Anda di halaman 1dari 41

PROPOSAL PENELITIAN

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK MELALUI METODE


PENYUSUTAN DAN REVALUASI ASET TETAP UNTUK
MENGHITUNG PPH BADAN PT. INDAH PERMAI

Diajukan sebagai tugas mata kuliah Perencanaan Perpajakan

Dosen Pengampu:

Ahmad Syifaudin, SE., M.Si.

Disusun oleh:

NURLISTI AZAHRA

120040018

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

CIREBON

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan merupakan badan usaha yang didirikan agar

mendapatkan keuntungan dari semua kegiatan usaha yang dilakukan

perusahan tersebut. Dalam kegiatan operasi tersebut, perusahaan

harus melakukan perencanaan. Umumnya perencanaan adalah proses

penentuan tujuan perusahaan dan kemudian menentukan strategi, tata

cara pelaksanaan program, dan operasi yang diperlukan untuk

mencapai tujuan perusahaan.

Tujuan utama yang seharusnya dicapai oleh manajemen

perusahaan adalah memberikan keuntungan yang maksimum untuk

jangka panjang (longterm return) kepada para pemodal atau

pemegang saham yang telah menginvestasikan kekayaan dan

mempercayakan pengelolanya kepada perusahaan. Keuntungan

tersebut harus diperoleh dengan mematuhi peraturan perundang-

undangan perpajakan, baik pajak daerah maupun pajak pusat. Sebagai

wajib pajak, setiap perusahaan harus mematuhi dan melaksanakan

kewajiban pajaknya sesuai dengan perundang-undangan perpajakan.

Pajak adalah salah satu sumber penerimaan negara yang

berasal dari sektor internal. Pajak digunakan sebagai pendanaan

negara termasuk pengeluaran untuk pembangunan. Pajak Menurut

Undang Undang No.28 tahun 2007: “Pajak adalah kontribusi wajib

kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Sedangkan pajak penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan

terhadap 9 Subjek Pajak atas penghasilan yang diterima atau

diperolehnya dalam suatu tahun pajak (Siti Resmi, 2012).

Pada umumnya penekanan perencanaan pajak (tax planning)

adalah untuk meminimumkan kewajiban pajak. Oleh sebab itu,

perusahaan harus cermat dalam menyusun perencanaan pajak (tax

planning). Untuk meminimumkan kewajiban pajak dapat dilakukan

dengan berbagai cara diantaranya: menghitung penyusutan aktiva

tetap perusahaan dengan metode tertentu, penilaian kembali

(revaluasi) aktiva tetap perusahaan, penetuan harga transfer (transfer

pricing) perusahaan. Pemilihan metode penyusutan pada aktiva tetap

yang telah diinvestasikan merupakan cara dari penghematan biaya

pajak atau meminimumkan kewajiban pajak.

Aktiva tetap atau aset tetap merupakan bagian investasi yang

cukup besar dalam jumlah keseluruhan aset. Aktiva tetap juga

merupakan salah satu faktor produksi yang digunakan oleh

perusahaan untuk menghasilkan baranga taupun jasa, sebagai

penggerak usaha. Semua perusahaan kecil, menengah, dan besar

sekalipun sangat membutuhkan aktiva tetap untuk menjalankan

kegiatan usahanya sehari-hari.


PT. Indah Permai merupakan sebuah perusahaan yang

berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Dalam kegiatan operasionalnya

PT. Indah Permai menggunakan beberapa aktiva diantaranya

bangunan, kendaraan dan peralatan-peralatan lainnya. Masalah yang

dihadapi perusahaan selain biaya untuk memperoleh dan

menggunakan aktiva, perusahaan juga harus mengeluarkan biaya

untuk pembayaran kewajiban pajak atas penggunakan aktiva tersebut.

PT. Indah Permai dapat meminimalisasi beban pajak dengan

berbagai cara, salah satunya dengan menggunakan metode

penyusutan aktiva yang tepat. Metode penyusutan aktiva tetap harus

ditentukan secara tepat, agar biaya penyusutan yang dibebankan dapat

mencerminkan kewajaran nilai aktiva tetap. Dalam menghitung

penyusutan aktiva tetap wajib pajak diperkenankan untuk memilih

metode penyusutan fiskal untuk aset tetap berwujud bukan bangunan,

yaitu menggunakan saldo menurun ganda atau metode garis lurus.

Sedangkan aset tetap berwujud bangunan, wajib pajak hanya dapat

menggunakan metode garis lurus.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana

perencanaan pajak melalui metode penyusutan aktiva tetap untuk

perhitungan penghematan PPh badan pada PT. Indah Permai?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini bertujuan untuk

menghitung dan menganalisis perencanaan pajak PT. Indah Permai

melalui metode penyusutan aktiva tetap untuk perhitungan

penghematan PPh badan PT. Darma Buana.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat secara teoritis,

diharapkan dapat menambah pengetahuan dan juga wawasan

mengenai perpajakan.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Teori

a) Teori Sinyal

Teori sinyal (signalling theory) pertama kali diperkenalkan

oleh Spence di dalam penelitiannya yang berjudul Job Market

Signaling. Spence (1973) mengemukakan bahwa isyarat atau signal

memberikan suatu sinyal, pihak pengirim (pemilik informasi)

berusaha memberikan potongan informasi yang relevan yang dapat

dimanfaatkan oleh pihak penerima. Pihak penerima kemudian akan

menyesuaikna perilakunya sesuai dengan pemahamannya terhadap

sinyal tersebut. Signalling theory juga dikemukakan oleh Ross (1977),

menyatakan bahwa pihak eksekutif perusahaan yang memiliki

informasi lebih baik mengenai perusahaannya akan terdorong untuk

menyampaikan informasi tersebut kepada calon investor agar harga

saham perusahaannya meningkat.

Signalling theory menjelaskan bahwa laporan keuangan yang

baik merupakan sinyal atau tanda bahwa perusahaan juga telah

beroperasi dengan baik. Manajer berkewajiban memberikan sinyal

mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik sebagai wujud dari

tanggung jawab atas pengelolaan perusahaan. Teori sinyal

menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk

memberikan informasi laporan keuangan kepada pihak eksternal.

Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena


terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena

perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan

prospek yang akan datang dari pada pihak luar (khususnya investor

dan kreditur).

b) Pajak

Berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 2007 Tentang

Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 Tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat (1), bahwa

pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-

Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan

digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat.

Menurut S.I Djajadiningrat (Resmi, 2011:1), pajak diartikan

sebagai suatu kewajiban rakyat untuk menyerahkan sebagian

kekayaannya ke kas negara, yang dapat dipaksakan berdasarkan

undang-undang, tanpa kontrapretasi secara langsung, untuk

memelihara kesejahteraan umum. Tujuan utama dari adanya pajak

lebih kepada untuk meningkatkan penerimaan negara bukan untuk

memberatkan warganya (James& Alley, 2004).

c) Perencanaan pajak

Perencanaan pajak menurut Erly Suandy (2017) adalah :

“Langkah awal dalam manajemen pajak. Pada tahap ini dilakukan

pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan agar dapat


diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan.

Pada umumnya penekanan perencanaan pajak (tax planning) adalah

untuk meminimumkan kewajiban pajak”. Motivasi yang mendasari

dilakukannya perencanaan pajak Erly Suandy (2017) yaitu :

1. Kebijakan Perpajakan

2. Undang – Undang Perpajakan

3. Administrasi Perpajakan

Jadi bisa dikatakan Tax planning atau perencanaan pajak

adalah upaya mengurangi atau meminimalkan beban pajak yang harus

dibayarkan kepada negara sehingga pajak yang dibayar tidak melebihi

jumlah yang sebenarnya. Salah satu praktik dalam manajemen

perpajakan ini dilakukan dengan tetap mematuhi perturan perpajakan

yang berlaku alias legal.

d) Aset tetap menurut perpajakan

Menurut PSAK No. 16 (Revisi 2011), aset tetap merupakan

aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau

penyediaan barang atau jasa untuk tujuan administrasi dan

diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode. Sedangkan

menurut aturan perpajakan, aset tetap disebut dengan istilah harta

berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun

sendiri dengan memenuhi kriteria yaitu:

1) Dimiliki dan digunakan dalam usaha untuk mendapat, menagih

dan memelihara penghasilan dengan memiliki masa manfaat

lebih dari satu tahun;


2) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal

perusahaan (Ritongga, 2017).

Semua jenis aset tetap memiliki umur manfaat yang

terbatas, kecuali tanah. Umur manfaat menurut PSAK No. 16

adalah suatu periode dimana aset diharapkan digunakan oleh

entitasdan jumlah produksi atas unit serupa yang diharapkan dari

aseet tersebut oleh entitas. Menurut aturan perpajakan maupun

akuntansi, nilai aset tidak dapat dibebankan sekaligus sebagai biaya.

Pembebanan aset tetap harus dilakukan dengan cara alokasi secara

bertahap melalui penyusutan. Aset tetap harus disajikan sebesar biaya

perolehannya dan dikurangi akumulasi penyusutannya kecuali tanah.

Ardyansah (2014) menyatakan bahwa aset tetap perusahaan

memungkinkan perusahaan untuk mengurangi pajak melalui

perencanaan pajak karena beban penyusutan aset secara langsung

akan mengurangi laba perusahaan yang menjadi dasar perhitungan

pajak. Revaluasi dapat disebut berhasil untuk efisiensi pajak jika

pengurangan pajak yang ditimbulkan oleh revaluasi aset tetap lebih

besar dari beban yang harus dikeluarkan perusahaan (Pahlepi dan

Wifasari, 2015).

e) Penyusutan aset tetap menurut perpajakan

Penyusutan aset adalah sebagian dari harga perolehan aset

tetap yang secara sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap

periode akuntansi. Menurut Baridwan (2013:305) penyusutan adalah

alokasi jumlah suatu aset yang dapat disusutkan sepanjang masa


manfaat yang diestimasi yang akan dibebankan ke pendapatan

baik secara langsung maupun tidak langsung. Penyusutan

bukannya suatu proses penilaian asst atau prosedur pengumpulan

dana untuk mengganti aset, tetapi metode untuk mengalokasikan

harga perolehan aset tetap keperiode-periode akuntansi.

Menurut ketentuan perpajakan aset tetap berwujud yang

mempunyai masa manfaatatau umur terbatas harus dikelompokkan

kedalam dua kategori yaitu aset tetap berupa bangunan dan aset tetap

non bangunan(Harnanto, 2013:6). Metode penyusutan yang

diperbolehkan dalam ketentuan perpajakan yaitu metode garus lurus

dan metode saldo menurun, pada dasarnya kedua metode ini memiliki

akumulasi penyusutan yang sama pada saat umur ekonomi habis

tetapi perbedaan utama terletak pada besarnya pembayaran beban

penyusutan pada tiap tahun (Rahmasari, 2017), sedangkan menurut

Suparman (2014) dan Sunyatama dan Ngumar (2017) menyatakan

metode penyusutan yang sesuai dengan SAK maupun UU

perpajakan adalah metode garis lurus.

f) PPh Badan

Sesuai Pasal 1 UU PPh No. 7 Tahun 1983, pengertian Pajak

Penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap orang pribadi atau

perseorangan dan badan berkenaan dengan penghasilan yang diterima

atau diperolehnya selama satu tahun pajak.

Dengan demikian, pengertian Pajak Penghasilan Badan adalah

pajak penghasilan yang dikenakan terhadap penghasilan yang


diterima atau diperoleh Wajib Pajak Badan. Sementara itu, PPh Badan

ini terbagi menjadi dua berdasarkan sifatnya, yakni:

1) PPh Badan Final

Pajak Penghasilan atau PPh Final adalah pajak penghasilan yang

dikenakan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh WP Badan

berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 tahun 2018 tentang

Pajak Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib

Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto tertentu.

2) PPh Badan Tidak Final

Pajak Penghasilan atau PPh Tidak Final adalah pajak penghasilan

yang dikenakan atas penghasilan yang diterima oleh WP Badan

berdasarkan Pasal 17 dan Pasal 31E Undang-Undang Nomor 36

Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

B. Variabel

a) Perencanaan pajak

Perencanaan pajak menurut Erly Suandy (2017) adalah :

“Langkah awal dalam manajemen pajak. Pada tahap ini dilakukan

pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan agar dapat

diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan.

Pada umumnya penekanan perencanaan pajak (tax planning) adalah

untuk meminimumkan kewajiban pajak”.

Motivasi yang mendasari dilakukannya perencanaan pajak Erly

Suandy (2017) yaitu :


1) Kebijakan Perpajakan

2) Undang – Undang Perpajakan

3) Administrasi Perpajakan

Jadi bisa dikatakan Tax planning atau perencanaan pajak

adalah upaya mengurangi atau meminimalkan beban pajak yang harus

dibayarkan kepada negara sehingga pajak yang dibayar tidak melebihi

jumlah yang sebenarnya. Salah satu praktik dalam manajemen

perpajakan ini dilakukan dengan tetap mematuhi perturan perpajakan

yang berlaku alias legal.

b) Penyusutan aset tetap

Penyusutan aset adalah sebagian dari harga perolehan aset

tetap yang secara sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap

periode akuntansi. Menurut Baridwan (2013:305) penyusutan adalah

alokasi jumlah suatu aset yang dapat disusutkan sepanjang masa

manfaat yang diestimasi yang akan dibebankan ke pendapatan

baik secara langsung maupun tidak langsung. Penyusutan

bukannya suatu proses penilaian asst atau prosedur pengumpulan

dana untuk mengganti aset, tetapi metode untuk mengalokasikan

harga perolehan aset tetap keperiode-periode akuntansi.

Menurut ketentuan perpajakan aset tetap berwujud yang

mempunyai masa manfaatatau umur terbatas harus dikelompokkan

kedalam dua kategori yaitu aset tetap berupa bangunan dan aset tetap

non bangunan (Harnanto, 2013:6). Metode penyusutan yang

diperbolehkan dalam ketentuan perpajakan yaitu metode garus lurus


dan metode saldo menurun, pada dasarnya kedua metode ini memiliki

akumulasi penyusutan yang sama pada saat umur ekonomi habis

tetapi perbedaan utama terletak pada besarnya pembayaran beban

penyusutan pada tiap tahun (Rahmasari, 2017), sedangkan menurut

Suparman (2014) dan Sunyatama dan Ngumar (2017) menyatakan

metode penyusutan yang sesuai dengan SAK maupun UU

perpajakan adalah metode garis lurus.

c) Revaluasi aset tetap

Revaluasi atau penilaian kembali aset tetap adalah kegiatan

perhitungan kembali nilai aset tetap sesuai harga pasar yang berlaku

pada saat penilaian dilakukan. Organisasi yang dapat melakukan

penilaian kembali aset tetap adalah wajib pajak badan dalam negeri

dan bentuk usaha tetap. Sedangkan jenis aset tetap yang dapat

dilakukan revaluasi adalah seluruh aset tetap berwujud termasuk tanah

yang berstatus hak milik atau hak guna bangunan dan tidak termasuk

tanah, yang terletak di Indonesia untuk mendapatkan, menagih dan

memelihara penghasilan (Mardiasmo, 2016:194).

Perusahaan melakukan revaluasi aset tetap karena adanya

ketidaksesuaian yang cukup material antara unsur biaya dengan

penghasilan yang terjadi akibat dari perkembangan atau fluktuasi

harga barang maupun fluktuasi nilai tukar mata uang, sehingga

tindakan revaluasi dilakukan agar perusahaan dapat melakukan

perhitungan biaya dan penghasilan yang lebih wajar dan

mencerminkan kemampuan serta nilai perusahaan yang


sesungguhnya. Revaluasi aset tetap dapat dipandang sebagai suatu

fasilitas pajak karena memperkenankan perusahaan untuk mengakui

depresiasi aset tetap sebagai pengurang penghasilan atau biaya

berdasarkan nilai wajar aktiva setelah revaluasi yang biasanya lebih

besar dibandingkan dengan nilai buku sebelum revaluasi, dengan

begitu perusahaan memperoleh manfaat berupa penghematan pajak

(Harnanto, 2013:155). Revaluasi dapat disebut berhasil untuk

efisiensi pajak jika pengurangan pajak yang ditimbulkan oleh

revaluasi aset tetap lebih besar dari bebanyang harus dikeluarkan

perusahaan (Pahlepi dan Wifasari, 2015).

d) PPh Badan

Sesuai Pasal 1 UU PPh No. 7 Tahun 1983, pengertian Pajak

Penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap orang pribadi atau

perseorangan dan badan berkenaan dengan penghasilan yang diterima

atau diperolehnya selama satu tahun pajak.

Dengan demikian, pengertian Pajak Penghasilan Badan adalah

pajak penghasilan yang dikenakan terhadap penghasilan yang

diterima atau diperoleh Wajib Pajak Badan. Sementara itu, PPh Badan

ini terbagi menjadi dua berdasarkan sifatnya, yakni :

1) PPh Badan Final

Pajak Penghasilan atau PPh Final adalah pajak penghasilan yang

dikenakan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh WP Badan

berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 tahun 2018 tentang


Pajak Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib

Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto tertentu.

2) PPh Badan Tidak Final

Pajak Penghasilan atau PPh Tidak Final adalah pajak penghasilan

yang dikenakan atas penghasilan yang diterima oleh WP Badan

berdasarkan Pasal 17 dan Pasal 31E Undang-Undang Nomor 36

Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

C. Penelitian Terdahulu

Tabel 3.1 Penelitian terdahulu

No Nama Peneliti Jenis variabel Kesimpulan

dan tahun

1  Juhli Edi Penerapan Perusahaan Ace

Simanjuntak perencanaan pajak, Hardware Tbk

 Shelly, Efesiensi pembayaran Indonesia telah

Dkk. pajak. melaksanakan

(2022) perencanaan pajak

dengan menerapkan

metode penyusutan

garis lurus dalam

memperoleh beban

penyusutan aset tetap.


2  Igasia Penerapan erencanaan Penerapan

Bunga A pajak, Revaluasi aset perencanaan pajak

 Yohanes tetap melalui revaluasi aset

Demu tetap pada PT.

(2021) Destinasi Tirta

Nusantara Tbk

berdampak pada

membesarnya beban

pajak yang harus

dibayar akibat pph

final wajib pajak

beban atas revaluasi

aset tetap.

3 Dessy Penerapan PT. Aksha Wira

Herlisnawati perencanaan pajak, Internasional Tbk.

(2013) Efesiensi beban pajak Telah menerapkan

penghasilan. perencanaan pajak

dari segi aspek formal

sesui dengan undag-

undang pajak

penghasilan No. 36

Tahun 2008 Pasal 25

yaitu dengan

melakukan
pembukuan,terdaftar

sebagai wajib pajak

dan melakukan

pembayaran tepat

waktu. Dari aspek

material, perusahaan

telah melakukan

perencanaan, tetapi

belum optimal.

4 Agus rahman Penerapan PT. Pembangunan

Almsyah perencanaan pajak, Perumahan (Persero)

(2019) Metode penyusutan Tbk, telah melakukan

dan revaluasi aset revaluasi aset tetap

tetap. sesuai dengan

peraturan mentri

keuangan republik

indonesia dengan

nomor

191/PMK.010./2015

tentang penilaian

kembali aktiva tetap.

Aset tetap dinilai

menggunakan cost

model dan revaluation


model serta metode

penyusutan yang

digunakan adalah

garis lurus pada

seluruh aset tetap.

5 Bella Cucu Penerapan Apabila tunjangan

Putri Andani perencanaan diberikan dalam

(2015) pajak,Pajak bentuk natura, maka

pengahsilan PT. Wahana Semesta

Banten tidak bisa

memasuk kan nya

sebagai unsur biaya

oprasi.namun saat

tunjangan tersebut

dimasukan dalam

bentuk uang, maka

biaya tersebut dapat

dimasukan kedalam

biaya operasi.

6  Hanifah Penerapan Perusahaan dapat

 Indra perencanaan pajak, menghemat beban

Wijaya Pajak penghasilan PPh Badan terutang

(2019) badan sebesar Rp

20.048.500,00tahun
2015 dan Rp

33.763.233,00tahun

2016 setelah

menerapkan

perencanaan pajak.

7  Sumardi Penerapan Penerapan kebijakan

Adiman perencanaan pajak, perencanaan pajak

 Miftha Pajak penghasilan pada PT. Abdaya

Rizkina badan Gasindo bertujuan

(2020) untuk mengolah

kewajiban perpajakan

secara lengkap dan

benar. Adapun hasil

dari perhitungan

sebelum dan setelah

perencanaan pajak

terlihat jumlah pajak

penghasilan yang

terutang sangat

berbeda seblum dan

setelah dilakukan nya

perencanaan pajak.
8  Rosana Penerapan PT. Panca Global

Purba perencanaan pajak, Securities Tbk. telah

 Renika Pajak penghasilan berupaya melakukan

Hasibuan kebijakan

(2018) perencanaan pajak

(tax planning) untuk

menyesuaiakan

pendapatan dan beban

sehingga dapat

meminimalkan beban

pajak penghasilan

yang harus dibayar.

Adapun cara

penerapan

perencanaan pajak

(tax planning) pada

PT. Panca Global

Securities Tbk.

dengan cara

menganalisis

informasi yang ada,

membuat suatu model

atau lebih rencana

kemungkinan besar
pajak,

mengevaluasikan

pelaksanaan rencana

pajak, mencari

kelemahan dan

kemudian

memperbaiki kembali

rencana pajak.

9 Yolanda C. Perencanaan pajak, Revaluasi aktiva tetap

Katuuk Revaluasi aktiva tetap secara umum akan

(2013) menghasilkan

kenaikan nilai pasar

wajar yang merupakan

nilai aktiva pada tahun

berjalan dan biaya

diamortisasi aktiva.

Kenaikan biaya

amortisasi akan

menurunkan laba

usaha yang

berdampak pada

pengurangan beban

PPh badan. Pada

aktiva tanah, tidak


dapat menghemat

pajak karena aktiva

tanah tidak dapat

diamortisasi,

sedangkan untuk

aktiva berwujud

lainnya dapat

menghemat pajak

karena pada aktiva

tersebut dapat

diamortisasikan.

10 Pandapotan Penerapan Kesimpulan penelitian

Ritonga perencanaan pajak, ini dengan

(2017) Beban pajak dilakukannya

penghasilan penyusutan dan

revaluasi asset tetap

perusahaan maka

PT.Taspen (Persero)

Cabang Utama Medan

dapat menghemat atau

meminimalkan beban

pajak yang harus

dibayar oleh

perusahaan.
11  Anatasya Penerapan PT. Pegadaian Cabang

Ratulola perencanaan pajak, Molinow UPC

 Jenny Pajak terutang Inobonto sudah

Morasa, melakukan

Dkk. perencanaan pajak

(2022) tetapi belum

maksimal dan efisien

terhadap pajak

terutang dari

perusahaan tersebut.

12  Facrul roji Penerapan Perencanaan pajak

 Della perencanaan pajak, telah di capai oleh PT.

Anggraeni Pajak penghasilan. Kawasan Industri

(2020) medan (persero)

dengan efisien dan

dapat dilihat dari

biaya-biaya yang

dikeluarkan oleh

perusahaan dalam

mendapatkan,

menagih dan

memelihara

penghasilan dapat

dapat dikurangkan
terhadap penghasilan

bruto dalam

menghitung pajak

penghasilan badan

yang ditelah di tax

plningkan pajak

penghasilan badan

nya, sehingga jumlah

pajak yang harus

dibayar perusahaan

pada akhir tahun pajak

dapat diefisiensikan.

13  Wanda Tri Perencanaan pajak, PT. Indocement

A Efesiensi beban pajak Tunggal Prakarsa Tbk

 Ketut penghasilan telah memenuhi

Sunarta, kewajiban dan resmi

Dkk. menjadi pengusaha

(2019) kena pajak. Tingkat

efisiensi beban pajak

penghasilannya

berdampak positif dari

tahun 2016-2018.

14  AsriAdy Perencanaan Pajak Kesimpulan penelitian

Bakrie Penghasilan, Pph ini adalah PT


 Musalam Badan, Upaya Manrepo Tambang

Salim mengefesiensi beban Rempoa terlebih

(2022) pajak dahulu menganalisis

biaya-biaya yang telah

dikeluarkan dan

memperlakukan biaya

tersebut sesuai dengan

peraturan perpajakan

yang berlaku karena

pada dasarnya PT

Manrepo Tambang

Rempoa belum

melakukan

perencanaan pajak

untuk mengefesiensi

jumlah pajak

penghasilan badan

terutang secara

optimal.

15  Muhammad Penerapan Perencanaan pajak

Helmi Perencanaan dengan menggunakan

Raditya PajakPenghasilan, Pph Badan dan Pph

 Zulfahmi, Pph Badan dan Final yang dilakukan

Dkk. Final,Upaya PT Lippo Karawaci


(2021) Mengefesiensi Beban Tbk sudah sesuai

Pajak dengan UU Pepajakan

yang berlaku.

Perbandingan

Perhitungan pajak PT

Lippo Karawaci Tbk

terhadap Pph Badan

dan Pph Final yang

dibayarkan sesudah

penerapan pajak sudah

terbukti dilihat dari

tahun ke tahun.

16  Andi Penerapan Penerapan

Rustam Perencanaan Pph perencanaan pajak

 Mira, Badan,Meminimalkan yang dilakukan PT

Dkk. Pembayaran Pajak Bumi Sarana Beton

(2019) untuk meminimalkan

beban pajak

penghasilan badan,

perusahaan memiliki

kebijakan-kebijakan

akuntansi yang

dijadikan acuan.
17  Ayu Tax Planning, Dalam memenuhi

Ernawati Upaya Penghematan kewajibannya PT

 Moch. Pajak Penghasilan Sang Hyang Seri

Dzulkirom, (Pph) Badan (Persero) Kantor

Dkk. Regional III Malang

(2015) sebagai wajib pajak

badan masih belum

cukup optimal, karena

masih terdapat

beberapa komponen

yang seharusnya dapat

dimanfaatkan untuk

menghemat pajak

belum digunakan

sepenuh- nya oleh

perusahaan.

18  Zefri Perencanaan Pajak Perencanaan pajak

Septianus (Tax Planning), (tax planning) dapat

 Fany Meminimalkan dilakukan guna

Kaban, Pembayaran Pajak menekan pembayaran

Dkk. Penghasilan (Pph) pajak penghasilan

(2021) Badan (Pph) Badan pada PT

Karimun Aromatics

Medan tanpa harus


melanggar ketentuan

perpajakan yang

berlaku. Ini diketahui

dari pemilihan metode

saldo menurun yang

dilakukan oleh

perusahaan ini.

19 R Taufik Sistem Perencanaan Perhitungan Pajak

Hidayat, SE, Pajak Tarif, Pajak badan untuk tahun

.MMSi. Penghasilan (Pph) pajak 2018 PT AGP

(2022) Badan menggunakan tarif

non insentif pajak

yaitu Pasal 17

menurut Undang -

Undang Nomor 36

Tahun 2008 maka

Pajak Penghasilan

badan terutangnya

0,00- atau nihil

sehingga PT.AGP

tidak membayar Pajak

Penghasilan Badan di

tahun 2018 karena

Penghasilan Kena
Pajak PT AGP adalah

rugi sebesar

(102.607.182, 00-)

nilai kerugian tersebut

dapat

dikompensasikan ke

tahun pajak

berikutnya sehingga

menggunakan tarif

non insentif pajak

(Pasal 17). Di Tahun

2019 Penghasilan

badan terutangnya

juga masih nihil atau

0,00 atau tidak

membayar Pajak

20  Assifa Strategi Perencanaan PT EPM belum

Diartasya Pajak (Tax Planning), melakukan

 Arie Efesiensi Pph Badan perencanaan pajak

Ardhita, (tax planning)

Dkk. penghasilan terutang

(2021) badan. Strategi yang

dilakukan PT EPM

adalah memberikan
tunjangan penyediaan

makan dan minum

Bersama seluruh

karyawan dengan cara

mengeluarkan biaya

makan dan minum

pada gaji,

memberikan biaya

untuk Pendidikan dan

pengembangan SDM.

Dan memberikan

tunjangan PPh 21 atas

karyawan.

21  Blandina Perencanaan Pajak Penerapan

Sefrida Perhitungan, Pajak perencanaan pajak

Kenju Penghasilan Badan pada PT Sinar Cipta

 Inggriani Persada Sejati, telah

Elim, didukung oleh system

Dkk. administrasi yang

(2019) tertib, rapi dan teratur

sehingga dapat

berjalan lancer sesuai

dengan rencana untuk

meminimalisir
perhitungan pajak

penghasilan badan

guna mendukung

strategi perusahaan

secara keseluruhan

dalam rangka

meningkatkan kinerja.

22 Laorens Tax Planning, CV. Andi Offset

Silitonga Pajak Penghasilan cabang Manado belum

(2013) Badan menerapkan Tax

Planning dengan

peraturan perpajakan

yang berlaku hal ini

disebabkan karena

belum memiliki

karyawan khusus

untuk menangani

pajak.

23  Nuhri Perencanaan Pajak Penerapan

Khairani Pajak Penghasilan perencanaan pajak

 Alistraja Pasal 21, Upaya melalui pemberian

Dison Penghematan Beban tunjangan pajak

Silalahi Pajak Penghasilan, kepada karyawan

(2022) Pph Badan dapat berpengaruh


terhadap penurunan

beban pajak

penghasilan

perusahaan karena

menjadi biaya

pengurang

pengeluaran

perusahaan. Dengan

penerapan Gross Up

Method dampak yang

dihasilkan oleh

perusahaan yaitu

meningkatnya laba

bersih perusahaan.

24  Ikbal M Perencanaan pajak, Perusahaan belum

Aris PPh Badan memaksimalkan

 Sri penerapan tax

handayani planning sehingga

(2020) ditemukan akun

biaya-biaya dan

pendapatan yang

dikoreksi fiskal.

25  Vyakana N Perencanaan pajak, PT.Chidehafu dapat

Pajak penghasilan meningkatkan


 I kadek optimalisasi

sumadi pembayaran pajak

(2014) penghasilannyadengan

mengganti kebijakan

perusahaan mengenai

pembayaran pajak

penghasilan

karyawannya dengan

gross up method,

memberi tunjangan

transportasi kepada

karyawan dalam

posisi tertentu, dan

memperhatikan

peraturan perpajakan

mengenai biaya yang

tidak dapat

dikurangkan dari

Penghasilan Kena

Pajak perusahaan.

26 Dosen FE Penerapan Kebijakan revaluasi

UMSU Perencanaan pajak asset tetap yang

(2017) metode penyusutan dilakukan oleh

PT.TASPEN
dan revaluasi asset (PERSERO)

tetap, beban pajak berdampak pada

meningkatnya nilai

buku asset tetap dam

berdampak pada

membesarnya beban

pajak yang harus

dibayar perusahaan.

27  Dwi Penerapan Perusahaan

Firmansyah Perencanaan pajak, menggunakan metode

 Nurwati penyusutan asset penyusutan garis lurus

(2020) tetap, pajak badan untuk menghitung

biaya penyusutan atas

asset tetap.

28  Ivan Perencanaan pajak, PT Suryamas

Maulana beban pajak Dutamakmur Tbk

Said penghasilan badan tingkat efisiensi beban

 Arief Tri pajak penghasilan

Hardiyanto, mengalami

dkk. peningkatan dari

(2019) tahun 2012 sampai

dengan tahun 2014

dan di tahun 2015 PT

Suryamas
Dutamakmur Tbk

mengalami penurunan

29  Mitha Penerapan penerapan

Ramdhani, Perencanaan Pajak perencanaan pajak

 Muhammad Melalui Metode melalui metode

Arief, dkk. Penyusutan dan penyusutan dapat

(2022) Revaluasi Aset tetap, menghemat

Pajak Penghasilan pembayaran pajak

Badan penghasilan badan

pada PT Chitra

Kalpika Mas. 2.

30  Rifaldi Penerapan PT Elsadai Servo

Josua Muaja Perencanaan Pajak, Cons tidak

 Jullie wajib pajak badan menerapkan

Sondakh, perencanaan pajak dan

dkk. Penerapan

(2015) perencanaan pajak

dapat

mengefisiensikan

pembayaran pajak

penghasilan

31 Aditya Saputra Perencanaan Pajak PT DCM dapat

(2020) (Tax Planning), menggunakan strategi

Penghematan Beban penghematan pajak


Pajak Penghasilan untuk dapat

Badan menghemat beban

pajaknya sehingga

pajak yang dibayarkan

dapat berkurang.

Strategi penghematan

pajak tersebut sudah

sesuai dengan

peraturan perpajakan

yang berlaku.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.

Menurut Sekaran dan Bougie (2013), penelitian deskriptif bertujuan

untuk mengetahui, mengerti, dan menggambarkan karakteristik dari

manusia, kejadian, atau situasi yang menjadi fokus penelitian. Selain

itu, penelitian deskriptif dapat membantu untuk berpikir secara

sistematis mengenai aspek-aspek dalam situasi tertentu, memberikan

ide untuk penyelidikan lebih lanjut, dan membantu menyederhanakan

keputusan tertentu. Pada penelitian ini, tidak melakukan pengujian

hipotesis, atau menjelaskan hubungan.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

kuantitatif. Penelitian kuantitatif menurut Uma Sekaran (2017:76)

adalah metode ilmiah yang datanya berbentuk angka atau bilangan

yang dapat diolah dan di analisis dengan menggunakan perhitungan

matematika atau statistika.

Menurut Sekaran dan Bogie (2017:130) data dapat diperoleh

dari sumber primer atau sekunder. Data primer (primary data)

mengacu pada informasi yang diperoleh langsung (dari tangan

pertama oleh peneliti terkait dengan variabel ketertarikan untuk tujuan

tertentu dari studi. Beberapa contoh sumber data primer adalah

responden individu, kelompok fokus, dan panel yang secara khusus

ditentukan oleh peneliti dan dimana pendapat mereka terkait


persoalan tertentu dapat dicari dari waktu kewaktu, atau sumber yang

tidak begitu jelas seperti majalah atau buku-buku lama. Sumber data

yang digunakan di dalam penelitian ini adalah data primer. Data

tersebut diperoleh dari laporan keuangan PT. Indah Permai.

B. Populasi dan Sampel

a) Populasi

Menurut Sekaran dan Bougie (2013:240) populasi merupakan

keseluruhan kelompok orang, kejadian, dan hal yang menarik

perhatian untuk diteliti.

Populasi yang dipilih penulis dalam penelitian ini adalah

laporan keuangan PT. Indah permai.

b) Sampel

Sekaran dan Bougie (2013:241) menjelaskan bahwa sampel

adalah bagian dari populasi, terdiri dari beberapa elemen yang terpilih

dari suatu populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu:

1) Laporan keuangan diterbitkan secara konsisten.

2) Perusahaan yang disebutkan tersebut menyajikan laporan

keuangan dengan mata uang rupiah.

3) Perusahaan memiliki data yang diperlukan untuk variabel

penelitian ini.
C. Gambar dan Penjelasan tentang Langkah/Metode Penelitian

PT. Indah Permai

Perencanaan Pajak

Penyusutan Aktiva tetap

Revaluasi Aktiva Tetap

Analisis

Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Almsyah, A. R. (2019). Penerapan perencanaan pajak melalui metode

penyusutan. Jurnal ekonomi akuntansi.

Anatasya Latulola, J. M. (2022). Penerapan perencanaan pajak dalam

efisiensi pembayaran pajak. Jurnal akuntansi.

andani, B. C. (2015). Analisis perencanaan pajak. Jurnal ekonmi.

Facrul Rozi, D. A. (2020). nalisis penerapan pajak penghasilan badan. Jurnal

ekonomi akuntansi.

Herlisnawati, D. (2013). Perencanaan pajak dalam upaya meningkatkan

efesiensi beban pajak penghasilan. Jurnal akuntansi.

Igasia Bunga Andrada, Y. D. (2021). Analisis perencanaan pajak. Jurnal

ekonomi.

Juhli Edi Simanjuntak, S. (2022). Analisis perencanaan pajak melalui metode

penyusutan aset tetap. Jurnal Akuntansi.

katuk, Y. C. (2013). Analisis perencanaan pajak aset tetap. Jurnal ekonomi

akuntansi.

Ningrum, C. P. (2021). Penerapan pajak melalui metode penyusutan aktiva

tetap untuk menghitung pph badan. Jurnal akuntansi, 13-32.

Ritonga, p. (2017). perencanaan pajak melalui metode penyusutan. Jurnal

akuntansi.

Rosanna Purba, R. H. (2018). Analisis perencanaan pajak pada pembayaran

pajak penghasilan . Jurnal akuntansi.

Sumardi Adiman, M. R. (2020). Tax planning untuk efisiensi pajak

penghasilan badan. jurnal akuntansi .


Wanda Tri A, K. S. (2019). Penerapan perencanaan pajak terhadap efesiensi

beban pajak penghasilan. Jurnal akuntansi.

Anda mungkin juga menyukai