KETUA
H. Ludi Harman, S.Sos, MM
Kepala Sekretariat
SEKRETARIS
Novarita, SKM, M.Epid
WAKIL SEKRETARIS
Riezky Yulviani Armanita, SKM, M.S.E
ANGGOTA
Desi Yeri M, SKM
Jef Sagita Randa, S.KL
Jumadi, SKM
Desniati, SE
Syelfin Akbar Fajar, SH
Naili Amalia, SKM
Juanda
KONTRIBUTOR BIDANG
Susilo Budi Hartanto, S.Si, Apt; dr. Yosei Susanti M.A.P; Hj. Mardianti, S.E, M.A.P; dr. H.
Sulastri, M.Si; Aniesaputri Junita, SKM, MPH; dr. Indrike Caesaria; dr. Asmali, SKM, M.Si,
MPH; dr. Raja Dina Iswanty; Hj. Akhtika, S.SI., Apt; Abdul Rauf Rahim, SKM, M.Si;
Heriyanto, AMK; Elfrida Tambun, SKM, MPH; Genta Yanantha, S. Farm, Apt, M.Si; Ns.
Dian Lofiana Ginting Munthe, S.Kep; Iffah Latifah,A.Md.Farm; Tri Hardiono Erwin, SE,
MM; Yessi Erfana, Amd.Keb; Zulfahmi Harahap, SKM, MPH; Dora Herdiana, SKM,
M.Epid; Wa Ode Rosni Yanti, SKM, M.Kes; Wa Ode Anita Amna, S.ST, M.Keb; Dian
Febrianti, SKM; Ira Falza, S.KL; Triana Kusuma Dewi, S.Kep; Onella Mariska, ST; Mei
Amatianingsih, SKM; Sri Rejeki, S.Gz; Dwieta Berlina, SKM; Yusi Fitriyanti, SKM; Siti
Rahmah, SKM, MM; Lisya Yuanita, S.Si; Dyah Salamiah, SKM, MKM; Chika Dhuhaputra.
KONTRIBUTOR LINTAS
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau
Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Provinsi Kepulauan Riau
Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau
Lintas Sektor Terkait
i
KATA PENGANTAR
KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU
ii
DAFTAR ISI
iii
f. Underweight (Berat Badan Kurang) ......................................................... 52
g. Wasting (Sangat Kurus) .......................................................................... 53
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 : Distribusi Jumlah Kematian Ibu dan Angka Kematian Ibu 22
(AKI) per 100.000 KH menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2021……………………………….
v
Tabel 4.1 : Jumlah Kasus Positif Malaria menurut Kabupaten/Kota 57
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021…………………….
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 : Jumlah Kematian Ibu dan Angka Kematian Ibu (AKI) per 22
100.000 Kelahiran Hidup Provinsi Kepulauan Riau Tahun
2017-2021……………………………………..…………………
vii
Gambar 3.9 : Salah Satu Rumah Tunggu Kelahiran di Kabupaten 30
Lingga………………………………………….………………….
Gambar 3.13 : Jumlah Kematian Bayi dan Angka Kematian Bayi per 1.000 32
KH Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017-
2021………………………………..………...…………………...
Gambar 3.18 : Pelayanan Kesehatan Bagi Bayi Setelah Lahir oleh Tenaga 37
Kesehatan………………….…………………………………….
viii
Gambar 3.25 : Cakupan Vitamin A pada Bayi Menurut Kabupaten/Kota 44
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2020-2021…………………
ix
Gambar 4.1 : Tren Penurunan Annual Parasite Incidence (API) Malaria per 56
1000 penduduk di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017-
2021………………………………..………...…………………...
Gambar 4.3 : Edukasi bagi Pasien TBC di RSUD Raja Ahmad Tabib 59
Provinsi Kepulauan Riau…………………………………
Gambar 4.5 : Orientasi Test dan Treat Program HIV dan IMS Tingkat 64
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021…………………
Gambar 4.10 : Perbedaan Kusta Kering (Pausi Basiler) dan Kusta Basah 68
(Multi Basiler)……………………. ……………………………..
x
Gambar 5.2 : Lima Pilar STBM……………………………..………………… 79
xi
DAFTAR TABEL LAMPIRAN
Tabel 1 : Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah
Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan
Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
Tabel 3 : Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf dan Ijazah
Tertinggi yang Diperoleh Menurut Jenis Kelamin Tahun 2021
Tabel 5 : Jumlah Kunjungan Pasien Baru Rawat Jalan, Rawat Inap dan
Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
xii
Tabel 16 : Jumlah Tenaga Penunjang/Pendukung Kesehatan di Fasilitas
Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
Tabel 23 : Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Ibu Hamil, Ibu Bersalin dan
Ibu Nifas Menurut Kecamatan dan Puskesmas Provinsi Kepulauan
Riau Tahun 2021
Tabel 27 : Jumlah Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD)
Menurut Kecamatan dan Puskesmas Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2021
xiii
Tabel 30 : Jumlah dan Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan dan
Komplikasi Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan
Puskesmas Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
Tabel 31 : Jumlah Kematian Neonatal, Bayi, dan Balita Menurut Jenis Kelamin,
Kecamatan, dan Puskesmas Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
Tabel 33 : Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Menurut Jenis Kelamin,
Kecamatan, dan Puskesmas Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
Tabel 35 : Bayi Baru Lahir Mendapat IMD* dan Pemberian ASI Eksklusif pada
Bayi < 6 Bulan Menurut Kecamatan dan Puskesmas Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2021
Tabel 41 : Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Anak Balita Menurut
Kecamatan dan Puskesmas Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
xiv
Tabel 44 : Status Gizi Balita Berdasarkan Indeks BB/U, TB/U, dan BB/Tb
Menurut Kecamatan dan Puskesmas Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2021
Tabel 45 : Cakupan Pelayanan Kesehatan Peserta Didik SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA Serta Usia Pendidikan Dasar Menurut Kecamatan dan
Puskesmas Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
Tabel 47 : Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat
Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2021
Tabel 54 : Jumlah Kasus HIV Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
Tabel 55 : Jumlah Kasus dan Kematian Akibat AIDS Menurut Jenis Kelamin
dan Kelompok Umur Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
Tabel 56 : Kasus Diare yang Dilayani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan
Puskesmas Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
xv
Tabel 58 : Kasus Baru Kusta Cacat Tingkat 0, Cacat Tingkat 2, Penderita
Kusta Anak<15 Tahun, Menurut Kecamatan, dan Puskesmas
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
Tabel 60b : Kasus COVID-19 Berdasarkan Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
Tabel 64 : Jumlah Penderita dan Kematian pada KLB Menurut Jenis Kejadian
Luar Biasa (KLB) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
xvi
Tabel 70 : Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Metode IVA dan
Kanker Payudara Dengan Pemeriksaan Klinis (SADANIS) Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2021
xvii
BAB I
DEMOGRAFI
Provinsi Kepulauan Riau secara geografis terletak pada 00o20’ LU - 04040’ LU dan
103022’ BT - 109009’ BT. Luas wilayah Provinsi Kepulauan Riau adalah 427.608,68 km2.
Dilihat dari sebaran wilayahnya, sebagian besar dikelilingi oleh lautan 417.012,97 km2
(97,52%) dan daratannya hanya 10.595,71 km2 (2,48%) yang terdiri dari banyak gugusan
pulau baik pulau besar ataupun kecil yang berjumlah kurang lebih 1.795 pulau, dengan
19 pulau terluar.
2
Gambar 1.1 Peta Wilayah Administrasi Provinsi Kepulauan Riau
3
Tabel 1.1.
Nama Ibu Kota, Ketinggian Tempat, Luas Daratan
Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2021
4
Tabel 1.2.
Distribusi dan Kepadatan Penduduk Provinsi Kepulauan Riau
Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2021
Bila dilihat dari tingkat kepadatan penduduk, kedua kota di Provinsi Kepulauan
Riau yaitu Kota Tanjungpinang dan Kota Batam memiliki tingkat kepadatan penduduk
tertinggi dan ternyata kepadatan penduduk Kota Tanjungpinang lebih tinggi dibandingkan
Kota Batam, yaitu mencapai 1.614,33 jiwa per km2. Sementara itu, Kabupaten Lingga
dan Natuna yang merupakan dua kabupaten terluas di Provinsi Kepulauan Riau memiliki
kepadatan penduduk terendah yaitu 44,41 jiwa per km2 dan 41,49 jiwa per km2.
75+
70 - 74
65 - 69
60 - 64
55 - 59
50 - 54
45 - 49
40 - 44
35 - 39
30 - 34
25 - 29
20 - 24
15 - 19 Laki-laki Perempuan
10 - 14
5-9
0-4
150.000 100.000 50.000 0 50.000 100.000 150.000
5
Dari gambar 1.2 di atas dapat dilihat bahwa penduduk terbanyak adalah penduduk
di usia 5 - 9 tahun , dan terkecil adalah di usia 75 tahun ke atas. Dari Piramida penduduk
Provinsi Kepulauan Riau tersebut terlihat bahwa golongan penduduk usia muda / usia
produktif lebih dominan berbanding usia tua.
75,79
75,59
75,48
74,84
74,45
Gambar 1.3 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kepulauan Riau, 2017- 2021
6
IPM Provinsi Kepulauan Riau dari tahun 2017 hingga 2021 mengalami
peningkatan termasuk didalamnya peningkatan atas capaian komponen IPM. Per tahun
2021, capaian komponen IPM sebesar :
• Umur Harapan Hidup saat Lahir (UHH) dengan capaian tahun 2021 sebesar 70,12
• Harapan Lama Sekolah (HLS) dengan capaian tahun 2021 sebesar 12,98
• Rata-rata lama sekolah (RLS) dengan capaian tahun 2021 sebesar 10,18
• Pengeluaran Riil per Kapita per Tahun yang disesuaikan dengan capaian tahun 2021
sebesar 14.122
Berikut ini perbandingan IPM Kabupaten/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau tahun
2021, dengan rincian pada gambar berikut ini :
90 81,12 78,93
80 74,57 73,09 71,7 68,80 65,83
70
60
50
40
30
20
10
0
Batam Tanjungpinang Bintan Natuna Karimun Kepulauan Lingga
Anambas
Dari Gambar 1.4, menunjukkan bahwa IPM Kabupaten/Kota Tahun 2021 tertinggi
berada di Kota Batam dengan capaian sebesar 81,12 dan terendah dicapai oleh
Kabupaten Lingga sebesar 65,83. Dengan demikian, kemajuan pembangunan manusia
Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau bervariasi. Variasi tersebut ditentukan
banyak faktor sumber daya (alam dan manusia) serta kebijakan pemerintahan yang
berbeda antar satu wilayah. Capaian IPM yang tidak merata di Kabupaten/Kota akan
berdampak pada laju pertumbuhan IPM Provinsi.
7
BAB II
SUMBER DAYA KESEHATAN
9
Tabel 2.1.
Tenaga Medis di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
10
120 109
102
100
85
80
64 63 66 64
54 53 54
60 50
40
20
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Gambar 2.1 Jumlah Dokter/Dokter Gigi Non PNS Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-2021
11
Jenis tenaga yang termasuk dalam kelompok tenaga kesehatan masyarakat
antara lain terdiri atas epidemiolog kesehatan, tenaga promosi kesehatan dan ilmu
perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan,
tenaga biostatistik dan kependudukan, serta tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga.
Sedangkan jenis tenaga kesehatan lingkungan terdiri dari tenaga sanitasi lingkungan,
entomolog kesehatan, dan mikrobiolog kesehatan. Sementara itu, yang termasuk dalam
kelompok tenaga gizi terdiri atas nutrisionis dan dietisien. Tabel 2.3 berikut ini
mendeskripsikan jumlah tenaga kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan dan
tenaga gizi di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021.
Tabel 2.3.
Tenaga Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan dan Tenaga Gizi di
Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2021
Kesehatan Kesehatan
Kabupaten/Kota Tenaga Gizi
Masyarakat Lingkungan
Karimun 60 37 29
Bintan 33 39 20
Natuna 45 28 29
Lingga 24 32 12
Kep. Anambas 32 25 18
Batam 35 45 60
Tanjungpinang 28 37 18
12
Riau tahun 2021 adalah sebanyak 591 orang yang terdiri atas 414 orang tenaga ahli
teknologi laboratorium medik (ATLM) dan 177 orang tenaga teknik biomedika lainnya.
Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga keterapian fisik terdiri
atas fisioterapis, okupasi terapis, terapis wicara, dan akupunktur. Dari tabel berikut ini
dapat dilihat bahwa jumlah tenaga keterapian fisik di Provinsi Kepulauan Riau sebanyak
76 orang.
Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga keteknisian
medis terdiri atas perekam medis dan informasi kesehatan, teknik kardiovaskuler, teknisi
pelayanan darah, refraksionis optisien/optometris, teknisi gigi, penata anestesi, terapis
gigi dan mulut, dan audiologis. Jumlah tenaga keteknisan medis di provinsi Kepulauan
Riau tahun 2021 tercatat sebanyak 250 orang.
Tabel 2.4.
Tenaga Ahli Teknologi Laboratorium Medik, Tenaga Teknik Biomedika Lainnya,
Tenaga Keterapian Fisik, Tenaga Keteknisan Medis Tahun 2021
Tenaga kefarmasian terdiri dari tenaga Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian.
Tenaga teknis kefarmasian terdiri dari Sarjana dan Magister Farmasi (Non Apoteker),
Ahli Madya Farmasi (Asister Apoteker) dan Analis Farmasi. Pada tabel berikut tercatat
bahwa jumlah tenaga farmasi yang terdapat di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2021
adalah sebanyak 828 orang, yang terdiri atas tenaga teknis kefarmasian sebanyak 511
orang dan tenaga apoteker sebanyak 317 orang.
13
Tabel 2.5.
Tenaga Kefarmasian di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
Karimun 51 31
Bintan 28 21
Natuna 51 31
Lingga 18 16
Kep. Anambas 12 10
Batam 311 173
Tanjungpinang 40 35
Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) disebutkan bahwa yang termasuk SDM
kesehatan meliputi tenaga kesehatan profesi, tenaga kesehatan non profesi, dan tenaga
penunjang kesehatan. Meskipun keberadaan tenaga penunjang tidak bersentuhan
langsung dengan pelayanan kesehatan, namun keberadaannya sangat penting karena
berkaitan dengan manajemen pelayanan kesehatan. Jumlah tenaga penunjang
kesehatan yang tercatat pada tabel 2.6 berikut sebanyak 4.959 orang yang tersebar di
dinas kesehatan, rumah sakit, puskesmas, klinik, dan faskes lainnya.
Tabel 2.6.
Tenaga Penunjang/Pendukung Kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
Karimun 72 604
Bintan 75 396
Natuna 8 179
Lingga 36 258
Kep. Anambas 31 299
Batam 132 2.105
Tanjungpinang 63 701
14
Tujuan pembangunan kesehatan dapat dicapai apabila didukung oleh tersedianya
sumber daya manusia kesehatan yang memadai baik jumlah, jenis, maupun mutunya.
Pengembangan tenaga kesehatan yang meliputi perencanaan, pengadaan,
pendayagunaan serta pembinaan dan pengawasan mutu adalah merupakan suatu
rangkaian yang bertujuan untuk mendukung suksesnya pembangunan kesehatan.
Total 5 13 17 35 29 6
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau, 2021
15
Berdasarkan tabel diatas, jumlah RS dengan status kepemilikan
TNI/POLRI/BUMN sebanyak 5 RS, untuk status kepemilikan Pemerintah Daerah
(Provinsi dan Kabupaten/Kota) sebanyak 13 RSUD, serta status kepemilikan swasta
sebanyak 17 RS.
2.3. PUSKESMAS
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas
menyebutkan bahwa puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah
kerjanya.
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021 memiliki 93 Puskesmas, dengan rincian
jumlah Puskesmas Rawat Inap (PRI) sejumlah 32 PRI dan jumlah Puskesmas Non Rawat
Inap (PNRI) sejumlah 61 PNRI. Untuk distribusi puskesmas menurut Kabupaten/Kota
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.8.
Jumlah Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
Puskesmas
Rasio
Jumlah Jumlah
No Kabupaten/Kota Non Jumlah (Per/100.000
Desa/Kel Penduduk Rawat
Rawat Penduduk)
Inap
Inap
1 Karimun 71 260.620 3 10 13 4,99
16
sudah lebih tinggi berbanding target WHO, dimana 1 Puskesmas melayani 30.000
penduduk. Namun jika menimbang bentuk geografis Kepulauan Riau yang memiliki pulau
berpenghuni hampir 366 pulau dari total jumlah pulau sebanyak 2.408 pulau, angka rasio
ini tidak signifikan untuk melihat kesesuaian akses pelayanan puskesmas terutama di
Kabupaten Lingga, Natuna dan Kepulauan Anambas. Memperpendek jarak pelayanan
puskesmas mutlak diperlukan, sehingga Provinsi Kepulauan Riau berkomitmen untuk
memperluas pelayanan kesehatan dengan peningkatan jumlah puskesmas, puskesmas
pembantu, mempermudah akses transportasi antar pulau, meminimalkan puskesmas
tanpa dokter, rekrutmen tenaga medis/paramedis non ASN untuk ditempatkan di wilayah
Daerah Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan (DTPK).
17
Bukan Pekerja
Pekerja Bukan (BP)
Penerima 17.435
1% PBI APBN
Upah
363.276
(PBPU)/mandir
19%
i 377.788
20%
PBI APBD
240.696
13%
Pekerja
Penerima Upah
(PPU) 892.926
47%
Gambar 2.2. Proporsi Jenis Kepersertaan JKN/KIS Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
Dari gambar di atas, terlihat bahwa sebanyak 47% dari kepesertaan JKN/KIS
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2022 merupakan jenis kepesertaan Pekerja Penerima
Upah (PPU) sebanyak 892.926 jiwa, sedangkan proporsi terendah merupakan jenis
kepesertaan dari Bukan Pekerja (BP) dengan jumlah 17.435 jiwa atau 1%.
Jika membandingkan data kepesertaan JKN/KIS menurut Kabupaten/Kota se-
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2022, dapat dirincikan dari tabel dibawah ini :
Tabel 2.9.
Cakupan JKN/KIS Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
No Kabupaten/Kota PBI NON PBI Jumlah %
18
Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional di Provinsi Kepulauan Riau sudah
berjalan selama 7 tahun dengan jumlah penduduk yang memiliki jaminan kesehatan dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan. Dapat dilihat dari capaian penduduk yang sudah
menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional tahun 2021 mencapai 1.892.130 jiwa
dengan rincian peserta PBI sebanyak 603.972 jiwa dan Non PBI sebanyak 1.288.149
jiwa, capaian cakupan JKN/KIS per tahun 2022 sebesar 90,6 % dari total penduduk yang
tersebar di 7 (tujuh) Kabupaten/Kota. Angka cakupan JKN/KIS ini belum mencapai target
Kepesertaan semesta (Universal Health Coverage) yang ditetapkan Pemerintah Pusat
dengan target 98%. Beberapa kendala belum tercapainya UHC dikarenakan belum
tersedianya data penduduk yang valid by name by address, masih kurangnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya jaminan kesehatan nasional serta diperlukan komitmen
anggaran dalam mendukung integrasi penduduk ke dalam Jaminan Kesehatan Nasional.
Saat ini premi JKN/KIS sangat terbantu dengan adanya kebijakan atas Permenkeu
128/PMK.07/2018 tentang Tata Cara Pemotongan Pajak Rokok Sebagai Kontribusi
Dukungan Program Jaminan Kesehatan, dimana Daerah harus menganggarkan
kontribusi JKN/KIS sebesar 75% dari 50% Penerimaan Pajak Rokok atau sebesar 37,5%
dari total pajak rokok.
19
BAB III
KESEHATAN KELUARGA
Kesehatan keluarga meliputi siklus hidup (continuum of care) mulai dari periode
kehamilan (ibu hamil beserta janinnya), persalinan, bayi baru lahir, balita, usia sekolah
dan remaja, usia reproduksi, sampai dengan periode lanjut usia. Isu strategis kegiatan
program ini diarahkan kepada pencapaian target pembangunan kesehatan nasional dan
global yakni untuk meningkatkan status kesehatan ibu dan anak serta meningkatkan
status gizi masyarakat.
Keluarga berperan terhadap optimalisasi pertumbuhan, perkembangan, dan
produktivitas seluruh anggotanya melalui pemenuhan kebutuhan gizi dan menjamin
kesehatan anggota keluarga. Di dalam komponen keluarga, ibu dan anak merupakan
kelompok rentan. Hal ini terkait dengan fase kehamilan, persalinan dan nifas pada ibu
dan fase tumbuh kembang pada anak. Hal ini yang menjadi alasan pentingnya upaya
kesehatan ibu dan anak menjadi salah satu prioritas pembangunan kesehatan di
Indonesia.
21
120 300
241
100 250
80 200
0 0
2017 2018 2019 2020 2021
Gambar 3.1. Jumlah Kematian Ibu dan Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 Kelahiran Hidup
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017-2021
Jumlah kasus kematian ibu dan AKI Provinsi Kepulauan Riau pada 4 (empat)
tahun terakhir yaitu dari Tahun 2017 sampai dengan Tahun 2020 cenderung mengalami
penurunan namun meningkat secara signifikan pada Tahun 2021. Pada Tahun 2020
Provinsi Kepulauan Riau sudah bisa menurunkan AKI menjadi 92 per 100.000 kelahiran
hidup (38 kasus) namun meningkat signifikan menjadi 241 per 100.000 kelahiran hidup
(99 kasus) pada Tahun 2021. Meningkatnya jumlah kasus kematian ibu dan AKI ini tidak
hanya terjadi di Provinsi Kepulauan Riau saja, melainkan di seluruh Indonesia karena
adanya Pandemi COVID-19 varian Delta yang sangat berbahaya, lebih menular, dan
menimbulkan gejala yang lebih parah bagi pengidapnya, tak terkecuali bagi ibu hamil.
COVID-19 menjadi penyebab terbanyak kasus kematian ibu di Provinsi Kepulauan Riau
pada Tahun 2021.
Distribusi jumlah kasus kematian ibu dan AKI berdasarkan kabupaten/kota Tahun
2021 digambarkan pada tabel berikut ini :
Tabel 3.1.
Distribusi Jumlah Kematian Ibu dan Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 KH Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
1 Karimun 5 145
2 Bintan 7 241
3 Natuna 10 795
4 Lingga 5 419
22
No Kabupaten/Kota Jumlah Kematian Ibu AKI Per 100.000 KH
JUMLAH 99 241
Pada Tahun 2021, Kota Batam masih menjadi wilayah kabupaten/ kota
penyumbang kasus kematian ibu terbanyak yaitu sebanyak 54 kasus dan Kabupaten
Kepulauan Anambas masih menjadi penyumbang kasus paling sedikit yaitu sebanyak 3
kasus. Meskipun Kota Batam memiliki jumlah kasus terbanyak namun jumlah kelahiran
hidupnya juga besar sehingga AKI tertinggi di Provinsi Kepulauan Riau bukan di Kota
Batam. Kabupaten/kota dengan AKI tertinggi yaitu Kabupaten Natuna sebesar 795 per
100.000 kelahiran hidup dan AKI terendah yaitu Kabupaten Karimun sebesar 145 per
100.000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan target AKI Tahun 2021 pada Renstra
Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau dapat dilihat bahwa tidak ada satupun
kabupaten/ kota yang mencapai target karena memiliki AKI di atas 128 per 100.000
kelahiran hidup.
Kematian ibu bisa terjadi karena banyak hal dikarenakan proses kehamilan itu
sendiri meningkatkan risiko kesakitan dan kematian. Beberapa penyakit bisa menjadi
lebih parah jika diderita oleh ibu hamil dan dalam periode 42 hari setelah berakhirnya
kehamilan. Proporsi kematian ibu Tahun 2021 berdasarkan penyebab digambarkan pada
grafik berikut ini.
Gambar 3.2. Penyebab Kematian Ibu di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
23
Pada Tahun 2021 pandemi Covid-19 masih belum berakhir dan terjadi lonjakan
atau peningkatan kasus infeksi Covid-19 varian Delta yang lebih berbahaya, menular,
dan menimbulkan gejala yang lebih parah bagi pengidapnya. Banyak ibu hamil dan ibu
nifas yang juga ikut terinfeksi varian ini, dimana infeksi dan gejala Covid-19 yang dialami
memperburuk kondisi kehamilan dan kesehatan ibu serta memperparah penyakit
penyerta yang sedang ibu derita. Kematian ibu di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun –
tahun sebelumnya masih didominasi oleh penyebab langsung yaitu hipertensi dalam
kehamilan dan pendarahan namun pada Tahun 2021 penyebab terbanyak kematian ibu
di Provinsi Kepulauan Riau yaitu Covid-19 sebesar 40% (39 kasus), pendarahan sebesar
22% (22 kasus) dan hipertensi dalam kehamilan sebesar 15% (15 kasus). Penyebab lain
yang merupakan penyebab tidak langsung juga cukup besar yaitu sebesar 17% (17
kasus) dan jenisnya beragam, beberapa diantaranya seperti meningitis, TB paru,
pneumonia, encephalitis atau radang otak, dan lupus.
Komplikasi dalam masa kehamilan, persalinan, dan nifas terkadang tidak selalu
dapat diramalkan sebelumnya dan mungkin saja terjadi pada wanita yang tadinya
diidentifikasi normal. Namun apabila ibu memperoleh pelayanan kesehatan ibu hamil
yang berkualitas, sesuai standar, dan terus dipantau, komplikasi mungkin dapat diketahui
lebih dini (deteksi dini) dan ibu bisa mendapatkan pelayanan rujukan yang efektif. Deteksi
dini juga perlu dilakukan terhadap penyakit yang diderita oleh ibu sebelum hamil karena
penyakit tersebut dapat menjadikan proses kehamilan, persalinan, dan nifas menjadi
lebih beresiko bagi ibu tersebut, yang seringkali bisa menjadi penyebab kematian ibu
tidak langsung.
Ibu berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas mulai dari saat
hamil, memiliki akses terhadap pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
terlatih, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi baru lahir, perawatan khusus jika
terjadi komplikasi, dan akses terhadap pelayanan kontrasepsi.
24
a. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
Pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar adalah pelayanan yang diberikan
kepada ibu hamil minimal 4 (empat) kali selama kehamilan yaitu satu kali pada trimester
pertama (usia kehamilan sebelum 3 bulan), satu kali pada trimester kedua (usia
kandungan 4-6 bulan), dan dua kali pada trimester ketiga (usia kandungan 7-9 bulan)
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten (bidan/dokter/dokter spesialis
kebidanan). Indikator terkait pelayanan ini yaitu indikator K1 (kontak pertama ibu dengan
petugas kesehatan) dan K4 (terpenuhinya standar minimal kunjungan ibu hamil
sebanyak 4 kali).
Ada 10 kriteria standar pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil (10T) yaitu :
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Ukur tekanan darah
3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas / LiLa)
4. Ukur tinggi puncak rahim (fundus uteri)
5. Tentukan presentasi janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ)
6. Skrinning status imunisasi Tetanus Toxoid (TT) dan berikan imunisasi jika diperlukan
7. Pemberian Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet selama kehamilan
8. Tes laboratorium (umum dan khusus)
9. Tatalaksana/ penanganan kasus sesuai kewenangan
10. Temu wicara (konseling)
25
Cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil Provinsi Kepulauan Riau dari tahun
2019-2021 digambarkan pada grafik berikut ini. Cakupan K4 Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2021 sedikit meningkat dari Tahun 2020, dari 90% menjadi 90,4%. Kesenjangan
antara cakupan K1 dan K4 tidak terlalu besar dan tidak lebih dari 10%.
26
Tindakan ibu hamil dalam mengakses pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh
banyak faktor, beberapa diantaranya adalah pengetahuan, pendidikan, jarak, dukungan
dalam keluarga, sikap petugas pemberi pelayanan, umur, mobilitas penduduk, pekerjaan,
dan pendapatan keluarga. Upaya dan strategi untuk mengawal konsistensi K1 harus
terus dioptimalkan, beberapa diantaranya dengan mengoptimalkan kegiatan kunjungan
rumah, kelas ibu hamil, pelibatan peran kader dan masyarakat dalam program P4K
(Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi), peningkatan
penggunaan dan pemanfaatan buku KIA.
27
Cakupan Persalinan oleh tenaga kesehatan (PN) dan persalinan di fasilitas
kesehatan (PF) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021 sedikit mengalami penurunan
dibandingkan dengan cakupan Tahun 2020 dan 2019, hal ini dipengaruhi oleh Pandemi
COVID-19.
Target PF
2021 = 90%
Jika dilihat berdasarkan kabupaten/ kota, diketahui bahwa kabupaten/ kota yang
mencapai target cakupan PF (di atas 90%) yaitu Kabupaten Bintan, Kota Batam, dan
Kota Tanjungpinang. Sedangkan cakupan K4 Kabupaten Karimun, Kepulauan Anambas,
Lingga, dan Natuna masih di bawah target Renstra (di bawah 90%). Jika dilihat
berdasarkan perbandingan cakupan PN dan PF, Kabupaten Lingga, Kepulauan
Anambas, dan Natuna masih menjadi kabupaten/ kota dengan selisih terbesar yang
artinya kabupaten/ kota ini masih banyak persalinan yang ditolong tenaga kesehatan tapi
bukan di fasilitas pelayanan kesehatan atau persalinan dilakukan di rumah. Selain itu,
jumlah persalinan yang ditolong non tenaga kesehatan di 3 (tiga) kabupaten/ kota ini dan
Kota Batam juga masih cukup banyak.
Tabel 3.2
Jumlah Persalinan Ditolong Non Tenaga Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
Jumlah Persalinan di Tolong Non Tenaga
No Kabupaten/Kota
Kesehatan
1 Karimun 0
2 Bintan 1
3 Natuna 16
4 Lingga 8
28
Jumlah Persalinan di Tolong Non Tenaga
No Kabupaten/Kota
Kesehatan
5 Kepulauan Anambas 4
6 Batam 15
7 Tanjungpinang 0
JUMLAH 44
Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa jumlah persalinan yang ditolong tenaka
non kesehatan yang dilaporkan sebanyak 44 kasus, dengan angka persalinan tertinggi
di Kabupaten Natuna (16 kasus) dan Kota Batam (15 kasus). Salah satu penyebab masih
banyak persalinan yang ditolong tenaga kesehatan tapi bukan di fasilitas pelayanan
kesehatan dan persalinan yang ditolong non tenaga kesehatan ialah masih kurangnya
pemahaman masyarakat akan pentingnya persalinan untuk dilakukan di fasilitas
pelayanan kesehatan dan anggapan bahwa lebih nyaman bersalin di rumah, ibu tidak
perlu meninggalkan keluarganya (suami dan anak-anaknya), suami dan keluarga masih
bisa bekerja atau tidak meninggalkan pekerjaan karena harus menemani ibu bersalin di
fasilitas pelayanan kesehatan yang mungkin lokasinya jauh dari rumah. Sehingga bisa
disimpulkan bahwa faktor geografis, jarak rumah dan fasilitas pelayanan kesehatan,
pengetahuan dan kebiasaan masyarakat sangat berpengaruh pada peningkatan
cakupan PF di Provinsi Kepulauan Riau.
Sebagai upaya untuk mendekatkan ibu bersalin ke fasilitas pelayanan kesehatan
primer dan rujukan, kabupaten/kota sudah memanfaatkan dana jaminan persalinan
(jampersal) dalam proses merujuk maupun penyediaan fasilitas Rumah Tunggu
Kelahiran (RTK) bagi ibu dan bayi yang membutuhkan. Beberapa hal yang masih perlu
ditingkatkan yaitu optimalisasi pelaksanaan program P4K (Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) di masyarakat dan peningkatan sarana dan
prasarana di fasilitas pelayanan kesehatan di beberapa daerah.
29
Gambar 3.9 Salah Satu Rumah Tunggu Kelahiran di Kabupaten Lingga
30
Gambar 3.10 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019 – 2021
Cakupan KF1, KF2 dan KF3 cenderung fluktuatif antar tahun 2019-2021. Untuk
cakupan KF1 di Tahun 2021 (91,6%) dan KF2 (90,4%) cenderung lebih rendah
berbanding dengan capaian tahun 2019-2020. Namun untuk cakupan KF3 dengan
capaian 87%, lebih tinggi berbanding capaian tahun 2020 (86,2%), namun lebih rendah
jika berbanding dengan tahun 2019 yang telah mencapai 88,4%. Perlu dilakukan upaya
yang lebih guna mengurangi kesenjangan antara cakupan KF3 dengan KF1/ KF2.
31
Gambar 3.12
Kunjungan Rumah oleh Tenaga
Kesehatan kepada bagi Ibu Nifas
Gambar 3.13 Jumlah Kematian Bayi dan Angka Kematian Bayi per 1.000 KH
Provinsi Kepulauan Riau Tahu 2017-2021
Jumlah kasus kematian bayi dan AKB Provinsi Kepulauan Riau pada 4 (empat)
tahun terakhir yaitu dari Tahun 2017 sampai dengan Tahun 2020 cenderung mengalami
penurunan namun meningkat pada Tahun 2021. Provinsi Kepulauan Riau telah
menurunkan AKB pada Tahun 2020 menjadi 5,5 per 1.000 kelahiran hidup (228 kasus)
kemudian meningkat pada Tahun 2021 menjadi 7,5 per 1.000 kelahiran hidup (306
kasus). Terjadinya pandemi Covid-19 varian Delta pada tahun ini menjadi salah satu
32
penyebabnya. Meskipun bukan menjadi penyebab langsung kematian bayi namun
dengan terjadinya pandemi ini berdampak pada kurang optimalnya pelayanan kesehatan
bayi baik di tingkat pelayanan primer maupun rujukan, kurangnya tenaga kesehatan di
puskesmas dan RS karena banyak yang terpapar Covid-19, kondisi lingkungan menjadi
kurang kondusif bagi ibu hamil untuk dapat menjaga kehamilannya dengan baik, dan
dampak lainnya.
AKB Provinsi Kepulauan Riau sebesar 7,5 per 1.000 kelahiran hidup merupakan
hasil pencatatan dan pelaporan dari fasilitas pelayanan kesehatan. Angka ini sangat
rendah jika dibandingkan dengan data AKB hasil survey seperti data AKB Nasional
berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2017 yaitu
sebesar 24 per 1.000 kelahiran hidup. Ada kemungkinan dimana kasus kematian bayi
ada yang belum atau tidak terlapor (under reported) karena berbagai macam sebab
antara lain faktor budaya etnis tertentu atau masih kurang optimalnya sistem pencatatan
dan pelaporan kematian bayi. Oleh karena itu Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
menghitung estimasi AKB setiap tahun yaitu sebesar 2 sampai 3 kali lipat dari AKB yang
dilaporkan oleh pelayanan kesehatan dan AKB estimasi Provinsi Kepulauan Riau Tahun
2021 yaitu sebesar 15 per 1.000 kelahiran hidup.
Distribusi jumlah kasus kematian bayi dan AKB berdasarkan kabupaten/ kota
Tahun 2021 dirincikan pada tabel berikut ini.
Tabel 3.3
Distribusi Jumlah Kematian Bayi dan Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 KH menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
Jumlah Kematian
No Kabupaten/Kota AKB Per 1.000 KH
Bayi
1 Karimun 50 14,5
2 Bintan 30 10,3
3 Natuna 17 13,5
4 Lingga 29 24,3
5 Kepulauan Anambas 10 11,5
6 Batam 154 5,5
7 Tanjungpinang 16 4,5
33
Pada Tahun 2021, Kota Batam masih menjadi wilayah kabupaten/ kota
penyumbang kasus kematian bayi terbanyak yaitu sebanyak 154 kasus dan Kabupaten
Kepulauan Anambas masih menjadi penyumbang kasus paling sedikit yaitu sebanyak 10
kasus. Meskipun Kota Batam memiliki jumlah kasus terbanyak namun jumlah kelahiran
hidupnya juga besar sehingga AKB tertinggi di Provinsi Kepulauan Riau bukan di Kota
Batam. Kabupaten/kota dengan AKB tertinggi yaitu Kabupaten Lingga sebesar 24,3 per
1.000 kelahiran hidup dan AKB terendah yaitu Kota Tanjungpinang sebesar 4,5 per 1.000
kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan target AKB Tahun 2021 pada Renstra Dinas
Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau dapat dilihat bahwa provinsi dan semua kabupaten/
kota sudah mencapai target karena memiliki AKB di bawah 30 per 1.000 kelahiran hidup.
Kematian bayi dapat dikelompokkan menjadi dua kategori berdasarkan usia yaitu
kematian neonatal (usia 0 – 28 hari) dan kematian post neonatal (29 hari – 11 bulan).
Proporsi jumlah kematian bayi paling banyak terjadi pada neonatal atau bayi baru lahir
karena memiliki tubuh yang lemah dan rentan terhadap penyakit. Oleh karena itu
neonatal atau bayi baru lahir perlu mendapatkan perhatian khusus. Proporsi kematian
bayi Tahun 2021 berdasarkan penyebab digambarkan pada grafik berikut ini.
34
beberapa diantaranya seperti ikterus, aspirasi, palato schisis, infeksi paru, hyperbilirubin,
meconium aspirasi, dan diare akut, dan sebagainya.
35
Gambar 3.16 Cakupan Pelayanan Kesehatan Neonatal
di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2019- 2021
Target KN1
2021 = 92%
Pelayanan kesehatan neonatal diberikan baik pada neonatal yang sehat maupun
yang sakit. Pelayanan yang harus diberikan kepada neonatal esensial saat lahir (0 – 6
jam) meliputi pemotongan dan perawatan tali pusat, Inisiasi Menyusu Dini (IMD),
pencegahan perdarahan (injeksi vitamin K1), pemberian salep/ tetes mata antibiotik, dan
pemberian imunisasi (injeksi vaksin Hepatitis B0). Sedangkan pelayanan neonatal
setelah lahir (6 – 28 hari) meliputi konseling perawatan bayi baru lahir dan ASI eksklusif,
pemeriksaan kesehatan dengan menggunakan pendekatan MTBM, pemberian vitamin
36
K1 bagi yang lahir tidak di fasilitas pelayanan kesehatan atau belum mendapatkan
Vitamin K, imunisasi Hepatitis B injeksi untuk bayi usia < 24 jam yang lahir tidak ditolong
tenaga kesehatan, dan penanganan dan rujukan kasus neonatal komplikasi.
Cakupan KN Lengkap Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021 sedikit menurun jika
dibandingkan dengan Tahun 2020 dari 94,3% menjadi 92,7%. Kesenjangan antara
cakupan KN1 dan KN Lengkap masih dapat dikategorikan cukup baik dan tidak lebih dari
10%. Kabupaten Lingga memiliki cakupan KN lengkap tertinggi sebesar 98,5% dan Kota
Batam memiliki cakupan terendah sebesar 90,6%. Jika dibandingkan dengan target
cakupan KN lengkap menurut Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
sebesar 92%, diketahui bahwa cakupan Provinsi Kepulauan Riau sudah mencapai target,
namun masih ada 1 (satu) kabupaten/ kota yang cakupannya belum mencapai target
yaitu Kota Batam.
Untuk meningkatkan cakupan KN Lengkap, dapat dilakukan dengan
melaksanakan kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan di puskesmas dan jajarannya
atau bidan desa guna memastikan bayi baru lahir di wilayah kerjanya dalam kondisi yang
sehat dan ibu dan keluarga tidak mengalami kendala dalam perawatan bayi baru lahir.
Dikarenakan kematian bayi paling banyak terjadi pada neonatal (usia 0 – 28 hari) maka
pemeriksaan kesehatan dengan menggunakan pendekatan MTBM harus dilakukan
dengan benar dan kemampuan tenaga kesehatan dalam penanganan dan rujukan kasus
neonatal komplikasi harus terus ditingkatkan. Selain itu, KIE terkait perawatan bayi baru
lahir yang baik dan benar, pengenalan tanda – tanda bahaya kesehatan bayi baru lahir,
dan pentingnya kunjungan ulang pemeriksaan kesehatan bayi baru lahir harus
disampaikan secara lengkap kepada ibu dan keluarga sebelum pulang dari fasilitas
pelayanan kesehatan tempat bersalin.
Gambar 3.18
Pelayanan Kesehatan Bagi Bayi
Setelah Lahir oleh Tenaga Kesehatan
37
b. Pelayanan Kesehatan Bayi
Pelayanan kesehatan bayi merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada bayi usia 29 hari-11 bulan minimal sebanyak 4 kali yaitu 1 kali pada usia 29 hari-
2 bulan, 1 kali pada usia 3-5 bulan, 1 kali pada usia 6-8 bulan, dan 1 kali pada usia 9-11
bulan. Pelayanan yang diberikan meliputi pemberian imunisasi dasar lengkap (BCG,
DPT/HB1-3, Polio 1-4, campak), pemantauan pertumbuhan (penimbangan dan
pengukuran panjang/tinggi badan), pemantauan perkembangan, pemberian kapsul
vitamin A pada bayi usia 6 – 11 bulan, serta penyuluhan pemberian ASI eksklusif dan
Makanan Pendamping ASI (MPASI). Cakupan pelayanan kesehatan bayi di Provinsi
Kepulauan Riau digambarkan pada grafik ini.
Cakupan pelayanan kesehatan bayi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021 sedikit
lebih tinggi jika dibandingkan dengan Tahun 2020 dari 82,3% menjadi 100,7%. Cakupan
38
ini bisa mencapai lebih dari 100% dikarenakan cakupan pelayanan kesehatan bayi
memang cenderung masih tinggi jika dibandingkan cakupan pelayanan kesehatan balita
karena pada masa 1 (satu) tahun atau mungkin 2 (dua) tahun pertama kehidupan, orang
tua masih rutin membawa bayinya ke fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas
dan rumah sakit serta posyandu untuk mendapatkan pelayanan imunisasi dasar lengkap
sekaligus mendapatkan pelayanan pertumbuhan dan perkembangan.
Selain itu, Kota Batam ternyata memiliki cakupan yang lebih tinggi dibandingkan
jumlah sasaran bayi yang telah dihitung dan ditetapkan. Kabupaten/Kota dengan
cakupan tertinggi yaitu Kota Batam sebesar (106,4%) dan terendah yaitu Kabupaten
Lingga sebesar 75,7%. Meskipun cakupan pelayanan kesehatan bayi sudah cukup baik
dan upaya untuk meningkatkan cakupan tetap harus dilakukan, salah satunya ialah
dengan meningkatkan pelaksanaan kelas ibu balita, optimalisasi peran dan keaktifan
kader yang ada di masyarakat, revitalisasi pelaksanaan posyandu, dan pelaksanaan
kunjungan rumah atau sweeping.
39
Kabupaten/Kota dengan cakupan pelayanan kesehatan balita tertinggi yaitu Kabupaten
Bintan sebesar 87,3% dan terendah yaitu Kabupaten Natuna sebesar 67,4%. Beberapa
hal yang menjadi penyebab rendahnya cakupan pelayanan kesehatan balita ialah
kurangnya pengetahuan dan kesadaran ibu mengenai pentingnya pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan balita, partisipasi ibu untuk mengikuti kelas ibu balita
masih kurang, kesibukan orangtua khususnya ibu pekerja yang sulit untuk
menyempatkan waktu kerja untuk membawa balitanya ke posyandu, mayoritas balita
yang sudah mulai bersekolah (PAUD). Upaya strategis untuk meningkatkan cakupan
pelayanan kesehatan balita di kabupaten/kota perlu dilakukan meskipun masih dalam
situasi dan kondisi pandemi Covid-19. Pelaksanaan kelas ibu balita diharapkan untuk
dapat dilaksanakan secara optimal dan dapat diikuti oleh seluruh ibu balita yang ada baik
secara tatap muka ataupun online, dilakukannya optimalisasi peran kader dan revitalisasi
posyandu, pemanfaatan buku KIA pada ibu dan keluarga harus ditingkatkan, dan
koordinasi pelayanan kesehatan balita dengan PAUD harus terus dilaksanakan dengan
baik dan bersinergi, kunjungan rumah atau sweeping dapat dilaksanakan secara rutin
atau sesuai kebutuhan.
40
Untuk mendapatkan lansia yang sehat, program kesehatan melalaui
pendekatan life cycle diperlukan. Dengan melihat kesehatan bukan hanya dijaga dan
dirawat ketika sudah tua tetapi dimulai di hulu atau awal sehingga diharapkan dihilirnya
akan menjadi lebih baik, karena lansia yang tidak sehat dan tidak mandiri akan
berdampak besar terhadap kondisi sosial dan ekonomi bangsa. Kebijakan yang
dilakukan antara lain dengan :
1. Pembinaan Kesehatan Lansia dilakukan dengan upaya peningkatan kesehatan dan
kemampuan agar selama mungkin tetap dapat berperan aktif dalam pembangunan
2. Pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan peran keluarga dan masyarakat
serta menjalin kemitraan dengan LSM, swasta dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan lansia
3. Pembinaan yang dilakukan melalui pendekatan holistik
4. Pendekatan siklus hidup dalam pelayanan kesehatan untuk mencapai lanjut usia aktif
dan sehat dalam konteks kesehatan keluarga
5. Pelayanan kesehatan dasar dan rujukan dan berkualitas.
41
94,5
82,1 82,1
78,8
73,4 73
35,4
Karimun Bintan Natuna Lingga Kep. Batam Tg. Pinang Prov Kepri
Anambas
2020 2021
Gambar 3.22 Cakupan Pelayanan Lanjut Usia di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2020 - 2021
42
82,1
73,4
70,5
62,4
59,1 59
53,9
47,9 49,5
42,7
38,3
32,1 33,2
26,4
22,4 22,6
Karimun Bintan Natuna Lingga Kep. Batam Tg. Pinang Prov Kepri
Anambas
2020 2021
43
Meningkatkan kuantitas kunjungan rumah (home care) serta melibatkan peran tokoh
masyarakat untuk menggerakkan kesadaran lansia melakukan pemeriksaan kesehatan
secara rutin di fasiltas pelayanan kesehatan serta membuka posyandu lansia di tempat
yang mudah dikunjungi, misalnya masjid, pusat kajian agama, kelurahan, dan lain-lain.
3.4. Gizi
Status gizi balita beserta pencegahan dan penanganan masalah gizi, dirincikan
melalui analisa pemberian ASI eksklusif pada bayi usia sampai dengan 6 bulan,
pemberian kapsul vitamin A pada balita 6-59 bulan, pemberian tablet tambah darah pada
remaja putri, serta pemberian makanan tambahan pada ibu hamil kurang energi kronik
dan balita gizi kurang.
a. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Balita
Cakupan pemberian Vitamin A pada bayi di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun
2021 mencapai 80,7%, angka ini meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 78,7%.
Sedangkan pemberian Vitamin A pada balita tahun 2021 sebesar 78,7%, angka ini naik
dari tahun sebelumnya yaitu 74,1%. Sebaran cakupan Vitamin A pada bayi dan balita
diuraikan pada gambar berikut ini :
105,5
95,2 97,6 99,5
89,5 92,3 89,1 88,6 88,2
85,2 75,3 80,7
73,9 74,7 78,7
56,3
2020 2021
Gambar 3.25
Cakupan Vitamin A pada Bayi Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2020-2021
44
sedangkan yang terendah dicapai Kota Batam dengan persentase capaian sebesar
88,2%.
96 95,8 98,8
91,689,2 94,6
100 86,9 85 83,5
90 82 82,3
76,6 78,7
73,4 74,1
80 67,5
70
60
50
40
30
20
10
0
2020 2021
Gambar 3.26
Cakupan Vitamin A pada Balita Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2020-2021
Berdasarkan Gambar 3.25 dan 3.26 terlihat bahwa persentase bayi yang
mendapat vitamin A lebih tinggi dari pada balita. Hal ini dikarenakan pada usia bayi ibu
lebih intensif membawa bayi ke posyandu karena selain pemberian vitamin A juga ada
pemberian imunisasi dasar lengkap sampai usia 9 bulan. Setelah berusia 1 (satu) tahun
Gambar 3.27 kunjungan balita ke Posyandu untuk
Pemberian Vitamin A
menimbang dan mendapat vitamin A
menurun karena dikarenakan selain
sudah tidak mendapatkan IDL
(Imunisasi Dasar Lengkap),
kesibukan orang tua dan juga balita
sudah mulai bersekolah (PAUD) turut
mempengaruhi persentase balita
mendapat Vitamun A.
45
b. ASI Ekslusif
Salah satu upaya pencegahan stunting adalah dengan pemberian ASI Eksklusif
bagi bayi yang berusia kurang dari 6 bulan. ASI merupakan makanan bayi yang terbaik
dan merupakan hak setiap bayi. Pada tahun 2012 Kementerian Kesehatan RI telah
menerbitkan Peraturan Pemerintah No.33 tentang Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di
Indonesia yang berisi mengenai jaminan hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif,
perlindungan kepada ibu untuk dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayi serta peran
serta dan dukungan keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Menyusui adalah salah satu
investasi terbaik untuk kelangsungan hidup dan meningkatkan kesehatan,
perkembangan sosial ekonomi individu dan bangsa.
69,60%
56,50%
47,30%
Gambar 3.28
Persentase ASI Eksklusif Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2020-2021
Berdasarkan gambar di atas terjadi kenaikan persentase ASI Eksklusif dari dua
tahun sebelumnya, apabila dibandingkan dengan target Renstra persentase ASI
Eksklusif sudah tercapai (56%). Kenaikan ini terjadi karena peningkatan pengetahuan
dan sikap ibu balita agar memberikan ASI kepada bayinya karena ASI merupakan
makanan yang terbaik bagi bayi, peningkatan pengetahuan Ibu bayi dilakukan melalui
kelas PMBA yang diadakan di Puskesmas. Selain itu, bayi yang telah lulus ASI juga
diberikan sertifikat lulus ASI, hal ini dilakukan sebagai stimulus agar Ibu semangat dalam
mengasihi bayi.
46
75,1
69,6
65,1
60
54,1 56,3 53
56
50 47,3
45,2 46,8 46,9 46,9
41,1
22,6
Gambar 3.29
Perbandingan Persentase ASI Eksklusif Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2020-2021
47
makanan saja. Oleh karena itu, diperlukan suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD)
untuk mencegah dan menanggulangi anemia gizi besi. Tablet Tambah Darah adalah
suplementasi gizi yang mengandung senyawa zat besi yang setara dengan 60 mg besi
elemental dan 400 mcg asam folat.
98 93,1
90,8 90,8 90,5
84,4 81,6 82
Gambar 3.32
Persentase Ibu Hamil Mendapat Tablet TambahDarah (TTD)
Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
Berdasarkan data di atas, persentase tertinggi untuk Ibu hamil mendapat tablet tambah
darah (TTD) adalah Kabupaten Bintan dan yang terendah adalah Kabupaten Natuna. Rendahnya
prevalensi di Kabupaten Natuna dikarenakan oleh akses kepada masyarakat sehingga distribusi
kurang merata, kurang koordinasi antara lintas program dan lintas sektor, KIE yang kurang
mendukung sehingga TTD tidak dikonsumsi serta adanya mitos terkait TTD yang bertentangan
dengan ilmu pengetahuan.
48
ke posyandu. Dari 7 Kabupaten/Kota persentase D/S terendah terdapat di Kota Batam,
hal ini disebabkan oleh banyak hal diantaranya kurang populernya posyandu sebagai
sarana pemantauan pertumbuhan balita. Orang tua lebih banyak membawa balitanya ke
sarana pelayanan kesehatan swasta dibandingkan ke posyandu khususnya di wilayah
perkotaan. Hal ini tentu menjadi perhatian kita bersama bagaimana caranya menggiatkan
lagi posyandu sebagai pusat pemantauan pertumbuhan balita yang diminati masyarakat.
86,5 85,9
90 83,881,7 80,7
79,4
80 73,1
68,4 66,4 64,7
70 60,7
56,2 59,1
60 53,253,2
48,6
50
40
30 2020
20 2021
10
0
49
Gambar 3.34 Petugas Posyandu melakukan penimbangan berat badan pada balita
e. Stunting
Stunting (Kerdil) adalah keadaan gagal
tumbuh dan kembang, gagal pertumbuhan TB
tidak tercapai sesuai dengan anak seusianya (-2
SD Median). Gagal kembang: kecerdasan
intelektual dan emosional tidak tercapai. Ciri-ciri
stunting adalah tinggi badan lebih pendek dari
seusianya, anak menjadi lebih pendiam dan
apatis, tidak banyak melakukan eye contact, IQ-
nya rendah, pertumbuhan melambat tanda
pubertasnya juga melambat, wajah tampak lebih
muda dari usianya dan pertumbuhan gigi
Gambar 3.35 terlambat.
Pengukuran Tinggi Bayi
Berdasarkan data SSGI (Survei Status
Gizi Indonesia) tahun 2021 prevalensi stunting di Kepulauan Riau sebesar 17,6% dengan
prevalensi tertinggi di lingga 25,4%. Kepulauan Riau merupakan provinsi dengan
prevalensi terendah nomor 4 se-Indonesia setelah Bali, DKI Jakarta dan Yogyakarta.
Apabila dibandingkan dengan data SSGI tahun 2019 prevalensi stunting di Provinsi
Kepulauan Riau naik 0,8%.
Stunting disebabkan oleh banyak faktor bukan hanya faktor kesehatan saja
50
melainkan faktor multi sektor. Beberapa penyebab stunting diantaranya adalah praktek
pengasuhan yang tidak baik seperti kurangnya pengetahuan tentang kesehatan dan gizi
sebelum dan pada masa kehamilan, bayi 0-6 bulan tidak mendapatkan ASI Eksklusif dan
balita tidak mendapatkan MP-ASI yang padat gizi.
Selain itu penyebab lain stunting adalah terbatasnya
layanan kesehatan termasuk layanan ANC (Ante
Natal Care), Post Natal dan pembelajaran dini yang
berkualitas. Studi menyebutkan bahwa 2 dari 3 ibu
hamil belum mengkonsumsi suplemen zat besi,
menurunnya tingkat kehadiran anak di Posyandu.
Kurangnya akses Ibu hamil dan balita ke makanan
bergizi seperti makanan bergizi mahal menyebabkan
Gambar 3.36
1 dari 3 ibu hamil mengalami anemia. Kurangnya Pengukuran Tinggi Balita
akses ke air bersih dan sanitasi juga menjadi salah
satu faktor penyebab stunting, data menunjukkan 1 dari 5 rumah tangga masih BAB di
ruang terbuka. 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses ke air minum bersih dan cuci
tangan dengan benar masih rendah.
17,8
14,0
11,8
51
Anambas dikarenakan masih rendahnya IMD dan ASI eksklusif, PMBA (Pemberian
Makan Bayi dan Anak) yang belum 4 bintang (4 unsur gizi yaitu karbohidrat, protein
hewani, protein nabati, dan sayuran), masih kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi,
belum semua rumah tangga mempunyai jamban, serta kondisi pandemi dan pasca
pandemi COVID-19 turut mempengaruhi peningkatan prevalensi stunting.
11,77
10,27 10,50
1,87
52
meningkat jika dibandingkan dengan persentase tahun 2020 yaitu 4,39%. Peningkatan
underweight turut dipengaruhi oleh Pandemi COVID-19.
Prevalensi underweight tertinggi ditemukan di Kabupaten Natuna (11,77%) dan
terendah di Kota Tanjungpinang (1,87%). Tingginya prevalensi underweight di
Kabupaten Natuna kemungkinan dikarenakan pola asuh. Pola asuh juga berkaitan
dengan cara pemberian makanan sehari-hari. Orang tua dan keluarga harus mengetahui
pentingnya pola asuh, setiap anak wajib mendapatkan :
1. IMD dan ASI Ekslusif selama 6 bulan
2. Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) mulai bayi usia 6 bulan
3. Melanjutkan pemberian ASI sampai anak berusia 2 tahun atau lebih
4. Pemberian kapsul Vitamin A pada Bulan Februari dan Agustus
5. Menimbang berat badan secara rutin di Posyandu
6. Dipantau tahap perkembangannya melalui program SDIDTK dan Kelas Ibu Balita di
Puskesmas.
53
8,2
7,0 6,6
5,2
4,3 4,5
3,6
0,9
54
BAB IV
PENGENDALIAN PENYAKIT
Pengendalian penyakit yang akan dibahas pada bab ini yaitu pengendalian
penyakit menular dan tidak menular. Pengendalian penyakit sebagai upaya penurunan
insiden, prevalensi, morbiditas atau mortalitas dari suatu penyakit mempunyai peranan
penting untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat. Penyakit menular meliputi
penyakit menular langsung, penyakit yang dapat dikendalikan dengan imunisasi dan
penyakit yang ditularkan melalui binatang. Sedangkan penyakit tidak menular meliputi
upaya pencegahan dan deteksi dini penyakit tidak menular tertentu.
4.1. Malaria
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh mikroorganisme yang
disebut Plasmodium. Plasmodium menginfeksi manusia melalui vektor penular nyamuk
Anopheles. Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat
menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi yaitu bayi, anak balita, ibu
hamil, selain itu malaria secara langsung menyebabkan anemia dan dapat menurunkan
produktivitas kerja.
Pada tahun 2021, terdapat empat Kabupaten/Kota yang ditetapkan sebagai
wilayah bebas malaria, yaitu Kota Batam, Kota Tanjungpinang, Kabupaten Karimun dan
Kabupaten Natuna. Tiga kabupaten/kota lainnya masih belum eliminasi malaria, namun
untuk Kabupaten Lingga termasuk kabupaten yang memiliki status endemis rendah.
Dengan adanya intervensi yang efektif status tersebut bisa ditingkatkan menjadi bebas
malaria. Berikut ini tren Annual Parasite Incidence (API) Malaria per 1000 penduduk,
dengan rincian :
0,33
0,14
0,07 0,09
0,01
2017 2018 2019 2020 2021
API
Gambar 4.1 Tren Penurunan Annual Parasite Incidence (API) Malaria per 1000 penduduk di
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017-2021
56
Dari gambar 4.1, terlihat bahwa dalam kurun waktu lima tahun terjadi penurunan
API Malaria yang signifikan di Provinsi Kepulauan Riau. Per tahun 2021, API malaria di
Provinsi Kepulauan Riau sebesar 0,01 per 1000 penduduk, jauh menurun jika
dibandingkan dengan API Malaria Tahun 2017 yang masih diangka 0,33 per 1000
penduduk.
Pengendalian malaria dilakukan secara komprehensif dengan upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif, hal ini bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan
dan kematian serta mencegah KLB. Untuk mencapai hasil yang optimal dan berkualitas
upaya tersebut harus dilakukan terintegrasi dengan layanan kesehatan dasar dan
program lainnya.
Upaya yang dilakukan dalam menurunkan kasus malaria di Provinsi Kepulauan
Riau yaitu diantaranya :
1. Diagnosis atas kasus malaria dilakukan melalui konfirmasi laboratorium (Gold
Standar)
2. Standar pengobatan malaria menggunakan Artemisinin Based Combination Therapy
(ACT)
3. Melakukan distribusi kelambu berinsektisida (LLINs), penyemprotan/ IRS, pemberian
repellent dan lainnya
4. Memberdayakan masyarakat dengan pembentukan kader malaria yang bertujuan
untuk meningkatkan penemuan kasus malaria
5. Melakukan kemitraan dengan kepala desa guna melaksanakan surveilans migrasi,
skrining penduduk dari daerah endemis.
6. Melakukan pemetaan daerah reseptif malaria dalam rangka mengidentifikasi daerah
fokus malaria.
Tabel 4.1
Jumlah Kasus Positif Malaria menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
Kasus Positif
Kabupaten/Kota JUMLAH
L P
Karimun 0 0 0
Bintan 19 13 32
Natuna 0 0 0
Lingga 1 0 1
57
Kasus Positif
Kabupaten/Kota JUMLAH
L P
Kepulauan Anambas 10 8 18
Batam 0 0 0
Tanjungpinang 0 0 0
Total 30 21 51
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau, 2021
Berdasarkan data pada tabel di atas, menunjukkan bahwa kasus positif malaria
lebih banyak ditemukan pada jenis kelamin laki-laki berbanding perempuan, dengan
persentase kasus pada laki-laki sebesar 59% atau 30 kasus. Hal ini bisa dikaitkan dengan
aktifitas dan perilaku laki-laki yang cenderung berpeluang lebih besar untuk beraktifitas
malam hari seperti aktifitas nelayan, petani karet dan lainnya. Dari 3 Kabupaten yang
memiliki kasus positif malaria (Lingga, Anambas dan Bintan, Kabupaten Lingga memiliki
kasus yang jauh lebih sedikit berbanding 2 kabupaten lainnya yaitu hanya ditemukan 1
kasus. Kedepannya, Kabupaten Lingga disiapkan untuk menjadi Kabupaten yang akan
mencapai eliminasi malaria.
Gambar 4.2 Penyelidikan Epidemiologi Malaria di Kabupaten Bintan Bersama Kader Malaria pada
Populasi Khusus (Suku Laut)
58
4.2. Tuberkulosis (TBC)
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosis. Kuman tersebut menyebar dari penderita TBC melalui
udara. Kuman TBC ini biasanya menyerang organ paru bisa juga di luar paru (extra paru).
Sumber penularan adalah pasien TB terutama pasien yang mengandung kuman TB yaitu
berasal dari dahaknya. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke
udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei/percik renik). Infeksi akan terjadi
apabila seseorang menghirup udara yang mengandung percikan dahak yang infeksius.
Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak yang mengandung kuman
sebanyak 0-3500 M.Tuberculosis. Sedangkan kalau bersin dapat mengeluarkan
sebanyak 4500 – 1.000.000 M.tuberculosis.
Penanggulangan Tuberkulosis adalah segala upaya kesehatan yang
mengutamakan aspek promotif
dan preventif tanpa mengabaikan
aspek kuratif dan rehabilitatif untuk
melindungi kesehatan masyarakat,
menurunkan angka kesakitan,
kecacatan atau kematian,
memutuskan penularan,
mencegah resistensi obat TBC,
dan mengurangi dampak negatif Gambar 4.3
Edukasi bagi Pasien TBC di RSUD Raja Ahmad Tabib
yang ditimbulkan akibat TBC. Provinsi Kepulauan Riau
Jumlah Seluruh Kasus TB
yang telah ditemukan dan diobati (Treatment Coverage) di Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2021 adalah 5.055 kasus, terdiri dari jumlah Kasus TB Sensitif Obat yaitu 4.026
dan TB Resisten Obat sebanyak 55, jumlah Kasus TB Anak Tahun 2021 adalah 436.
Cakupan penemuan dan pengobatan TB (Treatment Coverage) mengalami kenaikan
dibandingkan tahun sebelumnya tahun 2020, pada saat masih Pandemi COVID-19, di
mana masyarakat yang mengalami gejala TB (terduga) TB lebih cenderung memilih
datang ke Klinik, Dokter Praktek Mandiri dan Bidan Praktek Mandiri, sehingga banyak
terduga TB yang tidak dilakukan skrining. Jika melihat tren cakupan atas Treatment
Coverage (TC) di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017 – 2021, cakupan TC tertinggi
59
berada di Tahun 2019 (66,7%) lalu menurun di tahun 2020 menjadi hampir setengahnya
(34,7%) dampak dari Pandemi COVID-19, sedikit meningkat kembali di tahun 2021
dengan capaian 37,2%. Rincian tren atas cakupan pengobatan pada gambar berikut ini:
66,7
55,3
45,6
34,7 37,2
Gambar 4.4. Treatment Coverage di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017 - 2021
60
Tabel 4.2
Jumlah Kasus TBC Paru Konfirmasi Bakteriologis menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
Kasus TBC
Complete Rate Success Rate
No Kabupaten/Kota Konfirmasi Cure Rate TBC
TBC TBC
Bakteriologis
1 Karimun 160 24,4 74,2 89,7
2 Bintan 207 26,1 69,1 95,2
3 Natuna 36 13,9 41,3 52,2
4 Lingga 100 44,0 44,4 82,1
5 Kepulauan Anambas 328 27,1 30,3 57,1
6 Batam 1.717 77,1 50,2 89,7
7 Tanjungpinang 293 53,6 0,4 29,0
61
waktunya;
d. Peningkatan jejaring pelacakan dengan melibatkan kader kesehatan dan tokoh
masyarakat; dan
e. Pelaporan hasil pengobatan kasus TBC oleh Fasilitas Pelayanan Kesehatan
menggunakan format atau sistem yang standar.
62
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa angka Incidence Rate (IR) DBD per
100.000 penduduk tertinggi berada di Kabupaten Karimun (214 per 100.000 penduduk),
sedangkan yang terendah berada di Kabupaten Kepulauan Anambas dengan IR sebesar
18 per 100.000 penduduk. Kasus DBD yang terlambat mendapatkan perawatan dapat
menyebabkan fatalitas seperti kematian. Seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan
Riau ditemukan kasus DBD, dengan jumlah kematian akibat DBD Tahun 2021 sebanyak
17 Kasus. Proporsi kematian terhadap seluruh kasus DBD atau yang dikenal dengan
Case Fatality Rate (CFR) juga dapat digunakan untuk menilai keberhasilan pengendalian
DBD. Jumlah kematian akibat DBD terbanyak terdapat di Kabupaten Karimun dengan 7
kasus kematian dengan Case Fatality Rate (CFR) tertinggi terdapat di Kabupaten Natuna
sebesar 2,2%.
Angka Bebas Jentik (ABJ) adalah persentase rumah atau bangunan yang bebas
jentik, dihitung dengan cara jumlah rumah yang tidak ditemukan jentik dibagi dengan
jumlah seluruh rumah yang diperiksa dikali 100%. Yang dimaksud dengan bangunan
antara lain perkantoran, pabrik, rumah susun, dan tempat fasilitas umum yang dihitung
berdasarkan satuan ruang bangunan/unit pengelolanya. Capaian ABJ di Provinsi
Kepulauan Riau tahun 2021 sebesar 70% dengan capaian tertinggi berada di Kabupaten
Natuna sebesar 88%, dan terendah di Kabupaten Lingga dengan cakupan hanya
sebesar 27%.
4.4. HIV
Angka prevalensi HIV (Human Immunodeficiency Virus) Provinsi Kepulauan Riau
merujuk kepada angka prevalensi pusat tahun 2021 yaitu <0,05%. Untuk menurunkan
angka prevalensi HIV/AIDS, beberapa strategi telah diterapkan oleh Dinas Kesehatan
Provinsi Kepulauan Riau, diantaranya pengembangan klinik layanan sukarela bagi
masyarakat yang ingin mengetahui status HIV dan akselerasi klinik perawatan dukungan
pengobatan (PDP) bagi pasien yang positif HIV dan harus memulai pengobatan ARV.
Selain hal tersebut, ada pencapaian target yang juga dikembangkan oleh Pemerintah
Provinsi Kepulauan Riau disebut Fasttrack 90-90-90 yang mengacu pada strategi
Kementerian Kesehatan RI yaitu :
a. 90% Orang yang hidup dengan (ODHA) mengetahui status HIV mereka melalui tes
atau deteksi dini.
b. 90% dari ODHA yang mengetahui status HIV untuk memulai pengobatan ARV
63
c. 90% ODHA yang dalam pengobatan ARV yang telah berhasil menekan jumlah
virusnya sehingga mengurangi kemungkinan penularan HIV.
Penderita HIV tidak akan normal sebagaimana orang bukan penderita, namun
virusnya dapat ditekan dan tidak akan menulari orang lain jika patuh minum obat secara
teratur karena itu pemerintah masih terus mencari penderita HIV untuk kemudian
diberikan pengobatan secara teratur.
Gambar 4.5
Orientasi Test dan Treat Program HIV dan
IMS Tingkat Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2021
600
484
500
400 359
280
300
179
200
100 31 46
11 6 11 6 22 15 12 20 24 22
0
Karimun Bintan Natuna Lingga Anambas Batam Tanjungpin JUMLAH
ang
LAKI-LAKI 11 11 22 15 20 359 46 484
PEREMPUAN 6 6 31 12 24 179 22 280
LAKI-LAKI PEREMPUAN
Gambar 4.6. Jumlah Kasus HIV menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
Pada Tahun 2021, jumlah kasus HIV di Provinsi Kepulauan Riau sebanyak 764
kasus. Jumlah kasus HIV tertinggi berada di Kota Batam sebanyak 538 kasus,
sedangkan jumlah kasus HIV paling sedikit di Kabupaten Karimun dan Bintan masing-
masing dengan jumlah 17 kasus. Gambaran proporsi penderita HIV berdasarkan jenis
64
kelamin, menunjukkan bahwa 63% penderita HIV adalah laki-laki dan 37% dari
perempuan, rinciannya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
484 Kasus
63%
280 Kasus
37%
Laki-Laki Perempuan
Gambar 4.7
Proporsi kasus HIV berdasarkan jenis kelamin
di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
65
4.5. Fliariasis dan Kecacingan
Filariasis atau Penyakit Kaki Gajah merupakan suatu penyakit menahun, dimana
terjadi pembengkakan di kaki yang dapat menular melalui gigitan nyamuk. Filariasis
adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh cacing mikroskopis.Terdapat 3 (tiga)
spesies cacing filaria yang dapat menyebabkan filariasis limfatik pada manusia. Namun,
umumnya infeksi disebabkan oleh Wuchereria bancrofti.
Infeksi filariasis menyebar melalui gigitan nyamuk. Cacing dewasa biasanya hidup
pada kelenjar getah bening manusia. Pada orang yang terinfeksi, cacing akan
berkembang biak dan menghasilkan jutaan cacing mikroskopis atau juga dikenal sebagai
mikrofilaria. Mikrofilaria terdapat dalam darah orang yang terinfeksi. Jika nyamuk
menggigit orang yang terinfeksi, nyamuk akan mengandung mikrofilaria dalam tubuhnya.
Mikrofilaria tumbuh dan berkembang di nyamuk. Ketika nyamuk menggigit orang lain,
cacing larva akan berpindah dari nyamuk ke kulit manusia, dan melakukan perjalanan ke
pembuluh getah bening. Larva tersebut akan tumbuh menjadi cacing dewasa yang
biasanya prosesnya memakan waktu 6 (enam) bulan atau lebih. Cacing dewasa dapat
hidup sekitar 5-7 tahun. Gejala klinis kronis pada kasus filariasis adalah pembesaran
yang menetap pada tungkai kaki, lengan, payudara dan testis.
7
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Gambar 4.8
Jumlah Kasus Kronis Filariasis di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
66
Tanjunpinang 1 kasus. Angka ini sedikit menurun dari data tahun sebelumnya, per tahun
2020 terdapat 14 Kasus Kronis Filariasis. Terdapat 7 kasus kronis filariasis yang
meninggal di tahun 2021, semua kasus yang meninggal berdomisili di Kota Batam.
Keberhasilan program pengendalian Filariasis dapat diketahui diantaranya
dengan melihat jumlah kabupaten/kota yang berhasil menurunkan angka mikrofilaria
menjadi < 1%. Upaya lain dari pengendalian penyakit Filariasis yaitu melakukan
pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Filariasis.
Gambar 4.9
Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Filariasis dan kecacingan pada salah satu sekolah
dasar di Provinsi Kepulauan Riau.
4.6. Kusta
Kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan bakteri Mycobacterium
Leprae. Penyakit kusta bersifat kronis, menyerang kulit, saraf tepi dan organ tubuh lain
kecuali saraf pusat. Penatalaksanaan kusta yang buruk dapat mengakibatkan kecacatan,
pada mata, tangan dan kaki.
67
KUSTA KERING KUSTA BASAH
Gambar 4.10
Perbedaan Kusta Kering (Pausi Basiler) dan Kusta Basah (Multi Basiler)
Tahun 2021, pandemi COVID-19 masih terjadi, hal ini menyebabkan deteksi dini
kasus di masyarakat berjalan kurang optimal akibat adanya pembatasan kegiatan
mengumpulkan masyarakat. Selain itu, sebagian besar sumber daya kesehatan juga
difokuskan pada penanggulangan dan vaksinasi COVID-19, sehingga deteksi dan
penemuan kasus baru mengalami penurunan. Pada tahun 2021 dilaporkan terdapat 35
kasus baru kusta yang 94% di antaranya merupakan kusta tipe Multi Basiler (MB)/Kusta
Basah. Angka penemuan kasus baru atau New Case Detection Rate (NCDR) per
100.000 penduduk tahun 2021 di Provinsi Kepulauan Riau sebesar 1,7 per 100.000
penduduk, dengan proporsi kasus 60% terjadi pada laki-laki berbanding perempuan.
Terdapat 3 Kabupaten/Kota dengan kasus kusta nihil yaitu Kabupaten Natuna, Lingga
dan Anambas, sedangkan kasus kusta terbanyak ditemukan di Kota Batam dengan
jumlah kasus sebanyak 18 kasus kusta Multi Basiler/Kusta Basah.
68
Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah
33
18
5 6
4
1 1 2
0 0 0 0 0 0 0 0
Gambar 4.11
Penemuan Kasus Kusta menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
4.7. Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang.
Penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes, penyakit jantung, serta penyakit
degeneratif lainnya akan meningkatkan keparahan kasus COVID-19. Separuh dari total
kematian akibat COVID-19 disebabkan adanya riwayat komorbid ini.
Penyakit degeneratif diatasi dengan melakukan penanggulangan sebagaimana
diatur dalam Permenkes nomor 71 tahun 2015 tentang Penanggulangan Penyakit Tidak
Menular (PTM), yaitu melalui promosi kesehatan, deteksi dini dengan mengidentifikasi
dan intervensi sejak dini faktor risiko PTM, perlindungan khusus melalui vaksinasi
COVID-19 untuk komorbid, dan penanganan kasus melalui pengobatan di fasilitas
layanan kesehatan sesuai standar.
Berikut ini cakupan pelayanan kesehatan bagi penderita hipertensi berusia ≥ 15
tahun di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021, yaitu sebagai berikut :
69
250.000
200.000
150.000 53%
100.000
50.000 42%
49% 31% 48% 32% 90%
0
Kep. Tanjungp
Karimun Bintan Natuna Lingga Batam
Anambas inang
Estimasi Jumlah Penderita Hipertensi 16.512 41.706 18.923 34.247 5.648 235.689 56.930
Penderita yang mendapatkan layanan
8.079 12.799 9.037 11.009 5.087 124.572 23.865
kesehatan
% 49% 31% 48% 32% 90% 53% 42%
Gambar 4.12
Cakupan Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
70
4.8. Diabetes Melitus
Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan
metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula
darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai
akibat insufisiensi fungsi insulin.
Diabetes seringkali muncul tanpa gejala. Namun demikian ada beberapa gejala
yang harus diwaspadai sebagai syarat kemungkinan diabetes. Gejala tipikal yang sering
dirasakan penderita diabetes antara lain poliuria (sering buang air kecil), polidipsia
(sering haus), dan polifagia (banyak makan/mudah lapar). Selain itu, sering pula muncul
keluhan penglihatan kabur, koordinasi gerak anggota tubuh terganggu, kesemutan pada
tangan atau kaki, timbul gatal-gatal yang seringkali sangat mengganggu (pruritus), dan
berat badan menurun tanpa sebab yang jelas.
Berikut ini cakupan pelayanan kesehatan bagi penderita diabetes melitus di
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021, yaitu sebagai berikut :
25.000
20.000 86%
15.000
10.000
5.000 101%
100%
54% 98% 92%
90%
0
Kep. Tanjungp
Karimun Bintan Natuna Lingga Batam
Anambas inang
Estimasi Jumlah Penderita Diabetes
3.256 3.380 1.466 641 941 20.338 4.007
Mellitus
Penderita yang mendapatkan layanan
1.773 3.380 1.431 575 868 17.592 4.052
kesehatan
% 54% 100% 98% 90% 92% 86% 101%
Gambar 4.14
Cakupan Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus
menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
Hasil estimasi jumlah penderita Diabetes Melitus (DM) di Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2021 sebanyak 34.029 orang, dengan cakupan pelayanan sebanyak 29.671 orang
(87,2%). Cakupan pelayanan kesehatan sesuai standar bagi penderita DM tertinggi di
Kota Tanjungpinang dengan persentase 101,1% dan yang terendah Kabupaten Karimun
71
dengan persentase 54,5%. Penanggulangan DM dilakukan dengan upaya melakukan
pemeriksaan kesehatan secara teratur, menjalani pengobatan secara intensif, aktif
secara fisik serta memperbaiki kualitas makanan.
72
Tabel 4.4
Cakupan Pelayanan bagi ODGJ menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
Mendapat Pelayanan Kesehatan
No Kabupaten/Kota Sasaran ODGJ Berat
Jumlah %
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari jumlah 2.013 sasaran ODGJ
berat, 84,4 % telah mendapatkan pelayanan kesehatan. Kabupaten Lingga dengan
sasaran ODGJ berat yang harus ditemukan dan ditangani, pada tahun 2021 telah
terjaring sebanyak 160 kasus ODGJ sehingga cakupan pelayanannya jauh tinggi
berbanding target (172%). Sedangkan cakupan terendah berada di Kota Batam, dengan
angka sasaran yang cukup tinggi yaitu 1100 kasus ODGJ, yang dapat diberikan layanan
kesehatan hanya sebanyak 748 orang (68%).
Per tahun 2021, Provinsi Kepulauan Riau belum memiliki RS khusus jiwa, dan
tidak setiap Kabupaten/kota memiliki RS yang dilengkapi poli pelayanan jiwa.
Terbatasnya jumlah tenaga kesehatan khusus jiwa memungkinkan terhambatnya
pemberian pelayanan kesehatan jiwa bagi penderita gangguan jiwa berat.
Permasalahan terkait kesehatan jiwa perlu mendapat perhatian khusus.
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah dan mengendalikan
masalah kesehatan jiwa melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Upaya
promotif dan preventif dilakukan dengan pendekatan siklus kehidupan dan kelompok
risiko yaitu mulai dari masa persiapan pra nikah, ibu hamil, bayi dan balita, anak dan
remaja, dewasa hingga lanjut usia.
Upaya promotif meliputi: mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan
jiwa masyarakat secara optimal, menghilangkan stigma pelanggaran HAM ODGJ dan
meningkatkan pemahaman dan penerimaan masyarakat terhadap Keswa, menyediakan
sarana media KIE (leaflet, poster, video singkat, MCV dsbnya), serta memberikan
73
penyuluhan/seminar/workshop masalah kesehatan jiwa. Upaya preventif meliputi:
mencegah terjadinya masalah kesehatan jiwa, mencegah timbulnya atau kambuhnya
gangguan jiwa, mengurangi faktor risiko, mencegah timbulnya dampak psikososial.
Upaya kuratif meliputi: penyembuhan atau pemulihan, pengurangan penderitaan,
pencegahan kekambuhan, pengendalian disabilitas dan pengendalian gejala penyakit.
Sedangkan upaya rehabilitatif meliputi: mencegah atau mengendalikan disabilitas,
memulihkan fungsi sosial, memulihkan fungsi okupasional, memberdayakan
kemampuan ODGJ untuk mandiri di masyarakat.
74
BAB V
KESEHATAN LINGKUNGAN DAN
PROMOSI KESEHATAN
Kesehatan lingkungan dan promosi kesehatan yang akan diuraikan pada bab ini
mencakup pembahasan terkait air minum, sanitasi total berbasis masyarakat, tempat
umum dan tempat pengolahan makanan yang memenuhi syarat kesehatan, pelaksanaan
posyandu dan lainnya.
Kesehatan lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan
kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat
baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial. Lingkungan sehat mencakup
lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum,
harus bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan gangguan, diantaranya limbah (cair,
padat, dan gas), sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan, vektor
penyakit, zat kimia berbahaya, kebisingan yang melebihi ambang batas, radiasi, air yang
tercemar, udara yang tercemar, dan makanan yang terkontaminasi.
Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui pembelajaran diri oleh dan untuk masyarakat agar dapat menolong dirinya
sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai sosial
budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
76
perorangan, kelompok masyarakat, dan/atau individual yang melakukan kegiatan
penyediaan air minum.
Air minum yang layak untuk dikonsumsi adalah air yang jernih, tidak berwarna,
tidak berasa dan tidak berbau dan tidak mengandung kuman patogen. Air seharusnya
tidak korosif, tidak meninggalkan endapan pada seluruh jaringan distribusinya. Air yang
tidak mencukupi dari segi kuantitas dan tidak memenuhi syarat dari segi kualitas akan
menimbulkan berbagai penyakit dan dapat meningkatkan kejadian penyakit tular air atau
penyakit bawaan air. Kualitas air yang buruk juga berdampak langsung pada
ketersediaan air secara kuantitas. Air yang tercemar tidak bisa lagi digunakan untuk
kebutuhan air minum dan higiene-sanitasi maupun untuk kebutuhan tanpa melalui proses
pengolahan terlebih dahulu.
Hasil pengawasan kualitas air minum yang dilakukan di Provinsi Kepulauan Riau
pada tahun 2021 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 5.1
Jumlah Sarana Air Minum Yang Dilakukan Pengawasan
Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
Inspeksi Kesehatan
Pemeriksaan
Lingkungan (IKL)
Jumlah
Kabupaten/ Sarana Air
No Jumlah Dengan
Kota Minum Jumlah Jumlah
Jumlah Di Risiko Rendah
(SAM) Diambil Memenuhi %
IKL +
Sampel Syarat
Sedang
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa jumlah sarana air minum yang
terlaporkan di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2021 sebanyak 1.893 unit. Telah
diilakukan inspeksi kesehatan lingkungan pada 1.223 sarana air minum, dengan hasil
1007 unit sarana air minum merupakan sarana air minum dengan tingkat risiko rendah
77
dan sedang. Pemeriksaan kualitas air minum dilakukan melalui pengambilan sampel
sebanyak 821 sampel air minum dan dari hasil uji tersebut diketahui bahwa 89,8% atau
737 air minum sampel yang diambil telah memenuhi syarat. Jumlah pengambilan sampel
air minum terbanyak dilakukan oleh Kota Tanjungpinang dengan jumlah sampel
sebanyak 206 sampel, dengan hasil uji 100% memenuhi syarat. Hasil uji sampel kualitas
air minum terendah berada di Kabupaten Lingga dg capaian sebesar 77%.
Gambar 5.1
Inspeksi Kesehatan Lingkungan yang dilakukan oleh Sanitarian
78
b. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
Penyelenggaraan STBM bertujuan untuk mewujudkan perilaku masyarakat yang
higienis dan saniter secara mandiri dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Masyarakat menyelenggarakan STBM secara
mandiri dengan berpedoman pada Pilar STBM yang bertujuan untuk memutus mata
rantai penularan penyakit dan keracunan.
Diharapkan dengan
terlaksananya program STBM
setiap individu dan komunitas
mempunyai akses terhadap
sarana sanitasi dasar sehingga
dapat mewujudkan komunitas
yang bebas dari buang air di
sembarang tempat atau Open
Defecation Free (ODF); setiap
rumah tangga telah menerapkan
pengelolaan air minum dan
makanan yang aman di rumah
Gambar 5.2 tangga; setiap rumah tangga dan
Lima Pilar STM
sarana pelayanan umum dalam
suatu komunitas tersedia fasilitas cuci sehingga semua orang mencuci tangan dengan
benar; dan setiap rumah tangga mengelola limbahnya dengan benar.
Persentase penduduk yang terakses fasilitas sanitasi yang layak di Provinsi
Kepulauan Riau pada tahun 2021 sebesar 87,8% dari total 601.754 Kepala Keluarga
(KK), dengan kata lain yaitu sebesar 12,2% penduduk di Provinsi Kepulauan Riau masih
melakukan buang air besar sembarangan. Permasalahan yang dihadapi adalah sebagian
besar wilayah di Provinsi Kepulauan Riau merupakan wilayah laut dan pesisir, sehingga
banyak penduduk yang tinggal di pesisir yang tidak memiliki fasilitas sanitasi yang layak.
Mayoritas penduduk yang tinggal di wilayah pesisir sudah menggunakan dudukan
jamban seperti plengsengan dan cemplung hanya saja tidak memiliki septik tank atau
buangan akhirnya pembuangan langsung menuju ke laut. Rincian Persentase KK yang
terakses fasilitas sanitasi yang layak, dapat dilihat pada Gambar berikut ini :
79
4,8 8 8,7 12,2
17
28,4
51,5
69
48,5
31
Gambar 5.3
Persentase Akses Sanitasi Masyarakat Provinsi Kepulauan Riau
80
Kepulauan Riau. Capaian pelaksanaan STBM di Provinsi Kepulauan Riau sampai
dengan akhir Tahun 2021 dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 5.4
Jumlah Desa Melaksanakan STBM di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
81
waktu 1 tahun. Pengawasan sesuai standar yang dimaksud adalah kunjungan untuk
mengetahui faktor risiko kesehatan lingkungan melalui pengamatan fisik media
lingkungan, pengukuran media lingkungan dan analisis risiko kesehatan lingkungan serta
rekomendasi perbaikan.
TTU dinyatakan telah dilakukan pengawasan sesuai standar apabila telah
dilakukan IKL dengan mengisi form yang sudah ditentukan dan melakukan pengukuran
kualitas lingkungan dengan peralatan pendukung (Sanitarian Kit) yang tersedia di
Puskesmas atau Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tujuan untuk mengidentifikasi
faktor risiko penyakit akibat lingkungan dan selanjutnya memberikan rekomendasi hasil
pengawasan tersebut pada sektor terkait untuk dilakukan perbaikan dan peningkatan
kualitas lingkungan dalam upaya mewujudkan TTU yang bersih, aman, nyaman dan
sehat.
Pasar 78
33%; 26
Gambar 5.5
Persentase Tempat Tempat Umum Yang Memenuhi Syarat Kesehatan berdasarkan jenis sarana
TTU di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa Jumlah Tempat dan Fasilitas Umum
yang memenuhi syarat di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2021 sebanyak 2.210
(50,4%) dari total sebesar 4.385 TTU yang ada di Provinsi Kepulauan Riau. Sasaran
untuk pengawasan TTU adalah sarana pendidikan (SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA),
sarana kesehatan (rumah sakit dan puskesmas), tempat ibadah dan pasar. Pemantauan
TTU yang memenuhi syarat kesehatan, tertinggi berada di kategori sarana kesehatan
82
dengan persentase yang memenuhi syarat mencapai 77% sedangkan terendah pada
kategori pasar dengan cakupan 33%. Gambaran Pengawasan TTU setiap Kabupaten
Kota Se Provinsi Kepulauan Riau dapat dilihat pada gambar berikut ini.
75,1
68
61,5
57,3
50,6 50,4
40,2 39
Gambar 5.6
Persentase Tempat Tempat Umum Yang Memenuhi Syarat Kesehatan berdasarkan
Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
83
petugas kepada masyarakat untuk menerapkan perilaku yang lebih sehat dalam
kehidupan sehari-hari secara berkesinambungan.
4. Kondisi pandemi COVID-19 yang membatasi mobilitas petugas/sanitarian dalam
melaksanakan pengawasan Tempat dan Fasilitas Umum
5. Tingginya beban kerja sanitarian di puskesmas dikarenakan banyak sanitarian yang
memegang beban kerja ganda dan sanitarian puskesmas juga termasuk dalam tim
pencegahan dan penanggulangan COVID-19 serta vaksinasi COVID-19 di
puskesmas
6. Masih kurangnya dukungan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan pembinaan
dan pengawasan terkait Pengawasan TTU karena belum semua puskesmas memiliki
sanitarian kit
84
dari Rumah Makan/Restoran, Jasa Boga, Depot Air Minum, Sentra Makanan Jajanan,
dan Kantin Sekolah.
72,4
Provinsi : 40,4%
58,8
45,9
40,5
40,1
39
22,2
KARIMUN BINTAN NATUNA LINGGA ANAMBAS BATAM TG. PINANG
Gambar 5.8
Cakupan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan Menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
85
5.2. Promosi Kesehatan
a. Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Tujuan utama posyandu adalah mencegah
peningkatan angka kematian ibu dan bayi saat kehamilan, persalinan, atau setelahnya
melalui pemberdayaan masyarakat. Kegiatan pelayanan posyandu mencakup pelayanan
kesehatan bagi ibu dan anak, keluarga berencana, pelayanan imunisasi dan gizi,
pencegahan dan penanggulangan diare, penyuluhan/konseling. Berbeda dengan
puskesmas yang memberikan pelayanan setiap hari, posyandu hanya melayani
setidaknya 1 kali dalam sebulan.
Lokasi posyandu umumnya mudah
dijangkau masyarakat, mulai dari
lingkungan desa atau kelurahan
hingga RT dan RW. Sasaran
Posyandu adalah seluruh
86
Provinsi : 1.453
KOTA TANJUNGPINANG 4 79 58 141
BATAM 14 191 267 71 543
ANAMBAS 8 29 27 4 68
LINGGA 17 86 67 19 189
NATUNA 70 50 120
Gambar 5.10
Jumlah Posyandu Berdasarkan Strata Posyandu
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
Provinsi : 994
338
187 165
137
50 86 31
Gambar 5.11
Jumlah Posyandu Aktif Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
87
Pada tahun 2021, jumlah posyandu aktif di Provinsi Kepulauan Riau sebanyak
994 Posyandu atau sekitar 68,4% dari seluruh posyandu yang ada. Sebagian besar
dari posyandu aktif tersebut berada di strata purnama (53,2%) dan sisanya sebanyak
15,2 % telah berada di strata mandiri. Adapun perbedaan antara purnama dan mandiri
terletak pada cakupan dana sehat di Posyandu.
Kabupaten Lingga dan Kabupaten Natuna masih menjadi Kabupaten dengan
persentase posyandu aktif terkecil di Provinsi Kepulauan Riau, namun perkembangan
posyandu aktif kedua Kabupaten ini cukup signifikan mengingat Kabupaten Lingga
dan Kabupaten Natuna merupakan Kabupaten Lokus Stunting sehingga berbagai
upaya telah dilakukan untuk memperkuat posyandu di wilayah ini.
Pada waktu Pandemi COVID-19, terdapat penyesuaian kriteria posyandu aktif
sehingga berdampak pada kenaikan persentase posyandu aktif di Kabupaten/Kota.
Penyesuaian kriteria tersebut yaitu waktu buka posyandu dari sebelumnya minimal 10
kali dalam setahun menjadi 8 kali, lalu untuk waktu buka posyandu menjadi dua bentuk
terdiri atas “Hari Buka” dan “Hari Layanan Posyandu”.
88
Pada tahun 2021, di Provinsi Kepulauan Riau terdapat 599 Posbindu PTM yang
tersebar di 7 Kabupaten/Kota. Kabupaten dengan jumlah Posbindu PTM terbanyak
yaitu Kota Batam dengan jumlah 177 Posbindu PTM, sedangkan yang terendah
berada di Kota Tanjungpinang dengan jumlah 25 Posbindu PTM. Data Posbindu PTM
secara rinci dapat dilihat pada gambar berikut ini :
BATAM 177
LINGGA 148
NATUNA 85
KARIMUN 67
BINTAN 64
ANAMBAS 33
TG. PINANG 25
POSBINDU PTM
Gambar 5.13
Jumlah Posbindu PTM Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Kepulauan Riau Tahun
89
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
I GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah 112.347 Km2 Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 426 Desa/Kelurahan Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 133.351 127.269 260.620 Jiwa Tabel 2
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 3,3 Jiwa Tabel 1
2 2
5 Kepadatan Penduduk /Km 18,5 Jiwa/Km Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan 45,5 per 100 penduduk produktif Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin 104,8 Tabel 2
8 Penduduk 15 tahun ke atas melek huruf 0,0 0,0 100,0 % Tabel 3
9 Penduduk 15 tahun yang memiliki ijazah tertinggi
a. SMP/ MTs 0,0 0,0 18,5 % Tabel 3
b. SMA/ MA 0,0 0,0 24,9 % Tabel 3
c. Sekolah menengah kejuruan 0,0 0,0 0,0 % Tabel 3
d. Diploma I/Diploma II 0,0 0,0 0,6 % Tabel 3
e. Akademi/Diploma III 0,0 0,0 1,5 % Tabel 3
f. S1/Diploma IV 0,0 0,0 4,3 % Tabel 3
g. S2/S3 (Master/Doktor) 0,0 0,0 0,2 % Tabel 3
II SARANA KESEHATAN
II.1 Sarana Kesehatan
10 Jumlah Rumah Sakit Umum 31 RS Tabel 4
11 Jumlah Rumah Sakit Khusus Infeksius 1 RS Tabel 4
12 Jumlah Rumah Sakit Khusus 4 RS Tabel 4
13 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap 44 Puskesmas Tabel 4
14 Jumlah Puskesmas Keliling 86 Puskesmas keliling Tabel 4
15 Jumlah Puskesmas pembantu 282 Pustu Tabel 4
16 Jumlah Apotek 27 Apotek Tabel 4
17 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 100,0 % Tabel 6
90
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
18 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 111,8 140,2 125,8 % Tabel 5
19 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 5,1 7,9 6,5 % Tabel 5
20 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS 45,5 27,9 34,8 per 1.000 pasien keluar Tabel 7
21 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS 25,6 14,9 19,0 per 1.000 pasien keluar Tabel 7
22 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 37,9 % Tabel 8
23 Bed Turn Over (BTO) di RS 38,0 Kali Tabel 8
24 Turn of Interval (TOI) di RS 6,0 Hari Tabel 8
25 Average Length of Stay (ALOS) di RS 4,4 Hari Tabel 8
26 Puskesmas dengan ketersediaan obat vaksin & essensial 1,0 % Tabel 9
IV PEMBIAYAAN KESEHATAN
44 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 81,4 % Tabel 17
45 Desa yang memanfaatkan dana desa untuk kesehatan 96,4 % Tabel 18
91
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
46 Total anggaran kesehatan Rp284.148.421.039 Rp Tabel 19
47 APBD kesehatan terhadap APBD kab/kota 22,4 % Tabel 19
48 Anggaran kesehatan perkapita Rp202.462.627.963 Rp Tabel 19
V KESEHATAN KELUARGA
V.1 Kesehatan Ibu
49 Jumlah Lahir Hidup 20.981 20.041 41.022 Orang Tabel 20
50 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 6,7 5,2 6,0 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 20
51 Jumlah Kematian Ibu 99 Ibu Tabel 21
52 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 241,3 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 21
53 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 94,6 % Tabel 23
54 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 90,4 % Tabel 23
55 Ibu hamil dengan imunisasi Td2+ 46,9 % Tabel 24
56 Ibu Hamil Mendapat Tablet Tambah Darah 90 90,5 % Tabel 27
57 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 91,7 % Tabel 23
58 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan di Fasyankes 90,7 % Tabel 23
59 Pelayanan Ibu Nifas KF3 87,0 % Tabel 23
60 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 91,2 % Tabel 23
61 Penanganan komplikasi kebidanan 80,7 % Tabel 30
62 Peserta KB Aktif 81,8 % Tabel 28
63 Peserta KB Pasca Persalinan 37,2 % Tabel 29
92
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
75 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 69,6 % Tabel 35
76 Pelayanan kesehatan bayi 100,5 101,0 100,7 % Tabel 36
77 Desa/Kelurahan UCI 67,6 % Tabel 37
78 Cakupan Imunisasi Campak/MR pada Bayi 82,6 81,2 81,9 % Tabel 39
79 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 82,1 80,9 81,5 % Tabel 39
80 Bayi Mendapat Vitamin A 80,7 % Tabel 41
81 Anak Balita Mendapat Vitamin A 78,7 % Tabel 41
82 Pelayanan kesehatan balita 73,2 74,9 74,1 % Tabel 42
83 Balita ditimbang (D/S) 60,8 60,7 60,7 % Tabel 43
84 Balita gizi kurang (BB/umur) 5,6 % Tabel 44
85 Balita pendek (TB/umur) 6,4 % Tabel 44
86 Balita kurus (BB/TB) 4,5 Tabel 44
87 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/MI 59,5 % Tabel 45
88 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 7 SMP/MTs 88,9 %
Tabel 45
89 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 10 SMA/MA 83,8 %
Tabel 45
90 Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar 47,6 % Tabel 45
VI PENGENDALIAN PENYAKIT
VI.1 Pengendalian Penyakit Menular Langsung
93 Persentase orang terduga TBC mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar 81,81 % Tabel 51
94 CNR seluruh kasus TBC 183 per 100.000 penduduk Tabel 51
95 Case detection rate TBC 35,32 % Tabel 51
96 Cakupan penemuan kasus TBC anak 28,25 % Tabel 51
97 Angka kesembuhan BTA+ 60,1 65,8 60,2 % Tabel 52
98 Angka pengobatan lengkap semua kasus TBC 41,7 45,9 43,3 % Tabel 52
99 Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) semua
kasus TBC 76,9 80,6 78,3 % Tabel 52
93
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
100 Jumlah kematian selama pengobatan tuberkulosis 2,7 per 100.000 penduduk Tabel 52
101 Penemuan penderita pneumonia pada balita 12,2 % Tabel 53
102 Puskesmas yang melakukan tatalaksana standar
pneumonia min 60% 0,6 % Tabel 53
103 Jumlah Kasus HIV 484 280 764 Kasus Tabel 54
104 Jumlah Kasus Baru AIDS 146 59 205 Kasus Tabel 55
105 Jumlah Kematian akibat AIDS 148 104 252 Jiwa Tabel 55
106 Persentase Diare ditemukan dan ditangani pada balita 10,3 % Tabel 56
107 Persentase Diare ditemukan dan ditangani pada semua umur 28,8 % Tabel 56
108 Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 21 14 35 Kasus Tabel 57
109 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 2 1 2 per 100.000 penduduk Tabel 57
110 Persentase Kasus Baru Kusta anak 0-14 Tahun 22,2 % Tabel 58
111 Persentase Cacat Tingkat 0 Penderita Kusta 91,7 % Tabel 58
112 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 5,6 % Tabel 58
113 Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 7,7 per 100.000 penduduk Tabel 58
114 Angka Prevalensi Kusta 0,2 per 10.000 Penduduk Tabel 59
115 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 200,0 100,0 66,7 % Tabel 60
116 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 81,8 93,3 86,5 % Tabel 60
94
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
128 Angka kematian (case fatality rate) DBD 1,4 0,7 0,9 % Tabel 65
129 Angka kesakitan malaria (annual parasit incidence ) 0,0 0,0 0,0 per 1.000 penduduk Tabel 66
130 Konfirmasi laboratorium pada suspek malaria 234,7 % Tabel 66
131 Pengobatan standar kasus malaria positif 96,1 % Tabel 66
132 Case fatality rate malaria 10,0 14,3 11,8 % Tabel 66
133 Penderita kronis filariasis 4 4 8 Kasus Tabel 67
VIIKESEHATAN LINGKUNGAN
142 Sarana air minum dengan risiko rendah dan sedang 82,3 % Tabel 72
143 Sarana air minum memenuhi syarat 89,8 % Tabel 72
144 KK dengan akses terhadap sanitasi yang layak (jamban 87,8
sehat) % Tabel 73
145 Desa STBM 3,4 % Tabel 74
146 Tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan 50,4 % Tabel 75
147 Tempat pengelolaan makanan memenuhi syarat kesehatan 40,4 % Tabel 76
95
TABEL 1
96
TABEL 2
JUMLAH PENDUDUK
NO KABUPATEN/KOTA KELOMPOK UMUR (TAHUN)
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6 7
97
BINTAN JUMLAH PENDUDUK
NO KABUPATEN/KOTA KELOMPOK UMUR (TAHUN)
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6 7
11 50 - 54 4.831 3.916 8.747 123,4
12 55 - 59 3.502 2.890 6.392 121,2
13 60 - 64 2.291 2.172 4.463 105,5
14 65 - 69 1.398 1.408 2.806 99,3
15 70 - 74 772 867 1.639 89,0
16 75+ 995 939 1.934 106,0
98
JUMLAH PENDUDUK
NO KABUPATEN/KOTA KELOMPOK UMUR (TAHUN)
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6 7
8 35 - 39 4855 4399 9254 110
LINGGA
9 40 - 44 4199 3815 8014 110
10 45 - 49 9260 8451 17711 110
11 50 - 54 2885 2704 5589 107
12 55 - 59 2571 2426 4997 106
13 60 - 64 2019 2094 4113 96
14 65 - 69 1584 1522 3106 104
15 70 - 74 845 909 1754 93
16 75+ 989 1.208 2197 82
99
KOTA BATAM
JUMLAH PENDUDUK
NO KABUPATEN/KOTA KELOMPOK UMUR (TAHUN)
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6 7
5 20 - 24 51.912 53.104 105.016 97,8
6 25 - 29 55.748 56.936 112.684 97,9
7 30 - 34 58.905 60.133 119.038 98,0
8 35 - 39 54.936 55.506 110.442 99,0
KOTA BATAM
9 40 - 44 51.074 50.338 101.412 101,5
10 45 - 49 42.334 40.512 82.846 104,5
11 50 - 54 31.310 26.915 58.225 116,3
12 55 - 59 20.919 16.543 37.462 126,5
13 60 - 64 11.506 9.314 20.820 123,5
14 65 - 69 6.524 5.377 11.901 121,3
15 70 - 74 3.575 2.910 6.485 122,9
16 75+ 2.362 2.299 4.661 102,7
100
JUMLAH PENDUDUK
NO KABUPATEN/KOTA KELOMPOK UMUR (TAHUN)
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6 7
2 5-9 100.680 95.136 195.816 105,8
3 10 - 14 95.355 89.520 184.875 106,5
4 15 - 19 84.053 80.210 164.263 104,8
5 20 - 24 88.631 87.809 176.440 100,9
6 25 - 29 91.069 90.401 181.470 100,7
7 30 - 34 92.142 93.258 185.400 98,8
8 35 - 39 92.402 93.577 185.979 98,7
PROVINSI
9 40 - 44 88.346 87.403 175.749 101,1
10 45 - 49 80.485 76.131 156.616 105,7
11 50 - 54 57.163 49.892 107.055 114,6
12 55 - 59 41.306 35.342 76.648 116,9
13 60 - 64 26.313 24.048 50.361 109,4
14 65 - 69 16.831 15.650 32.481 107,5
15 70 - 74 9.081 9.121 18.202 99,6
16 75+ 8.356 9.454 17.810 88,4
101
TABEL 3
JUMLAH PERSENTASE
NO VARIABEL LAKI-LAKI+ LAKI-LAKI+
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8
KARIMUN
102
JUMLAH PERSENTASE
NO VARIABEL LAKI-LAKI+ LAKI-LAKI+
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8
NATUNA
1 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS 27.487 26.261 53.748
2 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF 23.960 22.839 46.799 87,2 87,0 87,1
3 PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 8.551 8.198 16.749 31,1 31,2 31,2
b. SD/MI 8.091 8.467 16.558 29,4 32,2 30,8
c. SMP/ MTs 4.676 4.510 9.186 17,0 17,2 17,1
d. SMA/ MA 8.269 6.555 14.824 30,1 25,0 27,6
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 0 0 0 0,0 0,0 0,0
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 219 268 487 0,8 1,0 0,9
g. AKADEMI/DIPLOMA III 450 788 1.238 1,6 3,0 2,3
h. S1/DIPLOMA IV 2.143 2.214 4.357 7,8 8,4 8,1
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 112 37 149 0,4 0,1 0,3
LINGGA
1 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS 45338 42644 87982
2 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF 5.044 4.138 9.182 11 10 10
3 PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 0 0,0 0,0 0,0
b. SD/MI 0 0,0 0,0 0,0
c. SMP/ MTs 5044 4138 9182 11,1 9,7 10,4
d. SMA/ MA 6374 4992 11366 14,1 11,7 12,9
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 0 0,0 0,0 0,0
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 321 390 711 0,7 0,9 0,8
g. AKADEMI/DIPLOMA III 373 605 978 0,8 1,4 1,1
h. S1/DIPLOMA IV 1443 1629 3072 3,2 3,8 3,5
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 54 26 80 0,1 0,1 0,1
KEPULAUAN ANAMBAS
1 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS 19.696 18.683 38.379
2 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF 0 0,0 0,0 0,0
3 PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 2.109 1.979 4.088 10,7 10,6 10,7
b. SD/MI 6.850 6.648 13.498 34,8 35,6 35,2
c. SMP/ MTs 1.984 1.858 3.842 10,1 9,9 10,0
d. SMA/ MA 3.511 2.806 6.317 17,8 15,0 16,5
103
JUMLAH PERSENTASE
NO VARIABEL LAKI-LAKI+ LAKI-LAKI+
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 0,0
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 112 162 274 0,6 0,9 0,7
g. AKADEMI/DIPLOMA III 220 409 629 1,1 2,2 1,6
h. S1/DIPLOMA IV 1.154 1.213 2.367 5,9 6,5 6,2
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 37 26 63 0,2 0,1 0,2
KOTA BATAM
1 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS 438.745 425.529 864.274
2 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF 0 0,0 0,0 0,0
3 PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN: 0
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 0 0,0 0,0 0,0
b. SD/MI 0 0,0 0,0 0,0
c. SMP/ MTs 0 0,0 0,0 0,0
d. SMA/ MA
0 0,0 0,0 0,0
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 0 0,0 0,0 0,0
g. AKADEMI/DIPLOMA III 0 0,0 0,0 0,0
h. S1/DIPLOMA IV 0 0,0 0,0 0,0
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 0 0,0 0,0 0,0
KOTA TANJUNGPINANG
1 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS 84.830 85.485 170.315
2 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF 0 0,0 0,0 0,0
3 PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 13.032 12.455 25.487 15,4 14,6 15,0
b. SD/MI 17.607 20.203 37.810 20,8 23,6 22,2
c. SMP/ MTs 13.970 13.864 27.834 16,5 16,2 16,3
d. SMA/ MA 32.260 28.827 61.087 38,0 33,7 35,9
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 0 0,0 0,0 0,0
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 372 874 1.246 0,4 1,0 0,7
g. AKADEMI/DIPLOMA III 1.871 3.003 4.874 2,2 3,5 2,9
h. S1/DIPLOMA IV 6.788 7.281 14.069 8,0 8,5 8,3
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 703 425 1.128 0,8 0,5 0,7
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
1 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS 811.291
2 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF 409.971 401.320 0 0,0 0,0 0,0
104
JUMLAH PERSENTASE
NO VARIABEL LAKI-LAKI+ LAKI-LAKI+
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8
3 PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 72.331 9,1 8,8 8,9
b. SD/MI 37.187 35.144 102.367 13,5 11,7 12,6
c. SMP/ MTs 55.309 47.058 79.975 11,1 8,6 9,9
d. SMA/ MA 45.357 34.618 127.063 16,6 14,7 15,7
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 67.890 59.173 2.830 0,4 0,3 0,3
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 1.537 1.293 4.017 0,4 0,6 0,5
g. AKADEMI/DIPLOMA III 1.505 2.512 11.682 1,2 1,7 1,4
h. S1/DIPLOMA IV 4.769 6.913 26.487 3,1 3,5 3,3
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 12.618 13.869 26.487 0,0 0,0 3,3
105
TABEL 4
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
RUMAH SAKIT
1 RUMAH SAKIT UMUM 0 0 2 0 1 0 3 0 1 1 0 0 0 2 0 0 1 1 0 0 2
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 0 0 0 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 RUMAH SAKIT KHUSUS INFEKSIUS 0 0 0 0 0 0 - 0 0 0 0 0 0 0
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 0 0 4 0 0 0 4 0 0 5 0 0 0 5 0 0 7 0 0 0 7
- JUMLAH TEMPAT TIDUR 0 0 54 0 0 0 54 45 45 0 0 42 0 0 0 42
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 0 0 9 0 0 0 9 0 0 10 0 0 0 10 0 0 7 0 0 0 7
3 PUSKESMAS KELILING 0 0 23 0 0 0 23 0 0 23 0 0 0 23 0 0 9 0 0 0 9
4 PUSKESMAS PEMBANTU 0 0 35 0 0 0 35 0 0 56 0 0 0 56 1 0 42 0 0 0 43
SARANA PELAYANAN LAIN
1 RUMAH BERSALIN 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 14 14
2 KLINIK PRATAMA 1 0 0 3 2 8 14 0 0 1 2 1 1 5 0 0 0 3 0 3 6
3 KLINIK UTAMA 0 0 0 0 0 4 4 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
4 BALAI PENGOBATAN 0 0 0 0 0 0 - 0 0 0 0 0 13 13 0 0 0 0 0 0 0
5 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 0 0 0 0 0 4 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 PRAKTIK DOKTER UMUM PERORANGAN 0 0 0 0 0 21 21 0 0 0 0 0 7 7 0 0 0 0 0 2 2
7 PRAKTIK DOKTER GIGI PERORANGAN 0 0 0 0 0 10 10 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 3 3
8 PRAKTIK DOKTER SPESIALIS PERORANGAN 0 0 0 0 0 6 6 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
9 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 - 0 0 0 0 0 7 7 0 0 0 0 0 0 0
10 BANK DARAH RUMAH SAKIT 0 0 0 0 0 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 UNIT TRANSFUSI DARAH 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1
12 LABORATORIUM KESEHATAN 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
1 INDUSTRI FARMASI 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 USAHA MIKRO OBAT TRADISIONAL 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 PEDAGANG BESAR FARMASI 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 APOTEK 4 23 27 0 0 0 0 3 18 21 0 0 0 0 0 9 9
7 APOTEK PRB 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 TOKO OBAT 44 44 0 0 0 0 0 17 17 0 0 0 0 0 6 6
9 TOKO ALKES 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
106
TABEL 4
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
RUMAH SAKIT
1 RUMAH SAKIT UMUM 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 3 0 0 1 1 1 13 16
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 3 4
3 RUMAH SAKIT KHUSUS INFEKSIUS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 5 5 6 6 0 0
- JUMLAH TEMPAT TIDUR 0 0 69 69 0 0
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 8 8 4 4 21 21
3 PUSKESMAS KELILING 0 5 5 46 46
4 PUSKESMAS PEMBANTU 39 39 52 52 63 63
SARANA PELAYANAN LAIN
1 RUMAH BERSALIN 2 2 4 0 0
2 KLINIK PRATAMA 2 2 3 3 0 0 4 6 13 131 154
3 KLINIK UTAMA 0 0 19 19
4 BALAI PENGOBATAN 0 1 1 0
5 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 0 0 0 0
6 PRAKTIK DOKTER UMUM PERORANGAN 10 10 4 4 14 136 150
7 PRAKTIK DOKTER GIGI PERORANGAN 5 5 2 2 4 51 55
8 PRAKTIK DOKTER SPESIALIS PERORANGAN 2 2 0 0 2 77 79
9 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 0 0 0 27 27
10 BANK DARAH RUMAH SAKIT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 4
11 UNIT TRANSFUSI DARAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1
12 LABORATORIUM KESEHATAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 7 8
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
1 INDUSTRI FARMASI 0 0 0 0 0 0
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0
3 USAHA MIKRO OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 1 1
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 0 0 0 0 10 10
5 PEDAGANG BESAR FARMASI 0 0 0 0 2 28 30
6 APOTEK 1 8 9 10 10 35 104 139
7 APOTEK PRB 0 0 0 0 0 0
8 TOKO OBAT 1 1 0 0 21 21
9 TOKO ALKES 0 0 0 0 23 23
107
TABEL 4
PEMILIKAN/PENGELOLA PEMILIKAN/PENGELOLA
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58
RUMAH SAKIT
1 RUMAH SAKIT UMUM 0 1 1 1 0 0 3 0 2 11 3 2 13 31
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 3 4
3 RUMAH SAKIT KHUSUS INFEKSIUS 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 0 1 0 0 0 1 0 0 28 0 0 0 28
- JUMLAH TEMPAT TIDUR 11 11 0 0 221 0 0 0 221
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 0 6 0 0 0 6 0 0 44 0 0 0 44
3 PUSKESMAS KELILING 0 5 0 0 0 5 0 0 86 0 0 0 86
4 PUSKESMAS PEMBANTU 0 11 0 0 0 11 1 0 281 0 0 0 282
SARANA PELAYANAN LAIN
1 RUMAH BERSALIN 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 18 20
2 KLINIK PRATAMA 1 1 0 4 5 31 42 2 1 5 20 21 177 226
3 KLINIK UTAMA 0 0 0 0 6 6 0 0 0 0 0 30 30
4 BALAI PENGOBATAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 13 14
5 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 0 0 0 0 35 35 0 0 0 0 0 39 39
6 PRAKTIK DOKTER UMUM PERORANGAN 0 0 0 0 37 37 0 0 14 0 0 217 231
7 PRAKTIK DOKTER GIGI PERORANGAN 0 0 0 0 21 21 0 0 4 0 0 94 98
8 PRAKTIK DOKTER SPESIALIS PERORANGAN 0 0 0 0 8 8 0 0 2 0 0 94 96
9 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 0 0 27 0 0 7 34
10 BANK DARAH RUMAH SAKIT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 4
11 UNIT TRANSFUSI DARAH 0 1 1 0 0 0 2 0 2 5 0 0 0 7
12 LABORATORIUM KESEHATAN 0 0 0 0 0 4 4 1 0 0 0 0 12 13
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN 0 0 0 0 0 0
1 INDUSTRI FARMASI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 USAHA MIKRO OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 10
5 PEDAGANG BESAR FARMASI 0 0 0 0 4 4 0 0 0 0 2 32 34
6 APOTEK 0 0 0 0 68 68 0 0 0 0 43 240 283
7 APOTEK PRB 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 TOKO OBAT 0 0 0 0 35 35 0 0 0 0 0 124 124
9 TOKO ALKES 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23 23
108
TABEL 5
JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN BARU RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
109
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN RAWAT INAP
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
- Kepulauan Anambas 0 0 0
- Kota Batam 0 0 0 0 0 0 0
- Kota Tanjungpinang 0 0 0
5 Praktik Mandiri Bidan
- Karimun 0 0 0 0 0 0 0 0 0
- Bintan 4.710 18.898 23.608 0 0 0 0 0 0
- Natuna 0 0 0
- Lingga 490 490 0 0 0 0 0 0
- Kepulauan Anambas 0 0 0
- Kota Batam 0 0 0 0 0 0 0
- Kota Tanjungpinang 0 0 0
SUB JUMLAH I 550.489 724.737 1.275.226 7.004 11.304 18.308 5.450 3.785 9.235
B Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjut
1 Klinik Utama
- Karimun 0 0 0 0 0 0 0 0 0
- Bintan 2.980 4.472 7.452 62 177 239 3 13 16
- Natuna 0 0 0
- Lingga 0 0 0 0 0 0 0 0 0
- Kepulauan Anambas 0 0 0
- Kota Batam 0 0 0 0 0 0 0 0 0
- Kota Tanjungpinang 0 0 0
2 RS Umum
- Karimun 72.534 90.678 163.212 5.511 8.803 14.314 812 247 1.059
- Bintan 1.655 1.754 3.409 901 1.188 2.089 210 215 425
- Natuna 8.537 8.974 17.511 919 1.723 2.642 601 822 1.423
- Lingga 4.741 6.775 11.516 861 1.823 2.684 0 0 0
- Kepulauan Anambas 2.694 4.047 6.741 555 913 1.468 0 0 0
- Kota Batam 489.638 524.786 1.014.424 31.608 46.295 77.903 3.008 3.460 6.468
- Kota Tanjungpinang 41.498 42.343 83.841 4.316 5.330 9.646 3.415 2.787 6.202
3 RS Khusus
- Karimun 0 0 0 0 0 0 0 0 0
- Bintan 0 0 0 0 0 0 0 0 0
- Natuna 0 0 0
- Lingga 0 0 0
- Kepulauan Anambas 0 0 0
- Kota Batam 14.994 26.061 41.055 2.202 3.563 5.765 0 0 0
- Kota Tanjungpinang 0 0 0
4 Praktik Mandiri Dokter Spesialis
- Karimun 0 0 0
- Bintan 651 668 1.319 0 0 0 0 0 0
- Natuna 0 0 0
110
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN RAWAT INAP
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
- Lingga 0 0 0
- Kepulauan Anambas 0 0 0
- Kota Batam 0 0 0
- Kota Tanjungpinang 0 0 0
SUB JUMLAH II 639.922 710.558 1.350.480 46.935 69.815 116.750 8.049 7.544 15.593
111
TABEL 6
PERSENTASE RUMAH SAKIT DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
KARIMUN
1 RUMAH SAKIT UMUM 3 3 100,0
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 0,0
BINTAN
1 RUMAH SAKIT UMUM 2 2 100,0
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 0,0
NATUNA
1 RUMAH SAKIT UMUM 2 2 100,0
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 0,0
LINGGA
1 RUMAH SAKIT UMUM 2 2 100,0
112
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I
NO RUMAH SAKIT JUMLAH
JUMLAH %
1 2 3 4 5
KEPULAUAN ANAMBAS
1 RUMAH SAKIT UMUM 3 3 100,0
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 0,0
BATAM
1 RUMAH SAKIT UMUM 16 16 100,0
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 4 4 100,0
TANJUNGPINANG
1 RUMAH SAKIT UMUM 3 3 100,0
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 0,0
KABUPATEN/KOTA 35 35 100,0
113
TABEL 7
114
TABEL 8
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 RS AWAL BROS 255 10.051 38.582 34.081 41,5 39 5 3
2 RSBP BATAM 214 9.304 48.184 38.880 61,7 43 3 4
3 RS BUDI KEMULIAAN 204 6.471 20.701 20.838 27,8 32 8 3
4 RS ST ELIZABETH LUBUK BAJA 145 6.368 18.782 199.374 35,5 44 5 31
5 RSUD EMBUNG FATIMAH 248 5.741 88.651 32.469 97,9 23 0 6
6 RS GRAHA HERMIN 149 9.631 13.045 31.200 24,0 65 4 3
7 RS HARAPAN BUNDA 118 7.787 30.065 28.925 69,8 66 2 4
8 RS MUTIARA AINI 41 4.539 14.271 9.350 95,4 111 0 2
9 RS ST ELIZABETH BATAM KOTA 140 6.914 24.014 26.284 47,0 49 4 4
10 RS CAMATHA SAHIDYA 102 4.652 4.689 11.576 12,6 46 7 2
11 RS GRIYA MEDICA 27 8.116 1.362 1.362 13,8 301 1 0
12 RS SOEDARSONO DARMOSOEWITO 100 1.405 5.898 4.956 16,2 14 22 4
13 RS FRISDHY ANGEL BATAM 27 683 1.832 1.051 18,6 25 12 2
14 RS KELUARGA HUSADA 101 1.424 5.049 3.677 13,7 14 22 3
15 RS CHARIS MEDICA 101 8.116 12.173 8.465 33,0 80 3 1
16 RSIA KASIH SAYANG IBU 22 391 1.173 1.200 14,6 18 18 3
17 RS BHAYANGKARA BATAM 52 2.698 2.850 3.507 15,0 52 6 1
18 RS ST ELIZABETH SEI LEKOP 54 152 3.904 3.904 19,8 3 104 26
19 RSKI GALANG - 0 0 0 0,0 0 0 0
20 RS Hj. BUNDA HALIMAH 124 1.245 4.348 3.929 9,6 10 33 3
21 RS JASMINE 50 10 14 24 0,1 0 1824 2
22 RSUD RAJA AHMAD TABIB PROV. KEPRI 265 7.450 31.161 31.082 32,2 28 9 4
23 RSAL Dr. MIDIYATO.S 165 4.282 21.068 21.068 35,0 26 9 5
24 RSUD KOTA TANJUNGPINANG 202 7.930 32.169 31.886 43,6 39 5 4
25 RSUD PALMATAK 36 913 3.148 3.148 24,0 25 11 3
26 RSUD JEMAJA 26 181 494 371 5,2 7 50 2
27 RSUD TAREMPA 50 441 1.059 1.038 5,8 9 39 2
28 RSUD DABO 80 1.357 2.876 2.442 9,8 17 19 2
29 RSUD ENCIK MARIYAM 50 1.169 3.489 3.489 19,1 23 13 3
30 RSUD BINTAN 115 3.330 13.563 11.263 32,3 29 9 3
31 RSUD ENGKU HAJI DAUD 97 3.227 8.849 8.770 25,0 33 8 3
115
JUMLAH PASIEN KELUAR JUMLAH HARI JUMLAH LAMA
NO NAMA RUMAH SAKITa BOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)
TEMPAT TIDUR (HIDUP + MATI) PERAWATAN DIRAWAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
32 RSUD NATUNA 84 2.368 6.440 6.106 21,0 28 10 3
33 RS INTEGRASI - 0 0 0 0,0 0 0 0
34 RSUD M. Sani 182 7.894 35.789 32.210 53,9 43 4 4
35 RSBT KARIMUN 119 6.319 19.418 13.863 44,7 53 4 2
36 RSUD KUNDUR 35 1.221 3.606 2.927 28,2 35 8 2
PROVINSI 3.780 143.780 522.716 634.715 37,9 38 6 4
116
TABEL 9
117
TABEL 10
118
TABEL 11
DOKTER
DR SPESIALIS DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI TOTAL
NO KABUPATEN / KOTA UNIT KERJA GIGI SPESIALIS
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 KARIMUN Puskesmas 0 0 0 7 19 26 7 19 26 0 2 2 0 0 0 0 2 2
Rumah Sakit 26 9 35 40 58 98 66 67 133 5 8 13 1 0 1 6 8 14
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 29 0 2 2 0 0 0 0 2 2
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 28 11 39 59 90 149 87 101 188 7 13 20 1 0 1 6 12 18
Rasio terhadap 100.000 penduduk 15 65 83 8 0 7
2 BINTAN Puskesmas 2 0 2 25 38 63 27 38 65 4 13 17 0 0 0 4 13 17
Rumah Sakit 28 12 40 8 21 29 36 33 69 2 3 5 2 0 2 4 3 7
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 1 0 1 7 5 12 8 5 13 1 1 2 0 0 0 1 1 2
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 31 12 43 40 64 104 71 76 147 7 17 24 2 0 2 9 17 26
Rasio terhadap 100.000 penduduk 16 46 65 15 1 16
3 NATUNA Puskesmas 0 0 0 13 23 36 13 23 36 4 4 8 0 0 0 4 4 8
Rumah Sakit 10 3 13 6 6 12 16 9 25 1 0 1 0 1 1 1 1 2
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 10 3 13 19 29 48 29 32 61 5 4 9 0 1 1 5 5 10
Rasio terhadap 100.000 penduduk 5 21 27 11 0 12
4 LINGGA Puskesmas 0 0 0 15 11 26 15 11 45 3 10 13 0 0 0 3 10 13
Rumah Sakit 6 2 8 10 12 22 16 14 15 1 2 3 0 0 0 1 2 3
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 6 2 8 25 23 48 31 25 56 4 12 16 0 0 0 4 12 16
Rasio terhadap 100.000 penduduk 3 21 25 14 0 14
5 KEPULAUAN ANAMBAS Puskesmas 0 0 0 17 23 40 24 23 45 3 5 8 0 0 0 3 5 8
Rumah Sakit 8 1 9 11 12 23 16 13 30 0 3 3 1 0 1 1 3 4
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 8 1 9 28 35 63 36 36 72 3 8 11 1 0 1 4 8 12
Rasio terhadap 100.000 penduduk 3 28 32 23 0 25
6 KOTA BATAM Puskesmas 0 0 0 27 123 150 27 123 150 10 33 43 0 0 0 10 33 43
Rumah Sakit 224 112 336 109 130 239 333 242 575 13 28 41 4 0 4 17 28 45
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 16 12 28 64 80 144 80 92 172 14 45 59 0 0 0 14 45 59
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 240 124 364 200 333 533 440 457 897 37 106 143 4 0 4 41 106 147
Rasio terhadap 100.000 penduduk 140 234 394 12 2 12
7 KOTA TANJUNGPINANG Puskesmas 0 0 0 11 41 52 11 41 52 2 12 14 0 0 0 2 12 14
Rumah Sakit 60 27 87 25 51 76 85 78 163 1 6 7 8 4 12 10 7 17
119
DOKTER
DR SPESIALIS DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI TOTAL
NO KABUPATEN / KOTA UNIT KERJA GIGI SPESIALIS
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 9 1 1 2 0 0 0 1 1 2
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 60 27 87 36 92 128 96 119 215 13 37 50 8 4 12 13 20 33
Rasio terhadap 100.000 penduduk 33 56 94 22 5 14
PUSKESMAS 2 0 2 115 278 393 124 278 402 26 79 105 0 0 0 26 79 105
RUMAH SAKIT 362 166 528 209 290 499 568 456 1.024 23 50 73 16 5 21 40 52 92
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 17 12 29 71 85 156 88 97 185 16 49 65 0 0 0 16 49 65
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA)b 381 178 559 395 653 1.048 780 831 1.611 65 178 243 16 5 21 82 180 262
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKb 26,8 50,2 77,2 11,6 1,0 12,5
b) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali
120
TABEL 12
PERAWAT
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA BIDAN
L P L+P
1 2 3 4 5 6 7
1 KARIMUN Puskesmas 39 117 156 251
Rumah Sakit 73 271 344 64
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 14 17 31 21
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 126 405 531 336
Rasio terhadap 100.000 penduduk 204 129
2 BINTAN Puskesmas 43 130 173 219
Rumah Sakit 64 179 243 66
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 16 15 31 6
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 123 324 447 291
Rasio terhadap 100.000 penduduk 280 182
3 NATUNA Puskesmas 72 158 230 193
Rumah Sakit 38 91 129 37
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 110 249 359 230
Rasio terhadap 100.000 penduduk 434 278
4 LINGGA Puskesmas 47 113 160 180
Rumah Sakit 37 70 107 68
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 84 183 267 248
121
PERAWAT
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA BIDAN
L P L+P
1 2 3 4 5 6 7
Rasio terhadap 100.000 penduduk 236 219
5 KEPULAUAN ANAMBASPuskesmas 45 121 166 120
Rumah Sakit 31 58 89 51
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 76 179 255 171
Rasio terhadap 100.000 penduduk 533 358
6 BATAM Puskesmas 36 184 220 309
Rumah Sakit 417 1.175 1.592 417
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 48 138 186 107
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 501 1.497 1.998 833
Rasio terhadap 100.000 penduduk 167 70
7 TANJUNGPINANG Puskesmas 17 90 107 137
Rumah Sakit 151 464 615 96
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 7 9 16 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 175 563 738 233
Rasio terhadap 100.000 penduduk 324 102
PUSKESMAS 299 913 1.212 1.409
RUMAH SAKIT 811 2.308 3.119 799
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 85 179 264 134
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0
b
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.195 3.400 4.595 2.342
b
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 220,1 112,2
122
PERAWAT
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA BIDAN
L P L+P
1 2 3 4 5 6 7
Keterangan : a) Jumlah termasuk S3; b) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali
123
TABEL 13
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT, KESEHATAN LINGKUNGAN, DAN GIZI DI FASILITAS KESEHATAN
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
124
KESEHATAN MASYARAKAT KESEHATAN LINGKUNGAN GIZI
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Rumah Sakit 2 4 6 5 14 19 1 40 41
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 1 0 1 1 0 1 0 1 1
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 16 19 35 14 31 45 2 60 62
Rasio terhadap 100.000 penduduk 3 4 5
7 TANJUNGPINANG Puskesmas 0 9 9 3 8 11 2 9 11
Rumah Sakit 3 4 7 7 5 12 6 9 15
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 7 5 12 9 5 14 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 10 18 28 19 18 37 8 18 26
Rasio terhadap 100.000 penduduk 11 14 10
PUSKESMAS 64 112 176 44 102 146 15 106 121
RUMAH SAKIT 23 31 54 24 49 73 15 79 94
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 16 11 27 16 8 24 0 1 1
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA)a 103 154 257 84 159 243 30 186 216
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKa 12,3 11,6 10,3
125
TABEL 14
JUMLAH TENAGA TEKNIK BIOMEDIKA, KETERAPIAN FISIK, DAN KETEKNISAN MEDIK DI FASILITAS KESEHATAN
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
126
AHLI TEKNOLOGI TENAGA TEKNIK
KETERAPIAN FISIK KETEKNISIAN MEDIS
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA LABORATORIUM MEDIK BIOMEDIKA LAINNYA
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
6 BATAM Puskesmas 3 17 20 0 0 0 0 0 0 1 19 20
Rumah Sakit 46 125 171 45 36 81 7 21 28 13 62 75
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 8 16 24 0 0 0 0 0 0 0 3 3
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 57 158 215 45 36 81 7 21 28 14 84 98
Rasio terhadap 100.000 penduduk 18,0 6,8 2,3 8,2
7 TANJUNGPINANG Puskesmas 0 6 6 0 0 0 0 0 0 0 8 8
Rumah Sakit 7 32 39 15 15 30 3 15 18 20 22 42
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 2 3 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 2 5
Jumlah (Kab/Kota) 9 41 50 15 15 30 3 15 18 23 32 55
Rasio terhadap 100.000 penduduk 22,0 13,2 7,9 24,1
PUSKESMAS 20 66 86 1 0 1 0 1 1 9 57 66
RUMAH SAKIT 77 217 294 90 85 175 18 56 74 43 132 175
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 10 22 32 0 1 1 0 0 0 0 3 3
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 2 2 0 0 0 0 1 1 1 0 1
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 2 5
a
JUMLAH (KAB/KOTA) 107 307 414 91 86 177 18 58 76 56 194 250
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKa 19,8 8,5 3,6 12,0
127
TABEL 15
TENAGA KEFARMASIAN
TENAGA TEKNIS
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA APOTEKER TOTAL
KEFARMASIAN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KARIMUN Puskesmas 0 7 7 1 10 11 1 17 18
Rumah Sakit 8 27 35 5 12 17 13 39 52
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 9 4 0 3 3 0 12 12
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 8 43 51 6 25 31 14 68 82
Rasio terhadap 100.000 penduduk 19,6 11,9 31,5
2 BINTAN Puskesmas 1 12 13 3 7 10 4 19 23
Rumah Sakit 3 9 12 2 7 9 5 16 21
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 3 3 1 1 2 1 4 5
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 4 24 28 6 15 21 10 39 49
Rasio terhadap 100.000 penduduk 17,6 13,2 30,7
3 NATUNA Puskesmas 0 7 7 1 10 11 1 17 18
Rumah Sakit 8 27 35 5 12 17 13 39 52
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 9 9 0 3 3 0 12 12
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 8 43 51 6 25 31 14 68 82
Rasio terhadap 100.000 penduduk 61,7 37,5 99,2
128
TENAGA KEFARMASIAN
TENAGA TEKNIS
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA APOTEKER TOTAL
KEFARMASIAN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
4 LINGGA Puskesmas 5 6 11 5 3 8 10 9 19
Rumah Sakit 1 6 7 1 5 6 2 11 13
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 1 1 2 1 1 2
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 6 12 18 7 9 16 13 21 34
Rasio terhadap 100.000 penduduk 15,9 14,2 30,1
5 KEPULAUAN ANAMBAS Puskesmas 2 4 6 2 5 7 4 9 13
Rumah Sakit 3 3 6 1 1 2 4 4 8
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 1 1 0 1 1
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 5 7 12 3 7 10 8 14 22
Rasio terhadap 100.000 penduduk 25,1 20,9 46,0
6 BATAM Puskesmas 1 19 20 10 23 33 11 42 53
Rumah Sakit 41 137 178 19 67 86 60 204 264
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 22 91 113 17 37 54 39 128 167
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah (Kab/Kota) 64 247 311 46 127 173 110 374 484
Rasio terhadap 100.000 penduduk 26,0 14,5 40,5
7 TANJUNGPINANG Puskesmas 0 6 6 1 6 7 1 12 13
Rumah Sakit 7 27 34 10 18 28 17 45 62
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0
129
TENAGA KEFARMASIAN
TENAGA TEKNIS
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA APOTEKER TOTAL
KEFARMASIAN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jumlah (Kab/Kota) 7 33 40 11 24 35 18 57 75
Rasio terhadap 100.000 penduduk 17,6 15,4 32,9
PUSKESMAS 9 61 70 23 64 87 32 125 157
RUMAH SAKIT 71 236 307 43 122 165 114 358 472
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 22 112 134 19 46 65 41 158 199
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
b
JUMLAH (KAB/KOTA) 102 409 511 85 232 317 187 641 828
b
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 24,5 15,2 39,7
130
TABEL 16
131
TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN
132
TABEL 17
CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
PESERTA JAMINAN KESEHATAN PESERTA JAMINAN KESEHATAN PESERTA JAMINAN KESEHATAN PESERTA JAMINAN KESEHATAN
NO JENIS KEPESERTAAN
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 3 4 3 4 3 4
NON PBI
2 Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)/mandiri 26.784 16,8 2.486 3,0 4,5
41.448 15,9 5.114
SUB JUMLAH NON PBI 89.505 56,1 29.491 35,7 22.790 20,2
119.377 45,8
Data dari kab/kota ada perbedaan dengan data pemegang program provinsi dikarenakan data yang dipakai kab/kota belum di update rata-rata data per November 2021
data kesepakatan yang di pakai adalah 31 Des 2021
133
TABEL 17
CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
PESERTA JAMINAN KESEHATAN PESERTA JAMINAN KESEHATAN PESERTA JAMINAN KESEHATAN PESERTA JAMINAN KESEHATAN
NO JENIS KEPESERTAAN
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 3 4 3 4 3 4
1 PBI APBN 4.773 10,0 185.822 15,5 40.515 17,8 363.276 17,4
2 PBI APBD 26.767 56,0 43.490 3,6 26.947 11,8 240.696 11,5
SUB JUMLAH PBI 31.540 66,0 229.312 19,2 67.462 29,6 603.972 28,9
NON PBI
1 Pekerja Penerima Upah (PPU) 17.111 35,8 615.431 51,4 81.981 36,0 892.926 42,8
2 Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)/mandiri 835 1,7 259.447 21,7 41.674 18,3 377.788 18,1
3 Bukan Pekerja (BP) 260 0,5 4.175 0,3 6.072 2,7 17.435 0,8
SUB JUMLAH NON PBI 18.206 38,1 879.053 73,5 129.727 57,0 1.288.149 61,7
JUMLAH (KAB/KOTA) 49.746 104,0 1.108.365 92,6 197.189 86,6 1.892.121 90,6
134
TABEL 18
PERSENTASE DESA YANG MEMANFAATKAN DANA DESA UNTUK KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
DESA
NO PUSKESMAS
YG MEMANFAATKAN DANA
JUMLAH %
DESA UNTUK KESEHATAN
1 2 3 4 5
1 KARIMUN 42 38 90
2 BINTAN 36 36 100
3 NATUNA 70 70 100
4 LINGGA 76 76 100
5 KEPULAUAN ANAMBAS 52 46 88
6 KOTA BATAM 0 0 0
7 KOTA TANJUNGPINANG 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 276 266 96
135
TABEL 19
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN
NO SUMBER BIAYA
1 APBD KAB/KOTA Rp284.148.421.039,00 100,00 Rp267.106.673.656,00 100,00 Rp216.934.555.621,84 100,00 Rp207.322.609.632,00 100,00 Rp159.344.578.908,80 100,00 Rp274.145.687.389,00 99,41 Rp212.701.715.014,00 100,00 Rp0,00 0,00
a. Belanja Langsung Rp175.310.558.164,00 Rp238.002.184.131,00 Rp171.637.675.971,84 Rp166.088.547.632,00 Rp86.911.450.399,80 Rp120.881.494.652,00 Rp126.338.726.061,00
b. Belanja Tidak Langsung Rp81.685.793.076,00 Rp0,00 Rp0,00 Rp0,00 Rp42.953.392.600,00 Rp120.483.372.747,00 Rp75.172.516.124,00
c. Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp27.152.069.799,00 Rp29.104.489.525,00 Rp45.296.879.650,00 Rp41.234.062.000,00 Rp29.479.735.909,00 Rp32.780.819.990,00 Rp11.190.472.829,00 Rp0,00
- DAK fisik Rp15.884.144.999,00 Rp14.996.939.525,00 Rp31.641.573.650,00 Rp26.302.507.000,00 Rp15.770.203.909,00 Rp19.089.788.390,00 Rp5.135.674.481,00 Rp0,00
1. Reguler Rp10.608.645.000,00 Rp14.996.939.525,00 Rp31.641.573.650,00 Rp25.612.507.000,00 Rp15.770.203.909,00 Rp18.354.276.500,00 Rp5.135.674.481,00
2. Penugasan Rp5.275.499.999,00 Rp0,00 Rp0,00 Rp690.000.000,00 Rp0,00 Rp735.511.890,00 Rp0
3. Afirmasi Rp0,00 Rp0,00 Rp0,00 Rp0,00 Rp0,00 Rp0
- DAK non fisik Rp11.267.924.800,00 Rp14.107.550.000,00 Rp13.655.306.000,00 Rp14.931.555.000,00 Rp13.709.532.000,00 Rp13.691.031.600,00 Rp6.054.798.348,00 Rp0,00
1. BOK Rp9.701.325.800,00 Rp12.368.807.000,00 Rp12.366.773.000,00 Rp13.755.277.000,00 Rp12.695.030.000,00 Rp10.326.445.600,00 Rp5.081.948.348,00
2. Akreditasi Rp796.386.000,00 Rp1.029.040.000,00 Rp861.464.000,00 Rp726.428.000,00 Rp419.130.000,00 Rp1.415.438.000,00 Rp358.739.000,00
3. Jampersal Rp770.213.000,00 Rp709.703.000,00 Rp427.069.000,00 Rp449.850.000,00 Rp595.372.000,00 Rp1.949.148.000,00 Rp614.111.000,00
2 APBD PROVINSI Rp0,00 0,00 Rp0,00 0,00 Rp0,00 0,00 Rp0,00 0,00 Rp0,00 0,00 Rp0,00 0,00 Rp0,00 0,00 Rp0,00 0,00
a. Belanja Langsung
b. Belanja Tidak Langsung
c. Dana Alokasi Khusus (DAK) : BOK
3 APBN : Rp0,00 0,00 Rp0,00 0,00 Rp0,00 0,00 Rp0,00 0,00 Rp0,00 0,00 Rp0,00 0,00 Rp0,00 0,00 Rp0,00 0,00
a. Dana Dekonsentrasi
b. Lain-lain (sebutkan), misal bansos kapitasi
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Rp1.638.062.576,00 0,58 0,00 0,00
(sebutkan project dan sumber dananya) Rp1.638.062.576,00
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN* 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN Rp284.148.421.039,00 Rp267.106.673.656,00 Rp216.934.555.621,84 Rp207.322.609.632,00 Rp159.344.578.908,80 Rp275.783.749.965,00 Rp212.701.715.014,00 Rp0,00
TOTAL APBD KAB/KOTA Rp1.265.764.977.001,00 Rp1.369.282.953.004,47 Rp1.228.359.054.773,00 Rp1.561.262.389.720,00
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA 22,4 0,0 15,8 0,0 13,0 0,0 13,6 0,0
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA Rp202.462.627.963,00 Rp267.106.673.656,00 Rp216.934.555.621,84 Rp207.322.609.632,00 Rp116.391.186.308,80 Rp155.300.377.218,00 Rp137.529.198.890,00 Rp0,00
136
TABEL 20
JUMLAH KELAHIRAN
HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
137
TABEL 21
KEMATIAN IBU
JUMLAH JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
NO KABUPATEN/KOTA
LAHIR HIDUP < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34
≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH
tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 KARIMUN 3.456 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 2 5 0 3 2 5
2 BINTAN 2.901 0 2 1 3 0 1 3 4 0 0 0 0 0 3 4 7
3 NATUNA 1.258 0 2 2 4 0 3 0 3 0 3 0 3 0 8 2 10
4 LINGGA 1.194 0 0 0 0 0 1 0 1 1 2 1 4 1 3 1 5
5 KEPULAUAN ANAMBAS 872 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 2 1 3
6 KOTA BATAM 27.809 0 17 9 26 1 8 5 14 0 9 5 14 1 34 19 54
7 KOTA TANJUNGPINANG 3.532 0 5 1 6 0 1 0 1 0 5 3 8 0 11 4 15
JUMLAH (KAB/KOTA) 41.022 0 27 13 40 1 14 9 24 1 23 11 35 2 64 33 99
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 241
138
TABEL 22
139
TABEL 23
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL, IBU BERSALIN, DAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
1 KARIMUN 4.015 3.771 93,9 3.455 86,1 3.840 3.450 89,8 3.450 89,8 3.450 89,8 3.436 89,5 3.384 88,1 3.447 89,8
2 BINTAN 3.158 3.197 101,2 3.091 97,9 3.017 2.907 96,4 2.905 96,3 2.848 94,4 2.848 94,4 2.881 95,5 2.851 94,5
3 NATUNA 1.534 1.299 84,7 1.253 81,7 1.464 1.255 85,7 1.169 79,8 1.252 85,5 1.202 82,1 1.026 70,1 1.229 83,9
4 LINGGA 1.471 1.471 100,0 1.336 90,8 1.209 1.201 99,3 994 82,2 1.193 98,7 1.191 98,5 1.185 98,0 1.197 99,0
5 KEPULAUAN ANAMBAS 989 881 89,1 732 74,0 922 872 94,6 807 87,5 871 94,5 856 92,8 762 82,6 871 94,5
6 KOTA BATAM 31.897 30.141 94,5 28.974 90,8 30.447 27.886 91,6 27.789 91,3 27.891 91,6 27.469 90,2 26.392 86,7 27.746 91,1
7 KOTA TANJUNGPINANG 4.115 3.886 94,4 3.787 92,0 3.928 3.553 90,5 3.553 90,5 3.542 90,2 3.512 89,4 3.371 85,8 3.541 90,1
JUMLAH (KAB/KOTA) 47.179 44.646 94,6 42.628 90,4 44.827 41.124 91,7 40.667 90,7 41.047 91,6 40.514 90,4 39.001 87,0 40.882 91,2
140
TABEL 24
141
TABEL 25
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI Td PADA WANITA USIA SUBUR YANG TIDAK HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
142
TABEL 26
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI Td PADA WANITA USIA SUBUR (HAMIL DAN TIDAK HAMIL) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
143
TABEL 27
JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET TAMBAH DARAH (TTD) MENURUT
KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
144
TABEL 28
PESERTA KB AKTIF
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH PUS
KONDOM % SUNTIK % PIL % AKDR % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 KARIMUN 47.857 772 2,1 19.499 53,2 10.237 27,9 1.236 3,4 28 0,1 1.694 4,6 3.200 8,7 36.666 76,6
2 BINTAN 27.117 607 2,7 13.366 58,5 3.988 17,4 1.276 5,6 53 0,2 897 3,9 2.670 11,7 22.857 84,3
3 NATUNA 11.536 374 4,5 4.343 51,9 2.262 27,1 407 4,9 0 0,0 334 4,0 640 7,7 8.360 72,5
4 LINGGA 17.279 423 3,3 6.500 51,2 4.008 31,6 331 2,6 23 0,2 304 2,4 1.095 8,6 12.684 73,4
5 KEPULAUAN ANAMBAS 7.822 54 1,1 2.831 60,2 945 20,1 176 3,7 4 0,1 116 2,5 578 12,3 4.704 60,1
6 KOTA BATAM 222.530 12.107 6,4 105.984 55,9 52.165 27,5 8.772 4,6 84 0,0 1.711 0,9 8.614 4,5 189.437 85,1
7 KOTA TANJUNGPINANG 28.686 2.143 9,7 10.058 45,7 4.773 21,7 1.842 8,4 179 0,8 1.090 4,9 1.945 8,8 22.030 76,8
JUMLAH (KAB/KOTA) 362.827 16.480 5,6 162.581 54,8 78.378 26,4 14.040 4,7 371 0,1 6.146 2,1 18.742 6,3 296.738 81,8
145
TABEL 29
CAKUPAN DAN PROPORSI PESERTA KB PASCA PERSALINAN MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
146
TABEL 30
147
TABEL 31
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
JUMLAH KEMATIAN
LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN
NO KABUPATEN/KOTA BALITA BALITA BALITA
NEONATAL ANAK JUMLAH NEONATAL ANAK JUMLAH NEONATAL ANAK JUMLAH
BAYIa BAYIa BAYIa
BALITA TOTAL BALITA TOTAL BALITA TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 KARIMUN 19 25 1 26 19 25 2 27 38 50 3 53
2 BINTAN 14 19 2 21 8 11 1 12 22 30 3 33
3 NATUNA 11 13 2 15 4 4 1 5 15 17 3 20
4 LINGGA 13 15 3 18 5 14 0 14 18 29 3 32
5 KEPULAUAN ANAMBAS 3 6 2 8 2 4 0 4 5 10 2 12
6 KOTA BATAM 90 102 4 106 44 52 3 55 134 154 7 161
7 KOTA TANJUNGPINANG 8 11 1 12 4 5 1 6 12 16 2 18
JUMLAH (KAB/KOTA) 158 191 15 206 86 115 8 123 244 306 23 329
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) 7,5 9,1 0,7 9,8 4,3 5,7 0,4 6,1 5,9 7,5 0,6 8,0
148
TABEL 32
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN ANAK BALITA MENURUT PENYEBAB UTAMA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL (0-28 HARI) PENYEBAB KEMATIAN POST NEONATAL (29 HARI-11 BULAN) PENYEBAB KEMATIAN ANAK BALITA (12-59 BULAN)
KELAINAN
NO KABUPATEN/KOTA TETANUS KELAINAN PNEUMO KELAINAN PNEUMO
BBLR ASFIKSIA SEPSIS LAIN-LAIN DIARE MALARIA TETANUS SALURAN LAIN-LAIN DIARE MALARIA CAMPAK DEMAM DIFTERI LAIN-LAIN
NEONAT BAWAAN NIA SARAF NIA
CERNA
ORUM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 KARIMUN 18 16 0 2 0 2 3 3 0 0 0 1 5 0 1 0 0 1 0 1
2 BINTAN 7 7 0 1 2 5 0 2 0 0 0 0 6 0 0 0 0 0 0 3
3 NATUNA 8 3 0 1 0 3 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 3
4 LINGGA 8 3 0 0 3 4 1 1 0 0 0 0 9 0 1 0 0 0 0 2
5 KEPULAUAN ANAMBAS 2 0 0 1 0 2 0 2 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 2
6 KOTA BATAM 50 28 1 0 7 48 4 1 0 0 1 0 14 0 2 0 0 0 0 5
7 KOTA TANJUNGPINANG 9 3 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 3 0 1 0 0 0 0 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 102 60 1 5 12 64 8 11 0 0 1 1 41 0 5 0 0 1 0 17
149
TABEL 33
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
1 KARIMUN 1.736 1.720 3.456 1.736 100,0 1.720 100,0 3.456 100,0 102 5,9 105 6,1 207 6,0
2 BINTAN 1.542 1.359 2.901 1.542 100,0 1.359 100,0 2.901 99,0 59 3,8 65 4,8 124 4,3
3 NATUNA 679 579 1.258 683 100,6 575 99,3 1.258 100,0 50 7,3 31 5,4 81 6,4
4 LINGGA 625 569 1.194 625 100,0 569 100,0 1.194 100,0 33 5,3 27 4,7 60 5,0
5 KEPULAUAN ANAMBAS 450 422 872 450 100,0 422 100,0 872 100,0 20 4,4 25 5,9 45 5,2
6 KOTA BATAM 14.145 13.664 27.809 14.131 99,9 13.619 99,7 27.750 99,8 167 1,2 178 1,3 345 1,2
7 KOTA TANJUNGPINANG 1.804 1.728 3.532 1.802 99,9 1.728 100,0 3.530 99,9 97 5,4 85 4,9 182 5,2
JUMLAH (KAB/KOTA) 20.981 20.041 41.022 20.969 99,9 19.992 99,8 40.961 99,9 528 2,5 516 2,6 1.044 2,5
150
TABEL 34
151
TABEL 35
BAYI BARU LAHIR MENDAPAT IMD* DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI < 6 BULAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
152
TABEL 36
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
1 KARIMUN 1.871 1.783 3.654 1.689 90,3 1.627 91,3 3.316 90,7
2 BINTAN 1.480 1.391 2.871 1.472 99,5 1.353 97,3 2.825 98,4
3 NATUNA 699 665 1.364 570 81,5 547 82,3 1.117 81,9
4 LINGGA 635 577 1.212 469 73,9 449 77,8 918 75,7
5 KEPULAUAN ANAMBAS 451 429 880 354 78,5 382 89,0 736 83,6
6 KOTA BATAM 14.598 14.058 28.656 15.473 106,0 15.022 79,0 30.495 106,4
7 KOTA TANJUNGPINANG 1.881 1.860 3.741 1.699 90,3 1.588 85,4 3.287 87,9
JUMLAH (KAB/KOTA) 21.615 20.763 42.378 21.726 100,5 20.968 101 42.694 100,7
153
TABEL 37
1 2 3 4 5
1 KARIMUN 71 48 67,6
2 BINTAN 51 47 92,2
3 NATUNA 77 44 57,1
4 LINGGA 82 43 52,4
5 KEPULAUAN ANAMBAS 54 31 57,4
6 KOTA BATAM 64 53 82,8
7 KOTA TANJUNGPINANG 18 16 88,9
JUMLAH (KAB/KOTA) 417 282 67,6
154
TABEL 38
CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B0 (0 -7 HARI) DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
BAYI DIIMUNISASI
HB0
JUMLAH LAHIR HIDUP BCG
NO KABUPATEN/KOTA < 24 Jam 1 - 7 Hari
L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 KARIMUN 1.867 1.721 3.588 1.601 85,8 1.594 92,6 3.195 89,0 31 1,7 52 3,0 83 2,3 1.622 86,9 1.552 90,2 3.174 88,5
2 BINTAN 1.453 1.435 2.888 1.529 105,2 1.373 95,7 2.902 100,5 0 0,0 0 0,0 0 0,0 1.402 96,5 1.401 97,6 2.803 97,1
3 NATUNA 714 695 1.409 582 81,5 506 72,8 1.088 77,2 32 4,5 13 1,9 45 3,2 647 90,6 575 82,7 1.222 86,7
4 LINGGA 672 570 1.242 482 71,7 461 80,9 943 75,9 68 10,1 65 11,4 133 10,7 583 86,8 542 95,1 1.125 90,6
5 KEPULAUAN ANAMBAS 372 340 712 327 87,9 349 102,6 676 94,9 1 0,3 0 0,0 1 0,1 364 97,8 365 107,4 729 102,4
6 KOTA BATAM 16.849 17.098 33.947 12.039 71,5 11.711 68,5 23.750 70,0 699 4,1 666 3,9 1.365 4,0 12.977 77,0 12.730 74,5 25.707 75,7
7 KOTA TANJUNGPINANG 1.725 1.606 3.331 1.799 104,3 1.747 108,8 3.546 106,5 2 0,1 0 0,0 2 0,1 1.806 104,7 1.698 105,7 3.504 105,2
JUMLAH (KAB/KOTA) 23.652 23.465 47.117 18.359 77,6 17.741 75,6 36.100 76,6 833 3,5 796 3,4 1.629 3,5 19.401 82,0 18.863 80,4 38.264 81,2
155
TABEL 39
CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB-Hib 3, POLIO 4*, CAMPAK/MR, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH BAYI
DPT-HB-Hib3 POLIO 4* CAMPAK/MR IMUNISASI DASAR LENGKAP
NO KABUPATEN/KOTA (SURVIVING INFANT)
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1 KARIMUN 1.717 1.582 3.299 1.518 88,4 1.465 92,6 2.983 90,4 1.491 86,8 1.459 92,2 2.950 89,4 1.526 88,9 1.439 91,0 2.965 89,9 1.545 90,0 1.450 91,7 2.995 90,8
2 BINTAN 1.351 1.335 2.686 1.361 100,7 1.324 99,2 2.685 100,0 1.360 100,7 1.323 99,1 2.683 99,9 1.395 103,3 1.328 99,5 2.723 101,4 1.352 103,2 1.291 96,7 2.643 98,4
3 NATUNA 666 648 1.314 435 65,3 393 60,6 828 63,0 485 72,8 431 66,5 916 69,7 564 84,7 456 70,4 1.020 77,6 564 84,7 456 70,4 1.020 77,6
4 LINGGA 567 481 1.048 585 103,2 511 106,2 1.096 104,6 554 97,7 526 109,4 1.080 103,1 540 95,2 509 105,8 1.049 100,1 507 89,4 498 103,5 1.005 95,9
5 KEPULAUAN ANAMBAS 322 294 616 329 102,2 365 124,1 694 112,7 333 103,4 367 124,8 700 113,6 362 112,4 372 126,5 734 119,2 352 109,3 363 123,5 715 116,1
6 KOTA BATAM 16.361 16.603 32.964 12.238 74,8 12.107 72,9 24.345 73,9 12.237 74,8 12.092 72,8 24.329 73,8 12.515 76,5 12.438 74,9 24.953 75,7 12.474 76,2 12.426 74,8 24.900 75,5
7 KOTA TANJUNGPINANG 1.652 1.538 3.190 1.848 111,9 1.741 113,2 3.589 112,5 1.862 112,7 1.744 113,4 3.606 113,0 1.805 109,3 1.719 111,8 3.524 110,5 1.784 108,0 1.711 111,2 3.495 109,6
JUMLAH (KAB/KOTA) 22.636 22.481 45.117 18.314 80,9 17.906 79,6 36.220 80,3 18.322 80,9 17.942 79,8 36.264 80,4 18.707 82,6 18.261 81,2 36.968 81,9 18.578 82,1 18.195 80,9 36.773 81,5
156
TABEL 40
CAKUPAN IMUNISASI LANJUTAN DPT-HB-Hib 4 DAN CAMPAK/MR2 PADA ANAK USIA DIBAWAH DUA TAHUN (BADUTA)
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
BADUTA DIIMUNISASI
JUMLAH BADUTA DPT-HB-Hib4 CAMPAK/MR2
NO KABUPATEN/KOTA
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 KARIMUN 1.589 1.378 2.967 1.150 72,4 1.089 79,0 2.239 75,5 1.105 69,5 1.085 78,7 2.190 73,8
2 BINTAN 1.255 1.195 2.450 1.110 88,4 1.116 93,4 2.226 90,9 950 75,7 949 79,4 1.899 77,5
3 NATUNA 613 564 1.177 370 60,4 330 58,5 700 59,5 329 53,7 345 61,2 674 57,3
4 LINGGA 533 414 947 503 94,4 430 103,9 933 98,5 452 84,8 403 97,3 855 90,3
5 KEPULAUAN ANAMBAS 297 251 548 322 108,4 332 132,3 654 119,3 306 103,0 343 136,7 649 118,4
6 KOTA BATAM 14.862 14.725 29.587 9.732 65,5 9.765 66,3 19.497 65,9 9.454 63,6 9.491 64,5 18.945 64,0
7 KOTA TANJUNGPINANG 1.534 1.355 2.889 1.713 111,7 1.672 123,4 3.385 117,2 1.706 111,2 1.676 123,7 3.382 117,1
JUMLAH (KAB/KOTA) 20.683 19.882 40.565 14.900 72,0 14.734 74,1 29.634 73,1 14.302 69,1 14.292 71,9 28.594 70,5
157
TABEL 41
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
NO KABUPATEN/KOTA MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A
JUMLAH BAYI JUMLAH JUMLAH
S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KARIMUN 3.654 3.480 95,2 15.641 13.945 89,2 19.295 17.425 90,3
2 BINTAN 3.650 3.369 92,3 9.708 9.296 95,8 13.358 12.665 94,8
3 NATUNA 1.333 1.136 85,2 4.187 3.435 82,0 5.520 4.571 82,8
4 LINGGA 1.058 943 89,1 5.585 4.853 86,9 6.643 5.796 87,2
5 KEPULAUAN ANAMBAS 876 872 99,5 3.148 3.111 98,8 4.024 3.983 99,0
6 KOTA BATAM 28.865 21.737 75,3 102.151 74.981 73,4 131.016 96.718 73,8
7 KOTA TANJUNGPINANG 3.739 3.296 88,2 17.848 14.910 83,5 21.587 18.206 84,3
JUMLAH (KAB/KOTA) 43.175 34.833 80,7 158.268 124.531 78,7 201.443 159.364 79,1
158
TABEL 42
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
1 KARIMUN 9.945 9.350 19.295 7.561 76,0 7.158 76,6 14.719 76,3
2 BINTAN 7.192 6.765 13.957 6.195 86,1 5.984 88,5 12.179 87,3
3 NATUNA 3.772 3.507 7.279 2.492 66,1 2.415 68,9 4.907 67,4
4 LINGGA 4.091 3.773 7.864 2.751 67,2 2.620 69 5.371 68,3
5 KEPULAUAN ANAMBAS 2.103 1.986 4.089 1.664 79,1 1.587 79,9 3.251 79,5
6 KOTA BATAM 66.679 64.338 131.017 47.952 71,9 47.151 73,3 95.103 72,6
7 KOTA TANJUNGPINANG 11.119 10.470 21.589 8.190 73,7 8.168 78,0 16.358 75,8
JUMLAH (KAB/KOTA) 104.901 100.189 205.090 76.805 73,2 75.083 75 151.888 74,1
159
TABEL 43
BALITA
DITIMBANG
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH SASARAN BALITA (S)
JUMLAH (D) % (D/S)
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KARIMUN 9.945 9.350 19.295 8.378 7.379 15.757 84,2 78,9 81,7
2 BINTAN 6.340 5.788 12.128 5.430 5.061 10.491 85,6 87,4 86,5
3 NATUNA 1.862 1.721 3.583 1.495 1.397 2.892 80,3 81,2 80,7
4 LINGGA 3.610 3.138 6.748 2.652 2.282 4.934 73,5 72,7 73,1
5 KEPULAUAN ANAMBAS 1.631 1.537 3.168 1.106 1.060 2.166 67,8 69,0 68,4
6 KOTA BATAM 66.679 64.338 131.017 35.202 34.562 69.764 52,8 53,7 53,2
7 KOTA TANJUNGPINANG 10.862 10.725 21.587 7.115 6.850 13.965 65,5 63,9 64,7
JUMLAH (KAB/KOTA) 100.929 96.597 197.526 61.378 58.591 119.969 60,8 60,7 60,7
160
TABEL 44
STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEKS BB/U, TB/U, DAN BB/TB MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
161
TABEL 45
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 KARIMUN 5.033 2.883 57,3 4.541 2.026 44,6 3.914 1.213 31,0 42.989 14.683 34,2
2 BINTAN 3.182 2.693 84,6 3.748 194 5,2 2.271 114 2,9 20.868 4.420 21,2
3 NATUNA 1.591 422 26,5 1.402 149 10,6 1.284 166 12,9 13.323 1.529 11,5
4 LINGGA 2.793 1.781 63,8 1.794 1.234 68,8 1.586 965 60,8 12.274 10.414 73,5
5 KEPULAUAN ANAMBAS 978 597 61,0 794 122 15,4 724 11 1,5 5.587 437 7,8
6 KOTA BATAM 32.238 26.358 81,8 21.950 15.481 70,5 19.811 9.596 48,4 201.828 109.572 54,3
7 KOTA TANJUNGPINANG 16.949 8.416 49,7 6.465 3.046 47,1 4.625 1.065 23,0 20.509 10.080 49,1
JUMLAH (KAB/KOTA) 40.024 23.810 59,5 20.747 18.441 88,9 15.327 12.842 83,8 317.378 151.135 47,6
162
TABEL 45
SEKOLAH
1 2 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 KARIMUN 157 125 79,6 70 39 55,7 39 18 46,2
2 BINTAN 114 114 100,0 45 45 100,0 25 25 100,0
3 NATUNA 84 25 29,8 40 11 27,5 26 4 15,4
4 LINGGA 143 133 93,0 43 30 69,8 22 19 86,4
5 KEPULAUAN ANAMBAS 70 49 70,0 29 9 31,0 12 1 8,3
6 KOTA BATAM 409 408 99,8 206 200 97,1 144 138 95,8
7 KOTA TANJUNGPINANG 83 83 100,0 31 30 96,8 24 10 41,7
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.060 937 88,4 194 178 91,8 134 119 88,8
163
TABEL 46
164
TABEL 47
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
JUMLAH JUMLAH JUMLAH MURID SD/MI MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATAN
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH SD/MI DGN SD/MI
% %
SD/MI SIKAT GIGI MENDAPAT
MASSAL YAN. GIGI
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 KARIMUN 157 23 14,6 84 53,5 15.535 14.172 29.707 3.548 22,8 3.253 23,0 6.801 22,9 332 296 628 47 14,2 27 9,1 74 11,8
2 BINTAN 114 11 9,6 50 43,9 4.456 4.212 8.668 2.748 61,7 2.570 61,0 5.318 61,4 723 638 1.361 111 15,4 77 12,1 188 13,8
3 NATUNA 84 0 0,0 0 0,0 4.617 4.528 9.145 224 4,9 277 6,1 501 5,5 109 125 234 37 33,9 52 41,6 89 38,0
4 LINGGA 489 26 5,3 154 31,5 5.461 5.050 10.511 4.022 73,6 3.726 73,8 7.748 73,7 819 812 1.631 96 11,7 109 13,4 205 12,6
5 KEPULAUAN ANAMBAS 70 49 70,0 49 70,0 2.882 2.705 5.587 512 17,8 449 16,6 961 17,2 141 95 236 70 49,6 45 47,4 115 48,7
6 KOTA BATAM 409 6 1,5 370 90,5 68.617 65.655 134.272 35.296 51,4 31.829 48,5 67.125 50,0 7.943 6.011 13.954 2.521 31,7 2.117 35,2 4.638 33,2
7 KOTA TANJUNGPINANG 66 23 34,8 49 74,2 7.195 6.629 13.824 2.100 29,2 1.918 28,9 4.018 29,1 239 196 435 3 1,3 6 3,1 9 2,1
JUMLAH (KAB/ KOTA) 1.389 138 9,9 756 54,4 108.763 102.951 211.714 48.450 44,5 44.022 42,8 92.472 43,7 10.306 8.173 18.479 2.885 28,0 2.433 29,8 5.318 28,8
165
TABEL 48
PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
166
TABEL 49
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
167
TABEL 50
PUSKESMAS
MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH PUSKESMAS MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN
MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN PENJARINGAN PENJARINGAN
KEGIATAN PENJARINGAN
KELAS IBU HAMIL ORIENTASI P4K KESEHATAN KELAS 7 KESEHATAN KELAS 1,
KESEHATAN REMAJA KESEHATAN KELAS 1
DAN 10 7, 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 KARIMUN 13 13 13 13 13 9 9
2 BINTAN 15 15 15 15 15 11 11
3 NATUNA 14 14 14 1 14 5 5
4 LINGGA 13 13 13 13 12 10 10
5 KEPULAUAN ANAMBAS 7 7 7 7 7 7 7
6 KOTA BATAM 21 21 21 5 21 7 3
7 KOTA TANJUNGPINANG 7 7 5 6 7 5 5
JUMLAH (KAB/KOTA) 90 90 88 60 89 54 50
PERSENTASE 100,0 100,0 97,8 66,7 98,9 60,0 55,6
168
TABEL 51
JUMLAH TERDUGA TUBERKULOSIS, KASUS TUBERKULOSIS, KASUS TUBERKULOSIS ANAK, CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK
DAN CASE DETECTION RATE (CDR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
JUMLAH TERDUGA
JUMLAH SEMUA KASUS TUBERKULOSIS
TUBERKULOSIS YANG KASUS
NO KABUPATEN/KOTA MENDAPATKAN LAKI-LAKI PEREMPUAN TUBERKULOSIS
LAKI-LAKI +
PELAYANAN SESUAI ANAK 0-14 TAHUN
PEREMPUAN
STANDAR JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9
PERKIRAAN INSIDEN TUBERKULOSIS (DALAM ABSOLUT) BERDASARKAN MODELING TAHUN 2019 10.827
169
TABEL 52
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
1 KARIMUN 98 62 160 160 92 252 25 25,5 14 22,6 39 24,4 115 71,9 72 78,3 187 74,2 140 87,5 86 93,5 226 89,7 13 5,2
2 BINTAN 140 67 207 140 67 207 39 27,9 15 22,4 54 26,1 93 66,4 50 74,6 143 69,1 132 94,3 65 97,0 197 95,2 11 5,3
3 NATUNA 21 15 36 26 20 46 3 14,3 2 13,3 5 13,9 11 42,3 8 40,0 19 41,3 14 53,8 10 50,0 24 52,2 3 6,5
4 LINGGA 62 38 100 74 43 117 28 45,2 16 42,1 44 44,0 33 44,6 19 44,2 52 44,4 61 82,4 35 81,4 96 82,1 13 11,1
5 KEPULAUAN ANAMBAS 248 80 328 250 83 333 52 21,0 37 46,3 89 27,1 67 26,8 34 41,0 101 30,3 119 47,6 71 85,5 190 57,1 1 0,3
6 KOTA BATAM 1.052 665 1.717 1.983 1.373 3.356 806 76,6 517 77,7 1.323 77,1 968 48,8 718 52,3 1.686 50,2 1.774 89,5 1.235 89,9 3.009 89,7 69 2,1
7 KOTA TANJUNGPINANG 183 110 293 456 288 744 132 72,1 81 73,6 157 53,6 2 0,4 1 0,3 3 0,4 134 29,4 82 28,5 216 29,0 29 3,9
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.804 1.037 2.841 3.089 1.966 5.055 1.085 60,1 682 65,8 1.711 60,2 1.289 41,7 902 45,9 2.191 43,3 2.374 76,9 1.584 80,6 3.958 78,3 139 2,7
170
TABEL 53
PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
BALITA BATUK ATAU KESUKARAN BERNAPAS REALISASI PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA PADA BALITA
1 KARIMUN 25.730 5.118 4.986 97,4 1.024 7 5 0 0 7 5 12 1,2 1.769 1.685 3.454
2 BINTAN 14.872 1.629 1.586 97,4 592 13 6 0 0 13 6 19 3,2 789 816 1.605
3 NATUNA 8.240 345 692 200,6 345 0 1 0 0 0 1 1 0,3 466 387 853
4 LINGGA 9.941 1.261 1.246 98,8 994 8 1 0 0 8 1 9 0,9 1.137 1.103 2.240
5 KEPULAUAN ANAMBAS 6.994 240 180 75,0 278 2 0 0 0 2 0 2 0,7 96 109 205
6 KOTA BATAM 119.640 22.623 15.629 69,1 4.762 577 422 11 7 588 429 1.017 21,4 10.775 10.621 21.396
7 KOTA TANJUNGPINANG 22.471 2.560 2.572 100,5 894 17 7 0 1 17 8 25 2,8 1.427 1.156 2.583
JUMLAH (KAB/KOTA) 207.888 33.776 26.891 79,6 8.889 624 442 11 8 635 450 1.085 12,2 16.459 15.877 32.336
Prevalensi pneumonia pada balita (%) 38,9
Jumlah Puskesmas yang melakukan tatalaksana Standar minimal 60% 4,00
Persentase Puskesmas yang melakukan tatalaksana standar minimal 60% 57,1%
171
TABEL 54
HIV
NO KELOMPOK UMUR
PROPORSI KELOMPOK
L P L+P
UMUR
1 2 3 4 5 6
KARIMUN
1 ≤ 4 TAHUN 0 0 0 0,0
2 5 - 14 TAHUN 1 1 2 0,3
3 15 - 19 TAHUN 0 1 1 0,1
4 20 - 24 TAHUN 0 1 1 0,1
5 25 - 49 TAHUN 10 2 12 1,6
6 ≥ 50 TAHUN 0 1 1 0,1
BINTAN
1 ≤ 4 TAHUN 0 0 0 0,0
2 5 - 14 TAHUN 1 1 2 0,3
3 15 - 19 TAHUN 0 1 1 0,1
4 20 - 24 TAHUN 0 1 1 0,1
5 25 - 49 TAHUN 10 2 12 1,6
172
HIV
NO KELOMPOK UMUR
PROPORSI KELOMPOK
L P L+P
UMUR
1 2 3 4 5 6
6 ≥ 50 TAHUN 0 1 1 0,1
NATUNA
1 ≤ 4 TAHUN 0 1 1 0,1
2 5 - 14 TAHUN 5 0 5 0,7
3 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0,0
4 20 - 24 TAHUN 0 3 3 0,4
5 25 - 49 TAHUN 11 22 33 4,3
6 ≥ 50 TAHUN 6 5 11 1,4
LINGGA
1 ≤ 4 TAHUN 0 0 0 0,0
2 5 - 14 TAHUN 1 0 1 0,1
3 15 - 19 TAHUN 1 0 1 0,1
4 20 - 24 TAHUN 0 1 1 0,1
5 25 - 49 TAHUN 10 11 21 2,7
6 ≥ 50 TAHUN 3 0 3 0,4
KEPULAUAN ANAMBAS
1 ≤ 4 TAHUN 0 0 0 0,0
173
HIV
NO KELOMPOK UMUR
PROPORSI KELOMPOK
L P L+P
UMUR
1 2 3 4 5 6
2 5 - 14 TAHUN 1 0 1 0,1
3 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0,0
4 20 - 24 TAHUN 0 1 1 0,1
5 25 - 49 TAHUN 18 22 40 5,2
6 ≥ 50 TAHUN 1 1 2 0,3
BATAM
1 ≤ 4 TAHUN 17 3 20 2,6
2 5 - 14 TAHUN 1 1 2 0,3
3 15 - 19 TAHUN 5 0 5 0,7
4 20 - 24 TAHUN 46 17 63 8,2
6 ≥ 50 TAHUN 22 15 37 4,8
TANJUNGPINANG
1 ≤ 4 TAHUN 0 1 1 0,1
2 5 - 14 TAHUN 0 0 0 0,0
3 15 - 19 TAHUN 0 2 2 0,3
4 20 - 24 TAHUN 5 1 6 0,8
174
HIV
NO KELOMPOK UMUR
PROPORSI KELOMPOK
L P L+P
UMUR
1 2 3 4 5 6
5 25 - 49 TAHUN 31 15 46 6,0
6 ≥ 50 TAHUN 10 3 13 1,7
Jumlah orang dengan risiko terinfeksi HIV yang mendapatkan pelayanan sesuai standar 606
Persentase orang dengan risiko terinfeksi HIV mendapatkan pelayanan deteksi dini HIV sesuai standar 7,7
175
TABEL 55
JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN AKIBAT AIDS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
KASUS BARU AIDS KASUS KUMULATIF AIDS JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS
PROPORSI PROPORSI
NO KELOMPOK UMUR
L P L+P KELOMPOK L P L+P KELOMPOK L P L+P
UMUR UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
KARIMUN
1 < 1 TAHUN 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0 0 0
2 1 - 4 TAHUN 0 0 0 0,0 4 2 6 2,9 0 0 0
3 5 - 14 TAHUN 0 0 0 0,0 1 0 1 0,5 0 0 0
4 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0,0 1 0 1 0,5 0 0 0
5 20 - 29 TAHUN 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0 0 0
6 30 - 39 TAHUN 4 1 5 2,4 4 1 5 2,4 0 0 0
7 40 - 49 TAHUN 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 1 0 1
8 50 - 59 TAHUN 0 0 0 0,0 9 4 13 6,3 0 0 0
9 ≥ 60 TAHUN 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0 0 0
10 TIDAK DIKETAHUI 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0 0 0
BINTAN
1 < 1 TAHUN 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0 0 0
2 1 - 4 TAHUN 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0 0 0
3 5 - 14 TAHUN 1 0 1 0,5 1 3 4 2,0 0 0 0
4 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0 0 0
5 20 - 29 TAHUN 0 0 0 0,0 3 0 3 1,5 0 0 0
6 30 - 39 TAHUN 2 0 2 1,0 3 1 4 2,0 0 0 0
7 40 - 49 TAHUN 2 0 2 1,0 4 1 5 2,4 0 1 1
8 50 - 59 TAHUN 4 2 6 2,9 1 0 1 0,5 1 0 1
9 ≥ 60 TAHUN 0 1 1 0,5 1 0 1 0,5 1 0 1
10 TIDAK DIKETAHUI 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0 0 0
NATUNA
1 < 1 TAHUN 0 0 0 0,0 0 1 1 0,5 1 0 1
2 1 - 4 TAHUN 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0 0 0
3 5 - 14 TAHUN 2 0 2 1,0 2 0 2 1,0 0 0 0
4 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0,0 0 3 3 1,5 0 0 0
176
JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN AKIBAT AIDS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
KASUS BARU AIDS KASUS KUMULATIF AIDS JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS
PROPORSI PROPORSI
NO KELOMPOK UMUR
L P L+P KELOMPOK L P L+P KELOMPOK L P L+P
UMUR UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
177
JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN AKIBAT AIDS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
KASUS BARU AIDS KASUS KUMULATIF AIDS JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS
PROPORSI PROPORSI
NO KELOMPOK UMUR
L P L+P KELOMPOK L P L+P KELOMPOK L P L+P
UMUR UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
178
TABEL 56
KASUS DIARE YANG DILAYANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
DIARE
JUMLAH TARGET MENDAPAT ZINC
DILAYANI MENDAPAT ORALIT
JUMLAH PENEMUAN
NO KABUPATEN/KOTA SEMUA UMUR BALITA SEMUA UMUR BALITA BALITA
PENDUDUK
SEMUA
BALITA JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 KARIMUN 260.620 7.037 3.253 2.106 29,9 655 20,1 2.106 100,0 655 100,0 653 99,7
2 BINTAN 159.518 4.307 2.045 1.501 34,9 320 15,6 1.158 77,1 275 85,9 254 79,4
3 NATUNA 82.656 2.232 1.227 351 15,7 120 9,8 949 270,4 235 195,8 197 164,2
4 LINGGA 103.969 2.807 1.676 707 25,2 150 8,9 681 96,3 146 97,3 150 100,0
5 KEPULAUAN ANAMBAS 47.824 1.291 1.061 598 46,3 202 19,0 480 80,3 202 100,0 123 60,9
6 KOTA BATAM 1.421.960 35.114 19.557 9.779 27,8 1.369 7,0 9.369 95,8 1.346 98,3 4.069 297,2
7 KOTA TANJUNGPINANG 227.757 6.149 3.840 1.909 31,0 544 14,2 1.888 98,9 541 99,4 533 98,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 2.304.304 58.937 32.659 16.951 28,8 3.360 10,3 16.631 98,1 3.400 101,2 5.979 177,9
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 270 843
179
TABEL 57
KASUS BARU
NO KABUPATEN/KOTA Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah PB + MB
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KARIMUN 0 0 0 3 1 4 3 1 4
2 BINTAN 0 1 1 1 4 5 1 5 6
3 NATUNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 LINGGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 KEPULAUAN ANAMBAS 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 KOTA BATAM 0 0 0 13 5 18 13 5 18
7 KOTA TANJUNGPINANG 1 0 1 3 3 6 4 3 7
JUMLAH (KAB/KOTA) 1 1 2 20 13 33 21 14 35
PROPORSI JENIS KELAMIN 50,0 50,0 60,6 39,4 60,0 40,0 100,0
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 2,0 1,4 1,7
Sumber: SIPK Kabupaten/ kota 2021, Profil Kesehatan Kab/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau, 2021
SIPK ( Sistem Informasi & Pelaporan Program P2 Kusta Provinsi ) 2021
180
TABEL 58
KASUS BARU KUSTA CACAT TINGKAT 0, CACAT TINGKAT 2, PENDERITA KUSTA ANAK<15 TAHUN,
MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
KASUS BARU
PENDERITA
KUSTA ANAK<15
PENDERITA KUSTA ANAK
NO KABUPATEN/KOTA PENDERITA CACAT TINGKAT 0 CACAT TINGKAT 2 TAHUN DENGAN
<15 TAHUN
KUSTA CACAT TINGKAT
2
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 KARIMUN 4 4 100,00 0 0,00 0 0,00 0
2 BINTAN 6 6 100,00 0 0,00 2 33,33 0
3 NATUNA 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0
4 LINGGA 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0
5 KEPULAUAN ANAMBAS 1 0 0,00 0 0,00 1 100,00 0
6 KOTA BATAM 18 17 94,44 1 5,56 4 22,22 0
7 KOTA TANJUNGPINANG 7 6 85,71 1 14,29 1 14,29 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 36 33 91,67 2 5,56 8 22,22 0
ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 1.000.000 PENDUDUK 7,7
Sumber: SIPK ( Sistem Informasi & Pelaporan Program P2 Kusta Kabupaten/ Kota tahun 2021 )
SIPK ( Sistem Informasi & Pelaporan Program P2 Kusta Provinsi
181
TABEL 59
JUMLAH KASUS TERDAFTAR DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS,
JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
KASUS TERDAFTAR
NO KABUPATEN/KOTA Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH
182
TABEL 60
PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
Sumber: SIPK Kabupaten/Kota, Profil Kesehatan Kab/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau, 2021
Keterangan :
a= Penderita kusta PB merupakan penderita pada kohort yang sama, yaitu diambil dari penderita baru yang masuk dalam kohort yang sama 1 tahun sebelumnya,
misalnya: untuk mencari RFT rate tahun 2018, maka dapat dihitung dari penderita baru tahun 2017 yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu
b= Penderita kusta MB merupakan penderita pada kohort yang sama, yaitu diambil dari penderita baru yang masuk dalam kohort yang sama 2 tahun sebelumnya,
misalnya: untuk mencari RFT rate tahun 2018, maka dapat dihitung dari penderita baru tahun 2016 yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu
183
TABEL 60a
184
TABEL 60b
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS 0-2 TAHUN 3-6 TAHUN 7-12 TAHUN 13-15 TAHUN 16-18 TAHUN 19-30 TAHUN 31-45 TAHUN 46-59 TAHUN 60+ TAHUN TOTAL
L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 KARIMUN 13 32 20 74 76 133 146 76 73 92 118 705 699 937 739 544 455 320 249 2913 2575
2 BINTAN 15 2 4 3 3 4 21 67 45 9 1 64 59 78 68 39 19 17 12 283 232
3 NATUNA 14 2 1 2 0 0 0 0 1 0 0 10 23 8 23 6 5 1 0 29 53
4 LINGGA 13 15 18 32 39 72 72 37 27 39 54 200 261 286 366 185 240 177 155 1043 1232
5 KEPULAUAN ANAMBAS 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 KOTA BATAM 21 43 24 36 39 67 56 43 32 44 52 720 967 983 744 572 335 132 90 2640 2339
7 KOTA TANJUNGPINANG 7 10 13 11 22 21 20 7 11 16 7 140 156 167 177 125 92 57 49 554 547
JUMLAH (KAB/KOTA) 104 80 158 179 297 315 230 189 200 232 1839 2165 2459 2117 1471 1146 704 555 7462 6978
185
TABEL 60C
JUMLAH LABORATORIUM DAN PEMERIKSAAN SPESIMEN COVID-19 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
JUMLAH
JUMLAH SPESIMEN JUMLAH JUMLAH
JUMLAH LAB YANG JUMLAH ORANG
ORANG ORANG JUMLAH POSITIVITY
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS MEMERIKSA LAB YANG DIPERIKSA/1
DIPERIKS DIPERIKSA PENDUDUK RATE (%)
RT-PCR MELAPOR JUTA
RT-PCR TCM DIPERIKSA POSITIF NEGATIF INKONKLUSIF INVALID A POSITIF
DAN TCM PENDUDUK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
186
TABEL 61
187
TABEL 62
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
1 KARIMUN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 BINTAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2
3 NATUNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 LINGGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0
5 KEPULAUAN ANAMBAS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 KOTA BATAM 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 182 182 7 4 11
7 KOTA TANJUNGPINANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 184 184 7 6 13
CASE FATALITY RATE (%) 0,0 100,0
188
TABEL 63
KLB DI DESA/KELURAHAN
NO KABUPATEN/KOTA
JUMLAH DITANGANI <24 JAM %
1 2 3 4 5
1 KARIMUN 0 0 0,0
2 BINTAN 0 0 0,0
3 NATUNA 0 0 0,0
4 LINGGA 0 0 0,0
5 KEPULAUAN ANAMBAS 0 0 0,0
6 KOTA BATAM 1 1 100,0
7 KOTA TANJUNGPINANG 0,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 1 1 100,0
189
TABEL 64
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
YANG TERSERANG
WAKTU KEJADIAN (TANGGAL) JUMLAH PENDERITA KELOMPOK UMUR PENDERITA
JENIS KEJADIAN LUAR
NO JUMLAH JUMLAH
BIASA 0-7 8-28 1-11 1-4 5-9 10-14 15-19 45-54 55-59 60-69
KEC DESA/KEL DIKETAHUI DITANGGU-LANGI AKHIR L P L+P 20-44 THN 70+ THN
HARI HARI BLN THN THN THN THN THN THN THN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
BATAM
1 COVID-19 12 64 1 Januari 2021 1 Januari 2021 29 Desember 2021 10.945 9.934 20.879 0 0 52 309 394 464 892 13.019 2.839 876 854 1.180
TANJUNGPINANG
2 COVID-19 4 18 1 Januari 2021 1 Januari 2021 6 Desember 2021 4.519 4.592 9.111 0 0 27 275 441 536 556 4.514 1.256 511 651 344
BINTAN
3 COVID-19 10 51 1 Januari 2021 1 Januari 2021 24 November 2021 2.611 2.531 5.142 0 0 25 153 209 382 336 2.487 804 277 320 149
KARIMUN
4 COVID-19 12 71 1 Januari 2021 1 Januari 2021 29 Desember 2021 2.727 2.428 5.155 0 0 45 91 183 236 316 2.717 717 283 383 184
ANAMBAS
5 COVID-19 10 56 1 Januari 2021 1 Januari 2021 21 Oktober 2021 907 867 1.774 0 0 3 14 43 93 95 1.010 264 97 117 38
LINGGA
6 COVID-19 13 86 1 Januari 2021 1 Januari 2021 17 Oktober 2021 1.059 1.059 2.118 0 0 4 53 101 127 139 1.055 325 128 219 126
NATUNA
7 COVID-19 13 77 1 Januari 2021 1 Januari 2021 27 Oktober 2021 1.172 1.241 2.413 0 0 2 57 127 160 192 1.209 306 104 134 122
190
TABEL 64
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
JUMLAH
JUMLAH PENDUDUK TERANCAM ATTACK RATE (%) CFR (%)
JENIS KEJADIAN LUAR KEMATIAN
NO
BIASA
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
BATAM
1 COVID-19 379 333 712 609.399 586.997 1.196.396 1,8 1,7 1,7 3,5 3,4 3,4
TANJUNGPINANG
2 COVID-19 178 202 380 114.515 113.242 227.757 3,9 4,1 4,0 3,9 4,4 4,2
BINTAN
3 COVID-19 91 80 171 81.853 77.666 159.519 3,2 3,3 3,2 3,5 3,2 3,3
KARIMUN
4 COVID-19 80 67 147 133.351 127.269 260.620 2,0 1,9 2,0 2,9 2,8 2,9
ANAMBAS
5 COVID-19 24 22 46 24.526 23.298 47.824 3,7 3,7 3,7 2,6 2,5 2,6
LINGGA
6 COVID-19 44 39 83 58.434 54.570 113.004 1,8 1,9 1,9 4,2 3,7 3,9
NATUNA
7 COVID-19 24 17 41 42310 40346 82.656 2,8 3,1 2,9 2,0 1,4 1,7
191
TABEL 65
KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
192
TABEL 66
KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
MALARIA
KONFIRMASI LABORATORIUM POSITIF MENINGGAL CFR
% KONFIRMASI %
NO KABUPATEN/KOTA RAPID PENGOBATAN
SUSPEK LABORATORIU PENGOBATAN
MIKROSKOPIS DIAGNOSTIC TOTAL L P L+P STANDAR L P L+P L P L+P
M STANDAR
TEST (RDT)
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 KARIMUN 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
2 BINTAN 1.070 1.070 2.132 3.202 299,3 19 13 32 32 100,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
3 NATUNA 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
4 LINGGA 1.112 1.112 1.112 2.224 200,0 1 0 1 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
5 KEPULAUAN ANAMBAS 877 877 877 1.754 200,0 10 8 18 17 94,4 3 3 6 30,0 37,5 33,3
6 KOTA BATAM 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
7 KOTA TANJUNGPINANG 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 3.059 3.059 4.121 7.180 234,7 30 21 51 49 96,1 3 3 6 10,0 14,3 11,8
ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK 0,0 0,0 0,0
193
TABEL 67
NO KABUPATEN/KOTA KASUS KRONIS TAHUN KASUS KRONIS BARU KASUS KRONIS KASUS KRONIS JUMLAH SELURUH
SEBELUMNYA DITEMUKAN PINDAH MENINGGAL KASUS KRONIS
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 KARIMUN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 BINTAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 NATUNA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 LINGGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 KEPULAUAN ANAMBAS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 KOTA BATAM 3 4 7 0 0 0 2 0 2 4 3 7 3 4 7
7 KOTA TANJUNGPINANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 3 4 7 0 0 0 2 0 2 4 3 7 4 4 8
194
TABEL 68
PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA HIPERTENSI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
1 KARIMUN 8.403 8.109 16.512 3.386 40,3 4.693 57,9 8.079 48,9
2 BINTAN 21.550 20.156 41.706 6.431 29,8 6.368 31,6 12.799 30,7
3 NATUNA 9.670 9.253 18.923 3.079 31,8 5.958 64,4 9.037 47,8
4 LINGGA 17.515 16.732 34.247 4.737 27,0 6.272 37,5 11.009 32,1
5 KEPULAUAN ANAMBAS 2.906 2.742 5.648 2.567 88,3 2.520 91,9 5.087 90,1
6 KOTA BATAM 120.051 115.638 235.689 58.363 48,6 66.209 57,3 124.572 52,9
7 KOTA TANJUNGPINANG 28.345 28.585 56.930 10.426 36,8 13.439 47,0 23.865 41,9
JUMLAH (KAB/KOTA) 208.440 201.215 409.655 88.989 42,7 105.459 52,4 194.448 47,5
195
TABEL 69
PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA DIABETES MELITUS (DM) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
196
TABEL 70
CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (SADANIS)
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
197
TABEL 71
PELAYANAN KESEHATAN ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ) BERAT MENURUT KECAMATAN DAN
PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
198
TABEL 72
199
TABEL 73
JUMLAH KK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
200
TABEL 74
201
TABEL 75
PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM (TTU) MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
202
TABEL 76
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2021
MAKANAN MAKANAN
JUMLAH TPM
JAJANAN/ RUMAH MAKAN/ DEPOT AIR MINUM JAJANAN/KANTIN/SEN
RUMAH JUMLAH JASA BOGA MEMENUHI SYARAT
NO KABUPATEN/KOTA DEPOT AIR KANTIN/ RESTORAN (DAM) TRA MAKANAN
JASA BOGA MAKAN/RES TPM YANG KESEHATAN
MINUM (DAM) SENTRA JAJANAN
TORAN ADA
MAKANAN
JAJANAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % TOTAL %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 KARIMUN 28 342 202 499 1.071 14 50,0 132 38,6 119 58,9 169 33,9 434 40,5
2 BINTAN 28 264 169 480 941 22 78,6 167 63,3 150 88,8 342 71,3 681 72,4
3 NATUNA 20 131 80 402 633 5 25,0 58 44,3 44 55,0 147 36,6 254 40,1
4 LINGGA 33 102 61 416 612 31 93,9 73 71,6 44 72,1 212 51,0 360 58,8
5 KEPULAUAN ANAMBAS 41 108 41 784 974 9 22,0 42 38,9 41 100,0 355 45,3 447 45,9
6 KOTA BATAM 75 582 655 1.118 2.430 16 21,3 110 18,9 244 37,3 170 15,2 540 22,2
7 KOTA TANJUNGPINANG 45 632 216 633 1.526 28 62,2 221 35,0 139 64,4 207 32,7 595 39,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 270 2.161 1.424 4.332 8.187 125 46,3 803 37,2 781 54,8 1.602 37,0 3.311 40,4
203