Oleh :
ALDONA REGITHA PRAMESWARI
NIM : 2020030176
i
PROPOSAL
Oleh :
ALDONA REGITHA PRAMESWARI
NIM : 2020030176
ii
SURAT PERNYATAAN
Saya Bersumpah Bahwa Proposal Ini Adalah Hasil Karya Sendiri Dan Belum
Pernah Dikumpulkan Oleh Orang Lain Untuk Memperoleh Gelar Dari Berbagai
Jombang, 2022
Yang Menyatakan
Ttd
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Hari :
Tanggal : 2022
Oleh
Pembimbing I
Pembimbing II
iv
PENETAPAN PANITIA PENGUJI PROPOSAL
PANITIA PENGUJI
Mengetahui
Ketua STIKES HUSADA Ka. Prodi Sarjana Keperawatan STIKES
Jombang HUSADA Jombang
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan bimbingan-
Nya kami dapat menyelesaikan propsal dengan judul “hubungan kebiasaan
merokok suami dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di Ruang
Perinatologi RSUD Grati Kabupaten Pasuruan”.
Bersama ini perkenankan saya ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya dengan hati tulus kepada yang terhormat:
1. drg. Dyah Retno Lestari, M.Kes , Selaku Kepala Ruang Perinatologi RSUD
Grati Kabupaten Pasuruan.
2. Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes., MM, Selaku ketua STIKES Husada Jombang
yang telah memberikan dukungannya yang hingga terselesaikannya studi kasus
ini.
3. Sylvie Puspita., S.Kep.,Ns.,M.Kep, Selaku Kepala Prodi Sarjana Keperawatan
STIKES Husada Jombang.
4. …Ditambahkan ketua penguji
5. Vendi Eko Kurniawan,S.Kep.,Ns.M.Kes, Selaku Pembimbing I yang telah
membimbing saya.
6. Gevi Meliya Sari,S.Kep.,Ns.M.Kes, Selaku Pembimbing II yang telah
membimbing saya.
7. Para bapak/ibu dosen di STIsKES Husada Jombang, atas semua masukan yang
telah diberikan.
8. Keluarga saya yang telah memberikan dukungan baik moral maupun materiil.
9. Teman – teman mahasiswa di STIKES Husada Jombang atas saran dan
kritiknya.
10. Serta pihak – pihak lain yang telah membantu hingga terselesaikannya studi
kasus ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala bantuan yang
diberikan dan semoga karya tulis ini berguna bagi diri kami sendiri maupun pihak
lain yang memanfaatkannya.
Pasuruan, 2022
Peneliti
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul Depan...................................................................................... i
Halaman Sampul Dalam...................................................................................... ii
Halaman Pernyataan............................................................................................ iii
Halaman Persetujuan........................................................................................... iv
Halaman Penetapan Panitia Penguji.................................................................... v
Halaman Kata Pengantar...................................................................................... vi
Daftar Isi.............................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................... 5
vii
4.5 Instrumen penelitian........................................................................ 36
4.6 Lokasi dan waktu penelitian............................................................ 36
4.7 Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data.............................. 36
4.8 Cara analisa Data............................................................................. 37
4.9 Masalah etik..................................................................................... 39
4.9.1 Informd consent..................................................................... 39
4.9.2 Anonimity.............................................................................. 39
4.9.3 Confidentiality....................................................................... 39
viii
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN
Daftar Singkatan :
MH : Magister hukum
M.Kep : Keperawatan
ix
DAGTAR LAMBANG
% : Persen
< : Kurang
x
11
BAB I
PENDAHULUAN
merokok, dan perokok pasif adalah seseorang yang tidak memiliki kebiasaan
merokok, namun terpaksa harus mengisap asap rokok yang dihembuskan oleh
orang lain yang kebetulan ada didekatnya. Meskipun perokok pasif tidak
merokok, tetapi perokok pasif memiliki resiko yang sama dengan perokok
premature atau bayi lahir cukup bulan, tetapi berat badan kurang dari normal
(Aulia, 2010). Bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir
dengan berat badan kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa
kehamilan.
disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan
(usia kehamilan 38 minggu), tetapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil
ketimbang masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Bayi yang
lahir dari lingkungan perokok, rata-rata 200 gram lebih ringan dari bayi non
perokok. Selain ibu perokok, ayah yang merokok juga berhubungan dengan
sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup. Dalam 1 tahun, sekitar 86.000 bayi usia
Di rumah sakit pusat rujukan sekitar 15-20% bayi dilahirkan dengan berat
BBLR didunia yaitu 15,5% atau sekitar 20 juta bayi yang lahir setiap
tahun.Di Jawa Timur pada tahun 2016 menunjukkan bahwa dari 4.957
persalinan, terdapat sebanyak 478 kasus (9,64%) kejadian BBLR, pada tahun
2019 meningkat menjadi 482 kasus (9,67%) dari 4.984 persalinan (Depkes
RI, 2020). Untuk Kabupaten Pasuruan tahun 2018, terdapat 2.646 persalinan,
167 kasus (6,31%) merupakan kejadian BBLR, pada tahun 2014 dari 1.699
Sedangkan pada tahun 2018 terdapat 1.735 persalinan, dimana terdapat 168
kelahiran pada tahun 2019, dan terdapat 101 bayi (17,50%)dengan kasus
BBLR dari 577 kelahiran pada tahun 2020 sampai dengan bulan September
(RSUD Grati, 2020). Pada kasus BBLR ada beberapa factor yang
mempengaruhi yaitu dari factor ibu, keadaan social ekonomi, sebab lain,
Ibu perokok pasif memiliki kesamaan dengan perokok aktif, meskipun secara
langsung tidak merokok. Namun ibu perokok pasif mempunyai dampak yang
nikotin dan karbon monoksida (Aulia, 2019). Zat nikotin dan karbon
monoksida yang beredar dalam tubuh bumil diserap oleh bayi saat masih
dan nutrisi yang mengalirke dalam tubuh ibu hamil (bumil). Akibatnya, janin
akan menerima asupan nutrisi dan oksigen dalam jumlah yang sedikit
sehingga berisiko tinggi melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah
oleh darah. Semakin banyak karbon monoksida dalam darah bayi, maka akan
semakin rendah berat badan bayi saat kelahiran. Zat kimia yang terisap dari
sel yang dihasilkan baik dalam tubuh bayi maupun dalam otak. Nikotin
menjadikan pembuluh darah mengerut dan oleh karena itu mengurangi suplai
mempengaruhi bahkan menghambat proses aliran darah dari ibu kepada janin,
hingga memasuki masa persalinan, dan menyebabkan bayi lahir dengan berat
Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi dengan Berat
14
ibu merokok, dan radiasi udara dilingkungan (Proverawati, dkk., 2019). Salah
satu upaya menurunkan terjadinya Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah
(Proverawati, dkk., 2019). Calon ibu sebaiknya berhenti merokok saat hamil,
sehingga resiko pada dirinya dan bayi dapat dihindari. Begitu juga dengan ibu
“Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah Apakah ada hubungan
kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR)
kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR)
Pasuruan.
a. Bagi perawat
b. Bagi responden
c. Bagi peneliti
rendah (BBLR).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang tengah dibakar adalah 90 derajat Celcius untuk ujung rokok yang dibakar
dan 30 derajat Celcius untuk ujung rokok yang terselip diantara bibir perokok
(Istiqomah, 2019).
yang diterima, baik stimulus internal maupun stimulus ekternal. Seperti halnya
perilaku lain; kebiasaan merokok pun muncul karena adanya faktor internal
terpengaruh oleh teman sebaya). Sari dkk (2019) menyebutkan bahwa kebiasaan
sebagai suatau kebiasaan atau ketagihan, tetapi dewasa ini merokok disebut
penggunaan tembakau yang menetap, biasanya lebih dari setengah bungkus per
17
18
hari, dengan adanya tambahan ditres yang disebabkan oleh kebutuhan akan
diukur melalui intensitas merokok, waktu merokok, dan fungsi merekok dalam
(2019), rokok aktif adalah asap rokok yang berasalah dari isapan perokok atau
asap utama pada rokok yang dihisap (mainstream). Dari pendapat di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa perokok aktif (active smoker) adalah orang yang
merokok dan langsung menghisap rokok serta bisa mengakibatkan bahaya bagai
kesehatan diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Perokok pasif adalah asap
rokok yang dihirup oleh seseorang yang tidak merokok (pasive smoker). Asap
rokok merupakan polutan bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Asap rokok
lebih berbahaya terhadap perokok pasif daripada perokok aktif. Asap rokok
terutama di tempat tertutup. Asap rokok yang dihembuskan oleh perokok aktif dan
terhirup oleh perokok pasif, lima kali lebih banyak mengandung karbon
monoksida, empat kali lebih banyak mengandung tar dan niotin (Wardoyo, 2018).
Rokok merupakan salah satu zat adiktif, yang bila digunakan dapat
Berdasarkan PP No. 19 tahun 2003, diketahui bahwa rokok adalah hasil olahan
lainnya, atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa
19
bahan tambahan.
Rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar
dengan atau tanpa bahan tambahan (PP No 19 dalam Sarafino, 2019). Rokok
adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 milimeter
daun-daun tembakau yang telah dicacah (Jaya, 2019). Rokok biasanya dijual
dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan
misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung walaupun pada kenyataannya itu
hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi (Gondodiputro dalam Sarafino, 2018).
namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi perokok sendiri
(Fajar dalam Valleria, 2018). Asap rokok mengandung ribuan zat kimia, atau
komponen asap, juga disebut sebagai “emisi asap”. Komponen asap yang paling
luas dikenal adalah tar, nikotin, dan karbonmonoksida (CO). Selain zat-zat ini,
hingga saat ini lebih dari 7,000 zat kimia telah diketahui terkandung dalam asap
seperti kanker paru, penyakit jantung, dan emfisema (Triswanto, 2019). Rokok
adalah suatu zat yang dapat mempengaruhi keadaan psikologis seseorang. Pada
perkembangan fisik. Bahkan ini diperparah jika, seorang wanita hamil mengisap
rokok, yang dapat mempengaruhi secara langsung perkembangan fisik janin yang
dikandungnya. Merokok ada dua macam, baik perokok aktif maupun pasif.
Seorang istri yang hamil misalnya, akan selalu menjadi perokok pasif dari suami
yang menjadi perokok aktif. Perokok pasif adalah mereka yang tidak merokok
tetapi menghisap ETS (Environmental Tobacco Smoke). ETS adalah asap rokok
utama dan asap rokok sampingan yang dihembuskan kembali oleh perokok. Bagi
orang yang tidak merokok, asap rokok selalu tidak menyenangkan, berbau,
mengiritasi hidung dan mata. Risiko menghirup asap rokok orang lain tidak
sebesar menghirup asap rokok sendiri, tetapi risikonya tetap bermakna (Trim,
2019).
gengsi pekerjaan.
Menurut Sarafino cit Aulia (2010) bahwa ada tiga faktor yang
a. Faktor Sosial
ketergantungan atau dengan kata lain tidak bias hidup sendiri. Sebagai
atau bekerja diantara orang perokok maka kemungkinan besar dia akan
b. Faktor Psikologis
mudah dan efektif dan rokok itulah yang dijadikan pilihan untuk
c. Faktor Farmakologis
Salah satu zat yang terdapat dalam rokok adalah nikotin yang
(Jaya, 2019).
rasanya tidak enak bila sehari saja tidak merokok. Oleh karena itu, ia
(Aulia, 2019).
oleh orang lain yang kebetulan ada didekatnya. Meskipun perokok pasif
memiliki resiko yang sama dengan perokok aktif dalam hal terkena
kanker) dan 4.000 partikel lain yang ada pada asap rokok (Aulia, 2018).
23
Selain perokok aktif dan perokok pasif masih ada tipe-tipe perokok
d. Perokok berat, yaitu merokok lebih dari satu bungkus setiap hari.
yang sama dengan perokok aktif dalam hal terkena penyakit yang
disebabkan oleh rokok. Berbagai studi bahwa perokok pasif memiliki resiko
ginjal, kanker pankreas, dan kanker otak karena memperoleh nikotin dari
asap rokok.
TBC paru.
24
batang perhari dengan selang merokok lima menit setelah bangun tidur di
pagi hari.
b. Perokok berat merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan selang waktu
jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru- paru, kanker rongga
tekanan darah tinggi, impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat pada
janin.
a. Stroke
b. Impotensi
Sarafino, 2019).
c. Kanker
Sarafino, 2019).
d. Jantung
menurun karena oksigen yang ada akan diikat oleh carbon monoksida
(CO) yang dihasilkan rokok. Dalam hal ini nikotin yang berperan
26
e. Kanker Paru
Menurut POM RI bahwa satu dari sepuluh dari perokok berat akan
2019).
f. Kelainan Sperma
radang dan ini pada akhirnya akan menimbulkan ketulian (Bangun dalam
Sarafino, 2019).
dan paru-paru dengan perantara asap, dan sesudah itu disimpan pada selaput
paru menyebabkan orang sukar bernafas. Karena itu seorang perokok akan
2019).
setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok
1. Nikotin
Nikotin adalah zat yang dapat membuuat jantung seseorang berdebar lebih
cepat dan bekerja lebih keras. Hal ini dikarenakan nikotin bekerja meningkatkan
adrenalin. Selain itu nikotin juga membuat frekuensi dan kontraksi jantung
2. Tar
Tar adalah zat yang mengandung bahan karsinogen. Tar bersifat lengket
tersumbat.
Pb yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Satu bungkus
rokok berisi 20 batang yang habis dihisap dalam satu hari akan menghasilkan
10 ug, sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke dalam
2. Amoniak
Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen
dan hidrogen. Zat ini baunya tajam dan sangat merangsang. Racun yang
terdapat pada ammonia sangat keras sehingga jika masuk sedikit saja ke dalam
peredaran darah maka akan mengakibatkan seseorang dapat pingsan atau koma
(Sitepoe, 2019).
berwarna, tidak berbau dan tidak memiliki rasa. HCN merupakan zat yang
saluran pernapasan. Sianida adalah salah satu zat yang mengandung racun yang
29
2.2.1 Pengertian
Bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir
dengan berat badan kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa
kehamilan. Secara umum bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan
(usia kehamilan 38 minggu), tetapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil
a. Bayi kurang bulan, adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37
b. Bayi cukup bulan, adalah bayi dengan masa kehamilan mulai dari 37
c. Bayi lebih bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai dari 42
Alat tubuh bayi prematur belum berfungsi seperti bayi matur Oleh sebab itu,
Dalam hubungan ini sebagian besar kematian perinatal terjadi pada bayi-
berikut:
BBLR.
vitamin K.
d. Suhu tubuh yang tidak stabil oleh karena kesulitan mempertahankan suhu
mengurangi kelebihan air tubuh dan elektrolik dari badan dengan akibat
Karakteristik untuk bayi BBLR adalah berat badan lahir sama dengan
atau kurang dari 2.500 gram, panjang badan kurang atau sama dengan 46
cm, lingkaran dada kurang dari 30 cm, lingkaran kepala sama dengan atau
dkk., 2019). Kepala relatif lebih besar dari badannya, kulit tipis, transparan,
Tangisnya lemah dan jarang, pernapasan tidak teratur sering timbul apnea.
Bila hal ini sering terjadi dan setiap serangan lebih dari 20 detik maka
otot masih hipotonik, sehingga sikap selalu dalam keadaan kedua paha
dalam abduksi, sendi lutut dan pergelangan kaki dalam fleksi atau lurus dan
kepala mengarah ke suatu sisi. Refleks tonik-leher lemah dan refleks moro
positif. Gerakan otot jarang akan tetapi lebih baik bayi cukup bulan. Daya
isap lemah terutama dalam hari-hari pertama. Bayi yang lapar akan
tersebut tidak timbul dalam waktu 96 jam, maka harus curiga akan adanya
segera sesudah lahir dan makin bertambah jelas dalam 24-28 jam
32
berikutnya. Kulit mengkilat, licin, piting oedema dan oedema ini dapat
saraf pusat. Dalam hal ini harus dicari penyebabnya misalnya dengan
dkk., 2019).
a. Faktor ibu
tahun)
33
Rendah
tidak sah ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan bayi yang
c. Sebab lain
1. Ibu perokok
d. Faktor janin
3. Disautonomia familial
5. Aplasia pancreas
e. Faktor plasenta
3. Infark
f. Faktor lingkungan:
2. Terkena radiasi
2. Berat badan ibu yang rendah, ibu hamil yang masih remaja, kehamilan
kembar
a. Pengaturan Suhu
permukaan tubuh bayi yang relatif lebih luas, bila dibandingkan dengan
berat badan, kurang jaringan lemak di bawah kulit dan kekurangan lemak
konsumsi oksigen paling sedikit, sehingga suhu tubuh bayi tetap normal.
Bila bayi di rawat dalam inkubator, maka suhu tubuh bayi dengan berat
badan kurang dari 2 kg adalah 35 0C, dan untuk bayi dengan berat badan
selimut, lampu panas, bantalan panas dan botol air hangat, disertai
2019).
c. Mencegah infeksi
d. Penimbangan
erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan
e. Makanan bayi
terutama lipase masih kurang di samping itu kebutuhan protein 3-5 gram
perhari dan tinggi kalori (110 kal/kg/hari) oleh bayi, agar berat badan
Awasi dan hitung kebutuhan kalori bayi, mulai pemberian ASI atau susu
dengan botol 2-6 jam setelah kelahiran, mulai dengan 3-5 mL setiap
bayi menunjukkan bahwa ia dapat makan melalui botol susu dan berat
secara umum. Ibu perokok pasif memiliki kesamaan dengan perokok aktif,
mempunyai dampak yang sama terhadap janin yang dikandungnya. Hal ini
tubuh diantaranya adalah nikotin dan karbon monoksida (Aulia, 2019). Zat
nikotin dan karbon monoksida yang beredar dalam tubuh bumil diserap oleh
bayi saat masih dalam kandungan. Keduanya zat tersebut memiliki efek
memperkecil kadar oksigen dan nutrisi yang mengalirke dalam tubuh ibu
hamil (bumil). Akibatnya, janin akan menerima asupan nutrisi dan oksigen
dalam jumlah yang sedikit sehingga berisiko tinggi melahirkan bayi dengan
berat badan lahir rendah (BBLR) (Jaya, 2019). Sebagai racun, karbon
banyak karbon monoksida dalam darah bayi, maka akan semakin rendah
berat badan bayi saat kelahiran. Zat kimia yang terisap dari asap rokok akan
dihasilkan baik dalam tubuh bayi maupun dalam otak. Nikotin menjadikan
pembuluh darah mengerut dan oleh karena itu mengurangi suplai darah ke
berapapun tingkat monoksida yang ada dalam darah wanita, tetap lebih
tinggi dalam darah bayi. Sebagai racun, karbon monoksida akan mengurangi
oksigen yang dibawa oleh darah, maka akan semakin rendah berat badannya
pada saat kelahiran. Berat bayi dari wanita perokok sebesar 200 gram lebih
ringan dari bayi wanita yang tidak merokok. Merokok mengandung banyak
zat yang merugikan baik pada yang merokok dan juga balita. Kandungan
Dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok, ibu hamil yang merokok
melahirkan bayi dengan ukuran berat yang lebih kecil (Sarafino, 2018).
nikotin dan karbon monoksida kepada janinnya. Wanita hamil yang banyak
yaitu kematian, kelahiran prematur, berat badan bayi rendah, serta mudah
SIDS)(Sarafino, 2019).
dalam darah akan berkurang. Efeknya bagi janin lebih berbahaya dari pada
ibu karena janin menerima O 2 lebih sedikit. Penerimaan O 2 bagi janin yang
dan mengurangi jumlah sel yang dihasilkan baik dalam tubuh bayi maupun
tahun
Ahadina Hubungan Metode yang Hasil uij analisa uji Lokasi penelitian,
Surakarta BLR
Kejadian 0,721-1,66)
suami setelah
dikontrol riwayat
kunjungan ANC
BAB III
variabel yang akan diamati atau diukur dalam penelitian yaitu hubungan
kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR)
Faktor janin
Kejadian
BBLR
BBLR
Faktor ibu (<2500 gr)
Keterangan :
= diteliti
= tidak diteliti
42
3.2 Hipotesis
Pasuruan.
43
BAB IV
METODE PENELITIAN
dengan kejadian bayi berat lahir rendah. Penelitian case control adalah suatu
dengan cara membagi sampel menjadi dua kelompok yaitu kelompok kasus
44
45
Populasi
Semua pasien yang dirawat diruangan peri 45 responden
Sampling
Purposive sampling
Sampel
Sebagian penderita yang memenuhi kriteria inklusi
yaitu 35 responden
Desain penelitian
deskriptif korelasi
Pengumpulan data
Kuesioner
Pengolahan Data
Editing, Coding, Scoring, Tabulating,
Analisa Data
Chi square
Gambar 3.1 hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan
lahir rendah (BBLR) di Ruang Perinatologi RSUD Grati Kabupaten
Pasuruan.
4.2.1 Populasi
atau sifat yang sama, dari populasi tersebut akan diambil sampel yang
4.2.2 Sampel
Kriteria inklusi :
Kriteria eksklusi :
1. Variabel Independen
2. Variabel Dependen
Operasional Ukur
suami kencenderungan 0
menghisap rokok
yang dilakukan
dapat menimbulkan
ketergantungan.
6.Faktor dengan
lingkungan berat =
2500 gram
49
1. Bulpoin
2. Kuesioner
lengkap dan sistematik sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2018). Dalam
6. Setelah itu peneliti melakukan penilaian pada hasil skala yang di isi
oleh responden
Analisa data adalah melakukan analisa data terlebih dahulu data harus
Uji korelasi Chi square dilakukan dengan SPSS. Hasil yang diperoleh
pada analisis Chi square dengan menggunakan program SPSS yaitu α= 0,05.
Uji ini dugunakan untuk mengukur tingkat atau eratnya hubungan antara 2
variabel yang berskala interval dan interval (Hidayat, 2019). Nilai signifikan
< 0.05 maka H0 ditolak, artinya ada hubungan kebiasaan merokok suami
dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR). Dan apabila nilai
a. Editing
b. Coding
Peneliti mencatat coding sesuai dengan data yang didapat pada masing-
masing responden.
c. Scoring
yang digunakan dalam penelitian serta berisikan nilai atau skor tertinggi
Kebiasaan merokok
Kejadian BBLR
d. Tabulating
dan jika responden tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak
responden.
53
nama, subjek pada lembar pengumpulan data diisi oleh subjek, lembar
4.9.3 Confidentiality(Kerahasiaan)
hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, A. 2077. Metode Penelitian Kebidanan & Tehnik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika.
Dinkes Kota Kendari, 2015. Profil Kesehatan Kota Kendari. Kendari: Dinkes
Prov. Sultra.
Kemenkes RI, 2018. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010. Jakarta: Kemenkes RI
Pantiawati, I., 2017. BBLR: Berat Badan Lahir Rendah. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Proverawati, A. dan Cahyo Ismawati. 2018. BBLR: Berat Badan Lahir Rendah.
Yogyakarta: Mulia Medika.
Sari, dkk. 2017. Empati dan Perilaku Merokok di Tempat Umum. Jurnal
Psikologi. Jakarta.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian. Bandung: CV. Alfa Beta.
54
LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth.
Responden
Di UOBF Puskesmas Grati
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah Mahasiswa Program Study
S1 Keperawatan STIKES Husada Jombang:
Pasuruan, 2022
Hormat saya
kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di
dan memutuskan untuk berperan serta dalam penelitian ini secara sadar dan
Pasuruan, 2022
Peneliti Responden
LEMBAR KUESIONER
Identitas ayah
1. Nama ayah :
2. Umur :
Identitas ibu
1. Nama ibu :
2. Umur :
Pertanyaan :
Ya Tidak
< 5 batang/hari
5-10 batang/hari
>10 batang/hari
< 3 tahun
3-5 tahun
>5 tahun
Ya Tidak