Anda di halaman 1dari 47

PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN

BAHASA INGGRIS KELAS VII PADA PROSES PEMBELAJARAN

DARING DI SMP NEGERI 33 BANJARMASIN

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh:

RICA RAHMAH

1810130220019

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji dan syukur penulis panjatkan

kepada Allah SWT atas segala berkat, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan sebaik-baiknnya. Adapun judul

penelitian ini yaitu “Pemanfaatan Video Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa

Inggris Kelas VII Pada Proses Pembelajaran Daring Di SMP Negeri 33

Banjarmasin”.Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal skripsi ini

masih banyak kekurangan. Hal ini dikarenakan terbatasnya pengetahuan,

pengalaman dan kemampuan penulis. Walaupun demikian penulisan proposal

skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis

sangat menerima segala kritik maupun saran yang diberikan mengenai tulisan ini.

Demi hasil yang lebih baik kedepannya.

Banjarmasin, 12 Agustus 2021

Rica Rahmah
NIM. 1810130220019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 4

C. Batasan Masalah .......................................................................................... 4

D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5

E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6

G. Definisi Operasional .................................................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 9

A. Pengertian Teknologi Pendidikan ............................................................... 9

B. Kawasan Teknologi Pembelajaran ............................................................. 10

C. Kawasan Pemanfaatan ................................................................................. 12

D. Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring) ..................................................... 13

E. Video Pembelajaran ..................................................................................... 14

F. Mata Pelajaran Bahasa Inggris .................................................................... 17

1. Pengertian Pelajaran Bahasa Inggris .................................................... 17

2. Tujuan Mata Pelajaran .......................................................................... 19

G. Penelitian Yang Relevan ............................................................................. 20

ii
H. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 22

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 25

A. Metode dan Jenis Penelitian ........................................................................ 25

B. Populasi dan Sampel .................................................................................... 25

C. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 29

D. Prosedur Penelitian ...................................................................................... 34

E. Uji Validitas Data ........................................................................................ 35

F. Teknik Analisis Data ................................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 39

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Lembar Observasi.................................................................................... 30
Tabel 2. Lembar Wawancara Guru .................................................................... 32
Tabel 3. Lembar Wawancara Siswa .................................................................... 33

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kawasan Teknologi Pendidikan ...................................................... 11
Gambar 2. Bagan kerangka berpikir .................................................................. 24
Gambar 3. Analisis Data ....................................................................................... 38

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak Maret 2020, organisasi kesehatan dunia (WHO) menetapkan

Corona Virus Disease (Covid-19) sebagai pandemi yang telah menlanda

lebih dari 200 negara di dunia (Sohrabi dkk, 2020). Kondisi ini memberi

dampak secara langsung pada dunia pendidikan dengan menutup

pembelajaran tatap muka dan beralih dengan pembelajaran daring (online)

(Rigianti, 2020). Menurut Moore dkk. (2011) pembelajaran daring

merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan

aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk

memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran. Menurut Imania dan

Bariah (2019) menyatakan bahwa pembelajaran daring merupakan bentuk

penyampaian pembelajaran konvensional yang dituangkan pada format

digital melalui internet. Pemanfaatan sistem pembelajaran daring

merupakan salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi

permasalahan dan memudahkan siswa mengakses materi pembelajaran

(Anugrahana, 2020).

Dampak positif yang ditimbulkan berkaitan dengan pembelajaran

daring adalah pembelajaran menjadi lebih variatif, siswa dapat lebih

banyak mengeksplorasi pengetahuan melalui gawai, siswa lebih banyak

waktu luang dengan keluarga dll (Bensulong dkk, 2021). Dampak negatif

yang ditimbulkan dalam pembelajaran daring adalah mengurangi interaksi

1
guru dan siswa, siswa lebih cepat bosan, guru tidak maksimal dalam

menjelaskan, belum lagi koneksi jaringan yang buruk dan sebagainya

(Bensulong dkk, 2021). Pada tataran pelaksanaannya pembelajaran daring

memerlukan dukungan perangkat-perangkat mobile seperti smartphone,

laptop, komputer, tablet, dan iphone yang dapat dipergunakan untuk

mengakses informasi kapan saja dan dimana saja (Gikas & Grant, 2013).

Guru juga harus selektif dan kreatif dalam memilih metode yang

digunakan dalam pembelajaran agar siswa tidak merasa cepat bosan dalam

menerima materi dan mengerjakan tugas agar pembelajaran daring dapat

berjalan secara maksimal (Bensulong dkk, 2021). Peserta didik juga

membutuhkan bahan ajar yang menarik, inovatif, dan mudah digunakan

untuk menyampaikan pesan dengan baik sebagai visualisasi yang tepat

untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik (Irwandani dkk,

2017). Berdasarkan hal tersebut sebagai seorang pendidik memang

memiliki tanggungjawab atas perannya dalam menangani masalah

pembelajaran.

Sejalan dengan pembelajaran daring yang membutuhkan

pemanfaatan alat bantu atau media untuk menyampaikan materi

pembelajaran. Pemanfaatan media adalah penggunaan yang sistematis dari

sumber untuk belajar (Seels & Richey, 1994). Pembelajaran daring

merupakan pembelajaran yang memanfaatkan teknologi multimedia,

video, kelas virtual, teks online, animasi, pesan suara, email, telepon

konferensi, dan video steraming online (Kuntarto, 2017). Video

2
pembelajaran adalah suatu media audio-visual yang berisi pesan-pesan

pembelajaran yang baik untuk membantu siswa agar paham terhadap

materi pelajaran dan biasanya dapat dikirimkan melalui platform yang

digunakan pendidik dalam proses pembelajaran daring (Riyana, 2007).

Studi pendahaluan dilakukan melalui observasi dan wawancara

pada Senin, 07 Juni 2021 bersama beberapa pendidik di SMP Negeri 33

Banjarmasin memberikan tanggapan melalui google form. Pendidik

menyatakan bahwa dalam pembelajaran Bahasa inggris peserta didik

masih mengalami kesulitan dalam proses pembelajarannya, peserta didik

juga masih menganggap bahasa inggris itu pembelajaran yang sulit,

sehingga hasil belajar peserta didik itu masih rendah, tingkat

pemahamannya masih rendah, hal tersebut dikarenakan pendidik masih

berfokus pada buku, pembelajaran masih bersifat langsung dan

menggunakan metode ceramah jadi proses pembelajaran masih bersifat

konvensional sehingga pendidik akhir-akhir ini cenderung memanfaatkan

video pembelajaran dalam proses pembelajaran daring agar materi

pelajaran lebih mudah dipahami. Hal tersebut juga didukung oleh

penelitian dari Zhang dkk. (2004) menyebutkan bahwa penggunaan

internet dan teknologi multimedia mampu merombak cara penyampaian

pengetahuan dan dapat menjadi alternatif pembelajaran yang dilaksanakan

dalam kelas tradisional.

Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat diasumsikan bahwa

pendidik cenderung memanfaatkan video pembelajaran selama proses

3
pembelajaran daring maka dari itu peneliti mengangkat penelitian dengan

judul “Pemanfaatan Video Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris

Kelas VII Pada Proses Pembelajaran Daring Di SMP Negeri 33

Banjarmasin”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan

adapun identifikasi masalah yang ditemukan sebagai berikut:

1. Terjadinya pandemi covid-19 yang tak kunjung usai membuat proses

pembelajaran daring harus dilanjutkan.

2. Perlunya pemanfaatan berbagai media teleconference maupun aplikasi

yang mampu mendukung proses pembelajaran daring.

3. Kurangnya pemahaman belajar peserta didik disaat pembelajaran

daring hanya berfokus pada buku dan menggunakan metode ceramah.

4. Pendidik cenderung memanfaatkan video pembelajaran pada mata

pelajaran bahas inggris kelas VII saat pembelajaran daring agar

membantu pemahaman belajar peserta didik.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah sebelumnya maka penulis

membatasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu

pemanfaatan video pembelajaran mata pelajaran Bahasa Inggris kelas VII

pada proses pembelajaran daring di SMP Negeri 33 Banjarmasin.

4
D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah yang telah diuraikan

adapun rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi faktual pemanfaatan video pembelajaran yang

diterapkan pada mata pelajaran bahasa inggris kelas VII pada proses

pembelajaran daring di SMP Negeri 33 Banjarmasin?

2. Bagaimana strategi pemanfaatan video pembelajaran yang diterapkan

pada mata pelajaran bahasa inggris kelas VII saat proses pembelajaran

daring di SMP Negeri 33 Banjarmasin?

3. Bagaimana pemahaman peserta didik setelah diterapkan pemanfaatan

video pembelajaran mata pelajaran bahasa inggris kelas VII pada

proses pembelajaran daring di SMP Negeri 33 Banjarmasin?

E. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui bagaimana kondisi faktual pemanfaatan video

pembelajaran yang diterapkan pada mata pelajaran bahasa inggris

kelas VII pada proses pembelajaran daring di SMP Negeri 33

Banjarmasin.

2. Mengetahui bagaimana strategi yang digunakan dalam pemanfaatan

video pembelajaran yang diterapkan pada proses pembelajaran daring

di SMP Negeri 33 Banjarmasin.

5
3. Mengetahui bagaimana pemahaman peserta didik setelah diterapkan

pemanfaatan video pembelajaran yang diterapkan pada proses

pembelajaran daring di SMP Negeri 33 Banjarmasin.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan peulis dari penelitian ini sebagai

berikut:

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangsih bagi

perkembangan dunia Teknologi Pendidikan, khususnya mengenai

pemanfaatan media pembelajaran dan dapat menjadi referensi bahan

penelitian bagi peneliti selanjutnya dengan kajian yang serupa dalam

rangka meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif

dengan pemanfaatan video pembelajaran pada proses pembelajaran

daring.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi guru, dari penelitian ini diharapkan dapat mengetahui

bagaimana efektivitas pemanfaatan video pembelajaran pada mata

pelajaran Bahasa Inggris kelas VII tingkat sekolah menengah

pertama (SMP), sehingga dapat menjadi gambaran dan

pertimbangan untuk kedepannya dalam pemanfaatan video

pembelajaran pada proses pembelajaran daring.

6
2. Bagi sekolah, sebagai data acuan maupun rujukan dalam

mengambil keputusan kedepannya dalam menyikapi proses

pembelajaran daring dimasa medatang.

3. Bagi peneliti selanjutnya, dapat menjadi bahan referensi dalam

melakukan penelitian yang serupa untuk mendukung teori yang

berkaitan dengan bagaimana pemanfaatan video pembelajaran

pada proses pembelajaran daring.

G. Definisi Operasional

1. Pemanfaatan adalah kegiatan yang menggunakan proses dan sumber

belajar. Secara operasional kegiatan kawasan pemanfaatan memiliki

beberapa cakupan yaitu pemanfaatan media, difusi inovasi,

implementasi dan pelembagaan serta kebijakan dan regulasi. Pada

penelitian ini akan mengarah ke pemanfaatan media.

2. Pembelajaran Daring

Pembelajaran daring merupakan sebuah inovasi pendidikan yang

melibatkan unsur teknologi informasi dalam pembelajaran

menggunakan jaringan internet dengan aksesabilitas, konektivitas,

fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis

interaksi pembelajaran.

3. Video Pembelajaran

7
Video pembelajaran adalah sebuah media audio-visual yang dapat

menjadi perantara penyampaian materi pelajaran guna membantu

pemahaman belajar siswa.

4. Mata Pelajaran Bahasa Inggris

Mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan

keterampilan untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis agar peserta

didik mampu berkomunikasi dan berwacana dalam Bahasa Inggris

pada tingkat literasi tertentu.

8
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Teknologi Pendidikan

Tujuan utama teknologi pendidikan adalah untuk memecahkan

masalah belajar atau memfasilitasi kegiatan pembelajaran. Teknologi

pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang,

prosedur, gagasan, sarana, dan organisasi untuk menganalisis masalah dan

merancang, melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan masalah

dalam segala aspek belajar pada manusia (AECT, 1977). Aplikasi praktis

teknologi pendidikan dalam pemecahan masalah belajar mempunyai

bentuk konkrit dengan adanya sumber belajar yang memfasilitasi peserta

didik untuk belajar. Teknologi pendidikan tumbuh dan berkembang dari

praktek pendidikan dan gerakan komunikasi audio visual (Scaettler, 1990).

Teknologi pendidikan semula dilihat sebagai teknologi peralatan, yang

berkaitan dengan penggunaan peralatan, media, dan sarana untuk

mencapai tujuan pendidikan atau kegiatan pembelajaran dengan

memanfaatkan alat bantu audio visual (Rowntree, 1979; Seels & Richey,

1994:14). Teknologi pendidikan merupakan gabungan dari tiga aliran yang

saling berkepentingan antara lain media pendidikan, psikologi

pembelajaran, dan pendekatan sistem untuk pendidikan (Seels & Richey,

1994:14).

Berdasarkan pendapat ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

teknologi pendidikan adalah penggunaan peralatan, media dan sarana

9
untuk mencapai tujuan pendidikan atau kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan alat bantu audio visual.

B. Kawasan Teknologi Pembelajaran

Menurut Seels dan Richey (1994:25) teknologi pembelajaran

mempunyai lima kawasan yang menjadi bidang garapannya yaitu desain,

pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian tentang proses

dan sumber untuk belajar. Kawasan tersebut meliputi:

1. Kawasan desain, meliputi desain sistem intruksional, desain pesan,

strategi pembelajaran, karakteristik peserta didik. Kawasan desain

merupakan pengklasifikasian kondisi untuk belajar dengan tujuan

menciptakan strategi dan pendidikan pada level makro seperti program

satuan pelajaran dan modul.

2. Kawasan pengembangan, meliputi teknologi cetak, teknologi audio

visual, teknologi berasaskan komputer dan teknologi terpadu. Kawasan

pengembangan merupakan proses penerjemahan spesifikasi desain ke

dalam bentuk fisiknya, mencakup berbagai variasi teknologi yang

diterapkan dalam pembelajaran.

3. Kawasan pemanfaatan, meliputi pemanfaatan media, difusi inovasi,

implementasi dan institusionalisasi, serta peraturan dan kebijakan, arti

dan tujuannya memilih wawasan yang paling utama dari kawasan

teknologi pendidikan.

10
4. Kawasan pengelolaan, meliputi manajemen proyek, manajemen sumber

daya, manajemen penyampaian, dan manajemen sistem informasi.

Kawasan manajemen merupakan keterampilan mengorganisasi

program, supervisi personel, merencanakan dan mengadministrasikan

dana serta fasilitas dan melaksanakan perubahan.

5. Kawasan evaluasi, meliputi evaluasi masalah, pengukuran kriteria

patokan, evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Tugas evaluasi adalah

sebagai kegiatan manusia yang sudah lazim dilakukan sehari-hari antara

lain kegiatan atau peristiwa menurut sistem itu.

Adapun hubungan yang sinergis antara kelima domain tersebut

sebagai berikut, dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Kawasan Teknologi Pendidikan

11
C. Kawasan Pemanfaatan

Pada penelitian ini, peneliti membahas kawasan ketiga dalam

teknologi pembelajaran adalah pemanfaatan. Pemanfaatan adalah aktifitas

yang menggunakan proses dan sumber untuk belajar (Seels & Richey,

1994). Kawasan pemanfaatan meliputi pemanfaatan media, difusi inovasi,

implementasi dan institusionalisasi, kebijakan, dan regulasi (Seels &

Richey, 1994).

Menurut Seels dan Richey (1994) kawasan pemanfaatan dapat

diorganisasikan dalam empat kategori sebagai berikut:

a. Pemanfaaatan media adalah penggunaan yang sistematis dari sumber

untuk belajar. Proses pemanfaatan media merupakan proses

pengambilan keputusan berdasarkan pada spesifikasi pembelajaran.

Prinsip-prinsip pemanfaatan juga dikaitkan dengan karakteristik

pembelajar. Sesorang yang belajar mungkin memerlukan bantuan

keterampilan visual atau verbal agar dapat menarik keuntungan dari

praktek atau sumber belajar. Pada penelitian ini pemanfaatan media

adalah video pembelajaran.

b. Difusi dan inovasi adalah proses berkomunikasi melalui strategi yang

terencana dengan tujuan untuk diadopsi. Tujuan akhir yan ingin

dicapai ialah terjadinya perubahan, dimana tahap awal dalam proses

ini membangkitkan kesadaran melalui desiminasi informasi.

c. Implementasi dan pelembagaan. Implementasi ialah penggunaan

bahan dan strategi pembelajaran dalam keadaan yang sesungguhnya,

12
sedangkan pelembagaan ialah penggunaan yang rutin dan pelestarian

dari inovasi pembelajaraan dalam suatu struktur atau budaya

organisasi. Tujuan dari implementasi ialah menjamin penggunaan

yang benar oleh individu dalam organisasi, sedangkan tujuan

pelembagaan ialah untuk mengintegrasikan inovasi dalam struktur dan

kehidupan organisasi.

d. Kebijakan dan regulasi adalah aturan dan tindakan dari masyarakat

yang mempengaruhi difusi atau penyebaran dan penggunaan teknologi

pembelajaran. Keduanya timbul akibat dari tindakan yang dilakukan

oleh individu atau kelompok dalam maupun luar.

e. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan

adalah aktifitas yang menggunakan proses dan sumber untuk belajar

Kawasan pemanfaatan meliputi pemanfaatan media, difusi inovasi,

implementasi dan institusionalisasi, kebijakan dan regulasi. Pada

penelitian ini pemanfaatan media adalah video pembelajaran.

D. Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring)

1. Pengertian Pembelajaran Daring

Perkembangan teknologi informasi memiliki pengaruh besar

terhadap perubahan dalam setiap bidang. Salah satunya ialah perubahan

pada bidang pendidikan. Teknologi dapat dimanfaatkan dalam kegiatan

proses belajar mengajar, yang dapat dikatakan merupakan pergantian dari

cara konvensional menjadi ke modern. (Khusniyah & Hakim, 2019)

13
menyebutkan bahwa beberapa penelitian menunjukkan bahwa dengan

adanya teknologi memberikan banyak pengaruh positif terhadap

pembelajaran. Internet telah dipadukan menjadi sebuah alat yang

digunakan untuk melengkapi aktivitas pembelajaran (Martins, 2015).

Pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran yang dilakukan

dengan tidak bertatap muka langsung, tetapi menggunakan platform yang

dapat membantu proses belajar mengajar yang dilakukan meskipun jarak

jauh. Tujuan dari adanya pembelajaran daring ialah memberikan layanan

pembelajaran bermutu dalam jaringan yang bersifat masif dan terbuka

untuk menjangkau peminat ruang belajar agar lebih banyak dan lebih luas

(Sofyana & Abdul, 2019).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

daring adalah sebuah inovasi pendidikan yang melibatkan unsur teknologi

informasi dalam pembelajaran menggunakan jaringan internet dengan

aksesabilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk

memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran.

E. Video Pembelajaran

1. Pengertian Video Pembelajaran

Video merupakan media penyampai pesan termasuk media audio-

visual atau media pandang dengar. media audio-visual meliputi audio-

visual murni dan tidak murni, sedangkan video termasuk audio-visual

murni (Purwanti,2015). Menurut Riyana (2007) berpendapat bahwa video

14
pembelajaran adalah suatu media audio-visual yang berisi pesan-pesan

pembelajaran yang baik untuk membantu siswa agar paham terhadap

materi pelajaran.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa video

pembelajaran merupakan salah satu media yang dapat memberikan

rangsangan terhadap penglihatan dan pendengaran sehingga dapat

membantu penyampaian pesan dalam proses pembelajaran.

2. Karakteristik Video Pembelajaran

Menurut Riyana (2007) untuk menghasilkan video pembelajaran

yang mampu meningkatkan efektivitas penggunanya maka video

pembelajaran harus memperhatikan karakteristik video pembelajaran,

sebagai berikut :

1) Clarity of Massage (kejelasan pesan)

Media video siswa dapat memahami pesan pembelajaran secara lebih

bermakna dan informasi dapat diterima secara utuh sehingga dengan

sendirinya informasi akan tersimpan dalam memori jangka panjang

dan bersifat retensi.

2) Stand Alone (berdiri sendiri)

Video yang dikembangkan tidak bergantung pada bahan ajar lain atau

tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain.

3) User Friendly (bersahabat/akrab dengan pemakainya)

15
Media video menggunakan bahasa yang sederhana, mudah

dimengerti, dan menggunakan bahasa yang umum. Paparan informasi

yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya,

termasuk kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai

dengan keinginan.

4) Representasi Isi

Materi harus benar-benar representatif, misalnya materi simulasi atau

demonstrasi. Pada dasarnya setiap materi pelajaran dapat dibuat

menjadi media video.

5) Visualisasi dengan media

Materi dikemas secara multimedia terdapat di dalamnya teks, animasi,

sound, dan video sesuai tuntutan materi. Materi-materi yang

digunakan bersifat aplikatif, berproses, sulit terjangkau berbahaya

apabila langsung dipraktikkan, memiliki tingkat keakurasian tinggi.

6) Menggunakan kualitas resolusi yang tinggi

Tampilan berupa grafis media video dibuat dengan teknologi rekayasa

digital dengan resolusi tinggi tetapi support untuk setiap speech sistem

komputer.

7) Dapat digunakan secara klasikal atau individual Video pembelajaran

dapat digunakan oleh para siswa secara individual, tidak hanya di

sekolah, tetapi juga di rumah. Dapat pula digunakan secara klasikal

dengan jumlah siswa maksimal 50 orang. Karakteristik tambahan

sebagai video pembelajaran interaktif adalah adanya tambahan

16
tombol-tombol navigasi yang dapat digunakan untuk mengoperasikan

video pembelajaran. Selain itu juga disediakan program animasi yang

dapat dijalankan, sehingga diharapkan siswa lebih mudah dalam

memahami suatu konsep materi pelajaran.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik

video pembelajaran terdiri dari clarity of massage (kejelasan pesan), stand

alone (berdiri sendiri), user friendly (bersahabat/akrab dengan

pemakainya), representasi isi, visualisasi dengan media, menggunakan

kualitas resolusi yang tinggi, serta dapat digunakan secara klasikal atau

individual

F. Mata Pelajaran Bahasa Inggris

1. Pengertian Mata Pelajaran Bahasa Inggris

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual,

sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan

dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan

membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

lain. Selain itu, pembelajaran bahasa juga membantu peserta didik mampu

mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat,

dan bahkan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan

imaginatif yang ada dalam dirinya. Bahasa Inggris merupakan alat untuk

berkomunikasi secara lisan dan tulis. Berkomunikasi adalah memahami

dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, dan mengembangkan

17
ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Kemampuan berkomunikasi

dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni

kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan dan/atau tulis

yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu

mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan

inilah yang digunakan untuk menanggapi atau menciptakan wacana dalam

kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa Inggris

diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar

lulusan mampu berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris pada

tingkat literasi tertentu.

Tingkat literasi mencakup performative, functional, informational,

dan epistemic. Pada tingkat performative, orang mampu membaca,

menulis, mendengarkan, dan berbicara dengan simbol-simbol yang

digunakan. Pada tingkat functional, orang mampu menggunakan bahasa

untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti membaca surat

kabar, manual atau petunjuk. Pada tingkat informational, orang mampu

mengakses pengetahuan dengan kemampuan berbahasa, sedangkan pada

tingkat epistemic orang mampu mengungkapkan pengetahuan ke dalam

bahasa sasaran (Wells,1987).

Pembelajaran bahasa Inggris di SMP/MTs ditargetkan agar peserta

didik dapat mencapai tingkat functional yakni berkomunikasi secara lisan

dan tulis untuk menyelesaikan masalah sehari-hari, sedangkan untuk

SMA/MA diharapkan dapat mencapai tingkat informational karena

18
mereka disiapkan untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi.

Tingkat literasi epistemic dianggap terlalu tinggi untuk dapat dicapai oleh

peserta didik SMA/MA karena bahasa Inggris di Indonesia berfungsi

sebagai bahasa asing.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa mata

pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan

untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis agar peserta didik mampu

berkomunikasi dan berwacana dalam Bahasa Inggris pada tingkat literasi

tertentu. Pada penelitian ini pada Pembelajaran bahasa Inggris di

SMP/MTs ditargetkan agar peserta didik dapat mencapai tingkat functional

yakni berkomunikasi secara lisan dan tulis untuk menyelesaikan masalah

sehari-hari.

2. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Inggris

Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMP/MTs bertujuan agar peserta

didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan

tulis untuk mencapai tingkat literasi functional.

2. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris

untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global.

3. Mengembangkan pemahaman peserta didik tentang keterkaitan antara

bahasa dengan budaya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan mata

pelajaran bahasa inggris adalah untuk menegmbangkan kompetensi

19
berkomukasi dalam bentuk lisan maupun tulisan, meningkatkan daya

saing bangsa dalam masyarakat global, serta untuk mengembangkan

pemahaman peserta didik tentang keterkaitan antara bahasa dengan

budaya.

G. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan digunakan sebagai acuan dalam penelitian

yang akan dilakukan. Adapun penelitian yang didapatkan sebagai acuan

perbandingan hasil penelitian sebelumnya.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Herani (2021) dengan judul

“Pemanfaatan Video Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Tematik

Terpadu Di Sekolah Dasar Saat Pandemi Covid-19”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pembelajaran pada masa pandemi Covid-19

dengan menggunakan media video pembelajaran di Sekolah Dasar

telah berjalan dengan baik. Mayoritas pendidik menganggap bahwa

media video pembelajaran efektif dilaksanakan pada masa pandemi

Covid-19, dimana dapat membantu pendidik untuk mengajarkan

materi sulit dan materi yang membutuhkan kegiatan praktikum.

Penggunaan media video juga disukai oleh peserta didik karena dapat

membantu peserta didik belajar di rumah, memotivasi peserta didik

untuk belajar. Media video juga merangsang pendidik dalam

menemukan atau membuat video-video yang kreatif dan dapat

membantu peserta didik saat belajar pada masa pandemi Covid-19.

20
2. Penelitian oleh Riyanto dan Yunani (2020) yang berjudul “The

Effectiveness Of Video As A Tutorial Learning Media In Muhadhoroh

Subject”.Menunjukkan hasil bahwa video sebagai media pembelajaran

tutorial pada saat ini dapat dikategorikan efektif digunakan untuk

melengkapi sarana pembelajaran sebagai bahan diskusi, praktek, dan

dapat meningkatkan kemampuan siswa.

3. Penelitian oleh Mu’minah (2021) yang berjudul “Pemanfaatan Media

Pembelajaran Berbasis Video Sebagai Alternatif Dalam Pembelajaran

Daring IPA Pada Masa Pandemi Covid-19”. Menunjukkan bahwa

media pembelajaran berbasis video dalam pembelajaran daring

merupakan suatu alternatif dalam proses kegiatan belajar IPA. Guru

dan siswa dapat memanfaatkan beberapa jenis video yang dapat

dimanfaatkan dalam proses pembelajaran daring pada masa pandemi

covid-19 ini untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di rumah.

Terlebih lagi, video memberikan segudang inspirasi kepada peserta

didik maupun pendidik untuk selalu berinovasi dalam dunia

kependidikan.

4. Penelitian oleh Adisasongko (2020) yang berjudul “Pemanfaatan

Media Video Tutorial Sebagai Alternatif Pembelajaran Di Masa

Pandemi Pada peserta didik Kompetensi Keahlian TKRO SMK”.

Menunjukkan hasil bahwa video tutorial dapat menjadi alternatif

pembelajaran sistem starter pada peserta didik dengan kompetensi

keahlian Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO) dimasa

21
pandemi Covid-19. Berdasarkan nilai rata-rata 83,15 berkategori

sangat baik pada respon peserta didik, dapat disimpulkan bahawa

video tutorial dapat meningkatkan pemahaman peserta didik tentang

sistem starter, memperjelas penyajian materi sistem starter,

meningkatkan kemandirian peserta didik, serta mengatasi

permasalahan peserta didik dalam pembelajaran daring.

H. Kerangka Berpikir

Sejak Maret 2020, organisasi kesehatan dunia (WHO) menetapkan

Corona Virus Disease (Covid-19) sebagai pandemi yang telah menlanda

lebih dari 200 negara di dunia (Sohrabi dkk, 2020). Kondisi ini memberi

dampak secara langsung pada dunia pendidikan dengan menutup

pembelajaran tatap muka dan beralih dengan pembelajaran daring (online)

(Rigianti, 2020). Menurut Moore dkk. (2011) pembelajaran daring

merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan

aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk

memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran. guru dituntut untuk

menciptakan teknik mengajar yang baik, menyajikan bahan ajar yang

menarik, sementara siswa dituntut untuk aktif berpartisipasi dalam proses

belajar. Sejalan dengan pembelajaran daring yang membutuhkan

pemanfaatan alat bantu atau media untuk menyampaikan materi

pembelajaran. Pemanfaatan media adalah penggunaan yang sistematis dari

sumber untuk belajar (Seels & Richey, 1994). Pembelajaran daring

22
merupakan pembelajaran yang memanfaatkan teknologi multimedia,

video, kelas virtual, teks online, animasi, pesan suara, email, telepon

konferensi, dan video steraming online (Kuntarto, 2017). Video

pembelajaran adalah suatu media audio-visual yang berisi pesan-pesan

pembelajaran yang baik untuk membantu siswa agar paham terhadap

materi pelajaran dan biasanya dapat dikirimkan melalui platform yang

digunakan pendidik dalam proses pembelajaran daring (Riyana, 2007).

Beredasarkan pendapat para ahli tersebut peneliti merancang

kerangka berpikir berawal dari dampak pandemi covid-19 yang

mengakibatkan proses pembelajaran daring sehingga menuntut pendidik

untuk lebih kreatif dan inovatif dalam penyampaian materi pembelajaran

dalam proses pembelajaran daring. Dalam hal tersebut pemanfaatan media

merupakan salah satu bentuk kreatifitas pendidik dalam mengajar.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti sebagian

pendidik yang menjadi sampel menyatakan bahwa mereka cenderung

memanfaatkan video pembelajaran untuk membantu penyampaian materi

pada proses pembelajaran daring karena materi akan lebih mudah

dipahami melaui media audio-visual. Adapun bagan kerangka berpikir

yang telah dibuat peneliti sebagai berikut, dapat dilihat pada gambar 2.

23
Perlunya kreativitas guru dalam
Pembelajaran daring di masa Efek yang mengajar pada proses pembelajaran
pandemi covid-19 ditimbulkan daring

Metode penelitian
(kualitatif) Pemanfaatan video
pembelajaran

Jenis penelitian
Tempat : SMP Negeri 33 (fenomenologi)
5 orang guru diambil secara acak
Banjarmasin yang sesuai dengan kriteria
Populasi purposive sampling
Aktor : siswa kelas VII
dan sampel 5 orang siswa diambil secara
Aktivitas : pemanfaatan video
acak yang sesuai dengan kriteria
pembelajaran pada proses
purposive sampling
pembelajaran daring Teknik
pengumpulan
data Observasi, wawancara,
dokumentasi

Persiapan, pelaksanaan,
penyelesaian dan penyusunan Prosedur penelitian

Teknik analisis data Validasi Triangulasiteknik &triangulasi


sumber
Miles & Huberman

1. Reduksi data
2. Penyajian data
3. Kesimpulan dan verifikasi

Gambar 2. Bagan kerangka berpikir

24
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Jenis Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif,

sebagaimana yang didefinisikan oleh para ahli menurut Bogdan dan Taylor

(1975) metodologi penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut Denzin dan Lincoln

(1987) meyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang

menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang

terjadi dan dilakukan denngan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.

Jenis penelitian yang digunakan yaitu fenomenologi. Menurut

Kuntarto dan Sugandi (2018) bahwa pendekatan fenomenologi

menghasilkan data temuan yang ada di lapangan secara mendalam dan

bermakna yang nantinya akan dideskripsikan sebagai bentuk hasil dari

penelitian ini, dengan pendekatan ini peneliti seolah melihat dan

merasakan realita yang terjadi, sehingga penjelasan itu sudah

membuktikan bahwa jenis penelitian ini adalah didasari oleh suatu

fenomena.

B. Populasi dan Sampel

Pada penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi

disebut situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen antara lain tempat,

25
pelaku, dan aktivitas yang berinteraksi secara sinergis (Sugiyono, 2015).

Pada penelitian ini populasi (situasi sosial) sebagai berikut:

1. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan bertempat di SMP Negeri 33 Banjarmasin.

Alasan peneliti memilih sekolah ini karena memiliki nilai Akreditas A

dan merupakan salah satu SMP favorit serta memiliki visi dan misi

yang sangat luas ke depannya guna bersaing secara global. Untuk

waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap 2021/2022 serta

disesuaikan dengan keadaan guna mengurangi penyebaran wabah

virus covid-19.

2. Aktor atau informan

Aktor atau informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah guru

dan siswa kelas VII di SMP Negeri 33 Banjarmasin yang berjumlah

empat orang yang terdiri dari, dua orang guru yang mengajar mata

pelajaran bahasa inggris dan dua orang siswa kelas VII yang diambil

secara acak atau secara random.

Penentuan informan tersebut berdasarkan pengamatan dan informasi

mengenai pemanfaatan video pembelajaran mata pelajaran bahasa

inggris kelas VII pada proses pembelajaran daring di SMP Negeri 33

Banjarmasin. Penentuan informan dilakukan dengan menggunakan

teknik purposive sampling, keberadaan informan dipilih sesuai dengan

kriteria dan kebutuhan informasi yang diperlukan. purposive sampling

merupakan subjek penelitian dilakukan dengan pertimbangan tertentu,

26
artinya subjek yang diambil dari populasi dipilih berdasarkan kriteria

yang telah ditentukan (Sugiyono, 2015).

Kriteria aktor atau informan dalam penelitian ini antara lain:

1. Siswa berusia sekitar 12-14 tahun.

2. Guru berusia sekitar 20-60 tahun.

3. Siswa mendapatkan pengajaran secara daring.

4. Guru mengajar menerapkan pemanfaatan video pembelajaran.

Pada penelitian ini peneliti akan berhenti mencari informasi jika

informasi yang dibutuhkan telah didapat dan memadai atau sampai

pada taraf titik jenuh.

3. Aktivitas

Aktivitas dalam penelitian ini adalah pemanfaatan video pembelajaran

mata pelajaran bahasa inggris kelas VII pada proses pembelajaran

daring.

4. Data dan sumber data

Pada penelitian ini data terbagi menjadi dua, yaitu data primer dan

data sekunder. Data primer yang digunakan berupa catatan dari hasil

wawancara maupun observasi kepada guru yang mengajar mata

pelajaran bahasa inggris kelas VII di SMP Negeri 33 Banjarmasin

yang mendeskripsikan pemanfaatan video pembelajaran mata

pelajaran bahasa inggris kelas VII pada proses pembelajaran daring di

SMP Negeri 33 Banjarmasin. Data sekunder yang digunakan dalam

bentuk foto, video, dan rekaman yang dapat mendukung dalam

27
pemerolehan informasi penelitian mengenai pemanfaatan video

pembelajaran mata pelajaran bahasa inggris kelas VII pada proses

pembelajaran daring di SMP Negeri 33 Banjarmasin. Sumber data

dalam penelitian ini adalah guru yang mengajar mata pelajaran bahasa

inggris kelas VII yang menjadi sasaran dari pelaksanaan pemanfaatan

video pembelajaran mata pelajaran bahasa inggris kelas VII pada

proses pembelajaran daring di SMP Negeri 33 Banjarmasin.

5. Kehadiran peneliti

Pada proses penelitian ini, peneliti berperan sebagai pelaku utama

yang merencanakan, melaksanakan, mengolah, menganalisis, dan

menyusun secara langsung data hasil penelitian yang akan dilaporkan

sebagai hasil dari terlaksananya penelitian. Pada proses pengumpulan

dan pengambilan data di lapangan, peneliti berperan sebagai orang

yang mengamati dan melakukan observasi mendalam dalam

pemanfaatan video pembelajaran mata pelajaran bahasa inggris kelas

VII pada proses pembelajaran daring di SMP Negeri 33 Banjarmasin.

Kehadiran peneliti dalam pengambilan data ke sekolah dilakukan

berdasarkan tiga tahapan:

a. Pendahuluan, peneliti melakukan tahap administrasi berupa surat

izin sekaligus melakukan koordinasi kepada pimpinan sekolah

mengenai jadwal pelaksanaan penelitian.

b. Pengumpulan data, peneliti melakukan pengumpulan data dengan

melakukan proses observasi, wawancara, dan dokumentasi.

28
c. Evaluasi data, setelah data terkumpul dan telah menyimpulkan peneliti

melakukan evaluasi, jika dari data yang terkumpul masih kurang maka

peneliti akan mengajukan waktu tambahan guna mendapatkan

kelengkapan dari data tersebut.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian karena tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan data

(Sugiyono, 2015). Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai

berikut:

1. Observasi

Observasi merupakan kegiatan untuk mendeskripsikan latar atau

setting yang dipelajari, aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang

terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perspektif

mereka yang terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut (Sugiyono,

2015). Secara umum observasi bertujuan untuk mendukung

pengumpulan data yang dapat dilakukan segera setelah kejadian

maupun saat berlangsungnya suatu kejadian. Pada penelitian ini peneliti

memilih observasi pasif, observasi pasif adalah peneliti datang melihat

keadaan tempat yang diamati dan tidak ikut terlibat dengan kegiatan

yang dilakukan (Sugiyono, 2015).

Pada penelitian ini peneliti mengamati bagaimana pemanfaatan

video pembelajaran mata pelajaran bahasa inggris kelas VII pada proses

29
pembelajaran daring di SMP Negeri 33 Banjarmasin. Kegiatan yang

dilakukan oleh narasumber yaitu datang ke sekolah dan memberikan

lembar observasi dalam bentuk kuisioner yang dikemas menggunakan

google form dan memberikan kuisioner tersebut kepada beberapa guru

sebagai sampel untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran

daring yang dilaksanakan di SMP Negeri 33 Banjarmasin serta

mengetahui aplikasi conference dan media apasaja yang sudah

diterapkan selama pembelajaran daring, sehingga menunjukkan hasil

yang mengarah pada judul penelitian ini. Adapun tabel lembar

observasi dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 1. Lembar Observasi


No Aspek Aspek Yang Diamati
1. Perencanaan Guru menyiapkan bahan ajar/ Panduan Rencana
Pembelajaran (RPP) daring.
Guru menentukan jadwal dan Rencana Pembelajaran.
Guru menyiapkan bahan untuk pembelajaran metode
daring.
Guru menyediakan video pembelajaran sebagai
media pada proses pembelajaran daring
Guru memasukkan peserta didik untuk mengikuti
proses pembelajaran daring.
Guru membuat absensi online.
2. Pelaksanaan
a. Keterampilan guru Membuka kelas pembelajaran daring dengan salam.
dalam membuka Guru memberikan aturan yang harus dipenuhi
pembelajaran sebelum kegiatan belajar dimulai.
Menyampaikan materi menggunakan pembelajaran
daring secara terstruktur
b. Persiapan metode Guru sudah menentukan materi.
pembelajaran Guru mempelajari hal-hal yang perlu disampaikan.
c. Pelaksanaan metode Guru menyampaikan materi dengan memanfaatkan
pembelajaran daring video pembelajaran sebagai media pembelajaran
daring.
Guru menginstruksikan siswa untuk mengamati
video pembelajaran yang diberikan

30
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya jika ada yang tidak dipahami dari materi
yang disampaikan dalam video pembelajaran
3. Penutup Guru memberikan latihan soal/ tugas kepada siswa.
Guru menyampaikan kesimpulan materi
pembelajaran.
Guru menutup pembelajaran daring.
4. Evaluasi Guru memeriksa tugas yang disampaikan siswa.
Rekapitulasi presensi aktif.
Penilaian hasil belajar siswa.

2. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan

makna dalam suatu topik tertentu dan mengetahui hal-hal yang lebih

mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi serta

fenomena yang terjadi di mana hal ini tidak bisa ditemukan melalui

observasi (Sugiyono, 2015). Untuk melakukan wawancara, peneliti

perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang di kemukakan

oleh informan (Sugiyono, 2017). Tujuan wawancara dalam penelitian

ini untuk mengetahui secara mendalam pemanfaatan video

pembelajaran mata pelajaran bahasa inggris kelas VII pada proses

pembelajaran daring di SMP Negeri 33 Banjarmasin.

Narasumber dalam wawancara ini yaitu guru yang mengajar mata

pelajaran bahasa inggris dan siswa kelas VII SMP Negeri 33

Banjarmasin. Alat wawancara yang diperlukan antara lain perekam

handphone, berfungsi untuk merekam semua percakapan atau

pembicaraan dan kamera untuk memotret kalau peneliti sedang

31
melakukan pembicaraan dengan sumber informan atau sumber data

(Sugiyono, 2015). Hasil wawancara segera harus dicatat setelah selesai

melakukan wawancara agar tidak lupa bahkan lupa karena wawancara

dilakukan secara terbuka dan tidak terstruktur, sehingga peneliti perlu

membuat rangkuman yang lebih sistematis terhadap hasil wawancara

(Sugiyono, 2015).

Pertanyaan wawancara disusun dan dikembangkan sesuai dengan

kebutuhan berdasarkan indikator berikut:

Tabel 2. Lembar Wawancara Guru


No Indikator Daftar Pertanyaan
1. Pemanfaatan Video 1. Apa alasan Bapak/Ibu menerapkan
Pembelajaran pada proses pemanfaatan video pembelajaran pada
pembelajaran daring proses pembelajaran daring?
2. Dimana saja sumber Bapak/Ibu
mendapatkan video pembelajaran ?
3. Bagaimana metode yang diterapkan
Bapak/Ibu dalam pemanfaatan video
pembelajaran pada proses pembelajaran
daring ?
2. Keunggulan dari pemanfaatan 1. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai
video pembelajaran pada pemanfaatan video pembelajaran
proses pembelajaran daring dibandingkan media pembelajaran lainnya?
2. Bagaimana kualitas yang dihasilkan dari
pemanfaatan video pembelajaran
3. Kekurangan dari pemanfaatan 1. Apakah dengan pemanfaatan video
video pembelajaran pada pembelajaran pesan dapat tersampaikan
proses pembelajaran daring dengan baik?
4. Kendala dari pemanfaatan 1. Apa saja faktor penghambat terhadap
video pembelajaran pada pemanfaatan video pembelajaran mata
proses pembelajaran daring pelajaran bahasa inggris VII pada proses
pembelajaran daring di SMP Negeri 33
Banjarmasin?
5. Solusi dari kendala 1. Bagaimana solusi yang Bapak/Ibu berikan
pemanfaatan video terhadap kendala yang terjadi dalam
pembelajaran pada proses pemanfaatan video pembelajaran mata
pembelajaran daring pelajaran bahasa inggris VII pada proses
pembelajaran daring di SMP Negeri 33
Banjarmasin?

32
Tabel 3. Lembar Wawancara Siswa
No Indikator Daftar Pertanyaan
1. Pemanfaatan Video 1. Apa saja media aplikasi yang digunakan
Pembelajaran pada proses anda dalam pembelajaran daring?
pembelajaran daring 2. Apakah media aplikasi yang anda gunakan
dapat mendukung pemanfaatan video
pembelajaran ?
3. Materi apa saja yang disampaikan dalam
video pembelajaran yang dimanfaatkan
pada mata pelajaran bahasa inggris?
4. Bagaimana pendapat anda mengenai
pemanfaatan video pembelajaran pada mata
pelajaran bahasa inggris?

2. Keunggulan dari pemanfaatan 1. Apakah materi pelajaran yang disampaikan


video pembelajaran pada melalui video pembelajaran lebih menarik
proses pembelajaran daring dibandingkan menggunakan media lainnya?
2. Apakah pemanfaatan video pembelajaran
pada mata pelajaran bahasa inggris dapat
membantu pemahaman belajar anda?
3. Kekurangan dari pemanfaatan 1. Bagaimana perasaan anda setelah belajar
video pembelajaran pada melalui pemanfaatan video pembelajaran
proses pembelajaran daring dibandingkan sebelum memanfaatkan video
pembelajaran?
4. Kendala dari pemanfaatan 1. Kendala apa saja yang anda hadapi selama
video pembelajaran pada pemanfaatan video pembelajaran pada
proses pembelajaran daring proses pembelajaran daring?
5. Solusi dari kendala 1. Bagaimana cara anda mengatasi kendala
pemanfaatan video yang terjadi saat belajar melalui
pembelajaran pada proses pemanfaatan video pembelajaran pada
pembelajaran daring proses pembelajaran daring?

3. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2017) dokumentasi digunakan untuk melengkapi

data hasil observasi dan wawancara agar hasil dari observasi dan

wawancara dapat dipercaya kebenarannya dengan adanya dokumentasi.

Pada penelitian ini dokumentasi yang dipilih berupa video atau rekaman

wawancara, screenshoot pembelajaran pada saat guru sedang mengajar

33
online dan menerapkan pemanfaatan video pembelajaran, foto-foto

yang mendukung untuk melengkapi data penelitian seperti silabus,

RPP, dan lain-lain.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan yang telah dibuat

untuk mencapai keberhasilan dalam penelitian. Pada penelitian ini tahapan

yang akan dilaksanakan tahapan persiapan, tahapan pelaksanaan, dan

terakhir tahapan penyelesaian serta penyusunan laporan. Tahapan

penelitian dapat dilihat sebagai berikut:

3. Proses persiapan diawali dengan menentukan objek penelitian yang

akan dilaksanakan di SMP Negeri 33 Banjarmasin. Pemilihan sekolah

tersebut didasari oleh landasan dari penelitian ini, yaitu sekolah yang

telah menerapkan pemanfaatan video pembelajaran mata pelajaran

bahasa inggris kelas VII pada proses pembelajaran daring di SMP

Negeri 33 Banjarmasin. Setelah menentukan lokasi sekolah atau objek

penelitian, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan fokus

penelitian. Fokus masalah penelitian ini adalah pemanfaatan video

pembelajaran mata pelajaran bahasa inggris kelas VII pada proses

pembelajaran daring di SMP Negeri 33 Banjarmasin yang disertai

dengan pembuatan instrumen penelitian yang mendukung pelaksanaan

penelitian ini. Instrumen yang digunakan yaitu instrumen wawancara

dan observasi berdasarkan penelitian terdahulu.

34
4. Pada tahap pelaksanaan, peneliti akan mengumpulkan data dengan

menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Saat data

diperoleh maka tahap selanjutnya adalah menganalisis data dengan

menggunakan model Miles dan Huberman (1994) (seperti yang disitasi

oleh Sugiyono, 2019) dengan tahapan awal adalah reduksi, penyajian

data, dan penarikan kesimpulan untuk memperoleh kesimpulan dari

data tersebut.

5. Pada tahap penyelesaian dan pembuatan laporan, peneliti membuat

laporan sesuai data yang didapat sesuai topik dan hasil dari

pengumpulan data yang diperoleh.

E. Uji Validitas Data

Uji validitas data digunakan untuk mengukur tingkat kesahihan

data. Data dikatakan valid jika ketepatan antara data yang terjadi pada

objek penelitian sesuai dengan data yang dilaporkan oleh peneliti. Pada

penelitian ini uji validitas yang digunakan adalah triangulasi. Menurut

Sugiyono (2015) triangulasi adalah suatu penggabungan dari berbagai

teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah tersedia. Triangulasi

penelitian dapat dilihat sebagai berikut:

1. Triangulasi teknik dilakukan dengan membandingkan dan mengecek

kembali informasi yang didapat melalui teknik yang berbeda, dalam

hal ini data hasil dari pengamatan dalam pemanfaatan video

pembelajaran mata pelajaran bahasa inggris kelas VII pada proses

35
pembelajaran daring, kemudian akan dibandingkan dengan data

wawancara, observasi, serta menggunakan dokumentasi sebagai data

pendukung dari hasil wawancara dan observasi.

2. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah

diperoleh melalui beberapa sumber. Pada penelitian ini peneliti

melakukan pengecekan data yang diperoleh dari hasil wawancara guru

dan siswa mengenai pemanfaatan video pembelajaran mata pelajaran

bahasa inggris kelas VII pada proses pembelajaran daring di SMP

Negeri 33 Banjarmasin.

F. Teknik Analisis Data

Pada penelitian kualitatif data yang diperoleh dari berbagai sumber

dengan menggunakan teknik pengambilan data yang bermacam-macam

dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh (Sugiyono,

2015). Menurut Sugiyono (2015) analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

observasi, dokumentasi dengan mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan ke dalam unitunit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, serta membuat

kesimpulan, sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang

lain. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan model analisis Miles dan Huberman (1994) (seperti yang

disitasi oleh Sugiyono, 2019). Adapun langkah-langkah analisis data

36
berdasarkan model Miles dan Huberman (1994) (seperti yang disitasi oleh

Sugiyono, 2019) sebagai berikut:

1. Data reduction (Reduksi Data)

Reduksi data berarti merangkum, memilih pokok permasalahan, fokus

pada data yang diteliti dan membuang data yang tidak diperlukan.

Tahap reduksi data dalam penelitian ini meliputi:

a. Melakukan studi pendahuluan pada SMP Negeri 33 Banjarmasin,

guna mengetahui pemanfaatan video pembelajaran mata pelajaran

bahasa inggris kelas VII pada proses pembelajaran daring di SMP

Negeri 33 Banjarmasin.

b. Menetapkan subjek penelitian yang akan dijadikan aktor atau

informan.

c. Melakukan observasi terhadap pemanfaatan video pembelajaran

mata pelajaran bahasa inggris kelas VII pada proses pembelajaran

daring di SMP Negeri 33 Banjarmasin.

d. Melakukan wawancara mendalam untuk mengetahui lebih dalam

pemanfaatan video pembelajaran mata pelajaran bahasa inggris kelas

VII pada proses pembelajaran daring di SMP Negeri 33

Banjarmasin.

e. Mencatat hasil wawancara guru dan siswa SMP Negeri 33

Banjarmasin.

2. Data display (penyajian Data)

37
Penyajian data dalam penelitian ini berbentuk teks naratif. Data

disusun dalam bentuk uraian singkat agar mudah memahami

fenomena yang terjadi dan mempersiapkan tindakan yang akan

dilakukan selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.

3. Conclution drawing/verification (Kesimpulan dan verifikasi)

Penarikan kesimpulan dan verifikasi dalam penelitian ini dilakukan

dengan cara membandingkan proses mengetahui pemanfaatan video

pembelajaran mata pelajaran bahasa inggris kelas VII pada proses

pembelajaran daring, yang didapat dari hasil observasi dan hasil

wawancara guru dan siswa mengenai pemanfaatan video pembelajaran

mata pelajaran bahasa inggris kelas VII pada proses pembelajaran

daring di SMP Negeri 33 Banjarmasin. Adapun bagan untuk analisis

data Miles dan Hubberman (1994) (seperti yang disitasi oleh

Sugiyono, 2019) dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Analisis Data

38
DAFTAR PUSTAKA

Adisasongko, N. (2020). Pemanfaatan Media Video Tutorial Sebagai Alternatif


Pembelajaran Di Masa Pandemi Pada Peserta Didik Kompetensi Keahlian
TKRO SMK. In Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana
(PROSNAMPAS). 3(1), 829-834.
AECT. (1977). The definition of educational technology. Washington:
Association for Educational Communication and Technology.
Anugrahana, A. (2020). Hambatan, solusi dan harapan: pembelajaran daring
selama masa pandemi covid-19 oleh guru sekolah dasar. Scholaria: Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, 10(3), 282-289.

Bensulong, A., Afifah, F. N., & Solikhah, I. Z. (2021). Penggunaan Whatsapp dan
Google Form Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SMK N 2 Sewon
Bantul. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 10(1), 85-90.
Herani, N. E. (2021). Pemanfaatan Video Pembelajaran Pada Mata Pelajaran
Tematik Terpadu Di Sekolah Dasar Saat Pandemi Covid-19. EDUTECH:
Jurnal Inovasi Pendidikan Berbantuan Teknologi, 1(1), 59-67.
Imania, K., A., N., & Bariah, S., K. (2019). Rancangan Pengembangan Instrumen
Penilaian Pembelajaran Berbasis Daring. Jurnal PETIK. 5(1), 31-47.
Irwandani, I., Latifah, S., Asyhari, A., Muzannur, M., & Widayanti, W. (2017).
Modul digital interaktif berbasis articulate studio’13: pengembangan pada
materi gerak melingkar kelas x. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-
Biruni, 6(2), 221-231.

Kuntarto, E. (2017). Keefektifan model pembelajaran daring dalam perkuliahan


bahasa Indonesia di perguruan tinggi. Indonesian Language Education
and Literature, 3(1), 99-110.

Kuntarto, E., & Sugandi, S. (2018). Penerapan Program Pengembangan Profesi


Guru Di Sekolah Dasar Islam Terpadu Diniyah Al-Azhar Kota Jambi.
Jurnal Gentala Pendidikan Dasar, 3(2), 220-238.
Mu’minah, I. H. (2021). Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Video
Sebagai Alternatif Dalam Pembelajaran Daring Ipa Pada Masa Pandemi

39
Covid-19. Prosiding Penelitian Pendidikan dan Pengabdian 2021, 1(1),
1197-1211.
Riyanto, A., & Yunani, E. (2020). the Effectiveness of Video As a Tutorial
Learning Media in Muhadhoroh Subject. Akademika: Jurnal Teknologi
Pendidikan, 9(02), 73-80.
Seels, B. B & Ritchey, R. C (1994). Teknologi Pembelajaran: Definisi dan
Kawasannya. Jakarta : Universitas Negeri Jakarta.
Sohrabi, C., Alsafib, Z., O'Neilla, N., Khanb, M., Kerwanc, A., Al-Jabirc, A.,
Losifidisa, C., Agha, C. World Health Organization declares global
emergency: A review of the 2019 novel coronavirus (COVID-19).
International Journal of Surgery. 76, 71–76.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

40

Anda mungkin juga menyukai