Oleh :
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM SARJANA
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SURABAYA
2021
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM SARJANA
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SURABAYA
2021
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
Menyetujui, Pembimbing,
Mengetahui,
Dr. Muji Sulistyowati, S.KM., M.Kes Dr. Abdul Rohim Tualeka, Drs., M.Kes
NIP. 197311151999032002 NIP. 196611241998031002
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga dapat terselesaikannya proposal skripsi dengan judul
"HUBUNGAN KONSENTRASI BENZENA DENGAN KADAR
MALONDIALDEHYDE PADA PEKERJA INDUSTRI PERCETAKAN CV
KATO SURABAYA”, sebagai salah satu persyaratan akademis dalam rangka
menyelesaikan kuliah di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.
Dalam proposal skripsi ini dijabarkan tentang hubungan konsentrasi
benzena dengan kadar Malondialdehyde pada pekerja percetakan CV Kato
Surabaya. Percetakan CV Kato banyak menggunakan bahan baku yang
mengandung benzena dalam proses produksinya. Benzena merupakan zat yang
mudah menguap sehingga gas uap benzena dapat terhirup dan masuk ke dalam
tubuh pekerja. Untuk mengetahui efek dari konsentrasi benzena di udara
lingkungan kerja yang ada di dalam tubuh pekerja CV Kato Surabaya, maka
digunakan biomarker stres oksidatif yaitu kadar malondialdehyde di dalam darah
pekeja.
Pada kesempatan ini disampaikan terimakasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada Dr. Abdul Rohim Tualeka, Drs., M.Kes selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan petunjuk, koreksi serta saran hingga
terwujudnya proposal skripsi ini.
Terimakasih dan penghargaan juga disampaikan pula kepada yang
terhormat :
1. Dr. Santi Martini,dr.,M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga.
2. Dr.Abdul Rohim Tualeka, Drs., M.Kes., selaku Ketua Departemen
Keselamatan dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat.
3. Dr. Muji Sulistyowati, S.KM., M.Kes., selaku koordinator Program Studi
Fakultas Kesehatan Masyarakat.
4. Semua dosen dan staf Program Studi Kesehatan Masyarakat yang telah
membantu proses belajar penulis selama pendidikan.
5. Kedua orang tua yang selalu mendampingi dan memberikan semangat
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah
diberikan dan semoga proposal skripsi ini berguna baik bagi diri kami sendiri
maupun pihak lain yang memanfaatkan.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................viii
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH...........................ix
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah............................................................5
1.3 Pembatasan dan Rumusan Masalah....................................6
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian...........................................7
iv
4.3 Sampel, Besar Sampel, Cara Penentuan Sampel dan
Cara Pengambilan Sampel..............................................................
4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian..........................................................
4.5 Variabel, Definisi Operasional, Cara pengukuran, dan
Skala Data.......................................................................................
4.5.1 Variabel Penelitian...................................................................
4.5.2 Defenisi Oprasional.................................................................
4.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data......................................
4.6.1 Teknik Pengumpulan Data.......................................................
4.6.2 Instrumen Pengumpulan Data .................................................
4.7 Kerangka Operasional.....................................................................
4.8 Teknik Analisis Data......................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................
LAMPIRAN.................................................................................
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH
Daftar Singkatan
ATSDR = Agency for Toxic Substances and Disease Registry
ACGIH = American Conference of Govermental Industrial Hygienists
BEI = Biological Exposure Indicate
ILO = iological Exposure Indicate
NAB = Nilai Ambang Batas
NIOSH = The National Institute for Occupational Safety and Health
PSD = Pajanan Singkat Diperkenankan
WHO = World Health Organization
MDA = Malondialdehyde
ix
BAB I
PENDAHULUAN
yang perlu untuk mendapatkan perhatian yang serius (Hasibuan, 2014). Berbagai
jenis bahaya dapat timbul di setiap tempat kerja dan dapat berdampak pada
keselamatan dan kesehatan pekerja (ILO, 2018). Hal ini diperkuat pada Undang-
kerja memiliki peranan penting dan tidak dapat dipisahkan dengan proses
ekonomi dimana salah satu sub sektor industri kreatif yaitu industri percetakan
yang telah berkembang cukup pesat (Mustopa and Prasetia, 2015). Percetakan
merupakan suatu industri yang memproduksi massal tulisan dan gambar, terutama
dengan tinta di atas kertas yang menggunakan sebuah mesin cetak (Setiyono,
2017). Menurut Badan Pusat Statistik menjelaskan bahwa Industri Mikro dan
2017 hingga triwulan I tahun 2019 dimana pertumbuhannya selalu diatas dari 15
1
2
beberapa tahap dimulai dari menyiapkan produknya, proses mendesain lay out,
proses mencetak menggunakan mesin cetak dimana tinta dan plat akan
dikontakkan pada kertas atau bahan lainnya dan finishing seperti pemotongan dan
pelipatan (Siregar, 2019). Bahan baku seperti tinta dan bahan pelarut sering
ditemukan dalam proses produksi percetakan. Tinta dan bahan pelarut yang
digunakan dalam proses produksi mengandung bahan kimia salah satunya yaitu
dengan mudah terpapar oleh uap dari benzena yang terkandung dalam tinta dan
Benzena merupakan cairan yang tidak bewarna dan mudah menguap di udara
dengan sangat cepat. Benzena bersifat lipofilik sehingga dijadikan sebagai bahan
pelarut yang baik untuk digunakan dalam tinta, cat, thinner dan lem. Pekerja pada
industri yang menggunakan benzena dapat terpapar gas ini sampai pada tingkat
tempat kerja yaitu di Amerika Serikat, dimana pekerja yang rentan sekali terpapar
oleh benzena salah satunya yaitu pekerja yang bekerja di industri percetakan
jangka panjang dapat menyebabkan kanker salah satunya yaitu leukemia. Maka
dalam kategori A-1 yaitu know human carcinogen (ATSDR, 2007). Selain itu
3
benzena juga termasuk pada kategori A-1 yang terbukti karsinogen untuk
Lingkungan Kerja yang menetapkan bahwa Nilai Ambang Batas paparan benzena
yaitu sebesar 0,5 ppm dengan pemajanan singkat yang diperkenan (PSD) sebesar
ppm dan konsentrasi benzena terendah sebesar 0,96 ppm (Ayu et al., 2020). Hasil
dari penelitian ini melebihi NAB yang telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri
tubuh melalui rute inhalasi, ingesti, dan kulit. Rute utama dari paparan benzena
adalah inhalasi dimana sekitar setengah dari benzena yang terhirup akan masuk
ke dalam aliran darah. Dalam aliran darah akan menyebar ke seluruh tubuh dan
disimpan sementara di sumsum tulang dan jaringan lemak. Setelah itu mengalami
metabolisme di dalam hati dimana organ hati memiliki fungsi penting dalam
reaktif. Pada saat metabolisme di dalam hati, benzena dioksidasi oleh sitokrom
4
P450 2E1 (CYP2E1) menjadi benzena oksida (ATSDR, 2007). Metabolit benzena
yang memicu terjadinya stres oksidatif. Salah satu akibat dari stres oksidatif yang
tidak terkontrol yaitu adanya kerusakan sel, jaringan, dan organ yang diakibatkan
benzena oksida bersifat sangat reaktif seperti radikal bebas yang dapat merusak
membran sel atau jaringan. Radikal bebas merupakan senyawa yang tidak
berpasangan pada orbit paling luar dan mengakibatkan mudah tertarik pada satu
medan magnetik sehingga menyebabkan molekul ini menjadi sangat reaktif (Euis,
2018).
Radikal bebas ini memiliki elektron yang tidak berpasangan sehingga akan
berikatan dengan elektron lainnya dan bersifat sangat reaktif. Apabila radikal
bebas ini bertemu dengan polyunsaturated fatty acid (PUFA) (Asam Lemak tak
jenuh rantai panjang) akan terjadi proses peroksida lipid yang menghasilkan
homogen merupakan salah satu metode yang berguna untuk memprediksi tingkat
kerusakan sel dan jaringan (Situmorang and Zulham, 2020). Penelitian yang
5
bahwa semakin lama pekerja bekerja dan terpapar radikal bebas dalam hal ini
tinggi (Farhana, 2020). Penelitian yang dilakukan pada pekerja Pom Bensin di
memiliki rata-rata sebesar 7,85 mg/ml (Tualeka et al., 2020). Penelitian lain yang
benzena (S-PMA) lebih tinggi berisiko 1,31 kali lebih besar memiliki kadar
malondialdehyde yang lebih tinggi (Fatimah, Utomo and Acid, 2020). Oleh
berupa tinta yang mengandung benzena. Benzena yang terdapat dalam tinta dapat
6
pengap akibat bau yang menyengat dari uap benzena tersebut. Adanya ventilasi
yang sederhana belum bisa mengurangi rasa pengap yang dirasakan di ruang
Surabaya sebesar 15,64 ppm dan konsentrasi benzena terendah sebesar 0,96 ppm.
Hasil dari penelitian ini melebihi NAB yang telah ditetapkan oleh Peraturan
Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 yaitu 0,5 ppm
(Ayu et al., 2020). Pekerja di Percetakan CV Kato berumur minimal 25 tahun dan
Surabaya berjenis kelamin laki-laki dan memiliki lama kerja minimal yaitu 1
Uap dari benzena dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh pekerja akan
benzena oksida bersifat seperti radikal bebas sehingga terjadi reaksi peroksida
biomarker dari stres oksidatif. Salah satu akibat dari stres oksidatif yang tidak
terkontrol yaitu adanya kerusakan sel, jaringan, dan organ serta kerusakan DNA
yang diakibatkan dari kerusakan oksidatif tersebut. Maka dari itu perlu dilakukan
Batasan pada penelitian ini adalah mengukur konsentrasi benzena yang ada di
industri percetakan CV Kato Surabaya. Dampak dari paparan benzena yang akan
diteliti dalam penelitian ini hanya terbatas pada melihat kadar malondialdehyde di
dalam darah yang dijadikan biomarker stres oksidatif. Oleh karena itu, rumusan
Surabaya.
CV Kato Surabaya.
Kato Surabaya.
Masa Tubuh (IMT), jenis kelamin dan status merokok) pekerja industri
8
Hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan bagi peneliti lain yang berkaitan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pecetakan
gambar, terutama dengan tinta di atas kertas menggunakan sebuah mesin cetak.
(Setiyono, 2017):
1. Proses desain
Setelah proses desain selesai gambar dan tulisan yang telah dibuat ditata ke
dalam lay out. Lay out inilah yang menjadi gambaran bagaimana hasil desain
setelah dicetak.
Pada tahap ini dilakukan pemotretan untuk gambar dan tulisan yang sudah
ditata. Gambar dan tulisan yang sudah dipotret kemudian diproses dengan
9
10
Proses ini adalah proses pembuatan pelat offset, dimana film yang sudah jadi
Saat tahap ini pelat offset dipotong pada mesin cetak sheet untuk mencetak
pada kertas lembaran dengan menggunakan mesin web untuk mencetak kertas
gulungan..
6. Finishing
2.2 Benzena
molekul yaitu 78,1 (Poli et al., 2019). Benzena memiliki sifat lipofilik sehingga
benzena dijadikan sebagai pelarut yang baik dan banyak digunakan pada cat,
thinner, tinta, lem dan karet (ATSDR, 2007). Benzena merupakan bahan kimia
hidrokarbon aromatik yang paling sederhana serta merupakan pelarut yang baik
Benzena berasal dari dua sumber yaitu sumber alami dan hasil kegiatan
industri. Benzena pertama kali dapat ditemukan di batubara pada tahun 1800-an.
Selain itu sebagian besar dibuat dari minyak bumi. Penggunaan benzena yang
11
untuk bahan kimia yang diproduksi di Amerika Serikat. Benzena dapat digunakan
dalam pembuatan pada beberapa jenis industri karet, pelumas, pewarna, deterjen,
obat-obatan dan pestisida. Sumber alami benzena meliputi emisi gas gunung
benzena di lingkungan. Selain itu, benzena juga terdapat pada minyak mentah,
bensin, dan asap rokok. Sumber pajanan lain berasal dari uap atau gas produk
yang mengandung benzena seperti cat, lem, lilin furnitur, dan deterjen. Pekerja
kemungkinan dapat terpapar oleh benzena seperti pada industri baja, percetakan,
Benzena yang berada pada tempat produksi industri percetakan berasal dari
tinta, bensin, oli, plate cleaner, preserver gum dan bahan kimia lain yang
naptha terdapat pada tinta dengan konsentrasi sebesar 1-2,5% (Dayu Febriantika,
Sulistiyani and Budiyono, 2017). Dalam perserver gum dan oil mesin yang
digunakan di industri percetakan untuk melindungi pelat cetak dari oksidasi serta
goresan setelah proses pencucian. Perserver gum dan oli mesin terkandung
petroleum distillate sebanya 25-50% dan medium aliphatic naptha sebenyak 25-
lainnya (RBP Chemical Technology, 2018). Bensin dan gasoline yang digunakan
Jalur pajanan akan memunjukkan jalan masuk bahan ke dalam tubuh. Jalan
1. Inhalasi
Inhalasi merupakan jalur pajanan yang paling dominan serta merupakan rute
primer dari paparan secara umum. Paparan benzena pada populasi secara
besar paparan benzena terdapat pada asap tembakau, bengkel mobil, knalpot
dari kendaraan bermotor dan emisi industri. Selain itu sumber paparan benzena
dalam bentuk uap atau gas terdapat pada produk yang mengandung benzena
2. Pencernaan (Ingesti)
Ingesti termasuk pada kategori minor saat terpapar oleh bezena. Terdapat
kasus laporan individu kematian akibat paparan oral akut benzena telah
muncul dalam literatur sejak awal 1900-an. Jalur pajanan melalui saluran
pencernaan ini akibat dari makanan atau minuman yang terpapar oleh benzena
3. Kulit
Benzena dapat masuk ke dalam tubuh secara kontak langsung antara kulit
dengan benzena atau produk yang mengandung benzena. Kontak melalui kulit
merupakan rute minor dari paparan benzena. Selain dapat masuk melalui kulit
terhadap benzena meskipun benzena dapat masuk melalui paparan ingesti dan
kulit. Benzena yang diserap akan didistribusikan di dalam tubuh dengan cepat dan
cenderung menumpuk pada jaringan lemak. Organ hati memiliki fungsi penting
yang reaktif. Pada paparan yang rendah benzena akan dimetabolisme dengan
1. Absorpsi
Benzena dapat masuk kedalam tubuh melalui rute inhalasi, ingesti dan kulit.
Saat terpapar benzena dalam kadar tinggi di udara maka benzena yang terhirup
sebesar 50%. Apabila terpapar benzena melalui makanan dan minuman maka
sebagian besar benzene yang dikonsumsi akan masuk dalam tubuh melalui
mulut. Sebagian kecil paparan benzena akan masuk ke dalam tubuh melewati
kulit dengan cara kontak langsung antara kulit dengan benzena atau produk
2. Distribusi
Benzena yang masuk kedalam tubuh melalui inhalasi, ingesti, dan kulit akan
masuk ke aliran darah. Saat melalui inhalasi benzena dapat masuk melewati
selaput paru-paru dan memasuki aliran darah. Benzena dapat dengan mudah
dihirup dan masuk dalam darah sebesar 40-70% sesuai dosis benzena yang ada
diudara melalui difusi pasif dan membrane kapiler alveolar (Poli et al., 2019).
Sedangkan secara ingesti akan masuk melalui mulut dan melewati saluran
pencernaan. Benzena dapat masuk melewati kulit setelah itu akan masuk
melewati aliran darah. Ketiga jalur pajanan tersebut sebagian besar masuk di
aliran darah. Benzena akan bergerak ke seluruh tubuh dan disimpan sementara
3. Metabolisme
Benzena dapat diubah menjadi produk yang disebut metabolit oleh hati dan
sumsum tulang. Metabolisme benzena yang ada di hati berperan penting dalam
Enzim 450 2E1 (CYP2E1) merupakan enzim yang berperan penting dalam
metabolisme benzena yang terjadi pada hati (Soemarko et al., 2017). Terdapat
dua jalur toksisitas, jalur yang pertama yaitu melibatkan hidroksilasi cincin
bentuk metabolit benzena yang diduga dapat bersifat toksik. Pada jalur
lainnya. Terdapat dua jalur detokfikasi, satu jalur mengarah pada pembentukan
4. Eksresi
melalui urin dalam waktu 48 jam setelah terpapar (ATSDR, 2007). Sedangkan
tergantung dengan dosis paparan benzena yang masuk (The National Center
1. Usia
Usia seseorang akan mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang akibat dari
paparan zat toksik atau bahan kimia. Semakin tinggi usia akan semakin besar
pula efek yang akan timbul akibat paparan benzena, karena semakin
bertambahnya usia maka sistem metabolisme benzena dalam tubuh juga ikut
tubuh terhadap pajanan zat toksik atau bahan kimia (Farhana, 2020).
2. Jenis Kelamin
sifat fisik ini dapat mempengaruhi absorbsi, distribusi, dan metabolisme toksin
Indeks Masa Tubuh adalah indeks sederhana dari berat badan terhadap tinggi
Kesehatan RI, 2018). Indeks Massa Tubuh (IMT) biasanya paling sering
digunakan dan praktis untuk mengukur tingkat populasi berat badan lebih dan
yaitu berat badan dalam kilogram (Kg) dibagi dengan tinggi dalam meter
4. Masa Kerja
berpengaruh pada kondisi kesehatan tenaga kerja. Lingkungan kerja yang tidak
bertambahnya masa kerja. Benzena yang ada di dalam tubuh dapat tersimpan
dalam waktu lama. Selain itu pertambahan masa kerja seiring dengan
5. Status Merokok
Paparan benzena dapat berasal dari asap tembakau. Sumber utama paparan
apabila merokok 32 batang per hari jika dibandingkan dengan bukan perokok
jumlah tersebut sekitar 10 kali lipat rata-rata asupan benzena harian. Sehingga
20
tubuh (ATSDR,2007).
Salah satu faktor yang menentukan apakah terdapat efek kesehatan yang
berbahaya yaitu pada lama waktu paparan atau durasi. Paparan merupakan
konsentrasi atau kadar toksin yang ada pada lingkungan kerja (Tualeka, 2013).
Paparan singkat pada tingkat yang sangat tinggi dapat menyebabkan kematian,
sedangkan pada tingkat yang rendah dapat menyebakan kantuk, pusing, detak
jantung cepat, sakit kepala, tremor, kebingungan, dan pingsan. Paparan benzena
secara ingesti menyebabkan muntah, iritasi pada perut, pusing, kantuk, kejang,
detak jantung cepat, koma, dan kematian. Apabila terpapar melalui kulit makan
akan menimbulkan kemerahan dan luka. Benzene yang masuk ke dalam tubuh
jaringan pembentukan sel darah, terutama pada sumsum tulang yang memicu
kanker pada organ pembentukan darah seperti leukemia. Maka dari itu, benzena
dikatakan sebagai bahan kimia yang bersifat kasinogenik bagi manusia (ATSDR,
2007). Paparan benzena dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan kematian
sedangkan apabila terpapar dalam tingkat yang rendah dapat menyebabkan mual,
detak jantung yang cepat, sakit kepala, tremor, bingung, dan menjadi tidak fokus.
Efek pajanan secara kronis terhadap kesehatan yaitu terutama pada darah yang
dapat menurunkan jumlah sel darah yang biasa disebut dengan anemia (Siregar,
2019).
21
benzena di udara tempat kerja menggunakan tabung sorbent arang teraktivasi dan
dilakukan desorpsi dengan karbon disulfide (CS2) kemudian dianalisa dengan gas
didapatkan dari metode NIOSH 1501. Pengukuran benzena di udara (ambien dan
adalah resin Tenax R, Silica gel dan karbon aktif (Salim, 2012). Pengukuran
konsentrasi benzena di udara sesuai dengan NIOSH 1501 yaitu dilakukan dengan
menyatakan bahwa benzena masuk pada kategori A-1 yaitu terbukti karsinogen
unutk manusia dan nilai ambang batas untuk benzena di lingkungan adalah 0,5
ppm serta pajanan singkat diperkenanan (PSD) untuk benzena adalah 2,5 ppm
untuk TWA/Time Weighted Average adalah 0,1 ppm sedangkan untuk nilai
ambang batas pajanan singkat atau Short Term Exposure Limit (STEL) sebesar 1
Weighted Average adalah 0,5 ppm dan untuk nilai ambang batas pajanan singkat
Short Term Exposure Limit (STEL) sebesar 2,5 ppm (ACGIH, 2018).
pada orbit paling luar yang mengakibatkan mudah tertarik pada satu medan
magnetik sehingga menyebabkan molekul ini sangat reaktif (Euis, 2018). Radikal
bebas atau Reactive oxygen Species (ROS) dapat memicu terjadinya stres
oksidatif. Peningkatan Reactive Oxygen Species (ROS) ini dapat terjadi akibat
23
dari paparan tubuh terhadap patogen eksternal, xenobiotik, elergen dan polutan
dipengaruhi oleh Reactive Oxygen Species (ROS) yaitu asam lemak tak jenuh
Oxygen Species dapat bersumber dari dalam tubuh (intrinsik) atau berasal dari
luar tubuh (ekstrinsik). Osidasi Nitrat (NO) dan radikal peroksil (RO2) yang
tinggi dengan memiliki gugus yang tidak stabil yang terbentuk pada tubuh
manusia dapat mengganggu protein dan meningkatkan keruskan DNA. ROS ini
ternyata juga terlibat dalam gangguan integritas asam lemak tak jenuh ganda
peroksida (H2O2) dan ozon (O3) yang merupakan non-radikal dalam bentuk
Reactive Oxygen Species (ROS) dan dapat dengan mudah masuk serta terjadi
kerusakan jaringan yang terdapat dalam tubuh akibat dari peingkatan jumlah
radikal bebas yang tidak normal. (Yustika, Aulannia’am and Prasetyawan, 2013).
Species (ROS) dengan kemampuan dari sistem biologis untuk dengan mudah
melakukan detoksifikasi zat antara reaktif (Singh et al., 2014). Paparan dari
hidroperoksida, asam hiplokorit (HCIO) dan radikal bebas termasuk pada radikal
hidroksil (OH) dan anion superoksida (O2-) yang berpengaruh pada peningkatan
keseimbangan anatar generasi dan netralisasi dari ROS (Naik and Maithily,
2017). Ketidakseimbangan dari reaksi oksidasi dari ROS dapat dipulihkan dengan
secara tidak langsung berperan pada pentingnya ROS dalam penyampaian sinyal
protein dan karbohidrat dengan cara membersihkan hasil polutan oksida yang
melalui jalur inhalasi. Apabila tingkat dari antioksidan tidak mencukupi maka
terjadinya stres oksidatif yang dapat merusak bahkan membunuh sel (Naik and
Maithily, 2017). Stres oksidatif terjadi apabila ROS atau radikal bebas melebihi
dari jumlah antioksidan yang ada di dalam tubuh (Euis, 2018). Peningkatan dari
stres oksidatif dapat menyebakan terjadinya peroksida lipid yang mengarah pada
Peroksida lipid merupakan suatu rekasi terus menerus akibat dari oksidasi
radikal bebas terhadap lipid. Peroksida lipid yang dimediasi oleh ROS akan
membentuk lipid hidroperoksida yang beracun dan aldehida lipid yang bertindak
sebagai perantara sinyal sekunder untuk menandakan sinyal stres oksidatif yang
25
Srivastava and Singhal, 2019). Radikal bebas dapat menyebabkan tejadinya reaksi
peroksida lipid berantai dengan menambahkan atom hidrogen dari sisi rantai
reaksi berantai serta mengubah Poly Unsaturated Fatty Acid (PUFA) menjadi
lipid hidroperoksida. Lipid hidroperoksida ini bersifat sangat tidak stabil dan
(Euis, 2018). Semakin banyak radikal bebas yang terserap pada tubuh maka
2.6 Biomaker
interaksi antara bahan kimia dengan beberapa molekul atau target sel yang diukur
bentuk kimia, metabolitnya atau produk dari interaksi anatar bahan kimia dan
beberapa target molekul atau sel yang dapat diukur dalam tubuh manusia,
misalnya kotinin dalam darah atau urin untuk paparan asap tembakau, metabolit
benzena dalam urin untuk paparan terkait lalu lintas. Sedangkan untuk biomarker
efek yaitu perubahan biokimia, fisiologis, perilaku atau perubahan lain yang dapat
diukur dalam satu organisme tergantung dari besarnya dan dapat dikenali terkait
26
diperoleh suatu organisme untuk merespon tantangan paparan zat kimia tertentu
lebih awal tentang kemungkinan kondisi yang buruk. Biomarker dapat digunakan
secara efektif apabila memahami betul terkait siklus kimia dan metabolitnya di
dalam tubuh. Salah satu contoh biomarker yang digunakan dalam laboraturium
menilai efek merugikan dari berbagai polutan. Sampel biologis terpenting yang
dihembuskan. Sebagian besar subtansi yang diserap dan metabolit aktif dapat
ditemukan dalam darah yang merupakan matrik biologis kedua yang paling
2.7 Malondialdehyde
oxyradicals yang berlebihan dalam sel setelah paparan kontaminan atau stres
karena kondisi alam. Peroksida lipid dianggap sebagai fitur yang penting dalam
cedera seluler. Hasil ini didapatkan dari rekasi radikal bebas dalam membaran
bilogis yang kaya dengan asam lemak tak jenuh ganda (Rahardjanto, 2019).
radikal bebas yang merupakan hasil dari peroksida lipid (Situmorang and Zulham,
2020). Produk sekunder hasil dari proses peroksida lipid yaitu malondialdehide
yang dijadikan sebagai penanda kerusakan sel atau jaringan yang diakibatkan oleh
stres oksidatif (Euis, 2018). Keberadaan radikal bebas ini dapat dikaetahui
peningkatan derajat keparahan suatu penyakit, salah satunya yaitu adanya stres
Listiawan, 2017). Apabila terjadi reaksi peroksida lipid secara terus-menerus akan
rendah hasil dari degradasi hidroperoksida lipid yang merupakan produk akhir
dari peroksida lipid dan sering digunakan sebagai biomarker dari stres oksidatif.
malondialdehyde dapat terlihat dari perubahan warna yang menjadi larutan merah
dalam urin dan darah. Metode TBARS (Thiobarbituric Acid Reactive Substances)
merupakan metode yang pertama kali digunakan pada tahun 1978 dimana untuk
pengukuran TBARS masih merupakan alat yang umum dan merupakan metode
28
termasuk pada plasma, serum, supernatan kultur sel dan sampel urin. Multy
merupakan lipid yang paling reaktif di dalam metode TBARS. Kit penguji zat
malondialdehyde akan direaksikan dengan TBA. Setelah itu sampel dan standar
parameter TBARS merupakan analisis kimia yang memerlukan waktu 2-3 jam
dan dirancang untuk mengukur TBARS dalam sel kultur supernat, lisat sel,
serum, plasma dan urin (R&D Systems Europe, 2013). Rata-rata kadar
malondialdehyde pada orang normal kurang dari 1,03 nmol/ml dan dua kali nilai
KERANGKA KONSEPTUAL
Konsentrasi benzena di
udara lingkungan kerja
Inhalasi benzena
Karakteristik Individu :
1. Usia
2. IMT
3. Masa kerja
Absorpsi benzena 4. Jenis Kelamin
5. Status Merokok
Distribusi benzena di
dalam darah
Peroksida Lipid
Eksresi melalui urin
Malondialdehyde (MDA)
Stres Oksidatif
Surabaya seperti tinta dapat dengan mudah menguap dan memenuhi ruang
produksi. Pekerja yang melakukan kegiatan produksi di lingkungan kerja ini akan
terpapara oleh benzena. Benzena dapat masuk ke dalam tubuh melalui 3 jalur
yaitu inhalasi, ingesti, dan kulit. Jalur pajanan secara inhalasi lebih besar
dibandingkan ingesti dan kulit karena sifat benzena yang mudah menguap dan
mudah diserap ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan. Benzena yang masuk
ke dalam tubuh secara inhalasi akan mengalami proses absorbsi yang dipengaruhi
oleh karakteristik individu pekerja seperti usia, masa kerja, indeks masa tubuh
hati dengan CYPE21 menjadi benzena oksida. Benzena oksida tersebut bersifat
reaktif seperti radikal bebas yang dapat membentuk reaksi peroksida lipid. Reaksi
peroksida lipid berantai terjadi dengan menambahkan atom hidrogen dari sisi
rantai karbon metilen. Radikal lipid ini kemudian bereaksi dengan oksigen untuk
Lipid peroksida bersifat sangat tidak stabil dan mudah diurai menjadi produk
sekunder seperti aldehid dan malondialdehyde. Adanya proses peroksida lipid ini
akan meningkatkan jumlah radikal bebas atau ROS (Reactive Oxygen Species) di
produk sekunder dari peroksida lipid yang dijadikan sebagai penanda kerusakan
METODE PENELITIAN
pengumpulan data, rancang bangun penelitian ini adalah cross sectional karena
4.3 Sampel, Besar Sampel, Cara Penentuan Sampel dan Cara Pengambilan
Sampel.
jam
33
34
darah
Tabel 4.1 Variabel, Defenisi Operasional, Cara pengukuran, dan Skala Data
No Variabel Definisi Cara Skala
Operasional Pengukuran Data
1. Kadar Jumlah kadar Pengukuran Rasio
Malondialdehyd malondialdehyde kadar
e yang ada malondialdehyde
dalam darah menggunakan
pekerja industri sprektrofotometer
percetakan CV dengan panjang
Kato Surabaya gelombang 532
nm dan
menggunakan
metode TBARS
(Thiobarbituric
Acid Reactive
Substances)
35
Kategori :
36
ahli dari unit pelaksana teknis keselamatan dan kesehatan kerja (UPTK3)
Darah pekerja diambil setelah bekerja di hari itu. Untuk pengukur kadar
Surabaya meliputi usia, masa kerja, jenis kelamin dan status merokok.
Pengukuran berat badan dan tinggi badan untuk perhitungan Indeks Massa Tubuh
Surabaya.
39
Wawancara menggunakan
kuesioner pada pekerja
Pengukuran konsentrasi
benzena di udara
lingkungan tempat kerja
Pengambilan sampel darah
responden oleh tenaga analisis
kesehatan TDC dan pemeriksan MDA
di Laboraturium Biokimia FK UNAIR
1. Analisis Deskriptif
dan persentase dari setiap variabel. Analisis deskriptif disajikan dalam betuk
2. Analisis Hubungan
Penelitian ini menggunakan dua uji statistik yaitu uji korelasi person, uji
korelasi spearmen dan uji korelasi point biserial. Uji korelasi person
digunakan untuk data yang berskala rasio dan rasio. Untuk uji korelasi
spearmen digunakan untuk data yang berskala ordinal dan rasio. Sedangkan uji
korelasi point biserial untuk data yang berskala nominal dan rasio. Nilai
koefisien korelasi berada dalam kisaran -1 hingga +1. Tanda (-) atau (+)
Nilai Makna
0 Tidak ada
>0-0,25 Sangat lemah
>0,25-0,5 Cukup
>0,5-0,75 Kuat
>0,75-0,99 Sangat Kuat
1 Sempurna
41
DAFTAR PUSTAKA
Agency for Toxic Substances and Disease Registry. 2007. Toxicological Profile
for Benzene. [pdf] Atlanta: Agency for Toxic Substances and
Disease
Registry. Tersedia di: https://www.atsdr.cdc.gov/toxprofiles/tp3.pdf
[4 November 2019]
ACGIH (2018) Biological Exposure Indices (BEI), Chemical Health and Safety.
doi: 10.1016/s1074-9098(00)00190-8.
Allied Pressroom Product Chemicals for the Intenational Printing Industry (2015)
Safety Data Sheet EC Plate Cleaner ( USA ).
Anggraeni, S., Setyaningrum, T. and Listiawan, Y. (2017) ‘Perbedaan Kadar
Malondialdehid (MDA) sebagai Petanda Stres Oksidatif pada
Berbagai Derajat Akne Vulgaris’, Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin – Periodical of Dermatology and Venereology, 29(1), pp.
36–43.
ATSDR (2007) ‘Chemical and Physical Information Relevance to Public Health
(Health Effects) Routes of Exposure Benzene in the Environment’,
p. 2.
Ayu, M. (2020) ‘Hubungan Antara Paparan benzena Di Udara Dengan Kadar
SPMA Di Urin’, Journal of Chemical Information and Modeling.
Ayu, M. et al. (2020) ‘Relationship between Benzene Concentrations with
Erythrocyte , Hemoglobin , and Health Complaints of Workers in
Surabaya Printing Industry’, 14(4), pp. 3112–3119.
Dayu Febriantika, Sulistiyani and Budiyono (2017) ‘ANALISIS RISISKO
KESEHATAN PAJANAN BENZENA DI INDUSTRI
PERCETAKAN X KOTA SEMARANG’, Journal of Chemical
Information and Modeling, 5, Nomor 1.
Fahrudhi, H. (2017) ‘Risiko Menderita Kanker Dan Non Kanker Pada Pekerja
Terpapar Benzena Di Home Industrysepatu Kelurahan Tambak Oso
Wilangun Surabaya’, The Indonesian Journal of Occupational
Safety and Health, 6(1), p. 68. doi: 10.20473/ijosh.v6i1.2017.68-77.
Fatimah, R., Utomo, S. W. and Acid, S. (2020) ‘STRES OKSIDATIF PADA
PEKERJA YANG TERPAJAN BENZENA MELALUI
PENGUKURAN PLASMA MALONDIALDEHID ( MDA )
( STUDI KASUS PADA PEKERJA BENGKEL SANDAL /
SEPATU DI DESA SUKAJAYA , KECAMATAN TAMANSARI ,
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2018 )’, 8(1), pp. 9–19.
Hasibuan, D. K. (2014) ‘Implementasi Program Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) Kepada Tenaga Kerja Bongkar Muat yang Berada di
Koperasi Samudra Sejahtera (KOMURA) Pelabuhan Samarinda’,
eJournal Ilmu Pemerintahan, 1(6), pp. 1742–1752.
ILO (2018) Meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Pekerja Muda, Kantor
Perburuhan Internasional , CH- 1211 Geneva 22, Switzerland.
Available at: http://www.oit.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-
43
bangkok/---ilo-jakarta/documents/publication/wcms_627174.pdf.
Kementerian Kesehatan RI (2018) ‘FactSheet Obesitas Kit Informasi
Obesitas.pdf’, pp. 1–8.
Korkmaz, M. A. Y. C. S. V. (2018) ‘Determination of the Level of
Malondialdehyde Forming as a Result of Oxidative Stress Function
in Fish’, International Journal of Science and Research (IJSR), 7(4),
pp. 133–136. doi: 10.21275/ART20181249.
Mustopa, N. E. and Prasetia, A. R. (2015) ‘Peluang Dan Tantangan Umkm
Bidang Percetakan Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
2015’, Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif Menghadapi
ASEAN Economic Community 2015, pp. 213–224. doi:
10.13140/RG.2.1.3036.9367.
Naik, M. S. S. and Maithily, K. (2017) ‘Analysis of Oxidative Stress in Chronic
Exposure to Petroleum Hydrocarbons in Karnataka, India’, Asia
Pacific Journal of Medical Toxicology, 6(1), pp. 6–11. Available at:
http://apjmt.mums.ac.ir/article_8471_0e21a2d895499eada5e34dc72
a312740.pdf.
NIOSH (2007) NIOSH POCKET GUIDE TO CHEMICAL HAZARDS, DHHS
(NIOSH) Publication No. 2005-149. doi: 10.1109/icnn.1993.298588.
Permenakertrans (2018) ‘Peraturan menteri ketenagakerjaan republik indonesia
nomor 5 tahun 2018’, Jurnal Pendidikan, Teknologi dan Kejuruan,
4(2), pp. 200–207. Available at:
https://media.neliti.com/media/publications/163927-ID-kajian-
keselamatan-dan-kesehatan-kerja-b.pdf%0Ahttp://ejournal-
unisma.net.
Poli, D. et al. (2019) Benzene: Environmental exposure, Encyclopedia of
Environmental Health. Elsevier Inc. doi: 10.1016/B978-0-12-
409548-9.09582-8.
PT. Pertamina (Persero) (2017) ‘Safety Data Sheet’, Safety Data Sheet, (March),
pp. 1–10. Available at:
https://www.tribunnewswiki.com/2020/01/31/pt-pertamina-persero.
R&D Systems Europe, L. (2013) ‘TBARS assay: For the quantitative
determination of Thiobarbituric Acid Reactive Substances (TBARS)
concentrations in cell culture supernates, cell lysates, serum, plasma,
and urine.’, pp. 1–13.
Rahardjanto, H. & A. (2019) (Teori dan Aplikasi dalam Biomonitoring).
Ramana, K. V., Srivastava, S. and Singhal, S. S. (2019) ‘Lipid peroxidation
products in human health and disease 2019’, Oxidative Medicine
and Cellular Longevity, 2019, pp. 1–3. doi: 10.1155/2019/7147235.
RBP Chemical Technology (2018) ‘Safety Data Sheet RBP Chemical
Thechnology Inc : Sure Wash’, Safety Data Sheet Number : J5117,
pp. 1–6. Available at:
https://shrinkwrapcontainments.com/Images/media/SDS Shrink
Film.pdf.
Redjeki, S. (2016) Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Pusdik SDM Kesehatan.
44
https://www.researchgate.net/publication/308898341%0AKadar.
Tesoro Refining & Marketing Co. (2011) ‘Material Safety Data Sheet: Naphtha’,
pp. 1–8. Available at:
https://www.collectioncare.org/MSDS/naphthamsds.pdf.
The National Center for Environmental Assessment-Whashington Divison (2010)
Toxicological Review of, Review Literature And Arts Of The
Americas. doi: http://www.epa.gov/iris/toxreviews/0070tr.pdf.
Titiek, B. (2018) BIOMARKER TOKSISITAS PAPARAN LOGAM TINGKAT
MOLEKULER.
Triandani, K. (2018) ‘Perbandingan Kadar Gula Darah Sewaktu dan Indeks Masa
Tubuh Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran USU Angkatan 2018
Sebelum dan Sesudah Perkuliahan Semester Awal (skripsi)’.
Tualeka, A. R. et al. (2020) ‘Relationship of Benzene Concentration, ECR
Benzene, Malondialdehyde, Glutathione, and DNA Degeneration in
Shoe Industrial Workers in Osowilangun, Indonesia’, Dose-
Response, 18(2), pp. 1–6. doi: 10.1177/1559325820921023.
Uzma, N., Kumar, S. S. and Hazari, M. A. H. (2010) ‘Exposure to benzene
induces oxidative stress, alters the immune response and expression
of p53 in gasoline filling workers’, American Journal of Industrial
Medicine, 53(12), pp. 1264–1270. doi: 10.1002/ajim.20901.
World Health Organization (2011) ‘Biomarkers & Human Biomonitoring’,
Training for the Health Sector, pp. 1–35. Available at:
http://www.who.int/ceh/capacity/biomarkers.pdf.
Yustika, A. R., Aulannia’am and Prasetyawan, S. (2013) ‘Kadar malondialdehid
(mda) dan gambaran histologi pada ginjal tikus putih (’, Student
Journal, 1(2), pp. 222–228.
46
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa adanya tekanan
pihak manapun
Surabaya, ..........................
Peneliti Responden
47
No Responden :
Hari/tanggal wawancara :
Pewawancara :
A. Karakteristik Responden
1 Nama :
2 Usia : .. tahun
3 Tempat tanggal lahir :
4 Jenis Kelamin :
5 Pendidikan : 2.7 SD
2.8 SMP
2.9 SMA
2.10 Perguruan Tinggi
6 Tinggi Badan (TB) : .. cm
7 Berat Badan : .. Kg
8 Bagian/Posisi :
B. Tingkat Paparan
1 Berapa Lama Anda telah bekerja di : ... hari/minggu/bulan/tahun
industri percetakan CV Kato Surabaya?
2 Berapa lama rata-rata Anda bekerja : .. jam
dalam sehari?
3 Berapa lama waktu istirahat Anda? : ... jam
4 Berapa hari Anda bekerja dalam : ... jam
seminggu?
5 Apakah Anda tetap bekerja pada hari :
libur/libur nasioanl?
C. Pola Aktivitas
1. Apakah Anda perokok aktif atau bukan?
a. Iya
b. Tidak
Jika jawaban Ya
a. Berapa batang rokok per hari? ... batang
b. Sudah berapa lama Anda merokok? ... tahun