Disusun Oleh :
Kurniawan Saputra (21133036)
Muhammad Ami AlwahYudi (21133046)
Mayang Andani (21133042)
Nabilla Syifa Efendi (21133051)
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan 5
BAB II METODE PENELITIAN 6
2.1. Jenis penelitian 6
2.2 Definisi operasional 6
2.3 Teknik pengumpulan data. 7
2.4 Teknik analisis data. 7
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 13
3.1 Analisis keadaan CV BINTANG REZEKI JAKARTA sebelum
dansesudah terkena dampak Covid-19 8
3.2 Analisis biaya CV BINTANG REZEKI 9
3.3 Analisis pengambilan keputusan 15
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 17
4.1 Kesimpulan 17
4.2 Saran 17
DAFTAR PUSTAKA 19
3
BAB I
Pendahuluan
4
memperhitungkan biaya-biaya produksi variabel seperti biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel (Mulyadi, 2014:17).
Metode penentuan harga pokok berdasarkan full costing ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan luar (ekstern) seperti investor, full costing hanya secara
sederhana mengelompokkan biaya menurut fungsi pokok (biaya yang terjadi di
fungsi produksi) organisasi perusahaan manufaktur. Sedangkan metode variable
costing ditujukan bagi pihak ekstern dan intern sesuai kepentingan mereka
terhadap perusahaan, tetapi metode ini lebih sering digunakan oleh pihak intern
perusahaan untuk penentuan harga jual, perencanaan laba, dan pembuatan
keputusan (Mulyadi,2014).
Usaha dagang merupakan kegiatan membeli dan menjual barang atau jasa
dengan tujuan mencari keuntungan. Berdagang merupakan salah satu aktivitas
bisnis yang menjanjikan untung besar apabila pandai menyusun strategi.
CV BINTANG REZEKI adalah sebuah perusahaan kecil yang berada di
Jakarta dirintis mulai pada tahun 2009, perusahaan ini memproduksi aneka rokok
yang nantinya akan di kirim ke tempat para reseller.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui penetapan harga jual produk dengan menggunakan
pendekatan full costing dan variable costing CV BINTANG REZEKI Jakarta.
5
BAB II
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
deskriptif kuantitatif, dimana peneliti mengumpulkan data berupa catatan harga
pokok produksi seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead
pabrik.
Jenis penelitian ini dipilih karena bertujuan untuk mengetahui perhitungan
harga pokok produksi. Memberikan gambaran maupun uraian penjelasan
mengenai suatu keadaan atau fenomena. Menganalisis penggunaan informasi
akuntansi biaya dalam pengambilan keputusan dalam menetapkan harga jual CV
BINTANG REZEKI Jakarta.
6
2.3. Teknik pengumpulan data.
Analisis data yang gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
komparatif. Metode deskriptif komparatif adalah penelitian yang bersifat
membandingkan metode penentuan harga pokok produksi dalam penetapan harga
jual produk dengan pendekatan full costing dan variable costing.
Berikut perhitungan biaya produksi menurut metode full costing dan
variable costing:
1. Full costing
Biaya Bahan Baku xxx
Biaya Tenaga Kerja Langsung xxx
Biaya Overhead Pabrik Variabel xxx
Biaya Overhead Pabrik Tetap xxx
Total Produksi xxx
2. Variabel Costing
Biaya Bahan Baku xxx
Biaya Tenaga Kerja Variabel xxx
Biaya Overhead Pabrik Variabel xxx
Total Biaya Produksi xxx
7
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Covid-19 atau yang lebih dikenal sebagai Virus Corona telah menjadi
perhatian publik sejak kemunculannya terdeteksi di Tiongkok untuk kali pertama
di awal tahun 2020. Meninggalnya ribuan jiwa akibat virus ini membuatnya
menjadi pusat perhatian banyak negara, termasuk Indonesia. Pandemi COVID-
19 terbukti telah memberikan tekanan pada kondisi ekonomi dan sosial di
Indonesia sejak akhir tahun 2019. Dampak ekonomi ini berdampak luas di
seluruh wilayah Indonesia. Perekonomian masing-masing daerah terancam,
ditambah dengan kondisi daerah yang lebih buruk dari sebelumnya. Karena hal
tersebut, pemerintah Indonesia langsung mengambil langkah agresif agar angka
penyebaran bisa ditekan semaksimal mungkin.
Indonesia lebih memilih pembatasan sosial (social distancing) sebagai solusi
daripada melakukan lockdown yaitu mengunci akses masuk dan keluar wilayah
bagi siapapun untuk mencegah penyebaran virus yang umumnya digunakan oleh
kebanyakan negara. Inti dari pembatasan sosial adalah menjauhi diri dari aktivitas
sosial secara langsung dengan orang lain, sedangkan lockdown berarti suatu
wilayah akan diisolasi dan terjadi pemberhentian total semua aktivitas di wilayah
tersebut. Alasan fundamental kenapa Indonesia lebih memilih memberlakukan
pembatasan sosial adalah banyak masyarakat Indonesia yang mengandalkan upah
harian, jadi akan rawan mereka tidak bisa mencari mata pencaharian apabila
lockdown diberlakukan. Menjaga jarak sosial setidaknya memberlakukan
beberapa himbauan kepada seluruh warga negara, diantaranya adalah bekerja dari
rumah, belajar dari rumah, dan beribadah di rumah.
Dampak COVID-19 ini juga dirasakan oleh CV BINTANG REZEKI yang
berada di Jakarta, sebelum adanya COVID-19, keadaan CV BINTANG REZEKI
8
memang sedang mengalami penurunan. Maka saat CV BINTANG REZEKI
terkena dampak COVID-19, CV BINTANG REZEKI mengalami sangat banyak
penurudan dan kerugian dari beberapa sektor. Setelah COVID-19 berakhir pun
CV BINTANG REZEKI belum bisa kembali membaik.
9
4. Biaya bertingkat
Biaya yang dikeluarkan sifatnya tetap harus dikeluarkan dalam
suatu rentang produksi (Mulyadi:2012). Contoh: biaya pembelian mesin
pertama, jika produksi terlalu banyak mesin pertama yang dibeli tidak
memenuhi kapasitas, maka perusahaan membeli mesin kedua.
Dari tabel di atas, total biaya tenaga kerja langsung yang terjadi pada
CV BINTANG REZEKI adalah Rp.8.000.000. Dengan rincian Rp.178.571
10
untuk masing masing karyawan yang berjumlah 14 orang, Rp.2.500.000
untuk karywan bagian sales, dan Rp.3.000.000 untuk sopir.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa total harga pokok produksi CV
BINTANG REZEKI Rp 13.100.000, hasil tersebut merupakan penjumlahan
antara biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
dan biaya overhead tetap pabrik. Dari total biaya produksi diatas menghasilkan
30 dus (2400 slof) rokok 1 bulan. Maka perhitungan harga jual per unit dengan
laba yang diinginkan perusahaan sebesar 50% adalah sebagai berikut :
11
proses produksi akan diklasifikasikan sebagai biaya produksi, baik yang
bersifat variabel maupun yang bersifat tetap. Berikut perhitungan biaya
produksi dengan pendekatan full costing:
13
= Rp.18.900.000
Dari hasil perhitungan harga pokok produksi dalam penetapan harga jual
rokok, dengan menggunakan pendekatan variable costing harga pokok produksi
yang diperoleh sebesar Rp 12.600.000, hasil penjumlahan dari biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik variabel sehingga menghasilkan
biaya per unit sebesar Rp 5.250. Adapun harga jual keseluruhan yang diperoleh
sebesar Rp 18.900.0000 dengan laba yang diinginkan perusahaan sebesar 50%.
Disamping itu dari hasil penghitungan keseluruhan maka diperoleh harga jual per
unit dengan metode variable costing sebesar Rp 7.875.
14
Perbandingan antara pendekatan full costing dan variable costing dalam
perhitungan harga pokok produksi untuk penetapan harga jual sangat terlihat jelas
dimana dalam perhitungan full costing total harga pokok produksi sebesar Rp
13.100.000 dengan biaya per unit Rp 5.458, sedangkan dalam perhitungan
variable costing harga pokok produksi dihasilkan sebesar Rp 12.600.000 dengan
biaya per unit Rp 5.250. Selisih yang terjadi pada total harga produksi sebesar Rp
500.000 dan biaya per unit sebesar Rp 208. Adapun harga jual dengan
menggunakan perhitungan full costing sebesar Rp 19.650.000 dengan harga jual
per unit Rp 8.187,5 dan harga jual variable costing sebesar Rp 18.900.000 dengan
harga jual per unit Rp 7.875.
Selisih harga jual timbul akibat adanya perbedaan pembebanan biaya sejak
awal. Perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan pendekatan full
costing lebih besar dari metode perhitungan harga pokok produksi yang
dilakukan dengan pendekatan variable costing . Sehingga harga jual per unit yang
ditetapkan dengan menggunakan dua pendekatan ini memiliki selisih harga
sebesar Rp 312,5.
15
memakai perhitungan ini tapi sebaiknya laporan ini dibuat. Kedua metode ini
yaitu full costing dan variable costing sebenarnya tidak bisa dibandingkan dalam
hal penetapan harga jual karena masing-masing memiliki perhitungan biaya yang
berbeda tapi dalam penentuan harga jual yang lebih rendah menggunakan metode
variable costing.
16
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, S.P., dan Kristianto, S.B. 2014. Akuntansi Biaya. Edisi 2. In Media: Bogor.
Firmansyah, Iman. 2014. Akuntansi Biaya Itu Gampang. Jakarta : Dunia Cerdas.
Mulyadi. 2014. Akuntansi Biaya. Edisi kelima. Yogyakarta: Unit Penerbit dan
percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YPKN.
19