Anda di halaman 1dari 12

PAPER

MAMPU MENGANALISIS STRATEGI PERENCANAAN PAJAK

Disusun Oleh :

Febi Sale (1901036052)


Nurul Erda Rahmadani (1901036226)
Dea Rianti Kawuwung (1901036232)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
RPS 1 Mampu Menganalisis Strategi Perencanaan Pajak ................................ 1
A. Pengertian Tax Planning ........................................................................1
B. Strategi dalam Tax Planning ..................................................................1
C. Ketetapan Menjelaskan Fungsi Manajemen Pajak ................................ 3
D. Tahap Melakukan Tax Planning ............................................................ 4
E. Fungsi Pengorganisasian Pajak .............................................................. 5
F. Ketetapan Menganalisis Resiko ............................................................. 6
G. Pengaruh Pajak Terhadap Perusahaan ................................................... 7
RPS 2 Mampu Menganalisis Strategi Perencanaan Pajak ................................ 8
A. Ketetapan Menganalisis Manajemen Pajak ...........................................8
B. Jenis-Jenis Pajak Perusahaan .................................................................9
RPS 1 (Mampu menganalisis strategi perencanaan pajak)

A. Pengertian Tax Planning (Perencanaan Pajak)

Perencanaan pajak atau Tax Planning merupakan rangkaian strategi


untuk mengatur akuntansi dan keuangan perusahaan untuk meminimalkan
kewajiban perpajakan dengancara–cara yang tidak melanggar peraturan
perpajakan.

B. Strategi dalam Tax Planning (Perencanaan Pajak)

Strategi yang dapat ditempuh untuk mengefisienkan beban pajak secara


legal yaitu :

1. Tax Saving
Tax Saving adalah upaya untuk mengefisiensikan beban
pajak melalui pemilihanalternatif pengenaan pajak dengan tarif yang
lebih rendah. Contoh: Pemberian natura kepada karyawan pada
umumnya tidak diperkenankanuntuk dibebankan sebagai biaya dalam
menghitung PPh badan. Kebijakan pemberiannatura dapat diubah menjadi
pemberian tidak dalam bentuk natura dan dimasukkansebagai penghasilan
karyawan sehingga dapat dikurangkan sebagai biaya.Perlakuan ini akan
mengakibatkan PPh badan turun, tetapi PPh Pasal 21 naik.
Penurunan PPh badan akan lebih besar daripada kenaikan PPh
Pasal 21 (dengan asumsi perusahaan memperoleh laba kena pajak di
atas Rp 100 juta dan PPh badantidak bersifat final).
2. Tax Avoidance
Tax avoidance adalah upaya mengefisiensikan beban pajak dengan
cara menghindaripengenaan pajak dengan mengarahkannya pada transaksi
yang bukan objek pajak .Contoh: Pada jenis perusahaan yang PPh
badannya tidak dikenakan secara final untukmengefisiensikan PPh Pasal
21 karyawan dapat dilakukan dengan cara memberikansemaksimal
mungkin kesejahteraan karyawan dalam bentuk natura,
mengingatpemberian natura pada perusahaan yang tidak terkena PPh final

1
bukan merupakanobjek PPh Pasal 21. Misal pada saat perusahaan dalam
kondisi secara fiskal ataumemiliki kompensasi kerugian fiskal dalam
jumlah yang relatif besar di tahun sebelumnya.
3. Penundaan Pembayaran Pajak
Penundaan pembayaran pajak dapat dilakukan tanpa melanggar
peraturan. Contoh: Untuk menunda pembayaran PPN dapat
dilakukan dengan menundapenerbitan faktur pajak sampai batas
waktu yang diperkenankan, khususnya ataspenjualan kredit, karena
penjual dapat menerbitkan faktur pajak pada akhir bulanberikutnya
setelah bulan penyerahan pajak.
4. Mengoptimalkan Kredit Pajak yang Diperkenankan
Wajib pajak seringkali kurang mendapat informasi mengenai
pembayaran yang dapat dikreditkan. Contoh : PPh Pasal 22 atas pembelian
solar dari Pertamina yang bersifat final jikapembelinya perusahaan yang
bergerak di bidang penyaluran migas. Tetapi jikapembelinya
bergerak dibidang manufacturing, PPh Pasal 22 tersebut
dapatdikreditkan dengan PPh badan. Pengkreditan tersebut lebih
menguntungkanketimbang dibebankan sebagai biaya. Bila dibandingkan,
keuntungan yang diperolehadalah sebesar 75 % dari nilai pajak yang
dikreditkan (untuk laba kena pajak badandi atas tahun 2008). Bila
dikreditkan, maka seluruh jumlah pajak diklaim oleh wajibpajak. Akan
tetapi bila dibebankan sebagai biaya, maka dampak
penguranganpajaknya hanya sebesar 23 %, itu pun dengan asumsi bahwa
biayanya merupakandeductible expenses (biaya yang dapat dikurangkan).
5. Menghindari Pemeriksaan Pajak dengan Cara Menghindari Lebih Bayar
Mengajukan pengurangan pembayaran angsuran PPh Pasal 25 ke
KPP yang bersangkutan, apabila berdasarkan estimasi dalam tahun pajak
yang bersangkutan akan terjadi kelebihan pembayaran pajak. Pengajuan
tersebut dapat dilakukan paling cepat 3 bulan setelah berjalannya tahun
pajak dan wajib pajak dapat menunjukkan bahwa PPh yang akan terutang

2
untuk tahun pajak tersebut kurang dari 75 % dari PPh terutang yang
menjadi dasar perhitungan besarnya PPh Pasal 25.

Pengajuan pengurangan pembayaran angsuran ini harus melampiri :

1. Proyeksi perhitungan laba rugi tahun berjalan.


2. Proyeksi neraca pada akhir tahun yang bersangkutan.
3. Proyeksi besarnya PPh badan yang terutang, yang akan menjadi kelebihan
pembayaran pajak, apabila besarnya angsuran tidak dikurangi.
4. Bukti – bukti pembayaran pajak yang sudah dilakukan.
Mengajukan permohonan pembebasan PPh Pasal 22 impor apabila
perusahaan melakukan impor. Permohonan ini harus melampiri :
a. Proyeksi impor setiap bulan dalam tahun yang bersangkutan.
b. Proyeksi perhitungan laba rugi tahun berjalan.
c. Proyeksi perhitungan PPh badan yang terutang dan angsuran PPh
Pasal 25, serta PPh Pasal 22 yang menunjukkan lebih bayar apabila
dilakukan pembayaran PPh Pasal 22.
5. Proyeksi neraca pada akhir tahun yang bersangkutan

C. Ketetapan Menjelaskan Fungsi Manajemen Pajak

Manajemen pajak atau tax management umumnya bertujuan untuk


mengontrol tata laksana kewajiban wajib pajak agar dapat menghindari resiko
hutang pajak yang tak terduga di masa depan. Dengan manajemen pajak wajib
pajak mampu meminimalisir resiko ketidakpatuhan dalam transaksi perpajakan.
Semua fungsi manajemen tersebut tercakup dalam manajemen pajak. Dengan kata
lain, manajemen perpajakan merupakan segenap upaya untuk
mengimplementasikan fungsi-fungsi manajemen agar pelaksanaan hak dan
kewajiban perpajakan berjalan efisien dan efektif. Dalam melaksanakan fungsi
manajemen pajak, perencanaan pajak merupakan tahap pertama dalam urutan
hierarki. Dalam praktik bisnis, istilah tax planning lebih popular dari pada tax
management itu sendiri.

3
Praktik pendekatan yang dilakukan dalam implementasi tax planning ini
bersifat multidisipliner, sehingga wajar bila seorang perencana pajak yang baik
(tax planner) harus memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas dan selalu
memperbarui setiap ketentuan, termasuk perubahannya dari waktu ke waktu.

Tax Planning adalah suatu proses mengorganisasi usaha wajib pajak


sedemikian rupa, agar utang pajaknya berada dalam jumlah minimal, selama hal
tersebut tidak melanggar undang-undang. Kemudian, perencanaan pajak dimulai
dengan menyiapkan semua data yang diperlukan dan format penyajiannya,
memerhatikan setiap pembayaran dan pelaporan pajak setiap masa pajak dan
setiap akhir tahun pajak, dan mengawasi rekonsiliasi laporan keuangan komersial
dan fiskal.

Fungsi dari Manajemen pajak itu sendiri terdiri dari :

1. Memperkecil pengeluaran perusahaan untuk membayar pajak sehingga


biaya yang dikeluarkan lebih efisien.
2. Memperhitungkan dan menyiapkan pembayaran pajak sesuai peraturan
yang berlaku agar tidak timbul sanksi atau denda yang justru memperbeasr
pengeluaran pajak. Bukan untuk mengelak membayar pajak tetapi untuk
mengatur agar pajak yang dibayar tidak lebih dari jumlah yang
seharusnya.

D. Tahap Melakukan Tax Planning

Tahap pertama dari perencanaan pajak adalah menganalisis komponen


yang berbeda atas pajak yang terlibat dalam suatu proyek dan menghitung
seakurat mungkin beban pajak yang ditaanggung. Hal ini hanya bisa dilakukan
dengan mempertimbangkan masing-masing elemen dari pajak, baik secara
sendiri-sendiri maupun secara total pajak yang harus dapat dirumuskan sebagai
perencanaan pajak yang paling efisien. Buat Satu Model atau Lebih Rencana
Besarnya Pajak. Pilih bentuk transaksi operasi atau hubungan internasional. Pada
hampir semua sistem perpajakan internasional, paling tidak ada dua negara yang
ditentukan lebih dahulu. Dari sudut pandang perpajakan, proses perencanaan tidak

4
bisa berada di luar dari tahapan pemilihan transaksi, operasi, dan hubungan yang
paling menguntungkan. Evaluasi atas Perencanaan Pajak
Tax planning sebagai suatu perencanaan yang merupakan bagian kecil dari
seluruh perencanaan strategis perusahaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan
evaluasi untuk melihat sejauh mana hasil pelaksanaan suatu perencanaan pajak
terhadap beban pajak, perbedaan laba kotor, dan pengeluaran selain pajak atas
berbagai alternatif perencanaan.

Mencari Kelemahan Dan Kemudian Memperbaiki Kembali Rencana Pajak


Untuk mengatakan bahwa hasil suatu perencanaan pajak baik atau tidak, tentu
harus dievaluasi melalui berbagai rencana yang dibuat. Tindakan perubahaan (up
to date planning) harus tetap dijalankan walaupun diperlukan penambahan biaya
atau kemungkinan keberhasilannya sangat kecil. Memutakhirkan Rencana Pajak
Meskipun suatu rencana pajak telah dilaksanakan dan proyek juga telah berjalan,
tetap perlu diperhitungkan setiap perubahan yang terjadi, baik dari undang-undang
maupun pelaksanaannya sesuai negara di mana aktivitas tersebut dilakukan yang
dapat berdampak terhadap komponen suatu perjanjian.

E. Fungsi Pengorganisasian pajak (Organizing)

Fungsi pengorganisasian (organizing) dalam manajemen adalah proses


mengatur tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap individu dalam
manajemen. Menjadi satu kesatuan untuk mencapai tujuan yang telah
direncanakan. Fungsi pengorganisasian bukan hanya mengatur orang. Tapi semua
sumber daya yang dimiliki. Termasuk uang, mesin, waktu, dan semuanya. Tanpa
terkecuali. Untuk mencapai tujuan perusahaan.

Fungsi pengorganisasian wajib dilakukan karena banyak manfaatnya.


Untuk perusahaan. Diantaranya:

1. Mempermudah koordinasi antar pihak dalam kelompok


2. Pembagian tugas sesuai dengan kondisi kekinian perusahaan
3. Setiap individu mengetahui apa yang akan dilakukan
4. Mempermudah pengawasan

5
5. Memaksimalkan manfaat spesialisasi
6. Efisiensi biaya
7. Hubungan antar individu semakin rukun
8. Fungsi Pelaksaan pajak (Actuating)
9. Fungsi Pengawasan pajak (controlling)

F. Ketetapan menganalisis resiko dan pengaruh pajak

Keputusan melakukan investasi tidak bisa dipisahkan dari risiko yang


harus dipikul atau ditanggung. Ketika perusahaan akan memulai investasi dalam
suatu proyek, ia harus memperhitungkan penghasilan ataupun dideritanya
kerugian berhubungan dengan risiko yang dihadapi. Salah satu risiko ini misalnya
pengenaan pajak yang tiba-tiba akibat adanya berbagai koreksi yang dilakukan
pada saat pemeriksaan. Beberapa risiko yang timbul karena investasi, antara lain :

1. Risiko penghasilan, timbul karena adanya ketidakpastian penerimaan


operasi dari biaya saat ini, ketidakpastian atas harga keluaran (output)
perusahaan dibandingkan dengan biaya (input) pada masa yang akan
dating.
2. Risiko modal, timbul karena ketidakpastian ekonomi atas biaya depresiasi
sebab aset yang cepat usang atau berganti mode. Akibatnya, aset yang
diinvestasikan sudah ketinggalan zaman sehingga tidak mampu bersaing
lagi.
3. Risiko keuangan, timbul karena ketidakpastian tingkat biaya bunga atas
dana pinjaman, akibatnya mungkin perusahaan tidak mampu membayar
kembali pinjaman dan bunganya.
4. Risiko inflasi, timbul karena ketidakpastian tingkat inflasi pada masa yang
akan datang. Ini akan berpengaruh terhadap penghasilan dan biaya untuk
mengganti aset perusahaan di masa yang akan datang.
5. Risiko atas keputusan yang tidak dapat diubah, timbul karena pembelian
aset atau biaya yang sudah dikeluarkan tidak dapat digunakan untuk
keperluan lainnya. Oleh karena itu, investor harus betul-betul
memperhitungkan masalah waktu.

6
6. Risiko politik, timbul karena adanya perubahan atas kebijakan pemerintah,
misalnya kebijakan pemerintah dalam bidang perpajakan (tax policy) yang
disesuaikan dengan kondisi perekonomian suatu negara maupun untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

G. Pengaruh Pajak Terhadap Perusahaan

1. Mendorong Perkembangan Perusahaan


Mengukuhkan perusahaan Anda menjadi Perusahaan Kena Pajak
(PKP) adalah langkah awal yang bisa Anda lakukan untuk mendorong
perusahaan menjadi lebih besar dan profesional.
2. Menentukan Nilai Akhir Besar Laba Perusahaan
Dalam perusahaan, pengusaha seringkali mengidentifikasikan
pajak sebagai beban. Pajak dianggap sebagai beban yang wajib dibayarkan
oleh perusahaan. Dengan adanya pajak, pengusaha akan berusaha
meminimalkan pajak yang dibayar agar laba yang diperoleh akan lebih
optimal.
3. Perusahaan Melakukan Perencanaan dan Manajemen Pajak
Perencanaan pajak dan manajemen pajak biasanya dilakukan
perusahaan sebagai salah satu cara untuk tetap memenuhi kewajiban
pajaknya dengan baik. Pajak yang dibayarkan dapat ditekan serendah
mungkin agar tetap memperoleh laba yang diinginkan. Cara tersebut
dilakukan untuk memaksimalkan penghasilan setelah pajak agar
perusahaan tetap untung.
4. Reputasi Perusahaan
Perusahaan yang dalam seluruh kegiatannya kurang atau sering
terlambat dalam membayar pajak dapat memperburuk reputasi dan citra
perusahaan. Dengan lebih berhati-hati menyusun laporan keuangan
perusahaan, dapat menjadi cara efektif untuk mengantisipasi hal tersebut.
Selain itu, Anda juga bisa mencatat berbagai tanggal penting dimana
perusahaan harus setor atau lapor pajak.

7
5. Mengetahui Letak Efisiensi Perusahaan
Perusahaan yang tidak kena pajak lebih berpotensi dalam
mengalami pemborosan keuangan perusahaan. Hal ini terjadi karena
perusahaan kurang mengkaji dan merencanakan keuangan perusahaannya
dengan matang, termasuk perhitungan nilai akhir besar laba perusahaan.

RPS 2 (Mampu menganalisis strategi perencanaan pajak)

A. Ketetapan menganalisis manajemen pajak yang tepat bagi setiap jenis


perusahaan

Manajemen dapat dikatakan sebuah perencanaan, pengorganisasian,


pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan
sumber daya organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen juga merupakan ilmu
tentang upaya manusia untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimilikinya
untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.Pajak merupakan biaya bagi
perusahaan, meminimalkan beban pajak ialah salah satu fungsi manajemen
keuangan yang mematuhi semua peraturan yang sudah ditetapkan.

Secara umum manajemen pajak merupakan suatu usaha menyeluruh yang


dilakukan terus menerus oleh wajib pajak agar semua hal yang berkaitan dengan
perpajakan dapat dikelola dengan baik, ekonomis, efektif dan efiesien, sehingga
dapat memberikan konstribusi maksimum bagi kelangsungan usaha wajib pajak
tanpa mengorbankan kepentingan penerimaan negara.

Manajemen pajak ini merupakan salah satu hal yang perlu


dipertimbangkan dalam pemilihan jenis usaha yang akan di jalankan. Berdasakan
pengertian diatas diketahui bahwa pajak merupakan biaya bagi perusahaan,
sehingga dalam menentukan jenis usaha dan pendirian perusahaan harus di
perhitungkan apa saja pajak yang akan dibayarkan oleh perusahaan. Dalam
pengelolaan pajak juga butuh pengetahuan dalam undang-undang perpajakan yang
berlaku, pembaharuan yang ada, supaya kebijakan yang diambil tidak salah.

Bagi perusahaan yang sedang berkembang, manajemen pajak yang baik


merupakan salah satu hal yang penting dalam pengambilan keputusan bisnis,

8
namun pada kenyataannya masih banyak perusahaan yang menanggap bahwa
manajemen pajak bukanlah hal utama dalam bisnis.

Perlunya pengetahuan mengenai manajemen pajak untuk perusahaan,


supaya kegiatan bisnis nya berjalan tanpa melanggar aturan perpajakan yang ada.
Misalnya dalam pendirian Perseroan Terbatas yang bergerak dibidang
telekomunikasi yang berkerjasama dengan perusahaan provider ternama di
Indonesia, maka harus menjadi Pengusaha Kena Pajak atau PKP, dalam hal
perusahaan yang sudah terdaftar menjadi PKP maka wajib menerbitkan bukti
potong pajak pasal 23, setiap penjualan jasa wajib menerbitkan faktur pajak,
setiap transaksi yang dilakukan harus dengan pertimbangan perpajakan nya. Hal
ini menunjukkan bahwa setiap pemilihan jenis usaha harus menggunakan
manajemen pajak yang baik supaya tidak salah dalam membuat kebijakan baik
secara bisnis maupun perpajakan.

B. Jenis-Jenis Pajak Perusahaan

Ada banyak jenis pajak yang ada di Indonesia. ada jenis pajak berdasarkan
lembaga pemungutnya dan ada jenis pajak berdasarkan sifatnya. Jika dilihat dari
lembaga pemungutnya, pajak terbagi menjadi 2 jenis, yaitu pajak pusat dan pajak
daerah.

1. Pajak Pusat
Sederhananya, pajak pusat adalah pajak yang dipungut dan
dikelola oleh pemerintah pusat. Jadi, pembayaran atas pajak ini disetorkan
ke negara. Pajak-pajak yang termasuk ke dalam kategori ini di antaranya:
2. Pajak Penghasilan (PPh)
3. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
4. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
5. Bea Meterai
6. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Perkebunan, Perhutanan, dan
Pertambangan.

9
7. Pajak Daerah

Pajak daerah merupakan jenis pajak yang dipungut oleh


pemerintah daerah tingkat provinsi dan tingkat kabupaten/kota. Pajak-
pajak yang termasuk ke dalam kategori ini di antaranya pajak kendaraan
bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air,
pajak rokok, pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame, dan sebagainya.

10

Anda mungkin juga menyukai