Keterangan:
Tax Plan = Perencanaan Pajak
PTE = Pre-Tax Income
CTE = Current portion of total tax expense
Insentif Pajak yang diukur dari usaha perencanaan pajak. Perhitungan tahun
2009 sampai 2011, tetap mengikuti perhitungan dari penelitian sebelumnya.
Digunakannya tarif presentase 30%, dikarenakan sebelum diberlakukannya
UU No. 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan, lapisan penghasilan kena
pajak tarif ini merupakan tarif yang paling besar proporsinya.
1.4. Hasil dan Pembahasan
1.4.1. Anailis Deskriptif
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dan website perusahaan sampel. Populasi dalam
penelitian ini adalah perusahaan yang masuk kedalam kelompok perusahaan
manufaktur.
Perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dan termasuk kedalam kelompok perusahaan manufaktur selama 3
tahun berturut-turut dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Berdasarkan
5
Prosiding Simposium Nasional Perpajakan 4
kriteria yang telah ditetapkan maka diperoleh 26 perusahaan selama 3 tahun, maka
jumlah pengamatan didalam penelitian ini berjumlah 78 pengamatan.
1.4.2. Analisis Regresi
Berdasarkan hipotesis yang disusun, terdapat tiga variabel bebas yang
mempengaruhi probabilitas perusahaan melakukan manajemen laba sebagai akibat
dari pajak tangguhan, ukuran perusahaan dan insentif pajak.
Tabel 1.
Hasil Analisis Regresi
Variabel Koefisien t-
statistik
Sig Keterangan
Konstanta 2,121
Beban Pajak
Tangguhan
0,876 3,231 0,026 Signifikan
Ukuran Perusahaan 0,732 0,231 0,763 Tidak
Signifikan
Perencanaan Pajak 0,413 1,021 0,089 Tidak
Signifikan
Adjusted R
2
= 0,327
F-hitung = 5,433
Sig = 0,021
Berdasarkan model yang telah ditentukan di atas, maka hasil analisis regresi
menghasilkan persamaan sebagai berikut:
EMit = + 1DTEit+ 2TAit+ 3Init + e
EMit = 2,121 + 0,876DTEit+ 0,732TAit+ 0,413Init
Dari hasil analisis regresi pada tabel 1 diperoleh nilai koefisien regresi variable
beban pajak tangguhan berpengaruh positif artinya setiap kenaikan beban pajak
tangguhan, maka probabilitas perusahaan melakukan manajemen laba akan
mengalami peningkatan.
Begitu pula variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif artinya setiap
kenaikan ukuran perusahaan atau semakin besar perusahaan, maka probabilitas
perusahaan melakukan manajemen laba akan mengalami kenaikan. Kemudian
berikutnya adalah perencanaan pajak memiliki pengaruh positif, semakin tinggi
perencanaan pajak maka semakin besar peluang perusahaan melalukan manajemen
laba.
a) Pengaruh Beban Pajak Tangguhan terhadap Manajemen Laba.
Manajemen laba (earnings management) adalah manipulasi laba yang
dilakukan pihak manajemen untuk mencapai tujuan tertentu. Manipulasi
tersebut dilakukan agar laba nampak sebagaimana yang diharapkan. Selain itu,
manipulasi juga dilakukan agar investor tetap tertarik dengan perusahaan
tersebut (Wedari, 2004). Menurut Schipper (1989) dalam Ujiyantho (2004),
mendefinisikan manajemen laba sebagai suatu intervensi dengan maksud
tertentu terhadap proses pelaporan keuangan eksternal dengan sengaja untuk
memperoleh beberapa keuntungan pribadi.
Beban pajak tangguhan timbul akibat perbedaan temporer antara laba
akuntansi dengan laba fiskal. Perbedaan antara laporan keuangan akuntansi dan
fiskal disebabkan dalam penyusunan laporan keuangan, standar akuntansi lebih
memberikan keleluasaan bagi manajemen dalam menentukan prinsip dan
asumsi akuntansi dibandingkan yang diperbolehkan menurut peraturan pajak.
Perbedaan temporer muncul dari komponen akrual dan arus kas operasi.
Karena adanya perbedaan temporer itulah beban pajak tangguhan berpengaruh
dalam usaha untuk mendeteksi pengaruh rekayasa akrual untuk meminimalkan
pajak dalam manajemen laba (Yuliati, 2004). Efek perubahan perbedaan
temporer yang terefleksi pada kenaikan atau penurunan aktiva dan kewajiban
6
Prosiding Simposium Nasional Perpajakan 4
pajak tangguhan harus diperlakukan sebagai beban pajak tangguhan (deffered
tax expenses) atau penghasilan pajak tangguhan (deffered tax income), dan
dilaporkan dalam laporan laba-rugi tahun berjalan bersamasama beban pajak
kini (current tax expenses), dengan penyajian secara terpisah (Riduwan, 2004).
b) Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba
Penelitian ini menggunakan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol.
Hasil analisis menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif
terhadap praktik perencanaan laba, artinya semakin besar ukuran perusahaan
semakin pula praktik manajemen laba yang dilakukan perusahaan.
Sebagian besar peneliti menggunakan ukuran perusahaan sebagai proksi
sensitifitas politis dan perilaku manajer dalam melaporkan kinerja keuangannya
(Pacecca 1995). Watt dan Zimmerman (1986) menyarankan untuk menggunakan
proksi ukuran perusahaan dalam kerangka political cost. Berdasarkan size
hypothesis yang dipaparkan oleh Watt dan Zimmerman (1986), berasumsi bahwa
perusahaan besar secara politis, lebih besar melakukan transfer political cost
dalam kerangka politic process, dibandingkan dengan perusahaan kecil. Lebih
lanjut beberapa peneliti berhasil membuktikan bah- wa political process memiliki
dampak pada pemilihan prosedur akuntansi oleh perusahaan yang berukuran
besar (Watt dan Zimmerman 1986).
Kencenderungan melaporkan laba positif diduga kuat sering dilakukan
oleh perusahaan-perusahaan berukuran sedang dan besar. Alasan yang
mendasari dugaan tersebut adalah karena (Kim et al. 2003)
(1) Mempertahankan kredibilitas mereka di dalam komunitas bisnis dan
tanggungjawab sosial, termasuk kredibilitas dalam penyajian informasi
keuangan;
(2) Kemampuan untuk menggunakan kecanggihan teknologi melalui
sistem informasi yang memadai;
(3) Dijadikan acuan oleh analis keuangan dalam melakukan analisa
pasar;
(4) Lebih banyak menghadapi tekanan agar kinerja mereka sesuai dengan
yang diharapkan oleh pasar dan para analis;
(5) Memiliki posisi tawar kepada eksternal auditor yang memeriksanya.
c) Pengaruh Perencanaan Pajak terhadap Manajemen Laba
Perencanaan Pajak merupakan langkah awal dalam manajemen pajak.
Manajemen pajak itu sendiri merupakan sarana untuk memenuhi kewajiban
perpajakan dengan benar, tetapi jumlah pajak yang dibayarkan dapat ditekan
seminimal mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan.
Langkah selanjutnya adalah pelaksanaan kewajiban perpajakan (tax
implementation) dan pengendalian pajak (tax control).
Pada tahap perencanaan pajak ini, dilakukan pengumpulan dan
penelitian terhadap peraturan perpajakan. Tujuannya adalah agar dapat dipilih
jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan. Pada umumnya,
penekanan perencanaan pajak (tax planning) adalah untuk meminimimalisasi
kewajiban pajak.
Untuk dapat meminimalisasi kewajiban pajak, dapat dilakukan berbagai
cara, baik yang masih memenuhi ketentuan perpajakan (lawful) maupun yang
melanggar peraturan perpajakan (unlawful), seperti tax avoidance dan tax
evasion. Perencanaan pajak umumnya selalu dimulai dengan meyakinkan
apakah suatu transaksi atau kejadian mempunyai dampak perpajakan. Apabila
kejadian tersebut mempunyai dampak pajak, apakah dampak tersebut dapat
diupayakan untuk dikecualikan atau dikurangi jumlah pajaknya. Selanjutnya,
apakah pembayaran pajak tersebut dapat ditunda. Salah satu perencanaan pajak
adalah dengan cara mengatur seberapa besar laba yang dilaporkan, sehingga
masuk dalam indikasi adanya praktik manajemen laba.
Strategi penghematan pajak yang dilakukan oleh perusahaan haruslah
bersifat legal untuk menghindari pengenaan sanksi-sanksi pajak di kemudian
hari. Penghematan pajak akan selalu menganut prinsip the least and latest
7
Prosiding Simposium Nasional Perpajakan 4
yakni membayar dalam jumlah seminimal mungkin dan pada saat terakhir yang
sah menurut ketentuan dan aturan perundang-undangan. Untuk menghemat
beban pajak dapat dilakukan dengan cara mengambil keuntungan dari pemilihan
lokasi perusahaan. Untuk daerah-daerah tertentu pemerintah memberikan
insentif pajak/fasilitas perpajakan seperti penyusutan dan amortisasi yang
dipercepat, kompensasi kerugian yang lebih lama dari seharusnya, penundaan
dan atau pembebasan pajak.
1.5. Kesimpulan
Penelitian ini menemukan bahwa memang terjadi manajemen laba dengan
tujuan menghindari pelaporan kerugian pada perusahaan-perusahaan yang
terdaftar di BEI tahun 2009 - 2011. Penemuan ini didasari uji statistik dan
histogram atas distribusi laba dan manajemen laba terbukti ada dengan
terpatahnya distribusi laba di sekitar titik nol (ambang batas pelaporan laba).
Namun penelitian ini tidak menemukan adanya manajemen laba dengan tujuan
menghindari pelaporan penurunan laba, bukti bahwa manajemen laba menghindari
penurunan laba tidak terjadi pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI
adalah berdasarkan perhitungan menggunakan tabel frekuensi didapat hasil jumlah
perusahaan yang melaporkan penurunan laba melebihi jumlah ekspektasinya.
Beban pajak tangguhan berpengaruh positif artinya setiap kenaikan beban
pajak tangguhan, maka probabilitas perusahaan melakukan manajemen laba akan
mengalami peningkatan. Perbedaan temporer muncul dari komponen akrual dan arus
kas operasi. Karena adanya perbedaan temporer itulah beban pajak tangguhan
berpengaruh dalam usaha untuk mendeteksi pengaruh rekayasa akrual untuk
meminimalkan pajak dalam manajemen laba.
Kencenderungan melaporkan laba positif diduga kuat sering dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan berukuran sedang dan besar, hal ini dilakukan dengan
berbagai alasan diantaranya adalah menjaga persaingan bisnis, meraih dana dari
investor dan lebih banyak menghadapi tekanan agar kinerja mereka sesuai dengan
yang diharapkan oleh pasar dan para analis.
Perencanaan pajak memiliki pengaruh positif, semakin tinggi perencanaan
pajak maka semakin besar peluang perusahaan melalukan manajemen laba.Salah
satu perencanaan pajak adalah dengan cara mengatur seberapa besar laba yang
dilaporkan, sehingga masuk dalam indikasi adanya praktik manajemen laba.
DAFTAR PUSTAKA
Burgstahler, David C., and Ilia D. Dichev, 1997. Earnings Management to Avoid
Earnings Decreases and Losses. Journal of Accounting and Economics, vol 24
(1997), pp. 99 126.
Dechow, P., S. Richardson, and I. Tuna, 2003. Why Are Earnings Kinky? An
Examination of the Earnings Management Explanation. Review of Accounting
Studies, vol 8 (2003), pp. 355 384.
Guenther, David. 1994. Earnings Management in Response to Corporate Tax Rate
Changes: Evidence from the 1986 Tax Reform Act. The Accounting Review.
1994: 230-243.
Hanlon, M. 2005. The Persistence and Pricing of Earnings, Accruals, and Cash Flow
When Firms Have Large Book-tax Differences. The Accounting Review 80
(March). pp 137-166.
Holland, D, and Alan Ramsay, 2003. Do Australian companies manage earnings to
meet simple earnings benchmarks?. Accounting and Finance, vol 43 (2003), pp.
41 - 62.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Pernyataan Strandar Akuntansi Keuangan, Salemba
Empat Jakarta.
John J. Wild, dkk. 2005. Financial Statement Analysis (analisis laporan keuangan).
penerbit Salemba Empat, edisi 8, buku satu.
8
Prosiding Simposium Nasional Perpajakan 4
Kim, Yangseon., Caixing Liu dan S. Ghon Rhee. 2003. The Effect of Size on Earnings
Management. Social Science Research Network Electronic Paper Collection.
(http://papers.ssrn.com)
Phillips, John., M. Pincus and S. Rego. 2003. Earnings Management: New Evidence
Based on Deferred Tax Expense. The Accounting Review, vol 78, pp.491 521.
Riduwan, Akhmad. 2004. Pengaruh Alokasi Pajak Antar Periode Berdasarkan PSAK
No. 46 Terhadap Koefisien Respon Laba Akuntansi. Simposium Nasional
Akuntansi. Surabaya: STIESIA.
Scholes, M.S., G.P. Wilson and M.A. Wolfson. 1992. Firms Responses to Anticipated
Reduction in Tax Rates: The Tax Reform Act of 1986. Journal of Accounting
Research. 1992: 161-185.
Ujiyantho, Muh Arief. 2004. Asimetri Informasi Dan Manajemen Laba: Suatu Tinjauan
Dalam Hubungan Keagenan. Simposium Nasional Akuntansi.
Watts, Ross L., and J L Zimmerman. 1986. Positive Accounting Theory. New Jersey:
Prentice-Hall, Inc.
Wedari, Linda Kusumaning. 2004. Analisis Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Dan
Keberadaan Komite Audit Terhadap Aktivitas Manajemen laba. Simposium
Nasional Akuntansi.
Yin, Jennifer, and Agnes Cheng. 2004. Earnings Management of Profit Firms and Loss
Firms in Response to Tax Rate Reductions. Review of Accounting and Finance
volume 3. 2004: 67 92
Yulianti. 2005. Kemampuan Beban Pajak Tangguhan Mendeteksi Manajemen Laba.
. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia.
Zain, Mohammad.. 2008. Manajemen Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.