Disusun Oleh :
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
RPS 1 Mampu Menganalisis Strategi Perencanaan Pajak ................................ 1
A. Pengertian Tax Planning ........................................................................1
B. Strategi dalam Tax Planning ..................................................................1
C. Ketetapan Menjelaskan Fungsi Manajemen Pajak ................................ 3
D. Tahap Melakukan Tax Planning ............................................................ 4
E. Fungsi Pengorganisasian Pajak .............................................................. 5
F. Ketetapan Menganalisis Resiko ............................................................. 6
G. Pengaruh Pajak Terhadap Perusahaan ................................................... 7
RPS 2 Mampu Menganalisis Strategi Perencanaan Pajak ................................ 8
A. Ketetapan Menganalisis Manajemen Pajak ...........................................8
B. Jenis-Jenis Pajak Perusahaan .................................................................9
RPS 1 (Mampu menganalisis strategi perencanaan pajak)
1. Tax Saving
Tax Saving adalah upaya untuk mengefisiensikan beban
pajak melalui pemilihanalternatif pengenaan pajak dengan tarif yang
lebih rendah. Contoh: Pemberian natura kepada karyawan pada
umumnya tidak diperkenankanuntuk dibebankan sebagai biaya dalam
menghitung PPh badan. Kebijakan pemberiannatura dapat diubah menjadi
pemberian tidak dalam bentuk natura dan dimasukkansebagai penghasilan
karyawan sehingga dapat dikurangkan sebagai biaya.Perlakuan ini akan
mengakibatkan PPh badan turun, tetapi PPh Pasal 21 naik.
Penurunan PPh badan akan lebih besar daripada kenaikan PPh
Pasal 21 (dengan asumsi perusahaan memperoleh laba kena pajak di
atas Rp 100 juta dan PPh badantidak bersifat final).
2. Tax Avoidance
Tax avoidance adalah upaya mengefisiensikan beban pajak dengan
cara menghindaripengenaan pajak dengan mengarahkannya pada transaksi
yang bukan objek pajak .Contoh: Pada jenis perusahaan yang PPh
badannya tidak dikenakan secara final untukmengefisiensikan PPh Pasal
21 karyawan dapat dilakukan dengan cara memberikansemaksimal
mungkin kesejahteraan karyawan dalam bentuk natura,
mengingatpemberian natura pada perusahaan yang tidak terkena PPh final
1
bukan merupakanobjek PPh Pasal 21. Misal pada saat perusahaan dalam
kondisi secara fiskal ataumemiliki kompensasi kerugian fiskal dalam
jumlah yang relatif besar di tahun sebelumnya.
3. Penundaan Pembayaran Pajak
Penundaan pembayaran pajak dapat dilakukan tanpa melanggar
peraturan. Contoh: Untuk menunda pembayaran PPN dapat
dilakukan dengan menundapenerbitan faktur pajak sampai batas
waktu yang diperkenankan, khususnya ataspenjualan kredit, karena
penjual dapat menerbitkan faktur pajak pada akhir bulanberikutnya
setelah bulan penyerahan pajak.
4. Mengoptimalkan Kredit Pajak yang Diperkenankan
Wajib pajak seringkali kurang mendapat informasi mengenai
pembayaran yang dapat dikreditkan. Contoh : PPh Pasal 22 atas pembelian
solar dari Pertamina yang bersifat final jikapembelinya perusahaan yang
bergerak di bidang penyaluran migas. Tetapi jikapembelinya
bergerak dibidang manufacturing, PPh Pasal 22 tersebut
dapatdikreditkan dengan PPh badan. Pengkreditan tersebut lebih
menguntungkanketimbang dibebankan sebagai biaya. Bila dibandingkan,
keuntungan yang diperolehadalah sebesar 75 % dari nilai pajak yang
dikreditkan (untuk laba kena pajak badandi atas tahun 2008). Bila
dikreditkan, maka seluruh jumlah pajak diklaim oleh wajibpajak. Akan
tetapi bila dibebankan sebagai biaya, maka dampak
penguranganpajaknya hanya sebesar 23 %, itu pun dengan asumsi bahwa
biayanya merupakandeductible expenses (biaya yang dapat dikurangkan).
5. Menghindari Pemeriksaan Pajak dengan Cara Menghindari Lebih Bayar
Mengajukan pengurangan pembayaran angsuran PPh Pasal 25 ke
KPP yang bersangkutan, apabila berdasarkan estimasi dalam tahun pajak
yang bersangkutan akan terjadi kelebihan pembayaran pajak. Pengajuan
tersebut dapat dilakukan paling cepat 3 bulan setelah berjalannya tahun
pajak dan wajib pajak dapat menunjukkan bahwa PPh yang akan terutang
2
untuk tahun pajak tersebut kurang dari 75 % dari PPh terutang yang
menjadi dasar perhitungan besarnya PPh Pasal 25.
3
Praktik pendekatan yang dilakukan dalam implementasi tax planning ini
bersifat multidisipliner, sehingga wajar bila seorang perencana pajak yang baik
(tax planner) harus memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas dan selalu
memperbarui setiap ketentuan, termasuk perubahannya dari waktu ke waktu.
4
bisa berada di luar dari tahapan pemilihan transaksi, operasi, dan hubungan yang
paling menguntungkan. Evaluasi atas Perencanaan Pajak
Tax planning sebagai suatu perencanaan yang merupakan bagian kecil dari
seluruh perencanaan strategis perusahaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan
evaluasi untuk melihat sejauh mana hasil pelaksanaan suatu perencanaan pajak
terhadap beban pajak, perbedaan laba kotor, dan pengeluaran selain pajak atas
berbagai alternatif perencanaan.
5
5. Memaksimalkan manfaat spesialisasi
6. Efisiensi biaya
7. Hubungan antar individu semakin rukun
8. Fungsi Pelaksaan pajak (Actuating)
9. Fungsi Pengawasan pajak (controlling)
6
6. Risiko politik, timbul karena adanya perubahan atas kebijakan pemerintah,
misalnya kebijakan pemerintah dalam bidang perpajakan (tax policy) yang
disesuaikan dengan kondisi perekonomian suatu negara maupun untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
7
5. Mengetahui Letak Efisiensi Perusahaan
Perusahaan yang tidak kena pajak lebih berpotensi dalam
mengalami pemborosan keuangan perusahaan. Hal ini terjadi karena
perusahaan kurang mengkaji dan merencanakan keuangan perusahaannya
dengan matang, termasuk perhitungan nilai akhir besar laba perusahaan.
8
namun pada kenyataannya masih banyak perusahaan yang menanggap bahwa
manajemen pajak bukanlah hal utama dalam bisnis.
Ada banyak jenis pajak yang ada di Indonesia. ada jenis pajak berdasarkan
lembaga pemungutnya dan ada jenis pajak berdasarkan sifatnya. Jika dilihat dari
lembaga pemungutnya, pajak terbagi menjadi 2 jenis, yaitu pajak pusat dan pajak
daerah.
1. Pajak Pusat
Sederhananya, pajak pusat adalah pajak yang dipungut dan
dikelola oleh pemerintah pusat. Jadi, pembayaran atas pajak ini disetorkan
ke negara. Pajak-pajak yang termasuk ke dalam kategori ini di antaranya:
2. Pajak Penghasilan (PPh)
3. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
4. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
5. Bea Meterai
6. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Perkebunan, Perhutanan, dan
Pertambangan.
9
7. Pajak Daerah
10