PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
AL MUNANDAR
NIM 4032019059
skripsi ini. Selawat dan salam penulis sanjungkan kepada junjungan yang mulia
Nabi Muhammad Saw, yang telah berupaya keras mencerahkan umatnya sehingga
terciptalah umat yang beradab serta berilmu pengetahuan. Proposal skripsi ini
Rakyar Syariah Kota Langsa” Melalui lembaran ini sudah sepantasnya penulis
semua pihak yang memiliki kontribusi positif, sehingga proposal Skripsi ini dapat
memberikan dukungan moril yang tidak terhingga bagi penulis sehingga penulis
tetap semangat dalam menjalani studi ini. Kepada semua pihak tertulis diatas
sungguh tidaklah bisa penulis balas sebagaimana yang telah penulis terima.
Namun hanyalah do’a semoga kiranya Allah Swt memperhitungkan semua itu
menyadari bahwa Proposal skripsi ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena
itu penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik yang konstruktif demi
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.....................................................................7
1.3 Batasan Masalah...........................................................................7
1.4 Rumusan Masalah.........................................................................7
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian.....................................................8
1.6 Penjelasan Istilah..........................................................................9
1.7 Sistematika Pembahasan...............................................................11
BAB II LANDASAN TEORI....................................................................12
2.1 Independensi.................................................................................12
2.1.1 Pengertian Independensi.......................................................12
2.1.2 Jenis-Jenis Indenpendensi.....................................................13
2.1.3 Ancaman-Ancaman Terhadap Independensi........................15
2.1.4 Komponen Independensi......................................................16
2.1.5 Indikator Independensi.........................................................17
2.2 Dewan Pengawas Syariah.............................................................18
2.2.1 Pengertian Dewan Pengawas Syariah...................................18
2.2.2 Peran Dewan Pengawas Syariah...........................................22
2.2.3 Kedudukan Dewan Pengawas Syariah.................................24
2.2.4 Persyaratan Dewan Pengawas Syariah.................................25
2.3 Audit Kepatuhan Syariah..............................................................27
2.3.1 Indikator Audit Kepatuhan Syariah......................................31
2.4 Penelitian Terdahulu.....................................................................33
2.5 Kerangka Teori.............................................................................36
BAB III METODELOGI PENELITIAN.................................................37
3.1 Pendekatan Penelitian...................................................................37
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................38
3.3 Subjek Penelitian..........................................................................38
3.4 Sumber Data Penelitian................................................................39
3.5 Instrumen Pengumpulan Data......................................................40
3.6 Metode Keabsahan Data...............................................................42
3.7 Analisis Data.................................................................................43
iii
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................45
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
syariah yang menghindari praktik riba (bunga), pendanaan, dan investasi dalam
kegiatan yang dianggap haram menurut ajaran Islam.1 Dalam beberapa dekade
terakhir, bank syariah telah mengalami perkembangan yang pesat sebagai pilihan
ketersediaan produk dan layanan yang sesuai dengan ketentuan syariah saja. Bank
kepatuhan terhadap peraturan syariah yang telah ditetapkan. 2 Tugas lainnya adalah
melakukan analisis mendalam terhadap semua kegiatan bank syariah, mulai dari
berlaku pada bank syariah sehingga manajemen bank syariah dapat mengambil
keputusan yang lebih baik dan menghindari praktik yang bertentangan dengan
prinsip syariah.4
Penelitian yang dilakukan oleh Feri Irawan terkait Analisis Etos Kerja Dewan
pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah Bank Muamalat Cab.
Syariah masih harus ditingkatkan karena bekerja sesuai dengan regulasi yang
3
Jihad, S, Optimalisasi Dewan Pengawas Syariah Terhadap Produk-Produk Bank Syariah
(Studi Kasus pada PT. BPRS Dinar Ashri Mataram), El-Tsaqafah: Jurnal Jurusan PBA, Vol.16
No.2, 2017. h. 157
4
Ansori, Problematika Dewan Pengawas Syariah Dan Solusinya. Nizham: Jurnal Studi
Keislaman, Vol.2, No. 1, 2013.
3
Bank Indonesia.5
wadi’ah atau mudharabah. b). Melakukan penyaluran dana melalui: 1). Transaksi
jual beli berdasarkan prinsip: mudharabah, istisna, ijarah, salam, dan jual beli
musyarakah, dan bagi hasil lainnya. d). Pembiayaan lain berdasarkan prinsip:
rahn, qard.6
negara. Salah satu sektor yang seringkali menjadi sasaran tindak pidana korupsi
adalah sektor perbankan. Hal ini terjadi karena perbankan merupakan tempat yang
dapat berdampak sangat luas, tidak hanya merugikan bank itu sendiri tetapi juga
5
Feri Irawan, “Analisis Etos Kerja Dewan Pengawas Syariah (DPS) Terhadap Pengawasan
Produk Deposito Dan Rahn Di Bank Muamalat Cabang Sumbawa,” Formosa Journal of Science
and Technology 1, no. 2, 2022 h.111–26.
6
Meriyati dan Agus Hermanto, “Sosialisasi Sejarah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Dan
Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Kepada Alumni Pondok Al-Iman Yang Berada Di
Palembang”, STEBIS IGM, Vol. 1 No. 2, 2021, h. 50.
4
salah satu negara yang sering menghadapi masalah korupsi dalam sektor
perbankan. Sejumlah kasus korupsi dalam perbankan Indonesia, seperti Bank Bali
dan Century Bank, telah menjadi sorotan publik dan menjadi bukti betapa
perbankan.7
memiliki hak untuk terus kritis terhadap bank syariah. Sekalipun menggunakan
label atau asas syariah penyelewengan dalam beragam kadar dapat saja terjadi,
Rakyat Syariah Adeco Kota Langsa termasuk dengan berbagai regulasi yang
mengatur tentang tugas dan tanggung jawab DPS, hendaknya menjadikan bank
masih saja ada sebagian masyarakat yang memberikan kritik dan bahkan
syariah tentang syariah.8 Sejauh yang mereka pahami, syariah berarti sekedar
7
Friska Anggi Siregar, “Penerapan Hukum Tindak Pidana Korupsi Dalam Perbankan”
Jurnal Hukum, Politik Dan Ilmu Sosial (JHPIS)Vol.2, No.1 Maret 2023, h. 237
8
Hasil observasi dengan Bapak Aris Munandar selaku Masyarakat Kota Langsa, tanggal
2 september 2023.
5
disebabkan oleh kurang optimalnya peran DPS dalam melakukan fungsi audit
perbankan syariah, maka timbul profesi nya sekaligus sebagai pembeda antara
dimaksud ialah Dewan Pengawas Syariah (DPS). Urgensi DPS ialah dalam
tugasnya sebagai pengawas aktualisasi daya guna bank beserta produk yang
dimiliki supaya tidak menyimpang dari dasar aturan syariah. Namun pada
sebagai lembaga independen menerima insentif dari entitas syariah yang diawasi,
disebabkan oleh adanya anggota DPS yang merangkap sebagai anggota Dewan
Pengawas Syariah (DPS) di lembaga keuangan syariah lain, DPS yang sibuk
sebagai akademisi (dosen), atau DPS yang aktif menjadi pengurus di berbagai
organisasi kemasyarakatan.10
memiliki istilah lain. Adanya DPS dalam perbankan syariah itu serupa namun tak
sama dengan komite audit pada entitas konvensional. Tugas utama dari DPS
adalah menjaga pelaksanaan operasional bank dan produk- produknya agar terus
9
Observasi Awal, pada tanggal 8 September 2023
10
Fatmawati, Diah Ayu, and Usnan Usnan. "Audit Kepatuhan Syariah Melalui Peran
Dewan Pengawas Syariah Pada PT. BPRS Dana Mulia Surakarta." JIFA (Journal of Islamic
Finance and Accounting) 1.2 (2018): 19-34.
6
murni dan tidak menyalahi aturan syariah. Dalam perkara audit, saat ini sorotan
performance audit, social and environmental audit, serta audit syariah. Audit
syariah tak ubahnya penerapan audit dengan berdasarkan hukum syariah. Pada
audit syariah tantangan yang dihadapi merujuk pada empat faktor utama seperti
Isu independensi timbul diantaranya karena tantangan lain yang berasal dari peran
DPS, yakni sebatas memberikan fatwa tanpa memiliki kekuatan mengikat dan
memaksa penerapannya, lebih dari itu pemilihan DPS secara langsung dilakukan
nasabah untuk lebih yakin dan tetap memakai jasa Bank Pembiayaan Rakyat
tugasnya menjadi hal yang krusial. Independensi dapat disebut sebagai perilaku
bebas tidak memihak barang siapapun, factual dan bersih. Pada dasarnya
peningkatan rasa percaya para pemakai laporan operasional BPRS Adeco agar
mereka yakin bahwa operasional BPRS Adeco terbebas dari pelanggaran syariah.
pengawasan berkenaan tentang praktik bank atau lembaga keuangan syariah yang
adapun DPS menginginkan jabatan dan intensif yang diberikan tidak hilang. Maka
dari itu boleh jadi pada pelaporannya menyatakan hal yang bertolak belakang.11
syariah.
sehingga dapat mencapai tujuan penelitian yang baik, maka peneliti akan
membuat batasan penelitian atau batasan masalah. Adapun batasan masalah yang
Dari tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka penelitian ini diharapkan
mempunyai manfaat bagi pihak yang terlibat, baik secara teoritis maupun
secara praktis.
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
a. Bagi Peneliti
seharusnya dilakukan.
c. Bagi Akademik
1. Independensi
pendapatnya.12
usaha berdasarkan prinsip syariah, dengan tugas yang diatur oleh dewan
DPS juga meneliti dan merekomendasi produk baru dari bank yang
yang harus ada di setiap Lembaga Keuangan Syariah, karena peran dan
12
Mulyadi, Auditing, Edisi ke 6 Buku 1, Jakarta: Salemba Empat, 2015, h.26
13
Muhammad Ridwan Basalamah dan Mohammad Rizal, Perbankan Syariah, (Malang:
Empatdua Media, 2018), h. 19.
11
memperoleh bukti yang cukup dan relevan untuk membentuk opini apakah
4. BPR Syariah
tanpa menghalalkan adanya riba atau suku bunga yang berorientasi pada
perbankan dan Peraturan pemerintah (PP) no.72 tahun 1992 tentang bank
berdasarkan prinsip bagi hasil. Serta berdadarkan pada butir 4 pasal 1 UU.
14
Zurina Shafii, Nor Aishah Mohd Ali and Nawal Kasim , “Shariah audit in Islamic
banks: an insight to the future shariah auditor labour market in Malaysia Audit Syariah di bank
syariah” , Procedia Social and behavioral science, 2014, h. 2
12
Agar penelitian ini bisa disajikan secara sistematis, maka penelitian skripsi
menyusun ke dalam tiga bab yang berkelanjutan dan berkaitan satu sama lain,
penelitian.
BAB II
15
Lestari, Iin Fitri, and Ulfi Kartika Oktaviana. "Peranan komite audit dan dewan
pengawas syariah terhadap kualitas laporan keuangan (studi kasus pada BPRS di Jawa Timur)." El
Dinar 8.1 (2020), h. 29-36.
13
LANDASAN TEORI
2.1 Idenpendensi
mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak
tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri
pendapatnya.17
Independensi dalam fakta (independence in fact) ialah suatu kondisi pikiran yang
adalah sikap mental yang tidak bisa dipengaruhi, tidak tergantung pada pihak lain
16
Fitrawansyah, Fraud Auditing Edisi Pertama, Mitra Wacana Media Jakarta, 2014, h. 47
17
Mulyadi, Auditing, Edisi ke 6 Buku 1, Jakarta: Salemba Empat, 2015, h.26
18
Romasi Lumban Gaol. "Pengaruh kompetensi, independensi dan integritas auditor
terhadap kualitas audit." Jurnal Riset Akuntansi & Keuangan (2017): h. 47-70.
14
dan memiliki sikap kejujuran dalam diri auditor untuk mempertimbangkan fakta
tugasnya memberikan jasa profesional, bisa menjaga integritas dan selalu menaati
kode etik, profesi akuntan publik dan standar profesional akuntan publik. Artinya
auditor harus mempunyai kejujuran yang tinggi, keterkaitan yang erat dengan
objektivitas.
material. Kemudian dia berpikir untuk menggunakan audit findings tersebut untuk
Menurut Randal J. Elder, Mark S. Beasley, dan Alvin A. Arens yang dialih
yang material.
4. Tindakan hukum
5. Pergantian auditor
independen.
21
Mulyadi, Sistem Akuntansi, Cetakan Keempat. Jakarta : Salemba Empat, 2015, h.27
22
Winda Kurnia "Pengaruh kompetensi, independensi, tekanan waktu, dan etika auditor
terhadap kualitas audit." Jurnal Akuntansi Trisakti 1.2 (2014): 49-67.
23
Harjanto, Pengaruh Kompetensi, Independensi, Objektivitas, Akuntabilitas Dan Integritas
Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi ( Studi Empiris Kap Di
Semarang ). Skripsi, UNDIP Semarang, 2014, h.27
17
untuk menjadikan auditor puas pada apa yang telah dilakukan, melakukan
prosedur audit yang kurang tegas dan selalu tergantung pada pernyataan
manajemen.
perusahaan atau kinerjanya tampak berhasil yakni tergambar melalui laba tinggi
unsur pengendalian mutu dan mengikuti kebijakan serta prosedur tersebut dalam
profesinya, yaitu:24
2. Integritas
3. Objektivitas
4. Perilaku Profesional
sebagai berikut:
2. Integritas
setinggi mungkin.
3. Objektivitas
4. Perilaku
24
Priska Mariana Br. Manurung, “Pengaruh Sikap Independensi Auditor Dan
Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit (Survey Pada Kantor Akuntan Publik Arms Di
Kota Bandung)” Other thesis, Universitas Komputer Indonesia, 2020, h. 18
19
dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat
mendiskreditkan profesi.
Seorang auditor internal yang profesional mampu bekerja tanpa adanya tekanan
dari berbagai pihak untuk mengerjakan tugasnya dan mampu menyelesaikan tugas
Kata “dewan” dari kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) ialah majlis atau
suatu badan yang didalamnya terdapat beberapa orang yang bertugas memutuskan
sesuatu dengan melalui diskusi atau musyawarah. 25 Pengawas berasal dari kata
“awas” yang mempunyai arti dapat melihat dengan baik, tajam dalam
penglihatan.26
Sedangkan syariah ialah suatu tatanan atau aturan islam yang menetapkan
peraturan hidup seorang muslim baik hubungan antara manusia dengan Allah,
hubungan manusia dengan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam
Dewan Pengawas Syariah (DPS) ialah suatu badan yang mempunyai tugas untuk
tatanan perbankan yang kondusif, selektif, sesuai ketetapan resmi dan menjamin
hak masyarakat pemakai jasa serta istiqomah dalam jalur prinsip syariah.
diantaranya:27
selektivitas.
tanggung jawab Dewan Syariah Nasional, dimana diantara tugas pokoknya ialah
mempelajari, menggali dan menyatakan fatwa yang diambil dari prinsip- prinsip
syariah. Melalui bahasa lain Dewan Syariah Nasional bersifat menyeluruh selama
tangan Dewan Syariah Nasional yang mana disebut sebagai Dewan Pengawas
Syariah.28
Saham sesuai anjuran Majelis Ulama Indonesia. Keberadaan DPS penting untuk
27
Rusdiana dan Saptaji, Auditing Syariah Akuntabilitas Sistem Pemeriksaan Laporan
Keuangan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2018), h. 198-199
28
Ibid., h. 188
21
pada pengawasannya
Syariah sejajar dengan Dewan Komisaris, hal tersebut demi menjaga keefektifan
dari tiap opini yang dikemukakan oleh Dewan Pengawas Syariah, oleh sebab itu
penetapan dari DPS beserta anggotanya dilakukan dan dipilih dalam Rapat Umum
keuangan syariah dapat terjamin dan akan tercipta rasa nyaman yang dirasakan
29
Khaerul Umam, Manajemen Perbankan Syariah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013), h.
382
30
R. Suhaimi, “Independensi Dewan Pengawas Syariah Sebagai Pengawas Kepatuhan
Syariah Di Lembaga Keuangan Syariah”, Ar-Ribhu: Manajemen Ekonomi dan Keuangan Syariah,
Vol. 1, No. 1, 2020, h. 237
22
diteliti kembali dan difatwakan oleh DSN. Setidaknya setiap enam bulan sekali
dapat dipastikan oleh DPS telah sinkron dengan fatwa yang dikeluarkan oleh
direksi, komisaris dan DSN. Berdasarkan laporan dari DPS pada masing-masing
terkait bertolak dari garis panduan yang telah ditetapkan. Apabila lembaga yang
DSN kepada lembaga yang memiliki otoritas, seperti Bank Indonesia dan
Agustus 2006 Perihal Pedoman Pengawasan Syariah dan Tata Cara Pelaporan
Hasil Pengawasan, DPS memiliki tugas, wewenang, dan tanggung jawab antara
lain:31
dikeluarkan bank
31
Zata Atikah Amani dan Rifqi Muhammad, “Studi Independensi DPS Perbankan Syariah
Indonesia”, BISNIS: Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam, Vol. 9 No. 1, 2021, h.8
23
4. Mengkaji produk dan jasa baru yang belum ada fatwa untuk dimintakan
syariah. Karena pelayanan yang diberikan tidak sekedar hanya bertujuan untuk
syariah yang sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Adapun peran Dewan
32
Bagya Agung Prabowo dan Jasri Bin Jamal, “Peran Dewan Pengawas Syariah Terhadap
Praktik Kepatuhan Syariah dalam Perbankkan Syariah di Indonesia”, Jurnal Hukum Ius
QuiaIustum Faculty of Law 24, No. 1, (2017), h.121.
24
Koperasi adalah:
ketentuan syariah.
dalam pedoman kegiatan dan produk yang telah di keluarkan oleh KSPPS.
4. Meminta fatwa dari DSN – MUI terhadap produk yang belum ada
fatwanya
pembiayaan syariah.
Gambar 2.1
Mekanisme Dewan Pengawas Syariah
33
Burhanuddin S, koperasi syariah dan peraturannya di Indonesia, cet.2, (Malang: UIN-
Maliki Press, 2013), h.167
34
Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah RI,”11/PER/M.KUKM/XII/2017
Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah,” (2017).
25
1. Organisasi Perusahaan
Direksi
35
Dinas Koperasi, Usaha Kecil Dan Menengah Kabupaten Gunung kidul,” Dewan
Pengawas Syariah, 9 september, 2023.
26
2. Dewan Pengawas Syariah minimal harus 2 (dua) dan salah satunya wajib
dari DSN- MUI atau sertifikat standar lainnya dari lembaga yang telah
undangan.
dalam RAT.
1. Integritas
d. Bukan termasuk dalam daftar tidak lulus sesuai dengan ketentuan yang di
2. Kompetensi
3. Reputasi Keuangan
dalam kurun waktu lima tahun terakhir sebelum dipilih menjadi Dewan
Pengaas Syariah.38
37
Ibid., 2017
38
Ahmad Ifham Sholihin, Buku Pintar Ekonomi Syariah, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama,2013), h. 240.
28
aktivitas sebagai bentuk kerakteristik suatu lembaga yang harus dilakukan secara
atas fatwa DSN selaku bentuk dasar aturan syariah secara operasional disebut oleh
sebagai berikut:39
nasabah potensial atau nasabah yang sebelumnya telah memakai jasa bank
Syariah.
39
Rusdiana dan Saptaji, Auditing Syariah Akuntabilitas Sistem Pemeriksaan Laporan
Keuangan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2018), h. 192
29
perbuatan untuk menjamin pedoman dasar lembaga keuangan syariah, dalam hal
ini adalah prinsip syariah sudah dilaksanakan secara tepat dan inklusif. Dengan
keuangan syariah tidak melenceng dari ketetapan syariah. Secara harfiah, makna
prinsip Islam, Syariah dan kebiasaan dalam transaksi keuangan dan perbankan
serta bisnis lain yang berkaitan. Kepatuhaan syariah atau dalam bahasa lain
pelaksanaan fungsi kepatuhan bank umum pada bab 1 No. 6 ditegaskan bahwa
prosedur serta kegiatan usaha bank telah sinkron dengan ketentuan Bank
Syariah bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, serta meyakinkan
kepatuhan bank terhadap keterikatan yang terjalin diantara Bank Indonesia dan /
keefektifan dari lalu lintas dana dan evaluasi kewajaran laporan yang dihasilkan.
40
Rusdiana dan Saptaji, Auditing Syariah Akuntabilitas Sistem Pemeriksaan Laporan
Keuangan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2018), h. 198
30
Audit kepatuhan Syariah secara khusus dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan
keuangan Islam telah bebas dari pelanggaran syariat atau pemeriksaan secara
merata berkenaan dengan aktivitas bank Syariah. Tujuan audit Syariah ialah
Seharusnya Halal Assurance System (HAS) masuk ke dalam produk islam atau
System (HAS) pada tahap awal, manajemen dapat menghemat biaya hukum di
masa yang akan datang, yang mungkin ada apabila elemen-elemen dari rencana
antara lain:41
2. Pendekatan akad
41
Ibid., h.199
31
prinsip akad telah terpenuhi, antara lain yakni pembeli dan penjual, harga,
jawab yang mana secara gamblang telah dijabarkan pada kontrak. Untuk
a. Keterpaksaan (ikrah)
tidak
ialah
agama (din), jiwa (nafs), keluarga/keturunan (nasl), akal („aql), dan harta
(mal).
mengenai
factual dari transaksi yang terjadi. Oleh sebab itu, pelaporan keuangan
syariah.
syariah.
syariah
6. Sumber dana berasal dari sumber dana yang sah dan halal
menurut syariah.
43
Diah Ayu Fatmawati, “Audit Kepatuhan Syariah Melalui Peran Dewan Pengawas
Syariah Pada PT. BPRS Dana Mulia Surakarta.” (2018)
44
Tri Martini, “Independensi Pengawasan Dewan Pengawas Syariah Pada Baitul Maal
wat Tamwil (Studi pada Baituttamwil TAMZIS Jawa Tengah)”. (2011)
35
46
Iin Emy Prastiwi, “Pengaruh Fee dan Religiusitas Terhadap Independensi Dewan
Pengawas Syariah Dalam Mewujudkan Good Corporate Governance Untuk Meningkatkan
Kinerja Baitul Maal Wat Tamwil (Studi Pada BMT di Sukoharjo dan Karanganyar).” (2016)
36
Gambar 2.2
Kerangka Teori
kepatuhan audit syariah pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Adeco Kota
Langsa. Selain itu penulis juga mencoba untuk mengkaji faktor-faktor apa saja
BAB III
METODE PENELITIAN
pengamatan langsung ke objek yang akan diteliti untuk mendapatkan data yang
momen dalam penelitian kualitatif adalah unik dan nyata serta kesimpulan yang
sesuai dengan situasi yang berbeda. Tetapi hasil penelitian kualitatif dapat saja
ditransfer pada situasi tertentu yang karakteristiknya sama atau relatif sama. 49
secara khusus dan realistis apa yang sedang terjadi pada suatu waktu di tengah
a. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini lokasi yang di ambil oleh penulis pada BPRS
b. Waktu penelitian
49
Basrowi dan Suwandi, “Memahami Penelitian Kualitatif”, (Jakarta: Rineka Cipta 2006),
h.22
39
subjek penelitian sebagai benda, hal atau orang tempat data untuk variabel
penelitian mempunyai peran yang sangat strategis karena pada subjek penelitian
istilah informan, yaitu orang yang memberikan informasi tentang data yang
Adapun subjek dalam penelitian ini adalah Dewan Pengawas Syariah Kota
Sumber yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu
1. Data Primer
Data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang
diucapkan secara lisan, gerak gerik atau perilaku yang dilakukan oleh
diberkaitan dengan variabel yang diteliti. 51 Sumber data dari penelitian ini
51
Ibid, h.22
40
Bank BPR Syariah Adeco Kota Langsa dan Staf yang ada keterkaitan nya
Tabel 3.1
Daftar Informan
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari orang lain
atau sumber sekunder jadi bukan asli. Data dalam bentuk yang sudah jadi
yang diperoleh dari pihak yang ada hubungannya dengan penelitian ini
masalah yang diteliti. Hal ini dilakukan melalui studi pustaka membantu
1. Observasi
41
2. Wawancara
Kota Langsa dan staf/ karyawan BPRS Adeco Kota Langsa dan masyarakat
Kota Langsa.
3. Dokumentasi
52
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2017), h. 199
53
Hartno. Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Nusa Media, 2011), h. 62
42
sudah berlalu. Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang
yang diteliti. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah
tersedia dalam catatan dokumen yang berfungsi sebagai data pendukung dan
pelengkap bagi data primer yang diperoleh melalui observasi dan wawancara
mendalam.
1. Triangulasi Sumber
54
Sugiyono, Metode Penelitiaan: Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D. (Bandung: Alfabeta,
2015), hal. 335
55
Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. (Bandung: Penerbit
Alfabeta, 2013). h. 274.
43
suatu kesimpulan.
2. Triangulasi Teknik
3. Triangulasi Waktu
atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil
56
Ibid, h.274
57
Ibid, h. 274
44
dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Setelah data terkumpul
maka data harus dianalisis.58 Analisis data merupakan proses mencari dan
kompleks, dan rumit, sehingga perlu adanya reduksi data. Mereduksi data
hal-hal penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah
uraian singkat dengan teks bersifat naratif. Dengan mendisplay data maka
Verification)
58
A. Rukajat, Pendekatan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. (Bandung: Deepublish,
2018), h. 63
45
DAFTAR PUSTAKA
Otoritas Jasa Keuangan, Prinsip dan Konsep Dasar Perbankan Syariah. 2017
Ilyas, R. “Peran Dewan Pengawas Syariah Dalam Perbankan Syariah”. Jps (Jurnal
Perbankan Syariah),Vol.2 No.1 ,2021.
Jihad, S, Optimalisasi Dewan Pengawas Syariah Terhadap Produk-Produk Bank
Syariah (Studi Kasus pada PT. BPRS Dinar Ashri Mataram), El-Tsaqafah:
Jurnal Jurusan PBA, Vol.16 No.2, 2017.
Feri Irawan, “Analisis Etos Kerja Dewan Pengawas Syariah (DPS) Terhadap
Pengawasan Produk Deposito Dan Rahn Di Bank Muamalat Cabang
Sumbawa,” Formosa Journal of Science and Technology 1, no. 2, 2022.
Fatmawati, Diah Ayu, and Usnan Usnan. "Audit Kepatuhan Syariah Melalui
Peran Dewan Pengawas Syariah Pada PT. BPRS Dana Mulia Surakarta."
JIFA (Journal of Islamic Finance and Accounting) 1.2 (2018).
46
Zurina Shafii, Nor Aishah Mohd Ali and Nawal Kasim , “Shariah audit in Islamic
banks: an insight to the future shariah auditor labour market in Malaysia
Audit Syariah di bank syariah” , Procedia Social and behavioral science,
2014.
Lestari, Iin Fitri, and Ulfi Kartika Oktaviana. "Peranan komite audit dan dewan
pengawas syariah terhadap kualitas laporan keuangan (studi kasus pada
BPRS di Jawa Timur)." El Dinar 8.1 (2020).
Fitrawansyah, Fraud Auditing Edisi Pertama, Mitra Wacana Media Jakarta, 2014.
Sukrisno Agoes, Auditing Edisi Keempat, Buku I Jakarta: Salemba Empat, 2014.
Randal J. Elder, Mark S. Beasley, dan Alvin A. Arens Abadi Jusuf, Auditing dan
Jasa Assurance, Jilid 1 Edisi Keduabelas, Jakarta: Salemba Empat, 2015.
Zata Atikah Amani dan Rifqi Muhammad, “Studi Independensi DPS Perbankan
Syariah Indonesia”, BISNIS: Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam, Vol. 9
No. 1, 2021.
Bagya Agung Prabowo dan Jasri Bin Jamal, “Peran Dewan Pengawas Syariah
Terhadap Praktik Kepatuhan Syariah dalam Perbankkan Syariah di
Indonesia”, Jurnal Hukum Ius QuiaIustum Faculty of Law 24, No. 1,
(2017).
Dinas Koperasi, Usaha Kecil Dan Menengah Kabupaten Gunung kidul,” Dewan
Pengawas Syariah, 9 september, 2023.
48
Meki Supianto, “Analisis Pengawasan DPS Terhadap Produk Deposito dan Rahn
di PT. BPRS Safir Kota Bengkulu” (2017).
Iin Emy Prastiwi, “Pengaruh Fee dan Religiusitas Terhadap Independensi Dewan
Pengawas Syariah Dalam Mewujudkan Good Corporate Governance
Untuk Meningkatkan Kinerja Baitul Maal Wat Tamwil (Studi Pada BMT
di Sukoharjo dan Karanganyar).” (2016)
Iin Fitri Lestari, Peranan Komite Audit Dan Dewan Pengawas Syariah Terhadap
Kualitas Laporan Keuangan (Studi Kasus pada BPRS di Jawa Timur),
(2020)
4. Apakah bisnis dan usaha yang dibiayai tidak bertentangan dengan syariah?
6. Apakah sumber dana berasal dari sumber dana yang sah dan halal menurut
syariah?
2. Apa saja yang diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah di BPRS Adeco
Kota Langsa?
6. Apa saja faktor yang menjadi kendala dalam pelaksanaan tugas di BPRS