Anda di halaman 1dari 9

Pengaruh Persepsi Tarif Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada

Pelaksana UMKM

Tugas Proposal Bahasa Indonesia

Dosen: Muhammad Dahlan, S.Pd., M.Pd.


Nama: Ibnu Sabil
Nim: 105751101623

Prodi D-III Perpajakan


Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
2023/2024
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengaruh Persepsi Tarif Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada pelaksanaan Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan isu yang relevan dalam konteks
pengembangan ekonomi di banyak negara, termasuk juga di Indonesia. UMKM secara kolektif
berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Namun, tingkat kepatuhan wajib
pajak di kalangan UMKM seringkali menjadi permasalahan yang signifikan. Banyak UMKM
cenderung menghindari atau tidak memenuhi kewajiban perpajakan karena berbagai alasan, di
antaranya adalah persepsi mereka terhadap tarif pajak yang berlaku. Persepsi tarif pajak
menggambarkan pandangan dan penilaian subjektif para pengusaha UMKM terkait besarnya
tarif pajak yang mereka harus bayar. Persepsi ini bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
tingkat kejelasan dan transparansi regulasi perpajakan, kepercayaan terhadap pemerintah,
persepsi terhadap kualitas pelayanan dari instansi perpajakan, serta pemahaman tentang manfaat
yang diperoleh dari membayar pajak. Dalam konteks UMKM, persepsi tarif pajak yang tinggi
bisa memberikan dampak negatif terhadap kepatuhan wajib pajak.

Para pengusaha UMKM mungkin merasa pajak yang tinggi akan mengurangi keuntungan
mereka dan berpotensi menghambat pertumbuhan usaha. Selain itu, persepsi bahwa dana pajak
yang dibayarkan tidak dipergunakan secara tepat oleh pemerintah juga dapat memengaruhi
kepatuhan wajib pajak. Sebagai akibat dari rendahnya kepatuhan wajib pajak di kalangan
UMKM, penerimaan pajak dari sektor ini dapat terhambat. Ini berdampak pada kemampuan
pemerintah untuk menjalankan kebijakan dan program pembangunan yang ditujukan untuk
mendukung pertumbuhan dan pengembangan UMKM. Untuk mengatasi tantangan ini, penting
bagi pemerintah dan lembaga terkait untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
persepsi tarif pajak di kalangan UMKM.

Pertumbuhan pajak berasal dari kombinasi pertumbuhan positif pada seluruh jenis pajak
yakni, PPh Badan, PPh Orang Pribadi, PPN Dalam Negeri, hingga PPh Final. Selain itu,
penerimaan pajak juga bersumber dari enam sektor terbesar yakni sektor Industri
Pengolahan, Perdagangan, Jasa Keuangan, Konstruksi hingga Pertambangan yang
berkontribusi sebesar 76 persen atas seluruh penerimaan. Sektor Industri Pengolahan dan
Perdagangan mengalami pertumbuhan hingga 33,84 persen, hal ini memberikan indikasi
bahwa aktivitas ekonomi yang cukup membaik pada sisi produksi hingga sisi
distribusi (Kementrian Keuangan, 2019). Pertumbuhan sektor perdagangan yang signifikan
terjadi pada jenis pembayaran PPh Final yang menunjukkan aktivitas ekonomi UMKM
meningkat dari sektor pembayaran pajak. Sementara itu, pajak yang diperoleh dari masyarakat
tercermin pada kinerja penerimaan PPh Final yang tumbuh lebih dari 30 persen. Hal tersebut
menunjukkan kekuatan aktivitas perekonomi serta permintaan pada sektor tersebut, terutama
pada sektor penerimaan pajak

Langkah-langkah perlu diambil untuk meningkatkan kejelasan dan transparansi dalam


regulasi perpajakan, meningkatkan kualitas pelayanan dari instansi perpajakan, serta
memberikan pemahaman yang lebih baik kepada UMKM mengenai manfaat pembayaran pajak.
Dengan cara ini, diharapkan persepsi tarif pajak dapat ditingkatkan, yang pada gilirannya akan
menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi kepatuhan wajib pajak di kalangan UMKM.
Hal ini akan memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan penerimaan pajak serta
mendukung pertumbuhan dan pengembangan UMKM sebagai salah satu tumpuan ekonomi
negara.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana persepsi tarif pajak mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak pada
pelaku UMKM?
2. Apakah terdapat perbedaan persepsi tarif pajak antara pelaku UMKM yang patuh dan
tidak patuh?
3. Apa Saja Faktor-faktor yang memengaruhi persepsi tarif pajak pada pelaku UMKM?
4. Bagaimana strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak
pada pelaku UMKM berdasarkan persepsi tarif pajak?
5. Metode Penelitian

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui sejauh mana pengaruh persepsi tarif pajak terhadap tingkat kepatuhan wajib
pajak pada pelaku UMKM.
2. Menganalisis perbedaan persepsi tarif pajak antara pelaku UMKM yang patuh dan tidak
patuh.
3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi persepsi tarif pajak pada pelaku
UMKM.
4. Merumuskan strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak
pada pelaku UMKM berdasarkan persepsi tarif pajak.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Meningkatkan pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib
pajak pada pelaksanaan UMKM. Melalui penelitian ini, dapat diketahui sejauh mana
persepsi tarif pajak berkontribusi terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak di sektor
UMKM. Hasil penelitian ini akan memberikan informasi dan pemahaman yang lebih
baik mengenai faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam upaya meningkatkan
kepatuhan wajib pajak di sektor ini.
2. Memberikan informasi kepada pemerintah dan lembaga terkait. Dengan memahami
pengaruh persepsi tarif pajak, pemerintah dan lembaga terkait dapat mengambil langkah-
langkah yang tepat dalam merancang kebijakan perpajakan yang berdampak langsung
pada sektor UMKM. Informasi ini dapat membantu pemerintah untuk mengoptimalkan
sistem perpajakan yang lebih adil dan efektif dalam rangka mendorong kepatuhan wajib
pajak.
3. Mendorong kesadaran dan pemahaman wajib pajak. Hasil penelitian ini dapat menjadi
sarana untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak, terutama di kalangan pelaku UMKM.
Dengan mengetahui bagaimana tarif pajak dapat mempengaruhi kepatuhan, diharapkan
wajib pajak akan lebih memahami pentingnya membayar pajak secara tepat dan
bertanggung jawab.
BAB II

PEMBAHASAN

2.2 Bagaimana persepsi tarif pajak mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak
pada pelaku UMKM?

Persepsi tarif pajak dapat memiliki dampak signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib
pajak pada pelaku UMKM. Berikut adalah penjelasan mengenai hubungan antara persepsi tarif
pajak dan tingkat kepatuhan wajib pajak pada pelaku UMKM:

1. Kesadaran dan pemahaman: Persepsi wajib pajak terhadap tarif pajak akan
mempengaruhi tingkat kesadaran dan pemahaman mereka terkait kewajiban
pajak. Jika tarif pajak terlalu tinggi atau terlalu kompleks, pelaku UMKM
mungkin cenderung menganggap pajak sebagai beban yang berat dan sulit
dipenuhi.
2. Motivasi kepatuhan: Jika pelaku UMKM merasa bahwa tarif pajak yang
diterapkan adil dan wajar, mereka akan lebih termotivasi untuk mematuhi
kewajiban pajak. Namun, jika persepsi mereka adalah tarif pajak yang tidak adil
atau tidak sebanding dengan manfaat yang diterima, pelaku UMKM bisa jadi
kurang termotivasi untuk mematuhi pajak.
3. Efek finansial: Tarif pajak yang tinggi dapat berdampak negatif pada keuangan
UMKM, terutama pada tahap awal bisnis atau saat menghadapi tantangan
ekonomi. Persepsi ini dapat membuat pelaku UMKM mencari cara-cara untuk
menghindari atau mengurangi pajak, bahkan melanggar peraturan perpajakan.
4. Operasional dan administrasi: Tarif pajak yang rumit dan kompleks dapat
meningkatkan biaya administrasi, baik dalam hal profesionalisme akuntansi
maupun waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi kewajiban pajak. Jika wajib
pajak merasa tarif pajak terlalu membebani operasional atau memerlukan upaya
administrasi yang berlebihan, mereka bisa jadi cenderung mengabaikan
kewajiban pajak atau menggunakan praktik perpajakan yang tidak sah.
Pemerintah dan otoritas pajak perlu memperhatikan persepsi tarif pajak pada
pelaku UMKM. Upaya untuk mempromosikan persepsi yang positif melalui
penyederhanaan tarif, memberikan edukasi pajak yang mudah dipahami, dan
mengkaji kembali kebijakan perpajakan yang berlaku dapat membantu
meningkatkan tingkat kepatuhan wajib pajak dalam sektor UMKM.
2.2 Apakah terdapat perbedaan persepsi tarif pajak antara pelaku UMKM yang
patuh dan tidak patuh?

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan persepsi tarif pajak antara pelaku UMKM yang patuh dan tidak patuh. Pelaku UMKM
yang patuh cenderung memiliki persepsi yang positif terhadap tarif pajak, yaitu persepsi bahwa
tarif pajak yang berlaku sudah adil, tidak memberatkan, dan dapat diterima. Hal ini tercermin
dari niat mereka untuk membayar pajak dan melaporkan pajaknya secara tepat waktu.

Sementara itu, pelaku UMKM yang tidak patuh cenderung memiliki persepsi yang negatif
terhadap tarif pajak, yaitu persepsi bahwa tarif pajak yang berlaku terlalu tinggi, memberatkan,
dan tidak adil. Hal ini tercermin dari niat mereka untuk tidak membayar pajak atau melaporkan
pajaknya secara tidak tepat waktu.

Perbedaan persepsi tarif pajak ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Pemahaman pelaku UMKM terhadap peraturan perpajakan. Pelaku UMKM yang patuh
cenderung memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap peraturan perpajakan,
termasuk tarif pajak yang berlaku. Hal ini membuat mereka lebih memahami bahwa tarif
pajak yang berlaku sudah adil dan dapat diterima.
2. Nilai-nilai moral dan etika pelaku UMKM. Pelaku UMKM yang patuh cenderung
memiliki nilai-nilai moral dan etika yang tinggi, termasuk kesadaran untuk membayar
pajak dan memenuhi kewajibannya sebagai warga negara.
3. Pengaruh lingkungan sosial dan budaya. Pelaku UMKM yang berada di lingkungan sosial
dan budaya yang mendukung kepatuhan pajak cenderung memiliki persepsi yang positif
terhadap tarif pajak.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan kepatuhan pajak UMKM, pemerintah perlu melakukan
upaya untuk meningkatkan pemahaman pelaku UMKM terhadap peraturan perpajakan,
menanamkan nilai-nilai moral dan etika, serta menciptakan lingkungan sosial dan budaya yang
mendukung kepatuhan pajak

Faktor-faktor seperti tingkat pengetahuan tentang manfaat pajak, kepercayaan terhadap kebijakan
pemerintah, dan pengalaman dengan sistem pajak dapat memengaruhi persepsi ini. Pemerintah
perlu memberikan edukasi yang lebih baik kepada pelaku UMKM tentang kontribusi pajak
mereka dan bagaimana pajak dapat berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan.

Penting untuk dicatat bahwa persepsi ini dapat dipengaruhi oleh pemahaman tentang manfaat
pajak, tingkat edukasi, dan pengalaman pelaku UMKM dengan sistem pajak. Oleh karena itu,
upaya penyuluhan, pendidikan, dan penyederhanaan prosedur pajak dapat membantu
meningkatkan pemahaman dan dukungan dari pelaku UMKM terhadap kewajiban pajak mereka.

2.3 Apa Saja Faktor-faktor yang memengaruhi persepsi tarif pajak pada pelaku
UMKM?

Faktor-faktor yang memengaruhi persepsi tarif pajak pada pelaku Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah (UMKM) sangat bervariasi. Berikut beberapa faktor yang umumnya dapat
memengaruhi persepsi tarif pajak pada pelaku UMKM:

1. Tingkat Pendidikan dan Kesadaran Pajak: Tingkat pendidikan dan kesadaran pajak
pelaku UMKM dapat sangat memengaruhi persepsi mereka terhadap tarif pajak. Semakin
tinggi tingkat pendidikan dan pemahaman mengenai pajak, semakin baik pemahaman
mereka terhadap tarif pajak dan kewajiban perpajakan.
2. Ukuran Usaha dan Pendapatan: Ukuran usaha dan pendapatan pelaku UMKM juga
memiliki pengaruh terhadap persepsi tarif pajak. Pelaku UMKM dengan skala usaha yang
lebih kecil dan pendapatan yang rendah mungkin memiliki persepsi yang berbeda
terhadap tarif pajak dibandingkan dengan pelaku UMKM yang lebih besar dengan
pendapatan yang lebih tinggi.
3. Efektivitas Sistem Perpajakan: Efektivitas dan efisiensi sistem perpajakan suatu negara
juga dapat memengaruhi persepsi tarif pajak pada pelaku UMKM. Semakin baik sistem
perpajakan dalam memberikan pelayanan yang mudah dan transparan, pelaku UMKM
cenderung lebih puas dengan tarif pajak yang diberlakukan.
4. Dukungan dan Insentif Pemerintah: Dukungan dan insentif yang diberikan oleh
pemerintah kepada pelaku UMKM dapat memengaruhi persepsi mereka terhadap tarif
pajak. Jika ada insentif yang menarik atau dukungan yang memadai, pelaku UMKM
cenderung memiliki persepsi yang lebih positif terhadap tarif pajak.
5. Kesadaran akan Manfaat Redistribution: Kesadaran akan manfaat redistribusi atau
penggunaan pajak untuk pembangunan ekonomi dan sosial negara juga dapat
mempengaruhi persepsi tarif pajak pada pelaku UMKM. Jika pelaku UMKM memiliki
pemahaman yang baik tentang bagaimana pajak digunakan untuk kesejahteraan
masyarakat secara keseluruhan, mereka mungkin lebih mampu menerima dan memahami
tarif pajak yang diberlakukan. Harap dicatat bahwa persepsi tarif pajak dapat sangat
individual, dan faktor-faktor di atas hanya beberapa contoh yang umum ditemui. Setiap
individu dapat memiliki persepsi yang unik tergantung pada berbagai faktor lainnya.

Memahami dan mengelola faktor-faktor ini dapat membantu pemerintah dan pemangku
kepentingan untuk membentuk persepsi positif terhadap tarif pajak pada pelaku UMKM.
2.4 Bagaimana strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan
wajib pajak pada pelaku UMKM berdasarkan persepsi tarif pajak?

Anda mungkin juga menyukai