panjang. Pengendalian dimulai dari sistem
reaksi cepat seperti refleks kardiovaskuler melalui sistem
saraf, refleks kemoreseptor, respon iskemik, susunan saraf
pusat yang berasal dari atrium, dan arteri pulmonalis otot
polos. Sedangkan sistem pengendalian reaksi lambat
melalui perpindahan cairan antara sirkulasi kapiler dan
rongga angiotensin dan vasopresin. Kemudian dilanjutkan
sistem poten dan berlangsung dalam jangka panjang yang
dipertahankan oleh sistem pengaturan jumlah cairan tubuh
yang melibatkan berbagai organ.
Menurut Setyaning (2020) mekanisme terjadinya
Hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari
angiotensin I oleh angiotensin I converting enzyme (ACE).
ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur
9
tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang
diproduksi di hati. Selanjutnya oleh hormon, renin
(diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin
I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I
diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang
memiliki peran kunci dalam menaikkan tekanan darah
melalui dua aksi utama. Aksi pertama adalah
meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa
haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari)
dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan
volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit
urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis),
sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk
mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan
ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian
intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat yang
pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah
(Setyaning, 2020).
Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi
aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron merupakan
hormon steroid yang memiliki peranan penting pada
ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler,
aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam)
dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya
konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara
meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada
gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah
(Setyaning, 2020).
4. Komplikasi Hipertensi
Komplikasi hipertensi merupakan faktor risiko
penyakit stroke, infark miokard, gagal ginjal, gagal
10
jantung, aterosklerosis progresif (Widyasari dan
Candrasari 2010) dalam (Setyaning, 2020). Hipertensi
adalah suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan
darah yang memberi gejala berlanjut pada suatu target
organ tubuh sehingga timbul kerusakan lebih berat seperti
stroke (terjadi pada otak dan berdampak pada kematian
yang tinggi), penyakit jantung koroner (terjadi pada
kerusakan pembuluh darah jantung) serta penyempitan
ventrikel kiri/bilik kiri (terjadi pada otot jantung). Selain
penyakit-penyakit tersebut, hipertensi dapat pula
menyebabkan gagal ginjal, penyakit pembuluh lain,
diabetes mellitus, dan lain-lain (Erlyna, dkk., 2012) dalam
(Setyaning, 2020).
5. Tata Laksana Diet pada Penderita Hipertensi
Salah satu diet hipertensi yang dianjurkan adalah diet
DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension). Diet
hipertensi DASH tidak memerlukan bahan makanan
khusus maupun resep khusus untuk membuatnya, menu
tersebut terdiri dari diet buah sayur yang tinggi kalium
maupun magnesium, produk susu yang rendah lemak,
membatasi konsumsi kopi, gula, dan makanan rendah
kolesterol. Nuruddin (2018), 2017 bahwa penderita
hipertensi yang menggunakan diet DASH tekanan darah
sistolik lebih rendah rata-rata 7,3 mmHg dari diet yang
dijalani sebelumnya.
Diet DASH terdiri dari 5 prinsip dalam
pengaplikasianya Nuruddin (2018) yaitu :
a. Konsumsi buah sayur yang mengandung kalium,
fitoestrogen, dan serat.
b. Konsumsi produk susu rendah lemak yang
mengandung banyak kalsium.
11
c. Konsumsi Kacang, Ikan, dan Unggas secukupnya.
d. Kurangi lemak jenuh yang bersifat arterogenik seperti
asam urat, asam palmitat, asam stearate.
e. Membatasi konsumsi garam, konsumsi garam
natrium berlebih dapat menyebabkan tekanan darah
tinggi karena garam natrium dapat meresistensi air
dalam pembuluh darah sehingga kerja jantung dalam
memompa darah menjadi berat.
Manajemen yang dilakukan :
a. Perilaku Diet
1) Diet rendah garam
Almatsier (2005) dalam Nuruddin (2018)
menjelaskan bahwa diet rendah garam dibagi
menjadi 3 yaitu :
i. Diet Rendah Garam I sebanyak 200 – 400 mg
Na Diet ini diberikan pada penderita dengan
edema atau hipertensi berat. Garam dapur dan
tinggi natrium dihindarkan atau tidak boleh
ditambahkan ke dalam makanan yang
disajikan.
ii. Diet Rendah Garam II sebanyak 600 – 800 mg
Na Diet ini diberikan pada penderita
hipertensi yang tidak terlalu berat. Diet ini
ditambahkan dengan ½ sdt garam atau 2 gr.
iii. Diet Rendah Garam III sebanyak 1000 – 1200
mg Na Diet ini diberikan pada penderita
hipertensi ringan. Penambahan garam 1 sdt
atau 4 gr garam dapur boleh ditambahkan
dalam pengolahan makanan.
Dengan melakukan diet rendah garam dapat
menurunkan tekanan darah sistolik sebanyak 5
12
mmHg dan tekanan diastolik sekitar 2,5 mmHg
Nuruddin (2018). Bila tubuh kelebihan garam dan
air, maka tekanan darah dapat meningkat melalui
mekanisme fisiologi kompleks yang mengubah
aliran vena ke jantung. Pada kondisi ini akan
mengubah ambang tekanan pada ginjal dalam
mengeksresikan garam dan air. Pada kondisi ini pula
yang akan menyebabkan adanya peningkatan
tekanan arteri sistemik Nuruddin (2018).
13
sayuran bisa dikonsumsi dalam kehidupan sehari
hari dengan jumlah porsi sebanyak 4-5 kali/hari
seperti tomat, wortel, polong, labu, lobak hijau,
sawi, kangkung, bayam, kacang hijau, serta ubi
jalar.
4) Diet rendah kalori
Diet rendah kalori diberikan untuk menurunkan
berat badan sehingga mencapai berat badan yang
ideal (normal) dan 25 diberikan pada pasien
hipertensi yang obesitas. Kegemukan diukur
menggunakan IMT dan lingkar perut untuk lingkar
perut pada orang Asia laki-laki <90 dan perempuan
<80, jika IMT nya 23 tetapi lingkar perut laki-laki
>90, dan >80 pada perempuan maka dapat
digolongkan pada penderita tergolong obesitas
abdominal. Diet rendah kalori dapat dilakukan
dengan mengurangi kalori 500-1000 kal dibawah
kebutuhan normal (Nuruddin 2018).
5) Aktifitas fisik olahraga
Mempertahankan Body Massa Index (BMI) atau
berat badan sangat penting bagi pasien hipertensi
yaitu dalam rentan 18,5-24,9% . Aktivitas fisik
diketahui dapat membantu menurunkan tekanan
darah jika aktivitas fisik tersebut dilakukan secara
teratur dikarenakan aktivitas fisik teratur dapat
membantu jantung untuk meningkatkan
efisiensinya secara keseluruhan (Suryani,
Noviana, Libri, 2020).
b. Aturan Makan Penderita Hipertensi
Makanan yang dianjurkan :
1) Sayur dan buah sebanyak 4-5 porsi (400-500 gram)
14
2) Produk susu rendah lemak
3) Protein hewani seperti telur paling banyak 1
butir/hari
4) Kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti
tempe, tahu, kacang merah, dan kacang hijau
5) Karbohidrat seperti beras, kentang, maizena, terigu,
hunkwe, mie tawar, dan gula pasir
15
• Susu segar (1 gelas)
Makan siang :
• Nasi (2 centong)
• Ikan bumbu rujak (1 potong sedang)
• Tempe goreng (1 potong)
• Sayur asem (1/2 mangkuk sedang)
• Pisang (1 buah)
Makan malam :
• Nasi (2 centong)
• Semur ayam (1 potong)
• Tahu tim (1 potong)
• Cah wortel dan kol ( ½ mangkuk sedang)
• Jeruk (1 buah)
Selingan :
Pukul 10.00 : salad buah (1 mangkuk sedang)
Pukul 16.00 : kue nagasari (1 buah)
C. Penyuluhan Gizi
1. Pengertian Penyuluhan Gizi
Penyuluhan merupakan upaya perubahan perilaku
manusia yang dilakukan melalui pendekatan edukatif.
Pendekatan edukatif diartikan sebagai rangkaian kegiatan
yang dilakukan secara sistematik, terencana, terarah
dengan serta aktif individu maupun kelompok masyarakat,
untuk memecahkan masalah masyarakat dengan faktor
sosial, ekonomi, budaya setempat. Penyuluhan gizi adalah
suatu pendekatan edukatif untuk menghasilkan perilaku
masyarakat yang diperlukan dalam peningkatan dan
mempertahankan gizi yang baik.
16
Menurut Kiromah (2019) Penyuluhan gizi
merupakan kegiatan serta proses untuk memberikan
pengetahuan tentang pentingnya memiliki pola makan
yang baik, dan seharusnya dilakukan sedini mungkin
untuk menghindari keterbiasaan yang melekat pada pihak
yang bersangkutan. Penyuluhan gizi ditujukan untuk
kelompok atau golongan masyarakat massal, dan target
yang diharapkan adalah pemahaman perilaku aspek
kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Penyuluhan gizi
bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat
khususnya pada golongan rawan dengan cara memberikan
pengetahuan untuk mengubah perilaku masyarakat ke arah
yang baik sesuai dengan prinsip ilmu gizi.
Beberapa pemikiran dasar yang melandasi
penyuluhan gizi menurut Azizah (2018) adalah sebagai
berikut:
a. Penyuluhan gizi adalah bagian integral dari program
gizi dan kesehatan. Kegiatan penyuluhan gizi dimulai
dengan kegiatan perencanaan penyuluhan gizi.
b. Perencanaan penyuluhan merupakan kegiatan dalam
tim dan melibatkan banyak pihak yang pada
umumnya terdiri dari pimpinan program, seperti
Kepada Dinas Kesehatan Provinsi ataupun Kepala
Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten. Pihak lainya yang
terlibat yaitu Kepala Seksi Gizi sebagai pelaksana
program penyuluhan gizi. Serta para ahli gizi di Dinas
Kesehatan maupun ahli gizi yang ada pada
Puskesmas.
c. Perencanaan penyuluhan gizi harus didasarkan pada
pengetahuan yang cukup tentang :
1) Masalah gizi yang akan ditanggulangi
17
2) Program gizi yang akan ditunjang
3) Daerah yang membutuhkan penyuluhan gizi
4) Sasaran penyuluhan gizi
5) Sarana dan prasarana yang dibutuhkan
6) Cara membutuhkan perencanaan penyuluhan gizi
yang baik
7) Dasar-dasar penyuluhan gizi
d. Evaluasi dan penilaian diperlukan untuk membentuk
perencanaan penyuluhan gizi yang baik. Penilaian
tersebut meliputi materi yang akan dinilai, waktu
pelaksanaan penilaian, instrumen penilaian, standar
penilaian, dan lain-lain.
18
3. Langkah-Langkah Penyuluhan Gizi
a. Mengenal masalah, masyarakat, dan wilayah
Mengenal masalah
● Mengenal program yang akan ditunjang
● Mengenal masalah yang akan ditanggulangi.
● Dasar pertimbangan
● Pelajari masalah tersebut: pengertian, sikap, dan
perilaku.
Mengenal masyarakat
● Jumlah penduduk khususnya golongan rawan
● Sosial dan ekonomi
● Pola konsumsi
● Sumber daya
● Pengalaman masyarakat terhadap program
● Pengalaman masyarakat masa lalu
Mengenal wilayah
● Lokasi : memperhatikan terpencil, penggunungan
atau datar, jalur transportasi.
● Sifatnya : memperhatikan kapan musim hujan dan
kemarau, daerah kering atau cukup air, banjir,
daerah perbatasan
b. Menentukan prioritas masalah gizi
Dalam menentukan prioritas masalah gizi dapat
dilakukan koordinasi dengan petugas program terkait.
Penentuan prioritas dapat dijadikan acuan penjelasan
karena kemampuan seseorang untuk mempelajari
sesuatu berbeda-beda, demikian juga tahap
perkembangan mental, keadaan lingkungan dan
kesempatannya berbeda-beda.
c. Menentukan tujuan penyuluhan gizi
19
Tujuan penyuluhan gizi dapat dilihat dari tiga
sudut pandang, yaitu tujuan jangka panjang, tujuan
jangka menengah, dan tujuan jangka pendek. Contoh
tujuan jangka panjang penyuluhan gizi adalah
tercapainya status kesehatan masyarakat yang
optimal. Tujuan penyuluhan jangka menengah adalah
terciptanya perilaku yang sehat di bidang gizi.
Sementara itu, tujuan jangka pendek adalah
terciptanya pengertian, sikap, dan norma yang positif
di bidang gizi.
d. Menentukan sasaran penyuluhan gizi
Sasaran penyuluhan adalah kelompok masyarakat
yang ditujukan untuk mendapat penyuluhan.
Kelompok masyarakat dapat dilihat dari penduduk
yang rawan gizi, seperti ibu hamil, ibu menyusui,
lansia, masyarakat dengan penyakit tertentu, dan
sebagainya. Dalam menentukan sasaran, penyuluh
harus mengetahui tingkatan mana yang sesuai dengan
sasaran. Hal ini penting untuk menentukan metode
mana yang paling tepat.
e. Menentukan materi penyuluhan gizi
Materi yang disampaikan sebaiknya
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, tidak
terlalu sulit untuk dimengerti oleh sasaran, dalam
penyampaian materi sebaiknya menggunakan metode
dan media untuk mempermudah pemahaman dan
untuk menarik perhatian sasaran. Dalam
penyampainnya materi juga harus dikuasai oleh
penyuluh agar dapat disampaikan dengan percaya
diri. Selain itu materi yang disampaikan hendaknya
disesuaikan dengan kebutuhan kelompok dan
20
masyarakat supaya dapat dirasakan langsung
manfaatnya.
f. Menentukan metode penyuluhan gizi
Prinsip penggunaan metode dapat digunakan lebih
dari satu metode atau bervariasi antara metode satu
dengan metode lainnya. Metode penyuluhan dapat
disampaikan melalui beberapa contoh diantaranya
ceramah, diskusi, tanya jawab, demonstrasi, dan
game.
g. Menentukan media penyuluhan gizi
Media penyuluhan penting digunakan untuk
mempermudah dan memperjelas pesan-pesan gizi.
Yang dimaksud media adalah alat, bahan atau apapun
yang digunakan sebagai media untuk pesan- pesan
yang akan disampaikan dengan maksud untuk lebih
memperjelas pesan-pesan. Media harus ditentukan
sesuai dengan sasaran dimana sasaran tersebut dapat
memahami pesan yang disampaikan dengan baik.
h. Membuat rencana penilaian (evaluasi)
Suatu perencanaan yang baik, harus memiliki
evaluasi untuk penyuluhan yang dilaksanakan.
Evaluasi penyuluhan meliputi evaluasi hasil dan
evaluasi proses :
a. Evaluasi hasil
Pengetahuan : melakukan Pretest dan Posttest,
memberikan pertanyaan kepada audiens
Perilaku : observasi, hasil suatu program
b. Evaluasi proses
● Sesuai dengan rencana penyuluhan atau tidak
● Kepuasan peserta
● Partisipasi peserta
21
4. Sasaran Penyuluhan Gizi
Untuk melakukan sebuah penyuluhan diharuskan
mengetahui sasaran yang akan diberi penyuluhan. Sasaran
penyuluhan kesehatan mencakup kelompok dan
masyarakat. Menurut Kiromah (2019) penting mengetahui
karakteristik masyarakat yang akan diberi penyuluhan.
Karakteristik masyarakat yang harus dikenal adalah
penduduk rawan gizi, keadaan sosial budaya dan ekonomi,
pola komunikasi di masyarakat, sumber daya masyarakat,
dan bagaimana pengalaman masyarakat di masa lalu
sehubungan dengan program-program gizi yang telah
dilaksanakan.
22
i. Demonstrasi (peragaan)
j. Peninjauan Lapangan
23
yang tepat digukakan untuk mempermudah penyuluhan
kepada sasaran usia produktif adalah leaflet.
Leaflet merupakan salah satu sarana penyuluhan
berupa pengumuman singkat dari berbagai bentuk media
komunikasi berupa lembaran yang berisi pesan atau
informasi mengenai perusahaan, produk, informasi
kesehatan, organisasi dan jasa atau konsep untuk
diberitakan oleh umum (Lestari, 2021).
Manfaat leaflet :
a. Untuk mengingatkan kembali informasi yang sudah
disampaikan oleh penyuluh saat penyuluhan.
b. Leaflet kebanyakan dibagikan pada sampel sesudah
selesai penyuluhan atau bias juga dibagikan pada saat
penyuluhan sedang berlangsung agar lebih mudah
memahami yang disampaikan oleh penyuluh.
Kelebihan leaflet :
a. Bisa disimpan lama dan jika lupa bisa dibuka lagi.
b. Bisa digunakan sebagai bahan bacaan.
c. Jika perlu bisa dicetak ulang.
d. Dapat dipakai untuk bahan diskusi.
Kekurangan leaflet :
a. Apabila desain leaflet tidak menarik, orang tidak
tertarik untuk membaca dan memahaminya.
b. Leaflet tidak dapat dipakai oleh orang yang tidak bisa
membaca dan tuna netra.
24
anggota kelompok diajak untuk memilih gambar makanan
atau minuman yang dilarang, diperbolehkan, dan dibatasi
konsumsinya. Kemudian diberikan buku panduan hidup
sehat bebas hipertensi agar penerapannya dapat dilakukan
setiap hari seperti menu-menu masakan yang bisa
dipraktikkan untuk mencegah kejadian hipertensi
(Aryatika et al., 2021).
Kelebihan tricky card:
a. Memudahkan sasaran didik untuk lebih memahami
materi melalui gambar
b. Dapat dipakai untuk bahan diskusi
Kekurangan tricky card:
a. Tidak dapat dipakai oleh orang yang tidak bisa
membaca dan tuna netra.
b. Gambar tidak terlalu besar, sehingga mungkin kurang
jelas
25
indikator yang kategorinya ada lima yaitu sangat baik,
baik, cukup, kurang, dan gagal. Berikut perolehan
nilai dengan kategorinya masing-masing:
1) Sangat baik : 80 - 100
2) Baik : 70 - 79
3) Cukup : 60 - 69
4) Kurang : 50 - 59
5) Gagal : 0 – 49
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang Menurut Saskara (2020)
terdapat 3 faktor yaitu, faktor internal yang meliputi
aspek fisiologi, psikologis, sikap, bakat, minat, dan
motivasi. Kemudian faktor eksternal berupa
lingkungan sosial, lingkungan non sosial. Serta faktor
pendekatan belajar yang merupakan strategi dan
metode yang digunakan untuk melakukan metode
pembelajaran.
b. Sikap
Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan
untuk bertindak, sikap belum merupakan tindakan
tetapi merupakan predisposisi perilaku atau reaksi
tertutup. Sikap yang positif terhadap materi yang
disajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi
proses belajar, sebaliknya sikap negatif terhadap
materi pelajaran menimbulkan kesulitan dalam
belajar.
Aspek pengukuran terhadap sikap dapat
diukur dengan menggunakan skala likert. Ada dua
bentuk skala likert yaitu pertanyaan positif dan
pertanyaan negatif. Rentang nilai yang diperoleh
26
antara lain dengan kategori baik (76-100%), cukup
(56-75%), kurang (<55%).
c. Respon
Respon merupakan instrumen yang digunakan
untuk mengukur tanggapan sasaran didik terhadap
pemberian penyuluhan. Secara data, respon sasaran
didik terhadap ditinjau dari 4 skala aspek penilaian
yang menggunakan angket yaitu sangat setuju, setuju,
kurang setuju, dan tidak setuju. Rentang nilai yang
diperoleh antara lain dengan kategori baik (76-100%),
cukup (56-75%), kurang (<55%).
27
28
BAB III
METODE KEGIATAN
A. Sasaran
Sasaran pada kegiatan penyuluhan gizi terkait
hipertensi dan diet hipertensi ini adalah anggota Posbindu PTM
(dewasa dan lansia).
29
C. Plan of Action (PoA)
Tabel 3. 1 Plan of Action
Nama Tujuan Sasaran Waktu Penangg Media yang Indikator Teknis Kegiatan Rincian Biaya
Kegiatan dan ung Dibutuhkan Keberhasilan
Tempat Jawab
Penyuluh Melakuka Anggota Waktu : Adya ▪ Leaflet Sebanyak ▪ Pembukaan Cetak leaflet :
an Gizi n Posbind 1 Maret ▪ Tricky 80% ▪ Pemberian Rp.2000 x 25 =
Terkait penyuluha u PTM 2023 Card masyarakat soal Pretest 50.000
Hiperten n gizi Desa ▪ Lembar yang ▪ Penjelasan
si dan untuk Simpan Tempat : Pretest mengikuti materi secara Cetak tricky
Diet meningka g Balai dan penyuluhan singkat card:
Hiperten tkan Desa Posttest meningkat ▪ Game Rp. 4000 x 5 =
si di Desa pengetahu Simpan ▪ Angket pengetahuan edukasi 20.000
Simpang an serta g sikap nya berupa tricky
mengetah mengenai card game Print dan
ui sikap hipertensi ▪ Pemaparan fotocopysoal
masyarak dan diet mateti terkait Pretest potstest,
at terkait hipertensi jawaban dari angket sikap,
hipertensi game serta dan angket
dan diet pemaparan respon :
hipertensi daripada soal Rp.54.000
30
Pretest dan
Posttest Reward untuk
▪ Sesi tanya pemenang :
jawab Rp. 120.000
▪ Pemberian
soal Posttest, Total :
angket sikap, Rp. 244.000
dan angket
respon
▪ Penutup
31
D. Penyusunan Perangkat Penyuluhan
1. RPPG (Rancangan Pelaksanaan Penyuluhan Gizi)
(RPPG)
1. Kompetensi Dasar
▪ Mengevaluasi pengetahuan lansia terkait penyakit hipertensi
dan diet hipertensi
▪ Mengevaluasi sikap lansia terkait pencegahan dan penerapan
diet hipertensi
2. Indikator
1. Menjelaskan pengertian hipertensi
2. Menjelaskan faktor penyebab hipertensi
3. Menjelaskan cara mencegah hipertensi
4. Menjelaskan komplikasi yang disebabkan oleh hipertensi
5. Menjelaskan makanan yang dianjurkan, dibatasi, dan
dihindari bagi penderita hipertensi dan kaitannya
32
6. Menjelaskan rekomendasi diet bagi penderita hipertensi
7. Memiliki sikap menerima pencegahan hipertensi dengan
cara memperhatikan asupan makan
8. Memiliki sikap menerima pencegahan hipertensi dapat
dilakukan dengan cara rajin beraktifitas fisik
9. Memiliki sikap menerima bahwa penyakit hipertensi akan
menyebabkan komplikasi
10. Memiliki sikap menerima bahwa pemilihan bahan pangan
yang tepat diperlukan untuk penderita hipertensi
11. Memiliki sikap menerima pendidikan gizi yang telah
dilakukan dapat membantu dalam pemilihan bahan
pangan yang tepat
3. Tujuan Pembelajaran
1. Sasaran didik mampu memahami pengertian hipertensi
2. Sasaran didik mampu memahami faktor penyebab
hipertensi
3. Sasaran didik mampu memahami cara mencegah
hipertensi
4. Sasaran didik mampu memahami komplikasi yang
disebabkan oleh hipertensi
5. Sasaran didik mampu memahami makanan yang
dianjurkan, dibatasi, dan dihindari bagi penderita
hipertensi
6. Sasaran didik mampu memahami rekomendasi diet bagi
penderita hipertensi
7. Sasaran didik mampu menerima sikap pencegahan
hipertensi dengan cara memperhatikan asupan makan
8. Sasaran didik mampu menerima sikap pencegahan
hipertensi dapat dilakukan dengan cara rajin beraktifitas
fisik
33
9. Sasaran didik mampu menerima sikap bahwa penyakit
hipertensi akan menyebabkan komplikasi
10. Sasaran didik mampu menerima sikap bahwa pemilihan
bahan pangan yang tepat diperlukan untuk penderita
hipertensi
11. Sasaran didik mampu menerima sikap bahwa pendidikan
gizi yang telah dilakukan dapat membantu dalam
pemilihan bahan pangan yang tepat
4. Materi Pokok
1. Pengertian hipertensi
2. Faktor penyebab hipertensi
3. Cara mencegah hipertensi
4. Komplikasi yang disebabkan oleh hipertensi
5. Makanan yang dianjurkan, dibatasi, dan dihindari bagi
penderita hipertensi
6. Rekomendasi diet untuk penderita hipertensi
6. Alat/Bahan/Sumber Belajar
1. Alat :
- Leaflet
34
- Bolpoin
- Daftar presensi
- Kartu bergambar makanan
- Pretest dan Posttest
- Angket sikap
- Angket respon
2. Bahan :
Materi terkait Hipertensi
3. Sumber
- Buku gizi teori dan aplikasi
- Buku saku hipertensi
- Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana
Hipertensi
https://p2ptm.kemkes.go.id/dokumen-
ptm/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-
hipertensi
- Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019
http://faber.inash.or.id/upload/pdf/article_Update
_konsensus_201939.pdf
35
7. Langkah – langkah Pembelajaran
Tabel 3. 2 Langkah - Langkah Pembelajaran
36
untuk hipertensi
10 menit
Membagikan dan
pengerjaan Posttest dan
angket sikap
37
2. Materi
Tabel 3. 3 Tujuan Pembelajaran dan Uraian Materi
2. Jenis kelamin
Pada umumnya tekanan darah pria lebih
tinggi dibanding tekanan darah wanita
38
1. Konsumsi garam berlebih
Garam memiliki sifat mengikat cairan
sehingga mengkonsumsi garam dalam jumlah
yang berlebihan secara terus-menerus dapat
berpengaruh secara langsung terhadap
peningkatan tekanan darah.
3. Kegemukan (obesitas)
4. Merokok
39
5. Kurang aktivitas fisik
7. Stress
40
memasak.
b. Mengatasi obesitas/menurunkan
kelebihan berat badan
c. Berhenti merokok
41
cepat selama 30-45 menit sebanyak 3-4 kali
dalam seminggu dapat menambah kebugaran
dan memperbaiki metabolisme tubuh yang
akhirnya mengontrol tekanan darah
(Kemenkes.RI, 2014).
42
kelamaan akan menyebabkan rusaknya arteri
didalam tubuh dan rusaknya organ yang
mendapat suplai darah dari arteri tersebut.
Wijaya&Putri (2014) menyimpulkan
komplikasi hipertensi terjadi pada organ-
organ tubuh, diantanya :
1. Jantung
2. Otak
3. Ginjal
43
penyaringan didalam ginjal karena lambat laun
ginjal tidak mampu membuang zat-zat yang
tidak dibutuhkan oleh tubuh yang masuk
melalui aliran darah dan terjadi penumpukan
dalam tubuh.
4. Mata
44
3) Makanan yang mengandung lemak
tinggi, kolesterol, daging merah paling
banyak 100 gr/hari
4) Minuman manis seperti teh, kopi, sirup,
dan sari buah
▪ Tahu (1 potong)
45
▪ Susu segar (1 gelas)
Makan siang :
▪ Nasi (2 centong)
▪ Pisang (1 buah)
Makan malam :
▪ Nasi (2 centong)
▪ Jeruk (1 buah)
Selingan :
46
3. Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan gizi ini adalah :
1. Leaflet
Dalam penyuluhan ini leaflet dijadikan
sebagai media utama. Pemilihan leaflet diharapkan
sasaran didik lebih mudah memahami materi yang
disampaikan. Selain itu, leaflet juga dapat disimpan
sebagai bahan baca setelah penyuluhan gizi. Leaflet di
desain semenarik mungkin untuk menarik minat baca
sasaran didik. Dalam penyuluhan ini, isi dari leaflet
berdasarkan indikator pengetahuan yang ingin
disampaikan meliputi, pengertian hipertensi, faktor
penyebab hipertensi, cara mencegah hipertensi,
komplikasi dari hipertensi, makanan yang
diperbolehkan dan tidak diperbolehkan untuk
penderita hipertensi, serta rekomendasi diet untuk
penderita hipertensi.
2. Tricky card
Tricky card atau kartu bergambar dalam
penyuluhan ini juga dijadikan media untuk metode
game. Dalam penerapannya sasaran didik diminta
untuk memisahkan kartu bergambar makanan yang
boleh dikonsumsi dan makanan yang tidak boleh
dikonsumsi oleh penderita hipertensi. Hal ini
ditujukan supaya sasaran didik mampu
mengelompokkan makanan apabila terindikasi
hipertensi.
Game ini dilakukan secara berkelompok
dengan kata lain sasran didik diminta berkelompok
untuk menyelesaikan game ini. Dalam penyuluhan ini
47
sasaran didik diminta membentuk kelompok yang
berisikan 5 orang. Kelompok yang paling cepat dan
tepat akan mendapatkan reward.
Dalam penyuluhan ini menggunakan
gabungan dari kedua media diatas. Harapannya lebih
memudahkan sasaran didik untuk memahami materi
dan pengetahuan meningkat lebih baik. Selain itu
menciptakan suasana yang menyenangkan agar
penyuluhan tidak membosankan.
4. Instrumen Evaluasi
Instrumen evaluasi yang digunakan pada
penyuluhan kali ini adalah Pretest dan Posttest, angket
sikap, serta angket respon. Pretest dan Posttest digunakan
untuk mengevaluasi pengetahuan sasaran didik sebelum
dan sesudah penyuluhan. Angket sikap digunakan untuk
mengetahui sikap sasaran didik terkait materi yang
disampaikan yaitu hipertensi dan diet hipertensi.
Sedangkan angket respon digunakan untuk mengetahui
respon sasaran didik terkait penyuluhan yang telah
dijalankan
48
Hasil dari angket sikap ini kemudian dijadikan acuan untuk
mengetahui sikap sasaran didik khususnya di Desa
Simpang.
49
keefektifan perlakuan, ditandai adanya perbedaan rata-rata
sebelum dan rata-rata sesudah diberikan perlakuan.
Uji Paired Sample T-Test memiliki syarat yaitu
data harus berdistribusi normal, sehingga perlu dilakukan
Uji Normalitas terlebih dahulu. Namun apabila data tidak
berdistribusi normal, maka uji statistik yang digunakan
adalah Uji Wilcoxon.
Dasar pengambilan putusan untuk menerima atau
menolak Ho pada Uji Wilcoxon adalah sebagai berikut :
50
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Detail Pelaksanaan
Detail pelaksanaan penyuluhan gizi ini dilakukan di Balai
Desa Simpang dengan metode ceramah, tanya jawab, serta
game edukasi pada anggota Posbindu PTM terkait hipertensi
dan diet hipertensi. Media yang digunakan yaitu leaflet dan
tricky card berupa gambar makanan.
Kegiatan penyuluhan dilakukan pada tanggal 1 Maret
2023. Dimulai dengan pembukaan dan penyampaian maksud
serta tujuan, kemudian dilanjutkan dengan pemberian lembar
Pretest. Pada saat ini sasaran diminta untuk menjawab
pertanyaan yang telah disediakan sebanyak 5 pertanyaan
dengan opsi benar salah. Setelah itu, pemaparan materi oleh
pemateri mengenai pengertian hipertensi, faktor penyebab
hipertensi, dan cara mencegah hipertensi. Setelah itu diberikan
metode tricky card game supaya sasran didik tidak bosan.
Setelah ditentukan pemenang dan diberikan reward dilanjutkan
kembali pemaparan materi terkait aturan makan penderita
hipertensi, komplikasi dari penyakit hipertensi, dan terakhir
rekomendasi diet hipertensi. Kemudian diberikan sesi tanya
jawab, lalu pengisian Posttest, angket sikap, dan angket respon,
serta terakhir penutup.
Karakteristik sasaran dalam penyuluhan gizi ini adalah
ibu-ibu anggota Posbindu PTM di Desa Simpang dengan
rentang usia rata-rata 45 tahun. Dari 22 sasaran, sebanyak 14
sasaran mengalami hipertensi. Mayoritas sasaran adalah
sebagai ibu rumah tangga.
51
B. Hasil dan Pembahasan Penyuluhan gizi
1. Hasil Evaluasi Pengetahuan
Berikut adalah hasil Pretest dan Posttest dari
penyuluhan yang dilakukan :
80,91
100
59,09
50
0
Pretest Posttest
52
Dari hasil Uji Normalitas diketahui bahwa nilai
signifikan < 0.05 sehingga dapat disimpulkan data
berdistribusi tidak normal. Berdasarkan hal itu maka tidak
bisa dilakukan Uji T karena tidak memenuhi syarat.
Sehingga harus dilakukan uji lain yaitu Uji Wilcoxon
untuk membuktikan perbedaan hasil Pretest dan Posttest.
53
Gambar 4. 4 Hasil Uji Wilcoxon Nilai Pretest dan
Posttest
Dari hasil data statistik dengan Uji Wilcoxon
menunjukan nilai signifikan sebesar 0.00 < 0.05 yang
membuktikan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara
hasil pada data Pretest dan Posttest. Maka dapat
disimpulkan bahwa melalui pemberian penyuluhan ini
pengetahuan sasaran didik meningkat, hal ini dibuktikan
Uji Wilcoxon menunjukkan adanya perbedaan yang nyata
antara hasil Pretest dan Posttest.
Salah satu faktor peningkatan pengetahuan adalah
penggunaan metode ceramah. Dengan adanya metode ini
sasaran didik mampu menerima materi yang disampaikan
dengan baik. Hal ini sejalan dengan hasil dari penelitian
(Istichomah, 2020) menunjukan bahwa tingkat
pemahaman serta tingkat pengetahuan mengenai hipertensi
sebelum diberikan penyuluhan menggunakan metode
ceramah yaitu sebesar 60% atau dapat dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar peserta mempunyai tingkat
pengetahuan dengan kategori cukup, sedangkan setelah
peserta dilberikan penyuluhan mengenai hipertensi
diperoleh nilai sebesar 86% yang artinya sebagian besar
berpengetahuan dalam kategori baik dengan hasil p value
54
sebesar 0,000. Artinya terdapat peningkatan sebanyak
26%.
Selain itu penggunaan metode tricky card game
menjadi salah satu faktor dalam meningkatkan
pengetahuan setelah penyuluhan gizi. Hal ini didukung
oleh penelitian (Aryatika. K, et.al., 2021) yang
menunjukkan bahwa metode game menggunakan tricky
card mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat
terhadap pencegahan hipertensi. Sehingga dapat
disimpulkan apabila metode ceramah dengan media leaflet
dan metode game dengan media tricky card digabungkan
dalam suatu penyuluhan, maka pengetahuan masyarakat
meningkat lebih baik.
55
ibu di Desa Simpang setelah diberikan penyuluhan adalah
dalam kategori baik.
56
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang didapatkan, penyuluhan gizi
terkait hipertensi dan rekomendasi diet hipertensi memiliki
pengaruh terhadap pengetahuan sasaran didik. Hal ini dapat
disimpulkan dari hasil rata-rata Pretest sasaran didik sebesar
59,09, sedangkan hasil rata-rata Posttest meningkat sebesar
80,91. Selain itu hasil analisis data menggunakan Uji Wilcoxon
diketahui bahwa nilai signifikan sebesar 0.000 < 0.005 sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara
hasil penyuluhan pada data Pretest dan Posttest. Selain itu hasil
persentase dari hasil evaluasi sikap sebesar 76,4%, sedangkan
hasil persentase dari hasil evaluasi respon kegiatan sebesar
95,9%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil evaluasi sikap
dan respon setelah diberikan penyuluhan ini termasuk dalam
kategor baik. Pemberian game edukasi berupa tricky card game
juga efektif dilakukan karena dapat meningkatkan pengetahuan
sasaran didik terkait makanan yang dapat dikonsumsi dan
makanan yang tidak dapat dikonsumsi oleh penderita
hipertensi. Oleh karena itu penyuluhan gizi terkait penyakit
dengan metode ceramah, tanya jawab, serta game edukasi dapat
dilakukan sebagai salah satu upaya penurunan angka penyakit
tidak menular di masyarakat.
B. Saran
1. Diharapkan rutin dalam pemberian penyuluhan gizi terkait
penyakit tidak menular, khususnya hipertensi sebagai
upaya untuk menurunkan angka penyakit tidak menular.
Mengingat penyakit hipertensi tergolong penyakit dengan
prevalensi angka yang tinggi.
57
2. Perlu diberikan motivasi kepada sasaran Posbindu PTM
untuk rutin hadir tiap bulan untuk deteksi dini, monitoring,
dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM secara mandiri dan
berkesinambungan.
3. Dalam pelaksanaan penyuluhan gizi selanjutnya
diharapkan melakukan koordinasi dengan lintas sektor
supaya sasaran didik yang datang lebih banyak sehingga
penyuluhan gizi terkait penyakit khusunya hipertensi dapat
diterima secara merata oleh semua sasaran Posbindu PTM.
Misalnya dapat diberikan undangan apabila hendak
mengadakan penyuluhan gizi.
58
DAFTAR PUSTAKA
Andari, F. N., Vioneery, D., Panzilion, P., Nurhayati, N., & Padila,
P. (2020). Penurunan Tekanan Darah pada Lansia dengan
Senam Ergonomis. Journal of Telenursing (JOTING), 2(1),
81–90. https://doi.org/10.31539/joting.v2i1.859
Aryatika, K., Antika, R. B., & Wicaksono, D. B. (2021).
Efektivitas metode edukasi tricky card game dalam
meningkatkan pengetahuan lansia terhadap pencegahan
hipertensi di Sekolah Eyang-Eyang Kabupaten Jember.
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 17(1), 33-38.
Azizah, Z. N. (2018). Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan
dan Sikap Siswa tentang Jajanan Sehat di Sekolah Dasar
Negeri 1 Gading Kecamatan Bululawang Kabupaten
Malang (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Malang).
Dinkes Jatim (2022). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun
2021. Surabaya : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
Furqani, N., Rahmawati, C., & Melianti, M. (2020). Hubungan
Gaya Hidup Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien Rawat
Jalan di Puskesmas Pagesangan Periode Juli 2019. Lumbung
Farmasi: Jurnal Ilmu Kefarmasian, 1(1), 34.
https://doi.org/10.31764/lf.v1i1.1635
Hanifah, S., Sunarto, S., & Rahmadiah, L. (2022).
PEMBENTUKAN KADER POSBINDU-PTM (POS
PEMBINAAN TERPADU-PENYAKIT TIDAK
MENULAR) DI SAMBIROTO PURWOMARTANI
SLEMAN.
Harahap, D. A. et al. (2019). Hubungan Pengetahuan Penderita
Hipertensi Tentang Hipertensi dengan Kepatuhan Minum
Obat Antihipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kampa
Tahun 2019. Jurnal Ners Universitas Pahlawan.
59
Istichomah, I. (2020). Penyuluhan kesehatan tentang hipertensi
pada lansia di Dukuh Turi, Bambanglipuro, Bantul. Jurnal
Pengabdian Harapan Ibu (JPHI), 2(1),24.
Kemenkes RI. (2018). Pencegahan dan pengendalian Hipertensi,
mengurangi risiko Hipertensi.
https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic/pencegahan-dan-
pengendalian-hipertensi-mengurangi-risiko-hipertensi
Kemenkes RI. (2018, Mei 12). p2ptm kemenkes. Diambil kembali
dari Hipertensi, The Silent Killer:
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographicp2ptm/hipertensi-
penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/hipertensi-thesilent-
killer
Kemenkes RI. (2022). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2021.
Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Kiromah, N. Z. W., Miyarso, C., Khuluk, K., Majidah, K., &
Tagawuningsih, A. (2019, January). PENGARUH
PENYULUHAN JAJANAN SEHAT TERHADAP
PENGETAHUAN SISWA SEKOLAH DASAR. In
Prosiding University Research Colloquium (pp. 566-570).
Lestari, P. I. (2021). Pengaruh Penyuluhan Gizi Melalui Media
Animasi Dan Leaflet Terhadap Pengetahuan Dan Sikap
Tentang Makanan Cepat Saji Pada Remaja Di Desa Binjai
(Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara).
Mayasari, et al. (2019). Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan
Kejadian Hipertensi. Journal Of Telenursing (JOTING)
NURUDDIN, MUHAMMAD. (2018) FAKTOR-FAKTOR
YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN DIET
HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DI
PUSKESMAS GONDOKUSUMAN I. Fakultas kedokteran,
Universitas Muhammadiyah yogyakarta.
60
Oktavia, R. D. (2021). ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S
DENGAN HIPERTENSI DI KELURAHAN BAKALAN
KRAJAN PUSKESMAS CIPTOMULYO KOTA MALANG
(Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Malang).
Riset Kesehatan Dasar. 2018. Hasil Utama RISKESDAS 2018..
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Sarjana Terapan, Gizi dan Dietetika (2019) Modul pendidikan gizi.
Poltekkes Kemenkes Palangka Raya, Palangka Raya.
Saskara Putra, I. (2020). GAMBARAN TINGKAT
PENGETAHUAN TENTANG KEBERSIHAN GIGI DAN
MULUT SERTA KARIES PADA SISWA KELAS IV DAN
V SD NEGERI 3 SESETAN DENPASAR.
Setyaning, F. W. (2020) PROSES ASUHAN GIZI
TERSTANDART PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA
HIPERTENSI DI PUSKESMAS BULULAWANG
KABUPATEN MALANG. POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MALANG
Siswanti, C. D. (2020). Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang
Hipertensi dengan Kepatuhan Minum Obat pada Penderita
Hipertensi. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Suryani, N., Noviana, N., & Libri, O. (2020). Hubungan Status
Gizi, Aktivitas Fisik, Konsumsi Buah dan sayur dengan
kejadian hipertensi di Poliklinik Penyakit dalam RSD
idaman Kota Banjar Baru. Jurnal Kesehatan Indonesia,
10(2), 100-107.
61
LAMPIRAN
Lampiran 1 Media
Leaflet
62
Lampiran 2 Tricky Card
Tricky Card
MENTEGA &
OSENG GAJIH
JEROAN MARGARIN
63
TUMIS SAYUR TELUR REBUS
64
Lampiran 3 Lembar Soal Pretest dan Posttest
65
Lampiran 4 Lembar Angket Sikap
No Pernyataan Pilihan
Setuju Tidak
1 Saya merasa makanan asin dan berlemak aman
dikonsumsi meskipun tekanan darah saya
tinggi
2 Saya merasa kurang beraktifitas fisik
66
Lampiran 5 Lembar Angket Respon
No Pernyataan Pilihan
SS S KS TS
67
10 Narasumber memberikan kesempatan
kepada peserta untuk bertanya atau
menyampaikan kesulitannya
Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak setuju
68
Lampiran 6 Hasil Pretest dan Posttest
1. Ny. MJ 30 108/71 40 80
3. Ny. NH 46 157/102 20 60
5. Ny. A 60 148/96 60 80
6. Ny. NV 24 93/58 60 60
7. Ny. G 52 205/113 40 80
8. Ny. M 62 163/83 40 60
69
16. Ny. K 39 111/73 100 100
70
Lampiran 7 Hasil Angket Sikap
1. Ny. MJ 30 108/71 4
2. Ny. S 48 167/98 3
3. Ny. NH 46 157/102 4
4. Ny. SA 52 122/68 5
5. Ny. A 60 148/96 3
6. Ny. NV 24 93/58 5
7. Ny. G 52 205/113 3
8. Ny. M 62 163/83 4
9. Ny. E 36 105/64 5
71
16. Ny. K 39 111/73 4
72
Lampiran 8 Hasil Angket Respon
1. Ny. MJ 30 108/71 29
2. Ny. S 48 167/98 30
3. Ny. NH 46 157/102 29
4. Ny. SA 52 122/68 30
5. Ny. A 60 148/96 28
6. Ny. NV 24 93/58 28
7. Ny. G 52 205/113 30
8. Ny. M 62 163/83 29
9. Ny. E 36 105/64 27
73
16. Ny. K 39 111/73 29
74
Lampiran 9 Daftar Hadir Kegiatan
75
Lampiran 10 Dokumentasi Kegiatan
76
Lampiran 11 Logbook Kegiatan Gizi Masyarakat
77
78
79