Anda di halaman 1dari 16

KARAKTERISTIK INDONESIA

SEBAGAI NSB

01
Modul ke:

Ciri-ciri Indonesia sebagai negara sedang berkembang


(NSB)

Fakultas
Ekonomi dan Yusman, SE., MM.
Bisnis
Click icon to
Program Studi add picture
Akuntansi/
Manajemen – S1

Perekonomian Indonesia
Beberapa Alasan Pembangunan di NSB Setelah
PD II
1. Negara-negara yang bertindak sebagai penjajah (yang
saat ini digolongkan sebagai negara maju) pada
umumnya tidak menghadapi problematika pembangunan
ekonomi yang berarti.
2. Pada saat terjadi penjajahan, negara-negara yang
berstatus menjajah belum berkepentingan untuk
memikirkan pembangunan ekonomi di negara jajahannya.
Karena penjajah hanya berkepentingan terhadap sumber
daya yang ada di negara jajahannya.
3. Pusat perhatian negara-negara yang sedang dijajah
ditekankan pada masalah politik (upaya untuk
memperoleh kemerdekaan). Sehinga perhatian terhadap
pembangunan ekonomi terabaikan.

Perekonomian Indonesia
Setelah Perang Dunia II, pembangunan ekonomi
mempunyai peran yang sangat penting bagi negara-negara
diseluruh dunia. Perhatian negara-negara di dunia terhadap
pembangunan ekonomi tidak jarang dijadikan sebagai
pendukung kebijakan politik, baik politik dalam negeri
maupun politik luar negeri. Pergeseran prioritas dari
kekuatan militer menjadi kekuatan ekonomi saat ini
merupakan pilihan yang tidak bisa dihindari, karena
mempunyai implikasi pada kekuatan tawar menawar, contoh
: Jepang.
Ahli ekonomi lain yang memberikan perhatian terhadap
masalah pembangunan adala R. Malthus. Masalah yang
menjadi sorotannya adalah pertumbuhan penduduk yang
cepat akan berimplikasi terhadap penurunan kesejahteraan
masyarakat.
Di samping itu, Malthus juga mengenalkan hukum
pertambahan hasil yang berkurang serta implikasinya
terhadap prospek pembangunan dimasa mendatang.
Perekonomian Indonesia
Sebagaimana telah disinggung di atas, kebangkitan
perhatian terhadap pembangunan ekonomi sebenarnya
tidak terlepas dari masalah politik. Setelah berakhirnya
Perang Dunia II, terjadi perang dingin antara Amerika
Serikat yang mewakili blok kapitalis dan Uni Sovyet yang
mewakili blok sosialis. Perhatian dan bantuan diberikan oleh
negara adi kuasa tersebut kepada negara-negara berkem-
bang dalam rangka menarik simpati/ dukungan dari negara-
negara berkembang terhadap kebijakan politik negara adi
kuasa tersebut.

Perekonomian Indonesia
Ekonomi Pembangunan dan Pembangunan
Ekonomi, serta Pertumbuhan Ekonomi
Ekonomi Pembangunan adalah suatu cabang ilmu
ekonomi yang mempelajari bagaimana upaya-upaya yang
dilakukan masyarakat di negara sedang berkembang
(NSB) dalam meningkatkan kesejah-teraannya.
Pembangunan Ekonomi adalah suatu proses
peningkatan pendapatan per kapita riil masyarakat secara
terus menerus dalam jangka panjang yang disertai oleh
perubahan-perubahan menuju kondisi yang lebih baik
berkenaan dengan struktur ekonomi, institusi, serta sikap
mental masyarakat.
Dari definisi pembangunan ekonomi ini terkandung 3
(tiga) unsur penting :
1. Pembangunan ekonomi mengandung suatu proses
secara terus menerus.
Perekonomian Indonesia
Ekonomi Pembangunan dan Pembangunan Ekonomi,
serta Pertumbuhan Ekonomi
2. Pembangunan ekonomi berupaya untuk meningkatkan
pendapatan per kapita atau GNP per kapita riil
masyarakat.
3. Upaya untuk menaikan pendapatan per kapita tersebut
berlangsung dalam jangka waktu yang panjang (5 – 30
tahun), serta adanya perbaikan-perbaikan dalam hal
struktur ekonomi, instistusi dan sikap mental
masyarakat.
Pertumbuhan Ekonomi diartikan sebagai pening-katan
pendapatan per kapita riil masyarakat tanpa
memperhatikan apakah terjadi perubahan struktur ekonomi
atau tidak.

Perekonomian Indonesia
Karakteristik Indonesia Sebagai NSB
1. Standar Hidup Yang Rendah
Sebagian besar penduduk Indonesia (>70%) tinggal di
pedesaan dan bermata pencaharian di ektor pertanian.
Usaha dibidang pertanian yang berskala kecil
menyebabkan tingkat pendapatan mereka rendah. Hal
ini disebabkan sifat komoditi pertanian yang
produksinya sangat tergantung kepada aspek musim,
luas lahan, varietas, dan teknologi yang digunakan.
Kecil sekali kemungkinan untuk dilipat gandakan
produksinya. Sementara itu, nilai tukar (term of trade)
komoditi pertanian rendah. Di sisi lain, peluang untuk
pengembangan usaha di pedesaan sangat terbatas.
2. Pertumbuhan Penduduk dan Beban Tanggungan
Yang Tinggi
Angka kelahiran penduduk (fertilitas) pada NSB sangat
Perekonomian Indonesia
Karakteristik Indonesia Sebagai NSB
tinggi, berkisar 35-40 dari 1000 penduduk. Sementara
jumlah penduduk yang produktif sangan terbatas,
sehingga mengakibatkan beban ketergantungan
(dependency ratio) tinggi, akibatnya tingkat
kesejahteraan rendah. Di sisi lain, dengan jumlah
penduduk yang tinggi, maka tingkat penganguran juga
tinggi (terutama bila lapangan kerja tidak berkembang),
sehingga sering timbul masalah-masalah sosial lainnya
seperti pemukiman, sanitasi lingkungan, dan
kriminalitas.
3. Langkanya Modal Untuk Investasi
Dengan tingkat pendapatan yang rendah, sementara
proporsi konsumsi terhadap pendapatan (MPC) tinggi
sehingga menyebabkan tingkat tabungan rendah dan
selanjutnya menyebabkan kemampuan penciptaan
Perekonomian Indonesia
Karakteristik Indonesia Sebagai NSB
investasi juga rendah.
4. Tingkat Produktivitas Rendah
Langkanya modal serta rendahnya teknologi yang
digunakan menyebabkan produktivitas rendah,
ditambah lagi akibat dari menurunnya produktivitas
marjinal tenaga kerja (decreasing of marginal
productivity of labour) akibat adanya penambahan
tenaga kerja sampai batas tertentu, sementara luas
lahan yang tersedia tetap.
5. Langkanya Tenaga Ahli dan Tenaga Terdidik
Pada umumnya jumlah tenaga ahli dan tenaga terdidik
di NSB termasuk Indonesia terbatas. Hal ini berkaitan
dengan tingkat pendapatan mereka yang rendah,
sehinga peluang mereka untuk memperoleh pendidikan
yang lebih tinggi terbatas.
Perekonomian Indonesia
Karakteristik Indonesia Sebagai NSB
6. Ketergantungan Terhadap Faktor Luar Negeri
Karena sebagian besar produksi masyarakat NSB adalah
komoditi primer yang orientasi pasarnya adalah ekspor.
Sementara mereka tidak memiliki informasi pasar luar
negeri yang memadai. Di pihak lain, bila mereka
memerlukan barang-barang modal, mereka harus
mengimpornya dari luar negeri. Kondisi seperti inilah
yang menyebabkan adanya ketergantungan kepada
pihak luar negeri.
Berdasarkan kondisi di atas, maka masyarakat NSB sering
terjebak ke dalam lingkaran setan (vicious circle) yang
secara diagramatis dapat diilustrasikan sebagai berikut :

Perekonomian Indonesia
Lingkaran Setan (Vicious Circle)

Perekonomian Indonesia
Tingkat pendapatan yang rendah sebaqgian besar
dikonsumsi (Marginal Propensity to Consume atau MPC
masyarakat NSB > 0,5) artinya lebih dari 50% tambahan
pendapatan masyarakat NSB akan diterjemahkan sebagai
tambahan pengeluaran konsumsi, terutama untuk bahan
pangan. Akibatnya, tingkat tabungan (Saving = S) rendah,
selanjutnya menyebabkan kemampuan pembentukan
modal (capital formation) juga rendah. Rendahnya
kemampuan pembentukan modal akan menyebabkan
investasi (I) rendah yang berdampak kepada rendahnya
produktivitas. Produktivitas yang rendah tercermin pada
output yang rendah, dan akhirnya bermuara pada tingkat
pendapatan yang rendah. Demikian seterusnya. Angka
kelahiran yang tinggi (fertilitas > mortalitas) yang
berdampak pada menurunnya tingkat kesejahteraan
(pendapatan per kapita turun) terutama bila tingkat
pendapatan tidak meningkat dan budaya paguyuban yang
tinggi. Di sisi lain, tingginya angka kelahiran pada
Perekonomian Indonesia
gilirannya akan meningkatkan penawaran tenaga kerja
(SL↑). Dengan asumsi permintaan tenaga kerja konstan,
maka tingkat upah akan turun. Tingginya angka kelahiran
juga akan menimbulkan masalah pemukiman, sanitasi
lingkungan dan lain berbagai penyakit masyarakat lainnya.
Untuk mengatasi masalah kelangkaan modal untuk
investasi, biasanya pemerintah NSB (termasuk Indonesia)
akan memanfaatkan pinjaman luar negeri atau membuka
kran penanaman modal asing (PMA). Namun pemanfaatan
pinjaman luar negeri sering menimbulkan permasalahan
dikemudian hari, terutama bila pinjaman luar negeri
tersebut tidak dikelola dengan cermat.
Rendahnya produktivitas juga tidak terlepas dari
rendahnya investasi pada barang-barang modal. Akibat
kemampuan untuk menciptakan akumulasi capital rendah,
sehingga kita tidak dimungkinkan untuk menggunakan
mesin-mesin modern yang berteknologi tinggi. Apalagi
manakala kemampuan untuk menciptakan teknologi tinggi.
Perekonomian Indonesia
Apalagi manakala kemampuan untuk menciptakan
teknologi terapan juga terbatas, ini salah satu penyebab
rendahnya produktivitas. Faktor lain yang juga tidak kalah
penting dalam menentukan rendahnya produktivitas
adalah etos kerja keras masyarakat kita yang juga rendah.
Langkanya tenaga ahli terutama disebabkan tingkat
pendidikan masyarakat sebagaian besar masih rendah.
Kalaupun ada yang memiliki pendidikan lebih tinggi
(sarjana) namun mereka minim akan pengalaman. Karena
sebagian besar waktu mereka digunakan untuk menuntut
ilmu secara teori dan kurang akan hal-hal yang bersifat
pratik empirik. Meskipun ada sebagian masyarakat yang
berkesempatan untuk memperoleh pendidikan di luar
negeri, namun setelah mereka tamat, umumnya mereka
enggan untuk kembali ke dalam negeri.

Perekonomian Indonesia
Daftar Pustaka
Dumairy, (1997), “Perekonomian Indonesia”, Penerbit
Erlangga, Jakarta.

P.C. Soeroso, (1995), “Perekonomian Indonesia : Buku


Panduan Untuk Mahasiswa”, Penerbit Gramedia, Jakarta.

Tulus Tambunan, (2000), “Perekonomian Indonesia”,


Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Zulkarnain Djamin, (1993), “Perekonomian Indonesia”,


LPFE-UI, Jakarta.
 

Perekonomian Indonesia
Terima Kasih
Yusman, SE., MM.

Perekonomian Indonesia

Anda mungkin juga menyukai