Anda di halaman 1dari 38

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN


RASA NYERI PADA PERSALINAN KALA I FASE AKTIF
DI KLINIK PRATAMA WIPA KOTA MEDAN
TAHUN 2022

OLEH :
RONAULINA SINAGA
NPM : 2119201580

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH ILMU KESEHATAN (STIKes)
MITRA HUSADA MEDAN
T.A 2021/2022
HALAMAN PERSETUJUAN

PROPOSAL SKRIPSI
PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN
RASA NYERI PADA PERSALINAN KALA I FASE AKTIF
DI KLINIK PRATAMA WIPA KOTA MEDAN
TAHUN 2022

Oleh :
RONAULINA SINAGA
NPM : 2119201580

Proposal Penelitian ini telah diperiksa dan disetujui


Untuk diseminarkan di hadapan peserta seminar
STIKes Mitra Husada Medan

Pembimbing I

Nama : Zulkarnain Batubara, S.Pd. I.


M. Hum
NIDN :

Menyetujui, Mengetahui
Prodi Kebidanan Program Sarjana STIKes Mitra Husada Medan
Ka. Prodi, Ketua,

Nama : Pebriana Sari, SST,M.Keb Nama : Dr. Siti Numawan Sinaga, S.K.M,
M.Kes

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkatNya
penulis dapat menyelesaikan Proposal Skripsi ini yang disusun untuk melengkapi dan
memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Program Studi Kebidanan
Program Sarjana Stikes Mitra Husada Medan. Dalam penulisan Proposal Skripsi ini, penulis
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Siti Numawan Sinaga, S.K.M, M.Kes selaku Ketua Stikes Mitra Husada Medan
2. Ibu Pebriana Sari, SST,M.Keb selaku Ketua Jurusan Program Studi Kebidanan
Program Sarjana Stikes Mitra Husada Medan
3. Bapak Zulkarnain Batubara, S.Pd. I.M.Hum selaku pembimbing yang memberikan ide
dan gagasan dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.
4. Dosen dan staff pengajar pada Program Studi Kebidanan Program Sarjana Stikes
Mitra Husada Medan
5. Teristimewa kepada Orang tua yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan dan
semangat.
6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini.
Penulis menyadari bahwa Proposal Sripsi ini masih kurang sempurna, baik dari segi
isi maupun bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi penyempurnaan Proposal Skripsi ini nantinya. Terima kasih.

Medan , April 2022

Ronaulina Sinaga

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL ...................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................................iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ..............................................................................................................vi
DAFTAR SKEMA............................................................................................................. vii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................................ 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Definisi Persalinan ........................................................................................................ 7
2.2 Defenisi Nyeri ...............................................................................................................12
2.3. Kompres Hangat...........................................................................................................20
2.4 Kerangka Teori ............................................................................................................. 24
2.5 Hipotesis Penelitian ...................................................................................................... 25

BAB 3 METODE PENELITIAN


3.1 Jenis dan Desain Penelitian .......................................................................................... 26
3.2 Kerangka Konsep ......................................................................................................... 26
3.3 Definisi Operasional Variabel ...................................................................................... 27
3.4 Populasi dan Sampel...................................................................................................... 28
3.5 Teknik Sampling ........................................................................................................... 30
3.6 Lokasi Penelitian .......................................................................................................... 30
3.7 Pengumpulan data ......................................................................................................... 30
3.8 Analisis Data ................................................................................................................. 30
3.9 Jadwal Penelitian .......................................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR GAMBAR

Hal
1. Gambar Karakteristik nyeri............................................................................................ 13
2. Gambar Simple descriptive pain intensity scale 1........................................................... 14
3. Gambar Skala Intensitas Nyeri Numerik ........................................................................ 14
4. Gambar skala analog visual ............................................................................................ 14
5. Gambar Skala nyeri Muka............................................................................................... 15

iv
DAFTAR TABEL

1. Tabel Skala Nyeri Dengan Observasi Perilaku............................................................... 16


2. Tabel SOP kompres hangat............................................................................................. 20
3. Tabel Defenisi Operasional............................................................................................. 21
4. Tabel Jadwal Penelitian................................................................................................... 31

v
DAFTAR SKEMA

1. Skema Kerangkak Teori.......................................................................................... 16


2. Skema Kerangka Konsep Penelitian........................................................................ 17

vi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut WHO (2019) Angka Kematian Ibu (maternal mortality rate) merupakan jumlah

kematian ibu akibat dari proses kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan yang dijadikan

indikator derajat kesehatan perempuan. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu

target global Sustainable Development Goals (SDGs) dalam menurunkan angka kematian ibu

(AKI) menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Menurut WHO (2019)

Angka Kematian Ibu (AKI) didunia yaitu sebanyak 303.000 jiwa. Angka Kematian Ibu

(AKI) di ASEAN yaitu sebesar 235 per 100.000 kelahiran hidup (ASEAN Secretariat, 2020).

Berdasarkan Data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Angka Kematian

Ibu (AKI) di Indonesia semkain tinggi dari 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun

2002-2007 menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007-2012. Angka Kematian

Ibu (AKI) mengalami penurunan pada tahun 2012-2015 menjadi 305 per 100.000 kelahiran

hidup dan jumlah kematian ibu di Indonesia pada tahun 2019 yaitu sebanyak 4.221 kasus

(Kemenkes RI, 2019).

Penyebab terbanyak kematian ibu di Indonesia pada tahun 2019 ialah perdarahan,

hipertensi dalam kehamilan, infeksi, gangguan metabolik, dan lain lain (Kemenkes RI, 2019).

Kurang lebih 25-50% kematian ibu disebabkan masalah yang berkaitan dengan kehamilan,

persalinan, dan nifas (WHO, 2018).

Sesuia laporan profil kesehatan kab/kota tahun 2017 , jumlah kematian ibu tercatat

sebanyak 205 kematian, lebih rendah dari data yang tercatat pada tahun 2016 yaitu 239

kematian. Jumlah kematian ibu yang tertinggi tahun 2017 tercatat di Kabupaten Labuhanbatu

dan Kabupaten Deli Serdang sebanyak 15 kematian, disusul Kabupaten Langkat dengan 13

kematian serta Kabupaten Batu Bara sebanyak 11 kematian. Jumlah kematian terendah tahun

1
2017 tercatat di Kota Pematangsiantar dan Gunungsitoli masing-masing 1 kematian. Bila

jumlah kematian ibu dikonversi ke angka kematian ibu, maka AKI di Sumatera Utara adalah

sebesar 85/100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut diperkirakan belum menggambarkan

AKI yang sebenarnya pada populasi, terutama bila dibandingkan dari hasil Sensus Penduduk

2010, dimana AKI di Sumatera Utara sebesar 328/100.000 KH. Hasil Survey AKI dan AKB

yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara bekerja sama dengan FKM-

USU tahun 2010 menyebutkan bahwa AKI di Sumatera Utara pada tahun 2010 adalah

sebesar 268 per 100.000 kelahiran hidup

Hingga Juli 2021 angka kematian ibu di Sumatera Utara (Sumut) mencapai 119 kasus

dan angka kematian bayi baru lahir 299 kasus. Karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov)

Sumut terus melaksanakan berbagai program atau kegiatan penurunan angka kematian ibu

dan bayi.

Persalinan ialah proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin san plasenta) yang telah cukup

bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan

bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini dimulai dengan adanya kontraksi

persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan diakhiri

dengan kelahiran plasenta. (Sulistyawati,ari 2018).

Berdasarkan laporan Kementerian Republik Indonesia dari beberapa penelitian yang

telah dilakukan, pada masyarakat primitif, ibu bersalin mengalami persalinan lebih lama dan

nyeri , sedangkan masyarakat yang telah maju pada ibu bersalin 7-14 mengalami persalinan

tanpa rasa nyeri tetapi, sebagian besar yaitu 90 % ibu bersalin mengalami persalinan yang

disertai nyeri. Dilaporkan dari 2.700 ibu bersalin, yang mengalami persalinan yang disertai

dengan nyeri hebat 30% dan dengan nyeri sangat hebat 20 % (Dahlan, 2017).

Nyeri persalinan yang semakin sering dan semakin lama dapat menyebabkan ibu

mengalami gelisah, takut, tegang dan bahkan sampai terjadi stres, jika tidak mereda dapat

2
mengakibatkan respons terhadap nyeri berikutnya (Widyastuti, 2013). Nyeri hebat pada

proses persalinan dapat mengakibatkan ibu mengalami gangguan psikologis yaitu posr

partum blues 87% yang terjadi dari 2 minggu pasca persalinan sampai 1 tahun, depresi 10%

dan psikosa 3 % (Rejeki, 2015) .

Sebagian besar ibu bersalin mengalami rasa nyeri pada waktu melahirkan, tetapi

intensitasnya rasa nyeri ini berbeda pada setiap ibu bersalin. Hal ini sering dipengaruhi oleh

psikologis iu saat bersalin (rasa tajut dan berusaha melawan persalinan) serta ada tidaknya

dukungan dari orang sekitar selama proses persalinan (Yanti, 2015).

Saat yang paling melelahkan dan berat, dan kebanyakan ibu hamil merasakan sakit atau

nyeri pada saat persalinan adalah kala 1 fase aktif. Penggunaan kompres hangat untuk area

yang tegang dan nyeri dianggap mampu meredakan nyeri. Hangat mengurangi spasme otot

yang disebabkan oleh iskemia yang meransang neuron yang memblok tranmisi lanjut ransang

nyeri menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan aliran darah ke area yang dilakukan

pengompresan (Walsh,2017).

Kompres air hangat yang diberikan pada punggung bawah di area tempat kepala janin

menekan tulang belakang akan mengurangi nyeri, panas akan meningkatkan sirkulasi kek

eraa tersebut sehingga memperbaiki anoksia jaringan yang disebakan oleh tekanan. Panas

dapat disalurkan melalui konduksi (botol air panas, bantalan pemanas listrik, lampu, kompres

air hangat kering dan lembab) atau konveksi (ultrasonografi, diatermi) (Yani, 2017).

Penelitian yang dilakukan oleh Namazi tahun 2014 di Ehesti University of Medical

Sciences, Tehran, Iran pada kala I persalinan pada dua kelompok ibu hamil di Vali Asr-

Rumah Sakit (Tuyserkan, Iran) antara Juni dan September 2013 menggunakan kantong karet

diisi dengan air hangat dengan suhu 37º-41ºC kemudian menempatkan pada punggung bagian

bawah ibu dengan posisi miring kiri menyimpulkan hasil bahwa setelah dilakukan kompres

hangat selama 30 menit pada ibu yang mengalami kecemasan persalinan kala I fase aktif

3
didapatkan bahwa hasil kecemasan pada ibu menurun atau berkurang. Berdasarkan penelitian

Indrawan tahun 2016 juga di katakan bahwa ada salah satu cara yang dapat di terapkan untuk

mengurangi nyeri pada kala I fase aktif adalah dengan pemberian kompres hangat pada ibu

inpartu atau kala I fase aktif untuk mengurangi nyeri. Pemberian kompres hangat pada daerah

tubuh akan memberikan signal ke hipothalamus melalui spinal cord. Ketika reseptor yang

peka terhadap panas dihipotalamus dirangsang, sistem efektor mengeluarkan signal yang

memulai berkeringat dan vasodilatasi perifer. Perubahan ukuran pembuluh darah akan

memperlancar sirkulasi oksigenisasi mencegah, terjadinya spasme otot, memberikan rasa

hangat membuat otot tubuh lebih rileks, dan menurunkan rasa nyeri (Namazi,2015).

Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni (2015) pada RB Ananda Mojokerto yang

bertujuan untuk mengukur ada tidaknya penurunan nyeri dengan metode kompres hangat

pada ibu bersalin. Dari hasil penelitian diperoleh intensitas nyeri sebelum dilakukan tekhnik

kompres hangat nilai rata-rata adalah 73,4% dan setelah dilakukan intervensi nilai rata-rata

adalah 66,6%. Maka dapat disimpulkan adanya pengaruh yang signifikan sebelum dan

setelah intervensi p = 0,002 < α = 0,05 maka H1 diterima, dari penggunanaan kompres hangat

terhadap penurunan skala nyeri pada ibu bersalin

Berdasarkan hasil survei studi pendahuluan yang penulis lakukan pada bulan desember

di klinik pratama wipa kec. Medan helvetia dengan mewawancarai bidan diperoleh data ibu

selama bulan januari 2022 - Februari 2022 sebanyak 35 orang. Di klinik bersalin tersebut

tidak jarang dilakukan kompres air hangat untuk menurunkan tingkat nyeri persalinan, hanya

dilakukan tehnik pernafasan dan relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri pada ibu bersalin.

Dari hal tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih dalam melalui

penelitian apakah ada pengaruh pemberian kompres hangat terhadap intensitas nyeri pada ibu

bersalin kala 1 fase aktif .

4
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan

adalah “ bagaimanakah pengaruh kompres hangat terhadap penurunan nyeri persalinan kala 1

fase aktif di Klinik Pratama Wipa Kel. Sei kambing C Kec. Medan Helvetia “.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh kompres hangat terhadap penurunan nyeri persalinan

kala 1 fase aktif di Klinik Pratama Wipa Kel. Sei kambing C Kec. Medan Helvetia.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengatahui penurunan nyeri persalinan kala 1 fase aktif di Klinik Pratama

Wipa Kel. Sei kambing C Kec. Medan Helvetia sebelum dilakukan kompres

hangat.

2. Untuk mengetahui penurunan nyeri persalinan kala 1 fase aktif sesudah dilakukan

kompres hangat di Klinik Pratama Wipa Kel. Sei kambing C Kec. Medan

Helvetia.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi institusi pendidikan

Sebagai bahan referensi terbaru yang bisa digunakan untuk proses pembelajaran

2. Bagi ibu hamil

Sebagai ilmu baru dalam mengatasi nyeri persalinan sehingga ibu tidak terlalu takut

untuk bersalin di klinik bersalin

3. Bagi peneliti

Untuk menambahkan wawasan dan ilmu peneliti dalam hal kompres hangat dalam

penurunan nyeri persalinan

5
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persalinan

2.1.1 Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan plasenta) yang telah

cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,

dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini dimulai dengan adanya

kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan

diakhiri dengan kelahiran plasenta. (Sulistyawati,ari 2018)

Kelahiran bayi merupakan peristiwa penting bagi kehidupan seorang pasien dan

keluarganya. Sangat penting untuk diingat bahwa persalinan adalah proses yang normal dan

merupakan kejadian yang sehat. Namun demikian, potensi terjadinya komplikasi yang

mengancam nyawa nyawa selalu ada sehingga bidan harus mengamati dengan ketat pasien

dan bayi sepanjang proses melahirkan. Dukungan yang terus menerus dan penatalaksanaan

yang terampil dari bidan dapat menyumbangkan suatu pengalaman melahirkan yang

menyenangkan dengan hasil persalinan yang sehat dan memuaskan. (Ary Sulistyawati dan

Esti nugraheny. 2018 hal 4 )

2.1.2 Sebab Mulainya Persalinan

Perlu diketahui bahwa selama kehamilan, dalam tubuh wanita terdapat dua hormon domain.

a. Esterogen

Berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas otot rahim serta memudahkan

penerimaan ransangan dari luar seperti ransangan oksitosin, prostaglandin, dan

mekanis

b. Progesteron

6
Berfungsi untuk menurunkan sensitivitas otot rahim, menghambat ransangan dari

luar seperti ransangan oksitosin, prostaglandin dan mekanis, serta menyebabkan

otot rahim dan otot polos relaksasi.

Estrogen dan progesteron harus dalam komposisi keseimbangan, sehingga kehamilan

dapat dipertahankan. Perubahan keseimbangan antara estrogen dan progesteron memicu

oksitosin dikeluarkan oleh hipofisis posterior, hal tersebut menyebabkan kontraksi yang

disebut dengan Braxton Hicks . Kontraksi Braxton Hicks akan menjadi kekuatan dominan

saat mulainya proses persalinan sesungguhnya, oleh karena itu makin matang usia

kehamilan maka frekuensi kontraksi ini akan semakin sering.

Oksitosin diduga bekerja sama dengan prostaglandin, yang kadarnya makin

meningkat mulai dari usia kehamilan minggu ke -15. Disamping itu, faktor status gizi

wanita hamil dan keregangan otot rahim juga secara penting mempengaruhi dimulainya

kontraksi otot rahim.

Sampai saat ini hal yang menyebabkan mulainya proses persalinan belum diketahui

benar; yang ada hanya berupa teori – teori yang kompleks antara lain karena faktor-faktor

hormon, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada saraf, dan nutrisi. (Ary

Sulistyawati dan Esti nugraheny. 2018 hal 4 )

2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Proses Persalinan

a. Passage (Jalan Lahir)

Passage atau faktor jalan lahir dibagi menjadi: Bagian keras: tulang-tulang

panggul (rangka panggul) dan bagian lunak: otot-otot, jaringan-jaringan dan ligament-

ligament.

Jalan lahir terdiri dari :

 Panggul

7
 Pintu Atas Panggul (PAP)

 Kavum Pelvik

 Pintu bawah panggul_ PBP (arcus pubis)

 Bidang hogde

 Dasar panggul

b. Power (Kekuatan Ibu )

Terdiri dari :

 His

Otot rahim terdiri dari 3 lapis , dengan susunan berupa anyaman yang sempurna.

Terdiri atas lapisan otot longitudinal di bagian luar , lapisan otot sirkular di bagian

dalam, dan bagian otot menyilang diantara keduanya. Dengan susunan demikian,

ketika otot rahim berkontraksi maka pembuluh darah yang terbuka setelah plasenta

lahir akan terjepit oleh dan perdarahan dapat berhenti .

 Tenaga meneran

Tenaga meneran pasien akan semakin menambah kekuatan kontraksi uterus. Pada saat

pasien meneran, diafragma dan otot- otot dinding abdomen akan berkontraksi.

Kombinasi antara his dan tenaga meneran pasien akan meningkatkan tekanan intra

uterus sehingga janin akan semakin terdorong keluar . dorongan meneran akan

semakin meningkat ketika pasien dalam posisi yang nyaman, misalnya setengah

duduk, jongkok, berdiri, atau miring ke kiri.

c. Passenger ( isi kehamilan)

 Janin

Pembahasan mengenai janin sebagai passenger sebagian besar adalah mengenal

ukuran kepala janin, karena kepala adalah bagian terbesar dari janin dan paling sulit

8
untuk dilahirkan. Penolong persalinan berkeyakinan jika kepala janin sudah dapat

lahir, maka bagian tubuh yang lain akan dengan mudah menyusul .

 Moulage (molase ) kepala janin

Adanya celah antara bagian –bagian tulang kepala janin memungkinkan adanya

penyisipan antara bagian tulang (overlapping) sehingga kepala janin dapat mengalami

perubahan bentuk dan ukuran .

 Plasenta dan tali pusat

Fungsi plasenta adalah memberi makan kepada janin, ekskresi hormon,

respirasi janin, membentuk hormon estrogen menyalurkan berbagai antibodi dari ibu,

sebagai penghalang terhadap janin dari kemungkinan masuknya mikroorganisme/

kuman.

Tali pusat merupakan bagian yang sangat penting untuk kelangsungan hidup

janin meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa tali pusat juga dapat

menyebabkan penyulit persalinan, misalnya pada kasus lilitan tali pusat.

 Air ketuban

Air ketuban merupakan elemen penting dalam persalinan . air ketuban ini dapat

dijadikan acuan dalam menentukan diagnosa kesejahteraan janin .

2.1.4 Fase Dalam Persalinan Kala 1

Berdasarkan diameter pembukaan serviks , proses ini terbagi dalam 2 fase , yaitu

a. Fase laten

Berlangsung selama kurang lebih 8 jam. Pembukaan terjadi sanatlambat sampai

mencapai diameter 3 cm

b. Fase aktif

Dibagi dalam 3 fase:

 Fase akselerasi , dalam 2 jam pembukaan 3 cm kini menjadi 4 cm

9
 Fase dilatasi maksimal, dalam 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 cm

menjadi 9 cm

 Fase deselerasi. Pembukaan melambat kembali, dalam 2 jam pembukaan dari 9 cm

menjadi lengkap (10 cm). Pembukaan lengkap berarti bibir serviks dalam keadaan tak

teraba dan diameter lubang serviks adalah 10 cm.

Fase diatas dijumpai pada primigravida. Pada multigravida tahapannya sama namun

waktunya lebih cepat untuk setiap fasenya. Kala 1 selesai apabila pembukaan serviks telah

lengkap. Pada primigravida berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada multigravida kira-

kira 7 jam.

Mekanisme membukanya serviks berbeda antara primigravida dan multigravida. Pada

primigravida ostium uteri internum akan membuka lebih dahulu sehingga serviks akan

mendatar dan menipis, kemudian ostium uteri eksternum membuka. Namun pada

multigravida, ostium uteri internum dan eksternum serta penipisan dan pendataran serviks

terjaadi dalam waktu yang sama.

2.2 Nyeri

2.2.1 Pengertian Nyeri

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat

kerusakan jaringan yang aktual dan potensial. Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk

mencari bantuan perawatan kesehatan (smeltzer & bare,2002). Menurut Smeltzer & Bare,

(2002), international association for the study of pain (IASP) mendefenisikan nyeri sebagai

suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan

dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadia-kejadian

dimana terjadi kerusakan (Potter & Perry, 2005).

10
2.2.2 Pengkajian Pada Nyeri

Tidak ada cara yang tepat untuk menjelaskan seberapa berat nyeri seseorang . tidak

ada test yang dapat mengukur intensitas nyeri, tidak ada alat imaging ataupun alat penunjang

dapat menggambarkan nyeri, dan tidak ada alat yang dapat menentukan lokasi nyeri dengan

tepat.

Beberapa hal yang harus dikaji untuk menggambar nyeri seseorang antara lain :

1. Intensitas nyeri

Minta individu untuk membuat tingkatan nyeri pada skala verbal. Misal; tidak nyeri,

sedikit nyeri, sedikit nyeri , nyeri sedang, nyeri berat, hebat atau sangat nyeri atau

dengan membuat skala nyeri yang sebelumnya bersifat kualitatif menjadi bersifat

kuantiatif dengan menggunakan skala 0-10 yang bermakna 0= tidak nyeri dan 10 =

nyeri sangat hebat.

2. Karakteristik nyeri

Karakteristik nyeri nyeri dapat dilihat atau diukur berdasarkan lokasi nyeri, durasi

nyeri( menit, jam, hari atay bulan). Karakteristik dapat juga diliat nyeri berdasarkan

metode PQRST , P provocate, Q: quality R: Region S: Severe, T: Time

Gambar 2.2.2 Karakteristik nyeri

2.2.3 Skala Atau Pengukuran Nyeri

a. Skala Deszkripsi Intensitas Nyeri Sederhana

11
Gambar 2.2.3.1 Simple descriptive pain intensity scale 1

b. Skala Intensitas Nyeri Numerik

2.2.3.2. Gambar. Skala Intensitas Nyeri Numerik

c. Skala Analog Visual

2.2.3.3 Gambar . Skala Analog Visual

Tanyakan pada pasien tentang: intensitas , lokasi, onset, lama nyeri , variasi

dan kualitas.

d. Skala nyeri “Muka”

12
2.3.3.4. Gambar Skala nyeri Muka

e. Skala Nyeri Dengan “ Observasi Perilaku”

Kategori Skor

0 1 2

Muka Tidak ada Wajah Sering dahi

ekspresi atau menyeringai, tidak konstan,

senyuman dahi, berkerut , rahang

tertentu, tidak menyendiri menegang,

mencari dagu gemetar

perhatian

Kaki Tidak ada Gelisah, resah Menendang

posisi atau dan menegang atau kaki

relaks disiap

Aktivitas Berbaring, Menggeliat, Menekuk,

posisi normal, menaikkan kaku atau

mudah panggung dan menghentak

bergerak maju,

menegang

Menagis Tidak Merintih atau Menangis

13
menangis (saat merengek, keras, berpekik

bangun kadang-kadang atau sedu

maupun saat mengeluh sedan, sering

tidur) mengeluh.

Hiburan Isi, relaks Kadang- Kesulitan

kadang hati untuk

tentram menghibur

dengan atau

sentuhan, kenyamanan .

memeluk,

berbicara

untuk

mengalihkan

perhatian.

Tabel . Skala Nyeri Dengan “ Observasi Perilaku”

2.2.3 Konsep Nyeri Persalinan

1. Defenisi Nyeri Persalinan

Rasa nyeri merupakan salah satu mekanisme pertahanan alami dari tubuh

manusia, yaitu suatu peringatan akan adanya bahaya.

Association for the study of pain mendefenisikan bahwa nyeri merupakan pengalaman

emosional dan sensori yang tidak menyenangkan yang muncul dari menunjukkan adanya.

14
Nyeri merupakan mekanisme protektif bagi tubuh san menyebabkan individu bereaksi utuk

menghilangkan ransangan nyeri tersebut (Guyton,1995).

Menurut Cunningham (2004), nyeri persalinan sebagai kontraksi miometrium,

merupakan proses fisiologis dengan insentitas yang berbeda pada masing-masing individu.

Rasa nyeri pada persalinan adalah menifestasi dari adanya kontraksi (pemendekan) otot

rahim. Kontraksi daerah inilah yang menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah perut dan

menjalar ke arah paha. Kontraksi ini menyebabkan adanya pembukaan mulut rahim (serviks).

Dengan adanya pembukaan serviks ini maka akan terjadi persalinan.

2. Fisiologi Nyeri Persalinan

Beberapa teori telah menjelaskan mekanisme nyeri :

a. Nyeri berdasarkan tingkat kedalaman dan letaknya . Rasa nyeri yang dialami selama

persalinan memiliki dua jenis menurut sumbernya yaitu :

- Nyeri Viseral

Adalah rasa nyeri yang di alami ibu karena perubahan serviks dan iskemia uterus

pada persalinan kala 1.

Kala 1 fase laten lebih banyak penipisan di serviks sedangkan pembukaan serviks

dan penurunan daerah terendah janin terjadi pada fase aktif dan transisi. Ibu akan

merasakan nyeri yang berasal dari bagian bawah abdomen dan menyebar ke

daerah lumbar punggung dan menurun ke paha. Ibu biasanya mengalami nyeri

hanya selama kontraksi dan bebas rasa nyeri pada interval antar kontraksi .

- Nyeri somatik

Adalah nyeri yang dialami ibu pada akhir kala I dan kala II Persalinan.

Nyeri disebabkan oleh :

 Peragangan perineum, vulva

 Tekanan uteri servikal saat kontraksi

15
 Penekanan bagian terendah janin secara progresif pada fleksus lumboskral,

kandung kemih, usus dan struktur sensitif panggul yang lain.

b. Teori Kontrol Gerbang (Gate Control Theory )

Berdasarkan teori Gate Control menyatakan bahwa selama proses persalinan

impuls nyeri berjalan dari uterus sepanjang serat-serat syaraf besar kearah uterus ke

subtansia gelatinosa di dalam spinal kolumna, sel-sel tranmisi memproyeksikan pesan

nyeri ke otak. Asanya stimulasi (seperti fibrasi, massage) mengakibatkan pesan yang

berlawanan yang lebih kuat, cepat dan berjalan sepanjang serat syaraf kecil. Pesan

yang berlawanan ini menutup gate di subtansi gelatinosa lalu memblokir pesan nyeri

sehingga otak tidak mencatat pesan nyeri tersebut.

c. Tingkat nyeri dalam persalinan

Menurut bustan (1997), nyeri persalinan merupakan pengalaman subyektif

akibat timbulnya perubahan fungsi organ tubuh yang terlihat dalam menentukan

kemajuan persalinan melalui jalan lahir. Tingkat nyeri persalinan digambarkan

intensitas nyeri yang dipersepsikan oleh ibu saat proses persalinan. Intensitas nyeri

tergantung dari sensasi keparahan nyeri itu sendiri.

d. Rasa nyeri persalinan muncul karena

 Kontraksi otot rahim

 Regangan otot dasar panggul

 Episiotomy

 Kondisi psikologis

2.2.5 Penatalaksanaan Nyeri Persalinan

Berikut ini penatalaksanaan nyeri persalinan:

1. Metode Farmakologis

16
Penatalaksaan farmakologis pada nyeri persalinan meliputi analgesia yang

menurunkan dan mengurangi rasa nyeri dan anastesia yang menghilangkan sensasi

bagian tubuh baik parsial maupun total (piliteri, 2003).

Berbagai pilihan penatalaksanaan farmakologis antara lain :

 Analgesia narkotik (mereperidine , nalbuphine, butarphanol, morfin sulfate

fentanyl)

 Analgesia regional (epidural, spinal dan kombinasinya)

 ILA (Intra Thecal Labar Analgesia)

 Tujuan utama tindakan ILA (Intra Thecal Labar Analgesia) ialah untuk

menghilangkan nyeri persalinan tanpa menyebabkan blok motorik, sakitnya

hilang tapi menggunakan obat-obat anastesia.

2. Metode Nonfarmakologis

Metode alami yaitu mengurangi ketegangan ibu sehingga bisa merasa nyaman dan

relaks menghadapi persalinan.Metode ini juga dapat meningkatkan stamina untuk mengatasi

rasa nyeri dan tidak berdampak pada bayi yang dilahirkan. Metode ini terdiri dari:

 Metode Panas Dingin

 Gerakan

 Pijat

 Terapi Aroma

 Teknik Bernafas yang benar

 Akupuntur

 Akupressure

 Hypnobirthing

17
2.3 Kompres Hangat

2.3.1 Pengertian Kompres Hangat

Kompres biasanya dapat mengendalikan rasa nyeri juga memberikan rasa

nyaman sekaligus meredakan ketegangan.Pemanasan merupakan metode sederhana yang

digunakan pada ibu untuk meredakan rasa sakit. Dalam persalinan, panas buatan dapat

dilakukan dengan cara meletakkan buli-buli air panas yang dibungkus dengan handuk di

punggung. Kompres hangat memang tak menghilangkan keseluruhan nyeri namun

setidaknya memberikan rasa nyaman (Marmi, 2012: 87).

2.3.2 Teknik Kompres Hangat

Pada awal persalinan kehangatan terasa lebih nyaman pada otot yang bekerja

keras.Gunakanlah kantong karet yang berisi air hangat dan letakkan pada punggung, leher

dan perut ibu (Anggraeni, 2012:105).

Pemberian kompres hangat untuk mengurangi nyeri persalinan cukup mudah.

Kantong karet/ Buli-buli karet berisi air panas dilapisi handuk untuk mengurangi pegal

punggung dan kram (Marmi, 2012: 87).

Patria (2018) mengatakan gunakan lap yang telah dicelupkan pada air hangat dan

diletakkan di bagian punggung bawah.Teknik kompres hangat menggunakan lap lebih

efektif dalam mengurangi nyeri persalinan.

2.3.3 Terapi Kompres Hangat

Merupakan tindakan dengan memberikan kompres hangat untuk memenuhi

kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan nyeri, mengurangi atau

mencegah terjadinya spasme otot, dan memberikan rasa hangat.

SOP KOMPRES HANGAT

Pengertian Kompres air hangat adalah memberikan rasa hangat

pada daerah tertentu dengan menggunakan kantung

18
berisi air hangat yang menimbulkan rasa hangat pada

bagian tubuh yang memerlukan kompres.

Tujuan Menurunkan nyeri dan menurunkan kecemasan pada ibu

bersalin.

Indikasi Ibu bersalin fisiologis

Alat dan Bahan a) Buli-buli air panas

b) Kain pembungkus

Pelaksanaan Prosedur A. Tahap PraInteraksi

a) Informed consent dengan ibu

b) Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan

c) Memposisikan ibu dengan baik

d) Menjelaskan prosedur tindakan

e) Menyanyakan kesiapan pasien

B. TahapKerja

a) Persiapan

• Kompres airhangat

• Isi buli-buli dengan air hangat dengan suhu

37 - 41oC dengan volume 1liter

• Tutup buli-buli yang telah diisi air hangat

kemudian keringkan

19
b) Pelaksanaan

• Tempatkan buli-buli air panas pada daerah

punggung dengan posisi ibu miring kanan

atau miringkiri

• Lalu minta pasien relaks untuk merasakan

• kompres air hangat

• Angkat buli-buli air tersebut setelah 20

menit.

• Catat perubahan yang terjadi pada pasien

selama diberikan asuhan.

• Asuhan diberikan dalam 3 kali dengan

jarak 1 jam.

• Cuci Tangan

c)TahapTerminasi

 Evaluasi perasaanklien

 Bereskan alat-alat Lakukan kontrak untuk

kegiatan selanjutnya.

Kompres hangat yang digunakan berfungsi untuk melebarkan pembuluh

darah, menstimulasi sirkulasi darah, dan mengurangi kekakuan. Selain itu, kompres

hangat juga berfungsi menghilangkan Bagian tubuh yang sering didera keluhan nyeri

saat bersalin adalah perut, pinggang Selain obat dan terapi, untuk pertolongan pertama

bisa dilakukan kompres. Dari jenisnya, kompres dibagi menjadi dua, yakni hangat,

yang memiliki manfaat berikut: Kompres hangat dapat dilakukan dengan

20
menempelkan kantung karet yang diisi air hangat atau handuk yang telah direndam di

dalam air hangat, ke bagian tubuh yang nyeri. Dampak fisiologis dari kompres hangat

adalah pelunakan jaringan fibrosa, membuat otot tubuh lebih rileks, menurunkan atau

menghilangkan rasa nyeri, dan memperlancar pasokan aliran darah (Aisyah, 2006)

sensasi rasa sakit. Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, terapi kompres hangat

dilakukan selama 20 menit dengan 1 kali pemberian dan pengukuran intensitas nyeri

dilakukan dari menit ke 15-20 selama tindakan (Yuni Kusmiati, 2009

2.3.4 Suhu Air dan Lama Pengompresan

Suhu air yang digunakan untuk kompres hangat adalah antara 37-40 OC. Pada

penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa lama pengompresan yang

paling efektif adalah selama 20 menit.Setelah dilakukan kompres hangat pada

kelompok intervensi terdapat penurunan intensitas nyeri (Andreinie, 2016:314).

2.3.5 Cara Kerja Kompres Hangat

Kompres hangat yang diberikan pada ibu bersalin dapat memberikan rasa nyaman,

mengurangi atau membebaskan nyeri, mengurangi atau mencegah spasme otot dan

memberikan rasa hangat pada punggung bawah.Sehingga dengan pemberian

kompres hangat sangat efektif untuk mengurangi nyeri persalinan. (Andreinie,

2016: 312).

21
2.4 Kerangka Teori

Nyeri
Persalinan
1. Pengertian persalinan 1. Pengertian Nyeri
2. Sebab Mulainya 2. Nyeri Persalinan
Persalinan 3. Penyebab rasa nyeri
3. Tanda-tanda persalinan 4. Faktor yang
4. Faktor yang mempengaruhi nyeri
mempengaruhi 5. Penatalaksanaan nyeri
persalinan
5. Fase persalinan kala I

Penatalaksanaan Nyeri

Farmakologi Non Farmakologi

Kompres Hangat

2.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah sebuah penugasan tentang hubungan yang di harapkan antara 2

variabel atau lebih yang dapat diuji secara empiris . Hipotesis dalam penelitian ini yaitu

ada Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Penurunan Nyeri Persalinan Kala I Fase

Aktif. (Notoatmodjo,2015)

22
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Dan Desain Penelitian

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

eksperimen semu (Quasi experiment). Rancangan ini berupaya untuk mengungkapkan

hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol di samping kelompok

eksperimental. Tapi pemilihan kedua kelompok ini tidak menggunakan teknik acak.

Rancangan ini biasanya menggunakan kelompok subjek yang telah terbentuk secara wajar

(teknik rumpun), sehingga sejak awal bisa saja kedua kelompok subjek telah memiliki

karakteristik yang berbeda. Apabila pada pasca-tes ternyata kedua kelompok itu berbeda,

mungkin perbedaannya bukan disebabkan oleh perlakukan tetapi karena sejak awal kelompok

awal sudah berbeda. Dalam rancangan ini, kelompok eksperimental diberi perlakuan

sedangkan kelompok kontrol tidak. Pada kedua kelompok perlakuan diawali dengan pra-tes,

dan setelah pemberian perlakuan diadakan pengukuran kembali (pasca-tes).

Penelitian ini dilakukan untuk mencari kebenaran ada tidaknya pengaruh pemberian

kompres hangat terhadap intensitas nyeri pada ibu bersalin kala 1 fase aktif di klinik pratama

wipa.

23
3.2 Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah untuk menjelaskan variabel-variabel yang

akan diamati atau diukur Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Penurunan Nyeri Persalinan

Kala I Fase Aktif. Hal ini dapat dilihat dari kerangka konsep peneliti dibawah ini:

Sebelum

Penurunan Rasa Nyeri


Kompres hangat
pada persalinan Kala 1

Fase aktif

Sesudah

Skema 3.2 Kerangka Konsep Penelitian

24
3.3 Defenisi Operasional

Defenisi operasional yang berkaitan dengan variable penelitian ini dijelaskan pada tabel

berikut :

Jenis dan Defenisi Operasional Alat Ukur Hasil Skala

Nama Ukur ukur

Variabel

Variabel Tekhnik ini dilakukan Lembar Rasio


Sebelum
Independen dengan menggunakan Kuisioner dan
Pemberian kantong karet berisi air Sesudah

Kompres hangat yang

Hangat menimbulkan rasa

hangat pada bagian

tubuh yang memerlukan

kompres. Yang

bertujuan untuk

mengurangi nyeri

persalinan pada kala I.

Variabel Rasa nyeri yang dialami Skala 0 : Tidak Ordinal

Dependen selama proses Nyeri nyeri,

Nyeri persalinan Numeric merasa

Persalinan Rating normal

Scalen 1-3 :

(NRS) Nyeri

ringan,

rasa

25
nyeri

seperti

rasa

gatal,

rasa

tersetrum

4-6 :

Nyeri

sedang,

rasa

nyeri

seperti

nyut-

nyutan/k

ram

7-9 :

Nyeri

berat,

rasa

nyeri

seperti

sangat

nyeri,

sulit

bergerak

26
tapi

masih

terkontro

9-10 :

Nyeri

sangat

berat,

rasa

nyeri

seperti

sangat

nyeri,

sulit

bergerak

sampai

tidak

terkontro

l seperti

menangi

s,

menjerit

Tabel 3.3 Defenisi Operasional

27
3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi dalam penelitian adalah subjek (misalnya manusia; klien) yang memenuhi

kriteria yang telah ditetapkan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu

bersalin yang datang ke Klinik Pratama Wipa Kec. Sei Kambing C Kab. Medan

helvetia sebanyak 35 orang .

3.4.2 Sampel

Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai

subjek penelitian melalui sampling. Sampel dalam penelitian ini 35 orang dalam satu

grup intervensi. Tehnik pengambilan sampel total sampling yakni pengambilan

sampel sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan oleh peneliti dan memenuhi

kriteria. Adapun Kriteria sampel dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: inklusi

dan eksklusi (Nursalam, 2008)

1) Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu popolusi target yang

terjangkau dan akan diteliti. Sebagai contoh :

- Ibu bersedia menjadi responden

- Ibu bersalin tanpa penyulit

- Proses bersalin di Klinik Pratama Wipa

2) Kriteria ekslusi

 Terdapat keadaan atau penyakit yang mengganggu pengukuran maupun interpretasi

hasil. Misalnya, dalam studi komparatif (kasus kontrol) yang mencari hubungan suatu

28
faktor risiko dengan kejadian penyembuhan luka pascaoperasi laparastomi, maka

subjek dengan kelainan imunologis tidak boleh diikutsertakan dalam kelompok kasus.

 Terdapat keadaan yang mengganggu kemampuan pelaksanaan, seperti subjek yang

tidak mempunyai tempat tinggal tetap sehingga sulit ditindaklanjuti.

 Hambatan etis Subjek menolak berpartisipasi

Kriteria ekslusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria

inklusi dari studi karena pelbagai sebab, antara lain:

- Ibu tidak bersedia menjadi responden

- Ibu bersalin dengan penyulit

- Proses bersalin tidak di Klinik Pratama Wipa

Penetapan kriteria sampel (inklusi dan eksklusi) diperlukan dalam upaya untuk

mengendalikan variabel penelitian yang tidak diteliti, tetapi ternyata berpengaruh terhadap

variabel dependen.

3.5 Tehnik Sampling

Dalam penelitian ini cara pengambilan sampel menggunakan total sampling dimana

sampel yang diambil sesuai kriteria penelitian dengan tujuan tertentu.  Alasan

mengambil total sampling yaitu karena jumlah populasi yang kurang dari 100. Jadi sampel dalam

penilitian ini adalah semua ibu bersalin di klinik pratama wipa yang berjumlah 35 responden .

3.6 Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian akan dilakukan di Klinik Pratama Wipa Jl. Kapten Muslim

Gg Jawa No.22 Medan. Kel. Sei kambing C Kec. Medan Helvetia

3.7 Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data yang diperoleh dalam penelitian ini dengan

menggunakan data primer dan sekunder.

29
1. Data Primer

Data primer didapatkan melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden

peneliti yang telah disusun oleh peneliti.Selain itu juga data primer dalam

penelitian ini juga diperoleh dari hasil angket kuesioner. Data primer dalam

penelitian ini, yaitu pengambilan data untuk mengetahui Efektivitas ada Tidaknya

Pengaruh Kompres Hangat Dalam Mengurangi Rasa Nyeri Saat Persalinan Kala 1

Dengan Cara mengisi kuesioner.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari laporan maupun dokumen resmi lainnya.Dalam

penelitian ini data sekundernya di peroleh dari data di Klinik Pratama Wipa Kel.

Sei kambing C Kec. Medan Helvetia yang dapat digunakan untuk penelitian.

3.8 Pengolahan Data / Metode Analisa Data

Menurut Acmadi, sebelum melakukan analisi data terlebih dahulu dilakukan

pengolahan data yang meliputi :

1. Editing

Adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk meneliti kembali apakah isian pada

lembar pada pengumpulan data (kuesioner) sudah cukup baik sebagai upaya

menjaga kualitas data agar dapat diproses lebih lanjut (Nazir, 2005).

2. Coding

Adalah mengklasifikasikan jawaban dari responden menurut kriteria

tertentu.Klasifikasi pada umumnya ditandai dengan kode tertentu yang

biasanya berupa angka (Nazir, 2005).

3. Scoring

Adalah penentuan jumlah skor, dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal

(Nazir, 2005)

30
4. Tabulating

Tabulasi adalah penyusunan data dalam bentuk tabel frekuensi (Nazir, 2005)

3.9 Jadwal Penelitian

No Bulan

Kegiatan Januari Februari Maret April Mei

1 Pengajuan
judul
2 Ujian
proposal
skripsi
3 Waktu
penelitian
3.9 .Tabel Jadwal Penelitian

31

Anda mungkin juga menyukai