Anda di halaman 1dari 18

TUGAS BESAR 2 PERBANKAN SYARIAH

KENDALA DAN SOLUSI BAGI HASIL PADA PERBANKAN SYARIAH

Disusun Oleh :
Fayiz Hilmy Rantri – 43120010287

Dosen Pengampu :
Sudjono, Dr., M.Acc

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

2023
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadapan Tuhan yang maha Esa karena berkat

rahmat Beliaulah penyusun dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “Kendala

dan Solusi bagi hasil pada Perbankan Syariah” ini tepat pada waktunya. Makalah

ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan serta disusun secara

sistematis agar mempermudah mahasiswa dalam memahami materi yang disajikan

didalamnya.

Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, maka

dengan segala kerendahan hati kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari

pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami mengucapkan Terimakasih kepada semua pihak dan

semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kehidupan serta perkembangan ilmu

pengetahuan serta mampu menjadi acuan dalam mata kuliah Perbankan Syariah.
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................2
DAFTAR ISI ......................................................................................................................3
BAB I ..................................................................................................................................4
PENDAHULUAN ..............................................................................................................4
A. Latar Belakang Perkembangan Perbankan Syariah.......................................5
B. Rumusan Masalah........................................................................................6
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................7
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................8
E. Rencana Penulisan.......................................................................................9
BAB II ........................................................................................................................10
PEMBAHASAN ...........................................................................................................10
Kendala dan Solusi Bagi Hasil pada Perbankan Syariah ..........................................10
A. Kendala pada Sistem Bagi Hasil pada Perbankan Syariah ...................10
1. Risiko Usaha ........................................................................................10
2. Volatilitas Keuntungan ........................................................................10
3. Pengukuran Kinerja yang Sulit ............................................................10
4. Asimetri Informasi .............................................................................10
5. Perubahan Hukum dan Regulasi ........................................................11
6. Kesulitan Pemantauan .......................................................................11
7. Fleksibilitas dalam Perjanjian ............................................................11
8. Edukasi Nasabah ...............................................................................11
B. Solusi untuk Mengatasi Kendala pada Sistem Bagi Hasil .......................11
1. Manajemen Risiko yang Efektif ..........................................................11
2. Transparansi dan Kesepakatan yang Jelas ..........................................11
3. Pengembangan Metrik Kinerja yang Objektif......................................12
4. Peningkatan Komunikasi dan Edukasi .................................................12
5. Keterlibatan Otoritas Syariah ..............................................................12
6. Implementasi Sistem Pemantauan yang Efektif ..................................12
7. Fleksibilitas dalam Perjanjian ..............................................................12
8. Edukasi Nasabah .................................................................................12
BAB III .......................................................................................................................14
PENUTUP .................................................................................................................14
A. KESIMPULAN .....................................................................................................1
4
B. SARAN ...............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................18
4

BAB I
Pendahuluan

Dalam beberapa dekade terakhir, perbankan syariah telah berkembang menjadi

bagian yang semakin penting dari sistem keuangan global. Menekankan pada

prinsip-prinsip keadilan dan keberlanjutan, perbankan syariah menawarkan

alternatif yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Salah satu pilar utama dari model

bisnis perbankan syariah adalah sistem bagi hasil, di mana keuntungan dan risiko

usaha dibagi antara bank dan nasabah. Meskipun konsep ini terdengar sangat ideal

dan sesuai dengan prinsip-prinsip keuangan Islam, namun implementasinya tidak

luput dari berbagai kendala yang dapat memengaruhi kinerja dan keberlanjutan

model bisnis ini. Pertumbuhan ekonomi yang pesat di berbagai negara dengan

mayoritas populasi Muslim mendorong peran perbankan syariah sebagai alternatif

yang sesuai dengan prinsip-prinsip keuangan Islam. Model bagi hasil, sebagai

pilar utama perbankan syariah, menjanjikan keadilan dan keberlanjutan dalam

hubungan bisnis antara bank dan nasabah.


5

A. Latar Belakang Perkembangan Perbankan Syariah

Perbankan syariah telah menjadi pilihan utama bagi individu dan perusahaan yang

ingin bertransaksi sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Pertumbuhan pesat sektor

ini mencerminkan tingginya minat masyarakat terhadap sistem keuangan yang

beretika dan sesuai dengan ajaran agama. Dalam model bagi hasil, bank dan

nasabah bekerja sama dalam mendukung aktivitas ekonomi yang adil dan

berkelanjutan.
6

B. Rumusan Masalah

Meskipun memiliki potensi besar untuk mendukung pembangunan ekonomi yang

berkelanjutan, model bagi hasil dalam perbankan syariah tidak lepas dari berbagai

kendala. Risiko usaha yang dibagi, fluktuasi keuntungan dan kerugian,

ketidakpastian hukum, asimetri informasi, dan tantangan dalam pemantauan

kinerja menjadi sejumlah permasalahan yang perlu dipecahkan agar model ini

dapat berjalan efektif.


7

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi

dalam implementasi sistem bagi hasil di perbankan syariah, serta merumuskan

solusi-solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi kendala tersebut. Dengan

demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada

pemahaman lebih mendalam tentang keberlanjutan dan efektivitas model bisnis

ini.
8

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang

terlibat dalam industri perbankan syariah, termasuk bank itu sendiri, nasabah,

otoritas pengawas, dan masyarakat umum. Dengan memahami kendala-kendala

yang mungkin muncul, pihak terkait dapat mengambil langkah-langkah yang

diperlukan untuk meningkatkan kinerja dan keberlanjutan perbankan syariah.


9

E. Rencana Penulisan

Dalam melanjutkan makalah ini, pembahasan akan difokuskan pada analisis

mendalam terkait kendala-kendala dalam penerapan sistem bagi hasil di

perbankan syariah, diikuti dengan penyajian solusi-solusi yang dapat diusulkan.

Setiap langkah penelitian akan disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan

penelitian ini.

Pada era globalisasi ini, industri perbankan syariah semakin berkembang pesat,

menandai pertumbuhan signifikan dalam penerimaan masyarakat terhadap

prinsip-prinsip keuangan Islam. Perbankan syariah menawarkan alternatif yang

sesuai dengan nilai-nilai Islam, dan salah satu fondasi utamanya adalah sistem

bagi hasil. Meskipun di atas kertas konsep ini sangat ideal, tetapi implementasinya

tidak lepas dari sejumlah kendala yang perlu diatasi agar model bisnis ini dapat

beroperasi secara efektif dan berkelanjutan.


10

BAB II

PEMBAHASAN

Kendala dan Solusi Bagi Hasil pada Perbankan Syariah

Bagi hasil (profit and loss sharing) adalah prinsip utama dalam sistem perbankan

syariah yang mencerminkan keadilan dan keberlanjutan dalam pembagian

keuntungan dan kerugian antara bank dan nasabah. Namun, sejumlah kendala

dapat muncul dalam penerapan prinsip ini. Berikut adalah beberapa kendala

umum dan solusi yang dapat dipertimbangkan:

A. Kendala pada Sistem Bagi Hasil pada Perbankan Syariah:

1. Risiko Usaha:

 Penjelasan: Bank dan nasabah berbagi risiko usaha. Jika bisnis

nasabah mengalami kerugian, bank juga terkena dampaknya.

2. Volatilitas Keuntungan:

 Penjelasan: Keuntungan bisnis yang fluktuatif dapat menciptakan

ketidakpastian dalam pembagian hasil antara bank dan nasabah.

3. Pengukuran Kinerja yang Sulit:

 Penjelasan: Menilai kontribusi nasabah secara objektif bisa

kompleks, terutama jika bisnisnya multifaset.


11

4. Asimetri Informasi:

 Penjelasan: Terdapat ketidaksetaraan informasi antara bank dan

nasabah, menyebabkan ketidakpastian dan ketidakadilan.

5. Perubahan Hukum dan Regulasi:

 Penjelasan: Perubahan dalam regulasi atau interpretasi hukum

syariah dapat mempengaruhi struktur dan implementasi bagi hasil.

6. Kesulitan Pemantauan:

 Penjelasan: Pemantauan dan pengelolaan kegiatan bisnis nasabah

dapat menjadi sulit dan kompleks.

7. Fleksibilitas dalam Perjanjian:

 Penjelasan: Terbatasnya fleksibilitas dalam perjanjian bagi hasil,

terutama terkait dengan penyesuaian kondisi ekonomi.

8. Edukasi Nasabah:

 Penjelasan: Kurangnya pemahaman nasabah tentang prinsip-

prinsip perbankan syariah dan sistem bagi hasil.

B. Solusi untuk Mengatasi Kendala pada Sistem Bagi Hasil:

1. Manajemen Risiko yang Efektif:

 Solusi: Implementasi sistem manajemen risiko yang kuat dan

partisipasi aktif nasabah dalam pemahaman dan mitigasi risiko.


12

2. Transparansi dan Kesepakatan yang Jelas:

 Solusi: Kesepakatan kontrak yang sangat transparan dan

mendalam, mencakup skenario yang mungkin terjadi.

3. Pengembangan Metrik Kinerja yang Objektif:

 Solusi: Pengembangan metrik kinerja yang obyektif dan terukur

untuk mengevaluasi kontribusi nasabah secara lebih akurat.

4. Peningkatan Komunikasi dan Edukasi:

 Solusi: Meningkatkan komunikasi antara bank dan nasabah, serta

menyelenggarakan program edukasi agar nasabah memahami

prinsip-prinsip perbankan syariah.

5. Keterlibatan Otoritas Syariah:

 Solusi: Kerjasama erat dengan otoritas syariah, serta pemantauan

terus-menerus terhadap perubahan hukum dan regulasi.

6. Implementasi Sistem Pemantauan yang Efektif:

 Solusi: Penerapan sistem pemantauan dan pelaporan yang efektif

dengan bantuan teknologi informasi.

7. Fleksibilitas dalam Perjanjian:

 Solusi: Penyusunan perjanjian yang fleksibel, memungkinkan

penyesuaian pembagian hasil berdasarkan kondisi ekonomi dan

perubahan pasar.
13

8. Edukasi Nasabah:

 Solusi: Program edukasi berkelanjutan untuk meningkatkan

pemahaman nasabah tentang prinsip-prinsip perbankan syariah dan

sistem bagi hasil.

Dengan mengatasi kendala ini dan menerapkan solusi yang sesuai, perbankan

syariah dapat membangun sistem bagi hasil yang lebih stabil, adil, dan

berkelanjutan. Kerjasama antara bank dan nasabah dalam pemahaman dan

penanganan kendala ini akan memperkuat keberlanjutan model bisnis perbankan

syariah.
14

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam konteks perbankan syariah, sistem bagi hasil adalah fondasi utama yang

mencerminkan prinsip-prinsip keuangan Islam. Meskipun dihadapkan pada

berbagai kendala, baik dari segi risiko usaha, fluktuasi keuntungan, ketidakpastian

hukum, asimetri informasi, hingga permasalahan dalam pemantauan kinerja,

perbankan syariah memiliki potensi besar untuk mengatasi kendala-kendala

tersebut dan tetap menjadi pemain utama dalam industri keuangan global.

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik:

1. Pentingnya Manajemen Risiko yang Efektif:

 Risiko usaha yang dibagi dalam model bagi hasil membutuhkan

manajemen risiko yang efektif. Bank perlu mengidentifikasi risiko

potensial dan mengembangkan strategi mitigasi yang dapat

diterapkan dalam konteks keuangan Islam.

2. Transparansi sebagai Kunci Kepuasan Nasabah:

 Transparansi dalam perjanjian bagi hasil menjadi kunci utama

untuk meningkatkan kepercayaan dan kepuasan nasabah.

Kesepakatan yang jelas dan terbuka dapat mengurangi


15

ketidakpastian dan memperkuat hubungan antara bank dan

nasabah.

3. Peran Otoritas Syariah yang Aktif:

 Keterlibatan otoritas syariah sangat penting untuk menjembatani

ketidakpastian hukum dan regulasi. Sinergi antara perbankan

syariah dan otoritas syariah akan memperkuat kepatuhan terhadap

prinsip-prinsip Islam.

4. Pengembangan Metrik Kinerja yang Obyektif:

 Pengembangan metrik kinerja yang lebih objektif dapat membantu

mengevaluasi kontribusi nasabah dengan lebih akurat. Hal ini akan

memberikan dasar yang lebih kuat untuk pembagian hasil yang adil

dan berkelanjutan.

5. Edukasi Sebagai Upaya Peningkatan Partisipasi:

 Edukasi nasabah tentang prinsip-prinsip perbankan syariah dan

model bagi hasil perlu ditingkatkan. Peningkatan pemahaman

nasabah akan memberikan kontribusi positif pada partisipasi

mereka dalam sistem ini.


16

B. SARAN

1. Pengembangan Sistem Manajemen Risiko yang Kontekstual:

 Bank perlu mengembangkan sistem manajemen risiko yang

kontekstual dan sesuai dengan prinsip-prinsip keuangan Islam. Hal

ini mencakup pemahaman mendalam terhadap risiko usaha yang

dibagi dan penerapan strategi mitigasi yang sesuai.

2. Penyusunan Pedoman Transparansi Perjanjian:

 Otoritas syariah dapat mendukung penyusunan pedoman

transparansi perjanjian bagi hasil. Pedoman ini dapat membimbing

bank dalam merancang perjanjian yang jelas dan dapat dipahami

oleh semua pihak.

3. Penguatan Peran Otoritas Syariah:

 Otoritas syariah perlu menguatkan perannya dalam memberikan

panduan dan klarifikasi terkait hukum dan regulasi syariah.

Dengan demikian, bank dapat lebih yakin dalam mengambil

keputusan strategis.

4. Penyelenggaraan Program Edukasi Rutin:


17

 Bank perlu aktif dalam menyelenggarakan program edukasi rutin

untuk nasabah. Hal ini dapat meningkatkan pemahaman mereka

tentang prinsip-prinsip perbankan syariah dan mendorong

partisipasi yang lebih aktif.

5. Kolaborasi untuk Pengembangan Metrik Kinerja:

 Kerjasama antara perbankan syariah, otoritas syariah, dan lembaga

terkait lainnya dapat mendukung pengembangan metrik kinerja

yang lebih obyektif. Ini dapat menciptakan ukuran yang konsisten

dan dapat diterima secara umum.

Dengan mengimplementasikan saran-saran ini, perbankan syariah dapat

memperkuat fondasi model bagi hasil, mengatasi kendala, dan terus

menyumbangkan kontribusi positif pada keadilan ekonomi dan stabilitas sistem

keuangan global yang berlandaskan prinsip-prinsip Islam.


18

DAFTAR PUSTAKA

Arif, A. A., & Huda, N. (2018). Analisis Kendala dan Strategi Pengembangan
Perbankan Syariah di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Islam, 5(1), 25-
42.

Nurhayati, N., & Mardani, A. (2019). Analisis Kendala dan Solusi Pengembangan
Perbankan Syariah di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, 3(2), 119-138.

Huda, N., & Wahid, N. (2017). Determinan Efisiensi Perbankan Syariah di


Indonesia. Jurnal Keuangan dan Perbankan, 21(3), 392-406.

Rahmawati, H., & Kurniawan, R. (2015). Kendala dan Solusi Penerapan Prinsip
Bagi Hasil dalam Akad Mudharabah di Bank Syariah Indonesia. Jurnal Akuntansi
Multiparadigma, 6(3), 386-399.

Anda mungkin juga menyukai