Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH AKUNTANSI BIAYA

Nama : Sherly Efriyansi

Npm : 1905170322

Kelas : 3G Akuntansi Pagi

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATRA UTARA
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan

baik. Semoga kesejahteraan tercurah bagi Rasul-Nya, Muhammad SAW, sang pemimpin

umat manusia. Penyusuna ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk

memperoleh nilai pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa sepenuhnya penyusuna makalah ini jauh dari

kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki,

maka dari itu penulis mengharapkan perbaikan-perbaikan dimasa akan datang agar

makalah ini dapat lebih baik lagi, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak-

pihak yang memerlukan. Akhir kata, penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan

kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja.

Medan, 6 Desember 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Batasan Masalah

1.4 Tujuan

1.5 Sistematika Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akuntansi Biaya

2.2 Biaya Produksi

2.3 Efektivitas dan Efisiensi Pengendalian Biaya Produksi

2.4 Biaya Promosi

2.5 Biaya Distribusi

2.6 Penentuan Harga

2.7 Akumulasi Biaya

2.8 Arus Biaya dan akumulasi Biaya

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Akuntansi biaya dalam pembuatan pengambilan keputusan sangat disadari oleh
perusahaan. Hal itu dikarenakan akuntansi biaya dapat membantu kelancaran tugas manajemen.
Khususnya di bidang perencanaan dalam mengambil keputusan. Akuntansi biaya merupakan
akuntansi yang membahas tentang penentuan harga pokok dari suatu barang yang di produksi.
Kesulitan dalam hal pencatatan dan pengelolaan data produksi maupun transaksi keuangan,
seperti menghitung harga pokok produksi banyak terjadi di dalam perusahaan manufaktur,
menurut (Muhadi, 2001) harga pokok produksi adalah harga pokok yang dikenakan pada suatu
barang akibat dari proses produksi. Ketidak akuratan dalam menghitung harga pokok produksi
akan menimbulkan dampak negatif karena akan mempengaruhi harga jual suatu produk. Oleh
karena itu, perhitungan harga pokok produksi harus dilakukan dengan tepat dan benar (Mulyadi,
1990).
Perusahaan garam PT. Sumatraco Langgeng Makmur melakukan perhitungan harga
pokok produksinya dengan menggunakan system biaya tradisional. System biaya tradisional
didasarkan pada biaya material langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Sedangkan biaya
overhead dialokasikan ke semua unit produk/jasa menyebabkan terjadi adanya ketidak akuratan
dalam pembebanan biayanya sehingga mengakibatkan kesalahan penentuan biaya dan
pembuatan keputusan yang mengakibatkan munculnya biaya undercost atau overcost terhadap
produk. Undercost terjadi bila biaya overhead pabrik dibebankan ke produk terlalu rendah dari
biaya yang sebenarnya dikonsumsi untuk menghasilkan produk sehingga laba perusahaan
menurun apabila harga jual terlalu rendah. Sedangkan overcost terjadi bila biaya overhead pabrik
dibebankan ke produk terlalu tinggi dari biaya yang sebenarnya dikonsumsi untuk menghasilkan
produk sehingga harga jual produk tinggi dan menyebabkan perusahaan tidak dapat bersaing.

Untuk dapat melakukan perhitungan harga pokok produksi yang sesuai maka diperlukan
suatu system untuk menghitung harga pokok produksi dengan menggunakan suatu metode.
Beberapa metode yang paling umum digunakan adalah metode full costing (Harga Pokok
Penuh), kekhasan dari metode ini terletak pada dibedakannya antara biaya produksi atau biaya
pabrik dengan biaya periodic atau biaya non-pabrik. Penerapan aplikasi system perhitungan
harga pokok produksi dengan metode full costing pada perusahaan ini diharapkan dapat
membantu perusahaan dalam menghitung harga pokok produksi dengan lebih benar dan cepat.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah yang dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut: Bagaimana merancang dan membangun aplikasi penentuan harga
pokok produksi dengan metode full costing pada PT. Sumatraco Langgeng Makmur Surabaya.

1.3 Batasan Masalah

Dalam menyusun makalah ini penulis menyusun beberapa batasan masalah, diantaranya
sebagai berikut :

1. Akuntansi yang digunakan adalah akuntansi pada perusahaan manufaktur.

2. Biaya tenaga kerja yang digunakan dalam perhitungan harga pokok produksi adalah tenaaga
kerja yang berhubungan dengan proses produksi.

3. System aplikasi bersifat stand alone dan berbasis deskop

1.4 Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai dalam pembuatan tugas ini adalah sebagai berikut:

1. Menghasilkan perangkat system aplikasi penentuan harga pokok produksi yang dapat
menghasilkan perhitungan harga pokok produksi secara cepat dan tepat.

2. Sebagai alat bantu pemantauan harga pokok produksi melalui laporan Harga pokok produksi.

1.5 Sistematika Penulisan

Laporan kerja praktek ini terbagi menjadi 5 (lima) bab, dimana masingmasing bab terdiri
dari sub-sub bab yang menjelaskan isi dari bab-bab tersebut. Adapun sistematika penulisan
laporan ini adalah sebagai berikut:
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk akuntansi manajemen


dan akuntansi keuangan. Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan
alat bagaimana manajemen untuk memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis,
serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Manfaat biaya adalah
menyediakan salah satu informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam mengelola
perusahaannya, yaitu untuk perencanaan dan pengendalian laba; penentuan harga pokok produk
dan jasa serta bagi pengambilan keputusan oleh manajemen. Akuntansi biaya adalah
perhitungan dengan tujuan untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian perbaikan kualitas
efisiensi, serta pembuatan keputusan yang bersifat rutin dan strategis.

Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian


biaya-biaya pembuatan dan penjualan produk atau penyerahan jasa dengan cara-cara tertentu
beserta penafsiran terhadap hasilnya. Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi
keuangan, apabila akuntansi biaya ini berperan dalam memperhitungkan harga pokok produksi
atau jasa yang dihasilkan dan sebagai bagian dari akuntansi menejemen ketika akuntansi biaya
ini digunakan sebagai alat perencanaan, pengendalian dan pembuatan keputusan terhadap
pemakaian biaya. Akuntansi biaya melengkapi menejemen dengan alat alat yang diperlukan
untuk aktivitasaktivitas perencanaan dan pengendalian, memperbaiki kualitas dan efisiensi, serta
membuat keputusan-keputusan yang bersifat rutin maupun strategis. Akuntansi biaya mengukur
dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan biaya
perolehan atau pemanfaatan sumber daya dalam suatu organisasi.

1. Klarifikasi Biaya

Klarifikasi biaya menurut Dunia dan Wasilah adalah:

a. Berdasarkan objek biaya

Objek biaya (cost object) merupakan suatu dasar yang digunakan untuk
melakukan perhitungan biaya. Objek biaya diantaranya: produk, jasa, proyek, konsumen,
merek, aktivitas, dan departemen.

b. Perilaku biaya

Dikategorikan dalam tiga jenis biaya, yaitu: (1) Biaya variabel adalah biaya-biaya yang
dalam total berubah secara langsung dengan adanya perubahan tingkat kegiatan atau
volume. (2) Biaya tetap adalah biaya-biaya yang secara total tidak berubah dengan
adanya tingkat perubahan tingkat kegiatan atau volume dalam batas-batas dari tingkat
kegiatan yang relevan atau dalam periode waktu tertentu. (3) Biaya semi variabel adalah
biaya-biaya yang mempunyai atau mengandung unsure tetap dan unsure variabel.

c. Periode akuntansi

Biaya dibedakan berdasarkan waktu atau kapan biaya-biaya tersebut dibebankan


terhadap pendapatan. Jangka waktu suatu periode akuntansi pada umumnya satu tahun,
dan pada akhir periode perusahaan membuat laporan keuangan tahunan. Periode
akuntansi sebagian besar perusahaan adalah 1 Januari sampai dengan 31 Desember.
Laporan keuangan yang dibuat sebelum berakhirnya periode akuntansi: laporan keuangan
interim, misalnya setiap akhir bulan, kwartal, dsb.

Peranan Akuntansi Biaya Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2013 : 4),akuntansi
biaya merupakan perangkat yang dibutuhkan manajemen untuk aktivitas perencanaan dan
pengendalian, memperbaiki kualitas, meningkatkan efesiensi serta membuat keputusan-
keputusan yang bersifat rutin maupun yang bersifat rutin maupun bersifat strategis. Berkaitan
dengan hal tersebut, maka akuntansi biaya dapat membantu manajemen dalam menyelesaikan
tugas-tugas berikut :

1. Penyusunan anggaran dan pelaksanaan anggaran operasi perusahaan.

2. Penetapan metode dan prosedur perhitungan biaya, pengendalian biaya, pembebanan biaya
yang akurat, serta perbaikan mutu yang berkesinambungan.

3. Penentua nilai persediaan yang digunakan untuk kalkulasi biaya dan penetapan harga, evaluasi
terhadap produk, evaluasi kinerja departemen atau divisi, pemeriksaan persediaan secara fisik.

4. Menghitung biaya dan laba perusahaan untuk satu periode akuntansi, tahunan atau periode
yang lebih singkat.

5. Memilih sistem dan prosedur dari alternatif yang terbaik, guna dapat menaikkan pendapatan
maupun menurunkan biaya.

Menurut Carter (2009 : 11), akuntansi biaya memperlengkapi manajemen dengan alat
yang diperlukan untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian, 8 perbaikan kualitas dan
efisiensi, serta pengambilan keputusan baik yang bersifat rutin maupun yang bersifat strategik.
Pengumpulan, penyajian , dan analisis dari informasi mengenai biaya dan manfaat membantu
manajemen untuk menyelesaikan tugas – tugas berikut:
1. Membuat dan melaksanakan rencana dan anggaran untuk operasi dalam kondisi kompetitif
dan ekonomi yang elah diprediksi sebelumnya. Suatu aspek penting dari rencana adalah
potensinya untuk memotivasi orang agar berkinerja dengan cara yang konsisten dengan tujuan
perusahaan.

2. Menetapkan metode perhitungan biaya yang memungkinkan pngendalian aktivitas,


mengurangi biaya, dan memperbaiki kualitas..

3. Mengendalikan kuantitas fisik dari persediaan, dan menetukan biaya dari setiap produk dan
jasa yang dihasilkan untuk tujuan penetapan harga dan untuk evaluasi kinerja dari suatu produk,
departemen, atau divisi.

4. Menentukan biaya dan laba perusahaan untuk periode akuntansi satu tahun atau untuk periode
lain yang lebih pendek. Hal ini termasuk menentukan nilai persediaan dan harga pokok penjualan
sesuai dengan aturan pelaporan eksternal.

5. Memilih diantara dua atau lebih alternatif jangka pendek atau jangka panjang, yang dapat
mengubah pendapatan atau biaya.

2.2. Biaya Produksi

Menurut Bustami biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi
yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya
produksi ini disebut juga biaya produk yaitu biaya-biaya yang dapat dihubungkan dengan suatu
produk, dimana biaya ini merupakan bagaian dari persediaan.

Pendapat lain menyatakan bahwa biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan
suatu perusahaan pada saat proses produksi dan merupakan biaya yang sangat mempengaruhi
pencapaian laba bersih, semakin meningkatnya biaya produksi, maka semakin kecil laba bersih
yang diraih atau dicapai suatu perusahaan.

1. Unsur-Unsur Biaya Produksi

Untuk melakukan proses produksi, setiap perusahaan membutuhkan biaya produksi yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

a. Biaya bahan baku langsung, yang terdiri dari bahan-bahan baku yang menjadi bagian
yang integral dari produksi jadi dan dapat ditelusuri hubungannya dengan mudah
ke dalam produk yang dihasilkan. Misalnya untuk membuat sebuah meja kayu
sederhana, secara fisik bahan baku kayu dapat dilihat dengan mudah sebagai
komponen produk yang dihasilkan.
b. Biaya tenaga kerja langsung, yang terdiri dari biaya-biaya tenaga kerja pabrik yang
dapat ditelusuri hubungannya dengan mudah dalam produk-produk tertentu.
Biaya ini juga sering disebut touched labor karena biaya ini dibayarkan
kepada para pegawai atau buruh yang secara langsung melaksanakan proses
produksi biaya ini terjadi karena adanya penggunaan tenaga kerja dalam
proses produksi.

c. Biaya overhead pabrik meliputi semua biaya yang berhubungan dengan pabrik selain
bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.

Klasifikasi Biaya Menurut Kautsar Riza Salman (2013 : 24), informasi biaya dibutuhkan
pada berbagai level manajemen dalam menjalankan tugasnya,yaitu: 9

1. Manajemen Puncak: untuk menilai kinerja perusahaan secar keseluruhan.Contohnya : Analisis


Laporan Keungan, Laporan Biaya Produksi.

2. Manajemen Madya: untuk menilai efisiensi kegiatan di dalam bagiannya. Contohnya: Laporan
Biaya Produksi.

3. Manajemen Operasional: untuk mengendalikan jalannya produksi

Dari berbagai kebutuhan informasi biaya, dapat dilihat bahwa pada setiap jenjang
manajemen yang berbeda membutuhkan informasi akuntansi biaya yang berbeda pula. Dengan
demikian untuk analisis yang berbeda dibutuhkan informasi biaya yang berbeda (Different Cost
for Different Purposes). Untuk memenuhi tujuan ini biaya harus diklasifikasikan berdasarkan
cara tertentu.

Sedangkan menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2013 : 11 ) klasifikasi biaya atau penggolongan
biaya adalah suatu proses pengelompokkan biaya secara sistematis atas keseluruhan elemen biaya yang
ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi yang
lebih ringkas dan penting. Klasifikasi biaya yang umum digunakan adalah biaya dalam hubungan dengan
produk, volume produksi, departemen dan pusat biaya, periode akuntansi, pengambilan keputusan

2. Macam-Macam Biaya

a. Biaya produksi jangka pendek, diturunkan dari fungsi produksi jangka pendek, dengan
demkian biaya produksi jangka pendek juga dicirikan oleh adanya biaya.

b. Biaya produksi jangka panjang, biaya yang dapat disesuaikan untuk tingkat-tingkat
produksi tertentu. Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oeganisasi atau
perusahaan memiliki suatu tujuan yang sangat penting dan harus ditetapkan
sebelum perusahaan atau organisasi mengambil suatu tindakan/strategi.
1. Biaya bahan baku langsung

Biaya bahan baku langsung adalah bahan baku yang merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari produk selesai dan dapat ditelusuri langsung kepada produk selesai,contoh: kain
dalam pembuaan pakaian. Misalnya, pembelian bahan baku langsung sebanyak 1.000 kg denga
harga Rp 5.000 per kg. Bila bahan baku langsung yang dipakai sebanyak 800 kg, maka biaya
bahan baku langsung adalah sebesar Rp 4.000.000 (800 kg x Rp 5.000), sedangkan sisanya
sebesar Rp 1.000.000 (200 kg x Rp 5.000) merupakan nilai persediaan bahan baku langsung
akhir (bahan baku langsung yang belum terpakai).

2. Tenaga kerja langsung

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang digunakan dalam merubah atau
mengonversi bahan baku menjadi produk selesai dan dapat ditelusuri secara langsung kepada
produk selesai. Misalnya, bila upah untuk membuat meja sebesar Rp 50.000 per unit, maka upah
sebesar Rp 50.000 tersebut dibebankan sepenuhnya ke meja yang dihasilkan. Bila upah untuk
membuat meja Rp 5.000 per jam, dan untuk menghasilkan satu meja diperlukan waktu 8 jam,
maka upah yang akan dibebankan ke meja tersebut sebesar Rp 40.000 (8 jam x Rp 5.000).

3. Biaya overhead pabrik

Biaya overhead pabrik adalah biaya selain bahan baku langsung dan tenaga kerja
langsung tetapi membantu dalam mengubah bahan menjadi produk selesai.

Biaya overhead dapat dikelompokkan menjadi 3 elemen berikut :

a. Bahan tidak langsung (bahan pembantu atau penolong)

Bahan tidak langsung adalah bahan yang digunakan dalam penyelesaian produk tetapi
pemakaiannya relatif lebih kecil dan biaya ini tidak dapat ditelusuri secara langsung
kepada produk selesai. contoh : amplas, pola kertas, oli dan minyak pelumas paku yang
dipakai untuk pembuatan perabot, benang untuk pembuatan baju dan sepatu. Misalnya,
pembelian paku ukuran 1 inci sebanyak 1 kg dengan harga Rp 10.000. Paku ini dipakai
untuk beberapa macam, produk, seperti meja, kursi, dipan, lemari, dan lainnya. Akan
terlalu merepotkan menghitung berapa buah paku yang dipakai untuk masing-masing
jenis produk dan kemungkinan paku yang bengkok atau hilang juga cukup banyak, serta
nilainya juga relatif tidak material.

b. Tenaga kerja tidak langsung

Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang membantu dalam pengolahan
produk selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri langsung kepada produk selesai. Contoh : gaji
satpam pabrik, gaji pengawas pabrik, gaji resepsionis pabrik.
c. Biaya tidak langsung lainnya

Biaya tidak langsung lain adalah biaya selain bahan tiyang dak langung dan tenaga kerja
tidak langsung yang membantu dalam pengolahan produk selesai, tetapi tidak dapat
ditelusuri langsung kepada produk selesai. Contoh : PBB, Listrik pabrik, sewa pabrik,
peralatan pabrik.

3. Pengendalian Biaya

Pengendalian terhadap biaya produksi merupakan salah satu bagian dari langkah-langkah
intern yang dilakukan perusahaan dalam usaha meningkatkan efisiensi. Pengendalian biaya
terutama harus diselaraskan terhadap tujuan yang ingin dicapai perusahaan, salah satu tujuan
yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah memperoleh laba yang maksimal dengan
mengeluarkan biaya yang serendah-rendahnya, oleh karena itu dengan mengendalikan biaya
produksi perusahaan berharap akan mendapatkan laba yang besar.

Biaya Non Produksi biaya non produksi adalah biaya yang tidak berhubungan dengan
proses produksi. Biaya non produksi ini disebut dengan biaya komersial atau biaya operasi.
Biaya ini dapat dikelompokan menjadi beberapa elemen :

1. Beban pemasaran

Biaya yang dikeluarkan apabila produk selesai dan siap dipasarkan ketangan konsumen.
Contoh : beban iklan, promosi, komisi penjualan,gaji bagian penjualan.

2. Beban administrasi

Biaya yang dikeluarkan dalam hubungan dengan kegiatan penentu kebijakan,


pengarahan, pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Contoh : gaji administrasi
kantor, sewa kantor, penyusutan kantor.

3. Beban keuangan

Biaya yang muncul dalam melaksanakan fungsi-fungsi keuangan. Contoh : beban bunga.

Biaya Variabel Biaya variabel adalah biaya yang berubah sebanding dengan perubahan
volume produksi dalam rentang relevan, tetapi secara per-unit tetap. Semakin tinggi output
aktivitas, semakin tinggi total biayanya dan semakin rendah output aktivitasnya, semakin rendah
total biayanya. Jika tidak ada aktivitas, maka tidak ada biaya.

Biaya tetap Biaya tetap adalah biaya yang secara totalitas bersifat tetap dalam rentang
tertentu, tetapi secara per-unit berubah. Semakin tinggi output aktivitas, semakin rendah biaya
per unit. Sebaliknya, semakin rendah output aktivitas, semakin tinggi biaya per unit-nya. Jika
diharapkan aktivitas meningkat melebihi aktivitas sekarang maka biaya tetap harus dinaikkan
untuk menangani kenaikan volume Garis 15 yang diinginkan.

Biaya semi

Biaya semi adalah biaya di dalamnya mengandung unsur tetap dan mengandung unsur
variabel. Biaya semi ini dapat dikelompokan dalam dua elemen biaya yaitu:

a. Biaya semi variabel Biaya semivariabel adalah biaya di dalamnya mengandung unsur
tetap dan memperlihatkan karakter tetap dan variabel. Dari definisi di atas terlihat bahwa
sebagian ciri-ciri biaya semivariabel mirip biaya variabel , yaitu total biayanya berubah
sehubungan dengan perubahan output aktiitas, dan sebagian lagi ciricirinya mirip biaya
tetap yaitu biaya per unit-nya berubah berbanding terbalik dengan perubahan output
aktivitas. Hal ini dikarenakan biaya semivariabel mengandung dua unsur biaya : biaya
tetap dan biaya variabel. Contoh : Biaya listrik, Telpon dan air, Perlengkapan, Pajak
penghasilan, Asuransi jiwa kelompok karyawan.

b. Biaya semi tetap Biaya semi tetap adalah biaya yang berubah dan volume secara
bertahap. Contoh: Gaji penyelia

2.3. Efektivitas dan Efisiensi Pengendalian Biaya Produksi

Efektivitas merupakan suatu keadaan dimana perusahaan mampu mewujudkan tujuan


yang telah ditetapkan atau direncanakan, sebuah nilai efektifitas berawal dari bagaimana sebuah
perusahaan menjalankan suatu pengendalian. Pengendalian pada dasarnya adalah
membandingkan antara rencana dengan pelaksanaannya. Pengendalian biaya dimulai dengan
melakukan pencatatan-pencatatan semua transaksi yang dilakukan oleh perusahaan.
Pengendalian dilakukan untuk memastikan bahwa pelaksanaan yang dicapai sesuai dengan
tujuan dan rencana yang ditetapkan sebelumnya, sehingga dapat ditentukan apakah ada
penyimpangan yang timbul pada organisasi atau unit-unit lainnya. Penyimpangan tersebut
digunakan sebagai dasar evaluasi atau penilaian prestasi dan umpan balik untuk perbaikan di
masa yang akan datang.

2.4. Biaya Promosi

Usaha peningkatan penjualan perusahaan menjalankan berbagai kegiatan seperti


memperbaiki dan memperluas penyaluran produknya serta meningkatkan pelayanan pada
konsumen. Disamping itu perusahaan juga melakukan kegiatan promosi pemasaran. Promosi
dikatakan sebagai komunikasi pemasaran sebagaimana bahwa kegiatan komunikasi yang
dilakukan oleh pembeli dan penjual merupakan kegiatan yang membantu dalam pengambilan
keputusan di bidang pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan
cara menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik.

Promosi adalah suatu system keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditunjukkan
untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa
untuk memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial.
Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi, dan membujuk serta
mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Promosi yang
sifatnya mengingatkan dilakukan terutama untuk mempertahankan merk dan image produk di
hati konsumennya, dan ini perlu dilakukan selama tahap kedewasaan didalam siklus kehidupan
barang atau jasa sebagai produksinya

2.5. Biaya Distribusi

Distribusi merupakan salah satu unsur marketing mix. Perananan distribusi dalam
pemasaran sangatlah penting, setiap keputusan dalam distribusi suatu perusahaan akan
mempengaruhi terhadap unsur-unsur marketing mix lainnya. Pengertian distribusi secara umum
yaitu penyaluran barang hasil produksi dari pihak produsen ke tangan konsumen.

Menurut Tjiptono distribusi adalah kegiatan pemasaran yang berusaha untuk


memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen
sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan.

1. Sistem Distribusi

Menurut Siswanto Sutujo kegiatan distribusi dapat dilakukan dengan menggunkan sistem
distribusi langsung maupun tidak langsung. Tidak sedikit perusahaan melaksanakan sendiri
kegiatan distribusi. Di lain pihak banyak pula perusahaan yang melakukannya melalui
distributor. Tidak kurang pula jumlah perusahaan yang karena berbagai macam sebab melakukan
kedua-duanya sekaligus. Secara singkat barang dan jasa dari produsen sampai kelokasi pembeli
atau konsumen pemakai dapat dilakukan:

a. Secara langsung (direct marketing)

b. Melalui pedagang atau distributor (indirect marketing), atau

c. Kombinasi dari kedua sistem distribusi tersebut.

2. Penggolongan Biaya

Distribusi Biaya distribusi dapat meliputi, tetapi tidak terbatas hanya pada klasifikasi-
klasifikasi umum sebagai berikut:
a. Biaya Langsung Penjualan (Direct Selling Expense)

Semua biaya langsung untuk memperoleh order, termasuk biaya langsung dari para
salesman, manajemen dan pengembalian penjualan, kantor-kantor cabang, dan jasa penjualan
yaitu semua biaya yang lazim berhubungan dengan mencari order.

b. Biaya Periklanan dan Promosi Penjulan

Semua pengeluaran media advertensi, biaya-biaya yang berhubungan dengan berbagai


jenis promosi penjualan, pengembangan pasar dan publisitas.

c. Biaya Transportasi

Semua beban transportasi untuk pengiriman barang kepada para pelanggan dan atas
barang yang dikembalikan, serta biaya untuk mengelola dan memelihara bekerjanya fasilitas-
fasilitas transfortasi keluar.

d. Biaya Penggudangan dan Penyimpanan (Warehousing and Strorage Expense)

Termasuk semua biaya penggudangan, penyimpanan, penaganan persediaan, pemenuhan


order, dan pembukuan serta penyiapan pengiriman.

e. Biaya Distribusi Umum

Semua biaya lain yang berhubungan dengan fungsi-fungsi distribusi dibawah manajemen
penjualan yang tidak termasuk pada klasifikasi 1 sampai dengan 4. Ini meliputi biaya umum
pengelolaan penjualan, pelatihan, riset pasar, dan fungsi-fungsi staf seperti akuntansi.

3. Saluran Distribusi

Philip Kotler berpendapat tentang bentuk-bentuk saluran distribusi adalah sebagai


berikut:

a. Saluran nol tingkat

Tipe ini merupakan penyaluran langsung dari produsen ke konsumen akhir dan tidak
terdapat perantara.

b. Saluran satu tingkat

Tipe ini menggunakan satu tingkat perantara untuk menyalurkan hasil produksinya,
perdagangan perantara yang digunakan adalah pengecer untuk barang konsumsi dan agen
penjualan atau broker untuk barang industry.

c. Saluran dua tingkat


Saluran ini terdiri dari dua tingkat perdagangan perantara, untuk barang konsumsi
digunakan perdagangan besar dan pengecer, untuk barang industry digunakan agen
penjualan pada perdagangan besar.

Dalam membentuk suatu saluran pemasaran, produsen dituntut untuk mempertimbangkan


berbagai hal didalam menentukan serta mempengaruhi saluran distribusi yang akan digunakan.
Oleh karena itu produsen harus mempertimbangkan secara cermat yang mungkin dilaksanakan
dan apa yang tersedia serta faktor-faktor yang akan mempengaruhi dalam pemilihan saluran
distribusi.

2.6. Penentuan Harga

Pokok Produksi Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2013 : 40) penentuan harga
pokok produksi adalah bagaimana memperhitungkan biaya kepada suatu produk atau pesanan
atau jasa yang dapat dilakukan dengan cara memasukkan seluruh biaya produksi atau hanya
memasukan unsur biaya produksi variabel saja. Dalam penentuan harga pokok tersebut dapat
digunakan dua cara yaitu :

a. Metode Kalkulasi Biaya Penuh (Full costing)

Kalkulasi Biaya Penuh adalah suatu metode dalam menentukan harga pokok suatu produk,
seperti baiaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel
dan biaya overhead pabrik tetap.

b. Metode Kalkulasi Biaya Variabel (Variabel costing)

Metode Kalkulasi Biaya Variabel adalah suatu metode suatu metode dalam menentukan harga
pokok suatu produk, hanya mmperhitungkan biaya produksi yang bersifat variabel saja seperti
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel. Dalam metode ini
biaya overhead tetap tidak diperhitungkan sebagai biaya produksi tetapi biaya overhead tetap
akan diperhitungkan sebagai biaya periode yang akan dibebankan dalam laporan laba rugi tahun
berjalan.

2.7. Akumulasi Biaya

Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2013 : 40) akumulasi biaya adalah suatu cara untuk
mengetahui berapa besar biaya yang dikeluarkan umtuk suatu produk dan jasa atau menyangkut
suatu hal. Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam akumulasi biaya, tetapi yang lazim
digunakan adalah dua metode sebagai berikut:
1. Metode Akumulasi Biaya Pesanan (Job Order Costing)

Akumlasi biaya pesanan adalah suatu metode yang digunakan dalam pengumpulan harga
pokok suatu produk di mana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak jasa secara
terpisah, dan setiap pesanan atau kontrak dapat dipisah sesuai identitasnya. Akumulasi biaya
pesanan ini dapat diterapkan pada perusahaan yang menggunakan proses produksi secara
terputus-putus seperti: pekerjaan kontruksi, bengkel, percetakan, industri garmen, katering
makanan dan lain sebagainya.

2. Metode Akumulasi Biaya Proses (Process Costing)

Penentuan biaya proses adalah suatu meode dimana bahan baku, tenaga kerja dan overhead
pabrik dibebankan kepusat biaya atau departemen. Biaya yang dibebankan ke setiap unit produk
yang hasil ditentukan dengan membagi total biaya atau kepusat biaya atau departemen tersebut
dengan jumlah unit yang diproduksi pada pusat biaya yang bersangkutan.

2.8 Arus Biaya Dan Akumulasi Biaya

Arus biaya produksi dalm perhitungan biya proses secara umum sama dengan perhitunan
biaya pesanan. Begitu bahan baku dibeli, biaya bahan baku ini mengalir ke dalam akun
persediaan bahan baku. Biaya bahan baku ini mengalir ke dalam akun persediaan bahan baku.
Biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang dibebankan akan
mengalir ke dalam akun produk dalam proses. Ketika produk selesai, biaya produk yang telah
mengalir dari akun produk dalam proses ke produk jadi. Setelah produk terjual biaya produk jadi
dipindahkan ke akun harga pokok produk jadi dipindahkan ke akun haga pokok penjualan. Untuk
penjurnalan secara umum sama dengan yag terdapat pada perhitungan biaya pesanan.

Karakteristik Penentuan Biaya

Proses Ada beberapa karaktersistik dari biaya proses diantaranya adalah:

a. Aktivitas produksi bersifat terus menerus 26

b. Produk bersifat massa, dengan tujuannya mengisi persediaan yang siap dijual.

c. Produk yang dihasilkan dalam suatu departemen atau pusat biaya relatif homogen dan
berdasarkan standar.

d. Biaya yang dibebankan kesetiap unit membagi total biaya yang dibebankan ke pusat biaya
dengan total unit yang diproduksi.

e. Pengumpulan biaya dilakukan berdasarkan periode waktu tertentu.

Aliran produk Dalam penentuan biaya aliran suatu produk yang berkaitan dengan
pembebanan biaya dapat diklasifikasikan :
a. Aliran Produk

secara Berurutan Suatu format aliran produksi fisik dimana setiap proses produk
dilakukan dalam urutan langkah yang sama.

Akumulasi biaya proses,mengembangkan prosedur untuk:

1. Pengumpulan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik untuk masing-
masing departemen

2. Perhitungan biaya per-unit untuk masing-masing departemen

3. Memindahkan biaya dari departemen sebelumnya ke departemen berikutnya atau ke gudang


produk jadi.

4. Membebankan biaya ke produk dalam proses yang terdapat pada setiap departemen.
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat bagaimana
manajemen untuk memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan
informasi biaya dalam bentuk laporan biaya.

Manfaat biaya adalah menyediakan salah satu informasi yang diperlukan oleh manajemen
dalam mengelola perusahaannya, yaitu untuk perencanaan dan pengendalian laba; penentuan
harga pokok produk dan jasa serta bagi pengambilan keputusan oleh manajemen. Akuntansi
biaya adalah perhitungan dengan tujuan untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian perbaikan
kualitas efisiensi, serta pembuatan keputusan yang bersifat rutin dan strategis.

1. Unsur-Unsur Biaya Produksi

Untuk melakukan proses produksi, setiap perusahaan membutuhkan biaya produksi yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

a. Biaya bahan baku langsung, yang terdiri dari bahan-bahan baku yang menjadi bagian
yang integral dari produksi jadi dan dapat ditelusuri hubungannya dengan mudah
ke dalam produk yang dihasilkan. Misalnya untuk membuat sebuah meja kayu
sederhana, secara fisik bahan baku kayu dapat dilihat dengan mudah sebagai
komponen produk yang dihasilkan.

b. Biaya tenaga kerja langsung, yang terdiri dari biaya-biaya tenaga kerja pabrik yang
dapat ditelusuri hubungannya dengan mudah dalam produk-produk tertentu.
Biaya ini juga sering disebut touched labor karena biaya ini dibayarkan
kepada para pegawai atau buruh yang secara langsung melaksanakan proses
produksi biaya ini terjadi karena adanya penggunaan tenaga kerja dalam
proses produksi.

c. Biaya overhead pabrik meliputi semua biaya yang berhubungan dengan pabrik selain
bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.

Bahwa akuntansi biaya mempunyai peranan yang sangat penting dalam perusahaan
industry, terutama untuk penentuan harga pokok produksi, perencanaan dan pengendalian serta
analisa biaya.
Biaya standar mempunyai hubungan yang erat dengan budget biaya produksi, dan apabila
penyusunan bud – get biaya-produksi tersebut didasarkan pada biaya – biaya standar, maka
menejemen akan mempunyai alat yang baik untuk pengendalian biaya.

DAFTAR PUSTAKA

 https://www.jurnal.id/id/blog/2017-pengertian-akuntansi-biaya-fungsi-dan-
kliasifikasinya/
 https://jurnalmanajemen.com/akuntansi-biaya/#jurnal_Akuntansi_Biaya

Anda mungkin juga menyukai