Anda di halaman 1dari 9

Perekonomian Indonesia

Sistem Ekonomi di Indonesia


“Penduduk dan Tenaga Kerja”

Disusun Oleh:
1. Novita Wulandari (2019210785)
2. Syahida Afifi (2019210788)
3. Aisyah Nur Hidayah (2019210805)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA


JURUSAN MANAJEMEN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan hidayah-Nya saya
bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “ Penduduk dan Tenaga Kerja”.
Tidak lupa saya menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan
bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses penyusunan makalah ini. Rasa terima kasih
juga hendak saya ucapkan kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan kontribusinya baik
secara langsung maupun tidak langsung sehingga makalah ini dapat selesai pada waktu yang telah
ditentukan.

saya sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang penyusunan makalah ini, namun saya
menyadari bahwa di dalam makalah yang telah saya susun masih terdapat banyak kesalahan serta
kekurangan. Sehingga saya mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca demi tersusunnya
makalah lain yang lebih baik lagi. Akhir kata, saya berharap makalah ini dapat memberikan banyak
manfaat.

Surabaya, 08 Juni 2021

Kelompok 9
DAFTAR ISI

Perekonomian Indonesia.......................................................................................................................1
Sistem Ekonomi di Indonesia................................................................................................................1
“Penduduk dan Tenaga Kerja”............................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................................3
I.I Latar belakang masalah.............................................................................................................4
I.II Rumusan masalah.......................................................................................................................4
BAB II.................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.................................................................................................................................5
A. Ruang Lingkup Kependudukan Dan Tenaga Kerja................................................................5
B. Pertumbuhan Penduduk dan Kebutuhan Investasi.................................................................6
C. Kebijakan Kependudukan dan Ketenagakerjaan....................................................................7
D. Pemanfaatan konsep ketenagakerjaan......................................................................................7
Kesimpulan.........................................................................................................................................8
Daftar Pustaka...................................................................................................................................9

BAB I
PENDAHULUAN

I.I Latar belakang masalah


Dalam perencanaan pembangunan, kependudukan memegang peran penting didalamnya.
Kependudukan adalah segala hal yang berkaitan dengan kelahiran (natalitas), kematian
(mortalitas), serta perpindahan (migrasi) yang memengaruhi keadaan social, ekonomi, budaya
maupun politik suatu negara. Makin lengkap dan akurat data kependudukan yang tersedia
makin mudah dan tepat rencana pembangunan itu dibuat. Sebagai contoh, dalam perencanaan
sumber daya manusia diperlukan data mengenai jumlah penduduk dalam usia sekolah, dan para
pekerja. Banyak lagi contoh-contoh lain tentang data kependudukan sangat diperlukan dalam
perencanaan pembangunan. Beberapa masalah yang terkait dengan ketenagakerjaan adalah
pengangguran, upah minimum, dan minimnya lapangan pekerjaan. Untuk mengatasi hal
tersebut dimana jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak hingga mencapai nomor 4
penduduk terbanyak di dunia, bisa dapat dipecahkan dengan data kependudukan yang akurat
dan kebijakan pemerintah baik dari sisi pendidikan, perundang-undangan, perluasan lapangan
kerja, pelayanan informasi, upah pekerja dan lain sebagainya
I.II Rumusan masalah

1. Bagaimana ruang lingkup kependudukan dan tenaga kerja?


2. Apa yang mengakibatkan pertumbuhan penduduk dan investasi?
3. Apa kebijakan kependudukan dan ketenagakerjaan?
4. Apa pemanfaatan ketenagakerjaan?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup Kependudukan Dan Tenaga Kerja


Studi kependudukan (population studies) lebih luas dari kajian demografi
murni, karena di dalam memahami struktur dan proses kependudukan di suatu daerah,
factor-faktor non demografis ikut dilibatkan, faktor non demografis tersebut, dapat
dilihat pada ilustrasi (tabel) di bawah ini: Contoh Analisis Demografi Formal dan Studi
Kependudukan Berdasarkan Jenis Variabel Pengaruh dan Variabel Terpengaruh

Tipe Variabel Pengaruh Variabel Terpengaruh (DV)


Studi (IV)
Demografi Variabel Demografi Variabel Demografi
Formal Komposisi Umur Tingkat Kelahiran
Tingkat Kelahiran Komposisi Umur
Studi Variabel Non Demografi Variabel Demografi
Ke p e n d u d u k a n (contoh tipe - Faktor sosiologi, - Migrasi Keluar
I) Mis: klas social
- Faktor Ekonomi,
Mis: kesempatan ekonomi
Studi Kependudukan Variabel Demografi Variabel Non Demografi
(contoh tipe II) Tingkat Kelahiran - Kebutuhan Pangan
Migrasi Masuk - Kemiskinan
Tingkat Kematian - Pertumbuhan Ekonomi

Hukum tenaga kerja sangat tergantung pada hukum positif masingmasing


negara. Oleh sebab itu tidak mengherankan kalau definisi hukum ketenagakerjaan yang
dikemukakan oleh para ahli hukum juga berlainan, juga yang menyangkut keluasannya.
Hukum merupakan sekumpulan peraturan-peraturan yang dibuat oleh pihak yang
berwenang, dengan tujuan mengatur kehidupan bermasyarakat dan terdapat sanksi.
Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada
waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. Dengan demikian, yang dimaksud
dengan hukum ketenagakerjaan adalah seluruh peraturan-peraturan yang dibuat oleh
pihak yang berwenang, mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan tenaga
kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. Keterkaitan antara analisis
demografi dan pembangunan. Hukum tenaga kerja sangat tergantung pada hukum
positif masing-masing negara. Oleh sebab itu tidak mengherankan kalau definisi hukum
ketenagakerjaan yang dikemukakan oleh para ahli hukum juga berlainan, juga yang
menyangkut keluasannya. Hukum merupakan sekumpulan peraturan-peraturan yang
dibuat oleh pihak yang berwenang, dengan tujuan mengatur kehidupan bermasyarakat
dan terdapat sanksi. Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan
tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. Dengan demikian,
yang dimaksud dengan hukum ketenagakerjaan adalah seluruh peraturan-peraturan
yang dibuat oleh pihak yang berwenang, mengenai segala sesuatu yang berhubungan
dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. Menurut
Logemann, lingkup laku berlakunya suatu hukum adalah suatu keadaan/ bidang dimana
keadah hukum itu berlaku..

B. Pertumbuhan Penduduk dan Kebutuhan Investasi


Untuk meningkatkan output tambahan investasi harus cukup besar sehingga dapat
meningkatkan penghasilan riil perkapita. Menurut Malthus Negara berkembang ditandai dengan
oleh adanya perangkap pada keseimbangan pendapatan yang remdah (low level equilibrium
trap).
Artinya tingkat penghasilan yang subsistence apabila penghasilan naik sedikit saja akan
mengakibatkan penduduk berkembang lebih pesat dan lebih tinggi daripada tingkat
perkembangan penghasilan itu sendiri. Akibatnya tingkat penghasilan perkapita turun
sebaliknya penghasilan turun lagi dibawah tingkat subsistence, penduduk turun jumlahnya 4
dengan tingkat yang lebih cepat daripada tingkat penurunan jumlah penghasilan. Pada tingkat
penghasilan subsistence ini merupakan keadaan yang stabil ( stable equilibrium ).
Struktur umur yang tidak favorable Dinegara yang sedang berkembang sebagian besar
penduduknya berusia muda. Keadaan penduduk yang seperti ini disebut penduduk berciri
expansif. Sehubungan dengan struktur umur penduduk kita kita kenal dengan” angka beban
tanggungan“(dependency ratio). Angka beban tanggungan“(dependency ratio) adalah
perbandingan antara banyaknya orang yang produktif dengan orang yang tidak produktif.
Negara yang berkembang memiliki angka beban tanggungan yang tinggi karena besarnya
jumlah penuduk usia muda. Proporsi besar penduduk usia muda tidak menguntungkan dalam
pembangunan ekonomi karena :
a. Golongan usia muda,cenderung untuk memperkecil angka penghasilan perkapita
b. Banyaknya alokasi factor-faktor produksi kearah “investasi-investasi social.bukan kapital”
Distribusi penduduk yang tidak seimbang Urbanisasi biasanya terjadi karena tingkat
upah lebih menarik dikota (sektor industry) dari pada tingkat upah didesa (pertanian). Dinegara
berkembang mengakibatkan adanya ketidak seimbangan perkembangan ekonomi antara sector
industry dengan disektor pertanian. Keinginan untuk mencapai perkembangan yang seimbang
antara kedua sector merupakan masalah yang tidak mudah diatasi, karena adanya keharusan
dalam membagi jumlah tabungan yang terbatas.,diantara investasi social dan investasi capital
yang produktif.
Kualiatas tenaga kerja yang rendah Rendahnya kualitas penduduk merupakan
penghalang pembangunan ekonomi suatu Negara. Hal ini disebabkan karena rendahnya tingkat
pendidikan dan tingkat pengetahuan tenaga kerja. Pendidikan merupakan factor penting bagi
berhasilnya pembangunan ekonomi. Menurut Schumaker pendidikan merupakan sumber daya
yang terbesar manfaatnya dibanding factor-faktor produsi lain.

C. Kebijakan Kependudukan dan Ketenagakerjaan


Berbagai kebijaksanaan telah, sedang, dan atau di tempuh oleh pemerintah dalam upaya
mengatasi masalah-masalah kependudukan dan ketenagakerjaan. Dengan peningkatan 5
kualitas penduduk dimaksudkan adalah peningkatan kualitas kehidupan dan kemampuan
manusia serta masyarakat Indonesia sebagai pelaku utama dan sasaran pembangunan.
Sedangkan di bidang ketenagakerjaan, penciptaan, dan perluasan lapangan kerja terus di
upayakan terutama melalui peningkatan dan pemerataan pembangunan industri, pertanian, dan
jasa yang mempu menyerap banyak tenaga kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat.
Pengendalian pertumbuhan penduduk di tempuh antaralain melalui gerakan keluarga berencana
untuk mewujudkan norma keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera. Dalam persebaran penduduk
program transmigrasi di masa depan lebih di arahkan pada transmigrasi swakarsa.
Pembangunan kependudukan di kaitkan pula pada pertimbangan pemeliharaan kelestarian
sumber daya alam dan fungsi lingkungan hidup, sehingga mobilitas dan persebaran penduduk
selaras dengan kesempatan kerja dan pembangunan daerah.

D. Pemanfaatan konsep ketenagakerjaan


Tidak semua penduduk dapat bertindak sebagai faktor produksi. Hanya penduduk yang berupa
tenaga kerja (human power) yang dapat dianggap sebagai faktor produksi. Tenaga kerja adalah
penduduk pada usia kerja yaitu antara 15 sampai 64 tahun, dan dapat digolongkan menjadi dua
yaitu angkatan kerja (labor force) dan bukan angkatan kerja.
Yang dimaksud dengan angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja dan penduduk yang
belum bekerja, namun siap bekerja atau sedang mencari pekerjaan pada tingkat upah yang
berlaku. Kuantitas dan kualitas angkatan kerja lebih rendah di negara-
negara sedang berkembang dari pada di negar-negara maju karena sebagian besar penduduk di
negara berkembang berusia muda.
Apabila dilihat dari sudut tenaga kerjanya, maka akan ada pergeseran tenaga kerja yang
membarengi pembangunan itu dari sektor pertanian ke sektor-sektor industri dan perdagangan
atau jasa.

Kesimpulan
B AB III PENUTUP
Ada empat aspek penduduk yang perlu diperhatikan dinegara berkembang yaitu tingkat
perkembangan penduduk relatif tinggi, struktur umur tidak favorable, distribusi penduduk tidak
merata, dan tenaga kerja terdidik atau kualitas tenaga kerja rendah. Faktor utama yang
menentukan perkembangan penduduk adalah fertilisasi, mortalitas, dan migrasi. Dinegara
berkembang angka partisipasi angkatan kerja di desa lebih rendah daripada di kota. Semakin
tinggi tingkat upah, semakin tinggi kemauan untuk bekerja dan sebaliknya.
Ada 3 ciri yang menandai perkembangan dan permasalahan kependudukan Indonesia
dewasa ini. Yaitu laju pertumbuhan penduduk yang masih perlu diturunkan, penyebaran
penduduk antar daerah yang kurang seimbang, serta kualitas kehidupan penduduk yang perlu
ditingkatkan. Untuk itu pemerintah juga harus lebih meningkatkan dan menciptakan lapangan
pekerjaan sehingga tidak ada angka pengangguran yang lebih meningkat.
Semakin pentingnya penyediaan lapangan kerja agar perekonomian dapat
memanfaatkan secara maksimal besarnya porsi penduduk usia produktif. Dan lebih penting lagi,
bila tingkat pendidikan secara umum diasumsikan terus membaik, dimana hal tersebut akan
sangat bermanfaat untuk tujuan percepatan maupun perluasan pembangunan ekonomi.

Daftar Pustaka

http://eprints.ipdn.ac.id/2402/1/Buku%20GATI%20dan%20EKO%20Kependudukan
%20LENGKAP.pdf
https://kurniawanbudi04.wordpress.com/2013/01/18/penduduk-dan-tenaga-kerja-makalah-
ekonomi-pembangunan/
https://www.academia.edu/7568511/Makalah_penduduk_dan_ketenagakerjaan

Anda mungkin juga menyukai