Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI DAN SISTEM EKONOMI

“MAHDAB POST KEYNES”

Disusun Oleh :
Wahyu Widodo C1L016047

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PENDIDIKAN EKONOMI
PURWOKERTO
2019
A. Sejarah Aliran Post Keynes dan Neo Keynes
            Sejak ditulisnya buku The General Theory pada tahun 1936 oleh Keynes, hubungan
timbal balik antara analisis ekonomi dan kebijaksanaan pemerintah menjadi landasan yang amat
penting dalam menilai pemikiran-pemikiran ekonomi. Pandangan-pandangan Keynes terus
diperbarui dan dikembangkan oleh pendukung-pendukungnya, baik dari golongan Neo-
Keynesian maupun Pasca Keynesian atau Post Keynesian.
Penerus ajaran Keynes yang tergolong Neo-Keynesian banyak berjasa dalam
mengembangkan teori-teori yang berhubungan dengan usaha menjaga stabilitas perekonomian.
Teori-teori tersebut menerangkan dan mengantisipasi fluktuasi ekonomi (business cyle) dan
teori-teori yang berhubungan dengan pertumbuhan dan pendapatan.
            Sementara itu, kelompok kedua yang disebut pasca Keynesian atau   Post
Keynesian adalah sekupulan ahli ekonomi. Sekumpulan ahli itu menyatakan berbgai pandangan
tentang ekonomi makro modern. Pemikiran-pemikiran ekonomi mereka berakar dari pemikiran-
pemikaran Keynes, namun sudah berkembang lebih jauh.
Perkembangan ilmu ekonomi  yang begitu cepatnya menyebabkan Pauk A. Samuelson
menyebut ilmu ekonomi itu sebagai ratu ilmu-ilmu social. Bahkan pada tahun 1969 panitia
Hadiah Nobel telah mengukuhkan bahwa ilmu ekonomi itu penting. Oleh karna itu sejak itu pula
ilmu ekonomi telah disejajarkan dalam barisan fisika, kimia, kedokteran, kesusastraan, dan
perdamaian sebagai ilmu yang berhak menerima Nobel.

B. Tokoh-Tokoh Keynesian
Tokoh-tokoh ekonomi pendukung ajaran Keynes baik yang tergolong Neo-Keynes maupun
pasca-keynes sebenarnya banyak seperti  Paul Anthony Samuelson, Wassily leontif, Simon
Kuznets, EvseyD.Domar atau biasa disebut Domar, Roy F. Harror biasa disebut Harrod, dan
John Von Neuman.
1. Alvin Harvey Hansen ( 1887-1975)
Alvin Hansen adalah pakar ekonomi lulusan Harvard University yang paling mengagumi
karya-karya Keynes. Sebagi ahli ekonomi yang cukup disegani ia banyak menulis karya ilmiah.
Dalam hal ini ada tiga buku Hansen yang paling menonjol. Pertama, Fiscal Policy and Business
Cyle (1941), kedua Business Cyles and National Income (1951) dan terakhir A Guide to Keynes
(1953).
Buku pertama dan kedua lebih banyak ditujukan untuk menjelaskan apa yang dimaksud
dengan fluktuasi ekonomi, factor-faktor penyebabnya. Yang lebih penting lagi mengenai cara
mengantisipasi fluktuasi ekonomi tersebut. Fluktuasi ekonomi terjadi karna adanya gerak naik
turun dalam factor-faktor yang menjadi determinan pendapatan nasional. Dengan begitu
ia  banyak mengupas tentang pendapatan nasional tersebut. Hansen mengaitkan permasalahan
mengenai pendapatan nasional, investasi, dan kesempatan kerja dengan gerak gelombang atau
fluktuasi ekonomi. Buku Hansen yang ketiga, A Guide to Keynes sangat berjasa dalam penyebar
luasan pemikiran-pemikiran Keynes.
2. Simon Kuznets ( 1901-1985)
Simon Kuznets terkenal dalam bidang ekonomi atas studinya tentang pendapatan nasional dan
komponen-komponennya. Ia pernah memenangkan hadiah Nobel di bidang ekonomi pada tahun
1971 atas usahanya mempelopori pengukuran dan analisis atas sejarah pertumbuhan pendapatan
nasional negara-negara maju.
Pada awalnya Kuznets seorang ahli statistik  yang banyak berkecimpung dengan
pengumpulan dan analisis data. Termasuk pula didalamnya data ekonomi. Buku-buku yang
ditulis Kuznets yang ada hubungannya dengan ekonomi antara lain: National Income and its
Composition:1919-1938(1941), Economic Change  (1953), dan Modern Economic Growth,
Rate, Structure and Spread (1960). Pada saat ini nama Kuznets selalu disebut bahkan
dibicarakan dalam hubungannya dengan analisis mengenai pendapatan nasional beserta
komposisinya. Oleh karna hasil pemikiran Kuznets lah dapat diberikan wujud nyata secara
kuantitatif empiris terhadap pengertian-pengertian pokok dalam kerangka teori Keynes seperti
mengenai hubungan antara pendapatan, konsumsi, tabungan, investasi didalam ekonomi
masyarakat secara keseluruhan. Dan harga-harga dapat dikaji dan diamati menurut analisis kurun
waktu ( time series analysis).
3. John R. Hicks
Oleh beberapa pakar, yaitu Prof Sumitro, Hicks dimasukkan kedalam aliran neo-klasik. Hal
ini dimungkinkan karan ia berjasa melakukan pengkajian ulang terhadap teori-teori Marshall
tentang prilaku konsumenb dan memperbarui konsep keseimbangan umul Marshall tersebut.
Pada kesempatan ini, yang penting bagi kita ialah Hicks telah ikut berjasa dalam
mengembangkan pemikiran-pemikiran Keynes. Salah satu jasanya yang sangat besar ialah
kemampuannya dalam merangkai teori-teori ekonomi mikro kedalam kerangka teori makro
Keynes melalui pendekatan matematika. Hal ini dapat diikuti dari salah satu karyanya: Value
and Capital (1939). Dalam tulisannya yang lain: Mr. Keynes and The “classic”:A Suggested
Interpretation (1937) Hicks membandingkan ajaran Keynes dengan ajaran kaum klasik secara
sangat gemilang. Dalam pembahasannya tentang keseimbangan umum, Hicks berpijak pada
teori-teori ekonomi mikro. Namun semua hal satu sama lain dikaji dengan memperhatikan
serangkaian unsure dinamika dan juga dalam hubungannya dengan teori moneter.
Hicks bersama-sama dengan Hansen memperkenalkan analisis IS-LM. Analisis ini kemudian
menjadi sangat popular dikalangan mahasiswa yang mempelajari ilmu ekonomi makro. Analisis
IS-LM ini sangat bermanfaat dalam menjelaskan hubungan antar berbagai variabel dalam
perekonomian.
4. Wassily Leontief
Wassily Leontief adalah pakar ekonomi yang kemudian membelot ke Amerika serikat yang
memprakasai serta mengembangkan analisis input-output yang hingga kini terkenal dalam studi
ekonomi perencanaan dan untuk membuat suatu ramalan output dan kebutuhan pertumbuhan.
[11]
Leontief dilahirkan di St. Petersburg pada tanggal 5 Agustus 1906. Gelar M.A nya didapat
dari ilmu sosial Universita Leningrad pada tahun 1925 dan gelar Ph.D nya dari ilmu ekonomi
dari Universitas Berlin pada tahun 1928.
Menurut leontief hubungan dan keterkaitan antar-sektor dalam perekonomian dapat
digambarkan dalam suatu matriks. Matriks ini pada intinya berisi table-tabel tentang factor-
faktor produksi (input) di tiap sector dan table-tabel hasil (output) dari masing-masing sector.
Dengan dikembangkannya analisis input-ouput oleh Leontief saat ini para ahli ekonomi dapat
secara lebih jelas melihat komposisi dan keterkaitan sektor-sektor ekonomi secara keseluruhan.
Analisis input-output bias diaplikasikan dalam semua sistem-sistem ekonomi, baik yang liberal,
etatisme maupun menganut sistem ekonomi campuran.
5. David Romer
Romer adalah Professor ekonomi politik di University of California, Berkeley. Dia
merupakan pakar ekonomi di bidang makroekonomi. Dalam karya terbarunya, Romer bekerja
sama dengan istrinya, Christina Romer, pada kebijakan fiskal dan moneter dari tahun 1950
hingga saat ini, dengan menggunakan catatan dari pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal
(FOMC) dan bahan-bahan dari staf The Fed untuk mempelajari bagaimana Federal Reserve
membuat keputusan. Karyanya menunjukkan bahwa beberapa dari kredit untuk pertumbuhan
ekonomi yang relatif stabil pada tahun 1950, should lies dengan good policy oleh Federal
Reserve, di samping itu anggota FOMC telah membuat keputusan yang lebih baik dengan
mengandalkan lebih dekat pada perkiraan yang dibuat oleh staf The Fed tersebut.
Baru-baru ini, Romers (David dan Christina) berfokus pada dampak kebijakan pajak
pemerintah dan pertumbuhan ekonomi secara umum. Karya ini terlihat pada catatan sejarah
perubahan pajak Amerika Serikat dari 1945-2007, tidak termasuk perubahan pajak endogen,
yang dibuat untuk melawan resesi atau meringankan biaya pengeluaran baru pemerintah. Ia
menemukan bahwa ada peningkatan pajak eksogen, dibuat misalnya untuk mengurangi
pewarisan defisit anggaran, mengurangi pertumbuhan ekonomi (meskipun dengan jumlah yang
lebih kecil setelah tahun 1980 dari sebelumnya). Romers juga menemukan, “Tidak ada dukungan
untuk hipotesis bahwa pemotongan pajak mengendalikan pengeluaran pemerintah, memang
pemotongan pajak bisa saja meningkatkan pengeluaran. Hasil penelitian juga menunjukkan
bahwa efek utama dari pemotongan pajak pada anggaran pemerintah adalah mendorong
timbulnya peningkatan pajak berikutnya”
6. Paul Samuelson
Samuelson memperoleh pendidikan ekonomi di Harvard. Di samping memperdalam ekonomi
ia juga sangat mahir dalam ilmu matematika. Samuelson dilahirkan di Gary, Indiana, Amerika
Serikat pada tanggal 15 mei 1915. Samuelson belajar ilmu ekonomi dari Universitas Chicago. Ia
lulus pada tahun 1935 dan berhasil memperoleh gelar doctor (Ph.D) dari Universitas Harvard
pada tahun 1941. Sejak usia 32 tahun Samuelson sudah menjabat professor penuh di
Massachussetts Institute of Technology (MIT). Berkat karya-karyanya yang brilian ia pernah
menerima hadiah John Bates Clark. Dan memenangkan hadiah Nobel untuk ilmu ekonomi pada
tahun 1970.
Seperti halnya Hansen, Samuelson juga berjasa dalam menyebarluaskan. Disamping itu, ia
juga mengembangkan lebih jauh pemikiran-pemikiran Keynes.
Buku-buku Samuelson antara lain: Foundation of Economic Analysis (1947),
dan Economics (1948). Dalam Economics Samuelson secara gamblang memperlihatkan
bagaimana perdagangan luar negri dimasukkan dalam kerangka umum teori ekonomi makro.
Atas jasa Samuelson, banyak Negara yang lebih terdorong untuk lebih membeuka pasarnya
terhadap perekonomian internasional, termasuk Indonesia, yang beberapa kalangan justru dinilai
terlalu terbuka untuk suatu Negara yang sedang berkembang. Dalam Foundation of Economics
Analysis Samuelson dengan jelas memperlihatkan bagaimana hubungan timbal balik. Hubungan
timbale balik ini saling memperkuat, antara faktor pengganda
(Multiplier) dengan  accelerator. Sebagaimana diketahui, permintaan efektif masyarakat
dipengaruhi oleh oleh autonomous investment ( investasi yang besarnya ditentukan oleh
perekonomian itu sendiri). Dampak investasi terhadap perekonomian menjadi berlipat ganda
karna adanya multilier. Besarnya angka pengganda atau multiplier ini sangat ditentukan oleh
kecenderungan mengonsumsi (propensity to consume) masyarakat. Makin besar kenderungan
mengonsumsi, makin besar angka pengganda, sehinngga makin besar pula dampak investasi
terhadap perekonomian.

C. Teori Gelombang Perusahaan (Business Cyle)


Sebelumnya telah disebutkan bahwa Hansen banyak meluangkan waktunya umtuk
mempelajari teori gelombang perusahaan. Pakar lain yang juga serius membahas   masalah
fluktuasi ini adalah Schumpeter. Hansen dan Schumpeter secara kebetulan adalah sama-sama
alumnus Harvard University.
Kita mengetahui bahwa seandainya permintaan selalu seimbang dengan penawaran, fluktuasi
ekonomi tidak akan pernah terjadi. Kalaupun terjadi, pasti akan segera mereda. Dalam
perekonomian yamg seimbang gerak naik turun pendapatan nasional tidak akan terjadi.
Pembahasan tentang teori fluktuasi ekonomi mendapatkan perhatian yang lebih serius  pada era
sesudah Keynes. Bagi kaum Neo-keynesian, fluktuasi ekonomi terjadi karna dua penyebab
utama. Pertama, terjadinya perubahan-perubahan dalam tingkat investasi dan rendahnya tingkat
konsumsi. Perubahan tingkat bunga akan mempengaruhi investasi dan pendapatan. Misalnya,
terjadi kenaikan money supply dan kurangnya money demand maka tingkat bunga akan menurun,
investasi dan pendapatan akan meningkat.  Meningkatnya pendapatan akan mempengaruhi
meningkatnya tingkat konsumsi masyarakat. Namun, apabila terjadi  kenaikan money
demand  melebihi money supply, maka tingkat bunga akan meningkat, yang akan berdampak
pada tingkat investasi dan pendapatan.
Kedua, fluktuasi terjadi karna tidak adanya mekanisme koreksi yang mampu mendorong
perekonomian pada keseimbangan kesempatan kerja penuh (full-employment equilibrium)
penyebab utama ketidakseimbangan ini adalah kakunya harga-harga, terutama tingkat upah
dalam mekanisme penyesuaia. Karena perekonomian tidak selalu berada dalam posisi
keseimbangan, sering terjadi fluktuasi. Ketidakseimbangan perekonomian yang berkaitan dengan
pengangguran dan inflasi menyebabkan kaum neo-keynesian percaya perluny intervensi dari
pemerintah sebagai langkah koreksi.
D. Teori Pertumbuhan dan Pembangunan
Pakar pertama yang lebih serius dalam mengembangkan teori pertumbuhan adalah
Schumpeter. Dalam usia muda  Schumpeter telah meletakkan dasar pengembangan teori
pertumbuhan ekonomi dalam tulisannya: The Theory of Economic Development. Tema tentang
pertumbuhan juga disinggung dalam bukunya yang lain: Capitalsm, Socialism, and
Democracy (1943). Bagi Schumpeter, pelaku utama pertumbuhan ekonomi adalah karna adanya
entrepreneur. Entrepreneur bukan hanya seorang pengusaha atau manajer, melainkan seseorang
yang mau menerima risiko dan mengintrodusiasi produk-produk dan teknologi baru dalam
masyarakat.
Menurut schumpeter pertumbuhan ekonomi akan berkembang pesat dalam lingkungan
masyarakat yang menghargai dan merangsang orang untuk menggali penemuan-penemuan baru.
Perhatian terhadap pertumbuhan dan pembangunan terutama di negara-negara berkembang
semakin marak berkat pengaruh ajaran Keynes yang menginginkan campur tangan pemerintah
dalam proses pembangunan. Bermodalkan teori-teori dan konsep-konsep yang digagas Keynes,
banyak negara berkembang ikut aktif terlibat dalam proses pembangunan.
Sebagaimana diketahui negara-negara berkembang ingin cepat mengejar ketertinggalannya
dari negara-negara maju. Salah satu jalan pintas yang dipercaya bisa ditempuh ialah dengan
memacu pertumbuhan ekonomi dengan melaksanakan industrialisasi. Banyak pakar yang yakin
bahwa negara-negara berkembang bisa maju dengan melalui beberapa tahapan pembangunan
ekonomi sesuai dengan teori-teori perencanaan pembanguan. Salah satu diantara teori
pembangunan yang paling terkenal ialah dari Walt. Withman Rostow (1916-..). dalam bukunya
yang sangat terkenal: The Stages of Economic Growth: A Non-Communist Manifesto (1960),
Rostow mengatakan bahwa negara-negara berkembang yang ingin maju harus melalui tahap-
tahap pembangunan sebagai berikut :
1) Tahap tradisional statis
Tahap ini dicirikan oleh keadaan Iptek yang masih sangat rendah dan belum begitu
berpengaruh terhadap kehidupan. Selain itu perekonomian pun masih didominasi sektor-
sektor pertanian-pedesaan. Struktur sosial-politik juga masih bersifat kaku.
2) Tahap transisi (pra take-off)
Pada tahap itu Iptek mulai berkembang, produktivitas semakin meningkat dan industri
semakin berkembang. Tenaga kerja pun mulai beralih dari sektor pertanian ke sektor
industri. Pertumbuhan tinggi kaum pedagang bermunculan, dan struktur sosial politik
semakin membaik.
3) Tahap lepas landas
Tahap ini dicirikan oleh keadaan suatu hambatan-hambatan sosial-politik yang mampu
diatasi, tingkat kebudayaan dari Iptek semakin maju , investasi dan pertumbuhan tetap tinggi
serta mulai terjadi ekspansi perdagangan ke luar negeri.
4) Tahap dewasa (maturing stage)
Dalam tahap ini masyarakat semakin dewasa dapat menggunakan iptek sepenuhnya,
terjadi perubahan komposisi angkatan kerja dimana jumlah tenaga kerja yang skilled lebih
banyak dari yang unskilled, serikat-serikat dagang dan gerakan-gerakan buruh semakin maju
dan berperan serta pendapatan perkapita tinggi.
Secara keseluruhan proses sebagaimana dijelaskan oleh Rostow diatas hanya bisa
berlangsung jika dipenuhi beberapa kondisi antara lain:
a) Pemerintahan yang stabil
b) Perbaikan dalam tingkat pendidikan
c) Adanya inovator dan wiraswastawan yang mampu memanfaatkan tabungan masyarakat dan
mengembangkan perdagangan.
d) Reformasi sosial.

E. Kebijaksanaan Fiskal VS Moneter


Keynes telah berusaha menemukan struktur teoretis yang dapat digunakan untuk
memformulasikan kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonomi makro untuk menstabilkan
perekonomian. Salah satu isu yang selalu diperdebatkan oleh pakar antara tahun 50-an dan 60-an
ianalah mana yang lebih efektif, kebijaksanaan fiskal atau kebijaksanaan moneter.[23]
Beberapa pakar dipimpin oleh Keynes dan diikuti oleh para pendukungnhya, menganggap
kebijaksanaan moneter yang dilakukan dengan memanipulasi jumlah uang yang beredar tidak
efektif dalam usaha menstabilkan perekonomian. Sebaliknya mereka percaya bahwa
kebijaksanaan yang lebih ampuh dalam menstabilkan ekonomi adalah kebijakan fiskal.
Kelompok neo-keynesian setuju dengan kaum monetaris yang mengaakan bahwa ada kaitan
erat antara level aktivitas ekonomi dengan perubahan moneter. Namun mereka menolak pendaat
kaum monetaris bahwa perubahan dalam jumlah uang yang beredar menyebabkan naik turunnya
pendapatan.
Kaum monetaris percaya bahwa perubahan moneter yang memengaruhi peubahan-
perubahan dalam pendapatan nasional. Sebaliknya kaum neo- keynesian percaya bahwa
perubahan dalam faktor-faktor yang menentukan pendapatan nasional menyebabkan terjadinya
perubahan moneter. Begitu juga dalam menghadapi inflasi. Kelompok neo-keynesian lebih suka
menggunakan kebijaksanaan pendapatan (income policies), baik dalam bentuk intervensi
langsung maupun tidak langsung dalam mengontrol tingkat-tingkat harga dan upah lewat insentif
pajak. Kebijaksanaan seperti ini akan memaksa inflasi berada pada tingkat rendah. Jika
perekonomian sudah stabil, kebijaksanaan pengawasan harga-upah dapat dikendorkan sedikit
demi sedikit.
Kesimpulan
1. Keynesian merupakan aliran yang mendukung dan mengembangkan teori-teori dari
Keynes. Sebagaimana kita ketahui teori-teori dari Keynes cukup mendunia pada
masanya. Tokoh-tokoh aliran Keynesian yang ternama adalah  Alvin Hansen, Simon
Kuznets,, John R.Hicks, Wassily Leontief, dan Paul Samuelson
2.   Aliran Keynesian mengembangkan teori-teori dari Keynes seperti teori yang
berhubungan dengan usaha menjaga stabilitas ekonomi dan mengantisipasi fluktuasi
ekonomi, serta teori yang berhubungan dengan pertumbuhan dan pembangunan.
3.  Ada beberapa  hal yang perlu diperhatikan dari pemikiran-pemikiran pasca-Keynesian.
Pertama, mereka lebih cenderung berpendapat bahwa penyesuaian lebih banyak terjadi
lewat penyesuaian kuantitas daripada harga. Kedua, pendistribusian pendapatan antara
laba dan upah memainkan peran penting dalam memengaruhi keputusan investasi.
Ketiga, fokus pembahasan teori-teori pasca-Keynesian adalah menjawab pertanyaan
mengapa perekonomian tidak bekerja dengan mulus seperti asumsi klasik.
DAFTAR PUSTAKA

Djiwandono, Soedradjjad. 1987 “The Role Of Money and Monetary Policy


Keynes, 1936 “The General Theory”, New Yurk Hercourt Brace
http://nofitaabdkarim.blogspot.com/2017/12/neo-keynes-dan-pasca-keynes.html

Anda mungkin juga menyukai