Disusun Oleh :
Wahyu Widodo C1L016047
B. Tokoh-Tokoh Keynesian
Tokoh-tokoh ekonomi pendukung ajaran Keynes baik yang tergolong Neo-Keynes maupun
pasca-keynes sebenarnya banyak seperti Paul Anthony Samuelson, Wassily leontif, Simon
Kuznets, EvseyD.Domar atau biasa disebut Domar, Roy F. Harror biasa disebut Harrod, dan
John Von Neuman.
1. Alvin Harvey Hansen ( 1887-1975)
Alvin Hansen adalah pakar ekonomi lulusan Harvard University yang paling mengagumi
karya-karya Keynes. Sebagi ahli ekonomi yang cukup disegani ia banyak menulis karya ilmiah.
Dalam hal ini ada tiga buku Hansen yang paling menonjol. Pertama, Fiscal Policy and Business
Cyle (1941), kedua Business Cyles and National Income (1951) dan terakhir A Guide to Keynes
(1953).
Buku pertama dan kedua lebih banyak ditujukan untuk menjelaskan apa yang dimaksud
dengan fluktuasi ekonomi, factor-faktor penyebabnya. Yang lebih penting lagi mengenai cara
mengantisipasi fluktuasi ekonomi tersebut. Fluktuasi ekonomi terjadi karna adanya gerak naik
turun dalam factor-faktor yang menjadi determinan pendapatan nasional. Dengan begitu
ia banyak mengupas tentang pendapatan nasional tersebut. Hansen mengaitkan permasalahan
mengenai pendapatan nasional, investasi, dan kesempatan kerja dengan gerak gelombang atau
fluktuasi ekonomi. Buku Hansen yang ketiga, A Guide to Keynes sangat berjasa dalam penyebar
luasan pemikiran-pemikiran Keynes.
2. Simon Kuznets ( 1901-1985)
Simon Kuznets terkenal dalam bidang ekonomi atas studinya tentang pendapatan nasional dan
komponen-komponennya. Ia pernah memenangkan hadiah Nobel di bidang ekonomi pada tahun
1971 atas usahanya mempelopori pengukuran dan analisis atas sejarah pertumbuhan pendapatan
nasional negara-negara maju.
Pada awalnya Kuznets seorang ahli statistik yang banyak berkecimpung dengan
pengumpulan dan analisis data. Termasuk pula didalamnya data ekonomi. Buku-buku yang
ditulis Kuznets yang ada hubungannya dengan ekonomi antara lain: National Income and its
Composition:1919-1938(1941), Economic Change (1953), dan Modern Economic Growth,
Rate, Structure and Spread (1960). Pada saat ini nama Kuznets selalu disebut bahkan
dibicarakan dalam hubungannya dengan analisis mengenai pendapatan nasional beserta
komposisinya. Oleh karna hasil pemikiran Kuznets lah dapat diberikan wujud nyata secara
kuantitatif empiris terhadap pengertian-pengertian pokok dalam kerangka teori Keynes seperti
mengenai hubungan antara pendapatan, konsumsi, tabungan, investasi didalam ekonomi
masyarakat secara keseluruhan. Dan harga-harga dapat dikaji dan diamati menurut analisis kurun
waktu ( time series analysis).
3. John R. Hicks
Oleh beberapa pakar, yaitu Prof Sumitro, Hicks dimasukkan kedalam aliran neo-klasik. Hal
ini dimungkinkan karan ia berjasa melakukan pengkajian ulang terhadap teori-teori Marshall
tentang prilaku konsumenb dan memperbarui konsep keseimbangan umul Marshall tersebut.
Pada kesempatan ini, yang penting bagi kita ialah Hicks telah ikut berjasa dalam
mengembangkan pemikiran-pemikiran Keynes. Salah satu jasanya yang sangat besar ialah
kemampuannya dalam merangkai teori-teori ekonomi mikro kedalam kerangka teori makro
Keynes melalui pendekatan matematika. Hal ini dapat diikuti dari salah satu karyanya: Value
and Capital (1939). Dalam tulisannya yang lain: Mr. Keynes and The “classic”:A Suggested
Interpretation (1937) Hicks membandingkan ajaran Keynes dengan ajaran kaum klasik secara
sangat gemilang. Dalam pembahasannya tentang keseimbangan umum, Hicks berpijak pada
teori-teori ekonomi mikro. Namun semua hal satu sama lain dikaji dengan memperhatikan
serangkaian unsure dinamika dan juga dalam hubungannya dengan teori moneter.
Hicks bersama-sama dengan Hansen memperkenalkan analisis IS-LM. Analisis ini kemudian
menjadi sangat popular dikalangan mahasiswa yang mempelajari ilmu ekonomi makro. Analisis
IS-LM ini sangat bermanfaat dalam menjelaskan hubungan antar berbagai variabel dalam
perekonomian.
4. Wassily Leontief
Wassily Leontief adalah pakar ekonomi yang kemudian membelot ke Amerika serikat yang
memprakasai serta mengembangkan analisis input-output yang hingga kini terkenal dalam studi
ekonomi perencanaan dan untuk membuat suatu ramalan output dan kebutuhan pertumbuhan.
[11]
Leontief dilahirkan di St. Petersburg pada tanggal 5 Agustus 1906. Gelar M.A nya didapat
dari ilmu sosial Universita Leningrad pada tahun 1925 dan gelar Ph.D nya dari ilmu ekonomi
dari Universitas Berlin pada tahun 1928.
Menurut leontief hubungan dan keterkaitan antar-sektor dalam perekonomian dapat
digambarkan dalam suatu matriks. Matriks ini pada intinya berisi table-tabel tentang factor-
faktor produksi (input) di tiap sector dan table-tabel hasil (output) dari masing-masing sector.
Dengan dikembangkannya analisis input-ouput oleh Leontief saat ini para ahli ekonomi dapat
secara lebih jelas melihat komposisi dan keterkaitan sektor-sektor ekonomi secara keseluruhan.
Analisis input-output bias diaplikasikan dalam semua sistem-sistem ekonomi, baik yang liberal,
etatisme maupun menganut sistem ekonomi campuran.
5. David Romer
Romer adalah Professor ekonomi politik di University of California, Berkeley. Dia
merupakan pakar ekonomi di bidang makroekonomi. Dalam karya terbarunya, Romer bekerja
sama dengan istrinya, Christina Romer, pada kebijakan fiskal dan moneter dari tahun 1950
hingga saat ini, dengan menggunakan catatan dari pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal
(FOMC) dan bahan-bahan dari staf The Fed untuk mempelajari bagaimana Federal Reserve
membuat keputusan. Karyanya menunjukkan bahwa beberapa dari kredit untuk pertumbuhan
ekonomi yang relatif stabil pada tahun 1950, should lies dengan good policy oleh Federal
Reserve, di samping itu anggota FOMC telah membuat keputusan yang lebih baik dengan
mengandalkan lebih dekat pada perkiraan yang dibuat oleh staf The Fed tersebut.
Baru-baru ini, Romers (David dan Christina) berfokus pada dampak kebijakan pajak
pemerintah dan pertumbuhan ekonomi secara umum. Karya ini terlihat pada catatan sejarah
perubahan pajak Amerika Serikat dari 1945-2007, tidak termasuk perubahan pajak endogen,
yang dibuat untuk melawan resesi atau meringankan biaya pengeluaran baru pemerintah. Ia
menemukan bahwa ada peningkatan pajak eksogen, dibuat misalnya untuk mengurangi
pewarisan defisit anggaran, mengurangi pertumbuhan ekonomi (meskipun dengan jumlah yang
lebih kecil setelah tahun 1980 dari sebelumnya). Romers juga menemukan, “Tidak ada dukungan
untuk hipotesis bahwa pemotongan pajak mengendalikan pengeluaran pemerintah, memang
pemotongan pajak bisa saja meningkatkan pengeluaran. Hasil penelitian juga menunjukkan
bahwa efek utama dari pemotongan pajak pada anggaran pemerintah adalah mendorong
timbulnya peningkatan pajak berikutnya”
6. Paul Samuelson
Samuelson memperoleh pendidikan ekonomi di Harvard. Di samping memperdalam ekonomi
ia juga sangat mahir dalam ilmu matematika. Samuelson dilahirkan di Gary, Indiana, Amerika
Serikat pada tanggal 15 mei 1915. Samuelson belajar ilmu ekonomi dari Universitas Chicago. Ia
lulus pada tahun 1935 dan berhasil memperoleh gelar doctor (Ph.D) dari Universitas Harvard
pada tahun 1941. Sejak usia 32 tahun Samuelson sudah menjabat professor penuh di
Massachussetts Institute of Technology (MIT). Berkat karya-karyanya yang brilian ia pernah
menerima hadiah John Bates Clark. Dan memenangkan hadiah Nobel untuk ilmu ekonomi pada
tahun 1970.
Seperti halnya Hansen, Samuelson juga berjasa dalam menyebarluaskan. Disamping itu, ia
juga mengembangkan lebih jauh pemikiran-pemikiran Keynes.
Buku-buku Samuelson antara lain: Foundation of Economic Analysis (1947),
dan Economics (1948). Dalam Economics Samuelson secara gamblang memperlihatkan
bagaimana perdagangan luar negri dimasukkan dalam kerangka umum teori ekonomi makro.
Atas jasa Samuelson, banyak Negara yang lebih terdorong untuk lebih membeuka pasarnya
terhadap perekonomian internasional, termasuk Indonesia, yang beberapa kalangan justru dinilai
terlalu terbuka untuk suatu Negara yang sedang berkembang. Dalam Foundation of Economics
Analysis Samuelson dengan jelas memperlihatkan bagaimana hubungan timbal balik. Hubungan
timbale balik ini saling memperkuat, antara faktor pengganda
(Multiplier) dengan accelerator. Sebagaimana diketahui, permintaan efektif masyarakat
dipengaruhi oleh oleh autonomous investment ( investasi yang besarnya ditentukan oleh
perekonomian itu sendiri). Dampak investasi terhadap perekonomian menjadi berlipat ganda
karna adanya multilier. Besarnya angka pengganda atau multiplier ini sangat ditentukan oleh
kecenderungan mengonsumsi (propensity to consume) masyarakat. Makin besar kenderungan
mengonsumsi, makin besar angka pengganda, sehinngga makin besar pula dampak investasi
terhadap perekonomian.