Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

KONSELING DAN EDUKASI GIZI (KEG) PADA PASIEN HIPERTENSI


PUSKESMAS PADANG SERAI
2022

Disusun Oleh :
DELVIA AURORA
NIM P05130219003

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULLU
PRODI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)


KONSELING DAN EDUKASI GIZI (KEG) PADA PASIEN HIPERTENSI

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh :


Mengetahui,

Dosen Pembimbing, Pembimbing Lapangan,

Anang Wahyudi, S.Gz., MPH Rizky Dwi Handayani, SKM


NIP.198210192006041002 NIP.198606062009032009

Ka. Prodi S.Tr. Gizi dan Dietetika,

Tetes Wahyu W., SST., M.Biomed


NIP. 198106142006041004

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayat-
nya serta kemudahan yang diberikannya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan laporan ini di Politeknik Kesehatan Bengkulu. Dalam
menyelesaikan laporan ini penyusun telah mendapatkan masukan dan
bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penyusun mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bunda Eliana,SKM., MPH sebagai Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Bengkulu
2. Bapak Anang Wahyudi, S.Gz., MPH sebagai Ketua Jurusan Gizi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bengkulu dan selaku pembimbing
Akademik Praktek Belajar Lapangan Perencanaan Program Gizi di
Puskesmas Padang Serai Kota Bengkulu.
3. Bapak Tetes Wahyudi W. STT.,M Biomed sebagai Ketua Priode
Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika Kemenkes Bengkulu
4. Bapak Suzanto Victory, SKM. M.H sebagai Kepala Puskesmas Padang
serai Kota Bengkulu
5. Ibu Rizky Dwi Handayani, SKM sebagai Pembimbing Lapangan di
Puskesmas Padang Serai Kota Bengkulu
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini belum
sempurna dan banyak kekurangan baik dari segi data maupun dalam
penyajian. Segala saran dan masukan sangat berarti demi perbaikan
laporan ini. Penulis berharap semoga laporan praktek belajar lapangan ini
bermanfaat bagi semua pihak serta dapat membawa perubahan positif
terutama bagi penulis dan pembaca. Atas perhatian dan masukannya
penulis mengucapkan terima kasih
Bengkulu, September 2021

Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................. ..1
B. Tujuan ............................................................................................ 2
a) Umum .................................................................................. 2
b) Khusus ................................................................................. 2
C. Manfaat .......................................................................................... 2
D. Lokasi ............................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 3
A. Pengertian Hipertensi ..................................................................... 3
B. Klasifikasi Hipertensi .................................................................... 3
C. Gejalan dan Tanda Hipertensi ........................................................ 4
D. Tatalaksanaan Hipertensi ............................................................... 5
E. Macam-macam Pemeriksaan Hipertensi ........................................ 6
F. Bahan Makanan yang dianjurkan .................................................. 7
G. Langkah-langkah Konseling Gizi .................................................. 8
BAB III PELAKSANAAN PBL .................................................................... 10
A. Gambaran Umum Lokasi PBL ...................................................... 10
B. Hasil Pelaksanaan Kegiatan PBL .................................................. 11
C. Identitas Konselor ......................................................................... 11
D. Identitas Klien ............................................................................... 11
E. Data Pengkajian............................................................................. 12
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................... 16
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 18
A. Kesimpulan ................................................................................. 18
B. Saran ........................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 19

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hasil Recall ...................................................................................... 3
Tabel 2.2 Klasifikasi hipertensi pada dewasa (ACC/AHA) ............................. 4
Tabel 2.3 Bahan makanan yang dianjurkan ..................................................... 7
Tabel 3.1 Distribusi Jumlah Kelurahan Per Luas Wilayah ............................. 10
Tabel 3.2 Jumlah penduduk ............................................................................. 11
Tabel 3.3 Food History .................................................................................... 12
Tabel 3.4 Klinis ................................................................................................ 12
Tabel 3.5 Rencana konsultasi........................................................................... 14

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Media Konseling Gizi .................................................................. 20


Lampiran SAP Konseling Gizi...................................................................... 21
Lampiran Dokumentasi Konseling Gizi....................................................... 27
Lampiran Berita Acara ................................................................................. 28

vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik sama
dengan atau diatas 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolic sama
dengan atau sama dengan 90 mmHg (Penunutun diet dan asuhan gizi,
2019). Menurut (Adrian & Tommy, 2019) Hipertensi didefinisikan sebagai
kondisi tekanan darah sistolik ≥ 130 mmHg atau diastolik ≥ 80 mmHg.
Sekitar 80 – 95% merupakan hipertensi esensial yang berarti tidak ada
penyebab spesifik. Kondisi ini umumnya jarang menimbulkan gejala dan
sering tidak disadari, sehingga dapat menimbulkan morbiditas lain seperti
gagal jantung kongestif, hipertrofi ventrikel kiri, stroke, gagal ginjal
stadium akhir, atau bahkan kematian.
Pada umumnya, penderita hipertensi esensial tidak memiliki
keluhan. Keluhan yang dapat muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah,
palpitasi, pusing, leher kaku, penglihatan kabur, nyeri dada, mudah lelah,
dan impotensi. Nyeri kepala umumnya pada hipertensi berat, dengan ciri
khas nyeri regio oksipital terutama pada pagi hari. Anamnesis factor risiko
penyakit jantung, penyebab sekunder hipertensi, komplikasi
kardiovaskuler, dan gaya hidup pasien. Untuk hipertensi yang dialami oleh
Ny.S yaitu termasuk hipertesni esensial, karena disebabkan oleh
peningkatan tekanan darah yang berasosiasi dengan peningkatan berat
badan, faktor gaya hidup (perubahan pekerjaan menyebabkan penderita
bepergian dan makan di luar rumah), penurunan frekuensi atau intensitas
aktivitas fisik, atau usia tua pada pasien dengan riwayat keluarga dengan
hipertensi.
Seseorang akan dikatakan hipertensi bila memiliki tekanan darah
sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg, pada
pemeriksaan yang berulang. Tekanan darah sistolik merupakan
pengukuran utama yang menjadi dasar penentuan diagnosis hipertensi.
Pengobatan farmakologi yaitu dengan meminum obat-obatan
1
antihipertensi dan pengobatan nonfarmakologi yaitu dengan menerapkan
pola hidup sehat yaitu berupa penurunan berat badan, olah raga, berhenti
merokok, modifikasi diet seperti mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran,
mengurangi asupan garam, dan mengurangi konsumsi alkohol. (Irena Tela,
2017).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menjelaskan tentang konseling penyakit Hipertensi.
2. Tujuan Khusus
3. Mampu merencanakan dan melakukan berbagai strategi komunikasi dalam
konseling gizi.
4. Mampu merencanakan dan melakukan konseling gizi serta
pendokumentasian kegiatan.
5. Mampu mengembangkan metode dan media konseling gizi pada penyakit
Hipertensi
6. Mampu melakukan monitoring evaluasi konseling gizi masalah penyakit
Hipertensi
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Dapat membantu dan menambah pengetahuan tentang konseling
gizi mengenai penyakit Hipertensi dan bisa membantu pasien yang
mempuunyai penyakit Hipertensi
2. Bagi Pihak Keluarga
Dapat memberikan konseling gizi mengenai penyakit Hipertensi
D. Lokasi
Puskesmas Pasang Serai.

2
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. Definisi Hipertensi

Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik sama


dengan atau diatas 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolic sama
dengan atau sama dengan 90 mmHg (Penunutun diet dan asuhan gizi,
2019). Menurut (Adrian & Tommy, 2019) Hipertensi didefinisikan sebagai
kondisi tekanan darah sistolik ≥ 130 mmHg atau diastolik ≥ 80 mmHg.
Sekitar 80 – 95% merupakan hipertensi esensial yang berarti tidak ada
penyebab spesifik.

B. Klasifikasi

a. Di Indonesia sampai saat ini masih mengacu pada kriteria


hipertensi dari Joint National Committee (JNC) VII. Berdasarkan
pedoman hipertensi JNC VII tahun 2003, tekanan darah
diklasifikasikan menjadi normal, prehipertensi, hipertensi stadium
1 dan 2:

Tabel 2.1 : Klasifikasi hipertensi pada dewasa (JNC VII)


Klasifikasi Tekanan Darah sistolik (mmHg) Diastolic (mmHg)
Normal < 120 <80
Pre-hipertensi 120-139 Atau 80-90
Stadium 1 140-159 Atau 90-99
Stadium 2 ≥160 ≥100

b. Kalsifikasi menurut College of Cardiology (ACC)/American Heart


Association (AHA) tahun 2017, dalam artikel (Adrian & Tommy,
2019) menyatakan bahwa tekanan darah diklasifikasikan menjadi
normal, meningkat (elevated), hipertensi stadium 1 dan 2.

3
Klasifikasi hipertensi stadium 1 diubah dari sebelumnya karena
data risiko penyakit jantung dengan sistole/diastole, modifikasi
gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah, dan studi acak
terkontrol mengenai pengobatan antihipertensi. Risiko penyakit
jantung meningkat progresif pada tekanan darah 130-139/85-89
mmHg dibandingkan dengan < 120/80 mmHg.

Tabel 2.2 : Klasifikasi hipertensi pada dewasa (ACC/AHA)


Klasifikasi Tekanan Darah sistolik (mmHg) Diastolic (mmHg)
Normal < 120 Dan <80
Meningkat 120-129 Dan <80
Hipertensi
Stadium 1 130-139 Atau 80-89
Stadium 2 ≥140 Atau ≥90

c. Gejala dan tanda

Pada umumnya, penderita hipertensi esensial tidak memiliki


keluhan. Keluhan yang dapat muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah,
palpitasi, pusing, leher kaku, penglihatan kabur, nyeri dada, mudah lelah,
dan impotensi. Nyeri kepala umumnya pada hipertensi berat, dengan ciri
khas nyeri regio oksipital terutama pada pagi hari. Anamnesis factor risiko
penyakit jantung, penyebab sekunder hipertensi, komplikasi
kardiovaskuler, dan gaya hidup pasien. Adapun perbedaan Hipertensi
Esensial dan sekunder, diantaranya :
a. Hipertensi Esensial
Peningkatan tekanan darah yang berasosiasi dengan peningkatan
berat badan, faktor gaya hidup (perubahan pekerjaan menyebabkan
penderita bepergian dan makan di luar rumah), penurunan frekuensi atau
intensitas aktivitas fisik, atau usia tua pada pasien dengan riwayat keluarga
dengan hipertensi.
4
b. Hipertensi sekunder
Tekanan darah, mendengkur, prostatisme, kram otot, kelemahan,
penurunan berat badan, palpitasi, intoleransi panas, edema, gangguan
berkemih, riwayat perbaikan koarktasio, obesitas sentral, wajah membulat,
mudah memar, penggunaan obat-obatan atau zat terlarang, dan tidak
adanya riwayat hipertensi pada keluarga.
D. Tatalaksana Hipertensi

a. Tatalaksanaan dengan non-farmakologi dan farmakologi.


Tatalaksana hipertensi berbasis-risiko penyakit kardiovaskuler dan
tekanan darah lebih efisien dan efektif dari segi biaya jika dibanding
berbasis tekanan darah saja. Intervensi farmakologis dengan obat
antihipertensi atau nonfarmakolohis yang telah terbuksi dapat menurunkan
tekanan darah salah satuny adalah diet dash yang dapat menurunkan
tekanna darah 8-14 mmHg. Diet DASH adalah singkatan dari Dietary
Approaches to Stop Hypertension, jenis diet ini diperkenalkan pertama kali
dalam pertemuan American Heart Assocition (AHA) pada tahun 1996
kemudian dipublikasikan melalui New England Journal of Medicine pada
tahun 1997. Diet DASH adalah diet yang menyarankan konsumsi
makanan rendah lemak jenuh, kolestrol, dan lemak total, serta
meningkatkan konsumsi buah dan sayur dengan jumlah porsi 4-5porsi/
hari, produk susu tanpa lemak atau rendah lemak, gandum utuh dan
kacang-kacangan. Dibandingkan dengan diet lain, diet DASH dapat
memberikan kalium, magnesium, kalsium, protein danserat yang lebih
tinggi yang dipercaya dapat mengontrol tenakan darah. (Penuntun Diet dan
Asuhan Gizi, 2019).

5
E. Macam-macam pemeriksaan

a. Pemeriksaan Fisik
Penderita dapat terlihat sakit ringan hingga berat jika terjadi
komplikasi. Tekanan darah meningkat. Pemeriksaan lain seperti status
neurologis dan pemeriksaan fisik jantung.
b. Pemeriksaan Laboratorium
Antara lain hemoglobin dan/atau hematokrit, gula darah puasa,
HbA1c, profil lipid: kolesterol total, LDL, HDL, trigliserida, kadar
natrium, kalium, dan kalsium, asam urat, thyroid stimulating hormone
(TSH), kreatinin, dan eGFR. Urinalisis mencakup pemeriksaan
mikroskopis, protein urin dipstick atau rasio albumin : kreatinin, dan
EKG 12 lead.
c. Pengukuran tekanan
Darah Diagnosis hipertensi dan tatalaksana yang tepat membutuhkan
metode pengukuran tekanan darah yang akurat. Pengukuran tekanan
darah menggunakan merkuri telah ditinggalkan terutama karena
masalah toksisitas merkuri, digantikan dengan alat oscillometer, yang
menggunakan sensor untuk mendeteksi pulsasi saat inflasi dan deflasi
cuff. Pada tahap persiapan, pasien harus santai, duduk di kursi selama
> 5 menit.
Pasien juga harus menghindari kafein, olahraga, dan merokok
paling tidak 30 menit sebelum pengukuran. Pasien harus
mengosongkan kandung kemih. Pasien ataupun pemeriksa tidak boleh
berbicara saat persiapan dan pengukuran. Pengukuran saat pasien
berbaring atau duduk pada meja pemeriksaan tidak memenuhi kriteria.
Pengukuran tekanan darah harus dengan alat yang telah dikalibrasi
periodik. Lengan pasien diletakkan pada meja, posisi cuff pada lengan
pasien setinggi atrium kanan (pertengahan sternum). Ukuran cuff harus
sesuai. Pada pengukuran pertama, tekanan darah diukur di kedua
lengan, pengukuran berikutnya menggunakan lengan dengan tekanan

6
darah tertinggi. Pengukuran diulang dengan jeda 1-2 menit. Palpasi
dilakukan pada radialis untuk menentukan sistolik saat pulsasi hilang,
kemudian cuff dikembangkan lagi sebanyak 20-30 mmHg. Penurunan
cuff dilakukan dengan kecepatan 2 mmHg per detik, sambil
mendengarkan bunyi Korotkoff.
F. Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan

Tabel 2.3 : Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan


Dianjurkan Tidak dianjurkan
Sumber
Nasi putih, roti, mie, kentang, -
Karbohidrat
singkong, ubi, sagu, dll.
kompleks
Diutamkan yang berserat tinggi.
- Gula, madu, sirup, jam jelli,
Karbohidrat
tancis, dodol, kue-kue manis,
sederhana
buah yang diawetkan dengan gula,
susu kental manis, minumnan
botol ringan, es krim.
Dianjurkan yang tidak Sumber protein hewani yang
Protein
mengandung lemak tinggi seperti tinggi kandungan kolestrol,
hewani
daging rendah lemak, ikan, ayam seperti jeroan dan otak.
tanpa kulit, susu rendah lemak,
keju rendah lemak, kacang-
kacangan, tahu dan tempe
Tahu, tempe, kacang hijau, kacang -
Protein
merah, kacang kedelai, minyak
nabati
kedelai.
Dalam jumlah terbatas, makanan Sumber protein yang banyak
Lemak
dianjurkan , dikukus, ditumis, mengandung lemak jenuh, dan
disetup, direbus dan dibakar. lemak trans antara lain daging
berlemak dan susu full cream,

7
makanan siap saji, cake, goring-
gorengan.
Dianjurkan megkonsumsi cukup -
Sayuran
banyak sayuran dan buah.
dan buah
Sumber natrium antara lain adalah
Mineral
garam dapur, vetsin, soda dan
bahan pengawet, seperti natrium
benzoate dan natrium nitrit.
Hindari bahan makanan yang
mengandung bahan tersebut
antara lain : ikan sain, telur asin,
dan makanan yang diawetkan

G. Langkah-Langkah Konseling Gizi


1. Saat pasien memasuki ruangan konsultasi, sambut dan sapa pasien
dengan ramah dan senyum. Persilahkan pasien untuk duduk dikursi
yang telah disediakan.
2. Mulai dengan memperkenalkan diri sebagai konselor pasien.
Tanyakan identitas pasien mulai dari nama, usia, alamat, dan data
penting lainnya yang diperlukan.
3. Dekati pasien dan buat mereka merasa nyaman dan aman untuk
menceritakan masalah kesehatan yang dialaminya.
4. Tanyakan keluhan pasien kenapa mendatangi konselor.
5. Lakukan assesment mulai dari pengukuran antropometri (BB, TB,
LILA, tebal lemak, tinggi lutut dll) data biokimia, periksa keadaan
klinik (tekanan darah, suhu, nadi, laju napas), keadaan fisik dari
ujung rambut hingga ujung kaki, serta riwayat makan (bisa dengan
metode recall atau FFQ).

8
6. Dari keluhan dan assesment yang telah didapat tentukan diagnosis
gizi yang tepat.
7. Lakukan intervensi gizi sesuai dengan informasi yang teah digali,
tentukan nama diet, prinsip diet, tujuan diet, bentuk makanan, rute
pemberian, syarat diet, perhitungan kebutuhan zat gizi (energi,
protein, lemak, karbohidrat) dalam sehari.
8. Berikan contoh makanan yang harus dikonsumsi dan yang harus
dihindari pasien dengan alat bantu seperti food model dan buku foto
makanan dan juga untuk memudahkan pasien mengetahui seberapa
banyak makanan yang harus dikonsumsi.
9. Sebelum proses konseling gizi diakhiri, lakukan evaluasi yaitu
dengan menanyakan kembali apakah pasien sudah mengerti dan
paham dengan penjelasan konselor terhadap diet yang diberikan,
berikan waktu untuk pasien untuk mengulangi kembali apa saja
materi yang telah diberikan.
10. Tanyakan kapan pasien bisa untuk melakukan monitoring untuk
melihat sejauh mana keberhasilan diet yang telah diberikan.

9
BAB III
PELAKSANAAN PBL
A. Gambaran Umum Lokasi PBL
1. Sejarah Berdirinya Puskesmas Padang Serai
UPTD Puskesmas Padang Serai merupakan puskesmas induk yang
berada di wilayah kecamatan kampung melayu kota Bengkulu yang terdiri
dari 3 (tiga) kelurahan binaan yaitu kelurahan padang serai, kelurahan
sumber jaya dan kelurahan teluk sepang. Luas wilayah UPTD Puskesmas
Padang Serai + 8.625 km', yang terdiri dari tiga puskesmas pembantu yaitu
puskesmas pembantu Padang Serai, Puskesmas pembantu Bangkahan dan
Puskesmas Pembantu Teluk Sepang. Adapun batas-batas wilayah
puskesmas padang serai adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan kelurahan kandang
b. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan kabupaten Seluma
c. Sebelah Timur : Berbatasan dengan kelurahan Betungan
d. Sebelah Barat : Berbatasan dengan samudera Indonesia

Tabel 3.1 Distribusi Jumlah Kelurahan Per Luas Wilayah Di


Wilayah Puskesmas Padang Serai
No Kelurahan Luas Wilayah /Km2
1. Padang Serai 1.900km2
2. Sumber Jaya 3.895 km2
3. Teluk Sepang 2.830 km2
Jumlah 8.625 km2
Sumber : Puskesmas Padang Serai
Semua wilayah puskesmas padang serai dapat dilalui oleh kendaraan
roda dua dan roda empat.

2. Topografi
Sebagian besar wilayah kerja Puskesmas Padang serai adalah
dataran tinggi.
10
3. Kependudukan
Penduduk di wilayah Puskesmas Padang serai pada tahun 2020
mencapai 19.338 jiwa Dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak
9.259, perempuan sehanyak 10.079. Penduduk kelurahan Padang serai
buka 6.802 jiwa, kelurahan Sumber jaya buka 9.240 jiwa dan kelurahan
Teluk sepang berjumiah 3.296 jiwa.

TABEL 3.2 JUMLAH PENDUDUK DIWILAYAH


PUSKESMAS PADANG SERAI
No. Kelurahan Jumlah Jumlah Penduduk
KK L P JML
1 Padang Serai 1.836 3.445 3.357 6.802
2 Sumber jaya 2.610 4.258 4.982 9.240
3 Teluk Sepang 869 1.556 1.740 3.296
Jumlah 5.315 9.259 10.079 19.338
B. HASIL PELAKSANAAN PBL
1. GAMBARAN KASUS
Ny.Rusna umur 60 thn,perempuan, islam, tamatan sma pekerjaan
sebgai ibu rumah tangga. Dengan diagnosa hipertensi. Tb 153 dengan BB
50kg. Sering mengalami nyeri pada bagian punggung. Tekanan darah
140/100 mmHg. Makan 2-3x sehari nasi,sayur dan lauk pauk, suka
maknan yang bersantan dan digoreng, kesadaran composmentis .

C. IDENTITAS KONSELOR
Nama Konselor : Delvia Aurora
Hari, Tanggal Konseling : Senin, 02 September 2022
D. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny, Rusna
Umur : 60 tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
11
E. DATA PENGKAJIAN
A. Assasment Gizi
Tabel 3.3 Food history
Menu Energi Protein Lemak karbohidrat
Nasi 130x3 2,4x3 0,2x3 28,6x3
Hewani 138,5x3 11,4x3 10,4x3 0x3
Sayur 6,0x3 0,8x3 0,1x3 0,9x3
Total 823,5 42,6 32,1 88,5
Makan 2-3x sehari nasi,sayur dan lauk pauk
B. Antrometeri
BB : 50 kg
Tb : 153 cm
IMT : 21,36 (Normal)

C. Biokimia
-
D. Clinis dan Fisik
 Table 3.4 Klinis

Pemeriksaan Hasil Nilai normal Keterangan


Tekanan Darah 140/100 mmHg 120/80 mmHg Tinggi

 Fisik
Sering mengalami nyeri pada bagian punggung
E.Riwayat Klien
a.Riwayat Personal
Ny. Rusna usia 60 Tahun
b. Riwayat Medis
Diagnosa hipertensi
c. Riwayat Sosial

12
Islam, pekerjaan ibu rumah tangga

F. Diagnosa

- NI.5.5 Zat gizi berkaitan dengan hipertensi ditandai dengan data klinis
TD 140/100 mmHg (tinggi)

- NB.1.7 Pemilihan makanan yang salah berkaitan dengan tidak pernah


terpapar konsultasi gizi di ditandai dengan Makan hanya 2 kali perhari
menyukai makanan yang digoreng dan santan kental serta babat

G. Intervensi Gizi
a. Nama Diet : DASH diet
b. Prinsip Diet : Rendah Lemak , Rendah Natrium
c. Tujuan Diet : Meningkatkan Intake Makanan, Memberikan
Makanan Secukupnya Untuk Memenuhi Kebutuhan
d. Bentuk Makanan : Oral
e. Syarat Diet
 Energi yang diberikan sebanyak 1.552,59 kkal
 Protein yang diberikan sebanyak 58,22 gr/hari
 Lemak yang diberikan sebanyak 34,50 gr/hari
 Kh yang diberikan sebanyak 252,29 gr/hari
 Vitamin dari mineral sesuai kebutuhan energi total
 Serat
f. Bentuk Makanan : Makanan biasa
g. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi (Energi Basal)
BMR = (10xBB) + (6,25xTB) – (5xU)-161
= (10x50) + (6,25x153) – (5x60)-161
= 500+956,25-300-161
= 995,25 Kkal
TEE = BMR X FA X FS
= 995,25x 1,2 x 1,3
= 1.552,59 Kkal
13
h. Kebutuhan zat gizi makro
Protein : 15% x TEE : = 58,22 gr

Lemak : 20% x TEE : = 34,50 gr

Kh : 65% x TEE : = 252,29 gr

i. Kebutuhan Zat Gizi Mikro


Vitamin C : 75 mg
Vitamin E : 15 mcg
Kalsium : 1200mg
Magnesium : 369 mmol
Serat > 30 gram
Vitamin A : 600 re
Kalium : 4700 mg
Natrium : 1300 mg
Zink : 11 mg

Rencana Konsultasi untuk meningkatkan Pengatahuan kepada pasien

Tabel 3.5 : Rencana Konsultasi untuk meningkatkan Pengetahuan kepada


pasien
Masalah Gizi Tujuan Konsultasi Materi Konslutasi Keterangan
1) Kurang 1. Memberikan klien 1. Menjelaskan ke Topik :
pengetahu pengetahuan klien tentang makanan rendah
n tentang tentang pemilihan makanan atau bahan natrium
makanan makanan yang makanan yang sehat Sasaran : klien
terkait tepat dan sehat dan tepat Tempat:
dengan 2. Klien dapat 2. Menjelaskan Media : Leaflet
gizi mengetahui manfaat makanan
2) Asupan manfaat makanan tersebut bagi tubuh
makan yang baik untuk terutama dalam
pasien gizi yang baik masalah Hipertensi

14
untuk penderita 3. Memberikan contoh
hipertensi menu gizi seimbang
yang baik untuk
penderita Hipertensi

A. INTERVENSI/SOLUSI
Memberikan DASH diet, Memberikan makanan secara bertahap.

B. MONITORING DAN EVALUASI


1) Memonitor makanan yang dikonsumsi klien.
2) Memonitor pengetahuan klien sesudah diberi edukasi gizi tentang
hipertensi.

15
BAB V
PEMBAHASAN

Pasien Ny.Rusna umur 60 thn,perempuan, islam, tamatan sma pekerjaan


sebgai ibu rumah tangga. Dengan diagnosa hipertensi. Tb 153 dengan BB 50kg.
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik sama dengan
atau diatas 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolic sama dengan atau sama
dengan 90 mmHg (Penunutun diet dan asuhan gizi, 2019). Menurut (Adrian &
Tommy, 2019) Hipertensi didefinisikan sebagai kondisi tekanan darah sistolik ≥
130 mmHg5 atau diastolik ≥ 80 mmHg. Sekitar 80 – 95% merupakan hipertensi
esensial yang berarti tidak ada penyebab spesifik. Kondisi ini umumnya jarang
menimbulkan gejala dan sering tidak disadari, sehingga dapat menimbulkan
morbiditas lain seperti gagal jantung kongestif, hipertrofi ventrikel kiri, stroke,
gagal ginjal stadium akhir, atau bahkan kematian.
Pada umumnya, penderita hipertensi esensial tidak memiliki keluhan.
Keluhan yang dapat muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah, palpitasi, pusing,
leher kaku, penglihatan kabur, nyeri dada, mudah lelah, dan impotensi. Nyeri
kepala umumnya pada hipertensi berat, dengan ciri khas nyeri regio oksipital
terutama pada pagi hari. Anamnesis factor risiko penyakit jantung, penyebab
sekunder hipertensi, komplikasi kardiovaskuler, dan gaya hidup pasien. Untuk
hipertensi yang dialami oleh Ny.S yaitu termasuk hipertesni esensial, karena
disebabkan oleh peningkatan tekanan darah yang berasosiasi dengan peningkatan
berat badan, faktor gaya hidup (perubahan pekerjaan menyebabkan penderita
bepergian dan makan di luar rumah), penurunan frekuensi atau intensitas aktivitas
fisik, atau usia tua pada pasien dengan riwayat keluarga dengan hipertensi.
Tatalaksana hipertensi berbasis-risiko penyakit kardiovaskuler dan tekanan
darah lebih efisien dan efektif dari segi biaya jika dibanding berbasis tekanan
darah saja. Intervensi farmakologis dengan obat antihipertensi atau
nonfarmakolohis yang telah terbuksi dapat menurunkan tekanan darah salah
satuny adalah diet dash yang dapat menurunkan tekanna darah 8-14 mmHg. Diet
DASH adalah singkatan dari Dietary Approaches to Stop Hypertension, jenis diet
16
ini diperkenalkan pertama kali dalam pertemuan American Heart Assocition
(AHA) pada tahun 1996 kemudian dipublikasikan melalui New England Journal
of Medicine pada tahun 1997. Diet DASH adalah diet yang menyarankan
konsumsi makanan rendah lemak jenuh, kolestrol, dan lemak total, serta
meningkatkan konsumsi buah dan sayur dengan jumlah porsi 4-5porsi/ hari,
produk susu tanpa lemak atau rendah lemak, gandum utuh dan kacang-kacangan.
Dibandingkan dengan diet lain, diet DASH dapat memberikan kalium,
magnesium, kalsium, protein danserat yang lebih tinggi yang dipercaya dapat
mengontrol tenakan darah. (Penuntun Diet dan Asuhan Gizi, 2019).

17
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1) Rencana intervensi yang akan diberikan kepada Ny.R bertujuan untuk
Memberikan asupan makanan yang mengandung rendah natrium guna
membantu menormalkan tekanan darah dan Memberikan edukasi gizi
tentang hipertensi.
2) Diet yang diberikan berupa diet DASH diet, dengan prinsip rendah
natrium dan rendah lemak.

B. Saran
1) Memonitor pengetahuan klien sesudah diberi edukasi gizi tentang
hipertensi.
2) Memotivasi pasien untuk membatasi makanan yang dianjurkan, tidak
dianjurkan dan dibatasi dan mengikuti anjuran diet yang diberikan oleh
ahli gizi.

18
DAFTAR PUSTAKA

Adrian, S. J., & Tommy. (2019). Hipertensi Esensial : Diagnosis dan


Tatalaksana Terbaru pada Dewasa. Cermin Dunia Kedokteran, 46(3), 172–178.
Anindea, Nuke Melati, D. (2018). PENGARUH PEMBERIAN BUAH
MELON TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH SISTOLIK DAN
DIASTOLIK PADA PENDERITA HIPERTENSI USIA 41-64 TAHUN.
Mahasiswa Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang Dosen
Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang, 4, 4–9.
Persatuan Ahli Gizi Indonesia Asosiasi Dietesien Indonesia. 2019.
Penuntun Diet dan Terapi Gizi : Jakarta. Kedokteran EGC.

19
Lampiran Media Konseling Gizi
Leaflet

Food Model

20
Lampiran SAP Konseling Gizi
SATUAN ACARA KONSELING GIZI

Tema : Konseling Gizi Pada Pasien Hipertensi


Pokok Bahasan :
1. Pengertian Hipertensi
2. Tanda dan gejala Cara mengendalikan dan
pencegahan Hipertensi
3. Dampak dan faktor resiko Hipertensi

Hari / tanggal : Selasa, 30 agustus 2022


Pukul : 10.00 s/d selesai
Sasaran :Pasien yang mempunyai riwayat penyakit
Hipertensi
Tempat : Poli Gizi Puskesmas Padang Serai

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti konseling diharapkan klien dapat memahami
pentingnya penyakit Hipertensi , dan dapat mengerti cara pencegahan
dan tindakan untuk menanganinya. Serta dapat mengolah dan memilih
bahan makanan yang baik.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan sebanyak 1 x diharapkan klien
mampu :
a. Klien memahami bahaya penyakit Hipertensi
b. Klien memahami gejala penyakit Hipertensi
c. Klien memahami hal yang perlu diperhatikan untuk penyakit
Hipertensi
d. Klien memahami pencegahan penyakit Hipertensi

21
e. Klien memahami pola makan dan bahan makanan yang
dianjurkan

B. Pelaksanaan Kegiatan
1.Materi (terlampir)
2.Metode : wawancara
3.Media : leaflet dan food model
C. Kegiatan Konseling
Proses Kegiatan Sasaran Media Waktu
Pendahul a. Memberikan salam dan a. Memperhatikan 5 menit
uan perkenalan dan menjawab
b. Menyampaikan tujuan salam
konseling dan b. Memperhatikan
menjelaskan materi serta merespon
secara umum pada klien
Proses Menjelaskan tentang Memperhatikan Leaflet 10
a. Pengertian Hipertensi menit
b. Tanda dan gejala
Hipertensi
c. Pencegahan Hipertensi
d. Dampak dan faktor
resiko Hipertensi
Penutup a. Memberikan Memperhatikan 5 menit
kesimpulan dan dan menjawab
pertanyaan tentang
penyakit Hipertensi
kepada klien
b. Menutup konseling
dengan memberi salam
dan terimakasih.

22
Rencana Konsultasi untuk meningkatkan Pengatahuan kepada pasien

Masalah Tujuan Materi Keterangan


Gizi Konsultasi Konslutasi
3) Kurang 3. Memberikan 4. Menjelaskan Topik :
pengetahu klien ke klien makanan
n tentang pengetahuan tentang rendah
makanan tentang makanan natrium
terkait pemilihan atau bahan Sasaran :
dengan makanan makanan klien
gizi yang tepat yang sehat Tempat:
dan sehat dan tepat Media :
4) Asupan Leaflet
makan 4. Klien dapat 5. Menjelaskan
pasien mengetahui manfaat
manfaat makanan
makanan tersebut bagi
yang baik tubuh
untuk gizi terutama
yang baik dalam
untuk masalah
penderita Hipertensi
hipertensi

6. Memberikan
contoh menu
gizi seimbang
yang baik
untuk
penderita
Hipertensi

D. Rencana Evaluasi
Menayakan kepada klien rencana apa yang akan dilakukan untuk
mencegah/mengobati penyakit Hipertensi yang banyak terjadi pada usia
pra lansia hingga lansia.

23
MATERI

A. Pengertian

Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik sama


dengan atau diatas 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolic sama
dengan atau sama dengan 90 mmHg (Penunutun diet dan asuhan gizi,
2019). Menurut (Adrian & Tommy, 2019) Hipertensi didefinisikan sebagai
kondisi tekanan darah sistolik ≥ 130 mmHg atau diastolik ≥ 80 mmHg.
Sekitar 80 – 95% merupakan hipertensi esensial yang berarti tidak ada
penyebab spesifik. Kondisi ini umumnya jarang menimbulkan gejala dan
sering tidak disadari, sehingga dapat menimbulkan morbiditas lain seperti
gagal jantung kongestif, hipertrofi ventrikel kiri, stroke, gagal ginjal
stadium akhir, atau bahkan kematian.
Pada umumnya, penderita hipertensi esensial tidak memiliki
keluhan. Keluhan yang dapat muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah,
palpitasi, pusing, leher kaku, penglihatan kabur, nyeri dada, mudah lelah,
dan impotensi. Nyeri kepala umumnya pada hipertensi berat, dengan ciri
khas nyeri regio oksipital terutama pada pagi hari. Anamnesis factor risiko
penyakit jantung, penyebab sekunder hipertensi, komplikasi
kardiovaskuler, dan gaya hidup pasien. Untuk hipertensi yang dialami oleh
Ny.S yaitu termasuk hipertesni esensial, karena disebabkan oleh
peningkatan tekanan darah yang berasosiasi dengan peningkatan berat
badan, faktor gaya hidup (perubahan pekerjaan menyebabkan penderita
bepergian dan makan di luar rumah), penurunan frekuensi atau intensitas
aktivitas fisik, atau usia tua pada pasien dengan riwayat keluarga dengan
hipertensi.
Seseorang akan dikatakan hipertensi bila memiliki tekanan darah
sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg, pada
pemeriksaan yang berulang. Tekanan darah sistolik merupakan
pengukuran utama yang menjadi dasar penentuan diagnosis hipertensi.

24
Pengobatan farmakologi yaitu dengan meminum obat-obatan
antihipertensi dan pengobatan nonfarmakologi yaitu dengan menerapkan
pola hidup sehat yaitu berupa penurunan berat badan, olah raga, berhenti
merokok, modifikasi diet seperti mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran,
mengurangi asupan garam, dan mengurangi konsumsi alkohol. (Irena Tela,
2017).
B. Tanda dan Gejala
Pada umumnya, penderita hipertensi esensial tidak memiliki
keluhan. Keluhan yang dapat muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah,
palpitasi, pusing, leher kaku, penglihatan kabur, nyeri dada, mudah lelah,
dan impotensi. Nyeri kepala umumnya pada hipertensi berat, dengan ciri
khas nyeri regio oksipital terutama pada pagi hari. Anamnesis factor risiko
penyakit jantung, penyebab sekunder hipertensi, komplikasi
kardiovaskuler, dan gaya hidup pasien. Adapun perbedaan Hipertensi
Esensial dan sekunder, diantaranya :
a. Hipertensi Esensial
Peningkatan tekanan darah yang berasosiasi dengan peningkatan
berat badan, faktor gaya hidup (perubahan pekerjaan menyebabkan
penderita bepergian dan makan di luar rumah), penurunan frekuensi atau
intensitas aktivitas fisik, atau usia tua pada pasien dengan riwayat keluarga
dengan hipertensi.
b. Hipertensi sekunder
Tekanan darah, mendengkur, prostatisme, kram otot, kelemahan,
penurunan berat badan, palpitasi, intoleransi panas, edema, gangguan
berkemih, riwayat perbaikan koarktasio, obesitas sentral, wajah membulat,
mudah memar, penggunaan obat-obatan atau zat terlarang, dan tidak
adanya riwayat hipertensi pada keluarga.

C. Pencegahan
1. Lakukan banyak aktivitas fisik

25
Olahraga dapat membantu meningkatkan sensitivitas tubuh Perbanyak
konsumsi makanan berserat
2. Makanan berserat dapat mengurangi makanan yang mengandung
natrium
3. Turunkan berat badan
4. Berhenti merokok

D. Cara Pengendalian
Untuk mengontrol diperlukan keseimbangan antara 3 hal penting
berikut ini, yaitu :
1. Diet
2. Olahraga
3. Obat hipertensi (pengendali tekanan darah)

Hipertensi berdampak besar di seluruh aspek kehidupan, tetapi kita


dapat mencegah maupun mengendalikannya agar tidak mengakibatkan
komplikasi yang fatal.

26
Lampiran Dokumentasi Konseling Gizi

27
Lampiran Berita Acara

BERITA ACARA KEGIATAN KONSELING GIZI


PUSKESMAS PADANG SERAI

Pada hari Kamis, 02 September 2022 bertempat di Puskesmas Padang


Serai Kota Bengkulu, telah diselenggarakan Konseling dan Edukasi Gizi (KEG),
yang dihadiri oleh pasien yang menderita Hipertensi. Konseling dan Edukasi Gizi
dilakukan dengan :
Pokok bahasan : Meningkatkan dan memahami lebih tentang penyakit
Hipertensi dan dapat mengetahui bagaimana cara
pencegahan dan tindakan untuk menanganinya. Serta dapat
mengolah dan memilih bahan makanan yang baik.
Metode : Diskusi dan Tanya Jawab
Narasumber : Delvia Aurora
Demikian berita acara ini dibuat sebagai bahan pertimbangan bagi
Puskesmas untuk melakukan pelaksanaan Konseling dan Edukasi Gizi (KEG)
yang akan datang.

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

Anang Wahyudi, S.Gz., MPH Rizky Dwi Handayani, SKM


NIP. 198210192006041002 NIP. 198606062009032009

28

Anda mungkin juga menyukai