Anda di halaman 1dari 3

Nama: Anniza Restrizia

NIM: 202031017 – Manajemen

Teori Keynes “The Great Depression”

John Maynard Keynes (1883–1946) merupakan seorang ahli ekonomi Inggris

yang terkenal dengan teori “Keynesian”-nya. Teori ini menjadi model ekonomi standar di

negara-negara maju pada masa Great Depression (1929–1930), Perang Dunia II (1939–

1945), dan ekspansi ekonomi pasca perang (1945–1973) [1]. Keynes pertama kali

mengemukakan Teori Keynesian secara resmi pada tahun 1936 dalam bukunya yang

berjudul “The General Theory of Employment, Interest and Money”. Buku ini

mampu menjelaskan penyebab terjadinya depresi ekonomi besar-besaran yang tidak

berhasil dijawab oleh metode klasik dan neo klasik [2].

Pada intinya, teori Keynes mengatakan bahwa permintaan agregat — diukur

sebagai jumlah pengeluaran rumah tangga, bisnis, dan pemerintah — merupakan

kekuatan pendorong terpenting dalam ekonomi [3]. Teori ini beranggapan bahwa

konsumsi yang dilakukan oleh seseorang akan menjadi pendapatan untuk orang lain

pada suatu perekonomian yang sama. Dalam kata lain, apabila seseorang

membelanjakan uangnya, ia membantu meningkatkan pendapatan orang lain. Siklus ini

lah yang terus berlanjut dan menjaga perekonomian berjalan secara normal. Ketika

terjadi kemunduran ekonomi global tahun 1929-an, masyarakat secara alami bereaksi

dengan menahan belanja dan uangnya. Berdasarkan teori Keynes, reaksi tersebut justru

menyebabkan berhentinya siklus perputaran uang sehingga mengakibatkan lumpuhnya

perekonomian [4].
Lebih lanjut, Keynes menegaskan bahwa sektor ekonomi swasta atau pasar bebas tidak

memiliki mekanisme penyeimbangan sendiri sehingga tidak selalu menghasilkan

ekonomi yang efisien. Oleh karena itu, para ekonom Keynesian membenarkan intervensi

pemerintah melalui kebijakan publik yang bertujuan mencapai ketenagakerjaan dan

stabilitas harga [3]. Kebijakan publik ini antara lain kebijakan moneter dan fiskal.

Kebijakan moneter berfokus pada kontrol pemerintah terhadap ketersediaan uang:

terlalu sedikitnya uang dapat menghambat aktivitas ekonomi sedangkan terlalu banyak

uang yang beredar menyebabkan inflasi. Salah satu solusi kebijakan moneter adalah

melalui bank sentral yang menentukan suku bunga sektor perbankan. Sementara itu,

kebijakan fiskal mengatur tentang pengeluaran pemerintah dan kebijakan anggaran

(pajak) [5]. Pada dasarnya, dua kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan

konsumsi masyarakat melalui naiknya permintaan, berkurangnya pengangguran,

dan penurunan deflasi. Contohnya, penurunan suku bunga perbankan dapat menarik

masyarakat untuk dapat meminjam uang dan mendorong konsumsi. Contoh lainnya,

penyerapan tenaga kerja dan kebutuhan barang dan jasa — dari sektor swasta dan

perorangan — akan meningkat ketika adanya proyek pemerintah, misalnya melalui

pengadaan infrastruktur.

Lalu, apakah Keynesian menampik anggapan klasik mekanisme pasar bebas laissez

faire-laissez passer — segala kegiatan ekonomi diserahkan ke pasar — bahwa

perekonomian akan menemukan jalannya sendiri menuju keseimbangan tanpa campur

tangan pemerintah? Sebenarnya, Keynes tidak serta merta menolak anggapan kaum

klasik tersebut. Menurut Keynesian, intervensi pemerintah dalam aktivitas ekonomi

hanya diperbolehkan ketika mekanisme pasar mengalami kegagalan. Keynes menilai

bahwa mekanisme dengan membiarkan terus aktivitas produksi secara bebas akan

menciptakan penawaran produk yang berlimpah, sehingga terjadi akumulasi penawaran.

Kemudian, dengan terus mendorong aktivitas produksi tidak menjadikan daya beli
masyarakat meningkat [2]. Salah satu kutipan Keynes, “Dalam jangka panjang kita

akan mati! (In the long run we’re all dead!)” menunjukkan pandangannya bahwa akan

membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menuju keseimbangan dan nol

pengangguran apabila hanya menunggu mekanisme pasar.

Solusi Keynes dianggap tidak begitu populer ketika Great Depression melanda. Namun

demikian, sejarawan beranggapan bahwa Perang Dunia II telah menjadi salah satu sebab

berakhirnya Great Depression, yang berkaitan dengan adanya campur tangan

pemerintah dalam perekonomian. Belanja pertahanan pemerintah yang dicanangkan

oleh Presiden Roosevelt telah membantu pemulihan perekonomian Amerika Serikat.

Dengan kebutuhan senjata, pabrik kembali beroperasi,pengangguran berkurang, dan

pengeluaran pemerintah membuat sektor privat kembali bangkit [4].

Keynes

Permintaan agregat – diukur sebagai jumlah pengeluaran rumah tangga,bisnis dan pemerintah
merupakan kekuatan pendorong terpenting dalam ekonomi.

Intervensi pemerintah pada mekanisme pasar (yang mengalami kegagalan):

1. Kebijakan Moneter: kontrol pemerintah terhadap peredaran uang, salah satunya melalui
penentuan suku bunga perbankan oleh bank sentral.
2. Kebijakan fiskal: pengeluaran pemerintah dan kebijakan anggaran (pajak).

Anda mungkin juga menyukai