Anda di halaman 1dari 16

AKUNTANSI BIAYA

BIAYA, KONSEP BIAYA, DAN KLASIFIKASI BIAYA


Dosen Pengampu : Putu Ery Setiawan,SE.,M.Com.,Ak.,CA.

TIM PENYUSUN
KELOMPOK 1 :

1. Made Tarina Maha Lini ; 2107521013 / (01)


2. I Putu Indra Arya Wardana ; 2107521103 / (15)
3. Ni Kadek Adya Putri Marheni ; 2107521096 / (29)

PROGRAM STUDI SARJANA MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II PEMBAHASAN 2
2.1 Biaya dan Konsep Biaya 2
2.2 Klasifikasi Biaya 3
2.3 Metode Pengumpulan Biaya Produksi 6
2.4 Metode Penentuan Biaya Produksi 7
2.5 Perbandingan Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur dengan Dagang 9

BAB III PENUTUP 13


3.1 Kesimpulan 13

DAFTAR PUSTAKA 14
BAB I
PENDAHULUAN

Biaya dikaitkan dengan semua jenis organisasi – manufaktur dan nonmanufaktur, bisnis
dan nonbisnis, eceran dan grosir. Sebagai langkah awal dalam mempelajari akuntansi biaya,
sangat penting untuk memahami pengertian biaya, berbagai jenis biaya yang dikeluarkan oleh
organisasi dan bagaimana biaya tersebut dikelola. Dalam akuntansi biaya dan manajemen, istilah
'biaya' dapat memiliki arti yang berbeda tergantung pada sifat organisasi dan kebutuhan
manajemen. Manajer mungkin memerlukan data biaya untuk (i) pelaporan eksternal; (ii)
menghitung harga pokok produk; (iii) penilaian saham; dan (iv) pengambilan keputusan.
Setiap penggunaan data biaya yang berbeda memerlukan definisi dan klasifikasi biaya
yang berbeda. Data biaya yang dikumpulkan untuk satu tujuan mungkin tidak sesuai untuk
tujuan lain.Sebagai contoh,biaya produksi diesel dan bensin saat ini mungkin sesuai untuk
penilaian stok penutupan Reliance Industries Ltd untuk tahun tersebut. Namun, biaya tersebut
mungkin tidak berguna dalam perencanaan operasi kilang perusahaan untuk tahun-tahun
mendatang karena fluktuasi harga minyak mentah di pasar internasional. Poin penting adalah
bahwa definisi dan klasifikasi biaya yang berbeda digunakan untuk tujuan yang berbeda.
Pemahaman yang jelas tentang konsep dan klasifikasi ini memungkinkan akuntan biaya dan
manajemen untuk menyediakan data biaya yang tepat kepada manajer tepat pada waktunya.
Melihat pemaparan tersebut, maka pada paper ini akan membahas mengenai enam hal
penting yang perlu diketahui. Keenam hal tersebut adalah sebagai berikut
1. Biaya dan Konsep Biaya
2. Klasifikasi Biaya
3. Metode Pengumpulan Biaya Produksi
4. Metode Penentuan Biaya Produksi
5. Perbandingan Laporan Laba/Rugi Perusahaan Manufaktur dengan Dagang

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Biaya dan Konsep Biaya

Objek kegiatan akuntansi biaya adalah biaya. Menurut Dewan dari Institute of Cost
and Works Accountants of India (ICWAI), biaya adalah ukuran dalam istilah moneter, dimana
berupa jumlah sumber daya yang digunakan untuk tujuan produksi barang atau pemberian
jasa.
Lebih luasnya lagi, biaya merupakan pengorbanan suatu sumber ekonomi yang
diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk
tujuan tertentu. Ada 4 unsur pokok dalam definisi biaya tersebut.
1. Biaya merupakan pengorbanan,
2. Diukur dalam satuan uang,
3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi,
4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh-contoh berikut.
Contoh 1 :
Perusahaan percetakan mencetak buku berjudul “Akuntansi Biaya”. Untuk itu
perusahaan memakai 1.000 rim kertas HVS 80 gram dengan harga Rp2.000/rim, sehingga
total harga kertas yang dipakai untuk mencetak buku tersebut Rp2.000.000.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya yang diperlukan sejumlah Rp2.000.000 karena
Kertas 1.000 rim merupakan pengorbanan sumber ekonomi. Untuk mendapatkan kertas
tersebut perusahaan mengorbankan sejumlah uang. Jumlah uang yang dikorbankan
adalah Rp2.000 x 1.000 = Rp2.000.000. Dalam mengukur pengorbanan sumber ekonomi
hanya dapat menggunakan satuan uang untuk menyamakan nilai pengorbanan. Dimana
hal tersebut diperlukan agar pengorbanan sumber ekonomi untuk tujuan tertentu dapat
digabungkan/dijumlah.
Contoh 2 :
Seorang manajer pemasaran merencanakan akan memasang papan reklame di pinggir
jalan raya Jakarta-Bekasi. Harga yang harus dibayarkan untuk pembuatan papan reklame
tersebut diperkirakan Rp1.500.000. Untuk pemasangannya ia akan membayar Rp200.000
Pajak yang harus dibayar untuk papan reklame tersebut Rp250.000.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya yang dikeluarkan sebesar Rp1.950.000
(Rp1.500.000 + Rp200.000 + Rp250.000). Biaya tidak hanya menyangkut pengorbanan
yang telah terjadi, tetapi juga pengorbanan yang direncanakan akan terjadi.
Contoh 3 :
Dalam arti sempit biaya bisa dimaksud dengan pengorbanan sumber ekonomi untuk
memperoleh aktiva. Lalu pada arti yang lebih luas, pengorbanan sumber ekonomi untuk
memperoleh aktiva ini disebut dengan istilah kos. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh
berikut.
Seorang manajer mengeluarkan uang Rp5.000.000 untuk memperoleh mesin
photocopy untuk bagiannya. Pengorbanan uang tersebut merupakan kos, dan disajikan
sebagai aktiva dalam neraca. Lalu apabila mesin photocopy telah digunakan, maka tahun
yang menggunakan mesin tersebut akan dibebani dengan depresiasinya. Depresiasi ini
disebut dengan biaya.
Pentingnya Informasi Biaya
Perusahaan dapat dipandang sebagai suatu sistem yang memproses masukan untuk
menghasilkan keluaran. Baik perusahaan yang bermotif laba maupun yang tidak bermotif
laba, manajemen selalu berusaha agar nilai keluaran lebih tinggi dari nilai masukan yang
dikorbankan untuk menghasilkan keluaran tersebut. Tentu saja dengan adanya hal tersebut,
perusahaan akan mampu berkembang dan bertahan di masa depan.
Untuk menjamin bahwa suatu kegiatan usaha menghasilkan nilai keluaran lebih
tinggi, maka diperlukan alat ukur, yaitu akuntansi biaya. Selain berfungsi untuk mengukur
apakah suatu usaha menghasilkan laba, akuntansi biaya juga menghasilkan informasi biaya.
Dimana informasi biaya berfungsi sebagai dasar untuk merencanakan alokasi sumber
ekonomi yang dikorbankan untuk menghasilkan keluaran.
2.2 Klasifikasi Biaya

Klasifikasi biaya dapat didefinisikan sebagai susunan pos-pos biaya dalam


kelompok-kelompok logis dengan mempertahankan sifat dan tujuannya. Berikut merupakan
klasifikasi biaya pada umumnya.
1. Klasifikasi berdasarkan sifat biaya/beban
Proses klasifikasi biaya dan pengeluaran dapat dimulai dengan pengelompokan alami
semua biaya produksi menurut tiga elemen utama biaya: (i) bahan; (ii) tenaga kerja; dan
(iii) pengeluaran lainnya.

- Biaya Bahan: Biaya bahan adalah biaya semua bahan yang digunakan dalam
pembuatan produk atau layanan. Sebagai contoh, dalam pembuatan meja
komputer – biaya kayu lapis, biaya sekrup, biaya lem, dll. akan diklasifikasikan
dalam bahan. Biaya material termasuk biaya pembelian, pengiriman barang,
pajak, bea dan asuransi, dll.
- Biaya Tenaga Kerja: Biaya tenaga kerja adalah imbalan yang dibayarkan kepada
pekerja yang terlibat dalam pembuatan produk. Pekerja mungkin tetap atau
sementara. Remunerasi akan mencakup semua tunjangan, upah untuk liburan,
lembur, dll. Sebagai contoh, dalam pembuatan meja komputer, upah yang
dibayarkan kepada tukang kayu akan diklasifikasikan dalam biaya tenaga kerja.
- Biaya lainnya :Selain biaya bahan dan biaya tenaga kerja, semua biaya akan
termasuk dalam kategori ini. Ini akan mencakup sewa, pajak dan asuransi,
depresiasi mesin dan peralatan, biaya pemrosesan pekerjaan yang dibayarkan
kepada pihak luar, dll.

2. Klasifikasi berdasarkan hubungannya dengan pusat biaya/objek biaya


Dengan mempertimbangkan pusat biaya/objek biaya, biaya pada dasarnya
diklasifikasikan menjadi dua: (i) Biaya langsung; dan (ii) Biaya tidak langsung. Biaya
langsung adalah biaya yang dapat ditelusuri secara penuh ke pusat biaya/objek biaya.
Secara konvensional, biaya langsung dapat dibagi lagi menjadi bahan langsung, tenaga
kerja langsung dan biaya langsung. Jika ada biaya yang tidak dapat ditelusuri ke pusat
biaya/objek biaya dengan cara yang layak secara ekonomi, maka biaya tersebut disebut
biaya tidak langsung. Biaya tidak langsung dapat dibagi lagi menjadi bahan tidak
langsung, tenaga kerja tidak langsung dan biaya tidak langsung.

3. Klasifikasi berdasarkan fungsi/kegiatan


Biaya diklasifikasikan menurut fungsi utama dimana biaya tersebut terjadi. Tujuan utama
dari klasifikasi ini adalah untuk biaya pasti produk atau layanan dan pengendalian biaya
berdasarkan fungsi bisnis yang berbeda. Berdasarkan fungsi, biaya diklasifikasikan ke
dalam lima kategori sebagai:

- Biaya produksi
Biaya produksi adalah total biaya yang dikeluarkan dalam menghasilkan suatu
produk atau jasa. Ini mencakup semua biaya langsung (misalnya, bahan langsung,
tenaga kerja langsung dan biaya langsung) dan overhead produksi (misalnya,
penyusutan pabrik dan mesin, gaji satpam, gaji supervisor pabrik, dll.).
- Biaya administrasi
Biaya administrasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk administrasi umum
organisasi. Biaya ini adalah tidak langsung di alam. Gaji manajer SDM, manajer
sistem, akuntan dan staf kantor lainnya, biaya hukum, biaya audit, dll. adalah
contoh biaya administrasi.
- Biaya penjualan / pemasaran
Biaya penjualan/pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan untuk
penjualan/pemasaran produk atau jasa. Sebagai contoh, biaya iklan, biaya
peluncuran produk, gaji manajer pemasaran dan staf penjualan, biaya perjalanan
tenaga penjualan, dll.
- Biaya distribusi
Biaya distribusi dikaitkan dengan pemindahan produk dari gudang pabrik ke
pelanggan. Contohnya adalah biaya transportasi, biaya pengepakan sekunder, dll.
- Biaya penelitian dan pengembangan
Biaya Penelitian dan Pengembangan adalah biaya yang dikeluarkan untuk
mengembangkan produk dan layanan baru. Ini juga termasuk biaya yang
dikeluarkan untuk meningkatkan kualitas produk yang ada. Biaya menjalankan
laboratorium, gaji staf peneliti, pembuatan prototipe produk baru dan pengujian
produk baru semuanya diklasifikasikan sebagai biaya penelitian dan
pengembangan.
2.3 Metode Pengumpulan Biaya Produksi

Terdapat dua kelompok biaya dalam pembuatan produk yaitu biaya produksi dan
biaya nonproduksi. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam
pengolahan bahan baku menjadi produk, sedangkan biaya non produksi merupakan
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan non produksi, seperti kegiatan pemasaran dan
kegiatan administrasi dan umum. Biaya produksi membentuk kos produksi, yang digunakan
dalam menghitung kos produk jadi dan kos produk yang pada akhir periode akuntansi masih
dalam proses. Biaya nonproduksi ditambahkan pada kos produksi untuk menghitung total kos
produk.

Cara memproduksi produk dapat dibagi menjadi dua macam yaitu berdasarkan
pesanan dan produksi massa. Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan
melaksanakan pengelolahan produknya atas dasar pesanan yang diterima dari pihak luar.
Beberapa perusahaan yang biasanya berproduksi berdasarkan pesanan yaitu perusahaan
mebel, perusahaan pembuat senjata api, dan perusahaan pembuat pesawat terbang.
Perusahaan-perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan mengumpulkan kos
produksinya dengan metode kos pesanan (job order cost method). Yang dimana metode kos
pesanan biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan kos produksi per
satuan produk yang dihasilkan untuk memenuhi pesanan tersebut dihitung dengan cara
membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam
pesanan yang bersangkutan,

Perusahaan yang berproduksi berdasarkan produksi massa melaksanakan pengolahan


produksinya untuk memenuhi persediaan di gudang. Contohnya perusahaan pembuat pupuk,
perusahaan yang membuat bumbu masakan dan perusahaan semen. Perusahaan-perusahaan
yang berproduksi massa mengumpulkan kos produksinya dengan metode kos proses (process
cost method). Dalam metode kos proses produksi dikumpulkan untuk periode tertentu dan
kos produksi per satuan produk yang dihasilkan dalam periode tersebut dihitung dengan cara
membagi total biaya produksi untuk periode tersebut dengan jumlah satuan produk yang
dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.

2.4 Metode Penentuan Biaya Produksi


Metode penentuan kos produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke
dalam kos produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam kos produksi,
terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan variable costing.

Full costing

Full costing merupakan metode penentuan kos produksi yang memperhitungkan


semua unsur biaya produksi ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun
tetap. Jadi kos produksi dengan menggunakan metode full costing terdiri dari unsur biaya
produksi:

Biaya bahan baku xx

Biaya tenaga kerja langsung xx

Biaya overhead pabrik variabel xx

Biaya overhead pabrik tetap xx


Kos produksi xx

Kos produk yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur kos
produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel,
dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya nonproduksi (biaya pemasaran,

biaya administrasi, dan umum).

Variable Costing

Variabel costing merupakan metode penentuan kos produksi yang hanya


memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam kos produksi, yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
variabel. Jadi kos produksi dengan menggunakan metode variable costing terdiri dari unsur
biaya produksi:

Biaya bahan baku xx

Biaya tenaga kerja langsung xx

Biaya overhead pabrik variabel xx

Kos produksi xx

Kos produk yang dihitung dengan pendekatan variable costing terdiri dari unsur kos
produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
variabel) ditambah dengan biaya non produksi variabel (biaya variabel dan biaya
administrasi dan umum variabel) dan biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya
pemasaran tetap, biaya administrasi dan umum tetap).
2.5 Perbandingan Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur dengan Dagang

Perusahaan Dagang:
- Kegiatannya berupa pembelian barang dagangan dari perusahaan lain dan penjualan
barang dagangan tersebut kepada konsumen atau perusahaan manufaktur.
- Perusahaan dagang tidak melakukan pemrosesan terhadap barang dagangan yang dibeli .
- Untuk menjalankan usaha dagangnya, perusahaan dagang mengeluarkan sumber ekonomi
untuk memperoleh barang dagangannya, mengeluarkan biaya administrasi dan umum,
serta biaya pemasaran.

Pengorbanan sumber ekonomi yang disajikan dalam laporan rugi laba dikelompokkan ke
dalam 3 golongan :

1. Pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh barang dagangan dari perusahaan lain.
Pengorbanan ini dikelompokkan dengan judul : “Harga Pokok Penjualan”
2. Pengorbanan sumber ekonomi untuk kegiatan pemasaran barang dagangan . Pengorbanan
ini dikelompokkan dengan judul : “Biaya Pemasaran”.
3. Pengorbanan sumber ekonomi untuk kegiatan selain perolehan barang dagangan dan
pemasaran barang dagangan . Pengorbanan ini dikelompokkan dengan judul : “Biaya
administrasi dan umum”.
Contoh :

Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang

PT. Eliona Sari


Laporan Laba-rugi
Untuk Tahun Yang Berakhir tanggal 31 Desember 19X1

Pendapatan Penjualan Rp. 500.000


Harga Pokok Penjualan :
Persediaan awal Rp. 25.000
Pembelian Rp.290.000
Harga Pokok Barang yang tersedia untuk dijual Rp.315.000
Persediaan akhir Rp. 20.000
Harga Pokok Penjualan Rp. 295.000
Laba bruto Rp. 205.000

Biaya Usaha:
Biaya administrasi & umum Rp. 56.000
Biaya pemasaran Rp. 75.000
Rp. 131.000
Laba bersih usaha
Rp. 74.000
Pendapatan di luar usaha Rp. 4.000
Biaya di luar usaha Rp. 7.000 Rp. 3.000
Laba bersih sebelum pajak
Rp. 71.000
Pajak penghasilan 35 %
24.850
Laba bersih setelah pajak Rp. 46. 150

Perusahaan Manufaktur:
Pengolahan bahan baku menjadi produk jadi dan penjualan produk jadi tersebut kepada
konsumen atau perusahaan manufaktur lain. Kegiatan pengolahan bahan baku menjadi
produk jadi memerlukan 3 kelompok pengorbanan sumber ekonomi :

- Pengorbanan bahan baku


- Pengorbanan jasa tenaga kerja
- Pengorbanan jasa fasilitas

Dalam pendekatan Full costing, berbagai pengorbanan sumber ekonomi disajikan dalam
laporan rugi laba yang dikelompokkan dalam 3 gol:

1. Pengorbanan sumber ekonomi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi.
Pengorbanan ini dikelompokkan dengan judul : “Biaya produksi” yang dirinci
menjadi :biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
2. Pengorbanan sumber ekonomi untuk kegiatan pemasaran produk jadi . Pengorbanan
ini dikelompokkan dengan judul : “Biaya Pemasaran”.
3. Pengorbanan sumber ekonomi untuk kegiatan selain produksi dan pemasaran produk.
Pengorbanan ini dikelompokkan dengan judul : “Biaya administrasi dan umum”.

Contoh :

Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur dengan pendekatan Full Costing

PT. Karya Puspita


Laporan Laba Rugi dengan pendekatan Full Costing
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 19X1

Pendapatan penjualan Rp. 500.000


Harga pokok penjualan :
Persediaan awal produk jadi Rp. 25.000
Harga pokok produksi :
Persediaan awal produk dalam proses Rp. 10.000
Biaya produksi :
Biaya bahan baku Rp. 50.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp. 60.000
Biaya overhead pabrik Rp. 75.000 Rp.185.000
Rp. 195.000
Persediaan akhir produk dalam proses Rp. 15.000
Harga pokok produksi Rp.180.000
Harga Pokok produk yang tersedia untuk dijual Rp.205.000
Persediaan akhir produk jadi 20.000
Harga Pokok Penjualan Rp.195.000
Laba Bruto Rp.305.000
Biaya usaha:
Biaya adm & umum Rp. 56.000
Biaya Pemasaran Rp. 175.000
Rp. 231.000
Laba bersih usaha Rp. 74.000
Pendapatan di luar usaha Rp. 4.000
Biaya di luar usaha Rp. 7.000 Rp. 3.000
Laba bersih sebelum pajak Rp. 71.000
Pajak Penghasilan 35% Rp. 24.850
Laba bersih setelah pajak Rp. 46.150
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
biaya adalah ukuran dalam istilah moneter, dimana berupa jumlah sumber daya yang
digunakan untuk tujuan produksi barang atau pemberian jasa. Perusahaan dapat dipandang
sebagai suatu sistem yang memproses masukan untuk menghasilkan keluaran. Baik
perusahaan yang bermotif laba maupun yang tidak bermotif laba, manajemen selalu berusaha
agar nilai keluaran lebih tinggi dari nilai masukan. Untuk menjamin bahwa suatu kegiatan
usaha menghasilkan nilai keluaran lebih tinggi, maka diperlukan alat ukur, yaitu akuntansi
biaya. Klasifikasi biaya pada umumnya adalah berdasarkan sifat biaya/beban, hubungan
dengan pusat biaya/objek – ketertelusuran, dan fungsi/kegiatan. Dalam memperhitungkan
unsur-unsur biaya ke dalam kos produksi, terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan
variable costing.
DAFTAR PUSTAKA

Hanif, Mohammed, 2018. Cost and Management Accounting. India : McGraw Hill Education.
Mulyadi, 2012. Akuntansi Biaya Ed. 5. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Unknown, 2013. Perbandingan Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur Dengan Perusahaan
Dagang.Xcontohmakalah.blogspot.Url;https://xcontohmakalah.blogspot.com/2013/02/per
bandingan-laporan-rugi-laba.html?m=1 . Terakhir diakses pada 2 September 2022.

Anda mungkin juga menyukai