Anda di halaman 1dari 48

PENGEMBANGAN MOBILE LEARNING

BERBASIS ANDROID PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

KELAS XI DI SMA NEGERI 1 TAMBAN

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh:
Nurul Aida
1810130220031

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
berkat, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
penelitian dengan judul “Pengembangan Mobile Learning Pada Mata Pelajaran
Geografi Kelas XI di Sekolah Mengengah Atas Negeri 1 Tamban” dengan baik.
Proposal Penelitian ini bertujuan untuk pemenuhan mata kuliah di program studi
Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lambung Mangkurat.
Penulis menyadari bahwa Proposal Penelitian ini dapat terwujud karena
bantuan dan dorongan serta doa dari banyak pihak. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Dr. H. Hamsi Mansur M. M.Pd selaku Koordinator Program Studi
Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lambung Mangkurat.
2. Mastur M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik Program Studi
Teknologi Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Lambung Mangkurat
3. Bapak/Ibu dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran demi
kesempurnaan proposal penelitian ini
4. Serta seluruh rekan mahasiswa Angkatan 2018
Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini jauh dari kesempurnaan,
oleh sebab itu, penulis berharap saran dan masukan dari berbagai pihak agar
proposal penelitian ini menjadi lebih baik serta memberikan banyak manfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan.
Banjarmasin, 26 Agustus 2021
Penulis

Nurul Aida

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 4
C. Batasan Masalah........................................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5
G. Spesifikasi Produk ....................................................................................... 6
H. Definisi Operasional .................................................................................... 7
I. Keterbatasan Pengembangan ....................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 9
A. Kajian Tentang Kawasan Teknologi Pendidikan ......................................... 9
B. Kajian Tentang Media Pembelajaran ......................................................... 12
C. Kajian Mobile Learning Berbasis Android................................................ 18
D. Kajian Tentang Mata Pelajaran Geografi di SMA .................................... 19
E. Penelitian Yang Relevan ............................................................................ 22
F. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 24
G. Pertanyaan Penelitian ................................................................................. 27
BAB III METODELOGI PENELITIAN .............................................................. 28
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 28
A. Prosedur Penelitian dan Pengembangan .................................................... 29
B. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................................... 35
C. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 35
D. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 36
E. Instrumen Pengumpulan Data .................................................................... 37
F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 40

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kawasan Teknologi Pendidikan .......................................................... 12


Gambar 3. Model Pengembangan 4D ................................................................... 29

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kompetensi Inti & Kompetensi Dasar Geografi Kelas XI Semester 1 ... 21
Tabel 2. waktu penelitian ...................................................................................... 36
Tabel 3. Pedoman Wawancara .............................................................................. 38
Tabel 4. Instrumen Penilaian Kesesuaian Materi oleh Ahli Materi ...................... 39
Tabel 5. Instrumen Penelitian oleh Ahli Media .................................................... 39
Tabel 6. Ketentuan Penilaian Skor Skala Likert .................................................. 41
Tabel 7. Interprestasi Skor .................................................................................... 42

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dunia saat ini sedang marak-maraknya wabah coronavirus.
Coronavirus itu sendiri adalah keluarga besar virus yang menyebabkan
penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis
corona virus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat
menimbulkan gejala berat. Coronavirus Diseases 2019 (COVID19) adalah
penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada
manusia. Tanda dan gelaja umum infeksi COVID-19 antara lain gejala
gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk, dan sesak napas. Masa
inkubasi rata-rata 5- 6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada
tanggal 30 Januari 2020 WHO telah menetapkan sebagai kedaruratan
kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia. Pada tanggal 2 Maret 2020,
Indonesia melaporkan kasus konfirmasi COVID-19 sebanyak 2 kasus.
Sampai dengan tanggal 16 Maret 2020 ada 10 orang yang dinyatakan positif
corona. (KementrianKesehatanRI, 2020).
Dengan adanya virus COVID-19 di Indonesia saat ini berdampak
bagi seluruh masyarakat, tidak terkecuali pada dunia pendidikan.
Pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran daring menjadi solusi dalam
bidang pendidikan sebagai upaya untuk mengurangi penyebaran virus
COVID-19. Proses belajar mengajar di era pandemic menjadi sangat
terhambat, hal ini dikarena kesiapan guru dan peserta untuk menghadapi
pembelajaran secara daring atau pembelajaran jarak jauh belum secar
matang sehingga banyak peserta didik yang kesulitan memahami materi
pembelajaran yang disampaikan dan guru memiliki keterbatasan dalam
menyempaikan materi pembelajaran.

1
Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi
membawa perubahan untuk mendukung upaya pencegahan penyebaran
virus COVID-19. Pembelajaran daring merupakan suatu pembelajaran yang
memanfaatkan teknologi dengan menggunakan internet dimana dalam
proses pembelajarannya tidak dilakukan dengan face to face tetapi
menggunakan media elektronik yang mempu memudahkan siswa dalam
belajar kapanpun dan dimanapun. Akan tetapi, hal tersebut, menjadi kendala
terhadap sistem pendidikan yang diterapkan, dimana pembelajaran yang
biasnaya dilakukan secara face to face harus beralih menjadi pembelajaran
secara daring.

Berdasarkan observasi yang di lakukan, kepada guru mata pelajaran


Geografi kelas XI di SMA Negeri 1 Tamban, pembelajaran telah
sepenuhnya beralih menuju pembelajaran daring. Pembelajaran daring
diterapkan sebagai tanggapan atas situasi pandemi yang sedang terjadi. Dari
wawancara yang dilakukan peneliti menemukan beberapa permasalahan.
Sebagian guru masih kesulitan dan belum begitu paham cara penggunaan
media pembelajaran daring, terutama bagi guru yang sudah cukup berumur.
Guru yang benar-benar paham akan teknologi-pun jumlahnya sangat
sedikit. Selain itu, pembelajaran yang beralih dari tatap muka menuju daring
membuat guru kesulitan melakukan proses pembelajaran seperti biasa.

Peneliti juga menemukan bahwa penggunaan media oleh guru masih


kurang, terutama media yang dapat membantu pembelajaran daring. Guru
hanya menggunakan media pembelajaran berupa buku teks. Media
pembelajaran tersebut memiliki beberapa kelemahan, seperti buku pelajaran
yang diberikan memiliki kriteria yang lumayan tebal, berwarna dan
monoton, sehingga kurang menarik untuk dibaca bahkan dipelajari. Selain
itu, guru mata pelajaran masih kesulitan dalam mengembangkan media
pembelajaran dikarenakan berbagai keterbatasan, seperti keterbatasan
waktu dan keterbatasan kemampuan mengembangkan media. Sehingga,
kurang maksimalnya penyampaian materi pembelajaran, khususnya pada

2
materi persebaran flora dan fauna di Indonesia, hal ini dikarenakan pada
materi tersebut diharuskan memberikan contoh nyata bagaimana proses
perseberasan flora dan fauna di Indonesia yang diajarkan. Oleh karena itu,
perlu pengembangan media pembelajaran yang inovatif dengan
menggunakan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi seperti
mobile learning berbasis android agar pembelajaran tidak berlangsung
secara monoton dan mudah di pahami siswa.

Perkembangan teknologi memberikan kemudahan dalam


mengakses informasi terkait materi yang diajarkan. Berbagai software telah
tersedia untuk mendukung proses belajar mengajar disekolah. Dukungan
software inilah yang dapat membantu dalam manarik perhatian dan minat
belajar siswa. Semakin banyaknya siswa yang memiliki dan menggunakan
perangkat mobile, maka semakian besar pula peluang penggunaan
perangkat teknologi dalam dunia pendidikan. Media pembelajaran yang
memanfaatkan teknologi telepon seluler disebut dengan mobile learning.
Mobile learning merupakan salah satu alternatif pengembangan media
pembelajaran. Kehadiran mobile learning ditunjukan sebagai pelengkap
pembelajaran serta memberikan kesempatan pada siswa untuk mempelajari
materi yang kurang dikuasai dimanapun dan kapapun (Nurhalimah et al.,
2017). Dengan menggunakan mobile learning sebagai media pembelajaran
dapat memberikan pemahaman lebih kepada siswa tekait materi yang
diajarkan serta dapat meningkatkan movitasi dan minat siswa dalam proses
belajar mengajar disaat pandemi. Penggunaan media pembelajaran di era
pandemi menjadi faktor yang sangat penting untuk menunjang proses
belajar dan mengajar.
Melihat potensi tersebut, pengembangan mobile learning menjadi
salah satu alternatif pemanfaatan teknologi dalam dunia Pendidikan
khususnya pada platform atau system operasi android. Android merupakan
sistem operasi open source yang artinya gratis dan bebas digunakan untuk
para pengembang aplikasi, hal ini sangat memudahkan para developer atau
pengembang aplikasi android atau pengembang aplikasi. Pengguna juga

3
sangat dimudahkan, karena kemudahan dalam mendapatkan aplikasi.
Melalui Play Store, pengguna dapat mengunduh berbagai macam aplikasi
dengan gratis ataupun berbayar tergantung dari developer/pembuatnya
(Sutiasih & Saputri, 2019) Maka dari itu, penggunaan platform android
menjadi focus dalam penelitian ini.
Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk membantu
pengembangan mobile learning berbasis android pada mata pelajara
Geografi kelas XI. Media pembelajaran yang dikembangkan dapat menjadi
alternatif yang dapat membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran
daring di masa pandemi saat ini. Peneliti memilih judul “Pengembangan
Mobile Learning Berbasis Android Pada Mata Pelajaran Geografi Kelas XI
di SMA Negeri 1 Tamban” dengan harapan dapat membantu memecahkan
masalah pembelajaran daring khususnya pada mata pelajaran Geografi kelas
XI di SMA Negeri 1 Tamban.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
penulis dapat mengidentifikasi maslaah sebagai berikut:
1. Kurang maksimalnya penyampaian materi dari guru kepada siswa pada
mata pelajaran Geografi materi persebaran flora dan fauna di Indonesia
saat pembelajaran daring karena media pembelajaran masih berupa
buku teks.
2. Penggunaan media pembelajaran yang kurang bervariasi, monoton, dan
membosankan pada saat proses pembelajaran daring.
3. Guru belum bisa mengembangkan media pembelajaran Geografi materi
persebaran flora dan fauna di Indonesia.
4. Belum ada media pembelajaran berupa Mobile Learning berbasis
android yang memuat materi persebaran flora dan fauna di Indonesia
pada mata pelajaran Geografi di Sekolah Menengah Atas Negeri 1
Tamban.

4
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, penulis membatasi masalah
pada penelitian ini yaitu hanya berfokus pada pengembangan dan kelayakan
media pembelajaran Mobile Learning berbasis android pada mata pelajaran
Geografi materi persebaran flora dan fauna di Indonesia kelas XI Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Tamban.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas maka dirumuskan permasalah
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana tahapan pengembangan Mobile Learning berbasis android
pada mata pelajaran Geografi materi persebaran flora dan fauna di
Indonesia kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tamban?
2. Bagaimana kelayakan media pembelajaran Mobile Learning berbasis
android pada mata pelajaran Geografi materi persebaran flora dan fauna
di Indonesia kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tamban?

E. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dirumuskan, maka
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan media pembelajaran Mobile Learning berbasis
android pada mata pelajaran Geografi materi persebaran flora dan fauna
di Indonesia kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tamban.
2. Mengetahui bagaimana kelayakan media pembelajaran Mobile
Learning berbasis android pada mata pelajaran Geografi materi
persebaran flora dan fauna di Indonesia.

F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa, mendapatkan pengetahuan dan pengalaman belajar yang
lebih nyata pada mata pelajaran Geografi materi persebaran flora dan
fauna di Indonesia sehingga dapat menarik perhatian siswa untuk lebih
fokus dalam belajar, khususnya pada kelas XI SMA Negeri 1 Tamban.

5
2. Bagi Guru, hasil pengembangan produk Mobile Learning menjadi
alternatif media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta
didik sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa untuk lebih giat
belajaran karena kemudahan yang di dapat dalam mempelajari mata
pelajaran Geografi materi persebaran flora dan fauna di Indonesia untuk
siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Tamban.
3. Bagi Sekolah, inovasi yang dilakukan dalam penelitian ini berupa
pengembangan Mobile Learning dalam bidang pendidikan dan
pembelajaran yang dapat memperkaya beragam media pembelajaran
yang digunakan oleh guru dan siswa dikelas XI SMA Negeri 1 Tamban.
4. Bagi Pengembang dan Peneliti Selanjutnya, penelitian dan
pengembangan media pembelajaran ini sebagai prasyarat kelulusan
tugas akhir mahasiswa dan sebagai dapat memperkaya ilmu
pengetahuan dan penelitian khususnya pada pengembangan media
Mobile Learning.

G. Spesifikasi Produk
Penelitian ini akan menghasilkan produk berupa media
pembelajaran Mobile Learning berbasis android yang akan digunakan utnuk
guru dan sisiwa dalam pembelajaran dengan spesifikasi sebagai berikut:
1. Materi yang akan dikembangkan adalah materi tentang persebaran flora
dan fauna di Indonesia pada mata pelajaran Geografi kelas XI SMA
Negeri 1 Tamban.
2. Bentuk fisik dari pengembangan ini yaitu berupa media pembelajaran
Mobile Learning berbasis android dalam format APK.
3. Ukuran file APK media pembelejaran Mobile Learning berbasis android
sekitar kurang dari 100 MB.
4. Media pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini
penggunaannya dalam pembelajaran memerlukan smartphone android
dengan spesifikasi minimal seperti memiliki system OS Android 5.0
(Lollipop), memiliki RAM 2 gb dan memiliki kamera minimal 2 MP.

6
5. Media dikembangkan menggunakan aplikasi Adobe Animated CC
2015.
6. Media pembelajaran dapat diakses secara offline.
7. Media pembelajaran memuat materi yang telah disesuaikan dengan KI
& KD dan kurikulum yang berlaku.
8. Produk media pembelajaran ini akan dikemas dalam bentuk flasdisk
“On-The-Go” (OTG) yang akan dengan mudah di sebarkan ke
smartphone guru dan siswa.

H. Definisi Operasional
Menghindari terjadi kesalahan pengertian dan penafsiran judul
dalam penelitian ini, penulis merasa perlu membuat batasan yang
mempelajari dan mempertegas istilah yang digunakan tersebut, yaitu:
1. Media Pembelajaran
Media Pembelajaran yang dimaksud pada penelitian ini adalah sebuah
media berbentuk software (.apk) yang ditunjukkan untuk sistem operasi
android dengan fungsi membantu proses belajar mengajar.
2. Geografi
Geografi yang dimaksudkan pada penelitian ini adalah mata pelajaran
Geografi pada tingkat SMA/sederajat yang memuat materi persebaran
flora dan fauna di Indonesia.
3. Android
Android yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan sebuah sistem
operasi android yang terdapat pada hampir setiap jenis smartphone yang
umum digunakan oleh masyarakat.
2. Pengembangan
Pengembangan yang dimaksud pada penelitian ini adalah proses
pembuatan sebuah produk atau alat dan media pembelajaran yang
termasuk ke dalam salah satu domain/kawasan bidang garapan Program
Studi Teknologi Pendidikan. Kawasan pengembangan meliputi

7
teknologi cetak, teknologi audio visual, teknologi berdasarkan
komputer dan teknologi terpadu.

I. Keterbatasan Pengembangan
Dalam pengembangan media pembelajaran ini terdapat beberapa
keterbatasan antara lain:
1. Produk pengembangan media pembelajaran Mobile Learning berbasis
android hanya terbatas pada materi persebaran flora dan fauna di
Indonesia yang ada di kelas XI SMA yang terdiri dari faktor persebaran
flora dan fauna, karakteristik bioma dunia, persebaran flora dan fauna di
Indonesia, penggolongan, persebaran flora dan fauna dunia, konsevarsi
flora dan fauna dan pemanfaatan flora dan fauna di Indonesia.
2. Media bekerja secara offline sehingga seluruh data yang tersimpan
berupa data lokal yang tidak tersimpan di dalam sebuah database.
3. Media pembelajaran Mobil Learning berbasis android yang
dikembangkan dibatasi sampai pada tahap uji validasi kelayakan media
dan uji validasi kelayakan materi dikarenakan situasi pandemi.
4. Medua pembelajaran hanya dapat dioperasikan pada smaetphone
dengan sistem operasi android.
5. Objek pengembangan terbatas pada uji kelayakan dan desiminasi
produk kepada Guru dan Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Tamban,
sehingga media perlu dikaji lebih lanjut lagi apabila ingin digunakan
pada sekolah-sekolah lain.

8
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Tentang Kawasan Teknologi Pendidikan


1. Definisi Teknologi Pendidikan
Teknologi Pendidikan dulu dikenal sebagai teknologi
pembelajaran, seperti pada definisi tahun 1994 yang berisi, teknologi
pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaan serta evaluasi proses dan sumber belajar
(Seels and Richey, 2012: 11). Definisi tahun 1994 menjelaskan wilayah
atau kawasan bidang kegiatan teknologi pembelajaran melalui kajian
teori dan penelitian. Teknologi pendidikan juga didefinisikan oleh
beberapa pendapat, seperti definisi AECT 1972 yakni Teknologi
pembelajaran adalah suatu bidang yang berkepentingan dengan
memfasilitasi belajar pada manusia melalui usaha sistematik dalam
identifikasi, pengembangan, pengorganisasian, dan pemanfaatan
berbagai macam sumber belajar serta dengan pengelolaan atas
keseluruhan proses tersebut (Seels and Richey, 2012: 20).
Definisi AECT 1977, menjelaskan bahwa teknologi pendidikan
adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur,
gagasan, dan organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang,
melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan masalah dalam
segala aspek belajar pada manusia (Seels and Richey, 2012: 21).
Definisi tahun 1997 ini berusaha mengidentifikasikan teknologi
pendidikan sebagai suatu teori, bidang dan profesi.
Dari beberapa penjelasan tersebut mengenai teknologi
pendidikan, dapat disimpulkan bahwa teknologi pendidikan adalah
suatu disiplin ilmu yang mempelajaran teori dan praktek untuk
memecahkan suatu permasalahan belajar dari segala aspek dengan cara
memfasilitasi pada proses pembelajara. Selain itu, teknologi pendidikan

9
berkaitan dengan aspek desain, pengelolaan, pemanfaatan,
pengembangan serta evaluasi untuk menciptakan pembelajaran secara
efektif dan efesien.
2. Kawasan Teknologi Pendidikan
Teknologi pendidikan mempunyai lima kawasan yang menjadi
bidang garapannya berlandaskan definisi AECT (1994), yaitu desain,
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian tentang proses
dan sumber untuk belajar (Seels and Richey, 2012: 25). Kawasan
tersebut meliputi:
a. Kawasan desain, meliputi desain sistem instruksional, desain pesan,
strategi pembelajaran, karakteristik peserta didik. Desain merupakan
pengklasifikasian kondisi untuk belajar dengan tujuan untuk
menciptakan strategi dan produk pada tingkat makro, seperti
program dan kurikulum, dan pada tingkat mikro, seperti pelajaran
dan modul. Definisi ini sesuai dan sudah mengacu pada penentuan
spesifikasi, paling tidak meliputi empat cakupan utama dari teori dan
praktek. Cakupan ini dapat diidentifikasi karena masuk dalam
lingkup pengembangan penelitian dan teori.
b. Kawasan Pengembangan, meliputi teknologi cetak, teknologi audio
visual, teknologi berasaskan komputer dan teknologi terpadu.
Kawasan pengembangan merupakan proses penerjemahan
spesifikasi desain ke dalam bentuk fisiknya, mencakup berbagai
variasi teknologi yang diterapkan dalam pembelajaran. Pada
dasarnya kawasan pengembangan terjadi karena 1) pesan yang
didorong oleh isi, 2) strategi pembelajaran yang didorong oleh teori,
dan 3) manifestasi fisik dari teknologi – perangkat keras, perangkat
lunak dan bahan pembelajaran.
c. Kawasan pemanfaatan, meliputi pemanfaatan media, difusi inovasi,
implementasi dan institusionalisasi, serta perarturan dan kebijakan.
Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber
untuk belajar. Mereka yang terlibat dalam pemanfaatan mempunyai

10
tanggung-jawab untuk mencocokkan pebelajar dengan bahan dan
aktivitas yang spesifik, menyiapkan pebelajar agar dapat
berinteraksi dengan bahan dan aktivitas yang dipilih, memberikan
bimbingan selama kegiatan, memberikan penilaian atas hasil yang
dicapai pebelajar, serta memasukkannya ke dalam prosedur
organisasi yang berkelanjutan.
d. Kawasan pengelolaan, meliputi pengelolaan proyek, pengelolaan
sumber daya, pengelolaan penyampaian, dan pengelolaan sistem
informasi. Pengelolaan biasanya merupakan hasil dari penerapan
suatu sistem nilai. Kerumitan dalam mengelola berbagai macama
sumber, personil, usaha desain maupun pengembangan akan
semakin meningkat dengan membesarnya usaha dari sebuah sekolah
atau kantor yang kecil menjadi kegiatan berskala nasional atau
menjadi perusahaan multi-nasional dengan skala global.
e. Kawasan evaluasi, meliputi evaluasi masalah, pengukuran kriteria
patokan, evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi atau
penilian meupakan proses penentuan memadai tidaknya
pembelajaran dan belajar. Penilaian mulai dengan analisis masalah,
Ini merupakan langkah awal yang penting dalam pengembangan dan
penilaian pembelajaran karena tujuan dan hambatan dijelaskan pada
langkah ini. Seperti terlihat pada konsep dasar dari kaya ‘penilaian’,
kunci konsep tersebut terletak pada penentuan ‘nilai’. Bahwa
kegiatan tersebut dilakukan secara teliti, akurat, dan sistematis
merupakan urusan bersama antara evaluator dan klien.

Dari definisi di atas Seel, Barbara B dan Richey, Rita C (1994)


menyatakan diantara kelima domain tersebut saling berhubungan erat
dan sinergis (Seels and Richey, 2012: 11). Adapun hubungan yang
sinergis antara kelima domain tersebut dapat dilihat pada gambat berikut
ini:

11
Gambar 1. Kawasan Teknologi Pendidikan

Berdasarkan penjelasan definisi di atas, maka penelitian ini lebih


mengarah ke dalam domain pengembangan Teknologi Pendidikan. Fokus
pengembangan pada penelitian ini merupakan pengembangan mobile
learning berbasis android. Peneliti memilihi fokus pada pengembangan
media dengan harapan dapat mengatasi masalah pembelajaran secara daring
dengan hasil produk akhir berupa mobile learning berbasis android pada
mata pelajaran Geografi kelas XI di SMA Negeri 1 Tamban.

B. Kajian Tentang Media Pembelajaran


1. Definisi Media Pembelajaran
Hakikatnya pembelajaran merupakan suatu usaha sadar
guru/pengajar untuk membantu siswa atau anak didiknya, agar mererka
dapat belajar sesaui dengan kebutuhan dan minatnya. Menurut sadiman
(1984), pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencanan dalam
memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam
diri siswa. Dalam proses pembelajaran, siswa merupakan subjek yang

12
belajar dan guru merupakan subjek yang mengajar (Kustandi and
Darmawan, 2020: 1).
Secara harfiah media berarti perantara atau pengantar. Sadiman
(1993) mengemukakan bahwa media adalah perantara atau pengantar
pesan dari pengirim ke penerima pesan. Lalu, menurut Gerlach dan Ely
(1971) mengatakan bahwa, media apabila dipahami secara garis besar
adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau
sikap (Kustandi and Darmawan, 2020: 4-5). Dari pengertian ini, guru,
buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih
khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung
diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk
menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau
verbal.
Menurut Association for Education an Communication
Technology (AECT) mendefinisaikan media yaitu segala bentuk yang
digunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Adapapun National
Education Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat
dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan serta
instrumen yang digunakan dengan baik dalam kegiatan belajar
mengajar, dapat memengaruhi efektivitas program instruksional
(Kustandi and Darmawan, 2020: 5).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar
yang berfungsi memperjelas makna pesan yang disampaikan sehingga
tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna dapat tercapai.
Selain itu, media pembelajaran juga sebagai sarana untuk meningkatkan
kegiatan proses belajar mengajar. Mengingat banyaknya jenis media
tersebut, maka tenaga pendidik harus dapat berusaha memilih dengan
cermat agar dapat digunakan secara tepat.

13
2. Fungsi dan Peran Media Pembelajaran
Dua unsur yang sangat penting dalam suatu proses belajar
mengajar adalah metode dan mengajar dan media pembelajaran.
Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan
minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar,
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa
(Kustandi and Darmawan, 2020: 15).
Penggunaan media pembelajaran pada tahap awal pembelajaran
akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan
penyampaian pesan atau isi pelajaran, tidak hanya itu, menggunakan
media pembelajaran juga dapat membangkitkan motivasi dan minat
siswa untuk belajar lebih giat. Media pembelajaran juga membantu
siswa dalam memahami materi atau pesan yang disampaikan oleh guru,
dengan menyajikan data yang menarik dan mudah untuk ditafsirkan.
Levie dan Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media
pembelajaran, sebagai berikut:
1. Fungsi atensi yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi pada isi pembelajaran yang berkaitan dengan makna
visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
2. Fungsi efektif dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika
belajar (atau membaca) teks yang bergambar.
3. Fungsi kognitif terlihat dari temuan-temuan penelitian yang
mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau
pesan yang terkandung.
4. Fungsi kompensatoris memberikan konteks untuk memahami teks
membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk
mengorganisasikan informasi dan teks dan mengingatnya kembali.

14
Secara umum, media berfungsi untuk tujuan pembelajaran
dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa
baik dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran terjadi.
Menurut Sudjana dan Riva’i (1992) mengemukakan manfaat media
pembelajaran dalam proses belajar siswa, yakni:

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat


menumbuhkan motivasi belajar.
2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga daoat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai serta
mencapai tujuan pembelajaran.
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga
siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau
guru mengajar pada setiap jam pelajaran.
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak
hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan memerankan
(Kustandi and Darmawan, 2020: 19).

Fungsi dan peran media pembelajaran adalah sebagai alat bantu


pembawa pesan/informasi dari pengirim (guru) ke penerima pesan
(siswa). Sedangkan keguanaan media pembelajaran dalam penelitian
yang dikembangkan ini yaitu untuk mempermudah proses pembelajaran
dengan memberikan kemudahan dalam menafsirkan informasi yang
diberikan oleh guru saat pembelajaran secara daring khususnya pada
mata pelajaran Geografi materi persebaran flora dan fauna di Indonesia.
Media pembelajaran sebagai alat bantu untuk memperjelas
penyampaian pesan atau informasi sehingga dapat memperlancar dan
meningkatkan proses dan hasil belajar.

15
3. Macam-macam Media Pembelajaran

Media pembelajaran sangat bervariasi wujudnya. Menurut


taksonomi leshin, dan kawan-kawan (1992), yaitu media berbasis
manusia (guru-guru, tutor, main peran, kegiatan kelompok dan lain-
lain), media berbasis cetakan (buku, penuntun, buku kerja/latihan, dan
lembaran lepas), media berbasis visual (buku, charts, grafik,
figur/gambar, transparansi, film bingkai atau slide), media berbasis
audio visual (video, film, slide bersama tape dan televisi), dan media
berbasis komputer ( pembelajaran dengan bantuk komputer dan video
interaktif).

1. Media berbasis manusia mengajukan dua teknik yang efektif, yaitu


rancangan yang berpusat pada masalah dan bertanya ala Socrates.
2. Media berbasis cetakan, yang paling umum dikenal yaitu buku teks,
buku penuntun, jurnal, majalah, dan lembaran lepas. Teks berbasis
cetakan menurut 6 elemen yang perlu diperhatikan pada saat
merancang, yaitu konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran
huruf, dan penggunaan spasi kosong.
3. Media berbasis visual, memegang peran penting dalam proses
belajar, hal ini dikarenaka dapat memperlancar pemahaman dan
memperkuat ingata. Bentuk visual dapat berupa: a) gambar
representasi, diagram, peta, dan grafik.
4. Media berbasis audiovisual yang menggabungkan penggunaan suara
memerlukan pekerjaan tambahan untuk memproduksinya. Tahapan
dalam membuat media audiovisual yakni penulisan naskah dan
storyboard.
5. Media berbasis komputer, berperan sebagai manajer dalam proses
pembelajaran yang dikenal dengan istilah Computer managed
instruction (CMI). Adapun peran komputer sebagai pembantu
tambahan dalam belajar, pemanfaatannya meliputi penyajian

16
informasi isi materi pelajara, latihan, atau keduanya (Kustandi and
Darmawan, 2020: 34).
4. Pemilihan Media Pembelajaran
Kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media
merupakan bagian dari sistem pembelajaran secara keseluruhan. Untuk
itu, ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media
pembelajaran (Kustandi and Darmawan, 2020: 29-30):
1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media pembelajaran yang
dipilih berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
secara umum mengacu kurikulum yang telah ditentukan.
2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,
prinsip atau generalisasi.
3. Praktis, luwes, dan bertahan. Jika tidak tersedia waktu, dana atau
sumber daya lainnya untuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan.
4. Guru terampil menggunakannya. Ini merupakan salah satu kriteria
utama. Apapun media itu, guru harus mampu menggunakan dalam
proses pembelajaran.
5. Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar
belum tentu sama efektifnya jika digunakan dalam kelompok kecil
atau perorangan.
6. Mutu teknis. Pengembangan visual, baik gampar maupun fotografi
harus memenuhi persyaratan teknis tertentu.

Dalam memilih media pembelajaran yang akan digunakan


sebaiknya juga memperhatikan pengalaman hasil belajara apa saja yang
akan diperoleh ketika menggunakan media pembelajaran tersebut.
Pengalaman hasil belajar semakin banyak diperoleh apabila semakin
banyak alat indera yang digunakan. Semakin banyak alat indera yang
digunakan semakin besar pula kemungkinan informasi yang diterima dan
mudah dimengerti, sehingga dapat mempertahankan daya ingatan siswa.

17
C. Kajian Mobile Learning Berbasis Android
Pengembangan sistem operasi android, mulai dari gadget, tablet PC,
smartphone dan alat elektronik lainnya memiliki sistem operasi android
tentunya tidak lepas dengan kehidupan sehari-hari. Dengan adanya
smartphone dapat memberikan dampak yang sangat besar bagi kehidupan
manusia dan memberikan banyak kemudahan dalam penggunaannya. Saat
ini sudah banyak aplikasi yang ditawarkan dalam satu genggaman sehingga
lebih mempermudah da;am mecari informasi yang diperlukan.
Penggunaan media dalam pembelajaran dapat membantu
keterbatasan pendidik dalam menyampaikan informasi maupun
keterbatasan jam pelajaran di kelas. Media berfungsi sebagai alat bantu
perantara sekaligus sumber informasi materi pembelajaran maupun sumber
soal latihan. Kualitas pembelajaran juga dipengaruhi oleh perbedaan
individu atau karakteristik peserta didik, baik perbedaan gaya belajar,
kemampuan kognitif, kecepatan memahami materi pelajaran dan perbedaan
latar belakang.
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen sumber
belajar yang penting. Keberadaaan media pembelajaran rutu menentukan
keberhasilan suatu pembelajaran. Perkembangan teknologi memberikan
kemudahan dalam mengakses informasi terkait materi yang diajarkan.
Berbagai software telah tersedia untuk mendukung proses belajar mengajar
disekolah. Dukungan software inilah yang dapat membantu dalam manarik
perhatian dan minat belajar siswa.
Semakin banyaknya siswa yang memiliki dan menggunakan
perangkat mobile, maka semakian besar pula peluang penggunaan
perangkat teknologi dalam dunia pendidikan. Media pembelajaran yang
memanfaatkan teknologi telepon seluler disebut dengan mobile learning.
Mobile learning merupakan salah satu alternatif pengembangan media
pembelajaran. Kehadiran mobile learning ditunjukan sebagai pelengkap
pembelajaran serta memberikan kesempatan pada siswa untuk mempelajari

18
materi yang kurang dikuasai dimanapun dan kapapun (Nurhalimah et al.,
2017).
Menurut pendapat lain, Mobile learning merupakan sebuah langkah
yang kreatif dan interaktif dalam proses pembelajaran agar siswa senang
dan antusias dalam belajar (Sutiasih & Saputri, 2019). Dapat disimpulkan
bahwa mobile learning adalah alat bantu pembelajaran yang dapat diakses
dimana saja dan kapan saja dengan menggabungkan dari berbagaii jenis
media pembelajaran, mulai dari audio, audiovisual, dan interaktif.
Akan tetapi, para siswa masih banyak yang menggunakan laptop
atau bahkan masih ada yang menggunakan buku manual untuk menunjang
pembelajaran di sekolah. Dengan menggunakan laptop sebagai media
pembelajaran akan menyulitkan siswa membawa perangkat tersebut karena
berat dan terkesan repot. Melihat potensi tersebut, pengembangan mobile
learning menjadi salah satu alternatif pemanfaatan teknologi dalam dunia
Pendidikan khususnya pada platform atau system operasi android. Android
merupakan sistem operasi open source yang artinya gratis dan bebas
digunakan untuk para pengembang aplikasi, hal ini sangat memudahkan
para developer atau pengembang aplikasi android atau pengembang
aplikasi. Pengguna juga sangat dimudahkan, karena kemudahan dalam
mendapatkan aplikasi. Melalui Play Store, pengguna dapat mengunduh
berbagai macam aplikasi dengan gratis ataupun berbayar tergantung dari
developer/pembuatnya (Sutiasih & Saputri, 2019). Maka dari itu,
penggunaan platform android menjadi focus dalam penelitian ini.

D. Kajian Tentang Mata Pelajaran Geografi di SMA


Pembelajaran geografi adalah geografi yang diajarkan di tingkat
sekolah dasar dan sekolah menengah. Oleh karena itu, penjabaran
konsepkonsep, pokok bahasan, dan subpokok bahasannya harus disesuaikan
dan diserasikan dengan tingkat pengalaman dan perkembangan psikologi
peserta didik pada jenjang-jenjang pendidikan (Sumaatmadja, 1997).

19
Mengingat luasnya pengertian geografi, pakar-pakar geografi pada
Seminar dan Lokakarya di Semarang tahun 1998 mendefinisikan pengertian
geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena
geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilyahan dalam
konteks keruangan (Sumaatmadja, 1997). Objek studi geografi tidak lain
adalah geosfer yaitu permukaan bumi yang terdiri atmosfer (lapisan udara),
litosfer (lapisan batuan/ kulit bumi), hidrosfer (lapisan air), dan biosfer
(lapisan kehidupan).

(Sumaatmadja, 1997) menyatakan bahwa pembelajaran geografi


hakikatnya adalah pembelajaran tentang aspek-aspek keruangan permukaan
bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat
manusia dengan variansi kewilayahan. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran geografi disekolah merupakan pembelajaran tentang
hakikat geografi yang meliputi aspek-aspek keruangan, kelingkungan, dan
kewilyahan dengan objek studi geografi adalah geosfer yang terdiri atas
atmosfer, litosfer, hidrosfer dan biosfer yang disesuaikan dengan tingkat
perkembangan psikologi peserta didik pada jenjang-jenjang pendidikan.

Menurut (Yani, 2016) karakteristik objek kajian geografi sejatinya


ada yang berbentuk konkrit dan sebagian ada yang terkategori “abstrak”.
Seseorang baru dapat mengetahui adanya persebaran suatu objek, interaksi
antar ruang, interelasi, interdependensi, dan adanya proses yang bekerja
dalam ruang jika telah divisualisasikan dalam peta, tabel, grafik, gambar,
angka statistik, dan secara visual melihat pergerakan baik orang, hewan,
angin, barang, dan jasa antar ruang. Sebagian orang akan merasakan (atau
menyadari) peranan interaksi antar ruang, manakala terjadi hambatan dan
atau kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan. Untuk dapat memahami
fenomena dan proses geografi, dibutuhkan kehadiran berbagai media yaitu
kebutuhan akan peta, tabel, grafik, gambar, angka statistik, dan visualisasi
gambar diam, animasi, maupun film. Materi geografi akan mudah diajarkan

20
kepada perserta didik, setelah fenomena dan proses geografi tersebut
“diolah” sedemikian rupa sehingga menjadi lebih konkrit.

Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran


geografi pada jenjang kelas XI bertujuan membekali peserta didik agar
memiliki pemahaman mengenai lingkungan, dan kewilyahan serta
menuasai keterampilan dasar dalam memperoleh data dan informasi
sehingga mampu menumbuhkan perilaku peduli terhadap lingkungan hidup.
Sikap peduli terhadap lingkungan hidup ini tercermin pada melestarikan
lingkungan hidup. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
mata pelajaran geografi kelas XI semester 1.

Tabel 1. Kompetensi Inti & Kompetensi Dasar Geografi Kelas XI


Semester 1
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
3.2 Menganalisis sebaran • Menganalisis karakteristik bioma di
flora dan fauna di dunia.
Indonesia dan dunia • Menganalisis faktor-faktor yang
berdasarkan memengaruhi sebaran flora dan fauna.
karakteristik • Menganalisis persebaran jenis-jenis
ekosistem flora dan fauna di indonesia dan dunia.
• Menganalisis konservasi flora dan
fauna di indonesia dan dunia.
• Menganalisis pemanfaatan flora dan
fauna indonesia sebagai sumber daya
alam.

21
Kompetensi inti dan kompetensi dasar yang dipilih oleh peneliti dan
nantinya akan di terapkan pada media seperti yang telah tercantum diatas.
Kompetensi tersebut kemudian menjadi acuan bagi peneliti dalam
mengembangkan mobile learning berbasis android pada mata pelajaran
geografi kelas XI dengan materi persebaran flora dan fauna di Indonesia.
Aplikasi android yang dikembangkan peneliti dirasa cukup tepat sebagai
media pembelajaran yang akan membantu guru terutamanya pada
pembelajaran daring. Hal ini dikarenakan media sangat mudah diterapkan
dan digunakan oleh pengguna atau siswa SMA sebagian besar memiliki
perangkat smartphone berbasis android.

E. Penelitian Yang Relevan


1. Irnin Agustina Dwi Astuti (2017), dalam penelitiannya dengan judul
“Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Mobile Learning berbasis
Android”. Hasil Penelitian ini adalah 1) Terciptanya produk tersebut
untuk mengatasi masalah keabstrakan siswa, maka diperlukan media
pembelajaran yang dapat menjelaskan konsep fisika yaitu dengan
media pembelajaran mobile learning berbasis android, 2) Berdasarkan
hasil analisis validasi ahli media mengenai media pembelajaran
mobile learning berbasis android yang dikembangkan menghasilkan
persentase sebesar 80 %. Hal yang dinilai meliputi tampilan,
pemilihan warna, fungsi tombol, output dari menu, dan juga
kemudahan akses pengolahan program dan penggunaan aplikasi.

3) Hasil validasi ahli materi yang dilakukan oleh tiga validator


diperoleh sebesar 90,50 %. Aspek yang dinilai oleh para ahli materi
adalah kebahasaan, kesesuaian indikator dengan materi, kesesuaian
animasi dengan materi yang ingin disampaikan, aspek ilustrasi, dan soal
evaluasi. 4) Rata-rata validasi dari ahli media dan ahli materi diperoleh
sebesar 85,25 % dengan kategori valid atau baik. Maka aplikasi
media pembelajaran fisika mobile learning berbasis android layak
digunakan oleh siswa dalam pembelajaran.

22
2. M. Rifqi Lutfi Alhafidz (2018) dengan judul penelitian “ Pengembangan
Mobile Learning Berbasis Android Sebagai Media Pembelajaran
Ekonomi”. Hasil dari penelitian ini adalah 1) Media pembelajaran ini
tercipta dikarenakan siswa masih kesulitan dalam memahami konsep
materi ekonomi dan penyalahgunaan smartphone ketika proses
pembelajaran dan Guru kebanyakan menggunakan metode ceramah dan
media power point sebagai media pembelajaran sehingga perlu adanya
pengembangan media agar pembelajaran tidak membosankan. 2) hasil
analisis keseluruhan validasi diperoleh rata-rata validasi materi sebesar
86,15%, rata-rata validasi media sebesar 96%, rata-rata validasi praktisi
pembelajaran ekonomi sebesar 80,91%, rata-rata validasi uji coba
sebesar 78,28% sehingga diperoleh nilai keseluruhan validasi sebesar
85,33%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bahwa media
pembelajaran berupa aplikasi mobile learning berbasis android pada
materi peran pelaku ekonomi dalam kegiatan ekonomi sangat layak
digunakan.
3. Fadlilah Aziz Ramadan (2019), dengan judul penelitian
“Pengembangan Mobile Learning Rensi (Relasi Dan Fungsi) Berbasis
Android Pada Pokok Bahasan Relasi Dan Fungsi Sebagai Sumber
Belajar Mandiri Siswa Kelas Viii Smp”. Hasil dari penelitian tersebut
yaitu pengembangan ini berupa aplikasi mobile learning android RENSI
(Relasi dan Fungsi) yang dapat digunakan sebagai alternatif sumber
belajar mandiri siswa kelas VIII SMP. Melalui uji coba yang dilakukan
oleh ahli materi, mobile learning ini mendapat persentase keidealan
pengaplikasian media 94,79% (sangat baik), oleh ahli media
mendapatkan persentase keidealan muatan materi 84,38 % (sangat baik)
sehingga mobile learning RENSI dikatakan valid. Pengujian untuk
mengetahui kepraktisan mobile learning oleh respon siswa memperoleh
persentase keidealan kepraktisan penggunaan 76,25% (setuju). Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa mobile learning RENSI telah
layak digunakan sebagai sumber belajar mandiri siswa kelas VIII SMP.

23
4. Nurwahyuningsih Ibrahim (2017) dengan judul penelitian
“Pengembangan Media Pembelajaran Mobile Learning Berbasis
Android mata Pelajaran Ipa Untuk Siswa Smp”. Dengan hasil penelitian
(1) menghasilkan media pembelajaran mobile learning berbasis android
(2) mengetahui tingkat kelayakan media pembelajaran menurut ahli
materi, ahli media, dan pengguna, (3) mengetahui keefektifan media
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMP. Penelitian
pengembangan ini mengikuti langkah-langkah yang dikembangkan oleh
Alessi dan Trollip yang terdiri dari tiga tahap, yakni perencanaan,
perancangan, dan pengembangan. Produk awal divalidasi oleh ahli
media dan ahli materi kemudian dilakukan revisi. Tahap berikutnya
dilakukan tes beta kelompok kecil dilakukan ke enam calon pengguna,
dan diujicobakan kepada 32 pengguna. Selanjutnya tes sumatif terhadap
32 peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) produk
mobile learning berbasis android dikemas dalam format android
package (apk) dengan menggunakan software eclips helios. (2) produk
mobile learning dinyatakan layak sebagai media pembelajaran
berdasarkan hasil penilaian ahli media 3,8 dan ahli materi 4,3 dengan
kategori “sangat baik”. (3) keefektifan produk dibuktikan melalui
peningkatan hasil belajar mencapai angka rerata skor pretest 65,46 dan
posttest sebesar 79,53.

F. Kerangka Berpikir
Dalam meningkatkan kualitas pembelajaran perlu adanya media
pembelajaran yang dapat membantu Guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran secara baik pada saat pembelajaran daring sehingga dapat
manarik perhatian siswa untuk belajar. Media pembelajaran bisa berupa apa
saja sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa, salah satunya adalah
Mobile Learning berbasis android yang dirancang untuk pembelajaran di
kelas.

24
Pada penelitian pengembangan ini, peneliti ingin mengembangkan
Mobile Learning berbasis android untuk mata pelajaran Geografi materi
persebaran flora dan fauna di Indonesia. Sebelumnya peneliti telah
melakukan wawancara dengan guru, terkait masalah yang di alami adalah
1) Kurang maksimalnya penyampaian materi dari guru kepada siswa pada
mata pelajaran Geografi materi persebaran flora dan fauna di Indonesia saat
pembelajaran daring karena media pembelajaran masih berupa buku teks,
2) Penggunaan media pembelajaran yang kurang bervariasi, monoton, dan
membosankan pada saat proses pembelajaran daring, 3) Guru belum bisa
mengembangkan media pembelajaran Geografi materi persebaran flora dan
fauna di Indonesia dan 4) Belum ada media pembelajaran berupa Mobile
Learning berbasis android yang memuat materi persebaran flora dan fauna
di Indonesia pada mata pelajaran Geografi di Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Tamban.
Setelah mengetahui identifikasi masalah dalam proses pembelajaran
secara daring, peneliti mengembangkan media pembelajaran berupa Mobile
Learning berbasis android. Pengembangan Mobile Learning berbasis
android ini menggunakan model 4D yaitu define (pendefinisian), design
(perancangan), development (pengembangan) dan disseminate
(penyebaran). Lalu dihasilkan produk Mobile Learning berbasis android
yang layak di gunakan di SMA Negeri 1 Tamban.

25
Gambar 2. Kerangka Berpikir Penelitian

26
G. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah di uraikan
di atas maka untuk menjawab rumusan masalah dikemukakan pertanyaan
sebagai berikut:

1. Bagaimana pengembangan media pembelajaran Mobile Learning


berbasis android dengan model 4D pada materi persebaran flora dan
fauna di Indonesia kelas XI SMA Negeri 1 Tamban?
2. Bagaimana tahapan pengembangan “define” media pembelajaran
Mobile Learning berbasis android dengan model 4D pada materi
persebaran flora dan fauna di Indonesia kelas XI SMA Negeri 1
Tamban?
3. Bagaimana tahapan pengembangan “design” media pembelajaran
Mobile Learning berbasis android dengan model 4D pada materi
persebaran flora dan fauna di Indonesia kelas XI SMA Negeri 1
Tamban?
4. Bagaimana tahapan pengembangan “development” uji kelayakan
media pembelajaran Mobile Learning berbasis android dengan
model 4D pada materi persebaran flora dan fauna di Indonesia kelas
XI SMA Negeri 1 Tamban?
5. Bagaimana tahapan pengembangan “development” uji kelayakan
materi pembelajaran Mobile Learning berbasis android dengan
model 4D pada materi persebaran flora dan fauna di Indonesia kelas
XI SMA Negeri 1 Tamban?
6. Bagaimana tahapan pengembangan “dissemination” media
pembelajaran Mobile Learning berbasis android dengan model 4D
pada materi persebaran flora dan fauna di Indonesia kelas XI SMA
Negeri 1 Tamban?

27
BAB III

METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pengembangan media pembelajaran ini menggunakan jenis
penelitian dan pengembangan atau dikenal dengan sebutan Research and
Development (R&D). Metode penelitian dan pengembangan (R&D) adalah
metode penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan produk tertentu dan
menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010). Pendapat lain
mengatakan research and development adalah penelitian yang betujuan
untuk menghasilkan produk baru melalui proses pengembangan. Produk
penelitian dan pengembangan dalam bidang pendidikan dapat berupa
model, media, peralatan, buku, modul, alat evaluasi dan perangkat
pembelajaran. Setiap produk yang dikembangkan membutuhkan prosesur
penelitian yang berbeda (Mulyatiningsih and Nuryanto, 2014: 161).

Produk yang dikembangkan pada penelitian ini adalah mobile


learning berbasis android pada mata pelajaran Geografi materi persebaran
flora dan fauna di Indonesia kelas XI yang nantinya akan dijalankan melalui
smartphone berbasis android. Model pengembangan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah model yang dikembangkan oleh S. Thiagajaran. Model
pengembangan ini dipilih dengan tujuan menghasilkan produk berupa
mobile learning berbasis android pada mata pelajaran Geografi kelas XI di
SMA Negeri 1 Tamban. Selain itu, model pengembangan ini juga memiliki
tahapan kegiatan yang sistematis dalam upaya pemecahan masalah belajar
yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik, karena itulah
model yang dikembangkan oleh S. Thiagajaran cocok digunakan untuk
pengembangan media pembelajaran berbasis software.

28
A. Prosedur Penelitian dan Pengembangan
Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini
mengacu pada model penelitian dan pengembangan 4D (four-D). Menurut
Thaigajaran (1974: 5) model penelitian dan pengembangan 4D terdiri dari
4 tahap utama, yaitu define (pendefinisian), design (perancangan), develop
(pengembangan), dan disseminate (penyebaran).

Gambar 3. Model Pengembangan 4D

29
Berdasarkan gambar model pengembangan 4D diatas, kegiatan yang
dilakukan pada tahap pengembangannya dipaparkan sebagai berikut:

1. Tahap Define (Pendefinisian)


Tahap ini merupakan studi pendahuluan, baik secara teoritik
maupun empirik. Pada tahap ini peneliti memilih dan menentukan produk
yang dikembangkan maka langkah selanjutnya adalah merumuskan langkah
awal yang diperlukan. Ada beberapa langkah pokok yang tercakup pada
tahap ini, yaitu:
1. Front-end Analysis (Analisis Awal Akhir).
Analisis ujung depan bertujuan untuk memunculkan dan
menetapkan masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran, sehingga
diperlukan suatu pengembangan bahan ajar. Dengan analisis ini akan
didapatkan gambaran fakta, harapan dan alternatif penyelesaian masalah
dasar, yang memudahkan dalam penentuan atau pemilihan bahan ajar
yang dikembangkan. Pada tahap ini telah bermunculan fakta dan
alternatif solusi sehingga memudahkan peneliti dalam menentukan
langkah awal untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis
android agar dapat menyelesaikan masalah yang telah diketahui.
2. Learner Analysis (Analisis Siswa)
Analisis siswa merupakan telaah tentang karakteristik siswa yang
sesuai dengan desain pengembangan perangkat pembelajaran.
Karakteristik itu meliputi latar belakang kemampuan akademik
(pengetahuan), perkembangan kognitif, serta keterampilan-
keterampilan individu atau sosial yang berkaitan dengan topik
pembelajaran, media, format dan bahasa yang dipilih. Analisis ini
dilakukan dengan mempertimbangkan karakteristik, kemampuan dan
pengalaman siswa, baik sebagai kelompok maupun sebagai individu.
Pada tahap ini peneliti mendapatkan informasi terkait karakteristik
siswa SMA dan menentukan media dengan pertimbangan karakteristik
tersebut.

30
3. Task Analysis (Analisis Tugas)

Analisis tugas bertujuan untuk mengidentifikasi


keterampilanketerampilan utama yang akan dikaji oleh peneliti dan
menganalisisnya kedalam himpunan keterampilan tambahan yang
mungkin diperlukan. Analisis ini memastikan ulasan yang menyeluruh
tentang tugas dalam materi pembelajaran. Pada penelitian ini analisis
tugas meliputi analisis terhadap kompetensi inti (KI) dan kompetensi
dasar (KD) terkait materi pembelajaran geografi yang dikembangkan
melalui media pembelajaran berbasis android.

4. Concept Analysis (Analisis Konsep)


Analisis konsep dilakukan untuk mengidentifikasi konsep pokok
yang akan diajarkan, menyusunnya dalam bentuk hirarki, dan merinci
konsep-konsep individu ke dalam hal yang kritis dan yang tidak relevan.
Analisis konsep dilakukan pada peta konsep pembelajaran yang akan
digunakan sebagai cara untuk mencapai kompetensi tertentu dengan
mengidentifikasi dan menyusun secara sistematis bagian-bagian utama
bahan ajar. Analisis konsep pada penelitian ini bertujuan untuk
menyusun konten materi pada media pembelajaran berbasis android
yang dikembangkan.
5. Specifying Instructional Objectives (Perumusan Tujuan Pembelajaran)
Perumusan tujuan pembelajaran menurut berguna untuk
merangkum hasil dari analisis konsep dan analisis tugas untuk
menentukan perilaku objek penelitian. Kumpulan objek tersebut
menjadi dasar untuk menyusun tes dan merancang perangkat
pembelajaran yang kemudian di integrasikan ke dalam materi perangkat
pembelajaran yang akan digunakan oleh peneliti. Dengan menuliskan
tujuan pembelajaran, peneliti dapat mengetahui konten penelitian yang
akan ditampilkan pada media pembelajaran berbasis android yang
dikembangkan dengan mempertimbangkan grid masalah dan

31
menentukan berapa banyak tujuan pembelajaran yang akan dicapai
nantinya.
2. Tahap Design (Perancangan)
Setelah mendefinisikan masalah pada tahap sebelumnya,
selanjutnya dilakukan tahap perancangan. Pada tahap perancangan,
bertujuan untuk merancang prototype media pembelajaran berbasis android.
Tahap perancangan bertujuan untuk merancang perangkat pembelajaran
sesuai dengan langkah yang ada. Empat langkah yang harus dilakukan pada
tahap ini, yaitu:
1. Criterion-test Construction (Penyusunan Tes)
Penyusunan tes acuan patokan merupakan langkah yang
menghubungkan antara tahap pendefinisian (define) dengan tahap
perancangan (design). Tes acuan patokan disusun berdasarkan
spesifikasi tujuan pembelajaran dan analisis siswa, kemudian
selanjutnya disusun kisikisi tes hasil belajar. Tes yang dikembangkan
disesuaikan dengan jenjang kemampuan kognitif. Penskoran hasil tes
menggunakan panduan evaluasi yang memuat kunci dan pedoman
penskoran setiap butir soal. Pada fase ini peneliti mulai menyusun
evaluasi pembelajaran yang nantinya diterapkan kepada media
pembelajaran berbasis android. Penyusunan tes yang dimaksud pada
penelitian ini adalah tes berbentuk evaluasi dari materi pembelajaran
yang terdapat pada media pembelajaran berbasis android.
2. Media Selection (Pemilihan Media)
Pemilihan media dilakukan untuk mengidentifikasi media
pembelajaran yang relevan dengan karakteristik materi dan sesuai
dengan kebutuhan siswa. Media dipilih untuk menyesuaikan analisis
siswa, analisis konsep dan analisis tugas, karakteristik pengguna
sasaran, dan rencana penyebaran dengan atribut yang bervariasi dari
media yang berbeda. Hal ini berguna untuk membantu siswa dalam
mencapai kompetensi inti dan kompetensi dasar yang diharapkan. Pada

32
penelitian ini media yang dikembangkan dan dipilih adalah media
pembelajaran berbasis android.
3. Format Selection (Pemilihan Format)
Pemilihan format dalam pengembangan perangkat pembelajaran
ini dimaksudkan untuk mendesain atau merancang isi pembelajaran,
pemilihan strategi, pendekatan, metode pembelajaran, dan sumber
belajar. Pemilihan format dilakukan agar format yang dipilih sesuai
dengan materi pembelajaran. Pemilihan bentuk presentasi disesuaikan
dengan media pembelajaran yang digunakan. Pemilihan format dalam
pengembangan dimaksudkan dengan merancang konten pembelajaran,
memilih pendekatan, sumber belajar, merancang konten pembelajaran,
dan membuat desain media pembelajaran berbasis android, yang
meliputi desain tata letak, gambar, dan tulisan. Pada penelitian ini
format yang dipilih adalah media pembelajaran yang memanfaatkan
smartphone berbasis android dengan kriteria menarik, memudahkan dan
dapat membantu dalam pembelajaran daring geografi kelas XI.
4. Initial Design (Desain Awal)
Desain awal yaitu desain media pembelajaran berbasis android
yang telah dibuat oleh peneliti seperti flowchart dan storyboard lalu
diberi masukan oleh dosen pembimbing. Masukan dari dosen
pembimbing akan digunakan untuk penyempurnaan media
pembelajaran berbasis android sebelum produksi. Kemudian dilakukan
revisi setelah mendapatkan saran perbaikan dari dosen pembimbing.
Pada tahap ini peneliti membuat prototype/desain awal dari media
pembelajaran berbasis android.

33
3. Tahap Develop (Pengembangan)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini dibagi menjadi dua bagian
yaitu expert appraisal dan developmental testing. Expert appraisal adalah
teknik untuk memvalidasi kelayakan rancangan produk. Kegiatan expert
appraisal merupakan perbaikan dari saran-saran validator yang digunakan
untuk memperbaiki materi dan rancangan produk yang telah disusun.
Developmental testing merupakan kegiatan uji coba rancangan produk pada
sasaran subjek yang sesungguhnya. Pada saat uji coba ini akan didapat data
berupa respon, reaksi atau komentar dari sasaran pengguna model. Tujuan
tahap pengembangan ini adalah untuk menghasilkan bentuk akhir media
pembelajaran berbasis android setelah melalui revisi berdasarkan masukan
oleh ahli materi dan ahli media serta data hasil ujicoba. Langkah yang
dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
1. Expert Appraisal (Validasi Ahli)
Verifikasi ahli ini digunakan untuk memvalidasi konten materi
media pembelajaran berbasis android pada mata pelajaran Bahasa
Inggris. Kemudian, guru mata pelajaran sebagai ahli materi dan dosen
ahli media akan mengevaluasi media pembelajaran berbasis android
yang dikembangkan sehingga dapat diketahui kelayakannya.
2. Development testing (Uji Coba Produk)
Setelah dilakukan validasi oleh para ahli kemudia dilakukan uji
coba lapangan. Uji coba lapangan terbatas untuk mengetahui hasil
penerapan media pembelajaran android dalam pembelajaran di kelas.
Dikarenakan situasi pandemi covid-19 yang membuat sekolah
melaksanakan pembelajaran daring, sehingga tahap developmental
testing ini diterapkan ke dalam kelompok kecil saja. Kemudian, dalam
tahap developmental testing ini setelah media diterapkan kepada siswa,
siswa mengisi angket respon siswa untuk melihat bahwa media
pembelajaran android yang telah dikembangkan dapat
digunakan/diterapkan kepada siswa. Angket respon siswa dibuat untuk

34
sebatas melihat respon siswa terhadap produk yang dikembangkan dan
tidak menghitung pengaruhnya terhadap variabel lain.
4. Tahap Disseminate (Penyebaran)
Proses diseminasi merupakan tahap akhir dalam sebuah
pengembangan. Tahap diseminasi dilakukan untuk menyebarkan produk
pengembangan agar bisa diterima pengguna, baik individu, suatu kelompok,
atau sistem. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menyebarkan produk media
pembelajaran berbasis android yang telah dikembangkan kepada guru mata
pelajaran Geografi kelas XI SMA Negeri 1 Tamban dan Program Studi
Teknologi Pendidikan FKIP ULM.

B. Subjek dan Objek Penelitian


1. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini yaitu dosen Jurusan Teknologi
Pendidikan FKIP ULM sebagai ahli media, guru mata pelajaran
Geografi di SMA Negeri 1 Tamban sebagai ahli materi. Uji coba
dilakukan untuk menguji kualitas dan kalayakan mobile learning
berbasis android.
2. Objek penelitian ini adalah mobile learning berbasis android yang akan
di kembangkan. Penelitian ini berfokus pada pengembangan mobile
learning berbasis android pada mata pelajaran Geografi kelas XI di
SMA Negeri 1 Tamban.

C. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Tamban Jl. Purwosari
II KM 10 Kelurahan Purwosari II Kecamatan Tamban Kabupaten Barito
Kuala Provinsi Kalimantan Selatan 70566. Waktu penelitian dilaksanakan
kurang lebih 2 bulan dan disesuaikan dengan tabel perencanaan dibawah.

35
Tabel 2. waktu penelitian
Bulan ke 1 Bulan ke 2
Tahapan
1 2 3 4 1 2 3 4
Pendefinisian
Desain
Pengembangan
Penyebaran

D. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data adalah cara atau prosedur yang dilakukan
untuk memperoleh data yang sesuai dengan data yang dibutuhkan Dalam
penelitian ini terdapat tiga metode yang digunakan untuk mengumpulkan
data yaitu kuesioner dan wawancara

1. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data
dan informasi yang dilakukan secara lisan (Mulyatiningsih and
Nuryanto, 2014: 32). Sedangkan menurut sugiyono mengemukkan
bahwa wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menentukan hal-hal
dari responden yang lebih mendalam (Sugiyono, 2010: 304). Peneliti
telah melakukan wawancara kepada Guru mata pelajara Geografi di
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tamban untuk mendapatkan studi
pendahuluan dari permasalah yang akan dibahas dalam penelitian.
Wawancara selanjutnya akan membahas lebih dalam tentang
permasalahan ini dan hal-hal yang bersangkutan dengan mobile learning
berbasis android terhadap proses belajar dan mengajar. Wawancara
dilakukan dengan menyiapkan terlebih dahulu pertanyaan yang akan
diajukan, sehingga dapat dikatakan bahwa peneliti menggunakan teknik
wawancara terstruktur.

36
2. Angket
Angket atau kuisioner merupakan alat pengumpulan data yang
memuat sejumlah pernyataan atau pertanyaan yang harus dijawab oleh
subjek penelitian (Mulyatiningsih and Nuryanto, 2014: 38). Angket atau
kuisioner dapat mengungkap banyak hal sehingga dalam waktu singkat
diperoleh banyak data/keterangan. Dalam penelitian ini menggunakan
bentuk angket tertutup, dimana memiliki jawaban yang sudah
disediakan dan tidak memberi peluang kepada responden untuk
menambah keterangan yang lain atau jawaban yang tidak sesuai dengan
butir-butir pernyataan yang di ajukan. Dalam penelitian ini angket atau
kuisioner yang diterapkan untuk ahli media dan ahli materi dalam
memvalidasi kelayakan mobile learning berbasis android.

E. Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis,
sehingga dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur suatu obyek ukur
atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel (Dachliyani, 2020).
Penelitian ini aka menggunakan instrumen wawancara dan angket atau
kuisioner untuk ahli media dan ahli materi. Instrumen pengumpulan data
yang digunakan sebagai berikut:

1. Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini akan membahas lebih dalam
tentang permasalahan dan hal-hal yang bersangkutan dengan proses
belajar mengajar. Wawancara dilakukan dengan menyiapkan terlebih
dahulu pertanyaan yang akan diajukan, sehingga dapat dikatakan bahwa
peneliti menggunakan teknik wawancara terstruktur. Pedoman
pertanyaan wawancara yang ditanyakan sebagai berikut:

37
Tabel 3. Pedoman Wawancara

No Pertanyaan

1 Bagaimana proses pembelajaran di kelas?


2 Media yang digunakan dalam penyampaian materi?
3 Apakah ada media yang digunakan dalam proses pembelajaran
daring?
4 Bagaimana kendala dalam proses pembelajaran daring?
5 Apakah perlu untuk menerapkan media pembelajaran baru
untuk membantu proses pembelajaran daring?
6 Media pembelajaran apa yang diharapkan untuk menunjang
proses pembelajaran daring?

2. Kuisioner (Angket)
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat-seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono,
2010: 169). Kuisioner atau angket dalam penelitian ini berfungsi sebagai
alat untuk memvalidasi kelayakan dari mobile learning berbasis
android. Angket terbagi menjadi dua yaitu, angket untuk ahli media dan
angket untuk ahli materi. Ahli media merupakan dosen Program Studi
Teknologi Pendidikan FKIP ULM, sedangkan ahli materi merupakan
Guru mata pelajaran Geografi kelas XI di SMA Negeri 1 Tamban.

38
Tabel 4. Instrumen Penilaian Kesesuaian Materi oleh Ahli Materi

No Aspek Indikator Penilaian Butir

1 Kesesuiaian isi dengan kurikulum? 1


2 Kesesuaian Keakuratan dan kesesuaian materi? 1
3 Tujuan Materi sesuai dengan aktivitas pembelajaran? 1
4 Materi sesuai dengan karakteristik siswa? 1
Penyusunan materi pada media pembelajaran
5 Penyajian 1
sudah benar?
Materi
6 Kejelasan isi materi pada media pembelajaran? 1
Materi pembelajaran pada media ini sesuai
7 1
Kejelasan dengan kompetensi inti?
Materi Materi pembelajaran ini sesuai dengan
8 1
kompetensi dasar?
Media pembelajaran berisi materi persebaran
9 Ketepatan Isi 6
flora dan fauna di Indonesia?

Tabel 5. Instrumen Penelitian oleh Ahli Media

No Aspek Indikator Penilaian Butir

Kesesuaian media terhadap pencapaian


1 Kesesuaian 1
kompetensi
Media
2 Media telah memenuhi standar 1
3 Kesesuaian warna 1
Desain
4 Layout media pembelajaran berbasis android 1
Tampilan
5 Layout menarik dan memudahkan penggunaan 1
6 Keterbacaan teks 1
7 Teks Tata letak teks 1
8 Kemudahan teks dipahami 1
9 Kejelasan gambar pada media 1

39
Kualitas
10 Ukuran gambar sesuai standar 1
Gambar
11 Tampilan tombol navigasi 1
12 Tata letak tombol navigasi mudah dijangkau 1
Navigasi
13 Aksesibilitas tombol navigasi 1
14 Tombol navigasi bekerja dengan baik 1
15 Petunjuk penggunaan jelas 1
16 Petunjuk mudah dipahami 1
Petunjuk Kelancaran dalam pengoprasian media
17 1
Penggunaan pembelajaran
Software Kemudahan dalam pengoprasian media
18 1
pembelajaran
19 Interaktif 1

F. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis kuantitatif deskriptif untuk menilai data yang diperoleh dari angket
ahli materi dan ahli media. Kuantitatif diskriptif merupakan jenis penelitian
yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data penelitian yang telah terkumpul sebagaimana apa
adanya (Mulyatiningsih and Nuryanto, 2014: 38).

Analisis data validasi ahli dilakukan dengan mengumpulkan data


melalui ahli materi dan ahli media menggunakan angket. Angket yang telah
dibuat diberikan kepada para ahli untuk diisi. Kemudian, data yang telah
didapatkan selanjutnya dianalisis dengan mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut:

1. Melakukan penilaian tiap butir indikator menggunakan skala likert


dengan ketentuan skor yang di dapat dalam tabel.

40
Tabel 6. Ketentuan Penilaian Skor Skala Likert

Skor Katagori Penilaian

1 Sangat Kurang Baik

2 Kurang Baik

3 Cukup Baik

4 Baik

5 Sangat Baik

Sumber: (Sugiyono, 2010: 146)Metode Penelitian pendidikan.

Setelah melakukan penilaian menggunakan skala likert pada angket


yang diisi oleh ahli materi dan ahli media, selanjutnya data yang didapatkan
dihitung total skornya.
2. Menghitung total skor tiap indikator angket dengan rumus:
T x Pn
Keterangab:
T = Total jumlah pemilih
Pn = Pilihan angka skor skala likert
Setelah melakukan perhitungan menggunakan rumus diatas, hasil
didapatkan kemudian dijumlahkan yang nantinya akan menjadi total
skor.
Kemudian setelah total skor didapatkan perlu diketahui skor tertinggi
(Y) dan skor tersendah (X) untuk item penilaian.
3. Mencari nilai skor tertinggi (Y) dan skor terendah (X) item penilaian.
Y = Skor tertinggi skala likert x jumlah pemilih
X = Skor terendah skala likert x jumlah pemiliih
Setelah skor tertinggi dan terendah didapatkan, kemudian peneliti
melakukan interpresentasi skor dengan pertama-tama menentukan
rumus intervalnya terlebih dahulu.

41
4. Menentukan nilai interval tiap skor menggunakan rumus:
100
I = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 (𝐿𝑖𝑘𝑒𝑟𝑡)
100
Maka akan didapatkan hasil sebagai berikut, I = = 20
5

Hasil I = 20 (ini merupakan interval jarak dari skor terendah 0% hingga


skor tertinggi 100%)
Setelah menentukan nilai intervalnya, kemudian skor diinterprestasikan
mengikuti kriteria interprestasi skor.
5. Menginterprestasikan skor dengan menggunakan kriteria sebagai
berikut:

Tabel 7. Interprestasi Skor


Nilai (Likert) Interval Kriteria
Sangat Kurang Baik (Revisi
1 0%-19,99%
Total)
2 20%-39,99% Kurang Baik (Revisi)
3 40%-59,99% Cukup Baik (Perlu Revisi)
4 60%-79,99% Baik (Tidak Revisi)
5 80%-100% Sangat Baik (Tidak Revisi)
Sumber: Sugiyono (2019 : 146) Metode Penelitian Pendidikan.
Hasil nilai interprestasi kemudian dihitung menggunakan rumus index
% sebagai berikut:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑘𝑜𝑟
Rumus Index % = 𝑌
x 100

Untuk mengetahui kualitas dari produk media pembelajaran yang


dikembangkan layak atau tidak, maka peneliti menggunakan kriteria
minimal penilaian yang termasuk katagori “Baik”. Jika penilaian media
pembelajaran minimal mendapatkan nilai “Baik”, maka media yang
dikembangkan “Layak” digunakan sebagai media pembelajaran dan
tidak membutuhkan revisi.

42
DAFTAR PUSTAKA
Dachliyani, L. (2020). INSTRUMEN YANG SAHIH : Sebagai Alat Ukur
Keberhasilan Suatu Evaluasi Program Diklat (evaluasi pembelajaran).
MADIKA: Media Informasi Dan Komunikasi Diklat Kepustakawanan, 5(1),
57–65. https://ejournal.perpusnas.go.id/md/article/view/721
KementrianKesehatanRI. (2020). Dokumen resmi. Pedoman Kesiapan
Menghadapi COVID-19, 0–115.
Kustandi, C., & Darmawan, D. (2020). Pengembangan Media Pembelajaran:
Konsep & Aplikasi Pengembangan Media Pembelajaran bagi Pendidik di
Sekolah dan Masyrakat. Prenada media.
Mulyatiningsih, E., & Nuryanto, A. (2014). Metode penelitian terapan bidang
pendidikan.
Nurhalimah, S. R., Suhartono, S., & Cahyana, U. (2017). Pengembangan Media
Pembelajaran Mobile Learning Berbasis Android pada Materi Sifat Koligatif
Larutan. JRPK: Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 7(2), 160–167.
https://doi.org/10.21009/jrpk.072.10
Seels, B. B., & Richey, R. C. (2012). Instructional technology: The definition and
domains of the field. IAP.
Sugiyono, S. (2010). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R&D.
Alfabeta Bandung.
Sumaatmadja, N. (1997). Metodologi pengajaran geografi. Jakarta: Bumi Aksara.
Sutiasih, A. D., & Saputri, R. P. (2019). Pengembangan mobile learning berbasis
android sebagai media pembelajaran organisasi arsitektur komputer. Jurnal
Inovasi Teknologi Pendidikan, 6(2), 137–147.
https://doi.org/10.21831/jitp.v6i2.27772
Yani, A. (2016). Standar Proses Pembelajaran Geografi Pada Kurikulum 2013.
Jurnal Geografi Gea, 16(1), 1. https://doi.org/10.17509/gea.v16i1.3463

43

Anda mungkin juga menyukai