Npm : 1905170322
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik. Semoga kesejahteraan tercurah bagi Rasul-Nya, Muhammad SAW, sang pemimpin
umat manusia. Penyusuna ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk
Sumatera Utara.
maka dari itu penulis mengharapkan perbaikan-perbaikan dimasa akan datang agar
makalah ini dapat lebih baik lagi, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak-
pihak yang memerlukan. Akhir kata, penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.4 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
3.1 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Akuntansi biaya dalam pembuatan pengambilan keputusan sangat disadari oleh
perusahaan. Hal itu dikarenakan akuntansi biaya dapat membantu kelancaran tugas manajemen.
Khususnya di bidang perencanaan dalam mengambil keputusan. Akuntansi biaya merupakan
akuntansi yang membahas tentang penentuan harga pokok dari suatu barang yang di produksi.
Kesulitan dalam hal pencatatan dan pengelolaan data produksi maupun transaksi keuangan,
seperti menghitung harga pokok produksi banyak terjadi di dalam perusahaan manufaktur,
menurut (Muhadi, 2001) harga pokok produksi adalah harga pokok yang dikenakan pada suatu
barang akibat dari proses produksi. Ketidak akuratan dalam menghitung harga pokok produksi
akan menimbulkan dampak negatif karena akan mempengaruhi harga jual suatu produk. Oleh
karena itu, perhitungan harga pokok produksi harus dilakukan dengan tepat dan benar (Mulyadi,
1990).
Perusahaan garam PT. Sumatraco Langgeng Makmur melakukan perhitungan harga
pokok produksinya dengan menggunakan system biaya tradisional. System biaya tradisional
didasarkan pada biaya material langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Sedangkan biaya
overhead dialokasikan ke semua unit produk/jasa menyebabkan terjadi adanya ketidak akuratan
dalam pembebanan biayanya sehingga mengakibatkan kesalahan penentuan biaya dan
pembuatan keputusan yang mengakibatkan munculnya biaya undercost atau overcost terhadap
produk. Undercost terjadi bila biaya overhead pabrik dibebankan ke produk terlalu rendah dari
biaya yang sebenarnya dikonsumsi untuk menghasilkan produk sehingga laba perusahaan
menurun apabila harga jual terlalu rendah. Sedangkan overcost terjadi bila biaya overhead pabrik
dibebankan ke produk terlalu tinggi dari biaya yang sebenarnya dikonsumsi untuk menghasilkan
produk sehingga harga jual produk tinggi dan menyebabkan perusahaan tidak dapat bersaing.
Untuk dapat melakukan perhitungan harga pokok produksi yang sesuai maka diperlukan
suatu system untuk menghitung harga pokok produksi dengan menggunakan suatu metode.
Beberapa metode yang paling umum digunakan adalah metode full costing (Harga Pokok
Penuh), kekhasan dari metode ini terletak pada dibedakannya antara biaya produksi atau biaya
pabrik dengan biaya periodic atau biaya non-pabrik. Penerapan aplikasi system perhitungan
harga pokok produksi dengan metode full costing pada perusahaan ini diharapkan dapat
membantu perusahaan dalam menghitung harga pokok produksi dengan lebih benar dan cepat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah yang dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut: Bagaimana merancang dan membangun aplikasi penentuan harga
pokok produksi dengan metode full costing pada PT. Sumatraco Langgeng Makmur Surabaya.
Dalam menyusun makalah ini penulis menyusun beberapa batasan masalah, diantaranya
sebagai berikut :
2. Biaya tenaga kerja yang digunakan dalam perhitungan harga pokok produksi adalah tenaaga
kerja yang berhubungan dengan proses produksi.
1.4 Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dalam pembuatan tugas ini adalah sebagai berikut:
1. Menghasilkan perangkat system aplikasi penentuan harga pokok produksi yang dapat
menghasilkan perhitungan harga pokok produksi secara cepat dan tepat.
2. Sebagai alat bantu pemantauan harga pokok produksi melalui laporan Harga pokok produksi.
Laporan kerja praktek ini terbagi menjadi 5 (lima) bab, dimana masingmasing bab terdiri
dari sub-sub bab yang menjelaskan isi dari bab-bab tersebut. Adapun sistematika penulisan
laporan ini adalah sebagai berikut:
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Klarifikasi Biaya
Objek biaya (cost object) merupakan suatu dasar yang digunakan untuk
melakukan perhitungan biaya. Objek biaya diantaranya: produk, jasa, proyek, konsumen,
merek, aktivitas, dan departemen.
b. Perilaku biaya
Dikategorikan dalam tiga jenis biaya, yaitu: (1) Biaya variabel adalah biaya-biaya yang
dalam total berubah secara langsung dengan adanya perubahan tingkat kegiatan atau
volume. (2) Biaya tetap adalah biaya-biaya yang secara total tidak berubah dengan
adanya tingkat perubahan tingkat kegiatan atau volume dalam batas-batas dari tingkat
kegiatan yang relevan atau dalam periode waktu tertentu. (3) Biaya semi variabel adalah
biaya-biaya yang mempunyai atau mengandung unsure tetap dan unsure variabel.
c. Periode akuntansi
Peranan Akuntansi Biaya Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2013 : 4),akuntansi
biaya merupakan perangkat yang dibutuhkan manajemen untuk aktivitas perencanaan dan
pengendalian, memperbaiki kualitas, meningkatkan efesiensi serta membuat keputusan-
keputusan yang bersifat rutin maupun yang bersifat rutin maupun bersifat strategis. Berkaitan
dengan hal tersebut, maka akuntansi biaya dapat membantu manajemen dalam menyelesaikan
tugas-tugas berikut :
2. Penetapan metode dan prosedur perhitungan biaya, pengendalian biaya, pembebanan biaya
yang akurat, serta perbaikan mutu yang berkesinambungan.
3. Penentua nilai persediaan yang digunakan untuk kalkulasi biaya dan penetapan harga, evaluasi
terhadap produk, evaluasi kinerja departemen atau divisi, pemeriksaan persediaan secara fisik.
4. Menghitung biaya dan laba perusahaan untuk satu periode akuntansi, tahunan atau periode
yang lebih singkat.
5. Memilih sistem dan prosedur dari alternatif yang terbaik, guna dapat menaikkan pendapatan
maupun menurunkan biaya.
Menurut Carter (2009 : 11), akuntansi biaya memperlengkapi manajemen dengan alat
yang diperlukan untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian, 8 perbaikan kualitas dan
efisiensi, serta pengambilan keputusan baik yang bersifat rutin maupun yang bersifat strategik.
Pengumpulan, penyajian , dan analisis dari informasi mengenai biaya dan manfaat membantu
manajemen untuk menyelesaikan tugas – tugas berikut:
1. Membuat dan melaksanakan rencana dan anggaran untuk operasi dalam kondisi kompetitif
dan ekonomi yang elah diprediksi sebelumnya. Suatu aspek penting dari rencana adalah
potensinya untuk memotivasi orang agar berkinerja dengan cara yang konsisten dengan tujuan
perusahaan.
3. Mengendalikan kuantitas fisik dari persediaan, dan menetukan biaya dari setiap produk dan
jasa yang dihasilkan untuk tujuan penetapan harga dan untuk evaluasi kinerja dari suatu produk,
departemen, atau divisi.
4. Menentukan biaya dan laba perusahaan untuk periode akuntansi satu tahun atau untuk periode
lain yang lebih pendek. Hal ini termasuk menentukan nilai persediaan dan harga pokok penjualan
sesuai dengan aturan pelaporan eksternal.
5. Memilih diantara dua atau lebih alternatif jangka pendek atau jangka panjang, yang dapat
mengubah pendapatan atau biaya.
Menurut Bustami biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi
yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya
produksi ini disebut juga biaya produk yaitu biaya-biaya yang dapat dihubungkan dengan suatu
produk, dimana biaya ini merupakan bagaian dari persediaan.
Pendapat lain menyatakan bahwa biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan
suatu perusahaan pada saat proses produksi dan merupakan biaya yang sangat mempengaruhi
pencapaian laba bersih, semakin meningkatnya biaya produksi, maka semakin kecil laba bersih
yang diraih atau dicapai suatu perusahaan.
Untuk melakukan proses produksi, setiap perusahaan membutuhkan biaya produksi yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
a. Biaya bahan baku langsung, yang terdiri dari bahan-bahan baku yang menjadi bagian
yang integral dari produksi jadi dan dapat ditelusuri hubungannya dengan mudah
ke dalam produk yang dihasilkan. Misalnya untuk membuat sebuah meja kayu
sederhana, secara fisik bahan baku kayu dapat dilihat dengan mudah sebagai
komponen produk yang dihasilkan.
b. Biaya tenaga kerja langsung, yang terdiri dari biaya-biaya tenaga kerja pabrik yang
dapat ditelusuri hubungannya dengan mudah dalam produk-produk tertentu.
Biaya ini juga sering disebut touched labor karena biaya ini dibayarkan
kepada para pegawai atau buruh yang secara langsung melaksanakan proses
produksi biaya ini terjadi karena adanya penggunaan tenaga kerja dalam
proses produksi.
c. Biaya overhead pabrik meliputi semua biaya yang berhubungan dengan pabrik selain
bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.
Klasifikasi Biaya Menurut Kautsar Riza Salman (2013 : 24), informasi biaya dibutuhkan
pada berbagai level manajemen dalam menjalankan tugasnya,yaitu: 9
2. Manajemen Madya: untuk menilai efisiensi kegiatan di dalam bagiannya. Contohnya: Laporan
Biaya Produksi.
Dari berbagai kebutuhan informasi biaya, dapat dilihat bahwa pada setiap jenjang
manajemen yang berbeda membutuhkan informasi akuntansi biaya yang berbeda pula. Dengan
demikian untuk analisis yang berbeda dibutuhkan informasi biaya yang berbeda (Different Cost
for Different Purposes). Untuk memenuhi tujuan ini biaya harus diklasifikasikan berdasarkan
cara tertentu.
Sedangkan menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2013 : 11 ) klasifikasi biaya atau penggolongan
biaya adalah suatu proses pengelompokkan biaya secara sistematis atas keseluruhan elemen biaya yang
ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi yang
lebih ringkas dan penting. Klasifikasi biaya yang umum digunakan adalah biaya dalam hubungan dengan
produk, volume produksi, departemen dan pusat biaya, periode akuntansi, pengambilan keputusan
2. Macam-Macam Biaya
a. Biaya produksi jangka pendek, diturunkan dari fungsi produksi jangka pendek, dengan
demkian biaya produksi jangka pendek juga dicirikan oleh adanya biaya.
b. Biaya produksi jangka panjang, biaya yang dapat disesuaikan untuk tingkat-tingkat
produksi tertentu. Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oeganisasi atau
perusahaan memiliki suatu tujuan yang sangat penting dan harus ditetapkan
sebelum perusahaan atau organisasi mengambil suatu tindakan/strategi.
1. Biaya bahan baku langsung
Biaya bahan baku langsung adalah bahan baku yang merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari produk selesai dan dapat ditelusuri langsung kepada produk selesai,contoh: kain
dalam pembuaan pakaian. Misalnya, pembelian bahan baku langsung sebanyak 1.000 kg denga
harga Rp 5.000 per kg. Bila bahan baku langsung yang dipakai sebanyak 800 kg, maka biaya
bahan baku langsung adalah sebesar Rp 4.000.000 (800 kg x Rp 5.000), sedangkan sisanya
sebesar Rp 1.000.000 (200 kg x Rp 5.000) merupakan nilai persediaan bahan baku langsung
akhir (bahan baku langsung yang belum terpakai).
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang digunakan dalam merubah atau
mengonversi bahan baku menjadi produk selesai dan dapat ditelusuri secara langsung kepada
produk selesai. Misalnya, bila upah untuk membuat meja sebesar Rp 50.000 per unit, maka upah
sebesar Rp 50.000 tersebut dibebankan sepenuhnya ke meja yang dihasilkan. Bila upah untuk
membuat meja Rp 5.000 per jam, dan untuk menghasilkan satu meja diperlukan waktu 8 jam,
maka upah yang akan dibebankan ke meja tersebut sebesar Rp 40.000 (8 jam x Rp 5.000).
Biaya overhead pabrik adalah biaya selain bahan baku langsung dan tenaga kerja
langsung tetapi membantu dalam mengubah bahan menjadi produk selesai.
Bahan tidak langsung adalah bahan yang digunakan dalam penyelesaian produk tetapi
pemakaiannya relatif lebih kecil dan biaya ini tidak dapat ditelusuri secara langsung
kepada produk selesai. contoh : amplas, pola kertas, oli dan minyak pelumas paku yang
dipakai untuk pembuatan perabot, benang untuk pembuatan baju dan sepatu. Misalnya,
pembelian paku ukuran 1 inci sebanyak 1 kg dengan harga Rp 10.000. Paku ini dipakai
untuk beberapa macam, produk, seperti meja, kursi, dipan, lemari, dan lainnya. Akan
terlalu merepotkan menghitung berapa buah paku yang dipakai untuk masing-masing
jenis produk dan kemungkinan paku yang bengkok atau hilang juga cukup banyak, serta
nilainya juga relatif tidak material.
Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang membantu dalam pengolahan
produk selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri langsung kepada produk selesai. Contoh : gaji
satpam pabrik, gaji pengawas pabrik, gaji resepsionis pabrik.
c. Biaya tidak langsung lainnya
Biaya tidak langsung lain adalah biaya selain bahan tiyang dak langung dan tenaga kerja
tidak langsung yang membantu dalam pengolahan produk selesai, tetapi tidak dapat
ditelusuri langsung kepada produk selesai. Contoh : PBB, Listrik pabrik, sewa pabrik,
peralatan pabrik.
3. Pengendalian Biaya
Pengendalian terhadap biaya produksi merupakan salah satu bagian dari langkah-langkah
intern yang dilakukan perusahaan dalam usaha meningkatkan efisiensi. Pengendalian biaya
terutama harus diselaraskan terhadap tujuan yang ingin dicapai perusahaan, salah satu tujuan
yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah memperoleh laba yang maksimal dengan
mengeluarkan biaya yang serendah-rendahnya, oleh karena itu dengan mengendalikan biaya
produksi perusahaan berharap akan mendapatkan laba yang besar.
Biaya Non Produksi biaya non produksi adalah biaya yang tidak berhubungan dengan
proses produksi. Biaya non produksi ini disebut dengan biaya komersial atau biaya operasi.
Biaya ini dapat dikelompokan menjadi beberapa elemen :
1. Beban pemasaran
Biaya yang dikeluarkan apabila produk selesai dan siap dipasarkan ketangan konsumen.
Contoh : beban iklan, promosi, komisi penjualan,gaji bagian penjualan.
2. Beban administrasi
3. Beban keuangan
Biaya yang muncul dalam melaksanakan fungsi-fungsi keuangan. Contoh : beban bunga.
Biaya Variabel Biaya variabel adalah biaya yang berubah sebanding dengan perubahan
volume produksi dalam rentang relevan, tetapi secara per-unit tetap. Semakin tinggi output
aktivitas, semakin tinggi total biayanya dan semakin rendah output aktivitasnya, semakin rendah
total biayanya. Jika tidak ada aktivitas, maka tidak ada biaya.
Biaya tetap Biaya tetap adalah biaya yang secara totalitas bersifat tetap dalam rentang
tertentu, tetapi secara per-unit berubah. Semakin tinggi output aktivitas, semakin rendah biaya
per unit. Sebaliknya, semakin rendah output aktivitas, semakin tinggi biaya per unit-nya. Jika
diharapkan aktivitas meningkat melebihi aktivitas sekarang maka biaya tetap harus dinaikkan
untuk menangani kenaikan volume Garis 15 yang diinginkan.
Biaya semi
Biaya semi adalah biaya di dalamnya mengandung unsur tetap dan mengandung unsur
variabel. Biaya semi ini dapat dikelompokan dalam dua elemen biaya yaitu:
a. Biaya semi variabel Biaya semivariabel adalah biaya di dalamnya mengandung unsur
tetap dan memperlihatkan karakter tetap dan variabel. Dari definisi di atas terlihat bahwa
sebagian ciri-ciri biaya semivariabel mirip biaya variabel , yaitu total biayanya berubah
sehubungan dengan perubahan output aktiitas, dan sebagian lagi ciricirinya mirip biaya
tetap yaitu biaya per unit-nya berubah berbanding terbalik dengan perubahan output
aktivitas. Hal ini dikarenakan biaya semivariabel mengandung dua unsur biaya : biaya
tetap dan biaya variabel. Contoh : Biaya listrik, Telpon dan air, Perlengkapan, Pajak
penghasilan, Asuransi jiwa kelompok karyawan.
b. Biaya semi tetap Biaya semi tetap adalah biaya yang berubah dan volume secara
bertahap. Contoh: Gaji penyelia
Promosi adalah suatu system keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditunjukkan
untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa
untuk memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial.
Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi, dan membujuk serta
mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Promosi yang
sifatnya mengingatkan dilakukan terutama untuk mempertahankan merk dan image produk di
hati konsumennya, dan ini perlu dilakukan selama tahap kedewasaan didalam siklus kehidupan
barang atau jasa sebagai produksinya
Distribusi merupakan salah satu unsur marketing mix. Perananan distribusi dalam
pemasaran sangatlah penting, setiap keputusan dalam distribusi suatu perusahaan akan
mempengaruhi terhadap unsur-unsur marketing mix lainnya. Pengertian distribusi secara umum
yaitu penyaluran barang hasil produksi dari pihak produsen ke tangan konsumen.
1. Sistem Distribusi
Menurut Siswanto Sutujo kegiatan distribusi dapat dilakukan dengan menggunkan sistem
distribusi langsung maupun tidak langsung. Tidak sedikit perusahaan melaksanakan sendiri
kegiatan distribusi. Di lain pihak banyak pula perusahaan yang melakukannya melalui
distributor. Tidak kurang pula jumlah perusahaan yang karena berbagai macam sebab melakukan
kedua-duanya sekaligus. Secara singkat barang dan jasa dari produsen sampai kelokasi pembeli
atau konsumen pemakai dapat dilakukan:
2. Penggolongan Biaya
Distribusi Biaya distribusi dapat meliputi, tetapi tidak terbatas hanya pada klasifikasi-
klasifikasi umum sebagai berikut:
a. Biaya Langsung Penjualan (Direct Selling Expense)
Semua biaya langsung untuk memperoleh order, termasuk biaya langsung dari para
salesman, manajemen dan pengembalian penjualan, kantor-kantor cabang, dan jasa penjualan
yaitu semua biaya yang lazim berhubungan dengan mencari order.
c. Biaya Transportasi
Semua beban transportasi untuk pengiriman barang kepada para pelanggan dan atas
barang yang dikembalikan, serta biaya untuk mengelola dan memelihara bekerjanya fasilitas-
fasilitas transfortasi keluar.
Semua biaya lain yang berhubungan dengan fungsi-fungsi distribusi dibawah manajemen
penjualan yang tidak termasuk pada klasifikasi 1 sampai dengan 4. Ini meliputi biaya umum
pengelolaan penjualan, pelatihan, riset pasar, dan fungsi-fungsi staf seperti akuntansi.
3. Saluran Distribusi
Tipe ini merupakan penyaluran langsung dari produsen ke konsumen akhir dan tidak
terdapat perantara.
Tipe ini menggunakan satu tingkat perantara untuk menyalurkan hasil produksinya,
perdagangan perantara yang digunakan adalah pengecer untuk barang konsumsi dan agen
penjualan atau broker untuk barang industry.
Pokok Produksi Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2013 : 40) penentuan harga
pokok produksi adalah bagaimana memperhitungkan biaya kepada suatu produk atau pesanan
atau jasa yang dapat dilakukan dengan cara memasukkan seluruh biaya produksi atau hanya
memasukan unsur biaya produksi variabel saja. Dalam penentuan harga pokok tersebut dapat
digunakan dua cara yaitu :
Kalkulasi Biaya Penuh adalah suatu metode dalam menentukan harga pokok suatu produk,
seperti baiaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel
dan biaya overhead pabrik tetap.
Metode Kalkulasi Biaya Variabel adalah suatu metode suatu metode dalam menentukan harga
pokok suatu produk, hanya mmperhitungkan biaya produksi yang bersifat variabel saja seperti
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel. Dalam metode ini
biaya overhead tetap tidak diperhitungkan sebagai biaya produksi tetapi biaya overhead tetap
akan diperhitungkan sebagai biaya periode yang akan dibebankan dalam laporan laba rugi tahun
berjalan.
Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2013 : 40) akumulasi biaya adalah suatu cara untuk
mengetahui berapa besar biaya yang dikeluarkan umtuk suatu produk dan jasa atau menyangkut
suatu hal. Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam akumulasi biaya, tetapi yang lazim
digunakan adalah dua metode sebagai berikut:
1. Metode Akumulasi Biaya Pesanan (Job Order Costing)
Akumlasi biaya pesanan adalah suatu metode yang digunakan dalam pengumpulan harga
pokok suatu produk di mana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak jasa secara
terpisah, dan setiap pesanan atau kontrak dapat dipisah sesuai identitasnya. Akumulasi biaya
pesanan ini dapat diterapkan pada perusahaan yang menggunakan proses produksi secara
terputus-putus seperti: pekerjaan kontruksi, bengkel, percetakan, industri garmen, katering
makanan dan lain sebagainya.
Penentuan biaya proses adalah suatu meode dimana bahan baku, tenaga kerja dan overhead
pabrik dibebankan kepusat biaya atau departemen. Biaya yang dibebankan ke setiap unit produk
yang hasil ditentukan dengan membagi total biaya atau kepusat biaya atau departemen tersebut
dengan jumlah unit yang diproduksi pada pusat biaya yang bersangkutan.
Arus biaya produksi dalm perhitungan biya proses secara umum sama dengan perhitunan
biaya pesanan. Begitu bahan baku dibeli, biaya bahan baku ini mengalir ke dalam akun
persediaan bahan baku. Biaya bahan baku ini mengalir ke dalam akun persediaan bahan baku.
Biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang dibebankan akan
mengalir ke dalam akun produk dalam proses. Ketika produk selesai, biaya produk yang telah
mengalir dari akun produk dalam proses ke produk jadi. Setelah produk terjual biaya produk jadi
dipindahkan ke akun harga pokok produk jadi dipindahkan ke akun haga pokok penjualan. Untuk
penjurnalan secara umum sama dengan yag terdapat pada perhitungan biaya pesanan.
b. Produk bersifat massa, dengan tujuannya mengisi persediaan yang siap dijual.
c. Produk yang dihasilkan dalam suatu departemen atau pusat biaya relatif homogen dan
berdasarkan standar.
d. Biaya yang dibebankan kesetiap unit membagi total biaya yang dibebankan ke pusat biaya
dengan total unit yang diproduksi.
Aliran produk Dalam penentuan biaya aliran suatu produk yang berkaitan dengan
pembebanan biaya dapat diklasifikasikan :
a. Aliran Produk
secara Berurutan Suatu format aliran produksi fisik dimana setiap proses produk
dilakukan dalam urutan langkah yang sama.
1. Pengumpulan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik untuk masing-
masing departemen
4. Membebankan biaya ke produk dalam proses yang terdapat pada setiap departemen.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat bagaimana
manajemen untuk memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan
informasi biaya dalam bentuk laporan biaya.
Manfaat biaya adalah menyediakan salah satu informasi yang diperlukan oleh manajemen
dalam mengelola perusahaannya, yaitu untuk perencanaan dan pengendalian laba; penentuan
harga pokok produk dan jasa serta bagi pengambilan keputusan oleh manajemen. Akuntansi
biaya adalah perhitungan dengan tujuan untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian perbaikan
kualitas efisiensi, serta pembuatan keputusan yang bersifat rutin dan strategis.
Untuk melakukan proses produksi, setiap perusahaan membutuhkan biaya produksi yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
a. Biaya bahan baku langsung, yang terdiri dari bahan-bahan baku yang menjadi bagian
yang integral dari produksi jadi dan dapat ditelusuri hubungannya dengan mudah
ke dalam produk yang dihasilkan. Misalnya untuk membuat sebuah meja kayu
sederhana, secara fisik bahan baku kayu dapat dilihat dengan mudah sebagai
komponen produk yang dihasilkan.
b. Biaya tenaga kerja langsung, yang terdiri dari biaya-biaya tenaga kerja pabrik yang
dapat ditelusuri hubungannya dengan mudah dalam produk-produk tertentu.
Biaya ini juga sering disebut touched labor karena biaya ini dibayarkan
kepada para pegawai atau buruh yang secara langsung melaksanakan proses
produksi biaya ini terjadi karena adanya penggunaan tenaga kerja dalam
proses produksi.
c. Biaya overhead pabrik meliputi semua biaya yang berhubungan dengan pabrik selain
bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.
Bahwa akuntansi biaya mempunyai peranan yang sangat penting dalam perusahaan
industry, terutama untuk penentuan harga pokok produksi, perencanaan dan pengendalian serta
analisa biaya.
Biaya standar mempunyai hubungan yang erat dengan budget biaya produksi, dan apabila
penyusunan bud – get biaya-produksi tersebut didasarkan pada biaya – biaya standar, maka
menejemen akan mempunyai alat yang baik untuk pengendalian biaya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.jurnal.id/id/blog/2017-pengertian-akuntansi-biaya-fungsi-dan-
kliasifikasinya/
https://jurnalmanajemen.com/akuntansi-biaya/#jurnal_Akuntansi_Biaya