Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN GZI MASYARAKAT

SURVEILANS GIZI
DI PUSKESMAS KUTA BARO
KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2022

DISUSUN OLEH:
AYU RAHMATILLAH (P07131218047)
BADRATUM MAGHFIRAH (P07131218048)
IKA MELINA (P07131218008)
INDAH MAULIDIA (P07131218009)
INDAH SURYANING UTAMI (P07131218010)
MUHAMMAD HALIL ZIKRAL (P07131217019)
NADIA (P07131218059)

DOSEN PEMBIMBING:
ERWANDI, STP, M. Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH JURUSAN GIZI
SARJANA TERAPAN GIZI & DIETETIKA
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan “Laporan Surveilans Gizi
dan Kesehatan pada Praktek Kerja Lapangan di Wilayah kerja Puskesmas
Kuta Baro, Kecamatan Kuta Baro”. Kami harap semoga laporan ini dapat
berguna bagi pembaca, kami menyadari dalam penyusunan laporan ini terdapat
banyak kekurangan, hal ini dikarenakan kami masih dalam peroses belajar,
untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen


pembimbing yang telah membimbing dan membantu sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan ini

Aceh Besar, Februari 2022

iii
DAFTAR ISI
LEMBARAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan Surveilans......................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 4
METODE PENGUMPULAN DATA ..................................................................... 4
A. Tempat dan Waktu Pengumpulan Data........................................................ 4
1. Data Surveilans aktif ................................................................................ 4
2. Data Surveilans Pasif ................................................................................ 4
B. Bahan dan Alat ............................................................................................. 4
1. Bahan ........................................................................................................ 4
2. Alat ........................................................................................................... 4
C. Cara Pengolahan dan Analisis Data ............................................................. 5
1. Pengolahan Data ....................................................................................... 5
2. Analisis data ............................................................................................. 5
D. Penyajian Data ............................................................................................. 5
BAB III ................................................................................................................... 6
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 6
A. EPPBGM ...................................................................................................... 6
1. Usia 0-23 Bulan ........................................................................................... 6
2. Usia 0-59 Bulan ......................................................................................... 14
B. Surveilans Aktif ......................................................................................... 25
1. Latar Belakang ....................................................................................... 25
2. Tujuan ..................................................................................................... 26
3. Metode screening ................................................................................... 26
4. Hasil Screening....................................................................................... 27
C. SURVEILANS PASIF ............................................................................... 35
1. Cakupan Penimbangan (D/S) ................................................................. 35

iv
2. Cakupan Pemberian ASI Ekslusif Bayi 0-6 Bulan ................................. 35
3. Cakupan yangmendapatkan Kapsul Vitamin A Pada Balita ................. 36
4. Cakupan rumah tangga mengkonsumsi garam Beriodium..................... 37
5. Cakupan Ibu Hamil Mendapat tablet Fe ................................................ 37
6. SKDN ..................................................................................................... 38
7. Analisis Dan Interpretasi ........................................................................ 39
BAB IV ................................................................................................................. 40
PENUTUP ............................................................................................................. 40
A. Kesimpulan ................................................................................................ 40
1. Data Eppgbm .......................................................................................... 40
2. Surveilans Aktif ...................................................................................... 41
3. Surveilans Pasif ...................................................................................... 42
B. Saran ........................................................................................................... 43

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia kesehatan, surveilans merupakan kegiatan yang dilakukan


untuk mengawasi kesehatan, baik perorangan maupun komunitas. Dalam
kesehatan masyarakat, sebelum tahun 1950, surveilans diartikan sebagai upaya
pengawasan secara ketat kepada penderita penyakit menular, sehingga
penyakitnya dapat ditemukan sedini mungkin dan diisolasi secepatnya serta
dapat diambil langkah-langkah pengendalian seawal mungkin.

Surveilans kesehatan masyarakat dapat didefinisikan sebagai upaya rutin


dalam pengumpulan, analisi dan diseminasi data yang relevan yang diperlukan
untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan masyarakat. Surveilans gizi adalah
proses pengamatan masala dan program gizi secara terus menerus baik situasi
normal maupun darurat, meliputi : pengumpulan, pengolahan, analisis dan
pengkajian data secara sistematis serta penyebarluasan informasi untuk
pengambilan tindakan sebagai respon segera dan terencana.

Upaya perbaikan gizi masyarakat sebagaimana disebutkan dalam


Undang – Undang No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, bertujuan untuk
meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui
perbaikan pola komsumsi makanan, perbaikan perilaku sadr gizi, peningkatan
akses dan mutu pelayanan gizi serta kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu
dan teknologi. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) bidang kesehatan ditetapkan salah satu sasaran pembangunan yang
akan dicapai adalah menurunkan prevelansi gizi kurang menjadi menjadi
setinggi – tingginya 15% dan menurunkan prevalensi balita pendek menjadi
setinggi – tingginya 32%.

Untuk mencapai RPJMN tersebut, dalam Rencana Aksi Pembinaan Gizi


Masyarakat telah ditetapkan 8 indikator kinerja, yaitu :

1
1. Balita ditimbang berat badannya
2. Balita gizi buruk mendapat perawatan
3. Balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A
4. Bayi usia 0 – 6 bulan mendapat ASI Eksklusif
5. Ibu hamil mendapat 90 tablet Fe
6. Rumah tangga mengonsumsi garam beriodium
7. Kabupaten/kota melaksanakan surveilans gizi
8. Penyediaan stok cadangan (buffer stock) makanan pendamping air susu ibu
(MP-ASI) untuk daerah bencana.

Untuk memperoleh informasi pencapaian kinerja pembinaan gizi


masyarakat secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan, perlu dilaksanakan
surveilans gizi di seluruh wilayah provinnsi dan kabupaten/kota. Pelaksanaan
surveilans gizi diperlukan untuk memperoleh tambahan informasi lain yang
belum tersedia dari laporan rutin, seperti komsumsi garam beriodium,
pendistribusian MP-ASI dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT),
pemantauan status gizi anak dan ibu hamil resiko Kurang Energi Kronis (KEK)
atau studi yang berkaitan dengan masalah gizi mikro dan lain – lain.

Petunjuk Pelaksanaan Surveilans Gizi ini dimaksudkan sebagai acuan


petugas kesehatan di provinsi dan kabupaten/kota dalam melaksanakan
surveilans gizi untuk meningkatkan efektifitas kegiatan pembinaan gizi
masyarakat dengan mempertajam upaya penanggulangan masalah gizi secara
tepat waktu, tempat, sasaran dan jenis tindakannya.

B. Tujuan Surveilans

1. Tujuan Umum
Melaksanakan kegiatan survailans gizi untuk memberikan
gambaran perubahan kinerja kegiatan gizi masyarakat dan indicator
kesehantan lainnya yang diperlukan secara cepat, akurat, teratur dan
berkelajutan dalam rangka penyediaan data dasar, pengambilan tindakan
segera, perencanaan dan perumusan kebijakan tingkat puskesmas.

2
2. Tujuan Khusus
Tersedianya informasi secara cepat, akurat, teratur dan
berkelanjutan mengenai perubahan pencapaian kinerja pembinaan gizi
a. Pengkajian Surveilans Aktif
1. Melakukan skrining terhadap sasaran dengan 4 indikator (Bayi,
Balita, Ibu Hamil, WUS) di Puskesmas yang meliputi
pengumpulan data : Umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi
badan/panjang badan, LILA, umur kehamilan dan informasi
tambahan berupa gangguan nafsu makan selama ≥3 hari yang
lalu, diagnosa medis (dinyatakan sakit/tidak sakit).
2. Melakukan pengkajian gizi terhadap 4 indikator yang
disimpulkan berisiko malnutrisi (Status Gizi ≤ -2 SD ; atau LILA
< 12,5 cm untuk balita serta LILA < 23,5 cm untuk Ibu Hamil
dan WUS).
b. Pengkajian Surveilans Pasif.
1. Untuk mengetahui kasus balita yang naik berat badannya(N/D)
di wilayah kerja Puskesmas Kuta baro tahun 2022.
2. Untuk mengetahui kasus balita yang memiliki buku KIA/KMS
(K/S) di wilayah kerja Puskesmas Kuta barotahun 2022.
3. Untuk mengetahui kasus balita yang ditimbang berat badannya
(D/S) di wilayah kerja Puskesmas Kuta barotahun 2022.
4. Untuk mengetahui kasus balita yang ditimbang tidak naik berat
badannya (T/D) di wilayah kerja Puskesmas Kuta baro tahun
2022..
5. Mengetahui kasus balita ditimbang tidak naik berat badannya 2
kali berturut-turut(2T/D).

3
BAB II
METODE PENGUMPULAN DATA

A. Tempat dan Waktu Pengumpulan Data

1. Data Surveilans aktif


Data surveilans aktif dikumpulkan dengan cara melakukan penilaian
status gizi antropometri yang terdiri atas penimbangan berat badan dan
tinggi badan kepada 4 kelompok sasaran yaitu bayi, balita, ibu hamil dan
WUS yang ada wilayah kerja puskesmas Kuta Baro, kecamatan Kuta Baro.
Pengumpulan data dilakukan diwilayah kerja puskesmas kuta baro pada
kelompok sasaran seperti bayi, balita,ibu hamil, dan WUS. Pengumpulan
data dilakukan selama 7 hari, pelaksanaan dilakukan pada tanggal 25 januari
2022 s/d 31januari 2022.

2. Data Surveilans Pasif


Data surveilans pasif merupakan data yang diperoleh dari pencatatan
yang ada di puskesmas. Data tersebut meliputi cakupan kasus balita gizi
buruk ,hasil penimbangan bayi dan balita,cakupan pemberian ASI ekslusif,
cakupan garam beryodium,cakupan balita 0-59 bulan yang mendapatkan
vitamin A, dan cakupan ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe.

B. Bahan dan Alat

1. Bahan
Pengumpulan data secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan dari kegiatan
surveilans gizi dengan menggunakan bahan laporan gizi puskesmas 2021.

2. Alat
Alat yang digunakan dalam pengumpulan data survailans antara lain dacin,
timbangan, pita LILA, microtoise, dan papan panjang badan.

4
C. Cara Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data
a. Penentuan status gizi
Bayi dan balita menggunakan indikator BB/U, TB/U, dan BB/U, yang
dilihat berdasarkan nilai z-score
b. Status gizi Dewasa
Penentuan kelompok dewasa, wanita usia subur dan lansia dilakukan
dengan menghitung IMT
c. Status gizi ibu hamil
Penentuan status gizi ibu hamil dilakukan dengan mengukur LILA ibu
hamil
d. Status gizi WUS
Penentuan status gizi Wanita usia subur dilakukan menghitung IMT.

2. Analisis data
Analisis data deskriptif masing-masing variabel telah di input kedalam
tabel untuk melihat status gizi, dan data lainnya tentang bayi, balita, ibu
hamil dan WUS.

D. Penyajian Data
Untuk menjelaskan hasil dari surveilans aktif dan surveilans pasif
pada laporan prakatek kerja lapangan (PKL) di wilayah kerja puskesmas
Kuta Baro, kecamatan Kuta Baro, dan agar mudah dalam menarik
kesimpulan maka penyajian data dilakukan dalam bentuk tabular yaitu
penyajian data dengan menggunakan grafik dan teksbular, atau yang disebut
dengan penyajian data dengan narasi atau teks.

5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. EPPBGM
Distribusi proporsi kasus gizi berdasarkan desa diwilayah kerja
puskesmas Kuta Baro, Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar.

1. Usia 0-23 Bulan


a. Underweight(BB/U)
Tabel 1.Distribusi proporsi underweight (BB/U) pada baduta usia 0-23
bulan

No Desa/Kelurahan Underweight
1 GUE 0.00
2 BABAH JURONG 0.00
3 LAMBRO DEYAH 0.00
4 KRUENG ANOI 0.00
5 LAMBAET 0.00
6 BUENG BAKJOK 0.00
7 UJUNG BLANG 0.00
8 LAM NEUHEUN 0.00
9 COT PEUTANO 0.00
10 LAM ASAN 0.00
11 COT PREH 0.00
12 PUUK 0.00
13 LAM TRIENG 0.00
14 BEURANGONG 0.00
15 RABEU 0.00
16 DEYYAH 0.00
17 CUCUM 0.00
18 ARON 0.00
19 LAM ROH 0.00
20 BAK BULOH 0.00

6
21 LAMRAYA 0.00
22 TUMPOK LAMPOH 0.00
23 LAMTEUBE MON ARA 0.00
24 LAM SABANG 0.00
25 LAM ALU RAYA 0.00
26 LEUPUNG ULEE ALUE 0.00
27 COT LAMME 0.00
28 SEUPEU 12.50
29 MEUNASAH BAK TRIENG 20.00
30 COT RAYA 20.00
31 LAM PUUK 25.00
32 LAMPOH KEUDE 25.00
33 LAM GLUMPANG 25.00
34 COT MASAM 28.57
35 COT CUT 40.00
36 LAM ALU CUT 40.00
37 LAMCEU 42.11
38 LAMBRO BILEU 46.15
39 LAM BAED 50.00
40 LAMPOH TAROM 50.00
41 LAMBUNOT TANOH 50.00
42 LAMBUNOT PAYA 50.00
43 LEUPUNG MESJID 50.00
44 COT BEUT 60.00
45 LAM SEUNONG 66.67
46 LAMTEUBEE GEUPULA 66.67
47 COT YANG 75.00

7
PROPORSI BADUTA UNDERWEIGHT BB/U
DI PUSKESMAS KUTA BARO
80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00

MEUNASAH BAK…
LAMTEUBE MON…

COT YANG
RABEU

LAMRAYA
CUCUM

LAMCEU
LAM BAED
GUE

LAMBUNOT TANOH

LAM SEUNONG
LAMBRO DEYAH
LAMBAET

COT PEUTANO

LAM TRIENG

LAM ROH

COT LAMME
LAM ALU RAYA

LAM GLUMPANG
COT CUT

LEUPUNG MESJID
UJUNG BLANG

COT PREH

LAM PUUK
Gambar 1. Distribusi proporsi underweight (BB/U)pada baduta usia 0-23bln

Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa di wilayah kerja


puskesmas Kuta Baro memiliki 47 desa. Diperoleh persentase tertinggi di desa Cot
Yang dengan sebanyak 75% dan terendah di desa Gue sebanyak 0%.

b. Stunting (PB/U)
Tabel 2. Distribusi proporsi stunting (PB/U) pada baduta usia 0-23
bulan.

No Desa/Kelurahan Stunting
1 GUE 0.00
2 BABAH JURONG 0.00
3 KRUENG ANOI 0.00
4 LAMBAET 0.00
5 BUENG BAKJOK 0.00
6 UJUNG BLANG 0.00
7 SEUPEU 0.00
8 LAM NEUHEUN 0.00
9 LAMPOH KEUDE 0.00

8
10 COT CUT 0.00
11 MEUNASAH BAK TRIENG 0.00
12 LAM ASAN 0.00
13 COT PREH 0.00
14 PUUK 0.00
15 LAM SEUNONG 0.00
16 LAM TRIENG 0.00
17 BEURANGONG 0.00
18 RABEU 0.00
19 DEYYAH 0.00
20 CUCUM 0.00
21 ARON 0.00
22 LAM ROH 0.00
23 BAK BULOH 0.00
24 LAMRAYA 0.00
25 LAMTEUBE MON ARA 0.00
26 LAM SABANG 0.00
27 LAM ALU RAYA 0.00
28 COT LAMME 0.00
29 LAMBRO DEYAH 16.67
30 COT BEUT 20.00
31 LAM GLUMPANG 25.00
32 LAMCEU 36.84
33 LAM PUUK 37.50
34 COT RAYA 50.00
35 LAMBUNOT PAYA 50.00
36 LAMTEUBEE GEUPULA 50.00
37 LAM ALU CUT 60.00
38 TUMPOK LAMPOH 66.67
39 LAMBRO BILEU 72.73

9
40 COT YANG 75.00
41 LEUPUNG MESJID 75.00
42 COT PEUTANO 85.71
43 LAM BAED 100.00
44 COT MASAM 100.00
45 LAMPOH TAROM 100.00
46 LAMBUNOT TANOH 100.00
47 LEUPUNG ULEE ALUE 100.00

PROPORSI BADUTA STUNTING PB/U


DI PUSKESMAS KUTA BARO
120.00
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
MEUNASAH BAK…

ARON
LAM SEUNONG
GUE

BAK BULOH

LAM GLUMPANG

LAMBUNOT PAYA

LAM BAED
LAMTEUBE MON ARA
KRUENG ANOI

COT PREH

LAM ALU CUT


LAMBRO DEYAH

LEUPUNG MESJID
SEUPEU

LAM ALU RAYA

LAMPOH TAROM
LAMPOH KEUDE

BEURANGONG
DEYYAH

LAM PUUK

LAMBRO BILEU
BUENG BAKJOK

LEUPUNG ULEE ALUE

Gambar 2. Distribusi proporsi stunting (PB/U) pada baduta usia 0-23bln

Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa di wilayah kerja


puskesmas Kuta Baro memiliki 47 desa. Diperoleh persentase tertinggi di desa
Leupung Ulee Alue, lambunot tanoh, lampoh tanoh, lampoh tarom,cot masam, dan
lambaet dengan sebanyak 100% dan terendah di desa Gue sebanyak 0%.

10
c. Wasting (BB/PB)

Tabel 3. Distribusi proporsi wasting (BB/PB) pada baduta usia 0-23


bulan

No Desa/Kelurahan Wasting
1 GUE 0.00
2 BABAH JURONG 0.00
3 KRUENG ANOI 0.00
4 COT MASAM 0.00
5 LAMBAET 0.00
6 UJUNG BLANG 0.00
7 LAM NEUHEUN 0.00
8 LAMPOH KEUDE 0.00
9 COT PEUTANO 0.00
10 LAM GLUMPANG 0.00
11 MEUNASAH BAK TRIENG 0.00
12 LAM ASAN 0.00
13 COT PREH 0.00
14 PUUK 0.00
15 LAM SEUNONG 0.00
16 LAM TRIENG 0.00
17 BEURANGONG 0.00
18 RABEU 0.00
19 DEYYAH 0.00
20 CUCUM 0.00
21 LAMPOH TAROM 0.00
22 ARON 0.00
23 LAM ROH 0.00
24 BAK BULOH 0.00
25 LAMRAYA 0.00
26 TUMPOK LAMPOH 0.00

11
27 LAMBUNOT PAYA 0.00
28 LAMTEUBE MON ARA 0.00
29 LAMTEUBEE GEUPULA 0.00
30 LAM SABANG 0.00
31 LAM ALU RAYA 0.00
32 LEUPUNG ULEE ALUE 0.00
33 LEUPUNG MESJID 0.00
34 COT LAMME 0.00
35 COT RAYA 11.11
36 LAM PUUK 12.50
37 LAMBRO DEYAH 16.67
38 LAM BAED 16.67
39 LAMBRO BILEU 18.18
40 LAM ALU CUT 20.00
41 SEUPEU 25.00
42 COT YANG 25.00
43 LAMCEU 26.32
44 COT CUT 40.00
45 BUENG BAKJOK 50.00
46 LAMBUNOT TANOH 50.00
47 COT BEUT 60.00

12
PROPORSI BADUTA WASTING BB/PB
DI PUSKESMAS KUTA BARO
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00

MEUNASAH BAK…

LAMTEUBEE…
LAM SEUNONG

LAMCEU
GUE

LAMRAYA

COT BEUT
LAM ROH
LAMBAET

LAMBUNOT PAYA
KRUENG ANOI

COT RAYA
COT PEUTANO

LAMPOH TAROM

LAM ALU RAYA


LEUPUNG MESJID

LAMBRO DEYAH
COT PREH

LAMBRO BILEU
SEUPEU
BEURANGONG
DEYYAH

BUENG BAKJOK
LAM NEUHEUN

Gambar 3. Distribusi proporsi wasting (BB/PB) pada baduta usia 0-23


Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa di wilayah kerja
puskesmas Kuta Baro memiliki 47 desa. Diperoleh persentase tertinggi di desa Cot
Beut dengan sebanyak 60% dan terendah di desa Gue sebanyak 0%.

d. Diagnosa Keadaan Gizi Usia 0-23 Bulan

140

120

LAMPOH TAROM
100 100.00 LAM BAED COT MASAM

COT PEUTANO
80 COT YANG
COT YANGLAMBRO BILEU
TUMPOK
60 LAMPOH
LAM ALUE CUT
COT RAYA
LAMBUNOT
50.00
PAYA
40 LAMPUUK
LAMCEU

LAM GLUMPANG
20 COT BEUT
LAMBRO DEYAH
LAM ASAN LAM BAET
0 0.00 PUUKLAM SEUNONG
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00

Gambar 4. Diagnosa Keadaan Gizi pada baduta usia 0-23 bulan

13
Diagnosa Keadaan Gizi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Baro
Usia 0-23 Bulan
Tabel 4. Diagnosa Keadaan Gizi pada baduta usia 0-23 bulan

ZONA II (AKUT DAN KRONIS) ZONA I (KRONIS)


 LAMPOH TAROM  COT MASAM
 LAM BAED  LAMBRO BILEU
 COT PEUTANO  LAM ALUE CUT
 COT YANG
 TUMPOK LAMPOH
 COT RAYA
 LAMBUNOT PAYA
ZONA IV (AMAN) ZONA III (AKUT)
 LAMPUUK  LAMCEU
 LAM GLUMPANG  COT BEUT
 LAM ASAN  PUUK
 LAMBARO DEYAH  LAMBAET
 LAM SEUNONG

2. Usia 0-59 Bulan


a. Underweight (BB/U)
Tabel 5. Distribusi proporsi Underweight (BB/U) pada balita usia 0-
59 bulan

Desa/Kelurahan Underweight
GUE 0,00
LAMBRO DEYAH 0,00
KRUENG ANOI 0,00
UJUNG BLANG 0,00
LAM NEUHEUN 0,00
COT PREH 0,00
DEYAH 0,00

14
ARON 0,00
LAM ROH 0,00
LAM SABANG 0,00
LEUPUNG ULEE ALUE 0,00
COT LAMME 0,00
MEUNASAH BAK TRIENG 5,00
BUENG BAKJOK 5,56
DESA PUUK 10,00
LAMBAET 11,11
LAMRAYA 11,11
LAMTEUBEE GEUPULA 11,11
COT CUT 11,63
LAM PUUK 12,50
COT MASAM 15,00
BAK BULOH 16,67
LAM TRIENG 20,00
LAMPOH KEUDE 21,05
LAMPOH TAROM 21,74
COT PEUTANO 22,73
COT RAYA 22,86
SEUPEU 25,00
LAM ASAN 25,00
LAM GLUMPANG 25,93
LAM ALU CUT 26,92
LAM BAED 27,45
TUMPOK LAMPOH 30,43
BEURANGONG 31,25
COT BEUT 33,33
LAM SEUNONG 33,33
RABEU 33,33

15
LEUPUNG MESJID 33,33
LAMCEU 33,90
LAMBRO BILEU 34,78
LAMBUNOT PAYA 35,00
COT YANG 35,29
LAM ALU RAYA 35,29
CUCUM 37,50
LAMBUNOT TANOH 38,46
LAMTEUBE MON ARA 50,00
BABAH JURONG 57,14

PROPORSI BALITA UNDERWEIGHT BB/U


DI PUSKESMAS KUTA BARO
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
DESA PUUK
LAM NEUHEUN
DEYAH

COT MASAM

RABEU
LAMPOH TAROM

COT BEUT

LAMCEU
KRUENG ANOI

LEUPUNG ULEE ALUE

LAMRAYA

TUMPOK LAMPOH

LAMBUNOT PAYA
COT RAYA

LAM ALU RAYA


LAMBUNOT TANOH
GUE

MEUNASAH BAK TRIENG


LAM ROH

COT CUT

LAM ALU CUT


LAM TRIENG

LAM ASAN

BABAH JURONG

Gambar 5 . Distribusi proporsi Underweight (BB/U) pada balita usia 0-59 bulan

Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa di wilayah kerja puskesmas


Kuta Baro memiliki 47 desa. Diperoleh persentase tertinggi di desa Babah Jurong
dengan sebanyak 57,14% dan terendah di desa Gue sebanyak 0%.

b. Stunting (TB/U)

16
Tabel 6 . Distribusi proporsi Stunting (TB/U) pada balita usia 0-59
bulan
Desa/Kelurahan Stunting
GUE 0,00
UJUNG BLANG 0,00
LAM NEUHEUN 0,00
COT PREH 0,00
LAM SEUNONG 0,00
RABEU 0,00
DEYAH 0,00
ARON 0,00
LAM ROH 0,00
LAM SABANG 0,00
COT LAMME 0,00
KRUENG ANOI 0,00
MEUNASAH BAK TRIENG 7,14
BABAH JURONG 7,14
DESA PUUK 10,00
LAM ASAN 12,50
LAMTEUBEE GEUPULA 13,33
LAM GLUMPANG 18,52
COT BEUT 18,52
LAMPOH KEUDE 18,75
BUENG BAKJOK 19,44
SEUPEU 21,43
LAMPOH TAROM 22,22
LAMCEU 23,73
COT CUT 25,58
LEUPUNG ULEE ALUE 28,57
LAM TRIENG 30,00

17
LAM PUUK 31,25
BEURANGONG 31,25
COT RAYA 31,43
LEUPUNG MESJID 33,33
CUCUM 37,50
LAMBRO DEYAH 41,18
LAM ALU RAYA 41,18
LAMTEUBE MON ARA 42,86
LAMBAET 42,86
COT YANG 44,12
LAMBUNOT PAYA 45,00
LAMBUNOT TANOH 46,15
BAK BULOH 50,00
TUMPOK LAMPOH 50,00
LAM ALU CUT 50,00
LAM BAED 55,10
LAMRAYA 55,56
LAMBRO BILEU 56,36
COT PEUTANO 63,64
COT MASAM 100,00

18
PROPORSI BALITA STUNTING TB/U
DI PUSKESMAS KUTA BARO
120.00
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
MEUNASAH BAK…
DESA PUUK
LAM NEUHEUN

LAMTEUBEE GEUPULA
DEYAH

COT BEUT

BEURANGONG

COT YANG

COT MASAM
LAMPOH TAROM
LAM SEUNONG

LEUPUNG MESJID

LAMBUNOT TANOH
TUMPOK LAMPOH
LAM BAED
GUE

BUENG BAKJOK
LAM ROH

COT CUT

LAMBRO DEYAH
LAMTEUBE MON ARA

LAMBRO BILEU
COT LAMME

LAM TRIENG

Gambar 6 . Distribusi proporsi Stunting (TB/U) pada balita usia 0- 59bulan

Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa di wilayah kerja


puskesmas Kuta Baro memiliki 47 desa. Diperoleh persentase tertinggi di desa Cot
Masam dengan sebanyak 100% dan terendah di desa Gue sebanyak 0%.

c. Wasting (BB/TB)
Tabel 7. Distribusi proporsi Wasting (BB/TB) pada balita usia 0-59
bulan
Desa/Kelurahan Wasting
GUE 0,00
KRUENG ANOI 0,00
COT MASAM 0,00
LAMBAET 0,00
UJUNG BLANG 0,00
LAM NEUHEUN 0,00
MEUNASAH BAK TRIENG 0,00
COT PREH 0,00
LAM SEUNONG 0,00

19
BEURANGONG 0,00
DEYAH 0,00
LAMPOH TAROM 0,00
ARON 0,00
LAM ROH 0,00
BAK BULOH 0,00
LAM SABANG 0,00
LEUPUNG ULEE ALUE 0,00
COT LAMME 0,00
COT CUT 4,76
COT PEUTANO 5,00
LAMBUNOT PAYA 5,00
BUENG BAKJOK 5,71
LAMBRO DEYAH 6,25
LAM PUUK 6,25
LAMPOH KEUDE 6,25
LAMTEUBEE GEUPULA 6,25
LAMBRO BILEU 7,55
LAM ALU CUT 8,00
TUMPOK LAMPOH 9,52
LAM TRIENG 10,00
LAMRAYA 11,11
LEUPUNG MESJID 11,11
LAM ALU RAYA 11,76
COT YANG 12,12
LAM ASAN 12,50
LAM BAED 12,77
SEUPEU 14,29
LAM GLUMPANG 15,38
LAMBUNOT TANOH 15,38

20
LAMTEUBE MON ARA 21,43
LAMCEU 22,03
CUCUM 25,00
COT BEUT 25,93
COT RAYA 26,47
BABAH JURONG 33,33
RABEU 33,33
DESA PUUK 50,00

PROPORSI BALITA WASTING BB/TB


DI PUSKESMAS KUTA BARO
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
SEUPEU

DESA PUUK
COT MASAM

DEYAH

LAMCEU
ARON

COT BEUT
LAMRAYA
LAM SEUNONG

LEUPUNG ULEE ALUE

LAM ALU RAYA

LAMBUNOT TANOH
COT CUT

TUMPOK LAMPOH
LAMBRO DEYAH
GUE

MEUNASAH BAK TRIENG

LAMPOH KEUDE

LAM ASAN
LAMBRO BILEU
BAK BULOH

LAMBUNOT PAYA
UJUNG BLANG

BABAH JURONG

Gambar 7 . Distribusi proporsi Wasting (BB/TB) pada balita usia 0- 59 bulan


Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa di wilayah kerja
puskesmas Kuta Baro memiliki 47 desa. Diperoleh persentase tertinggi di desa
Puuk dengan sebanyak 50% dan terendah di desa Gue sebanyak 0%.

21
d. Diagnosa Keadaan Gizi Usia 0-59Bulan

140

120

100 COT MASAM

80

COT PEUTANO
60
LAMBRO BILEU LAM RAYA LAM BAED
BAK BULOH LAMBUNOT BAK BULOH
LAM ALU CUT
LAM BAET PAYA COT YANG
40 LAMBRO DEYAH LAM ALUE RAYA
LEUPUNG
LAMPUUK
BEURANGONG MESJID
LAM TRIENG
LEUPUNG ULEE COT CUT
20 LAMPOH
ALUE TAROM BUENG BAKJOK SEUPU
LAMPOH KEUDE LAM ASAN
BABAH JURONG LAMTEUBEE
0 0.00 GEUPULA
0.00 5.00 10.00 15.00

Gambar 8. Diagnosa Keadaan Gizi pada balita usia 0-59 bulan

Diagnosa Keadaan Gizi Di Wilayah Kerja Kuta Baro Usia 0-59


Bulan

Tabel 8. Diagnosa Keadaan Gizi pada balita usia 0-59 bulan

ZONA II (AKUT DAN KRONIS) ZONA I (KRONIS)


 COT MASAM  LAM BAED
 BAK BULOH  COT YANG
 LAM BAET
 LAMPUUK
 COT PEUTANO
 LAMBRO BILEU
 LAM ALUE CUT
 LAMBUNOT PAYA

22
 LAMBRO DEYAH
 LAM RAYA
ZONA IV (AMAN) ZONA III (AKUT)
 BABAH JURONG  LAM ASAN
 LEUPUNG ULE ALUE  SEUPU
 LAMPOH TAROM
 COT CUT
 BEURANGONG
 BUENG BAKJOK
 LAMPOH TEUBE
GEUPULA
 LAMPOH KEUDE
 BAK TRIENG
 LEUPUNG MESJID

23
PETA SEBARAN ZONA 1,ZONA II,ZONA III,ZONA IV

Lambunotpaya

Lamalucut
Cotyang
Cotraya Lampohtarom
LamGlumpang

Lam
Asan
Tumpok
CotPeutano lampoh

Lamseunong Puuk
Lam
Ceu

Lambaro CotBeut
Bileu Lambaro
Deyah

LamBaed

Lambaet Lampuuk

CotMasam

KETERANGAN:

Zona1kronis
Zona 2 Akut Kronis

Zona 3 Akut
Zona 4 Aman

24
B. Surveilans Aktif
Surveilains Aktif adalah surveilans yang aktif dalam mengumpulkan data
(menjemput data) yang di perlukan. Agar kualitas dan kuantitas datanya tetap
terjaga atau terukur. Ciri-ciri secara umum yaitu : unit surveilains melakukan
skrining dari rumah ke rumah, sehingga tidak ada satu pun kasus yang lepas
dari pendataan atau pun bisa juga di posyandu tempat di lakukan penimbangan
dan pencatatan rutin setiap bulan. Dan selanjutnya adalah unit surveilains
mendatangi setiap unit sumber data untuk meminta data surveilains
epidemiologi yang di butuhkan sehingga tidak ada satupun sumber data yang
tidak terekam datanya.

1. Latar Belakang
Untuk memperoleh informasi pencapaian kinerja pembinaan
gizi masyarakat secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan, perlu
dilaksanakan surveilans gizi diseluruh wilayah provinsi dan
kabupaten/kota. Surveilans gizi adalah suatu proses pengumpulan,
pengolahan dan diseminasi informasi hasil pengolahan data secara terus
menerus dan beraturan tentang indikator yang terkait dengan kinerja
pembinaan gizi masyarakat. Pada umumnya prinsip dasar dari surveilans
gizi adalah tersedianya data yang akurat dan tepat waktu, ada proses
analisis atau kajian data, tersedianya informasi yang sistematis dan terus
menerus, ada proses penyebarluasan informasi, umpan balik dan
pelaporan. Ada tindak lanjut sebagai respon terhadap perkembangan
informasi.
Surveillans aktif menggunakan petugas khusus surveilans
untuk kujungan berkala lapangan, desa-desa, tempat praktik dokter-
dokter, dan tenaga medis lainnya , puskesmas, klinik, dan rumah sakit ,
dengan tujuan mengindentifikasi kasus baru penyakit. atau kematian,
disebut penemuan kasus (case finding), dan konfirmasi. Surveilains
Aktif adalah surveilans yang aktif dalam mengumpulkan data
(menjemput data) yang di perlukan. Agar kualitas dan kuantitas datanya
tetap terjaga atau terukur. Ciri-ciri secara umum yaitu : unit surveilains

25
melakukan skrining dari rumah ke rumah, sehingga tidak ada satu pun
kasus yang lepas dari pendataan atau pun bisa juga di posyandu tempat
di lakukan penimbangan dan pencatatan rutin setiap bulan. Dan
selanjutnya adalah unit surveilains mendatangi setiap unit sumber data
untuk meminta data surveilains epidemiologi yang di butuhkan sehingga
tidak ada satupun sumber data yang tidak terekam datanya.
Surveilans gizi ini dimaksudkan sebagai acuan petugas
kesehatan di provinsi dan kabupaten/kota dalam melaksanakan
surveilans gizi untuk meningkatkan efektifitas kegiatan pembinaan gizi
masyarakat dengan mempertajam upaya penanggulangan masalah gizi
secara tepat waktu, tempat, sasaran dan jenis tindakannya.
Surveilans kesehatan masyarakat dapat didefinisikan sebagai
upaya rutin dalam pengumpulan, analisi dan diseminasi data yang
relevan yang diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan
masyarakat. Surveilans gizi adalah proses pengamatan masala dan
program gizi secara terus menerus baik situasi normal maupun darurat,
meliputi : pengumpulan, pengolahan, analisis dan pengkajian data secara
sistematis serta penyebarluasan informasi untuk pengambilan tindakan
sebagai respon segera dan terencana.

2. Tujuan
Melaksanakan kegiatan screening aktif untuk Mampu melakukan
pengumpulan data dan pengkajian gizi pada 3 WIC (Women, Infant,
Child) di wilayah kerja puskesmas Kuta Baro.

3. Metode screening
Data surveilans aktif dikumpulkan dengan cara melakukan penilaian
status gizi antropometri yang terdiri atas penimbangan berat badan dan
tinggi badan kepada 5 kelompok sasaran yaitu bayi, balita, ibu hamil
dan WUS yang ada wilayah kerja puskesmas Kuta Baro, kecamatan
Kuta Baro. Pengumpulan data dilakukan diwilayah kerja puskesmas

26
kuta baro pada kelompok sasaran seperti bayi, balita,ibu hamil, dan
WUS

4. Hasil Screening
a. Hasil Screening pada kelompok bayi
 Berat Badan Menurut Umur(BB/U)
Persentase Bayi dengan Indikator Berat Badan menurut
Umur (BB/U) Usia 0-23 Bulan. Dari hasil pengumpulan data di
wilayah kerja Puskesmas Kuta Baro.

Tabel 9. Distribusi Sample berdasarkan BB/U.


No Status Gizi Jumlah Bayi %
1 Sangat Kurang 0 0
2 Kurang 2 7%
3 Normal 23 77%
4 Resiko lebih 5 17%
Jumlah 30 100%

%BB/U
90%
77%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
17%
20%
7%
10% 0%
0%
Sangat Kurang Kurang Normal Resiko lebih

Sangat Kurang Kurang Normal Resiko lebih

Gambar 9. Distribusi Sample berdasarkan BB/U


Berdasarkan grafik dan tabel diatas menggambarkan tentang
cakupan bayi dengan indiktor BB/U, dari 30 bayi didapatkan

27
persentase dengan katagori sangat kurang 0%, kurang 7%, normal
77%, dan resiko lebih 17%.

 Panjang Badan Menurut Umur(PB/U)


Persentase Bayi dengan Indikator Panjang Badan menurut
Umur (PB/U). Dari hasil pengumpulan data di wilayah kerja
Puskesmas Kuta Baro Kab. Aceh Besar diperoleh hasil sebagai
berikut :

Tabel 10. Distribusi Sampel Berdasarkan PB/U


No Status Gizi Jumlah Bayi %
1 Sangat pendek 0 0%
2 Pendek 5 17%
3 Normal 25 83%
4 Tinggi 0 0%
Jumlah 30 100%

%PB/U
100%
83%
80%

60%

40%
17%
20%
0% 0%
0%
Sangat pendek Pendek Normal Tinggi

Sangat pendek Pendek Normal Tinggi

Gambar 10. Distribusi Sample berdasarkan PB/U


Berdasarkan Grafik dan tabel diatas menggambarkan tentang
cakupan bayi dengan indiktor PB/U, dari 30 bayi didapatkan

28
persentase dengan katagori sangat pendek 0%, pendek 17% , normal
83%, dan tinggi 0%.

 Berat Badan Menurut Panjang Badan (BB/PB)


Persentase Bayi dengan Indikator berat badan menurut
panjang badan (BB/PB). Dari hasil pengumpulan data di wilayah
kerja Puskesmas Kuta Baro Kab. Aceh Besar diperoleh hasil sebagai
berikut :

Tabel 11. Distribusi Sampel Berdasarkan BB/PB


No Status Gizi Jumlah Bayi %
1 Gizi Buruk 0 0%
2 Gizi Kurang 7 23%
3 Normal 23 77%
4 Resiko Gizi Lebih 0 0%
5 Gizi Lebih 0 0%
6 Obesitas 0 0%
Jumlah 30 100%

BB/PB
100%
77%
80%
60%
40% 23%
20%
0% 0% 0% 0%
0%
Gizi Buruk Gizi Kurang Normal Resiko Gizi Gizi Lebih Obesitas
Lebih

Gizi Buruk Gizi Kurang Normal


Resiko Gizi Lebih Gizi Lebih Obesitas

Gambar 11. Distribusi Sample berdasarkan BB/PB

29
Berdasarkan Grafik dan table diatas menggambarkan tentang
cakupan bayi dengan indiktor BB/PB, dari 30 bayi didapatkan
persentase dengan katagori gizi buruk 0%, gizi kurang 23%, Normal
77%,Gizi lebih 0%, Obesitas 0%.

b. Hasil Screening pada kelompok balita


 Berat Badan Menurut Umur(BB/U)
Persentase balita dengan indiktor berat badan menurut umur
(BB/U). Dari hasil pengumpulan data di wilayah kerja Puskesmas
Kuta Baro Kab. Aceh Besar diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 12. Distribusi Sampel Berdasarkan BB/U


No Status Gizi Jumlah Balita %
1 Sangat Kurang 0 0%
2 Kurang 11 37%
3 Normal 18 60%
4 Resiko lebih 1 3%
Jumlah 30 100%

BB/U
70%
60%
60%
50%
40% 37%

30%
20%
10% 3%
0%
0%
Sangat Kurang Kurang Normal Resiko lebih

Sangat Kurang Kurang Normal Resiko lebih

Gambar 12. Distribusi Sample berdasarkan BB/U

30
Berdasarkan Grafik dan tabel diatas menggambarkan tentang
cakupan balita dengan indiktor BB/U, dari 30 balita didapatkan
persentase dengan katagori sangat kurang 0%, kurang 37%, normal
60%,dan resiko lebih 3%.

 Tinggi Badan Menurut Umur(TB/U)


Persentase balita dengan indiktor berat badan menurut umur
(TB/U). Dari hasil pengumpulan data di wilayah kerja Puskesmas
Kuta Baro Kab. Aceh Besar diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 13. Distribusi Sampel Berdasarkan TB/U


No Status Gizi Jumlah Bayi %
1 Sangat pendek 0 0%
2 Pendek 10 33%
3 Normal 20 67%
4 Tinggi 0 0%
Jumlah 30 100%

TB/U
67%
70%
60%
50%
40% 33%
30%
20%
10% 0% 0%
0%
Sangat pendek Pendek Normal Tinggi

Sangat pendek Pendek Normal Tinggi

Gambar 13. Distribusi Sample berdasarkan TB/U


Berdasarkan Grafik dan tabel diatas menggambarkan tentang
cakupan balita dengan indiktor TB/U, dari 30 balita didapatkan

31
persentase dengan katagori sangat pendek 0% , pendek 32 %,
normal 67%, dan tinggi 0%.

 Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)


Persentase Bayi dengan Indikator berat badan menurut
tinggi badan (BB/TB) Dari hasil pengumpulan data di wilayah
kerjaPuskesmas Kuta Baro Kab.Aceh Besar diperoleh hasil sebagai
berikut :

Tabel 14. Distribusi Sampel Berdasarkan BB/TB


No Status Gizi Jumlah Bayi %
1 Gizi Buruk 0 0
2 Gizi Kurang 9 30%
3 Normal 18 60%
4 Resiko Gizi Lebih 0 0
5 Gizi Lebih 3 10%
6 Obesitas 0 0
Jumlah 30 100

BB/TB
70%
60%
60%
50%
40%
30%
30%
20%
10%
10%
0% 0% 0%
0%
Gizi Buruk Gizi Kurang Normal Resiko Gizi Gizi Lebih Obesitas
Lebih

Gizi Buruk Gizi Kurang Normal


Resiko Gizi Lebih Gizi Lebih Obesitas

Gambar 14. Distribusi Sample berdasarkan BB/TB

32
Berdasarkan Grafik dan Tabel diatas menggambarkan
tentang cakupan balita dengan indiktor BB/TB, dari 30 balita
didapatkan persentase dengan katagori gizi buruk 0%, gizi kurang
30% , Normal 60% , resiko gizi lebih, gizi lebih 10% dan obesitas
0%.

c. Hasil Screening pada kelompok ibu hamil


 Pengukuran Lila Pada Bumil

Persentase ibu hamil dengan indikator LILA Dari hasil


pengumpulan data di wilayah kerja Puskesmas Kuta Baro Kab. Aceh
Besar diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 15. Distribusi Sampel Berdasarkan Lila

No Status KEK
1 KEK 8 27%
2 Normal 22 73%
Jumlah 30 100

%LILA
80% 73%
70%
60%
50%
40%
30% 27%

20%
10%
0%
KEK Normal

KEK Normal

Gambar 15. Distribusi Sampel Berdasarkan Lila

33
Berdasarkan grafik dan tabel diatas dapat dilihat bahwa
status gizi ibu hamil dengan indikator lila dari 30 ibu hamil,
diperoleh hasil persentase dengan kategori KEK 27% dan katergori
normal 73% dari 30 orang.

d. Hasil Screening pada kelompok WUS

Indeks massa tubuh menurut umur pada WUSPersentase


WUS(Wanita Usia Subur) dengan indikator LILA Dari hasil
pengumpulan data di wilayah kerja Puskesmas Kuta Baro Kab. Aceh
Besar diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 16 : Distribusi Sampel Berdasarkan IMT

No IMT
1 Normal 14 93%
2 Gemuk 1 7%
Jumlah 15 100%

%IMT
100% 93%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
7%
10%
0%
Normal Gemuk

Normal Gemuk

Gambar 16. Distribusi Sampel Berdasarkan IMT

34
Berdasarkan grafik dan tabel diatas dapat dilihat bahwa
status gizi wanita usia subur dengan indikator IMT dari 15WUS,
diperoleh hasil persentase dengan kategori Normal 93% dan
katergori Gemuk7% dari 15 orang.

C. SURVEILANS PASIF
Surveilans Pasif adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi, dimana
unit surveilans mengumpulkan data dengan cara menerima data tersebut
dari unit pelayanan kesehatan, masyarakat atau sumber data lainnya.

1. Cakupan Penimbangan (D/S)


Dari hasil pengumpulan data di wilayah kerja Puskesmas Kuta Baro Kab.
Aceh Besar diperoleh hasil sebagai berikut :

D/S
80% 75%

70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

Gambar 17.Cakupan balita yang ditimbang


Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa cakupan balita yang ditimbang
berat badan di wilayah kerja puskesmas Kuta Baro dari 47 desa pada 51
posyandu diperoleh persentase sebanyak 75%.

2. Cakupan Pemberian ASI Ekslusif Bayi 0-6 Bulan


Dari hasil pengumpulan data di wilayah kerja Puskesmas Kuta Baro Kab.
Aceh Besar diperoleh hasil sebagai berikut:

35
CAKUPAN ASI EKSLUSIF
180 168 169 165
164
160 154 149 148
142 144 143 140
135 138 136
140 130 126 131
116 115 115 110 119
120 113 110

100 91.89
85.19 88.46 87.30 82.64 84.15 84.62 84.85
73.38 77.85 77.46 77.98
80
60
40
20
0

SASARAN ASI EKSLUSIF %

Gambar 18. Cakupan Pemberian Asi ekslusif


Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa cakupan kecukupan
pemberian ASI ekslusif di wilayah kerja puskesmas Kuta Baro, dari 47 desa
didapatkan hasil yang paling tinggi adalah di bulan Oktober, November dan
Agustus yaitu 84%.

3. Cakupan yangmendapatkan Kapsul Vitamin A Pada Balita


Dari hasil pengumpulan data di wilayah kerja Puskesmas Kuta Baro Kab.
Aceh Besar diperoleh hasil sebagai berikut :

CAKUPAN VIT A
120% 99% 99%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
JUMLAH BALITA JUMLAH BALITA DPT VIT A

JUMLAH BALITA JUMLAH BALITA DPT VIT A

Gambar 19. Cakupan Vit A

36
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa Cakupan vitamin A di
wilayah kerja puskesmas Kuta Baro dari 47 desa diperoleh persentas
sebanyak 99.

4. Cakupan rumah tangga mengkonsumsi garam Beriodium


Dari hasil pengumpulan data di wilayah kerja Puskesmas Kuta
Baro Kab. Aceh Besar diperoleh hasil sebagai berikut :

CAKUPAN GARAM YODIUM


1800
1527
1600
1400
1200
1000 867
800 629
600
400
200
0
JUMLAH KK JUMLAH YANG JUMLAH YANG TIDAK
MENGGUNAKAN GARAM MENGGUNAKAN GARAM
JUMLAH KK YODIUM YODIUM
JUMLAH YANG MENGGUNAKAN GARAM YODIUM
JUMLAH YANG TIDAK MENGGUNAKAN GARAM YODIUM

Gambar 20. Cakupan garam yodium


Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa Cakupan rumah
tangga yang mengkonsumsi garam yodium di wilayah kerja puskesmas
Kuta Baro dengan jumlah KK 1527, Jumlah yang menggunakan garam
beryodium 629 KK,Jumlah yang tidak menggunakan garam yodium
diperolehsebanyak 867 KK.

5. Cakupan Ibu Hamil Mendapat tablet Fe


Dari hasil pengumpulan data di wilayah kerja Puskesmas Kuta Baro
diperoleh hasil sebagai berikut :

37
CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPATKAN FE
63%
62%
62%
61%
60%
59%
58%
57%
57%
56%
55%
54%
FE 30 FE 90

FE 30 FE 90

Gambar 21. Cakupan ibu hamil mendapatkan Fe


Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa Cakupan bumil mendapat Fe
di wilayah kerja puskesmas Kuta Baro dari 47 desa diperoleh persentase Fe
30 tablet sebanyak 57% dan Fe 90 tablet sebanyak 62%.

6. SKDN
Dari hasil pengumpulan data di wilayah kerja Puskesmas Kuta Baro
diperoleh hasil sebagai berikut :

%SKDN
120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
JANU FEBR MARE AGUS SEPTE OKTO NOVE DESE
APRIL MEI JUNI JULI
ARI UARI T TUS MBER BER MBER MBER
D/S 70% 90% 90% 72% 70% 75% 75% 75% 75% 75% 71% 70%
K/S 95% 95% 90% 96% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 90% 100%
N/D 50% 61% 33% 50% 60% 50% 50% 50% 55% 50% 50% 50%
D/K 73% 94% 100% 75% 70% 75% 75% 75% 75% 75% 75% 70%
N/S 35% 55% 30% 35% 40% 35% 35% 35% 40% 35% 33% 35%

38
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa cakupan balita yang
ditimbang berat badan (D/S),balita yang mempunyai buku KIA,KMS (K/S),
balita yang naik berat badannya (N/S) di wilayah Kerja Puskesmas Kuta
Baro.

 Persentase Balita yang ditimbang berat badan (D/S) dari 47desa yang
tertinggi adalah pada bulan Februari dan Maret yaitu sebanyak 90%
 Persentase Balita yang mempunyai buku KIA,KMS (K/S)dari 47desa
adalah sama yaitu 100% yang artinya semua balita mempunyai.
 Persentase Balita yang naik berat badannya (N/S) dari 47desa yang
tertinggi adalah pada bulan Februari yaitu sebanyak 55%.

7. Analisis Dan Interpretasi


Dari pengambilan data surveilance gizi yang dilakukan di Puskesmas Kuta
Baro ditemukan permasalahan gizi yaitu:
1. Masalah yang berkaitan dengan Pengukuran bayi dan balita di posyandu :
Kurangnya tingkat pengetahuan mengenai pengukuran yang benar. Kalau salah
pengukuran tentunya berpengaruh terhadap status gizi anak.
2. cakupan konsumsi garam beriodium pada tahun 2021 di masyarakat di
wilayah kerja puskesmass Kuta Baro dari hasil pemeriksaan maka dapat dilihat
bahwa 40% menggunakan garam beryodium. Jumlah tersebut jauh dari
target60%. Hal ini terjadi karena rumah tangga yang mengeluh jika garam
yang mengandung iodium rasanya pahit, tidak enak dan belum terbiasa.

39
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Data Eppgbm
a. Usia 0-23 Bulan (Baduta)
 Berdasarkan BB/U (Underweight) diperoleh persentase tertinggi di
desa Cot Yang dengan sebanyak 75% dan terendah di desa Gue
sebanyak 0%.
 Berdasarkan PB/U (Stunting ) Diperoleh persentase tertinggi di desa
Leupung Ulee Alue dengan sebanyak 100% dan terendah di desa
Gue sebanyak 0%.
 Berdasarkan BB/PB (Wasting ) diperoleh persentase tertinggi di
desa Cot Beut dengan sebanyak 60% dan terendah di desa Gue
sebanyak 0%.

b. Diagnosa Keadaan Gizi Usia 0-23 Bulan (Baduta)


 Zona I (kronis)
Cot masam,lambro bileu,lam alue cut
 Zona II(akut dan kronis)
Lampoh tarom,lam baed,cot peutano,cot yang,tumpok lampoh,cot
raya,lambunot paya.
 Zona III (akut)
Lamceu,Cot beut,Puuk,Lambaet,Lamseunong
 Zona IV (akut)
Lamceu,Cot beut,Puuk,Lambaet,Lam seunong

c. Usia 0-59 Bulan (Balita)

40
 Berdasarkan BB/U (Underweight) diperoleh persentase tertinggi di
desa Babah Jurong dengan sebanyak 57,14% dan terendah di desa
Gue sebanyak 0%.
 Berdasarkan TB/U (Stunting ) diperoleh persentase tertinggi di desa
Cot Masam dengan sebanyak 100% dan terendah di desa Gue
sebanyak 0%.
 Berdasarkan BB/TB (Wasting ) diperoleh persentase tertinggi di
desa Puuk dengan sebanyak 50% dan terendah di desa Gue sebanyak
0%.
d. Diagnosa Keadaan Gizi Usia 0-59 Bulan (Balita)
 Zona I (kronis)
Lam baed, Cot yang
 Zona II (akut dan kronis)
Cot masam,Bak buloh,Lam baet,Lampuuk,Cot peutano,Lambro
bileu,Lam alue cut,Lambunot paya,Lambro deyah,Lam raya.
 Zona III (akut)
Lam asan,Seupu
 Zona IV (aman)
Babah jurong,Leupung ule alue,Lampoh tarom,Cot
cut,Beurangong,Bueng bakjok,Lampoh teube geupula,Lampoh
keude,Bak trieng,Leupung mesjid.

2. Surveilans Aktif
a. Persentase status gizi bayi berdasarkan
 indiktor berat badan menurut umur (BB/U) dari 30 bayi didapatkan
persentase dengan katagori sangat kurang 0%, kurang 7%, normal
77%, dan resiko lebih 17%.
 indiktor panjang badan menurut umur PB/U, dari 30 bayi didapatkan
persentase dengan katagori sangat pendek 0%, pendek 17% , normal
83%, dan tinggi 0%

41
 indiktor berat badan menurt panjang badan BB/PB, dari 30 bayi
didapatkan persentase dengan katagori gizi buruk 0%, gizi kurang
23%, Normal 77%,Gizi lebih 0%, Obesitas 0%.
b. Persentase status gizi balita berdasarkan
Indiktor berat badan menurut umur BB/U, dari 30 balita didapatkan
persentase dengan katagori sangat kurang 0%, kurang 37%, normal
60%,dan resiko lebih 3%.
Indiktor tinggi badan menurut TB/U, dari 30 balita didapatkan
persentase dengan katagori sangat pendek 0% , pendek 32 %, normal
67%, dan tinggi 0%.
Indiktor berat badan menurut tinggi badan BB/TB, dari 30 balita
didapatkan persentase dengan katagori gizi buruk 0%, gizi kurang
30% , Normal 60% , resiko gizi lebih, gizi lebih 10% dan obesitas
0%.

3. Surveilans Pasif
 Cakupan balita yang ditimbang berat badan( D/S) diperoleh
sebanyak 75%
 Cakupan Pemberian ASI Ekslusif Bayi 0-6 Bulandidapatkan hasil
yang paling tinggi adalah di bulan Oktober, November dan Agustus
yaitu 84%.
 Cakupan yangmendapatkan kapsul vitamin a pada balita diperoleh
sebanyak sebanyak 99%
 Cakupan rumah tangga yang mengkonsumsi garam yodium dengan
jumlah KK 1527, Jumlah yang menggunakan garam beryodium
629KK, Jumlah yang tidak menggunakan garam yodium
diperolehsebanyak 867KK.
 Cakupan bumil mendapat Fe diperoleh Fe 30 sebanyak 57% dan Fe
90 sebanyak 62%
 Persentase Balita yang mempunyai buku KIA,KMS (K/S) adalah
sama yaitu 100% yang artinya semua balita mempunyai.

42
 Persentase Balita yang naik berat badannya (N/S) yang tertinggi
adalah pada bulan Februari yaitu sebanyak 55%.

B. Saran
Setelah melakukan proses surveilans di wilayah kerja puskesmas Kuta
Baro, dapat dilihat bahwa pemantauan yang berkesinambungan terhadap bayi dan
balita akan lebih terpantau sehingga tingkat terjadinya masalah gizi dapat berkurang.
Materi penyuluhan yang bisa diberikan tentang gizi seimbang, sarapan pagi, jajanan
sehari-hari, PHBS dan materi sesuai keluhan kesehatan.Perlunya koordinasi lintas
program dan lintas sektor untuk melakukan pemantauan penyakit atau masalah
kesehatan yang potensial Kejadian Luar Biasa.

43

Anda mungkin juga menyukai