Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“Pemikiran Ekonomi Neo Klasik


Hermann Heinrich Gossen, Alfred Marshall, dan Irving Fisher”

Mata Kuliah : Sejarah Pemikiran Ekonomi


Dosen Pengajar : Supian Sauri, SEI, ME

Di Susun Oleh Kelompok 3 :


Muhammad Fazaruddin Akbar (2020140128)
Rahul (2020140144)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


DARUL ULUM KANDANGAN
TAHUN AKADEMIK 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Pemikiran Ekonomi Neo Klasik Hermann Heinrich Gossen, Alfred Marshall,
dan Irving Fisher” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas yang diberikan oleh Bapak Supian Sauri, SEI, ME pada mata kuliah
Sejarah Pemikiran Ekonomi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Pemikiran Ekonomi Neo Klasik Hermann Heinrich
Gossen, Alfred Marshall, dan Irving Fisher bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Supian Sauri, SEI, ME ,
selaku dosen mata kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Negara, 9 April 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 3


A. Latar Belakang ........................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 4
C. Tujuan ..................................................................................................... 4
D. Manfaat ................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................... 5
A. Herman Heinrich Gossen ........................................................................ 5
1. Latar Belakang Herman Heinrich Gossen ............................................ 5
2. Pemikiran Ekonomi Hermann Heinrich Gossen ................................... 5
B. Alfred Marshall ....................................................................................... 8
1. Latar Belakang Alfred Marshall ........................................................... 8
2. Pemikiran Ekonomi Alfred Marshall .................................................... 8
C. Irving Fisher .......................................................................................... 11
1. Latar Belakang Irving Fisher .............................................................. 11
2. Pemikiran Ekonomi Irving Fisher ....................................................... 13
BAB III PENUTUP ........................................................................... 16
A. Kesimpulan ........................................................................................... 16
B. Saran ...................................................................................................... 16

2
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Neo-klasik adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan beberapa


aliran pemikiran ilmu ekonomi yang mencoba menjabarkan pembentukan harga,
produksi, dan distribusi pendapatan melalui mekanisme permintaan dan
penawaran pada suatu pasar. Asumsi maksimalisasi utilitas mendekatkan
mazhab ini pada aliran ekonomi marginalis yang lahir pada akhir abad 19. Tiga
penggagas utama mazhab ini adalah Léon Walras, Carl Menger dan William
Stanley Jevons.

Istilah neo-klasik sendiri diperkenalkan pertama kali oleh Thorstein Veblen


pada tahun 1900 untuk meng-kategori-kan segolongan ekonom yang
mendukung revolusi marginalis yang digagas oleh William Stanley Jevons. Di
antara ekonom tersebut terdapat Alfred Marshall dan para ekonom Austria
(Mazhab ekonomi Austria). Sejak dekade 1930-an, diawali oleh pemikiran John
Hicks, aliran ekonomi walrasian (yang dipelopori oleh Léon Walras) semakin
mendapat tempat di antara kaum ekonom marginalis. Aliran walrasian
mengadopsi pemikiran Keynesianisme dalam sintesis neo-klasik. Evolusi ini
berakibat pada pemisahaan dari para ekonom Austria dari mazhab neo-klassik.

Aliran-aliran ekonomi di luar neo-klassik : ekonomi marksis, post-


keynesianisme, Mazhab ekonomi Austria dan beberapa aliran pemikiran baru
ekonomi (institusionalis). Menurut E. Roy Weintraub, keunggulan mazhab neo-
klasik terletak pada kemampuannya untuk merepresentasikan ekonomi secara
matematis dan ilmiah dan juga kemampuannya untuk memberikan indikasi-
indikasi akan arah atau tindakan ekonomi yang harus diambil.

Pada makalah ini kita akan membahas pemikiran ekonomi neo klasik oleh
Herman Heinrich Gossen, Alfred Marshall, dan Iriving Fisher.

3
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana latar belakang ahli ekonomi Herman Heinrich Gossen, Alfred


Marshall, dan Iriving Fisher ?
2. Bagaimana konsep pemikiran ahli ekonomi Herman Heinrich Gossen,
Alfred Marshall, dan Iriving Fisher ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui latar belakang ahli ekonomi Herman Heinrich Gossen,


Alfred Marshall, dan Iriving Fisher
2. Untuk mengetahui konsep pemikiran ahli ekonomi Herman Heinrich
Gossen, Alfred Marshall, dan Iriving Fisher

D. Manfaat

Dengan memahami latar belakang dan konsep pemikiran ahli ekonomi


Herman Heinrich Gossen, Alfred Marshall, dan Iriving Fisher dapat menambah
pengetahuan mengenai Sejarah Pemikiran Ekonomi

4
BAB II PEMBAHASAN

A. Herman Heinrich Gossen

1. Latar Belakang Herman Heinrich Gossen

Hermann Heinrich Gossen (lahir di Duren, 7 September 1810 – meninggal di


Cologne, 13 Februari 1858 pada umur 47 tahun) adalah seorang ahli ekonomi
berkebangsaan Jerman yang menjadi pelopor aliran "Batas Kepuasan" atau
"Kepuasan Marginal" (bahasa Inggris: Marginal Utility). Karya satu-satunya
berjudul Entwicklung der Geseize des menschlichen Verkehrs und der daraus
flieszenden regeln fur menschiliches handeln yang diterbitkan pada tahun 1854.
Buku ini kemudian dicetak ulang pada tahun 1967. Buku karya Gossen ini
berisikan tentang apa yang disebut hukum Gossen. Terbitnya buku Gossen ini
tidak membawa hasil seperti yang diharapakn. Buku itu kemudian ditemukan
oleh R. Adamson.

Pada tahun 1871 Hukum Gossen kemudian diperkenalkan ke seluruh dunia


dalam pengantar buku toeri politik ekonomi (Bahasa Inggris: Theory of Political
Economy) edisi ke-2 karangan Willian Stanley Jeyons, seorang ahli ekonomi
dan statistik berkebangsaan Inggris. Karyanya disebutkan secara singkat dalam
sejarah pemikiran ekonomi yang diterbitkan setelah kematiannya. Buku dan
pemikiran Gossen baru diakui dalam perkembangang pemikiran ekonomi pada
1870 oleh Jevons, Menger, dan Walras.

2. Pemikiran Ekonomi Hermann Heinrich Gossen

Gossen adalah tokoh aliran neo-klasik yang pertama membahas marginal


utility dalam karyanya “Development of the Laws of Human Relationship and
Rules to Be Derived There-from for Human Action (1854). Ia mengemukakan
dua hukum yang dikenal dengan “Gossen’s first law” dan Gossen’s second
law”.

5
a. Gossen’s first law
Pada hukum Gossen pertama berbunyi: “penambahan unit konsumsi suatu
barang mula-mula akan menghasilkan total kepuasan yang meningkat, tetapi
sampai pada titik tertentu kepuasannya akan semakin menurun”. Hukum
pertama inilah yang menjadi dasar lahirnya prinsip “diminishing marginal
utility”.

Hukum Gossen pertama merupakan generalisasi dari fakta berdasarkan


pengalaman jika pemuasan keperluan terhadap suatu jenis benda tertentu
dilakukan terus menerus, kenikmatannya akan terus-menerus berkurang sampai
akhirnya mencapai suatu kejenuhan. Dengan demikian kenikmatan benda yang
dikonsumsi terakhir merupakan kenikmatan marginal. Hukum gossen pertama
ini disebut juga hukum guna vertikal karena hanya membahas pemuasan satu
macam barang.

b. Gossen’s second law


Pada hukum Gossen yang kedua, berbunyi: “untuk memperoleh maksimum
utility dari konsumsi berbagai jenis barang, seseorang akan selalu berusaha
menyamakan marginal utlity yang akan diterimanya dari setiap barang
tersebut”. Hukum kedua ini menjadi dasar prinsip “individual utility
maximization” yang diasumsikan oleh para ekonom neo-klasik selanjutnya.

Hukum Gossen kedua merupakan hukum ekonomi murni. Hukum Gossen 2


berbunyi bahwa manusia akan berusaha memenuhi bermacam-macam
kebutuhannya sedapat-dapatnya sampai pada tingkat intensitas yang sama.
Hukum gossen 2 disebut juga hukum guna Horizontal karena membahas
pemuasan terhadap bermacam-macam barang.1

1
Andi Pujianto, “Penerapan Hukum Gossen 2 dalam Kehidupan Manusia,”
www.ekonomikontekstual.com, last modified 2020, diakses April 10, 2021,
https://www.ekonomikontekstual.com/hukum-gossen-2/.

6
1) Kelebihan (nilai positif) Pemikiran Gossen
a. Jumlah produksi didasarkan kepada permintaan konsumen yang diukur
melalui pendekatan marginal utility
b. Konsumen selalu berusaha untuk memaksimumkan kepuasannya
c. Kepuasan marginal sebagai dasar untuk menganalisis permintaan dan
menentukan produksi

2) Kelemahan (nilai negatif) Pemikiran Gossen


a. Pemikirannya terlalu berorientasi pada analisis ekonomi mikro dan
mengabaikan analisis ekonomi makro
b. Tidak menperhitungkan konsumen yang tidak memiliki kemanpuan
daya beli (konsumen yang miskin)

Pemikiran Gossen yang masih relevan yaitu pemikiran tentang analisis


marginal utility yang dapat digunakan dalam merumuskan dan memahami
perilaku konsumen, serta dijadikan dasar bagi perusahaan untuk menentukan
seberapa banyak tingkat produksi yang akan dijalankan.

Berkenaan dengan biaya, Gossen menyatakan bahwa barang yang berbeda


membutuhkan jumlah tenaga yang berbeda untuk produksinya. Jadi nilai atau
biaya komoditas ditentukan oleh tingkat pengerahan tenaga yang dikeluarkan
untuk produksi komoditas. Hal itu dapat diperjelas dengan ilustrasi diagram
(Gambar 1) .

7
Gambar 1

Nilainya mencapai maksimum ketika kuantitas 'ab' diproduksi, yaitu ketika


produksi dilakukan sedemikian lama sehingga tingkat kesulitan dan nilainya
sama. Oleh karena itu, untuk memperoleh kepuasan maksimal manusia harus
membagi waktu dan tenaga yang dihabiskan untuk memperoleh kepuasan yang
berbeda, sehingga unit kepuasan terakhir sama dengan jumlah kesulitan yang
ditimbulkan untuk mendapatkan komoditas tersebut.

B. Alfred Marshall

1. Latar Belakang Alfred Marshall

Alfred Marshall FBA (26 Juli 1842 - 13 Juli 1924) adalah seorang ekonom
Inggris, yang merupakan salah satu ekonom paling berpengaruh pada masanya.
Bukunya, Principles of Economics (1890), adalah buku teks ekonomi yang
dominan di Inggris selama bertahun-tahun. Ini membawa gagasan penawaran
dan permintaan , utilitas marjinal , dan biaya produksi menjadi satu kesatuan
yang koheren. Ia dikenal sebagai salah satu pendiri ilmu ekonomi neoklasik .

2. Pemikiran Ekonomi Alfred Marshall

Sumbangan yang paling terkenal dari pemikiran Marshall dalam teori nilai
merupakan sitetis antara pemikiran pemula dari marjinalis dan pemikiran
Klasik. Menurutnya, bekerjanya kedua kekuatan, yakni permintaan dan

8
penawaran, ibarat bekerjanya dua mata gunting. Dengan demikian, analisis
ongkos produksi merupakan pendukung sisi penawaran dan teori kepuasan
marjinal sebagai inti pembahasan permintaan.

Untuk memudahkan pembahasan keseimbangan parsial, maka digunakannya


asumsi ceteris paribus, sedangkan untuk memperhitungkan unsur waktu ke
dalam analisisnya, maka pasar diklasifikasikan ke dalam jangka sangat pendek,
jangka pendek, dan jangka panjang. Dalam membahas kepuasan marjinal
terselip asumsi lain, yakni kepuasan marjinal uang yang tetap.

Berikut Hukum Permintaan dan Hukum Penawaran yang dikemukakan oleh


Alfred Marshall :

a. Hukum Permintaan
Hukum permintaan mengatakan bahwa “Harga bandingan terbalik terhadap
jumlah yang diminta, yaitu apabila harga suatu barang naik, maka jumlah
barang yang diminta tersebut akan turun. Sebaliknya, bila harga barang
tersebut turun maka jumlah barang yang diminta akan naik.”2 Permintaan ini
hanya berlaku bila asumsinya terpenuhi, yaitu ceteris paribus.

Manakala pada suatu pasar permintaan suatu produk relatif sedikit, maka
harga akan turun. Keadaan ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
 Barang yang tersedia pada produsen/penjual relatif sangat banyak sehingga
produsen menurunkan harga agar penjualan meningkat.
 Produsen/penjual hanya akan meningkatkan keuntungannya dari
volume/jumlah penjualannya.

2
“Bunyi Hukum Permintaan dan Penawaran menurut Alfred Marshall,”
www.materiedukasi.com, diakses April 10, 2021,
https://www.materiedukasi.com/2016/11/bunyi-hukum-permintaan-dan-penawaran-menurut-
alfred-marshall.html.

9
Dalam pembahasan sisi permintaan, Marshall telah menghitung koefisien
barang yang diminta akibat terjadinya perubahan harga secara relatif. Nilai
koefisien ini dapat sama dengan satu, lebih besar dan lebih kecil dari satu.
Tetapi, ada dua masalah yang belum mendapat penyelesaian dalam hal sisi
permintaan, yakni aspek barang-barang pengganti dan efek pendapatan.3

Marshall menemukan surplus konsumen. Pengertian ini dikaitkan pula dengan


welfare economics. Bahwa konsumen keseluruhan mengeluarkan uang belanja
lebih kecil daripada kemampuannya membeli. Jika itu terjadi maka terjadi
surplus konsumen. Selama pajak yang dikenakan pada konsumen lebih kecil
daripada surplusnya itu, maka kesejahteraannya tidak menurun. Tetapi, pajak
juga dapat digunakan untuk subsidi, terutama bagi industri-industri yang
struktur ongkosnya telah meningkat. Marshall menjelaskan pula mengapa kurva
ongkos total rata-rata menurun dan meningkat. Hal ini berkaitan dengan faktor
internal dan eksternal perusahaan atau industri.4

b. Hukum Penawaran
Hukum penawaran menyatakan bahwa “Perbandingan lurus antara harga
terhadap jumlah barang yang ditawarkan, yaitu apabila harga naik, maka
jumlah yang ditawarkan akan meningkat. Sebaliknya apabila harga turun
jumlah yang ditawarkan akan turun”.

Manakala pada suatu pasar terdapat penawaran suatu produk yang relatif
banyak, maka:
 Barang yang tersedia di pasar dapat memenuhi semua permintaan, sehingga
untuk mempercepat penjualan produsen akan menurunkan harga jual produk
tersebut.

3
Muhammad Alfani, “Pemikiran Ekonomi Alfred Marshall,” wordpress.com, last modified
2010, diakses April 10, 2021, https://muhammadalfani.wordpress.com/2010/07/16/pemikiran-
ekonomi-alfred-marshall/.
4
Ibid.

10
 Penjual berusaha meningkatkan dan memperbesar keuntungannya dengan
memperbanyak jumlah penjualan produknya.

Sebaliknya, manakala suatu pasar penawaran suatu produk relatif sedikit,


maka yang terjadi adalah harga akan naik, maka:
 Barang yang tersedia pada produsen/penjual relatif sedikit sehingga
manakala jumlah permintaan stabil, maka produsen akan menaikkan harga
jual produknya.
 Produsen atau penjual hanya akan meningkatkan keuntungannya dari
menaikkan harga.

Teori yang menerangkan hubungan antara jumlah yang ditawarkan terhadap


harga disebut teori penawaran. Dengan demikian, teori penawaran mengatakan
bahwa perbandingan terbalik antara penawaran terhadap harga, yaitu apabila
penawaran naik, maka harga relatif akan turun, sebaliknya bila penawaran turun,
maka harga relatif akan naik.

C. Irving Fisher

1. Latar Belakang Irving Fisher

Irving Fisher adalah seorang ekonom matematika berkebangsaan Amerika. Ia


juga seorang ekonom neoklasik pertama Amerika. Fisher memberikan
kontribusi yang besar dalam perkembangan Ekonomi dengan menggunakan
prosedur yang tidak biasa, yaitu lewat matematika, statistik, dan pengembangan
teori Ekonomi dari Sekolah Ekonomi Austria. Fisher bukan hanya seorang
ekonom handal namun juga pemerhati isu-isu sosial, kesehatan, dan perdamaian
dunia.

Fisher lahir di New York pada 27 Februari 1867. Ia lahir di keluarga yang
terpelajar. Ayah Fisher adalah seorang guru dan Menteri Kongres. Sang ayah
selalu mengajarkan Fisher untuk menjadi orang yang berguna bagi masyarakat.

11
ajaran ini sangat mengena pada dirinya hingga Fisher memiliki jiwa sosial dan
religius yang besar. Ketika ayahnya meninggal dunia, Fisher menggantikan
perannya untuk menjadi tulang punggung keluarga dengan bekerja sebagai
seorang guru.

Sejak kecil, Fisher memiliki ketertarikan yang sangat besar terhadap dunia
matematika. Ia sangat hebat dan akurat dalam hitungan. Namun, seiring
berjalannya waktu ia tertarik pada dunia ekonomi di mana hal ini dimulai
dengan keprihatinan Fisher terhadap kondisi ekonomi masyarakatnya.
Ketertarikannya ini membawa Fisher untuk mengambil studi Ekonomi di
Universitas Yale dan berhasil mendapatkan gelar Ph.D. pertama yang
dikeluarkan universitas tersebut pada tahun 1891. Penasihat akademiknya pun
tak kalah hebat, yaitu seorang ahli fisika Josiah Willard Gibbs dan ahli ekonomi
William Graham Sumner.

Setelah mendapatkan gelar tersebut, Fisher mengabdikan diri di Universitas


Yale sebagai pengajar Matematika dan asisten profesor. Setelah menikah
dengan putri keluarga kaya, ia memiliki kesempatan untuk menjelajah Eropa.
Sepulangnya dari Eropa, ia memutuskan untuk berputar haluan dari ahli
matematika ke ahli ekonomi politik. Ia menjadi profesor seutuhnya pada tahun
1898. Sebagai seorang ekonom, Fisher juga aktif dalam keorganisasian dan
perkumpulan masyarakat ekonomi, misalnya Asosiasi Ekonomi Amerika dan
Masyarakat Ekonometrik di mana ia menjabat sebagai presidennya. Sayang
sekali pada usia 30an ia terjangkit TBC. Namun, Fisher dapat melewati masa itu
dengan baik dan itulah awal mula ketertarikan Fisher terhadap kesehatan dan
konsep hidup bersih dan sehat yang sering ia kampanyekan.

Fisher dikenal dengan beberapa teorinya, yaitu Persamaan Fisher, Hipotesis


Fisher, dan Teorema Pemisahan Fisher. Selain itu, selama karirnya ia berhasil
menulis beberapa buku yang sangat berpengaruh, seperti "The Nature of Capital
and Income" (1906), "The Purchasing Power of Money" (1911), "The Making

12
of Index Numbers" (1922), "The Theory of Interest" (1930), dan "100% Money"
(1935). Irving Fisher meninggal dunia di New Haven, Connecticut, pada tahun
1947 karena kanker.5

2. Pemikiran Ekonomi Irving Fisher

Fisher mengemukakan teori kuantitas uang yang lebih modern (yaitu,


moneterisme) daripada yang telah dilakukan sebelumnya. Ia merumuskan
teorinya dalam persamaan pertukaran, yang mengatakan bahwa MV = PT, di
mana M sama dengan persediaan uang; V sama dengan kecepatan, atau seberapa
cepat uang beredar dalam suatu perekonomian; P sama dengan tingkat harga;
dan T sama dengan total volume transaksi. Sekali lagi, ekonom modern masih
menggunakan persamaan ini, meskipun mereka biasanya menggunakan versi
MV = Py, di mana y adalah singkatan dari pendapatan riil.

Persamaan tersebut dapat menjadi alat yang sangat ampuh untuk memeriksa
konsistensi pemikiran seseorang tentang perekonomian. Memang, ekonom
Reagan Beryl Sprinkel, yang merupakan wakil menteri Keuangan AS untuk
urusan moneter pada tahun 1981, menggunakan persamaan ini untuk mengkritik
perkiraan ekonomi rekannya David Stockman. Sprinkel menunjukkan bahwa
satu-satunya cara asumsi Stockman tentang pertumbuhan pendapatan, tingkat
inflasi, dan pertumbuhan jumlah uang beredar terbukti benar adalah jika
kecepatan meningkat lebih cepat daripada sebelumnya. Ternyata, kecepatan
sebenarnya menurun.6

Teori permintaan uang yang dikembangkan atas dasar pemikiran aliran klasik
atau lebih dikenal dengan Teori Kuantitas Uang menjelaskan peranan uang
terhadap perekonomian secara umum yang pertama kali dijelaskan oleh Irving

5
“Irving Fisher,” merdeka.com, diakses April 10, 2021, https://www.merdeka.com/irving-
fisher/profil/.
6
“Irving Fisher,” econlib.org, diakses April 10, 2021,
https://www.econlib.org/library/Enc/bios/Fisher.html.

13
Fisher pada tahun 1911 melalui The Quantity Theory of Money yang termuat
dalam bukunya berjudul The Purchasing Power of Money.

Teori ini berpandangan bahwa terdapat hubungan langsung antara


pertumbuhan jumlah uang beredar dengan kenaikan harga-harga umum (inflasi)
dan pertumbuhan jumlah uang beredar merupakan penyebab utama inflasi.
Penjelasan ini relevan dengan pandangan monetarist (Milton Friedman) bahwa
inflasi, dimana dan kapanpun terjadinya, selalu merupakan sebuah fenomena
moneter.

Teori kuantitas uang menggambarkan kerangka yang jelas mengenai


hubungan langsung yang sistematis antara pertumbuhan jumlah uang beredar
dan inflasi. Analisis Fisher dalam teori ini mengacu pada persamaan pertukaran
(equation of exchange) yang dirumuskan sebagai berikut :

MV = PT

keterangan:
M = jumlah uang beredar
V = perputaran uang dalam satu periode biasanya satu tahun
P = harga barang dan jasa
T = volume transaksi

Dari persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah uang beredar dikalikan
dengan velositas uang akan sama dengan nilai transaksi. Persamaan tersebut
dapat dikembangkan menjadi teori tentang peranan uang dalam perekonomian
dengan cara melihat perilaku setiap variabel-variabel dalam persamaan berikut:
 jumlah uang beredar merupakan variabel eksogen yang jumlahnya
ditentukan oleh pemerintah dan bank sentral sebagai otoritas moneter.

14
 variabel tingkat harga merupakan variabel residu yang nilainya ditentukan
oleh hasil interaksi ketiga variabel lainnya. Harga diasumsikan fleksibel,
sehingga harga dapat menyesuaikan atau bergerak naik atau turun
 variabel velositas menunjukkan berapa kali uang berpindah tangan dalam
suatu periode tertentu. Variabel ini tidak tergantung pada jumlah uang
beredar (asumsi klasik). Artinya perubahan dalam jumlah uang beredar tidak
mempengaruhi velositas. jika jumlah uang beredar bergerak berlawanan
dengan variabel velositas maka perubahan jumlah uang beredar akan
dinetralkan oleh perubahan velositas yang tidak akan berpengaruh terhadap
tingkat harga dan volume transaksi
 variabel transaksi merupakan jumlah keseluruhan transaksi pada suatu
selang waktu tertentu. Perilaku variabel tersebut dapat dijelaskan baik dalam
perilaku jangka pendek maupun jangka panjang.

Jika kita mengacu pada teori kuantitas uang tersebut, maka penyebab utama
dari satu-satunya yang memungkinkan inflasi muncul adalah terjadinya
kelebihan uang sebagai akibat penambahan jumlah uang beredar di masyrakat.
inflasi hanya semata-mata merupakan gejala moneter. Artinya, perubahan
indeks harga umum hanya diakibatkan oleh perubahan jumlah uang beredar.
Jika bank Sentral ingin mencapai dan memelihara tingkat inflasi yang rendah
dan stabil, maka yang harus dilakukan adalah mengendalikan atau mengontrol
jumlah uang beredar.7

7
“Teori Kuantitas Uang Irving Fisher,” blogspot.com, diakses April 10, 2021,
http://bambangbintorosutarno.blogspot.com/2014/11/teori-kuantitas-uang-irving-fisher.html.

15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan

Hermann Heinrich Gossen dengan teorinya Hukum Gossen 1 dan Hukum


Gossen 2 menyatakan bahwa “penambahan unit konsumsi suatu barang mula-
mula akan menghasilkan total kepuasan yang meningkat, tetapi sampai pada
titik tertentu kepuasannya akan semakin menurun” dan “untuk memperoleh
maksimum utility dari konsumsi berbagai jenis barang, seseorang akan selalu
berusaha menyamakan marginal utlity yang akan diterimanya dari setiap
barang tersebut”.

Alfred Marshall dengan teorinya tentang Hukum Permintaan dan Hukum


Penawaran serta Irving Fisher dengan teorinya tentang Kuantitas Uang. Ketiga
ekonom ini memiliki teorinya masing-masing dalam kontribusinya terhadap
pemikiran ekonomi zaman neo klasik.

B. Saran

Kami penulis amat menyadari bahwa makalah yang kami buat ini banyak
sekali kesalahan dan kekurangan baik dalam penulisan maupun isinya. Oleh
karena itu,diharapkan segala kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
para pembaca. Semoga apa yang kami buat ini bermanfaat untuk kita semua.

16
DAFTAR PUSTAKA

Alfani, Muhammad. “Pemikiran Ekonomi Alfred Marshall.” wordpress.com. Last

modified 2010. Diakses April 10, 2021.

https://muhammadalfani.wordpress.com/2010/07/16/pemikiran-ekonomi-

alfred-marshall/.

Pujianto, Andi. “Penerapan Hukum Gossen 2 dalam Kehidupan Manusia.”

www.ekonomikontekstual.com. Last modified 2020. Diakses April 10, 2021.

https://www.ekonomikontekstual.com/hukum-gossen-2/.

“Bunyi Hukum Permintaan dan Penawaran menurut Alfred Marshall.”

www.materiedukasi.com. Diakses April 10, 2021.

https://www.materiedukasi.com/2016/11/bunyi-hukum-permintaan-dan-

penawaran-menurut-alfred-marshall.html.

“Irving Fisher.” merdeka.com. Diakses April 10, 2021.

https://www.merdeka.com/irving-fisher/profil/.

“Irving Fisher.” econlib.org. Diakses April 10, 2021.

https://www.econlib.org/library/Enc/bios/Fisher.html.

“Teori Kuantitas Uang Irving Fisher.” blogspot.com. Diakses April 10, 2021.

http://bambangbintorosutarno.blogspot.com/2014/11/teori-kuantitas-uang-

irving-fisher.html.

17

Anda mungkin juga menyukai