Anda di halaman 1dari 14

MATERI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK

DISUSUN OLEH
LISA AULIA RINALDI
C0C020008

PRODI DIII AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, taufik
dan hidayahnya. Dan shalawat serta salam kepada junjungan kita nabi besar
Muhammad SAW beserta para sahabatnya. Yang telah membawa kita menuju
jalan yang benar dan di ridhai Allah SWT . karena dengan rahmatNya-lah kita
dapat menyelesaikan tugas makalah ini
Makalah ini disusun dengan cara mengambil intisari dan sedikit materi dari
beberapa referensi Biaya bahan baku dan beberapa tambahan yang dianggap perlu
serta disesuaikan dengan Prinsip Akuntansi Indonesia.

Jambi, 6 Oktober 2021


KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Masalah Usaha
B.SumbersumberInformasiUsaha
BAB III PENUTUP                    
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.        Latar Belakang
Dalam dunia bisnis, persaingan antar perusahaan merupakan hal yang wajar. Setiap
perusahaan berusaha menawarkan produk mereka dengan keunggulan masing-masing. Selain
bersaing dalam hal kualitas, mereka juga bersaing dalam masalah harga, karena hanya produk
dengan kualitas terbaik dan harga paling murah, yang paling diminati dan dicari oleh konsumen.
Sebelum perusahaan menentukan harga jual suatu produk, perusahaan terlebih dahulu harus
menghitung harga pokok produksinya. Hal ini mengingat bahwa harga jual ditentukan dengan
menjumlah harga pokok produksi per unit dengan tingkat laba yang diinginkan perusahaan
sehingga tanpa adanya penentuan harga pokok produksi per unit perusahaan akan mengalami
kesulitan di dalam menentukan harga jual produk yang dihasilkan.
Dalam beberapa hal, keberhasilan bisnis tergantung pada informasi penentuan harga
pokok produksi antara lain (Wahyuningsih, 2004):
1.      Biaya satuan produk merupakan elemen penting dalam penentuan harga jual yang wajar bagi
sebuah produk. Meskipun biaya satuan produk bukanlah satu-satunya informasi yang dipakai
untuk menentukan suatu harga. Apabila biaya-biaya produk tidak tertutupi oleh harganya, maka
perusahaan tidak akan memperoleh laba.
2.       Informasi penentuan biaya pokok produk sering menjadi dasar dalam memperkirakan biaya-
biaya yang akan datang yang biasanya dituangkan dalam sebuah anggaran, dimana anggaran
tersebut digunakan sebagai alat perencanaan dalam pemakaian sumber-sumber daya yang efektif.
3.      Pengendalian kegiatan dan biaya juga difasilitasi oleh informasi biaya produk. Apabila biaya
operasi terlalu tinggi dan harus dipangkas, maka biaya produk dapat dipecah ke dalam beberapa
bagian, guna menentukan biaya-biaya yang dapat ditekan.
Harga pokok produksi merupakan keseluruhan biaya produksi yang terserap ke dalam
setiap unit produk yang dihasilkan perusahaan. Secara umum biaya produksi dibagi menjadi tiga
elemen yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya produksi lainnya
(Biaya Overhead Pabrik). Untuk pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh karakteristik
proses produksi yang dihasilkan perusahaan.
Karakteristik kegiatan perusahaan menggunakan metode pengumpulan biaya produksi.
Ada dua macam metode pengumpulan biaya produksi yaitu: metode harga pokok proses dan
metode harga pokok pesanan. Untuk kepentingan perencanaan laba jangka pendek, manajemen
memerlukan informasi biaya yang dipisahkan menurut perilaku biaya dalam hubungannya
dengan perubahan volume kegiatan. Penentuan harga pokok produksi dapat dilakukan dengan
dua pendekatan yaitu metode full costing dan variable costing. Full costing memperlakukan
semua biaya produksi sebagai harga pokok (product cost) tanpa memperhatikan apakah biaya
tersebut variabel atau tetap. Harga pokok produksi dengan metode ini terdiri dari bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik tetap dan variabel. Variable costing, hanya
biaya produksi yang berubah-ubah sesuai dengan output yang diperlakukan sebagai harga pokok.
Umumnya terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead variabel.
Ketepatan penentuan harga pokok produksi dipengaruhi oleh ketepatan di dalam
pengakumulasian dan penghitungan biaya produksi yang meliputi biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya baprik lainnya (biaya overhead pabrik). Biaya bahan baku
diakumulasikan dan diperhitungkan dengan menghitung jumlah pemakaian bahan baku yang
digunakan untuk memproduksi dengan harga bahan baku yang bersangkutan. Biaya tenaga kerja
diakumulasikan dan diperhitungkan dengan menghitung jumlah tenaga kerja pada bagian
produksi dengan jumlah waktu yang digunakan untuk mengerjakan produk serta tarif upah yang
digunakan. Biaya overhead pabrik ditentukan dengan menggunakan sebuah tarif yang ditentukan
di muka dan didasarkan pada dasar penentuan tarif tertentu

2.        Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka kami akan menitikberatkan pada
masalah utama yaitu:
1.         Biaya Overhead Pabrik apa saja yang belum dihitung?
2.        Berapa harga pokok produksi dengan pendekatan full costing dan variable
costing pada pembuatan suatu produk
BAB II
PEMBAHASAN

A.     MASALAH USAHA
1.      Kemampuan Pemecahan Masalah (Solusi) Usaha
Salah satu tanggungjawab terpenting para wirausahawan adalah memecahkan masalah secara
ilmiah dalam bisnis. Para wirausahawan hendaknya dapat menganalisis dengan mengumpulkan
data-data, mengolahnya, menganalisis, menginterpretasi dan menarik kesimpulan dari
penganalisisan tersebut. Pemecahan masalah itu merupakan kegiatan yang amat penting di dalam
usaha atau bisnis. Pemecahan masalah dan cara penyelesaiannya dalam usaha atau bisnis,
sebenarnya tidak begitu sukar jika seorang wirausaha sudah memiliki banyak pengalaman di
dalam lingkungan usaha atau bisnisnya. Jika persoalan-persoalan sudah ditentukan dan semua
informasi serta data-data masalah sudah dikumpulkan, seorang wirausaha harus mengidentifikasi
semua cara pemecahan masalah yang dapat dilaksanakan. Seorang wirausaha harus memandang
sebuah permasalahan dari berbagai sudut dan mencari cara baru untuk memecahkan masalahnya.
Jika kelompok karyawan perusahaan mengurangi jumlah pilihan masalannya, di sini wirausaha
harus mempertimbangkan masalahnya, agar menjadi luas dan mendalam. Jika seorang wirausaha
di dalam usaha atau bisnisnya meninjau lagi semua pemecahan masalah yang mungkin terdapat
di dalam daftar, maka beberapa pemecahan itu dapat digabungkan, sedangkan pemecahan
masalah yang lainnya yang lainnya dapat dikesampingkan. Di bawah ini dikemukakan kriteria
jika seorang wirausaha ingin mengevaluasi pemecahan masalah yang diusulkannya.
a.       Apakah ada masalah yang tidak dapat diselesaikan?
b.       Apakah pemecahan masalah itu dapat diterapkan dengan baik?
c.       Apakah pemecahan masalah dapat didasarkan teori, logika dan pengalaman?
d.       Apakah pemecahan masalah itu sudah logis?
e.       Apakah persoalan tambahan yang timbul dari hasil pemecahan masalah dapat diselesaikan
dengan baik?
Adapun prosedur pemecahan masalah, dengan langkah langkahnya dilaksanakan dengan
menggunakan metode ilmiah sebagai berikut:
1)      Kenalilah persoalannya secara umum;
2)      Rumuskan persoalan dengan tepat dan benar;
3)       Identifikasikan persoalan utama yang ingin dipecahkan secara terkait;
4)       Tentukan fakta-fakta dan data-data penting yang berkaitan dengan masalah.
5)       Tentukan teori dan pendekatan pemecahan masalahnya
6)       Pertimbangkanlah bagai kemungkinan jalan keluar dari problem tersebut.
7)       Pilihlah jalan keluar yang dapat dilaksanakan dengan baik.
8)      Periksalah, apakah cara penyelesaian masalah tersebut sudah tepat.
Langkah berpikir secara ilmiah dapat dilakukan dengan langkah-langkah yang sistematis,
berorientasi pada tujuan, serta menggunakan metode tertentu untuk memecahkan masalah. Pada
garis besarnya, pemikiran secara ilmiah dapat berlangsung di dalam memecahkan masalah
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a.       Merumuskan tujuan, keinginan, dan kebutuhan, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.
b.      Merumuskan permasalahan yang berhubungan dengan usaha untuk mencapai tujuan.
c.       Menghimpun informasi relevan yang berhubungan dengan masalah yang dipikirkan.
d.      Menghimpun fakta-fakta obyektif yang berhubungan dengan masalah yang dipikirkan.
e.       Mengolah fakta-fakta dengan pola berpikir tertentu, baik secara induktif maupun deduktif.
f.        Memilih alternatif yang dirasa paling tepat.
g.       Menguji alternatif itu dengan mempertimbangkan hukum sebab akibat.
h.      Menemukan dan meyakini gagasan.
i.        Mencetuskan gagasan itu, baik secara lisan maupun tulisan.

2.      Ciri-Ciri Permasalahan Usaha


Seorang wirausaha harus kreatif terutama dalam mengambil dan menetapkan permasalahan.
Permasalahan yang dihadapi oleh para wirausaha, hendaknya berupa masalah-masalah actual dan
menarik. Permasalahan hendaknya mengandung beberapa kemungkinan alternatif tindakan di
antara beberapa alternatif pilihan dalam pemecahan masalah. Pemecahan seperti itu merupakan
salah satu penerapan teori Dewey tentang berpikir reflektif. Menurut Dewey, seorang wirausaha
yang berpikir reflektif itu hendaknya:
a.       Merasa bimbang, bingung, dan kesulitan.
b.      Merumuskan masalah yang ingin dipecahkan untuk mengatasi kebimbangan dan kebingungan
tersebut.
c.       Menguji hipotesis dengan mengumpulkan data faktual sebagai usaha menemukan cara
pemecahan masalah, sehingga ketegangan atau kebimbangan dapat diatasi.
d.       Mengembangkan ide untuk memperoleh pemecahan yang terbaik melalui penataran.
e.       Mengambil kesimpulan yang didukung oleh fakta-fakta, atau bukti bukti eksperimental yang
valid dan menolak kesimpulan yang tidak didukung oleh data yang valid.
Kondisi yang lebih luas dari seorang wirausaha diharuskan memperhatikan perkembangan
otonomi daerah di mana berada, sehingga jangkauan permasalahan lebih luas (aspek makro)
yang mempengaruhi penetapan masalah dan pemecahan masalah. Seperti adanya perubahan
kebijakan kebijakan Pemerintah, perubahan moneter dan perubahan hubungan antar negara
termasuk bencana-bencana alam yang mempengaruhi kegiatan pembangunan nasional.

3.      Langkah-Langkah Pemecahan Masalah Usaha


Anda harus punya kepercayaan diri yang teguh dan yakin bahwa telah menetapkan pemecahan-
pemecahan yang tepat. Pemecahan masalah tidak selamanya menempuh pola kerja pikir yang
teratur dan tetap. Pengalaman tiap-tiap wirausaha di dalam memecahkan masalah yang sama,
kadang-kadang berbeda-beda. Berikut ini dikemukakan langkah-langkah dalam pemecahan
masalah, yakni:
a.       Menyadari dan memutuskan masalah.
b.      Mengkaji masalah dan merumuskan masalah.
c.       Mengumpulkan data-data.
d.       Analisis data
e.       Interpretasi dan verifikasi data.
f.       Pengambilan keputusan.
g.       Aplikasi kesimpulan.

B.      SUMBER-SUMBER INFORMASI USAHA


1.      Syarat Sumber-Sumber Informasi
Untuk dapat mengambil keputusan yang tepat, seorang wirausaha sangat membutuhkan sumber-
sumber informasi bisnis yang lengkap dan akurat. Di samping harus lengkap, sumber-sumber
informasi itu juga harus dapat dipercaya. Apabila sumber-sumber informasi itu datanya kurang
lengkap, maka di dalam pengambilan keputusan dan kesimpulan, serta saran-saran yang akan
dikemukakan kemungkinan kurang sempurna. Dalam dunia bisnis dan teknologi, informasi-
informasi merupakan landasan untuk mengamati bentuk dan usaha atau bisnis pada masa
mendatang. Dr. Alfred Osborne, Jr, Direktur Pusat Studi Kewirausahaan, di Universitas
California, menegaskan bahwa informasi dan kebutuhan untuk menggunakan sumber-
sumber informasi dapat menciptakan peluang bisnis yang amat banyak.
Macam-macam informasi yang diperlukan. Pada era globalisasi, separuh dari pekerja-pekerja di
bidang jasa, akan bergerak dalam kegiatan mengumpulkan, menganalisis, menyimpan, dan
menjual informasi-informasi bisnis. Adapun macam informasi yang diperlukan di antaranya
sebagai berikut.
a.       Informasi Kuantitatif
Informasi kuantitatif berisi masukan nilai yang dapat dihitung, seperti masalah berat, jumlah,
tekanan, dan sebagainya.
b.      Informasi kualitatif
Informasi kualitatif berisi masukan nilai yang dapat dirasa, seperti perubahan produk, mutu
produk, kecepatan, dan sebagainya.
c.       Informasi control
Informasi kontrol, misalnya pemberian petunjuk: apakah suatu perubahan variabel produk,
model, atau desain, dapat berjalan normal atau tidak.
d.       Informasi symbol
Informasi simbol, misalnya petunjuk dalam rambu-rambu bisnis. Sumber-sumber informasi yang
dapat dipercaya adalah yang informasinya menyeluruh dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Sumber-sumber informasi itu merupakan sumber yang dapat memberi keterangan jumlah data
dan fakta yang berhubungan dengan kebijakan produk dan pemasarannya. Kebutuhan terhadap
sumber-sumber informasi, sangat berkembang untuk menghasilkan banyak informasi yang
berhubungan dengan pemasaran produk. Kegiatan produk memerlukan informasi tentang apa
yang akan diproduksi, bagaimana sifat dan persyaratannya, bagaimana mutunya, dan berapa
jumlah produk yang harus diproduksi. Sistem pemasaran harus dapat memberikan informasi
serta menentukan bagaimana kecenderungan pasar dan konsumen. Sebaliknya, sistem prosuksi
akan memberikan informasi kepada bagian pemasaran, tentang apa yang akan dilakukan untuk
disampaikan ke pasaran.
Sumber-sumber informasi yang dibutuhkan para wirausaha itu, harus lengkap, tepat dan dapat
dipercaya kebenarannya. Oleh karena itu, para wirausaha yang memanfaatkan informasi harus
dapat mengumpulkan, mengatur, mengolah, menyampaikan, dan menggunakan informasi
tersebut.
         Permasalahan hendaknya mengandung beberapa kemungkinan pemecahan, sehingga
mengaktifkan pikiran dan kemauan, serta pemilihan beberapa alternatif pemecahannya.
         Tepat waktu, tepat mutu, dan tepat janji merupakan unsur-unsur utama menciptakan keputusan
dalam bisnis.
         Peluang bisnis bukanlah suatu peluang jika tidak ada atau tidak sanggup menemukan tindakan
yang mungkin dan layak untuk mewujudkannya.
          Persoalan-persoalan kunci dalam setiap organisasi adalah persoalan yang tidak mempunyai
pengalaman masa lampau sama sekali, tapi dapat dipergunakan sebagai pedoman
2.      Informasi Yang Diperlukan Dalam Keputusan
Informasi adalah keberhasilan pengambilan keputusan. Semakin rumit bisnis, maka sistem
informasi itu semakin diperlukan oleh seorang wirausaha. Kecepatan memperoleh dan menerima
akses informasi sangat dibutuhkan oleh para wirausaha. Akan tetapi, bagaimana bentuk
informasi yang dibutuhkan para wirausaha? Informasi-informasi yang dibutuhkan oleh para
wirausaha adalah sebagai berikut.
a.       Informasi atas orang, termasuk juga informasi pokok yang dituntut: gaji/upah dan jaminan
keselamatan kerja dan hidup.
b.      Informasi atas keseluruhan investasi dan investasi per devisi: pandangan masa depan bisnis,
kekayaan/utang, keberlanjutan bisnis.
c.       Informasi dalam operasi sehari-hari: penerimaan kas, pembayaran dalam usaha, neraca rugi dan
laba sebenarnya, struktur modal.
d.      Fakta dan data untuk pendukung bisnis dan cara yang memungkinkan wirausaha mengambil
keputusan mengenai perluasan usaha: pesaing, konstruksi, pabrik, produk, gudang, pemasaran,
dan sebagainya.
Pencarian informasi memerlukan pengamatan yang cermat dan teliti terutama berkaitan dengan
hal-hal berikut.
1)        Pesaing
2)        Seluk-beluk pemasaran
3)        Seluk-beluk manajemen yang diperlukan
4)        Perkembangan Arsitektur dan sipil
5)        Pengelolaan dan pengendalian keuangan
6)        Pengalaman dan penelitian usaha
7)        Sumber dan data yang dapat dipercaya
8)        Manajemen survai pemetaan
9)        Perkembangan pariwisata
10)    Perkembangan paket-paket wisata
11)    Administrasi dan pembukuan
12)    Perawatan peralatan produksi
13)    Perkembangan teknologi
14)    Akuntansi dan auditing
15)    Studi kelayakan
16)    Informasi harga, promosi, dan distribusi.
Adapun urutan prioritas tindakan dalam mengumpulkan informasi yang dibutuhkan adalah
sebagai berikut:
1)      Mencari informasi yang dibutuhkan dan diinginkan wirausaha, tetapi tersedia.
2)      Mencari informasi tidak dibutuhkan dan tidak diinginkan wirausaha, tetapi tidak tersedia.
3)      Mencari informasi yang dibutuhkan dan diinginkan wirausaha, tetapi belum tersedia.
4)      Mencari informasi yang dibutuhkan, tetapi tak dikehendaki dan belum tersedia.
5)      Mencari informasi yang dibutuhkan dan tersedia walaupun tak dikehendaki.
Sumber-sumber informasi yang dibutuhkan para wirausaha, antara lain meliputi informasi
mengenai konsumen, permintaan dan penawaran, pesaingan, advertensi, produk saingan,
pengembangan produk, desain, dan prilaku konsumen. Sumber-sumber bisnis yang dikumpulkan
dan diperlukan, persyaratannya yaitu:
1)      Data-datanya yang dipercaya;
2)      Data-datanya harus lengkap;
3)      Data-datanya masih berlaku;
4)      Data-datanya dapat dipergunakan.
Mencari dan mengumpulkan informasi relatif mudah apabila para wirausaha cerdas, cekatan,
terampil, berpengalaman, dan pandai berkomunikasi dan tidak mudah putus asa serta cepat tidak
puas diri.
Kelancaran di dalam berkomunikasi ditentukan oleh keterampilan pada ketepatan cara
mengekspresikan diri. Kunci keberhasilan berwirausaha, terletak dalam memperoleh dan
mengelola informasi dan bukan terletak pada banyaknya informasi. Keberhasilan wirausaha yang
berhubungan dengan informasi dalam bisnisnya, diantaranya:
1)      Harapan masa depan bisnis
2)      Sistem nilai para wirausaha
3)      Pengalaman wirausaha dalam bisnis
4)      Kekuatan dan kelemahan bisnis
5)      Sikap dan perilaku konsumen
6)      Daya beli konsumen
7)      Motivasi konsumen
8)      Realitas bisnis
9)      Peluang bisnis
10)  Hambatan dan rintangan bisnis
11)  Pesaing
12)  Pelayanan
13)  Risiko kebutuhan konsumen
14)  Perubahan selera konsumen
15)  Kebijakan pemerintahan
3.      Sumber-Sumber Informasi Yang Dibutuhkan wirausaha
Sumber-sumber informasi yang dibutuhkan wirausaha dalam rangka menunjang kebijakan bisnis
adalah sebagai berikut:
1)      Hasil penelitian pasar
2)      Kondisi ekonomi (daya beli masyarakat)
3)      Kedudukan perusahaan di pasar
4)      Kondisi Sumberdaya Manusia
5)      Bagian keuangan
6)      Pembeli, konsumen, dan distributor
7)      Para pesaing
8)      Wilayah niaga
9)      Media massa
10)  Manager produksi, antara lain mengenai:
(a)    Bahan baku
(b)   Tenaga kerja
(c)    Transfortasi
(d)   Kualitas produk
(e)    Desain produk
(f)    Model produk
(g)    Jenis dan ukuran produk
(h)   Warna dan merk produk
(i)     Manfaat dan bungkus produk
(j)     Harga produk
11)  Pemerintah dan peraturannya
12)  Hukum
Dengan perkataan lain, sumber-sumber informasi tersebut dapat dibagi menjadi 2 (dua)
kelompok, sebagai berikut:
1)      Sumber Informasi Data Primer
Sumber infomasi data primer, diantaranya hasil riset, konsumen sendiri, pedagang perantara,
para penjual sendiri.
2)      Sumber informasi data sekunder
Sumber informasi data sekunder, diantaranya : hasil-hasil penelitian, Jurnal-jurnal, perusahaan
lain dalam kelompok sejenis, Pemerintah, perusahaan pendukung, Biro Pusat Statistik, Asosiasi
profesi, KADIN, Media Massa (Majalah, Koran, Tabloid), Televisi.
4.      Manfaat Sumber-Sumber Informasi Usaha
Pemanfaatan teknologi informasi, akan mengarahkan perusahaan pada cara kerja perusahaan,
perluasan kompetisi, pemasaran, penjualan, distribusi, promosi, dan lain-lainnya. Adanya
teknologi informasi akan menyebabkan orang-orang dengan cepat mengetahui berita dan
dengancepat pula dapat mengirim berita. Pemakaian teknologi informasi banyak menimbulkan
perubahan pada berbagai segi kegiatan dalam perusahaan. Oleh karena itu, dalam rangka
memajukan dan membesarkan usaha atau bisnis, peran teknologi informasi harus dioptimalkan
penggunaannya.
         Informasi semakin sedikit yang relevan. Orang-orang politik bilang “informasi adalah
kekuasaan”. Sementara orang-orang bisnis bilang “untuk mengetahui masa depan bisnis. Untuk
itu kuasailah dan cari sebanyak-banyaknya informasi.
         Keberhasilan wirausaha dalam mengelola informasi, bukan terletak pada banyaknya informasi
yang ia miliki, melainkan pada relevansinya.
Dengan adanya sumber-sumber informasi, maka para wirausaha akan mengetahui bahwa
informasi itu sangat penting untuk bahan masukan bagi pengambilan suatu keputusan dalam
bisnis. Zaman sekarang dikenal abad informasi, yang mana kemampuan untuk mendapatkan dan
menggunakan sumber informasi merupakan aktiva yang terbesar. Orang-orang politik bilang:
“Siapa yang memiliki informasi paling banyak, dialah yang paling berkuasa”. Sementara orang-
orang bisnis mengatakan:”Untuk dapat mengelola bisnis dengan baik, pasarkan sesuatu untuk
masa depan; untuk mengetahui masa depan, kuasailah sebanyak-banyaknya informasi”.
Dengan memanfaatkan sumber-sumber informasi, para wirausaha akan melaksanakan perubahan
atau perbaikan hal-hal berikut:
1)      Perluasan kompetisi bisnis
2)      Pembuatan produk
3)      Pemasaran dan penjualan produk
4)      Ketenagakerjaan
5)      Cara mengelola bisnis
6)      Memilih produk.
Dari penjelasan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa dengan adanya sumber-sumber
informasi, maka para wirausaha akan dapat:
1)      Memilih dan membuat produk dengan lebih cepat dan lebih murah.
2)      Memilih dan membuat produk yang bermutu laku dijual, dan harga bersaing.
3)      Memilih dan menentukan wilayah pemasaran yang menguntungkan.
4)      Memilih dan membuat desain baru atau kombinasi.
5)      Memilih dan membuat produk yang lebih baik dengan harga relative murah.
Sebelum memutuskan membuat suatu produk perlu mempertimbangkan banyak faktor, salah
satunya faktor pasar
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Konsep penentuan harga pokok suatu produk dimulai dari perhitungan
biaya dan akuntansi biaya dimana pada prosesnya bertujuan sebagai
penentu harga pokok produk, pengendalian biaya, dan pengambilan
keputusan khusus.
Sementara Harga pokok produksi (cost of good manufactured) adalah
semua biaya yang untuk membuat satu unit barang jadi yang meliputi
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik
(Hanggana, 2008). Menurut Mulyadi (2000: 10) harga pokok merupakan
pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva, selain itu harga
pokok juga digunakan untuk menunjukkan pengorbanan sumber
ekonomi dalam pengolahan bahan baku menjadi produk. Namun karena
pembuatan produk tersebut bertujuan mengubah aktiva (berupa
persediaan bahan baku) menjadi aktiva lain (persediaan produk jadi),
maka pengorbanan bahan baku tersebut, yang berupa biaya bahan baku,
akan membentuk harga pokok produksi
Daftar pustaka
Evaluasi penenuan harga pokok produksi pada pembuatan tahu di Jumantono, oleh Wiwin
Wahyuningsih
MERUMUSKAN SOLUSI MASALAH, Oleh : M. Ichsan Amir Mujahid

Anda mungkin juga menyukai