Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN PADA


NY. S.A USIA 36 TAHUN G3P2A0 HAMIL 40 MINGGU 3 HARI
DI KLINIK ALYSSA MEDIKA
TAHUN 2022

Disusun Oleh:
TRIA ISHMA ROSITA
2215901005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

Telah disahkan Laporan Kasus sebagai Salah Satu Persyaratan dalam penyelenggaraan
Praktik Stase Asuhan Kebidanan pada Persalinan dan BBL Program Studi Pendidikan
Profesi Bidan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Tangerang Tahun
2022/2023.

Tangerang, 28 Desember 2022

Mengetahui:

Pembimbing Stase Pembimbing Lahan /CI

(Murni Lestari, M.Keb) (Catur Erty Suksesty, M.Keb)

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan kasus pada Stase Asuhan Kebidanan pada Persalinan
dan BBL, Penulisan laporan ini dalam rangka menerapkan tugas mata kuliah Asuhan
Kebidanan pada Persalinan dan BBL yang merupakan salah satu mata kuliah yang harus
dilalui dalam proses pendidikan profesi bidan. Dalam penyusunan laporan kasus ini penulis
banyak mendapatkan bantuan, bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Imas Yoyoh, M.Kep., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas


Muhammadiyah Tangerang

2. Catur Erty Suksesty, M.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Tangerang dan selaku pembimbing lahan
3. Murni Lestari, M.Keb selaku Dosen Pembimbing Institusi

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan dengan demikian penulis sangat mengharapkan petunjuk dan saran serta kritik
dari berbagai pihak. Akhir kata semoga hasil laporan ini memberikan manfaat yang berguna
bagi yang membutuhkannya.

Tangerang, 28 Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................5
C. Tujuan............................................................................................................................5
D. Manfaat..........................................................................................................................6
BAB II LAPORAN KASUS....................................................................................................7
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................................18
A. Pengkajian Data..........................................................................................................18
B. Assessment (Menegakan Diagnosis & Masalah, Diagnosa & Masalah Potensial,
dan Tindakan Segera Jika Dibutuhkan)...................................................................19
C. Penatalaksanaan Dan Rasionalisasi Asuhan Kebidanana Pada Ibu Bersalin......21
BAB IV KESIMPULAN........................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................30
LAMPIRAN............................................................................................................................31

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka kematian merupakan indikator keberhasilan sistem pelayanan kesehatan suatu
negara. Sedangkan Angka Kematian Ibu (AKI) adalah indikator dalam obstetri. Sekitar
800 wanita meninggal setiap hari disebabkan oleh hal yang berkaitan dengan kehamilan
dan persalinan. WHO memperkirakan 15.000 dari sekitar 4,5 juta wanita melahirkan di
Indonesia mengalami komplikasi yang menyebabkan kematian (WHO, 2012) Menurut
ketua komite Ilmiah International Conference on Indonesia Family Planning and
Reproductive Health (ICIFPRH), Meiwita Budhiharsanam hingga tahun 2019 AKI
Indonesia masih tetap tinggi, yaitu 305 per 100.000 kelahiran hidup. Hal ini tidak sesuai
dengan target yang ingin di capai dalam Sustainable Develoment Goals in numbers
(SDGs) 2015 - 2030 adalah mengurangi AKI hingga dibawah 70 per100.000 KH.
Usia Ibu hamil >35 tahun dapat mengalami komplikasi seperti Ketuban Pecah Dini
(KPD), hipertensi, partus lama, partus macet dan perdarahan post-partum dikarenakan
organ jalan lahir sudah tidak lentur memungkinkan mengalami penyakit dan reproduksi
wanita sudah mengalami penurunan kemampuan untuk bereproduksi. Kejadian
kehamilan risiko tinggi dipengaruhi oleh umur dan paritas. Kehamilan risiko tinggi
mayoritas berumur ≥35 tahun. Menurut penelitian usia ≥35 tahun kemungkinan 2,954
kali mengalami komplikasi persalinan (Widyasih, 2015). Seringnya terjadi kematian pada
saat persalinan disebabkan karena perdarahan, terlalu muda, terlalu tua dan terlalu
banyak. Kondisi ini kemudian didukung oleh adanya terlambat mengenali tanda–tanda,
terlambat mencapai tempat pelayanan dan terlambat mendapat pertolongan (Hapsari,
2014).
Ibu hamil multigravida (melahirkan ≥2 kali) dan grandemultipara (melahirkan ≥5
kali) termasuk golongan risiko tinggi, karena banyaknya kemungkinan timbulnya
kesulitan–kesulitan (Nugraheni, 2014). Maka perlu dilakukan upaya optimal untuk
mencegah atau menurunkan frekuensi Ibu hamil yang berisiko tinggi dan penanganannya
perlu segera dilakukan untuk menurunkan angka kematian Ibu dan anak (Qudriani,
2014). Faktor yang berperan penting untuk mengurangi angka kematian maternal antara
lain, persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih dan pelayanan yang baik ketika
persalinan (Pratiwi, 2018).
Untuk menangani rendahnya cakupan penanganan komplikasi Ibu hamil oleh petugas
kesehatan tersebut, maka pemerintah mencanangkan Program Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dalam rangka menurunkan AKI akibat komplikasi
kehamilan dan persalinan karena dengan dilakukan P4K dapat mendeteksi secara dini
tanda bahaya atau Ibu hamil dengan risiko tinggi dan dilakukan persiapan persalinan

4
(Asriyani, 2015).
Timbulnya berbagai permasalahan yang terjadi saat persalinan, pemerintah selalu
berupaya menurunkan AKI dengan melakukan perluasan pelayanan kesehatan berkualitas
melalui upaya pelayanan obstetrik yang komprehensif (Kemenkes RI, 2013).
Persalinan sampai saat ini masih merupakan masalah dalam pelayanan kesehatan. Hal
ini diakibatkan pelaksanaan dan pemantauan yang kurang maksimal dapat menyebabkan
Ibu mengalami berbagai masalah, bahkan dapat berlanjut pada komplikasi. Dalam
melakukan asuhan kebidanan Ibu bersalin yaitu memberikan pelayanan
berkesinambungan, berfokus pada aspek pencegahan terjadinya komplikasi terhadap Ibu
bersalin, pertolongan persalinan normal serta melakukan deteksi dini kasus-kasus rujukan
apabila dibutuhkan rujukan Ibu (Indriyani, 2016).
Secara umum AKI di Indonesia terjadi penurunan selama periode 1991-2015 dari 390
menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup, tetapi angka tersebut masih jauh dari target
global Millennium Development Goals (MDGs) yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2015 (Kemenkes, 2019). Di Kabupaten Lebak angka kematian ibu tahun 2021
belum di publish, namun berdasarkan jumlah didapat angka sebanyak 43 kasus sepanjang
tahun 2020, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 35 kasus.,dengan
kelas usia kematian ibu terbanyak berada pada usia 20- 34 tahun ( 29 kasus dari total
kematian 35 kasus), dan berdasarkan waktu terjadinya kematian terbanyak pada kasus
masa persalinan ( 16 kasus dari total kematian 35 kasus) ( Profil Kesehatan Kabupaten
Lebak Tahun 2021).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas maka mahasiswa tertarik untuk mengetahui
Asuhan Kebidanan Persalinan pada Ny. S.A Usia 36 tahun G3P2A0 hamil 40 Minggu 3
Hari janin tunggal hidup intrauteri di Klinik Alyssa Medika Ciledug tahun 2023.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menganalisis kasus dari pengkajian, menegakan diagnosa,
melakukan asuhan kebidanan dengan benar dan tepat sesuai teori yang
berhubungan dengan asuhan kebidanan ibu bersalin
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian berdasarkan fakta yang didapatkan
dan dibandingkan teori tentang asuhan kebidanan pada Ibu Bersalin

b. Mahasiswa mampu:

5
1) Menegakan diagnosis dan menentukan masalah,
2) Membuat diagnose dan masalah potensial,
3) Melakukan tindakan segera jika di butuhkan pada kasus ibu bersalin.
c. Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan membuat rasionalisasi dan
mengevaluasi asuhan yang di berikan pada kasus ibu bersalin
d. Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan sesuai diagnosis dan
masalah yang didapatkan pada ibu bersalin
e. Mahasiswa mampu mengevaluasi terhadap asuhan yang telah diberikan pada
ibu bersalin

D. Manfaat
1. Menambah wawasan dalam menganalisis kasus dari pengkajian, menegakkan
diagnosa, merencanakan dan melakukan tindakan serta mengevaluasi Asuhan Ibu
Bersalin
2. Menambah pengalaman serta dapat memberikan Asuhan pada Ibu Bersalin

6
BAB II
LAPORAN KASUS

Asuhan Kebidanan Pada Persalinan


No Reg : 370/XII/2022
Nama Pengkaji : Tria Ishma Rosita
Hari/tanggal : Rabu, 28 Desember 2022
Waktu Pengkajian : 10..00 WIB
Tempat Pengkajian : Klinik Alyssa Medika

DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Jenis identitas Istri Suami
Nama Ny. S.A Tn. S
Umur 36 tahun 37 Tahun
Suku/ bangsa Sunda / Indonesia Sunda / Indonesia
Agama Islam Islam
Pendidikan SMK SMK
Pekerjaan Mengurus Rumah Tangga Karyawan swasta
Dusun segaran 08/02, Batu Dusun segaran 08/02, Batu
Alamat
jaya jaya

2. Quick Cek
Hasil
No Jenis Quick Cek Keterangan
Ya Tidak
1 Sakit kepala hebat ✓
2 Gangguan penglihatan ✓
3 Pembengkakan pada wajah dan tangan ✓
4 Nyeri abdomen (epigastrium) ✓
5 Mual dan muntah berlebihan ✓
6 Pergerakan janin tidak seperti biasa ✓
7 Pengeluaran pervagina √ Keluar lendir dan
darah

3. Keluhan Saat Ini


Pada tanggal 28 Desember 2023 pukul 10.00 pasien mengatakan mules dan perut
kencang-kencang sejak jam 05.00 subuh, keluar lender darah dan belum keluar air-air.

4. Riwayat Kehamilan Saat Ini


 HPHT : 16- 03 - 2022
 Siklus haid : 28 Hari, Teratur

7
 Taksiran waktu persalinan : 23 -12 - 2022
 Pemakaian obat dan jamu-jamuan : Tidak
 Gerakan janin pertama kali : saat usia kehamilan 16 minggu
 Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : sampai saat ini
 Kekhawatiran berkaitan dengan kehamilan : Cemas karena sudah lewat taksiran
persalinan tapi belum melahirkan.

5. Riwayat Obstetric
Temp Jenis Riwayat
Tanggal Penolo Penyul J P Ket
UK at partu BB Menyus
Partus ng it K B
Partus s ui
10 tahun Cuku PMB Norm Bidan Tidak L 300 47 2 tahun Hidu
p al ada 0 c p
bulan Gra m
m
7 tahun Cuku PMB Norm Bidan Tidak L 290 48 1 tahun Hidu
p al ada 0 c p
bulan Gra m
m
Hamil
ini

6. Riwayat Kesehatan
Hasil
No Jenis Ket
Ada Tidak ada
1 Jantung ✓
2 Hipertensi ✓
3 DM ✓
4 Asma ✓
5 Hepatitis ✓
6 IMS/ HIV ✓
7 TBC ✓
8 Ginjal kronis ✓
9 Malaria ✓
10 Epilepsi ✓
11 Kejiwaan ✓
12 Kelainan kongenital ✓
13 Alergi obat / makanan ✓
14 Kecelakaan ✓
15 Tranfusi darah ✓
16 Golongan Darah ✓ Gol.O
17 Riwayat Operasi ✓

8
18 Obat rutin yang dikonsumsi ✓
19 Thalasemia dan gangguan hematologi ✓

7. Riwayat Imunsasi TT
TT I : kehamilan pertama
TT II : kehamilan kedua
TT III : kehamilan kedua
TT IV :-
TT V :-
8. Riwayat Kontrasepsi
 Kontrasepsi yang pernah digunakan : Suntik 3 bulan dan pil
 Kontrasepsi terakhir sebelum hamil : Suntik 3 bulan selama 3 tahun
 Keluhan dalam penggunaan kontrasepsi : Tidak ada
9. Riwayat Sosial Ekonomi
 Usia pertama kali menikah : 20 tahun
 Status perkawinan : Menikah ke-1
 Respon ibu dan keluarga kehamilan dan kesiapan persalinan : Sangat baik
 Dukungan keluarga : Ada
 Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami
 Kebiasaan / pola makan dan minum :
Makan:
- Frekuensi : 3 Kali.
- Porsi : Sedikit
- Menu : Nasi, Sayur, lauk
- Nafsu makan : Berkurang
Minum: 5-6 gelas perhari
 Kondisi rumah : Bersih
 Kebiasaan merokok, obat-obatan dan alkohol : Tidak pernah
 Beban kerja dan aktivitas sehari-hari : Normal
 Seksualitas frekuensi : Normal
 Kekerasan dalam rumah tangga : Tidak ada
 Tempat dan petugas Kesehatan yang diinginkan untuk persalinan : Puskesmas
 Keinginan ibu memberikan ASI eksklusif : Ya
 Rencana ibu memberikan ASI : 2 Tahun

DATA OBJEKTIF

9
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Kesadaran emosi : stabil
4. TB : 160 cm
5. BB sebelum hamil : 60kg
6. IMT : 27,2
7. BB saat hamil : 68 kg
8. Tanda vital
 TD : 139/87 mmHg
 HR : 86 x/m
 RR : 24x/m
 Temp : 36,5⁰ C
9. Head to toe
 Wajah : Agak pucat, tidak ada oedem, tidak ada cloasma
 Kepala : Kepala bersih, rambut hitam dan tidak berbau
 Mata : Simetris, konjungtiva agak pucat, sklera putih (tidak ikhterik)
 Hidung : Bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada polip
 Mulut : Bersih, tidak berbau, gigi tidak ada karies, tidak ada sariawan
 Telinga : Bersih, Tidak ada serumen
 Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
 Payudara : Tidak ada benjolan, areola bersih, puting susu menonjol
 Abdomen : Tidak terdapat luka bekas operasi, terdapat linea nigra.
- TFU : 32 cm TBJ (30-11) x 155 = 3255 gram.
- Leopod I : Teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong)
- Leopod II : Bagian kanan teraba keras memanjang seperti papan
(punggung). Bagian kiri teraba seperti bagian-bagian kecil (ekstermitas).
- Leopod III : Bagian terendah teraba bulat, keras (kepala)
- Leopod IV : kepeala sudah masuk PAP
- His : 3/10’15’’
- DJJ : 142x/menit kuat teratur

 Ekstremitas : Simetris, tidak ada oedem, varises dan kekakuan sendi, tidak
ada pembengkakan
 Anogenital
- Tukak/ luka : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Varises : Tidak dilakukan
- Kelenjar scene : Tidak dilakukan

10
- Kelenjar bartolini : Tidak dilakukan
- PD/VT (Vaginal Toucher)
 Vulva Vagina :Tidak ada kelainan
 Porsio : Tebal Lunak
 Pembukaan : 7 cm
 Ketuban : Utuh
 Presentasi : Kepala
 Posisi : UUK belum teraba
 Penyususpan : tidak teraba
 Penurunan :HI
- Haemoroid : Tidak ada haemoroid
 CVAT : nyeri ketuk, kanan (-) kiri (-)
 Refleks patella : kanan (+) kiri (+)
10. Pemeriksaan Penunjang
 Golongan darah : O/Rh+
 HB : 11.2 g/dl, lekotit 10430/dl, hematokrit 35,6%
 Glukosa sewaktu : 94
 HBsAg : Non Reaktif
 HIV : Non Reaktif
 Sifilis : Non Reaktif
 SARS-Cov-2 Antibody : IgG Non Reaktif, IgM Non Reaktif
 Protein Urine : Negatif (-)
 Ultrasonografi : Dilakukan tanggal 23 Desember 2022 menunjukan
janin
tunggal hidup Intrauteri

ASSESSEMENT
Ny. S.A usia 36 tahun G3P2A0 Hamil 40 Minggu 3 Hari janin tunggal hidup intra uteri
presentasi kepala inpartu kala I fase Aktif

PENATALAKSANAAN
Tanggal: 28 Desember 2022 Pukul: 10.00 WIB
1. Beritahu hasil pemeriksaan, (Klien sudah tahu hasil pemeriksan yang dijelaskan oleh
bidan, Ibu sudah diberitahu hasil pemeriksaan)
2. Mengobservasi KU, TTV dan kemajuan persalinan setiap 4 jam dan jika ada indiksi
(KU, TTV dan kemajuan persalinan sudah diobservasi setiap 4 jam sekali dan atau jika
ada indikasi)

11
3. Mengobservasi DJJ dan His setiap 30 menit, (DJJ dan His sudah diobservasi setiap 30
menit)
4. Menganjurkan ibu teknik relaksasi yang benar dengan cara pada saat mules, ibu
menarik nafas panjang dan keluarkan perlahan lewat mulut, Ibu sudah mengerti saat
ada his harus relaksasi, (Ibu sudah di anjurkan teknik relaksasi)
5. Mengajarkan ibu tentang teknik meneran. Posisi ibu berbaring Setengah duduk (semi
fowler), tekuk lutut, buka kaki, peluk paha dengan kedua tangan dengan cara
melingkarkan tangan ke bawah paha sampai siku, kemudian tarik paha ke arah dada,
(Ibu sudah diajarkan meneran yang baik dan benar oleh Bidan )
6. Menyiapkan alat-alat pertolongan persalinan dan menyiapkan pakaian ibu dan bayi,
Peralatan dan obat-obatan untuk persalinan sudah dipersiapkan, (Peralatan untuk
persalinan sudah disiapkan, baju bayi serta baju untuk ibu juga udah di siapkan)
7. Merencanakan periksa dalam 4 jam kemudian atau apabila ada indikasi

SOAP KALA II
Nama Pengkaji : Tria Ishma Rosita
Hari/tanggal : Rabu, 28 Desember 2022
Waktu Pengkajian : 11.50 WIB
Tempat Pengkajian : Klinik Alyssa Medika

DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan mules semakin sering dan lama, merasa keluar air-air dari jalan lahir, merasa
lendir dan darah keluar semakin banyak dan sudah ingin mengedan

DATA OBJEKTIF
KU Baik, TD 120/80 mmhg, N 83 x/menit, R 22 x/menit, S 36,5℃. Pemeriksaan abdomen:
DJJ : positif teratur 145x/menit, his 5x10’45” pada pemeriksaan inspeksi: keluar air-air
seperti air beras, tampak vulva membuka dan perineum menonjol. pemeriksan dalam: vulva
vagina tidak ada kelainan, portio tidak teraba, pembukaan lengkap, selaput ketuban negatif,
presentasi kepala, ubun-ubun kecil kanan depan, tidak ada molase, penurunan kepala Hodge
IV. (Pembukaan lengkap pada jam 12.00 WIB).

ASSESSEMENT
Ny. S.A usia 36 tahun G3P2A0 Hamil 40 Minggu 3 hari Janin Tunggal Hidup Intrauteri
presentasi kepala partus kala II

12
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah
lengkap dan ibu akan segera di pimpin persalinan,ibu dan keluarga mengerti.
2. Membantu ibu memilih posisi yang nyaman. Ibu memilih posisi semi fowler/
setengah duduk . Jelaskan pada keluarga yg mendampingi perannya untuk membantu
dan memberi dukungan semangat pada ibu
3. Mengajarkan ibu cara mengedan yang baik dan benar yaitu kepala diangkat, melihat
ke perut dan mengedan ke bawah dengan tidak bersuara dan mata terbuka ketika ada
his yang kuat dan relaksasi ketika his menghilang. Ibu mampu melakukan dengan
baik.
4. Memimpin persalinan pukul 12.00 wib. Ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk
meneran : Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinganan untuk
meneran, Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran,
Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (tidak meminta ibu
berbaring terlentang), Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi,
Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu,
Menganjurkan asupan cairan peroral, Menilai DJJ setiap setelah mengedan atau
kontraksi, (Ibu dipimpin meneran pada saat ada his)
5. Setelah kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, meletakkan
handuk/alas bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi, (Handuk/alas sudah
diletakan di atas perut ibu)
6. Meletakkan kain/alas yang bersih dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu, (Kain
sudah disipakan dibawah bokong ibu)
7. Membuka partus set, dan periksa Kembali kelengkapan peralatan dan bahan (partus
set sudah dibuka)
8. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan, (sarung tangan steril
sudah dipakai)
9. Saat kepala bayi nampak di depan vulva dengan diameter 5-6 cm/ membuka vulva,
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering,
tangan yang lain menahan belakang kepala untuk mempertahankan posisi fleksi dan
membantu lahirnya kepala, Anjurkan ibu meneran secara efektif atau bernafas cepat
dan dangkal. segera usap perlahan/ lembut muka, mulut dan hidung (kepala bayi
sudah lahir)
10. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat, ( ada lilitan tali pusat, bisa
dilonggarkan dan di lepaskan karena tali pusat cukup panjang), lanjutkan proses
kelahiran bayi
11. Setelah kepala lahir, tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan,

13
( kepala bayi sudah melakukan putaran paksi luar)
12. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang kepala bayi secara biparietal.
anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut gerakkan
kepala ke arah bawah dan distal/kearah luar hingga bahu anterior muncul di bawah
arkus pubis dan kemudian dengan lembut gerakkan ke arah atas dan distal/menarik
ke arah luar untuk melahirkan bahu posterior, (bahu posterior bayi sudah dilahirkan)
13. Setelah kedua bahu lahir, Satu tangan menyangga kepala dan bahu belakang, tangan
yang lain menelusuri lengan dan siku anterior bayi serta menjaga bayi terpegang
dengan baik.
14. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan yang ada di atas (anterior)
berlanjut ke punggung,bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki
( masukkan telunjuk diantara kedua kaki dan pegang kedua kaki dengan
melingkarkan ibu jari pada satu sisi dan jari-jari lainnya pada sisi yang lain agar
bertemu dengan jari telunjuk), (sanggah susur sudah dilakukan, bayi lahir jam 12.45
WIB).
15. Menilai bayi dengan cepat, apakah bayi cukup bulan, apakah bayi menangis kuat
dan / bernapas tanpa kesulitan, apakah bayi bergerak dengan aktif, kemudian
meletakkan bayi di atas perut ibu bila memungkinkan (Penilaian bayi sudah
dilakukan dan bayi dalam keadaan baik/ normal).
16. Segera keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala,dan bagian tubuh lainnya
( kecuali kedua tangan) tanpa membersihkan verniks, ganti handuk basah dengan kain
yang kering, pastikan bayi dalam posisi dan kondisi aman diperut bagian bawah ibu
dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya, ( tubuh bayi sudah
dikeringkan dan dibungkus dari kepala sampai kaki dengan kain bersih dan kering )
17. Periksa uterus untuk memastikan tidak adanya janin kedua ( tidak ada janin
kedua/bayi tunggal)
18. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik ( ibu
sudah diberi tahu dan siap untuk disuntik)
19. Dalam waktu 1 menit pertama setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit
intramuskuler di 1/3 distal lateral paha ( lakukan aspirasi sebelum menyuntikan
oksitosin)

20. Setelah 2 menit sejak bayi lahir ( cukup bulan), jepit tali pusat dengan klem kira-kira
2-3 Cm dari pusar bayi, gunakan jari telunjuk dan jari tengah tangan yang lain untuk
mendorong isi tali pusat ke arah ibu, dan klem tali pusat sekitar 2 cm distal dari klem
pertama
21. Pemotongan dan pengikatan tali pusat :
- Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut

14
bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.
- Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi kemudian
lingkarkan lagi benang tersebut dan ikat tali pusat dengan simpul kunci
pada sisi lainnya.atau gunakan klem cord/penjepit tali pusat
- Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan. (tali
pusat sudah dijepit dengan klem, dipotong dan di ikat).
22. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit Ibu – bayi, luruskan bahu
bayi sehingga dada bayi menempel di dada ibunya. Usahakan kepala bayi berada
diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting susu atau areola mamae
ibu,
- Selimuti Ibu – bayi dengan kain/selimut kering dan hangat, pasang
topi/penutup di kepala bayi.
- Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1
jam (bayi sdh dilakukan kontak kulit Ibu-bayi/IMD).
- Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya dengan lembut dan nyaman ( bayi
sudah diberikan pada ibunya untuk skin to skin dan IMD)

SOAP KALA III


Nama Pengkaji : Tria Ishma Rosita
Hari/tanggal : Rabu, 28 Desember 2022
Waktu Pengkajian : 12.50 WIB
Tempat Pengkajian : Klinik Alyssa Medika

DATA SUBJEKTIF
Ibu senang dan lega bayinya sudah lahir, Ibu masih merasakan mules.

DATA OBJEKTIF
K/u Baik, TD 110/90 mmhg, N 80 x/menit, R 23 x/menit, S 36,5. Palpasi abdomen: TFU 1
jari dibawah pusat, tidak ada janin kedua, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong,
pemeriksaan genetalia tampak tali pusat di depan vulva.

ASSESSEMENT
Ny. S.A Usia 36 tahun P3A0 Partus Kala III

PENATALAKSANAAN
1. Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5- 10 cm dari vulva.

15
2. Letakkan satu tangan diatas kain pada perut bawah ibu (diatas simfisis) , untuk
mendeteksi kontraksi, tangan lain memegang klem untuk menegangkan tali pusat.
3. Pada saat uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah sambal tangan yang
lain mendorong uterus kearah belakang-atas (dorso-kranial) secara hati-hati (untuk
mencegah inversion uteri), penegangan dilakukan setiap kontraksi selama 15 menit
pertama atau sampai plasenta lahir ( plasenta lahir spontan lengkap jam 12.55 WIB).

SOAP KALA IV
Nama Pengkaji : Tria Ishma Rosita
Hari/tanggal : Rabu, 28 Desember 2022
Waktu Pengkajian : 12.55 WIB
Tempat Pengkajian : Klinik Alyssa Medika

DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan merasa sangat bahagia karena bayi dan plasentanya sudah lahir, dan merasa
agak lelah dan perih di daerah vagina.

DATA OBJEKTIF
KU Baik, TD 139/90 mmHg, Nadi 86x/menit, RR 22xmenit, suhu 36,5℃. TFU 2 jari
dibawah pusat, teraba keras dan bundar, kontraksi baik, terdapat laserasi jalan lahir grade II,
kandung kemih kosong, perdarahan ± 150 cc.

ASSESSEMENT
Ny. S.A Usia 36 tahun, P3A0 Partus Kala IV , Potensial terjadi infeksi jalan lahir

PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ari-arinya sudah lahir dan ada robekan
jalan lahir grade II( ibu mengetahui ari – arinya sudah lahir dan ada robekan jalan
lahir)
2. Memberi tahu ibu akan dilakukan penjahitan robekan jalan lahir dan menjelaskan
agar ibu tidak usah takut sakit karena sebelum penjahitan akan dilakukan pemberian
suntikan anestesi terlebih dahulu agar tidak terasa sakit pada waktu penjahitan (ibu
mengerti dan siap untuk di suntik anestesi)
3. Melakukan penjahitan robekan jalan lahir dengan teknik jelujur dan subkutikuler
( penjahitan robekan jalan lahir sudah dilakukan)
4. Memberi selamat dan pujian pada ibu, (ibu merasa senang dan berterimakasih).

16
5. Merapihkan dan membersihkan tubuh ibu dan tempat bersalin dengan memakaikan
pembalut serta mengganti kain dan pakaian ibu.( Ibu sdh bersih dan merasa nyaman)
6. Mendekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5 % dan menempatkan
semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit dan mencuci
bilas peralatan, melakukan Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) dan mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir.( dekontaminasi alat dan tempat sudah dilakukan, cuci
bilas sudah dilakukan)
7. Melakukan pemantauan TTV, TFU, kandung kemih, perdarahan selama 2 jam post-
partum yaitu pada 15 menit sekali pada jam pertama dan setiap 30 menit sekali pada
jam kedua. (Hasil terlampir dalam patograf).
8. Meminta keluarga untuk memberikan ibu minum dan makan. (Ibu minum setengah
gelas teh manis dan makan sepotong roti).
9. Memberitahu ibu tanda bahaya masa nifas seperti perdarahan, sakit kepala hebat,,
demam tinggi,gangguan buang air kecil( ibu sudah tahu tanda bahaya masa nifas)
10. Mendokumentasikan dan melengkapi patograf (dokumentasi sudah dilakukan dan
partograph sudah diisi lengkap).

17
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengkajian Data
Pada pengkajian data ini, didapati hasil data subjektif pada tanggal 28 Desember
2022 diperoleh informasi dari hasil wawancara atau anamnesa pada Ny. S.A usia 36
tahun, beragama islam, kebangsaan sunda/ Indonesia, pendidikan terakhir SMK,
pekerjaan Ibu mengurus Rumah Tangga, dan suami bernama Tn. S usia 37 tahun, agama
islam kebangsaan sunda /Indonesia, pendidikan terakhir SMK. pekerjaan Karyawan
Swasta, dan suami istri ini beralamatkan di Dusun Segaran 08/02 batu jaya.
Pengkajian Kala I
Hasil pengkajian data subjektif Ibu mengatakan pada tanggal 28 Desember 2022
pukul 05.00 ibu merasa mules 2 - 3 kali dalam 10 menit semakin lama semakin sering,
disertai keluar lendir darah, jam 10.00 pasien sudah datang ke Klinik Alyssa Medika. Ibu
mengatakan mules semakin sering 3 kali dalam 10 menit, disertai nyeri pinggang
menjalar ke perut bagian bawah dan belum keluar air-air.
Hasil pengkajian data objektif : KU Baik, TD 139/87 mmhg, N 86x/menit, R
22x/menit, S 36,5. Konjungtiva Tidak Pucat,. UK 40 minggu 3 hari , Palpasi abdomen:
His: 3x10’15”, TFU : 32 cm, TBJ : 3255 gram, Leopold I: Teraba satu bagian bundar
lunak, Leopold II: Kanan : Teraba satu bagian memanjang, Kiri: Bagian terkecil janin,
Leopold III: Teraba satu bagian bundar keras, Leopold IV: belum masuk PAP DJJ:
142x/menit. pemeriksaan dalam diantaranya: vulva vagina tidak ada kelainan, portio tebal
lunak, pembukaan 7 cm, ketuban utuh, presentasi kepala, tidak ada penyusupan,
penurunan Hodge I, Pemeriksaan Penunjang: USG dilakukan tgl 23 Desember 2022
menunjukan janin tunggal hidup intrauterin.

Kala I Lanjutan
Hasil pengkajian subjektif ibu mengatakan mules semakin sering, lendir darah (+) ,
belum keluar air-air.
Data diatas menunjukan tanda gejala kala I hal ini sesuai dengan teori menurut
Praworohardjo (2000) yang mengatakan tanda gejala inpartu kala I yaitu : Kekuatan his
bertambah, makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi makin pendek
sehingga menimbulkan rasa sakit yang lebih hebat, Keluar lendir dan darah, Terdapat
pembukaan serviks.

Pengkajian Kala II

18
Hasil pengkajian data subjektif Ibu mengeluh rasa mulas semakin sering dan lama,
merasa keluar air-air dari jalan lahir, merasa lendir dan darah keluar semakin banyak dan
sudah ingin mengedan.

Hasil pengkajian data objektif KU Baik, TD 120/80 mmhg, N 85 x/menit, R 24


x/menit, S 36,3, Pemeriksaan palpasi: DJJ: positif teratur 145x/menit, kontraksi 4x’10”45
pada pemeriksaan inspeks terdiri dari: keluar air-air seperti air beras, tampak vulva
membuka dan perineum menonjol. pemeriksan dalam didapatkan : vulva vagina tidak ada
kelainan, portio tidak teraba, pembukaan lengkap, selaput ketuban negatif, presentasi
kepala, ubun-ubun kecil kanan depan, tidak ada molase, penurunan Hodge IV
(pembukaan lengkap pada pukul 12.00 wib).

Dari data diatas didapatkan hasil yang menunjukan tanda-tanda Kala II, hal ini sesuai
dengna dengan teori menurut Prawirohardjo (2012) yang mengatakan tanda gejala kala II
terdiri dari: adanyan dorongan untuk meneran, nampak vulva membuka dan perineum
menonjol, dan tekanan pada anus serta pembukaan serviks yang sudah lengkap.

Pengkajian Kala III Pukul 12.50 WIB


Hasil pengkajian data subjektif Ibu seneng dan lega bayinya sudah lahir, Ibu masih
merasakan mules.
Hasil pengkajian data objektif K/u Baik, TD 110/90 mmhg, N 88 x/menit, R 24
x/menit, S 36,5. Palpasi abdomen: TFU 1 jari dibawah pusat, tidak ada janin kedua,
kontraksi uterus bagus, uterus globuler, kandung kemih kosong, pemeriksaan genetalia
tampak tali pusat di depan vulva. Diberikan Injeksi Oksitoxin 10 unit IM, di lakukan
PTT saat ada kontraksi, plasenta lahir spontan lengkap jam 12.55 WIB

Pengkajian Kala IV
Hasil pengkajian data subjektif Ibu mengatakan merasa sangat bahagia karena bayi
sudah lahir dan lega karena ari-ari telah dikeluarkan.
Hasil pengkajian data objektif KU Baik, TD 120/80 mmHg, Nadi 84x/menit, RR
24x/menit, suhu 36,5℃ . TFU 3 jari dibawah pusat, teraba keras dan bundar, kontraksi
baik, terdapat laserasi jalan lahir grade II, kandung kemih kosong, perdarahan ± 150 cc.
Dari data diatas perlu dilakukan penjahitan robekan jalan lahir untuk mencegah
terjadinya perdarahan dan infeksi jalan lahir, observasi Kala IV yaitu hal ini sesuai
dengan teori menurut Jenny J.S. Sondakh (2013) observasi kala IV yamg dilakukan
diantaranya : tingkat kesadaran, tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu),
konraksi uterus, dan perdarahan pervaginam.

B. Assessment (Menegakan Diagnosis & Masalah, Diagnosa & Masalah Potensial,


dan Tindakan Segera Jika Dibutuhkan)

19
Berdasarkan data subjektif dan objektif di inpartu Kala I dan kala I lanjutan
ditemukan diagnosis yaitu, Ny. S.A Umur 236Tahun G3P2A0 Hamil 40 Minggu 3 Hari
janin Tunggal Hidup Intrauterin Presentasi Kepala Inpartu Kala I Fase Aktif.
Dasar fakta diagnosis yang didapat dari data subjektif yaitu: Pada tanggal 28
Desember 2022 sejak pukul 05.00 pasien mengatakan merasakan perutnya mules 2 kali
dalam 10 menit semakin lama semakin sering, disertai keluar lendir darah. Pada tanggal
28 Desember 2022 pukul 10.00 pasien tiba di Klinik Alyssa Medika, Ibu mengatakan
mules semakin sering 3 kali dalam 10 menit, disertai nyeri pinggang menjalar ke perut
bagian bawah dan belum keluar air-air. Ibu mengatakan ini kehamilan yang kedua dan
pernah keguguran, ibu mengatakan HPHT tgl. 16 Maret 2022. Dan data objektif
didapatkan Hasil pengkajian data objektif : KU Baik, TD 120/80 mmhg, N 84 x/menit, R
24 x/menit, S 36,5⁰C . Konjungtiva Tidak Pucat,. UK 40 Minggu 3 hari, Palpasi
abdomen: His: 3x10’15”, TFU : 32 cm, TBJ : 3255 gram, Leopold I: Teraba satu bagian
bundar lunak, Leopold II: Kanan : Teraba satu bagian memanjang, Kiri: Bagian terkecil
janin, Leopold III: Teraba satu bagian bundar keras, Leopold IV: belum masuk PAP DJJ:
142 x/menit. pemeriksaan dalam diantaranya: vulva vagina tidak ada kelainan, portio
tebal lunak, pembukaan 7 cm, ketuban utuh, presentasi kepala, belum masuk PAP,
Pemeriksaan Penunjang: USG dilakukan tgl 23 Desember 2022 menunjukan janin
tunggal hidup intrauterin.
Kala I lanjutan fakta data subjektif yang didapatkan yaitu: ibu mengatakan mules
semakin sering, lendir darah (+) , belum keluar air-air. Dan data objektif : KU Baik, TD
120/80 mmhg, N 84 x/menit, R 24 x/menit, S 36,5⁰ C. Konjungtiva Tidak Pucat,. UK 40
minggu 3 hari, Palpasi abdomen: His: 4x10’45”, Leopold I: Teraba satu bagian bundar
lunak, Leopold II: Kanan : Teraba satu bagian memanjang, Kiri: Bagian terkecil janin,
Leopold III: Teraba satu bagian bundar keras, Leopold IV: Kepala sudah masuk PAP,
DJJ: 142 x/menit. pemeriksaan dalam diantaranya: vulva vagina tidak ada kelainan,
portio tidak teraba, pembukaan 10 cm, ketuban negative (-), presentasi kepala.tidak ada
moulase, UUK kanan depan, penurunan Kepala hodge IV,
Berdasarkan data subjektif dan objektif di inpartu Kala II ditemukan diagnosis yaitu,
Ny S.A Usia 36 Tahun G3P2A0 Hamil 40 Minggu 3 hari Janin Tunggal Hidup
Intrauterin Presentasi Kepala Partus Kala II.
Fakta data subjektif yang didapatkan yaitu, Ibu mengatakan mules semakin sering dan
lama, merasa keluar air-air dari jalan lahir, merasa lendir dan darah keluar semakin
banyak dan sudah ingin mengedan. Dan data objektif didapatkan KU Baik, TD 130/80
mmhg, N 85 x/menit, R 24 x/menit, S 36,5, Pemeriksaan abdomen: DJJ : positif teratur
145x/menit, kontraksi 4x’10”45 pada pemeriksaan inspeks terdapat data: keluar air-air
seperti air beras, tampak vulva membuka dan perineum menonjol. pemeriksan dalam

20
didapatkan data: vulva vagina tidak ada kelainan, portio tidak teraba, pembukaan
lengkap, selaput ketuban negatif, presentasi kepala, ubun-ubun kecil kanan depan, tidak
ada molase, penurunan Hodge IV (pembukaan lengkap pada pukul 12.00 wib).
Berdasarkan data subjektif dan objektif di inpartu kala III ditemukan diagnosis yaitu,
Ny. S.A Usia 36 Tahun P3A0 Partus Kala III.
Fakta data subjektif yang didapatkan yaitu, Ibu seneng dan lega bayinya sudah lahir,
Ibu masih merasakan mules. Dan data objektif K/u Baik, TD 130/80 mmhg, N 88
x/menit, R 24 x/menit, S 36,5. Palpasi abdomen: TFU 1 jari diatas pusat, tidak ada janin
kedua, kontraksi uterus baik, uterus globuler, kandung kemih kosong, pemeriksaan
genetalia tampak tali pusat di depan vulva.
Fakta data subjektif yang didapatkan yaitu Hasil pengkajian data subjektif Ibu senang
bayinya lahir dengan selamat. Dan data objektif Ku : baik, Kesadaran composmetis, TD
110/80 mmhg, N 88 x/menit, R 24 x/menit, S 36,5℃. Palpasi abdomen: TFU 1 jari diatas
pusat, tidak ada janin kedua, kontraksi baik, uterus globuler, kandung kemih kosong,
pemeriksaan genetalia tali pusat tampak di depan vulva. Suntikan Oxitocyn 10 unit
diberikan dan penegangan tali pusat terkendali (PTT) telah dilakukan, plasenta lahir
setelah 10 menit PTT.
Berdasarkan data subjektif dan objektif di inpartu kala IV ditemukan diagnosis yaitu,
Ny. S.A Usia 36 Tahun P3A0 Partus Kala IV dengan luka jalan lahir grade II.
Fakta data subjektif yang didapatkan yaitu Ibu mengatakan merasa sangat bahagia
karena bayi sudah lahir dan ari-ari telah dikeluarkan. Dan data objektif didapatkan KU
Baik, TD 110/80 mmhg, N:84 x/menit, R 24 x/menit, S 36,5 TFU 3 jari di bawah pusat,
kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, perdarahan 50 cc, perineum terdapat luka
jalan lahir grade II.
Dari data subjektif dan data objektif Kala I sampai kala IV bidan bisa menentukan
diagnosa kebidanan hal ini sesuai dengan teori menurut Varney (2004) Manajemen
Asuhan Kebidanan merupakan suatu proses pemecahan masalah dalam kasus kebidanan
dan untuk menegakkan diagnosa di perlukan pengkajian data subyektif yang di dapatkan
anamesa dan data obyektif dari hasil pemeriksaan fisik dan penunjang diagnostik. Pada
kala I, II,dan III tidak ditemukan diagnosa potensial, dan tindakan segera. Sedangakan
pada kala IV karena ada robekan jalan lahir grade II berpeluang terjadi perdarahan dan
infeksi jalan lahir ,maka di dapatkan diagnose potensial perdarahan dan infeksi jalan lahir
maka harus dilakukan Tindakan penjahitan luka jalan lahir.
Menurut Prawirohardjo (2009),perdarahan pasca persalinan dapat menyebabkan
kematian ibu 45% terjadi pada 24 jam pertama setelah melahirkan, 68 – 73% dalam 1
minggu setelah melahirkan, dan 82 – 88% dalam 2 minggu setelah melahirkan. Yang

21
terjadi pada 24 jam pertama setelah melahirkan disebabkan oleh atonia uteri, berbagai
robekan jalan lahir, dan sisanya adalah sisa plasenta.

C. Penatalaksanaan Dan Rasionalisasi Asuhan Kebidanana Pada Ibu Bersalin


Penatalaksanaan Dan Rasionalisasi Pada Ibu Bersalin Inpartu Kala I dan Kala I
Lanjutan

1. Penatalaksanaan Kala I

a. Memberi tahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa ibu sudah
memasuki proses persalinan, pembukaan sudah 7 cm dan ketuban belum
pecah, ibu dan keluarga mengerti.
b. Menganjurkan ibu untuk miring ke kiri atau kanan,atau boleh berjalan jalan
kalau memungkinkan didampingi keluarga
c. Menganjurkan ibu untuk mengatur nafas dan tidak dulu mengedan Ketika
terasa mulas (Relaksasi Pernapasan)
d. Melakukan observasi kesejahteraan ibu dan janin serta kemajuan persalinan
dengan menggunakan patograf. (hasil terlampir)
e. Merencanakan periksa dalam 4 jam kemudian atau apabila ada indikasi
2. Penatalaksanaan Kala I Lanjutan
a. Beritahu hasil pemeriksaan, (Klien sudah tahu hasil pemeriksan yang
dijelaskan oleh bidan, Ibu sudah diberitahu hasil pemeriksaan).
b. Mengobservasi KU ,TTV dan kemajuan persalinan setiap 4 jam dan jika ada
indiksi (KU, TTV dan kemajuan persalinan sudah diobservasi setiap 4 jam
sekali dan atau jika ada indikasi)
c. Mengobservasi DJJ dan His setiap 30 menit, (DJJ dan His sudan diobservai
setiap 30 menit).
d. Menganjurkan ibu teknik relaksasi yang benar dengan cara pada saat mules,
ibu menarik nafas panjang dan keluarkan perlahan lewat mulut, Ibu sudah
mengerti saat ada his harus relaksasi, (Ibu sudah di anjurkan teknik relaksasi).
e. Mengajarkan ibu tentang teknik meneran. Posisi ibu berbaring, tekuk lutut,
buka kaki, peluk paha dengan kedua tangan dengan cara melingkarkan tangan
ke bawah paha sampai siku, kemudian tarik paha ke arah dada, (Ibu sudah
diajarkan meneran yang baik dan benar oleh Bidan).
f. Menyiapkan alat-alat pertolongan persalinan dan menyiapkan pakaian ibu
dan bayi, Peralatan dan obat-obatan untuk persalinan sudah dipersiapkan,

22
(Peralatan untuk persalinan sudah disiapkan, baju bayi serta baju untuk ibu
juga sudah di siapkan).
3. Rasionalisasi
Asuhan kebidanan inpartu kala I di bagi menjadi fase laten dan aktif adapun
pada fase laten kondisi ibu dan janin tetap di observasi menggunakan Lembar
observasi tentang kondisi ibu dan janin, sedangkan pada fase aktif bidan
melakukan observasi pada ibu dan janin sesuai dengan partograf, rasionalisasi
dilakukan observsi kala I adalah untuk mengetahui keadaan umum ibu, apakah
dalam kondisi stabil atau tidak, lalu untuk mengetahui tanda-tanda vital pada ibu
apakah dalam batas normal atau tidak, dan melakukan observsi his pada ibu
untuk mengetahui apakah his nya baik, inersia uteri, atau tetania uteri. Jika terjadi
inersia uteri akan mengakibatkan terjadinya partus lama, dan jika terjadi tetania
uteri akan terjadi ruftur uteri. serta mengobservasi kemajuan persalinan dengan
lakukan periksa dalam setiap 4 jam sekali atau bila ada indikasi. Observasi pada
janin dilakukan untuk mengetahui detak jantung janin apakah normal atau tidak,
untuk mencegah terjadinya komplikasi pada janin salah satunya fetal distress.
Hal ini sesuai dengan teori menurut Jannah (2015) yang mengatakan tujuan
utama penggunaan partograf adalah mengamati dan mencatat hasil observasi dan
kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui permeriksaan
dalam dan menentukan normal atau tidaknya persalinan serta mendeteksi dini
persalinan lama sehingga bidan dapat membuat deteksi dini mengenai
kemungkinan persalinan lama.

Penatalaksanaan Dan Rasionalisasi Pada Ibu Bersalin Partus Kala II


1. Penatalaksanaan
a. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa pembukaan
sudah lengkap dan ibu akan segera di pimpin persalinan,ibu dan keluarga
mengerti.
b. Membantu ibu memilih posisi yang nyaman. Ibu memilih posisi semi fowler/
setengah duduk. 
c. Mengajarkan ibu cara mengedan yang baik dan benar yaitu kepala diangkat,
melihat ke perut dan mengedan ke bawah dengan tidak bersuara dan mata
terbuka ketika ada his yang kuat dan relaksasi ketika his menghilang. Ibu
mampu melakukan dengan baik.
d. Memimpin persalinan pukul 07.30 wib. Saat Ibu mempunyai dorongan yang
kuat untuk meneran : Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai
keinganan untuk meneran, Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu
untuk meneran, Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai

23
pilihannya (tidak meminta ibu berbaring terlentang), Menganjurkan ibu untuk
beristirahat di antara kontraksi, Menganjurkan keluarga untuk mendukung
dan memberi semangat pada ibu, Menganjurkan asupan cairan peroral,
Menilai DJJ setiap lima menit atau setiap setelah mengedan atau kontraksi,
(Ibu dipimpin meneran pada saat ada his)
e. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, meletakkan
handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi, (Handuk sudah
diletakan di atas perut ibu)
f. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu, (Kain
sudah disipakan dibawah bokong ibu)
g. Membuka partus set, (partus set sudah dibuka)
h. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan, (sarung tangan
steril sudah dipakai)
i. Saat kepala bayi nampak di depan vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan yang
lain di kelapa bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat
pada kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan. Menganjurkan
ibu untuk meneran perlahan-lahan atau bernapas cepat saat kepala lahir,
segera usap mulut , hidung dan muka bayi dengan lembut menggunakan
duk/kain yang telah disediakan (kepala bayi sudah lahir)
j. Memeriksa lilitan tali pusat, (terdapat lilitan tali pusat, karena tali pusat
cukup Panjang sehingga tali pusat dilepaskan melalui kepala bayi tanpa
menjepit dan memotongnya)
k. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan,
(bayi sudah melakukan putaran paksi luar)
l. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang kepala secara biparietal
dan menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Kemudian
dengan lembut menariknya ke arah bawah dan kearah keluar hingga bahu
anterior muncul di bawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik
ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu posterior, (bahu
posterior bayi sudah dilahirkan)
m. Setelah kedua bahu dilahirkan, satu tangan menyangga kepala dan bahu
belakang , tangan yang lain menelusuri lengan dan siku anterior bayi serta
menjaga bayi terpegang dengan baik.(menyanggah kepala dan bahu bayi
dilakukan)
n. Setelah tubuh dan lengan lahir , penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan

24
telunjuk diantara kedua kaki dan pegang kedua kaki dengan melingkarkan
ibu jari pada satu sisi dan jari-jari lainnya pada sisi yang lain agar bertemu
dengan jari telunjuk), dan seluruh tubuh bayi lahir (sanggah susur sudah
dilakukan, bayi lahir jam 11.45 WIB)

o. Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi di atas perut ibu
dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya, (sudah
dilakukan penilaian pada bayi)
p. Segera mengeringkan bayi kecuali tangan, mengganti dan membungkus
kepala dan seluruh badan bayi dengan kain kering dan hangat , (bayi sudah
dikeringkan dan di bungkus)
q. Periksa Kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang lahir ( hamil
tunggal ) dan bukan kehamilan ganda (gemelli)
r. Beritahu Ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik
s. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir , suntikan oksitosin 10 unit IM di 1/3
distal lateral paha (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin).
t. Setelah 2 menit sejak bayi lahir (cukup bulan), jepit tali pusat dengan klem
kira-kira 2-3 cm dari pusar bayi. Gunakan jari telunjuk dan jari tengah tangan
yang lain untuk mendorong isi tali pusat kearah ibu, dan klem tali pusat pada
sekitar 2 cm distal dari klem pertama. (tali pusat sudah dijepit dengan klem)
u. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi)
dan lakukan pengguntingan/pemotongan tali pusat diantara 2 klem tersebut.
Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi, kemudian lingkarkan
lagi benang tersebut dan ikat tali pusat dengan simpul kunci pada sisi
lainnya. Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan.
(talipusat sudah dipotong dan di ikat)
v. Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit Ibu-Bayi, luruskan
bahu bayi sehingga dada bayi menempel di dada ibunya. Usahakan kepala
bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari putting
susu atau areola mamae ibu, anjurkan ibu untuk memeluk bayinya dengan
lembut dan nyaman, kemudian Ibu dan bayi diselimuti dengan kain kering
dan hangat, kepala bayi dipakaikan topi, biarkan bayi melakukan kontak kulit
ke kulit di dada ibu paling sedikit selama 1 jam dan ibu memulai pemberian
Air Susu Ibu (ASI)/IMD ( bayi sudah di berikan pada ibunya untuk IMD)

2. Rasionalisasi

25
Asuhan kebidanan pada partus kala II yaitu mengeluarkan janin dengan teknik
atau metode APN dengan benar dan tepat. Rasionalisasi dari mengeluarkan janin
dengan teknik APN: 1) memimpin ibu untuk meneran pada saat ada kontraksi,
dan memberitahu ibu untuk istirahat saat tidak ada his supaya tidak terjadi
oedema dan kelelahan pada ibu. 2) setelah kepala bayi terlihat 5-6 cm membuka
vulva lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapsi dengan kain bersih dan
kering, tangan yang lain menahan belakang kepala untuk mempertahankan posisi
fleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu meneran secara efektif atau
bernapas cepat dan dangkal. 3) setelah kepala bayi lahir, periksa kemungkinan
adanya lilitan tali pusat ( ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi), 4)
setelah kepala lahir, anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi, kemudian
dengan lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan
(anterior) lahir dibawah arcus pubis dan kemudian gerakkan ke arah atas dan
distal untuk melahirkan bahu belakang (posterior). 5) setelah kedua bahu bayi
lahir lakukan sanggah susur untuk melahirkan lengan, punggung, bokong
tungkai dan kaki/ seluruh tubuh bayi.
Hal ini senada dengan teori menurut JNPK, (2017) yang mengatakan Asuhan
Persalinan Normal adalah asuhan persalinan yang bersih dan aman dari setiap
tahap persalinan dan upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan
pascapersalinan dan hipotermia serta asfiksia bayi baru lahir. Adapun tujuan
APN adalah untuk menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat
kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui upaya yang terintegrasi dan
lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan
dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan (optimal).

Penatalaksanaan Dan Rasionalisasi Pada Ibu Bersalin Partus Kala III

1. Penatalaksanaan Kala III Pukul 12.50 WIB


a. Memeberitahukan hasil pemeriksaan bawa bu akan dilakukan penyuntikan ,
ibu sudah mengerti bahwa akan di lakukan penyuntikan.
b. Menyuntikkan oxytocin 10 IU secara IM pada 1/3 paha atas lateral dalam 1
menit pertama setelah bayi lahir dan jelaskan pada ibu tujuan dari tindakan
yakni agar uterus berkontraksi baik dan ari-ari cepat lahir.
c. Melakukan penegangan tali pusat terkendali saat ada kontraksi, peregangan
dilakukan selama 10 menit, hasil plasenta lahir spontan lengkap jam 12.55.
2. Rasionalisasi
Asuhan kebidanan pada partus Kala III yaitu pengeluaran plasenta dengan
melakukan manajemen aktif Kala III. Rasionalisasi dari menejemen aktif Kala III

26
yaitu memberikan suntik oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir,
melakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT) saat kontraksi dan melakukan
masase fundus uteri. Apabila plasenta belum lepas atau lahir lebih dari 30 menit
setelah janin lahir disebut retensio plasenta. Harus dilakukan penyuntikan
oxytocin pada 15 menit pertama dan pada 15 menit kedua, lalu lakukan
pengeluaran plasenta secara manual ditempat pelayanan yang memadai.
Hal ini senada dengan teori menururt Kuswanti dan Melina (2014) yang
mengatakan Tujuannya untuk mengurangi jumlah kehilangan darah, komplikasi
perdarahan hebat dan syok haemoragik.

Penatalaksanaan Dan Rasionalisasi Pada Ibu Bersalin Partus Kala IV


1. Penatalaksanaan
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ari-arinya sudah lahir dan
terdapat robekan jalan lahir grade II ( ibu sudah mengetahui ari-arinya
sudah lahir dan ada robekan jalan lahir)
b. Memberikan penjelasan pada ibu bahwa akan dilakukan penjahitan robekan
jalan lahir dan sebelumnya akan dilakukan penyutikan anestesi terlebih
dahulu agar tidak terasa sakit pada saat dilakukan penjahitan..( ibu mengerti
penjelasan bidan dan siap untuk diberi suntikan anestesi)
c. Melakukan penjahitan robekan jalan lahir dengan Teknik jelujur dan
subkutikuler ( penjahitan sudah dilakukan).
d. Memberi selamat dan pujian pada ibu, ibu merasa senang dan
berterimakasih.
e. Merapihkan dan membersihkan tubuh ibu, memakaikan pembalut serta
mengganti kain dan pakaian ibu.
f. Mendekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5% dan
menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit dan mencuci bilas peralatan. Melakukan sterilisasi/DTT
alat dan mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir.
g. Melakukan pemantauan TTV, TFU, kandung kemih, perdarahan selama 2
jam post partum yaitu setiap 15 menit sekali pada jam pertama dan setiap
30 menit sekali pada jam kedua. (Hasil terlampir dalam patograf).
h. Meminta keluarga untuk memberikan ibu minum dan makan. Ibu minum
setengah gelas teh manis dan makan sepotong roti.
i. Mendokumentasikan dan melengkapi patograf
.
2. Rasionalisasi

27
Asuhan kebidanan pada ibu bersalin Kala IV dengan luka /robekan jalan lahir
yaitu Rasionalisasinya bidan melakukan hecting untuk meminimalkan terjadinya
perdarahan dan penyembuhan luka secara optimal dan sempurna. selanjutnya
bidan melakukan observasi kondisi ibu, tanda-tanda vital ibu, kontraksi uterus,
kandung kemih dan perdarahan pada 1 jam pertama setiap 15 menit dan 1 jam
kedua setiap 30 menit, untuk mengetahui tanda bahaya kala IV yaitu diantaranya
demam, perdarahan aktif, apa bila di temukan kelainan bisa diatasi sedini
mungkin.
Menurut Hidayat, Asri, (2010) Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta
sampai 2 jam postpartum. Pemantauan dan observasi harus dilakukan pada kala
IV sebab perdarahan postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama setelah
persalinan)

28
BAB IV
KESIMPULAN

Penulis sudah mampu menganalisa perjalanan kasus mulai dari melakukan


pengkajian, mendiagnosa, dan melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan kondisi pasien,
dan dibandingkan dengan teori yang berkaitan dengan asuhan kebidanan persalinan normal.
Penulis sudah mampu melakukan pengkajian berdasarkan fakta yang didapatkan dan
dibandingkan dengan teori tentang asuhan kebidanan persalinan normal. Penulis sudah
mampu menegakkan dignosa dan menentukan masalah, membuat diagnosa dan masalah
potensial, dan melakukan tindakan segera jika di butuhkan pada kasus persalinan normal.
Penulis sudah mampu memberikan asuhan kebidanan sesuai dengan diagnosis dan masalah
yang didapatkan pada persalinan normal. Penulis sudah mampu memberikan rasionalisasi
terhadap asuhan yang diberikan pada kasus persalinan normal. Penulis sudah mampu
mengevaluasi terhadadap asuhan yang telah diberikan ibu dengan persalinan normal.

29
DAFTAR PUSTAKA

Andini, Ayu. (2020). Angka Kematian Ibu di Indonesia Masih Jauh Dari Target SDGs.
Jakarta: Lokadata.id (https://lokadata.id/artikel/angka-kematian-ibu-di-indonesia-
masih-jauh-dari-target-sdgs)
Anik, Maryunani. (2013). Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Trans
Info Media
Gustiawati, Irma. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan
Partograf Oleh Bidan Di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2012. Skripsi.
Program Studi Kesehatan Masyarakat: Universitas Indonesia
Kementrian Kesehatan RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI
Kementrian Kesehatan RI. (2013). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI
Nursiah, Ai, dkk. (2014). Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan. Bandung: PT. Refika
Aditama
Prawirohardjo, Sarwono. (2014). Ilmu Kebidanan. Jakarta: P.T. Bina Pustaka

Saifuddin. (2009). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo
Saifudin, Abdul Bahri. (2013). Buku Acuan Nassional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo
Yanti. (2009). Asuhan kebidanan persalinan. Yogyakarta: Pustaka Rihana
Dora Gusvi Darwis, Octa Dwienda Ristica, Posisi Meneran Pada Ibu Bersalin Untuk
Memperlancar Proses Kala II Persalinan, Program Studi D III Kebidanan, Universitas
Hang Tuah Pekanbaru, Jurnal Kebidanan Terkini (Current Midwifery Journal) e- ISSN
2776-625X, https://doi.org/10-25311/jkt/vol2.Issi.581 Vol 02, Nomor01 Th.2022
Mutmaina, (2014). Hubungan Antara Jarak Kehamilan Umur dan Paritas Dengan Lama
Persalinan KalaI Di Kamar Bersalin RSU Antapura Palu, Program Studi D III
Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu, Jurnal Info
Kesehatan Vol 12 No.01,2022, https://jurnal.ikbis.ac.id

30
DOKUMENTASI

31

Anda mungkin juga menyukai