Anda di halaman 1dari 19

PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK DENGAN METODE FULL COSTING

DAN VARIABLE COSTING PADA UMKM ANHYAR

LAPORAN HASIL STUDI

OLEH:

NI KOMANG MEGA PUTRI

NIM : 180908

PROGRAM DIPLOMA 3 AKUNTANSI

AKADEMI AKUNTANSI DENPASAR

2020

1
DAFTAR ISI

JUDUL………………………………………………………………………………...1

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..2

KATA PENGANTAR………………………………... ………………………………3

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………..4

1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………………………….4

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………...5

1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………………………6

1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………………………. 6

1.5 Metodologi Penelitian…………………………………………………………6

BAB II KONSEP DAN DEFINISI………………………………………………..9

2.1. Konsep Biaya………………………………………………………………… 9

2.2. Harga Pokok Produksi……………………………………………………….10

2.3 Perhitungan Harga Pokok Produksi………………………………………… 11

2.4 Perhitungan Harga Pokok Penjualan ………………………………………13

2.5 Penentuan Harga Jual………………………………………………………...14

DAFTAR PUSTAKA

2
KATA PENGANTATR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas

karunia-Nya laporan hasil studi (LAS) berjudul “Penentuan Harga Jual Produk

Dengan Metode Full Costing Dan Variable Costing Pada Umkm Anhyar” dapat

diselesaikan.

Laporan ini diterbitkan dengan maksud untuk membantu menyelesaikan

permasalahan yang kerap terjadi pada penentuan harga jual suatu produk sehingga ada

pandangan dan pengetahuan baru yang dapat diambil melalui pemecahan masalah yang

dibahas dalam laporan ini.

Tersusunnya laporan ini adalah berkat bantuan dan kerja sama dari berbagai

pihak, sehingga pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sedalam

dalamnya.

Denpasar, Juni 2020

Penyusun

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Masa kini, pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) semakin

difasilitasi oleh menteri UMKM dan di masa sekarang, peran UMKM juga

sangat besar dalam pembangunan ekonomi bangsa. Pada UMKM manufaktur,

seiring dengan persaingan yang ketat dalam dunia bisnis, perhitungan harga

pokok produksi yang tepat sangat diperlukan untuk menentukan biaya yang

dihabiskan setiap melakukan produksi sehingga harga jual dapat stabil. Akan

tetapi, beberapa pelaku UMKM masih sering asal-asalan dalam menentukan

harga pokok produksi. Hanya memperkirakan harga dari bahan pokok saja tanpa

memperhitungkan tenaga pribadi, atau harga produksi ditentukan setiap selesai

memproduksi tanpa adanya patokan yang pasti sehingga menyebabkan harga jual

yang naik turun. Biasanya karena UMKM memproduksi secara rumahan, jadi

harga jual dapat dengan mudah naik turun tergantung berapa biaya yang

dihabiskan sekali produksi.

Dari penentuan harga pokok produksi tersebut, maka ada penentuan harga

jual. Harga jual merupakan unsur penting dalam pengambilan suatu keputusan

untuk pertumbuhan perusahaan ataupun UMKM. Kebijakan penentuan harga jual

oleh manajemen idealnya memastikan pemulihan (recovery) atas semua biaya dan

mencapai laba yang diinginkan dalam kondisi sulit sekalipun (Carter. Usry,2004).

4
Pada UMKM Anhyar, metode yang digunakan untuk penentuan harga jual, adalah

dengan metode yang sederhana. Dengan cara menghitung biaya produksi (yang

terlihat misalnya bahan baku dan tarif penjahit), lalu dari satu bahan baku, dibagi

dengan hasil jahitan yang bisa dibuat, sehingga memunculkan harga satu unit tas,

lalu saat penjualan, harga di ‘mark up’ sebagai keuntungan. Metode ini setelah

digunakan selama beberapa bulan, seperti tidak ada untung yang signifikan.

Hanya untung dari produk, namun kualitas yang ditawarkan tas Anhyar tidak

kelihatan untungnya. Karena ini menggunakan bahan alami dan asli dari penenun,

sehingga seharusnya harga dari tas ini bisa naik dengan nilai atau kualitas yang

terkandung. Maka dari itu Anhyar mencoba untuk menentukan harga jual

produksi, yang nantinya bisa ditentukan harga jual. menurut Mulyadi (2010),

penentuan harga pokok produksi dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu

metode full costing dan variabel costing. Pada penelitian ini, peneliti akan

menganalisis pengaruh antara 2 metode perhitungan harga pokok produksi

terhadap produk UMKM Anhyar. Bagaimana perbandingan harga yang dihasilkan

antara menggunakan cara sederhana dengan cara pendekatan kedua metode ini.

1.2. Rumusan Masalah

Berapakah harga jual tas jenis tote bag yang diproduksi oleh UMKM Anhyar

dengan bahan dasar yang digunakan dalam pembuatannya adalah kain tenun

pewarna alam dengan ukuran kain 2x1m dan dijahit dengan penjahit lepas, yang

ditentukan dengan metode full costing dan variable costing?

5
1.3. Tujuan Penelitian

Dapat menentukan harga jual produk tote bag UMKM Anhyar yang

ditentukan dengan metode full costing dan variable costing.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Praktis

1.4.1.1 Bagi UMKM Anhyar

Diharapkan dapat memberikan alternatif penentuan harga jual produk

1.4.2 Manfaat Teoritis

1.4.2.1 Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk

memperluas penelitian kedepannya tentang topik yang sama.

1.5 Metodologi Penelitian

1.5.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu penulisan

laporan yng bertitik pada masalah yang ada sekarang, bertujuan untuk

memberikan gambaran keadaan perusahaan yang sebenarnya dengan melakukan

kegiatan penelitian lapangan, observasi dan wawancara. Penelitian ini melalukan

6
perbandingan dan evaluasi strategi penetapan harga pada bisnis manufaktur

UMKM.

1.5.2 Subjek, Objek, Lokasi dan Waktu Penelitian

Subjek : UMKM Anyar

Objek : Harga Pokok Produksi produk tote bag

Lokasi : Tempat produksi tas yaitu pemilik UMKN brand Anhyar yang

beralamat di Banjar Dinas Abianjero, Kecamatan Abang, Kabupaten

Karangasem, Provinsi Bali.

Waktu : 1 - 30 Juni 2020

1.5.3 Prosedur Penelitian

Tahap I Pengajuan Proposal Penelitian

Tahap II Pengumpulan Data

Tahap III Pengelolaan Data

Tahap IV Pengambilan Kesimpulan

Tahap V Pemberian Saran

7
1.5.4 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan sumber data primer dimana data yang

dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti langsung dari subjek penelitian dan

metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi.

1.5.2 Metode Analisis Data

Metode yang digunakan dalam menganalisis data ialah dengan menggunakan

metode kuantitatif, dimana mengolah data yang berisi angka-angka dan

mengolahnya dengan metode full costing dan variable costing sehingga dapat

disimpulkam penentuan harga jual, sesuai dengan harapan dari tujuan penelitian.

8
BAB II

KONSEP DAN DEFINISI

2.1. Konsep Biaya

Biaya merupakan pengorbanan atau pengeluaran yang dilakukan oleh suatu

perusahaan atau peorangan yang bertujuan untuk memperoleh manfaat lebih dari

aktivitas yang dilakukan tersebut (Raharjaputra, 2009). Dalam biaya, sering kali tidak

dapat dibedakan antara cost dan expense. Cost merupakan pengeluaran yang

dilakukan perusahaan yang berhubungan langsung dengan produk yang dihasilkan,

contohnya bahan baku dan pembantu, dan biaya tenaga kerja. Sedangkan expense

adalah pengeluaran yang bersifat pendukung, misalnya biaya administrasi, biaya

telepon dan air dan biaya pemasaran.

Ada beberapa klasifikasi mengenai biaya. pengertian beserta contoh dari klasifikasi

biaya (Dunia dan Abdullah, 2012):

a. Fixed cost (biaya tetap) adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran

perubahan volume kegiatan tertentu. Besar kecilnya biaya tetap di pengaruhi

oleh kondisi perusahaan jangka panjang, teknologi dan metode serta strategi

manajemen. Contoh: pajak bumi dan bangunan, gaji kariyawan dan asuransi.

b. Variable cost (biaya variabel) adalah biaya yang jumlah totalnya berubah

sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya variabel per unit

9
konstan (tetap) dengan adanya perubahan volume kegiatan. Contoh: biaya

bahan baku, biaya iklan dan komisi untuk seorang selesman sesuai dengan

levelnya.

c. Direct cost (biaya langsung) adalah biaya yang terjadi dimana penyebab satu-

satunya adalah karena ada sesuatu yang harus dibiayai. Contoh: biaya bahan

baku, biaya tenaga kerja dan pengacara.

d. Indirect cost (biaya tak langsung) adalah biaya yang terjadi tidak hanya

disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai, dalam hubungannya dengan produk,

biaya tidak langsung dikenal dengan biaya overhead pabrik. Contoh: biaya

asuransi gedung yang dibayar oleh perusahaan dan biaya sewa motor.

2.2. Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi adalah daftar biaya produksi yang harus dikeluarkan

perusahaan pada periode tertentu. Di dalamnya terkait dengan biaya pengadaan bahan

baku, alat produksi, bahan pendukung produksi dan lain sebagainya.

Pada dasarnya untuk menghitung harga pokok produksi langkahnya adalah seperti

berikut:

Barang-barang manufaktur dalam proses awal + biaya langsung (bahan + tenaga

kerja) + overhead produksi - barang yang sedang berlangsung pada tanggal akhir .

10
2.3 Perhitungan Harga Pokok Produksi

Full costing dan variabel costing pada dasarnya merupakan metode yang

berkaitan dengan penentuan harga pokok produksi. Dalam metode full costing

menentukan harga pokok produksi yang dimana semua biaya produksi

diperhitungkan ke dalam harga pokok produksi. Hal tersebut menunjukkan bahwa

metode full costing ini tidak membedakan antara biaya produksi variabel dan biaya

produksi tetap karena akan dimasukkan ke dalam harga pokok produksi. Sehingga

biaya produksi tetap tersebut masih melekat pada produk yang belum terjual, dengan

begitu tidak membebankan untuk kelangsungan bisnis selanjutnya dan pada periode

cost. Sedangkan metode variabel costing ini merupakan metode penentuan harga

pokok produksi yang hanya memasukkan biaya-biaya yang bersifat variabel ke dalam

harga pokok produksi. Yang mana untuk biaya produksi tetap sendiri dianggap

sebagai periode cost sehingga tidak ada biaya tetap yang belum dibebankan pada

periode tersebut. Hasil perhitungan HPP dengan metode cost plus pricing dijadikan

dasar untuk menghitung harga jual (Garrison, 2013)

2.3.1 Metode Full Costing

Full Costing adalah metode penentuan harga pokok produksi

yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok

produksi, yang terdiri dari : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan

biaya overhead pabrik yang  bersifat variabel maupun tetap.

11
Perhitungan harga pokok produksi pada metode full costing terdiri dari:

Biaya Produksi = Biaya bahan baku + Biaya tenaga kerja + Biaya overhead

pabrik variabel + Biaya overhead pabrik tetap

2.3.2 Metode Variabel Costing

Metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan

biaya-biaya produksi yang bersifat variabel kedalam harga pokok produksi, atau

secara keseluruhan dapat didefenisikan penentuan harga pokok yang hanya

memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga

pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

langsung, dan biaya overhead pabrik variabel.

Cara perhitungan harga pokok produksi sebagai berikut:

Biaya pokok produksi = Biaya bahan baku + Biaya tenaga kerja variabel +Biaya

overhead pabrik variabel

Perbedaan menggunakan metode Full Costing dan Variable Costing

(Nurfitasari dan Sunrowiyati, 2014) :

Dari Segi Full Costing Variabel Costing


Perlakuan biaya tetap Dimasukkan unsur Bukan sebagai unsur

produksi tidak biaya produksi karena harga pokok produksi,

langsung masih berhubungan tetapi lebih tepat

12
dengan pembuatan dimasukkan sebagai

produk berdasarkan biaya periodik, yaitu

tarif (budget), sehingga dengan membebankan

apabila produksi seluruhnya ke periode

sesungguhnya berbeda dimana biaya tersebut

dengan budgetnya dikeluarkan sehingga

maka akan timbul dalam variabel costing

kekurangan atau tidak terdapat

kelebihan pembebanan lebih atau

pembebanan. kurang.
Biaya bahan baku,

Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

biaya tenaga kerja langsung dan biaya

langsung dan biaya overhead pabrik yang


Unsur biaya
overhead pabrik baik sifatnya variabel saja

yang sifatnya tetap dan tidak termasuk

maupun variabel. biaya overhead pabrik

tetap.

2.4 Perhitungan Harga Pokok Penjualan

13
Cara menentukan Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah barang yang sudah

selesai diproduksi di gudang pada awal periode ditambah dengan harga produksi

periode berjalan kemudian dikurangi dengan barang jadi yang masih tersisa di gudang

pada akhir periode. Berikut adalah cara menghitung harga pokok penjualan.

Harga Pokok Penjualan (HPP) = Harga Pokok Produksi + Persediaan barang

awal – Persediaan barang akhir

2.5 Penentuan Harga Jual

Setelah dilakukannya penentuan harga pokok produksi menggunakan

pendekatan full costing dan variable costing, maka sesuai dengan penelitian ini, yaitu

menetapkan harga jual.

2.5.1 Pengertian Harga Jual

Harga jual adalah besarnya harga yang akan dibebankan kepada

konsumen yang diperoleh atau dihitung dari biaya produksi ditambah biaya

nonproduksi dan laba yang diharapkan (Mulyadi,2005). Harga jual biasanya

dibuat secara berulang-ulang karena harga jual dipengaruhi oleh perubahan

lingkungan eksternal dan internal. Perubahan harga jual bertujuan agar

harga jual yang baru dapat mencerminkan biaya saat ini (currrent cost) atau

masalah biaya masa depan (future cost), kondisi pasar, reaksi pesaing, laba

atau return yang diinginkan, dan sebagainya.Selaras dengan itu menurut

Achmad (2002) mendefinisikan harga jual merupakan perkiraan nilai tukar

dari produk yang ditentukan dengan uang. Harga Jual adalah harga pada

14
waktu menjual. Harga jual adalah harga yang diperoleh dari penjumlahan

biaya produksi total ditambah dengan mark up yang digunakan untuk

menutup biaya overhead pabrik perusahaan.

Menurut Lewis (1994) dalam Achmad (2002) harga jual adalah

sejumlah uang yang bersedia dibayar oleh pembeli dan bersedia diterima

oleh penjual. Harga jual adalah nilai yang tercermin dalam daftar harga,

harga eceran, dan harga adalah nilai akhir yang diterima oleh perusahaan

sebagai pendapatan atau net price. Harga jual merupakan penjumlahan dari

harga pokok barang yang dijual, biaya administrasi, biaya penjualan, serta

keuntungan yang diinginkan.Dari beberapa pengertian tersebut dapat

disimpulkan bahwa harga jual yang dimaksud adalah nilai akhir barang yang

merupakan penjumlahan dari biaya-biaya produksi dan biaya lain untuk

memproduksi suatu barang ditambah dengan sejumlah keuntungan yang

diinginkan. Dengan demikian harga adalah satu-satunya unsur dalam

marketing-mix yang menghasilkan pendapatan berupa uang, sedangkan

unsur lainnya adalah biaya. Secara lebih luas, dapat dikatakan bahwa harga

merupakan jumlah nilai yang dipertukarkan para konsumen untuk mencapai

manfaat penggunaan produk-produk dan jasa-jasa.

2.5.2 Penetapan Harga Jual

Menurut Tjiptono (2007) mengemukakan bahwa penetapan harga jual

mempunyai beberapa tujuan, yaitu:

15
a. Tujuan berorientasi pada laba. Menyatakan bahwa setiap perusahaan

selalu memilih harga jual yang dapat menghasilkan harga jual paling tinggi.

Tujuan ini dikenal dengan istilah maksimilisasi laba. Maksimisasi laba

sangat sulit dicapai karena sangat sukar sekali untuk dapat memperkirakan

secara akurat jumlah penjualan yang dapat dicapai pada tingkat harga jual

tertentu.

b. Tujuan berorientasi pada volume. Harga jual ditetapkan sedemikian rupa

agar dapat mencapai volume penjualan (dalam ton, kg, dan lain-lain),nilai

penjualan (Rp) atau pangsa pasar (absolut maupun relatif).

c. Tujuan berorientasi pada citra. Citra (image) suatu perusahaan dapat

dibentuk melalui strategi penetapan harga jual. Perusahaan dapat

menetapkan harga jual tinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra

prestisius. Harga rendah dapat digunakan untuk membentuk citra nilai

tertentu.

d. Tujuan stabilisasi harga jual. Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan

menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara

harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri

e. Tujuan-tujuan lainnnya. Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan

mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan,

mendukung penjualan ulang, atau menghindari campur tangan pemerintah.

16
2. 5 3 Metode Penetapan Harga Jual

Menurut Mulyadi (2003) ada beberapa metode dalam penentuan harga

jual,diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Penentuan Harga Normal (normal pricing). Dalam keadaan normal, harga

jual ditentukan atas biaya penuh masa yang akan datang dan ditambahkan

atas laba yang diharapkan. Penentuan harga jual normal biasa disebut

dengan cost-plus pricing, taksiran biaya penuh dapat dilakukan dengan dua

pendekatan yaitu Full costing dan Variable costing

2. Cost Type Contract. Kontrak pembuatan produk atau jasa yang pihak

pembeli setuju untuk membeli produk atau jasa pada total biaya yang

sesungguhnya dikeluarkan oleh produsen ditambah dengan laba yang

dihitung sebesar persentase tertentu dari total biaya sesungguhnya tersebut.

3. Penentuan Harga Jual Pesanan Khusus (special order pricing). Pesanan

diterima oleh perusahaan diluar pesanan reguler perusahaan. Pesanan

regular adalah pesanan yang dibebani tugas untuk menutup seluruh biaya

tetap yang akan terjadi dalam tahun anggaran.Pesanan khusus adalah

diperkirakan tidak hanya mengeluarkan biaya variabel saja, namun

merupakan biaya tetap, karena harus beroperasi diatas kapasitas yang telah

tersedia.

4. Penentuan Harga Jual Waktu dan Bahan. Penentuan harga jual dan bahan

ini pada dasarnya merupakan cost-plus pricing. Harga jual ditentukan

17
sebesar harga jual perbuah dan ditambah laba yang diharapkan. Metode

harga jual seperti ini digunakan oleh perusahaan bengkel mobil, dok kapal,

dan perusahaan lain yang menjual jasa reparasi dan bahan, dan suku cadang

sebagai pelengkap penjualan jasa.

18
DAFTAR PUSTAKA

Dokterbisnis.net.10 Juli 2010. Metode dan Cara Bagaimana Menentukan Harga

Jual Sebuah Produk.Diakses 9 Juni 2020.

https://www.dokterbisnis.net/2010/07/10/metode-dan-cara-bagaimana-

menentukan-harga-jual-produk/

GuruAkuntansi.co.id.19 Mei 2020.Konsep Biaya.Diakses 1 Juni 2020.

https://guruakuntansi.co.id/konsep-biaya/

Utami,Novia Widya.1 Juni 2018.Mengenal Lebih Dekat Tentang Penentuan Harga

Pokok Produksi.Diakses 3 Juni 2020. https://www.jurnal.id/id/blog/2018-

mengenal-lebih-dekat-penentuan-harga-pokok-produksi/

19

Anda mungkin juga menyukai