pajak lainnya seminimal mungkin sepanjang besar yang secara langsung akan mengurangi
hal tersebut tidak melanggar Standar tingkat laba perusahaan. Menurunnya laba
Akuntansi Keuangan maupun ketentuan perusahaan akan meminimalkan pajak
Undang-Undang perpajakan yang berlaku terhutang yang dibayarkan oleh perusahaan.
(Suparman, 2014). Perencanaan pajak dapat Revaluasi dapat disebut berhasil untuk
dilakukan dengan beberapa cara yaitu efisiensi pajak jika pengurangan pajak yang
berdasarkan peraturan perundang-undangan ditimbulkan oleh revaluasi aset tetap lebih
pajak, seperti menghitung penyusutan aset besar dari beban yang harus dikeluarkan
tetap perusahaan dengan metode tertentu, perusahaan (Pahlepi dan Wifasari, 2015).
penilaian kembali aset perusahaan (revaluasi Karakteristik atau ukuran perusahaan
aset), penentuan harga transfer perusahaan berpengaruh signifikan terhadap praktik
(transfer pricing) dan manajemen persediaan efisiensi pajak perusahaan dengan political
(Ratag, 2013). power theory yang didukung oleh sumber
Peranan aset tetap sangat besar dalam daya yang mencukupi untuk memanfaatkan
perusahaan baik ditinjau dari fungsi aset, proses politik yang menguntungkan
nilai aset yang diinvestasikan, pengolahannya perusahaan berupa perencanaan pajak agresif
yang melibatkan banyak pihak, dan proses yang bertujuan mendapatkan penghematan
pembuatannya yang bersifat jangka panjang, pajak optimal (Siregar dan Widyawati, 2016;
maupun pengawasan dan pengendalian aset Fatharani, 2012). Skala perusahaan atau jenis
yang memungkinkan sangat rumit. ukuran perusahaan adalah skala atau nilai
Berdasarkan hal tersebut, perusahaan harus yang dapat mengklasifikasikan suatu
menentukan metode penyusutan yang tepat perusahaan ke dalam kategori perusahaan
bagi asetnya. Menurut Ritonga (2017), besar atau kecil berdasarkan total aset dan
metode penyusutan yang digunakan log size, sehingga perusahaan yang lintas
perusahaan tentunya sangat memiliki negara memiliki kecenderungan untuk
pengaruh terhadap nilai laba atau rugi melaksanakan perencanaan pajak yang lebih
perusahaan ke depannya. Pengelolaan aset tinggi daripada perusahaan lintas domestik
tetap perusahaan memungkinkan perusahaan (Ardyansah, 2014).
untuk mengurangi pajak melalui perencanaan PT. Pembangunan Perumahan
pajak karena beban penyusutan aset secara (persero), Tbk. atau lebih sering disebut PT.
langsung akan mengurangi laba perusahaan PP (persero) merupakan perusahaan yang
yang menjadi dasar perhitungan pajak bergerak dalam bidang jasa konstruksi.
(Ardyansah, 2014). Semenjak berdirinya tahun 1953 telah
Revaluasi merupakan metode yang dipercaya oleh banyak klien untuk
sering diterapkan oleh perusahaan meskipun membangun proyek-proyek besar, hingga
terdapat kompleksitas kesesuaian penilaian semenjak tahun 1991-2002, PT. PP (persero)
aset di pasar dengan nilai buku yang dimiliki. telah menjadi pemain utama dalam bisnis
Revaluasi aset tetap merupakan penilaian konstruksi nasional dengan berbagai mega
kembali aset tetap perusahaan yang proyek nasional yang dikelola dan dikerjakan
mengakibatkan adanya kenaikan aset tetap sampai dengan saat ini, oleh karena
tersebut di pasar atau karena rendahnya nilai perusahaan ini tergolong sebagai perusahaan
buku aset tetap di laporan keuangan yang telah lama berdiri serta telah menjadi
perusahaan yang disebabkan oleh devaluasi perusahaan publik yang terdaftar di Bursa
aset. Dampaknya, nilai aset tetap yang Efek Indonesia, maka perlu dilakukan
dilaporkan dalam laporan keuangan penyusutan dan revaluasi aset terhadap aset-
perusahaan tidak lagi mencerminkan nilai aset tetap milik PT. PP (persero), seperti
wajar. Melalui metode revaluasi aset tetap nilai bangunan dan mesin serta peralatan
tersebut, nilai aset tetap akan bertambah
Alamsyah, Penerapan Perencanaan Pajak melalui...
konstruksi lainnya agar aset-aset tersebut digunakan yaitu metode garis lurus dan
dapat disesuaikan dengan nilai saat ini. metode saldo menurun serta laporan
Penelitian terdahulu terkait keuangan yang digunakan merupakan
perencanaan pajak menunjukkan bahwa laporan keuangan tahunan 2015-2016 karena
kebijakan revaluasi aset tetap yang PT. PP (persero) baru melakukan revaluasi
diterapkan oleh perusahaan akan aset tetap pada tahun 2015-2016.
menyebabkan penghematan terhadap pajak
yang akan dibayarkan oleh perusahaan 2. Kajian Teori
tersebut (Prihartono, 2016 dan Putri, 2013). Perencanaan pajak merupakan langkah
Sebaliknya Sau (2015) dan Ramadhan (2013) awal dalam manajemen pajak seperti
menunjukkan kebijakan revaluasi aset tetap melakukan pengumpulan dan penelitian
yang diterapkan oleh perusahan terhadap peraturan perpajakan untuk
menyebabkan laba fiskal perusahaan menyeleksi jenis tindakan penghematan
mengalami penurunan. Terlepas dari itu, pajak yang akan dilakukan (Suandy, 2011).
sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Menurut Chrisdianto dan Yunus (2011) dan
Nomor 79/PMK.03/2008, selisih atas Nadeak (2011), perencanaan pajak memiliki
revaluasi aset dikenakan pajak final sebesar dua strategi yaitu: 1) revaluasi aset atau
10% sehingga jumlah beban pajak yang menilai aset tetap dengan metode cost model
dibayarkan perusahaan lebih besar ketika dan revaluation model, 2) perhitungan
melakukan revaluasi aset tetap dibandingkan penyusutan dengan metode saldo menurun.
dengan ketika tidak melakukan revaluasi aset Pada umumnya tujuan dari perencanaan
tetap. Adanya ketidakkonsistenan hasil pajak ditekankan untuk meminimumkan
penelitian terdahulu, menjadikan alasan kewajiban pajak, namun beberapa tujuan
peneliti untuk melakukan pengembangan dari pokok perencanaan pajak seperti yang
penelitian sebelumnya. Perbedaannya diungkapkan Pohan (2013:21) yaitu (1)
terdapat dua fokus metode yang dianalisa meminimalisasi beban pajak terutang, (2)
oleh peneliti yaitu revaluasi aset dan memaksimalkan laba setelah pajak, (3)
bagaimana penerapan metode penyusutan meminimalkan terjadinya kejutan pajak (tax
aset tetap yang disesuaikan dengan nilai saat surprise) jika terjadi pemeriksaan pajak oleh
ini pada PT. PP (persero). Diketahui bahwa fiskus, (4) memenuhi kewajiban perpajakan
PT PP (persero) yang bergerak bidang secara benar dan efektif sesuai ketentuan
konstruksi banyak memiliki aset tetap tidak perpajakan.
hanya berupa bangunan dan tanah namun Beberapa strategi umum perencanaan
juga mesin dan peralatan konstruksi lainnya pajak menurut Ratag (2013) yaitu (a) Tax
sehingga perlu analisis lebih lanjut terkait saving merupakan upaya efisiensi beban
kebijakan perencanaan pajak melalui metode pajak melalui pemilihan alternatif pengenaan
penyusutan dan revaluasi aset yang dilakukan pajak dengan tarif yang lebih rendah.
terkait dampak penghematan terhadap beban Misalnya perusahaan dapat melakukan
pajak yang dibayarkan perusahaan atau tidak perubahan pemberian natura pada karyawan
dibandingkan sebelumnya. menjadi tunjangan dalam bentuk uang; (b)
Tujuan penelitian ini adalah menelaah Tax avoidance merupakan upaya efisiensi
penerapan perencanaan pajak PT. PP beban pajak dengan menghindari pengenaan
(persero) melalui metode penyusutan dan pajak melalui transaksi yang bukan
revaluasi aset tetap sebagai upaya merupakan objek pajak. Misalnya,
penghematan terhadap beban pajak perusahaan yang mengalami kerugian perlu
penghasilan badan yang harus dibayarkan mengubah tunjangan karyawan dalam bentuk
PT. PP (persero). Lingkup penelitian ini uang menjadi pemberian natura karena natura
adalah penggunaan metode penyusutan yang bukan merupakan objek pajak PPh pasal 21;
192 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. 3, No. 3, bulan 2019, hlm. 189 – 204
(c) memahami peraturan pajak yang berlaku, tetap perusahaan memungkinkan perusahaan
perusahaan dapat menghindari timbulnya untuk mengurangi pajak melalui perencanaan
sanksi perpajakan berupa sanksi administrasi pajak karena beban penyusutan aset secara
berupa denda, bunga atau kenaikan serta langsung akan mengurangi laba perusahaan
sanksi pidana atau kurungan; (d) menunda yang menjadi dasar perhitungan pajak.
pembayaran pajak tanpa melanggar peraturan Penyusutan aset adalah sebagian dari
pajak yang berlaku dengan melalui harga perolehan aset tetap yang secara
penundaan pembayaran PPN yang dilakukan sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap
dengan menunda penerbitan faktur pajak periode akuntansi. Menurut Baridwan (2013)
keluaran hingga batas waktu yang penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aset
diperkenankan khususnya untuk penjualan yang dapat disusutkan sepanjang masa
kredit; dan yang terakhir (e) mengoptimalkan manfaat yang diestimasi yang akan
kredit pajak yang diperkenankan karena dibebankan ke pendapatan baik secara
wajib pajak sering kurang memperoleh langsung maupun tidak langsung. Penyusutan
informasi mengenai pembayaran pajak yang bukannya suatu proses penilaian aset atau
dapat dikreditkan yang merupakan pajak prosedur pengumpulan dana untuk
dibayar di muka. mengganti aset, tetapi metode untuk
Menurut PSAK No. 16 (Revisi 2011), mengalokasikan harga perolehan aset tetap
aset tetap merupakan aset berwujud yang ke periode-periode akuntansi.
dimiliki untuk digunakan dalam produksi Menurut ketentuan perpajakan aset tetap
atau penyediaan barang atau jasa untuk berwujud yang mempunyai masa manfaat
tujuan administrasi dan diharapkan atau umur terbatas harus dikelompokkan ke
digunakan selama lebih dari satu periode. dalam dua kategori yaitu aset tetap berupa
Sedangkan menurut aturan perpajakan, aset bangunan dan aset tetap non bangunan
tetap disebut dengan istilah harta berwujud (Harnanto, 2013). Metode penyusutan yang
yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau diperbolehkan dalam ketentuan perpajakan
dibangun sendiri dengan memenuhi kriteria yaitu metode garus lurus dan metode saldo
yaitu (1) dimiliki dan digunakan dalam usaha menurun, pada dasarnya kedua metode ini
untuk mendapat, menagih dan memelihara memiliki akumulasi penyusutan yang sama
penghasilan dengan memiliki masa manfaat pada saat umur ekonomi habis tetapi
lebih dari satu tahun; (2) tidak dimaksudkan perbedaan utama terletak pada besarnya
untuk dijual dalam kegiatan normal beban penyusutan pada tiap tahun
perusahaan (Ritonga, 2017). (Rahmasari, 2017), sedangkan menurut
Semua jenis aset tetap memiliki umur Suparman (2014) menyatakan metode
manfaat yang terbatas, kecuali tanah. Umur penyusutan yang sesua dengan SAK maupun
manfaat menurut PSAK No. 16 adalah suatu UU perpajakan adalah metode garis lurus.
periode dimana aset diharapkan digunakan Aset tetap berupa bangunan
oleh entitas dan jumlah produksi atas unit dikelompokkan lebih lanjut ke dalam
serupa yang diharapkan dari aset tersebut bangunan permanen dan bangunan tidak
oleh entitas. Menurut aturan perpajakan permanen, sedangkan untuk aset tetap non
maupun akuntansi, nilai aset tidak dapat bangunan dikelompokkan dalam 4 kategori
dibebankan sekaligus sebagai biaya. yaitu kelompok 1, 2, 3 dan kelompok 4.
Pembebanan aset tetap harus dilakukan Berdasarkan pada penggolongan aset tetap
dengan cara alokasi secara bertahap melalui berwujud yang mempunyai umur terbatas
penyusutan. Aset tetap harus disajikan sebagaimana dijelaskan sebelumnya,
sebesar biaya perolehannya dan dikurangi mengenai metode penyusutan yang
akumulasi penyusutannya kecuali tanah. diperbolehkan berdasarkan ketentuan pasal
Ardyansah (2014) menyatakan bahwa aset 11 Undang-undang Pajak Penghasilan No. 36
Alamsyah, Penerapan Perencanaan Pajak melalui...
Tahun 2008 tersebut, maka dilakukan dengan dibandingkan dengan nilai buku sebelum
menggunakan dua metode (Pohan, revaluasi, dengan begitu perusahaan
2013:256), yaitu (1) metode garis lurus, memperoleh manfaat berupa penghematan
metode yang menghasilkan pembebanan pajak (Harnanto, 2013).
yang tetap sama selama masa umur manfaat Sistem akuntansi yang dikembangkan
aset jika nilai residunya tidak berubah; dan dan ditetapkan sesuai ketentuan perpajakan
(2) metode saldo menurun, metode yang harus dilaksanakan sesuai dengan prinsip-
menghasilkan pembebanan yang menurun prinsip akuntansi yang berlaku umum, dalam
selama masa umur manfaat. hal ini sesuai dengan PSAK kecuali jika
terdapat aturan khusus dari ketentuan
Tabel 1. Penggolongan dan metode perpajakan yang diatur oleh Pemerintah.
penyusutan aset tetap Dalam peraturan pajak, penilaian kembali
No Kelompok Umur Metode dan Tarif harus dilakukan sesuai dengan Peraturan
Aset/Harta (Tahun) Penyusutan / Tahun
Garis Saldo Menteri Keuangan Nomor 79/PMK.03/2008
Lurus Menurun tanggal 23 Mei 2008 tentang Penilaian
1 Bangunan Kembali Aset Tetap Peruahaan untuk tujuan
1.1 Bangunan 10 5%
tidak permanen Perpajakan. Meskipun di dalam peraturan
1.2 Bangunan 20 10% perpajakan memperbolehkan wajib pajak
Permanen untuk melakukan penilaian kembali aset
2 Non Bangunan
2.1 Kelompok 1 4 25% 50% tetap, tetapi tidak semua aset tetap dapat
2.2 Kelompok 2 8 12,5% 25% direvaluasi atau dinilai kembali. Penelitian
2.3 Kelompok 3 16 6,25% 12,5% dari Ritonga (2017) mengungkapkan bahwa
2.4 Kelompok 4 20 5% 10%
Sumber: Pohan (2013:256)
berdasarkan peraturan Menteri Keuangan
Nomor 79/PMK.03/2008 tertanggal 23 Mei
Revaluasi atau penilaian kembali aset 2008 pasal 3 ayat 1, revaluasi aset tetap
tetap adalah kegiatan perhitungan kembali perusahaan dilakukan terhadap: (1) seluruh
nilai aset tetap sesuai harga pasar yang aset tetap berwujud termasuk tanah yang
berlaku pada saat penilaian dilakukan. berstatus hak milik atau hak guna bangunan
Organisasi yang dapat melakukan penilaian atau; (2) seluruh aset tetap berwujud tidak
kembali aset tetap adalah wajib pajak badan termasuk tanah, yang terletak atau berada di
dalam negeri dan bentuk usaha tetap. Indonesia, dimiliki dan dipergunakan untuk
Sedangkan jenis aset tetap yang dapat mendapatkan, menagih dan memelihara
dilakukan revaluasi adalah seluruh aset tetap penghasilan yang merupakan objek pajak.
berwujud termasuk tanah yang berstatus hak Selisih atas revaluasi adalah selisih antara
milik atau hak guna yang terletak di nilai buku (setelah revaluasi) dari suatu aset
Indonesia untuk mendapatkan, menagih, dan dengan sisa nilai buku aset secara fiskal
memelihara penghasilan. (sebelum revaluasi). Berdasarkan Peraturan
Perusahaan melakukan revaluasi aset Menteri Keuangan Nomor 79/PMK.03/2008
tetap agar dapat melakukan perhitungan Pasal 3 apabila dari selisih tersebut terjadi
biaya dan penghasilan yang lebih wajar dan kelebihan, maka akan dikenakan pajak final
mencerminkan kemampuan serta nilai sebesar 10%. Informasi terakhir bahwa
perusahaan yang sesungguhnya. Revaluasi dirubahnya Peraturan Menteri Keuangan
aset tetap dapat dipandang sebagai suatu Nomor 79/PMK.03/2008 Pasal 3 menjadi
fasilitas pajak karena memperkenankan Peraturan Menteri Keuangan nomor
perusahaan untuk mengakui depresiasi aset 191/PMK.010/2015 tentang penilaian
tetap sebagai pengurang penghasilan atau kembali aset tetap untuk tujuan perpajakan
biaya berdasarkan nilai wajar aktiva setelah bagi permohonan yang diajukan pada tahun
revaluasi yang biasanya lebih besar 2015 dan 2016. Peraturan tersebut
194 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. 3, No. 3, bulan 2019, hlm. 189 – 204
memutuskan, wajib pajak dapat melakukan merupakan metode pengumpulan data dengan
penilaian kembali aset tetap dengan tujuan cara melakukan analisis terhadap semua
perpajakan dan mendapat perlakuan khusus catatan dan dokumen yang dimiliki oleh
apabila permohonan diajukan kepada organisasi terpilih sebagai objek penelitian.
Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu Dokumentasi dalam penelitian ini berupa
sejak berlakunya peraturan tersebut sampai catatan atas laporan keuangan dalam laporan
tanggal 31 Desember 2016. Perlakuan khusus tahunan PT. PP (Persero) atau data-data yang
tersebut berupa pengurangan tarif pajak terkait dengan penelitian.
penghasilan yang bersifat final dari 10%
menjadi sebesar 3% untuk permohonan yang 3. Hasil dan Pembahasan
diajukan paling lambat tanggal 31 Desember PT. PP (persero) telah melakukan
2015, 4% untuk permohonan yang diajukan revaluasi aset tetap sesuai dengan
paling lambat tanggal 30 Juni 2016 dan 6% Peraturan Menteri Keuangan Republik
untuk permohonan yang diajukan paling Indonesia dengan nomor 191/PMK.010/2015
lambat tanggal 31 Desember 2016 (PMK tentang penilaian kembali aktiva tetap untuk
191/PMK.010./2015). tujuan perpajakan bagi permohonan yang
diajukan pada tahun 2015 dan 2016 yang
3. Metode dikeluarkan oleh Menteri Keuangan
Penelitian ini menggunakan pendekatan Republik Indonesia pada tanggal 20 Oktober
kuantitatif. Data dikumpulkan dan 2015. Tahun 2015–2016, nilai aset tetap pada
diidentifikasi yang berkaitan dengan PT. PP (Persero), Tbk dinyatakan
permasalahan perencanaan pajak PT. PP berdasarkan nilai revaluasi yang merupakan
(persero) melalui metode penyusutan dan nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi
revaluasi aset tetap sebagai upaya akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi
penghematan terhadap beban pajak PPh Badan penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal
yang harus dibayarkan perusahaan. PT. PP revaluasi, berdasarkan keteraturan yang
(persero) yang bergerak dalam bidang jasa memadai untuk memastikan bahwa jumlah
konstruksi dan semenjak tanggal 9 Februari tercatat tidak berbeda secara material dari
2010 telah resmi tercatat di Bursa Efek jumlah yang ditentukan dengan
Indonesia (BEI). menggunakan nilai wajar pada tanggal
Penelitian ini menggunakan jenis data laporan posisi keuangan. Aset tetap pada PT.
kuantitatif yang merupakan data yang PP (persero) di nilai dengan menggunakan
berbentuk angka yang dapat diolah untuk cost model dan revaluation model dimana
menghasilkan sebuah simpulan. Data yang aset tetap yang dinilai kembali adalah tanah,
dipakai tersebut yaitu laporan keuangan bangunan, mesin dan peralatan untuk tahun
tahunan yang telah resmi diterbitkan dalam 2016 sedangkan tahun 2015 perusahaan
situs resmi Bursa Efek Indonesia. Data melakukan revaluasi hanya pada aset tetap
sekunder dalam penelitian ini didapat dari berupa tanah dan bangunan. Aset tetap yang
laporan keuangan tahunan yang diterbitkan dinilai dengan menggunakan cost model yang
dalam situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu ditentukan dengan cara biaya perolehannya
www.idx.co.id khususnya data laporan dikurangi akumulasi penyusutan dan
keuangan komersial dan fiskal tahun 2015 dan akumulasi rugi penurunan nilai aset yaitu
2016 yang nantinya akan digunakan oleh mesin dan peralatan, aset hotel, kendaraan,
peneliti dalam mendukung penelitian, serta inventaris kantor, aset dalam pembangunan
data aset tetap perusahaan dan nilai revaluasi dan aset sewa guna untuk tahun 2015
aset lengkap dengan metode penyusutannya. sedangkan tahun 2016 diketahui bahwa
Teknik pengumpulan data yang dilakukan mesin dan peralatan berubah penilaiannya
peneliti adalah metode dokumentasi yang menjadi revaluation model yang ditentukan
dengan cara menghitung nilai wajar pada
Alamsyah, Penerapan Perencanaan Pajak melalui...
Tabel 3. Biaya Perolehan dan Nilai Revaluasi Aset Tetap PT. PP (Persero) Tahun 2015
Tabel 4. Biaya perolehan dan nilai revaluasi aset tetap PT. PP (persero), tahun
2016
Beban penyusutan aset tetap perusahaan tetap perusahaan dengan cost model tanpa
di hitung dengan menggunakan metode garis melakukan revaluasi dan saldo menurun
lurus pada seluruh aset tetap yang dimiliki, sebagai perhitungan penyusutannya. Beban
perhitungan beban penyusutan dan penyusutan aset tetap perusahaan dihitung
dampaknya terhadap besarnya beban pajak dengan menggunakan metode garis lurus
yang dibayarkan oleh perusahaan yaitu pada seluruh aset tetap yang dimiliki.
menunjukkan bahwa kebijakan aset tetap Berdasarkan perhitungan beban penyusutan,
diterapkan oleh perusahaan yaitu maka dapat diketahui nilai beban pajak
menggunakan cost model dan revaluation penghasilan dan pajak final atas selisih
model dengan garis lurus sebagai metode revaluasi pada PT. PP (persero), sebagaimana
penyusutannya. tertera pada Tabel 5.
Tampak bahwa perencanaan pajak Tabel 5 menunjukkan bahwa kebijakan
yang meminimalkan beban pajak pada tahun aset tetap yang diterapkan oleh perusahaan
2015 lebih efisien melalui penilaian aset yaitu menggunakan cost model dan
Alamsyah, Penerapan Perencanaan Pajak melalui...
revaluation model dengan garis lurus sebagai 2016 disajikan pada Tabel 7.
metode penyusutannya menghasilkan beban Berdasarkan perhitungan beban
penyusutan sebesar Rp88.459.684.972 pada penyusutan, maka dapat diketahui nilai beban
tahun 2015 dan Rp231.870.410.332 tahun pajak penghasilan dan pajak final atas selisih
2016, sehingga laba sebelum pajak
perusahaan pada tahun 2015 menjadi revaluasi pada PT. PP (persero). Analisis
Rp1.287.388.411.806 dan tahun 2016 sebesar menunjukkan bahwa perencanaan pajak
Rp1.703.610.146.023. Hal tersebut dengan cara menilai aset tetap menggunakan
berdampak pada besarnya beban pajak yang metode revaluasi model serta saldo menurun
dibayarkan oleh perusahaan menunjukkan sebagai perhitungan penyusutannya
beban pajak penghasilan yang dibayarkan menghasilkan beban penyusutan lebih besar
perusahaan pada tahun 2015 sebesar dibandingan dengan kebijakan yang di
Rp321.847.102.952 dan di tahun 2016
sebesar Rp425.902.536.506. Kebijakan terapkan oleh perusahaan, sehingga beban
revaluasi aset tetap membuat perusahaan pajak yang dibayarkan oleh perusahaan lebih
harus membayarkan pajak final atas selisih kecil atau efisien, selisih efisiensi sebelum
revaluasi aset tetap yang dinilai kembali, dan sesudah perencanaan pajak dapat dilihat
jumlah besarnya pajak final atas selisih dari beban penyusutan sebelum perencanaan
revaluasi aset tetap pada tahun 2015 sebesar pajak tahun 2015 sebesar Rp88.459.684.972
Rp34.474.936.641 dan di tahun 2016 sebesar
Rp4.179.950.511, sehingga pajak dan tahun 2016 Rp231.870.410.332
keseluruhan dibayarkan oleh PT. PP sedangkan sesudah perencanaan pajak beban
(Persero), Tbk pada tahun 2015 berjumlah penyusutan menjadi sebesar
Rp356.322.039.593. Pajak yang dibayarkan Rp146.498.758.488 pada tahun 2015 dan
tahun 2016 adalah sebesar Rp431.310.671.802 pada tahun 2016. Hal
Rp430.082.487.017. tersebut berdampak pada besarnya beban
Adapun perhitungan menggunakan pajak yang dibayarkan oleh perusahaan
metode revaluation model serta saldo
menurun sebagai perhitungan penyusutannya sebelum perencanaan pajak menunjukkan
beban pajak yang dibayarkan oleh beban pajak penghasilan yang dibayarkan
perusahaan apabila menggunakan metode perusahaan pada tahun 2015 sebesar
penyusutan saldo menurun tahun 2015, Rp321.847.102.952 dan 2016 sebesar
disajikan pada Tabel 6. Di sisi lain, Rp425.902.536.506.
penyusutan beban pajak yang dibayarkan
oleh perusahaan apabila menggunakan
metode penyusutan saldo menurun tahun
Tabel 6. Beban penyusutan PT. PP (Persero) sesudah perencanaan pajak tahun 2015
dalam Rp
Tabel 7. Beban penyusutan PT. PP (Persero) sesudah perencanaan pajak tahun 2016
dalam Rp
Aset Tetap Biaya Perolehan Nilai Revaluasi Akumulasi Nilai Buku Beban
Penyusutan Penyusustan
Saldo Menurun
Bangunan 645.418.068.674 37.005.839.553 608.412.229.121 32.430.148.861
Mesin dan peralatan 507.155.485.380 177.989.163.243 329.166.322.137 360.976.550.527
Aset hotel 29.547.013.720 29.547.013.720 15.753.626.076
Kendaraan 4.617.006.827 3.460.190.747 1.156.816.080 850.490.152
Inventaris kantor 7.175.084.628 5.830.049.154 1.345.035.474 1.564.792.811
Aset sewa guna
Mesin dan peralatan 55.207.736.001 14.794.972.931 40.412.763.070 11.841.186.000
Kendaraan 25.729.897.137 10.412.010.950 15.317.886.187 7.893.877.376
Jumlah 629.432.223.693 645.418.068.674 249.492.226.578 1.025.358.065.789 431.310.671.802
Beban pajak yang dibayarkan oleh diterapkan oleh perusahaan. Tabel 8 dan 9
perusahaan sesudah perencanaan pajak jauh menyajikan perhitungan beban penyusutan
lebih kecil yang menunjukkan beban pajak dan beban pajak penghasilan tahun 2015 dan
penghasilan yang dibayarkan perusahaan tahun 2016.
pada tahun 2015 sebesar Rp307.337.334.572 Berdasarkan perhitungan beban
dan 2016 sebesar Rp376.042.471.138. Beban penyusutan, maka dapat diketahui nilai beban
pajak final atas selisih revaluasi aset tetap pajak penghasilan dan pajak final atas selisih
sebelum dan sesudah perencanaan pajak revaluasi dengan metode garis lurus pada PT.
sama besar jumlahnya, hal ini dikarenakan PP (persero) pada tahun 2015 dan tahun
sebelum dan sesudah perencanaan pajak 2016. Strategi perencanaan pajak yang kedua
sama- sama melakukan revaluasi yaitu pada ini menunjukkan bahwa apabila perusahaan
tahun 2015 berjumlah Rp34.474.936.641 dan tidak melakukan penilaian kembali lebih
tahun 2016 sebesar Rp4.179.950.511. Jumlah efisien menggunakan saldo menurun karena
keseluruhan beban pajak yang dibayarkan pajak yang dibayarkan lebih kecil
perusahaan sebelum perencanaan pajak tahun dibandingan dengan menggunakan metode
2015 Rp356.322.039.593 dan tahun 2016 penyusutan garis lurus. Hal ini terlihat pada
Rp430.082.487.017, sedangkan sesudah tabel di atas bahwa pada tahun 2015 beban
perencanaan pajak tahun 2015 pajak yang dibayarkan perusahaan apabila
Rp341.812.271.213 dan 2016 menggunakan saldo menurun sebesar
Rp380.222.421.649. Analisis sebelum dan Rp308.470.534.039 jauh lebih kecil dari pada
sesudah perencanaan pajak menunjukkan garis lurus sebesar Rp322.980.302.418,
selisih efisiensi di mana terlihat sesudah sedangkan tahun 2016 beban pajak yang
perencanaan pajak beban pajak yang dibayarkan perusahaan apabila menggunakan
dibayarkan perusahaan lebih kecil saldo menurun sebesar Rp381.852.025.653
dibandingkan dengan sebelum melakukan lebih kecil jika dibandingkan dengan garis
perencanaan pajak. lurus sebesar Rp428.843.585.728. Apabila
Strategi perencanaan pajak yang dibandingkan dengan sebelum perencanaan
kedua yaitu dengan menilai aset hanya pajak, beban pajak yang dibayarkan jauh
dengan metode cost model atau tanpa lebih kecil sesudah melakukan perencanaan
melakukan penilaian kembali terhadap aset pajak dengan cara tanpa revaluasi
tetap perusahaan, tujuannya untuk menggunakan metode penyusutan saldo
mengetahui apakah dengan cara ini dapat menurun, hal ini terlihat dari beban pajak
memberikan efisiensi lebih baik terhadap yang dibayarkan sebelum perencanaan pajak
beban pajak yang dibayarkan jika tahun 2015 Rp356.322.039.593 dan tahun
dibandingkan dengan kebijakan yang telah 2016 Rp430.082.487.017, sedangkan sesudah
Alamsyah, Penerapan Perencanaan Pajak melalui...
perencaan pajak tahun 2015 efisiensi beban pajak sebelum dan sesudah
Rp308.470.534.039 dan 2016 perencnaan pajak untuk tahun 2015 dan
Rp381.852.025.653. Berdasarkan uraian tahun 2016, dan disajikan di Tabel 10.
tersebut maka dapat ditentukan selisih