Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISA PENERAPAN METODE GROSS UP ATAS PERHITUNGAN


PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA KANTOR JASA AKUNTAN
DI INDONESIA

Diajukan sebagai tugas mata kuliah Perencanaan Perpajakan

Dosen Pengampu:

Ahmad Syifaudin, SE., M.Si.

Disusun oleh:

DESI SURYANI
120040012

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG
Sebagai pemeran penting dalam menggerakkan roda pembangunan, Pemerintah Indonesia
membutuhkan dana yang tidak sedikit. Pajak merupakan penyumbang terbesar penerimaan
Negara, dibanding dengan penerimaan bukan pajak dan hibah (Zulfiara & Ismanto, 2019).
Pihak Pemerintah mengusahakan peningkatan penerimaan pajak dari tahun ke tahun, sebab
pajak merupakan tulang punggung dalam pembiayaan keuangan

Di dalam dunia perpajakan sendiri Pajak merupakan penerimaan pemerintah dari masyarakat
atau warga negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran negara baik dalam
pengeluaran rutin maupun pengeluaran untuk pembangunan. Dan sebaliknya bagi wajib
pajak, pajak merupakan pengeluaran atau biaya yang dapat mengurangi pendapatan maupun
laba wajib pajak,. Perbedaan kepentingan ini menyebabkan wajib pajak akan cenderung
untuk mengurangi jumlah pajak yang akan dibayarkan kepada negara

Ada hal yang menjadi pertimbangan dalam menghitung pajak penghasilan, antara lain
kebijakan atau peraturan perundang-undangan yang terkait (Rustam et al., 2019). Oleh sebab
itu, dampak pajak juga berbeda-beda, sehingga beban yang ditanggung perusahaan juga
menjadi berbeda. PPh 21 adalah pajak terutang pegawai atas pendapatan yang diterima
selama mereka bekerja, tetapi Perusahaan tidak memiliki kewajiban atas PPh 21. Ada 3 jenis
metode dalam perhitungan PPh Pasal 21, yaitu metode gross, net dan gross up. Net Method
adalah metode perhitungan PPh Pasal 21 dimana pemberi penghasilan yang menanggung
pajaknya. Sebaliknya, Gross Method merupakan pajak yang ditanggung oleh penerima
penghasilan. Berbeda dengan metode Gross Up, merupakan metode di mana perusahaan
memberikan keringanan pajak setara dengan PPh Pasal 21, yang dipotong dari gaji karyawan
(Setiawan & Mildawati, 2018).

Obyek penelitian ini adalah karyawan Kantor jasa akuntan yang terletak surabaya,indonesia.
Perusahaan ini, memotong PPh pasal 21 memakai metode gross up, di mana karyawan yang
menanggung sendiri beban PPh pasal 21 dan menerima gaji take home pay setelah dikurangi
PPh pasal 21 setiap bulannya. Dari hasil penelitian diharapkan akan memberikan gambaran
yang lebih baik metode manakah yang lebih baik untuk menghemat pajak penghasilan
badannya.
2.RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian diatas
adalah:

(1) Bagaimana dampak penerapan metode Gross up atas perhitungan PPh Pasal 21 pada
Kantor jasa akuntan ?

(2) Apakah penerapan metode Gross up dapat digunakan sebagai alternatif efisiensi pajak
pada kantor jasa akuntan?

3.TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan menganalisis perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dengan metode
(gross up) sebagai upaya perencanaan pajak penghasilan badan pada salah satu Kantor Jasa
Akuntan Di Indonesia.

4.MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

1. mengetahui dampak penerapan metode Gross up atas perhitungan PPh Pasal 21 pada
Kantor jasa akuntan.
2. penerapan metode Gross up dapat digunakan sebagai alternatif efisiensi pajak pada
kantor jasa akuntan.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1. Teori

1.1. Teori Sinyal

Teori sinyal (signalling theory) pertama kali diperkenalkan oleh Spence di dalam
penelitiannya yang berjudul Job Market Signaling. Spence (1973) mengemukakan bahwa
isyarat atau signal memberikan suatu sinyal, pihak pengirim (pemilik informasi) berusaha
memberikan potongan informasi yang relevan yang dapat dimanfaatkan oleh pihak penerima.
Pihak penerima kemudian akan menyesuaikna perilakunya sesuai dengan pemahamannya
terhadap sinyal tersebut. Signalling theory juga dikemukakan oleh Ross (1977), menyatakan
bahwa pihak eksekutif perusahaan yang memiliki informasi lebih baik mengenai
perusahaannya akan terdorong untuk menyampaikan informasi tersebut kepada calon investor
agar harga saham perusahaannya meningkat. Signalling theory menjelaskan bahwa laporan
keuangan yang baik merupakan sinyal atau tanda bahwa perusahaan juga telah beroperasi
dengan baik. Manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada
pemilik sebagai wujud dari tanggung jawab atas pengelolaan perusahaan. Teori sinyal
menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi
laporan keuangan kepada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi
adalah karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena
perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang
dari pada pihak luar (khususnya investor dan kreditur).

1.2. Pajak

Berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas


Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
Pasal 1 ayat (1), bahwa pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat. 6 Menurut S.I Djajadiningrat (dalam Resmi, 2011:1), pajak
diartikan sebagai suatu kewajiban rakyat untuk menyerahkan sebagian kekayaannya ke kas
negara, yang dapat dipaksakan berdasarkan undang-undang, tanpa kontrapretasi secara
langsung, untuk memelihara kesejahteraan umum. Tujuan utama dari adanya pajak lebih
kepada untuk meningkatkan penerimaan negara bukan untuk memberatkan warganya
(James& Alley, 2004).

PENELITIAN TERDAHULU

Pajak melayani beberapa tujuan secara umum, antara lain: fungsi anggaran,
pengalokasian, berguna dalam pemasaran, serta pengaturan (Abdullah et al., 2020). Pajak
merupakan sumber penerimaan Negara yang utama, dan menjadi pengurang dari laba bersih
perusahaan maupun penghasilan wajib pajak orang pribadi (Mantu & Sholeh, 2020).
Perencanaan pajak adalah pemberian penghasilan kepada karyawan dengan beberapa metode
terkait PPh pasal 21 (Wijaya & Nainggolan, 2022). Metode ini merupakan langkah awal
dalam manajemen pajak, di mana pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian
terhadap peraturan perpajakan, agar dapat diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang
akan dilakukan, mengestimasi jumlah pajak yang akan dibayar agar wajib pajak dapat
membayar utang pajaknya secara efektif dan efisien (Pohan, 2015). Dalam menerapkan
perencanaan pajak, perlu memberhatikan segi pajak dan segi akuntansinya (Sulastri & Sarsiti,
2021). Perencanaan pajak berpengaruh terhadap kegiatan usaha dalam menekan besarnya
pajak dan menghindari adanya denda maupun sanksi perpajakan yang bisa menambah beban
Perusahaan (Minarni & Sofia, 2020). PPh pasal 21 merupakan jenis pajak yang diberikan atas
pendapatan dari pekerjaan, berupa gaji, upah, maupun honorarium. Pemotong pajak wajib
mengurangi, menyetorkan, serta mengintegrasikan PPh pasal 21 (Tunggawardhani & Susanti,
2022). Wajib pajak orang pribadi maupun wajib pajak badan, mempunyai kewajiban untuk
melakukan pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa seperti
termaksud dalam pasal 21 Undang-undang Pajak Penghasilan (Latif et al., 2018). Besarnya
PPh pasal 21 yang harus dipotong, bergantung pada siapa wajib pajaknya, serta bentuk
penghasilan yang diterima dan jumlah penghasilan yang diterima (Desi et al., 2018). Dalam
perhitungan metode gross, perhitungan yang dilakukan sama dengan perhitungan Pemerintah.
Dalam metode ini, Perusahaan tidak menanggung PPh pasal 21 karyawan, sehingga take
home pay yang diterima oleh pegawai, masih harus dipotong dengan PPh pasal 21 terhutang
mereka (Setiawan & Mildawati, 2018). Net Method adalah metode perhitungan, di mana
Perusahaan menanggung PPh pasal 21 para pegawainya (Rioni et al., 2019). Banyak
perusahaan yang memakai metode jenis ini. Dengan metode ini, PPh pasal 21 karyawan
dibayar oleh Perusahaan, sehingga take home pay yang diperoleh para pegawai merupakan
gaji bersih dan telah dibebankan oleh pemberi kerja. Gross Up Method adalah metode di
mana Perusahaan memberikan tunjangan pajak yang besarnya sesuai dengan PPh pasal 21
yang dipotong dari karyawan (Anjarwati & Veny, 2021). Dengan memakai metode ini, para
pegawai akan memperoleh take home pay yang lebih tinggi, dikarenakan gaji yang diperoleh
sudah termasuk dengan tunjangan pajak pegawai yang masih tidak dikurangkan atau masih
harus dibayarkan sebagai PPh pasal 21 yang terutang karena jumlah tunjangan pajak yang
diperoleh sama besar dengan PPh pasal 21 yang terutang. Dengan memakai metode ini,
penghasilan kena pajak Perusahaan akan menjadi semakin berkurang dan akan
mengakibatkan jumlah pajak yang harus dibayarkan oleh Perusahaan akan menjadi lebih
kecil.

Variabel
Adapun operasional variabel dari penelitian ini adalah perhitungan pajak penghasilan
pasal 21 dengan menggunakan metode net dan gross up untuk mengetahui metode mana yang
lebih bisa meminimalkan beban pajak perusahaan. Dengan menggunakan metode net
perusahaan harus menanggung pajak karyawannya tetapi jumlah pajak yang dikeluarkan oleh
perusahaan tidak bisa dikurangkan sebagai biaya karena merupakan penerimaan dalam
bentuk natura yang diberikan perusahaan untuk karyawannya sehingga akan menambah
penghasilan kena pajak perusahaan dan akan menimbulkan pembayaran pajak badan yang
lebih besar
NOMOR NAMA PENELITI & JENIS VARIABEL KESIMPULAN
TAHUN
1 JESSICA -Perhitungan pajak penghasila kantor Jasa Akuntan telah
FERNANDA pasal 21 memenuhi kewajiban
LUSY // 2022 - perencanaan pajak setiap tahun, dengan

penghasilan badan melaporkan PPh pasal 21


sesuai ketentuan
perundang-undangan yang
berlaku.
2 Hendra Adi Setiawan -PENERAPAN METODE Dengan menerapkan
2017 GROSS UP Metode Gross Up
-ALTERNATIF EFISIENSI mengakibatkan laba bersih
PAJAK setelah pajak menjadi
meningkat, hal ini
disebabkan karena adanya
penghematan PPh badan.
3. Fitri Wahyuni Harefa -Analisis Mekanisme simpulan bahwa
2022 Administrasi Pajak Penghasilan penghitungan pajak
(PPH)
- penghasilan yang dilakukan
Pasal 21 Pada Kantor Jasa oleh Kantor Jasa Akuntansi
Akuntansi Robert Lumban Tobing,
S.E., Ak., M.Si., CA &
Rekan sudah sesuai dengan
UU no. 36 Tahun 2008 dan
Peraturan Menteri Keuangan
No. 101/PMK.010/2016.
4 Risna Latif -PERHITUNGAN DAN Pemotongan PPh Pasal 21
Harijanto Sabijono PEMOTONGAN PAJAK karyawan tetap pada “PT.
Dhullo Afandi PENGHASILAN PASAL 21 Air Manado dilakukan

2018 langsung oleh bendahara


dan kemudian juga
dilaporkan langsung
kepada KPPN, sehingga
KPPN bisa memotong
langsung Pajak
Penghasilan Pasal 21 atas
penghasilan karyawan
tersebut.
5 Sumarno Manrejo, -PERENCANAAN PAJAK penggunaan gross up
PENGHASILAN PASAL 21
Theo Ariandyen method secara keseluruhan
-PT 8WOOD
2022 INTERNATIONAL GROUP memberikan laba sebelum
pajak yang dicatat oleh
perusahaan terlihat lebih
kecil jika
dibandingkandengan
metode lainnya, karena
dengan metode gross up
jika dilihat arus kas yang
keluar sebenarnya masih
harus memperhitungkan
biaya dalam menangggung
beban pajak yang tidak
dapat dibayarkan.
6 Murti Wijayanti, - KOMPARASI perhitungan PPh Pasal 21
PERHITUNGAN PPH 21
Ridwan Anwar menggunakan metode
- METODE GROSS UP
2020 DAN NET gross up memberikan
keuntungan bagi kedua
belah pihak baik
perusahaan maupun
karyawan, sedangkan
perhitungan PPh Pasal 21
dengan metode net hanya
memberikan keuntungan
pada karyawan.
7 Nabilah, NN., Analisis Penerapan Perencanaan Penerapan perencanaan
Mayowan, Y Pajak PPh21 pajak melalui perhitungan
Hapsari, N. N. Sebagai Upaya Penghematan Pajak Penghasilan Pasal 21
karyawan dengan
(2016) Beban Pajak Penghasilan Badan menggunakan metode
Gross Up akan
berpengaruh pada kenaikan
biaya fiskal perusahaan
Marfiana, A. (2019). -Keuntungan Dan Kerugian Dalam penelitian ini, dapat
8 Penggunaan Metode Gross-Up disimpulkan bahwa
-Dalam Perhitungan PPh Pasal 21 penerapan metode Gross-
Up akan optimal dalam
situasi tertentu tergantung
keadaan Wajib Pajak

Arham, M. I. -Analisis Perencanaan Pajak dalam menghitung PPh


9 (2016). Untuk Pph Pasal 21 Pasal 21 menggunakan
-Pada Pt. Pegadaian (Persero) metode Gross up,
Cabang Tuminting Perusahaan menanggung
PPh Pasal 21 karyawan
dengan cara memberikan
tunjangan PPh Pasal 21
bagi masing-masing
karyawan yang menambah
unsur penghasilan bagi
pegawai.
Budiandru, B -Penerapan Perencanaan Pajak Perhitungan PPh pasal 21
10 Ulhaq, D. PPh 21 karyawan dapat dilakukan
(2017). -Upaya Mengefisiensikan Pajak dengan menggunakan 4
Penghasilan (empat) metode alternatif
yaitu, PPh Pasal 21
ditanggung oleh karyawan,
PPh Pasal 21 ditanggung
oleh perusahaan, PPh Pasal
21 diberikan dalam bentuk
tunjangan, dan PPh Pasal
21 di Gross Up
Zulfiara, P -Pengaruh Konservatisme adanya pengaruh positif
11 Ismanto, J. Akuntansi antara konservatisme
(2019) -Penghindaran Pajak Terhadap akuntansi terhadap nilai
Nilai Perusahaan perushaan. Konservatisme
akuntansi dapat 16
mengahsilkan laba yang
berkualitas dengan
meminimalisir tindakan
membesarkan laba yang
dapat meningkatkan nilai
perusahaan.
12 Rustam, A. -Penerapan Perencanaan Pajak metode penghitungan PPh
Mira, M. Penghasilan Badan Pasal 21 karyawan yang
Aswar, A -Meminimalkan Pembayaran sebelumnya menggunakan
Sartika, I. Pajak Penghasilan Badan metode Net Method

(2019). dimana perusahaan


(pemberi kerja) awalnya
menanggung PPh Pasal
21 dan tidak dimasukkan
ke dalam unsur
penghasilan karyawan
diubah menjadi metode
gross up dimana
pembayaran PPh Pasal 21
oleh perusahaan diberikan
dalam bentuk tujuan pajak
dan dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto sehingga
otomatis mengurangi
penghasilan kena pajak
perusahaan
13  Permata Indah  Analisis Perbedaan Terdapat penghematan
Purwanti Sebelum dan Sesudah pajak setelah perencanaan
 Syahril Djaddang Perencanaan Pajak Pajak Penghasilan Pasal 21
 Muhammad Penghasilkan Pasal 21 dengan menggunakan
Masdar dengan Menggunakan metode Gross Up pada PT
(Tahun 2015) Metode Net dan Metode Pesona Cakrawala Tahun
Gross Up pada PT Pesona 2015 dan PT Epadascon
Cakrawala dan PT Permata Tahun 2015.
Epadascon
14  Dwi Putra  Analisis penerapan Berdasarkan laporan
Kurniawan perencanaan pajak Pph laba rugi yang dimiliki
 Any Rustia 21 karyawan tetap Rumah Sakit Abyakta
Dewi menggunakan metode belum menerapkan
(Tahun 2018) gross up metode gross up. Setelah
 Upaya beban menggunakan metode
penghematan pajak gross up diketahui
penghasilan badan bahwa akun beban Pph
pada Rumah Sakit Asih 21 dapat digunakan
Abyakta. sebagai pengurang di
laporan laba rugi. Fiskal
yang di akui sebagai
tunjangan Pph pasal 21.
Jadi Pph pasal 21 yang
dibayarkan menjadi
lebih kecil.
15  Meiliya  Analisis penerapan PT.PG. Rajawali 1 Unit
Imroatus metode gross up dalam PG. Krebet Baru Malang
Sholikhah perhitungan pajak harus selalu mengikuti
 Moch. penghasilan pasal 21 perkembangan peraturan
Dzulkirom AR pegawai tetap perpajakan yang berlaku
 Devi Farah  Upaya perencanaan dan melakukan
Azizah pajak (Studi pada penelitian yang
PT.PG. Rajawali unit mendalam agar terhindar
PG. Krebet Baru dari penggelapan pajak.
Malang)
16  Budi Tri  Evaluasi perencanaan Perencanaan pajak yang
Rahardjo atas pajak penghasilan dilakukan perusahaan
(PPH) pasal 21 terbagi menjadi 2 cara,
 Upaya meminimalkan yaitu a. pemberian
biaya pajak pada PT. tunjangan tunai:
Graha Power Energy tunjangan kesehatan,
tunjangan makan, dan
tunjangan transportasi
yang diberikan akan
menambah
penghasilankaryawan,
tunjangan tersebut boleh
dibebankan oleh
perusahaan.
17  Priska Febriani  PENERAPAN Menerapkan metode Gross
Sahilatua1 PERENCANAAN PAJAK Up akan memberikan
 Naniek Noviari PENGHASILAN PASAL 21 penghematan
(Tahun 2013)  STRATEGI PENGHEMATAN dibandingkan dengan

PEMBAYARAN PAJAK penerapan alternatif yang


lain.
18  Muhammad  PENERAPAN Dari segi komersial,
Yunus PERENCANAAN PAJAK kebijakan perusahaan
(Tahun 2019) PENGHASILAN PASAL 21 menerapkan PPh pasal 21
 UPAYA PENGHEMATAN secara gross up akan
PPH BADAN PADA PT. terlihat memberatkan
SANG HYANG SERI perusahaan atau pemberi
(PERSERO) CABANG kerja karena biaya fiskal
SIDRAP yang besar tersebut
tampak seperti
pemborosan, namun harus
pula diperhatikan bahwa
akibat biaya fiskal yang
lebih besar akan
berdampak pada laba
sebelum pajaknya akan
menjadi lebih kecil dan
selanjutnya PPh badan
yang terutang pun akan
menjadi lebih kecil.
19  Alfons Adenansi  PERENCANAAN PAJAK Dalam sebuah perusahaan
Tekka UNTUK BIAYA NATURA penentuan setiap biaya
 (Tahun 2015) KEPADA PEGAWAI yang diakui sebagai beban
PERUSAHAAN operasional haruslah
 UPAYA UNTUK mempertimbangan setiap
MENGEFISIENSIKAN biaya yang tetap sebagai
PAJAK PT. TIGA KARYA pengurang penghasil bruto
WENANG MANADO sesuai dengan yang diakui
sebagai biaya baik dari
pihak perusahaan maupun
oleh pihak kantor pajak
sehingga pada saat
penentuan penghasilan
neto didapatkan hasil yang
benar-benar merupakan
pendapatan bersih yang
akan dikurangkan dengan
penghasilan kena pajak.
20  Budiandru1  PENERAPAN Perhitungan PPh pasal 21
 Dhiya PERENCANAAN PAJAK karyawan dapat dilakukan
 Ulhaq PPH 21 dengan menggunakan 4
(Tahun 2017)  UPAYA (empat) metode alternatif
MENGEFISIENSIKAN yaitu, PPh Pasal 21
PAJAK PENGHASILAN ditanggung oleh karyawan,
PADA PT B NET PPh Pasal 21 ditanggung
INDONESIA oleh perusahaan, PPh
Pasal 21 diberikan dalam
bentuk tunjangan, dan PPh
Pasal 21 di Gross Up.
21  Dian Nur Febria  Penerapan Perencanaan Perusahaan yang
 Suhirman Madjid Pajak (Tax Planning) PPH menerapkan tax planning
(Tahun 2019) Pasal 21 PPh Pasal 21 maka beban
 Upaya Efesiensi Beban pajak perusahaan dapat
Pajak Wajib Pajak Badan efesien apabila
perusahaan sedang kondisi
laba.
22  Edi Tri Wibowo  Analisis Penerapan Tax Perhitungan pajak
 Neng Asiah Planning atas PPh Pasal penghasilan pasal 21
(Tahun 2022) 21 dengan menggunakan
 Untuk Memperoleh Tax metode gross up akan
Saving Terhadap PPh berdampak pada
Badan. peningkatan kesejahteraan
karyawan karena naiknya
take home pay karyawan
sehingga diharapkan
omzet usaha PT.X Jakarta
akan mengalami kenaikan
juga.
23  Permata Indah  Analisis Perbedaan Terdapat penghematan
Purwanti Sebelum dan Sesudah pajak setelah perencanaan
 Syahril Djaddang Perencanaan Pajak Pajak Penghasilan Pasal 21
 Muhammad Penghasilkan Pasal 21 dengan menggunakan
Masdar dengan Menggunakan metode Gross Up pada PT
(Tahun 2015) Metode Net dan Metode Pesona Cakrawala Tahun
Gross Up pada PT Pesona 2015 dan PT Epadascon
Cakrawala dan PT Permata Tahun 2015.
Epadascon
24  Odilia Batbual  ANALISIS PENERAPAN Perusahaan telah
 Meily Y.B. Kalalo PERENCANAAN PAJAK melakukan penghitungan
(Tahun 2016) ATAS PPh PASAL 21 PPh pasal 21 karyawan
 DAN KAITANNYA tetap tahun 2015 sesuai
TERHADAP PPh BADAN dengan peraturan
PADA PT. BPR PRIMAESA perpajakan yang berlaku
SEJAHTERA MANADO dengan total PPh pasal 21
terutang sebesar
Rp.13.598.470,-
25  Andrianto  Perencanaan Pajak ( Tax Perencanaan pajak ( tax
(Tahun 2019) Planning ) planning ) berpengaruh
 Upaya Meminimalisasi terhadap upaya
Pajak Terhutang Pph meminimalisasi pajak
Pasal 21 ( Studi Kasus terutang PPh pasal 21
Pada PT. Telkom Kandatel pada PT. Telkom Kandatel
Surabaya Timur ) Surabaya Timur.Metode
yang dapat digunakan atau
dipilih adalah metode
tunjangan pajak atau
metode gross-up.

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian
Penelitian ini memakai pendekatan deskriptif kualitatif. Metode deskriptif
kualitatif bukan menguji teori, tetapi mencari teori, yang menjelaskan variabel
penelitian yang bersifat kualitatif, dan didukung oleh data kuantitatif (Susilowati,
2017). Informan pada penelitian ini adalah karyawan tetap pada salah satu Kantor
Jasa Akuntan divisi Holding di Surabaya Timur yang berjumlah 15 orang.
Pertimbangan dalam penentuan sampel ini adalah karyawan tetap yang bekerja di
salah satu Kantor Jasa Akuntan,yang mempunyai kriteria: (1) mempunyai gaji di
atas PTKP;
(2) Mempunyai NPWP dan tidak mempunyai NPWP.
Sumber data yang dipakai oleh penelitian ini adalah data primer yang diperoleh
peneliti melalui wawancara langsung dengan Ketua Divisi Human Resouce and
Developmnet dan karyawan tetap pada Kantor tersebut. Fokus peneliti adalah
untuk menganalisa perhitungan PPh pasal 21 karyawan tetap sebagai upaya
penghematan pajak Perusahaan. Fokus ini dilakukan untuk mencari perbandingan
jumlah pajak yang harus dibayarkan Kantor tersebut. Pada penelitian ini akan
dibandingkan antara metode yang saat ini digunakan yaitu metode Gross dengan
metode Nett & Gross Up yang akan diteliti
2. Populasi dan Sampel
Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:115). Populasi
dalam penelitian ini adalah dokumen laporan laba rugi kantor jasa akuntan yang
kemudian kami hitung PPh 21 nya dengan populasi karyawan sebanyak 15 orang. Sampel
adalah cara pengumpulan data apabila yang diselidiki adalah elemen sampel dari suatu
populasi (Supranto, 2008:23). Sampel dalam penelitian ini adalah dokumen laporan
keuangan kantor jasa akuntan tahun 2022, dengan sampel sebanyak 15 karyawan, dan
perhitungan sampel tersebut berdasarkan perhitungan PPh Pasal 21 yang telah
ditetapkan dalam peraturan Dirjen Pajak Indonesia. Adapun teknik yang digunakan
dalam menentukan sampel adalah non probability sampling dengan pendekatan
sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2009:122-123).

3. Gambar dan Penjelasan tentang Langkah/Metode Penelitian

PERENCANAAN PPH PASAL 21


PERBANDINGAN 3
METODE

(Gross,Net,Gross up)

Metode Pemotongan PPh 21

Upaya penghematan pajak dalam Penghasilan kena pajak yang lebih


mengefisienkan beban pajak rendah
terutang

Menarik Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai