Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH AKUNTANSI KOS 

TENTANG 

“METODE HARGA POKOK PROSES”

DOSEN PENGAMPU:  

SONDANG A. SILALAHI, SE., M.Si 

HARYANI PRATIWI SITOMPUL, SE., M.Si 

Disusun Oleh: 

KELOMPOK 2:
AYU SIAGIAN
CHIKA APRILIA
DANIEL DENOVAN LUMBAN TOBING

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN


AKUNTANSI C
FAKULTAS EKONOMI 
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya
kami dapat  menyelesaikan makalah tentang METODE HARGA POKOK PROSES untuk
mata kuliah Akuntansi Kos. Terwujudnya makalah ini tidak  terlepas dari bimbingan dan
dorongan serta arahan dari berbagai pihak, baik secara langsung  maupun tidak langsung.
Maka dengan kesempatan ini, kami menyampaikan ucapan  terimakasih kepada Ibu Dosen
yang bersangkutan yang telah mengarahkan dalam penyelesaian  tugas ini.  
 Kami sadar bahwa dalam penulisan ini banyak sekali kekurangan. Oleh karena itu,
kami  mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar penulisan makalah ini dapat lebih
baik lagi.   Akhir kata kami mengucapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan dapat lebih mengerti tentang materi yang telah kami sajikan. 

 Medan, Maret 2022 

Penulis 
Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Makalah 4
BAB II 6
PEMBAHASAN 6
2.1 Karakteristik dan Tujuan Metode Harga Pokok Proses 6
2.2 Metode Harga Pokok Proses 7
2.3 Penggolongan Biaya Produksi Pada Metode Harga Pokok Proses 7
2.4 Arus Produk 13
2.5 Prosedur Akuntansi Biaya Pada Metode Harga Pokok Proses 13
2.6 Pengaruh Dari Otomatisasi 13
2.7 Laporan Biaya Produksi 14
2.8 Metode Harga Pokok Proses - Produk Diolah Melalui Lebih Dari Satu Departemen
Produksi 15
BAB III 24
PENUTUP 24
3.1 Kesimpulan 24
DAFTAR PUSTAKA 25
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metode harga pokok proses yang merupakan metode pengumpulan biaya produksi
untuk menentukan harga pokok produk pada perusahaan yang menghasilkan produk atas
dasar pesanan. Pemahaman terhadap konsep biaya memerlukan analisis yang hati-hati
terhadap karakteristik dari transaksi yang berkaitan dengan biaya. Ada elemen laporan lain
yang sifatnya hampir sama dengan biaya namun sebaiknya tidak dimasukkan sebagai
komponen biaya. Harga pokok pesanan dapat dipahami dengan mengenali batasan atau
pengertian yang berkaitan dengan biaya.
Dengan pemahaman seperti ini, transaksi yang berkaitan dengan HPP dapat dengan
mudah diidentifikasi sehingga dapat disajikan dengan benar dalam laporan keuangan.
Dalam makalah ini akan membahas tentang biaya yang merupakan dasar pencatatan nilai
dalam akuntansi pada tahap pembebanan.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, maka dapat di ambil suatu rumusan masalah yaitu
sebagai berikut :
1. Bagaimana karakteristik dan tujuan metode harga pokok proses ?
2. Bagaimana metode harga pokok proses ?
3. Bagaimana penggolongan biaya produksi pada metode harga pokok proses ?
4. Bagaimana proses arus produk ?
5. Bagaimana prosedur akuntansi untuk biaya bahan, biaya tenaga kerja dan biaya
overhead pabrik ?
6. Bagaimana pengaruh dari otomatisasi ?
7. Bagaimana laporan biaya produksi pada metode harga pokok proses ?
8. Bagaimana penambahan bahan pada departemen berikutnya ?
9. Bagaimana penyelesaian dari contoh soal metode harga pokok proses ?

1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui karakteristik dan tujuan metode harga pokok proses.
2. Untuk mengetahui metode harga pokok proses.
3. Untuk mengetahui penggolongan biaya produksi pada metode harga pokok
proses.
4. Untuk mengetahui arus produk.
5. Untuk mengetahui prosedur akuntansi untuk biaya bahan, biaya tenaga kerja
dan biaya overhead pabrik.
6. Untuk mengetahui pengaruh dari otomatisasi.
7. Untuk mengetahui laporan biaya produksi pada metode harga pokok proses.
8. Untuk mengetahui penambahan bahan pada departemen berikutnya.
9. Untuk mengetahui penyelesaian dari contoh soal metode harga pokok proses.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik dan Tujuan Metode Harga Pokok Proses


Metode harga pokok proses (processing cost) adalah metode pengumpulan biaya
produksi melalui departemen produksi atau pusat pertanggungjawaban biaya, yang
umumnya diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk atau massa. Contoh
perusahaan yang menggunakan metode harga pokok proses adalah:
Memproduksi barang : pabrik tekstil, penyulingan minyak, pabrik baja, pabrik
semen, pabrik gula, pharmasi, radio, mesin cuci, TV, Kalkulator, mesin tik, dan
sebagainya.
Memproduksi jasa : tenaga listrik (PLN), gas kota, pemanasan (di negara dingin),
angkutan, dan sebagainya.

Karakteristik Metode Harga Pokok Proses


Karakteristik metode harga pokok proses yaitu sebagai berikut :

o Produk yg dihasilkan merupakan bersifat seragam (homogen), bentuk produk


standar, tidak tergantung spesifikasi yang diminta oleh pembeli.
o Biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu, misalnya bulan, tahun
dan sebagainya.
o Kegiatan produksi didasarkan pada budget produksi atau schedule produksi
untuk satuan waktu tertentu
o Sistem produksi merupakan sistem produksi yang berjalan terus-menerus
(kontinyu).
o Tujuan produksinya adaah untuk membentuk persediaan (inventory).
o Jumlah total biaya maupun biaya satuan dihitung setiap akhir periode,
misalnya akhir bulan, akhir tahun.
Tujuan Informasi dari Harga Pokok Proses
Tujuan informasi dari harga pokok proses, yaitu sebagai berikut :
o Penentuan harga jual produk yang tepat.
o Memantau realisasi biaya produksi.
o Menghitung laba/rugi per periodik secara transparan.
o Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses
yang disajikan dalam neraca.

2.2 Metode Harga Pokok Proses


Metode harga pokok proses- tanpa memperhitungkan persediaan produk dalam
proses awal. Variasi contoh penggunaan metode harga pokok proses yang diuraikan dalam
bab ini mencakup:

a) Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang


produksinya diolah hanya melalui satu departemen produksi :
o Pengolahan produk melalui satu tahap (departemen), semua biaya
dibebankan berdasarkan biaya sesungguhnya.
o Pengolahan produk melalui satu tahap (departemen), biaya overhead pabrik
(BOP) dibebankan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.
b) Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya
diolah melalui lebih dari satu departemen produksi :
o Pengolahan produk melalui beberapa tahap (departemen), produk selesai
pada departemen tertentu langsung dipindah ke departemen berikutnya.
o Pengolahan produk melalui beberapa tahap (departemen), produk selesai
dari departemen permulaan dimasukkan ke gudang produk selesai, dimana
sebagian akan diproses didalam departemen lanjutan dan sebagian
langsung dijual.
2.3 Penggolongan Biaya Produksi Pada Metode Harga Pokok Proses
Dalam akuntansi biaya untuk metode harga pokok proses, biaya produksi dapat
digolongkan menjadi :

a) Biaya Bahan
Dalam metode harga pokok proses tidak diadakan pemisahan antara bahan baku
dan bahan penolong, hal ini disebabkan umumnya produk yang dihasilkan bersifat
homogen dan bentuknya standar sehingga setiap satuan produk yang sama akan
menikmati bahan yang relatif sama juga. Semua harga pokok bahan yang diproses atau
diolah menjadi prodek selesai atau bagian produk selesai, baik dapat diidentifikasikan
atau tidak dapat diidentifikasikan dengan produk tertentu, adalah merupakan biaya
bahan. Kartu buku besar pembantu persediaan dibuat untuk setiap jenis bahan,
permintaan bahan oleh setiap departemen yang menggunakan bahan digunakan
dokumen Bon Permintaan Bahan dan Pemakaian bahan didalam produksi oleh setiap
departemen harus dibuatkan Laporan Pemakaian Bahan yang akan dipakai dasar
menyusun Laporan Harga Pokok Produksi. Laporan Pemakaian Bahan digunakan pula
untuk pengendalian pemakaian bahan oleh setiap departemen.
Misalnya proses pengolahan produk melalui satu tahap pengolahan, pemakaian
bahan dibuat jurnal sebagai berikut :

jurnal untuk mencatat biaya bahan baku ;


Barang dalam proses – Biaya Bahan Rp, xx
Persediaan Bahan Rp. xx
Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong
Barang dalam proses- biaya bahan penolong Rp. xx
Persediaan bahan penolong Rp. xx

Apabila produk diproses melalui Deoartemen A dan Departemen B, dimana bahan


hanya dipakai pada Departemen A, jurnal pemakaian bahan sebagai berikut :

Barang dalam proses – Departemen A Rp. xx


Persediaan bahan Rp. xx

Apabila bahan dipakai didepartemen A dan Departemen B, jurnalnya sebagai


berikut :

Barang dalam proses – Biaya Bahan – Departemen A Rp. xx


Barang dalam proses – Biaya Bahan – Departemen B Rp. xx
Persediaan bahan Rp. xx
b) Biaya Tenaga Kerja
Dalam metode harga pokok proses tidak dipisahkan atau dibedakan antara biaya
tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Apabila produk diolah
dalam satu tahapan pengolahan, maka semua biaya tenaga kerja dipabrik digolongkan
sebagai elemen biaya tenaga kerja, dari daftar gaji dan upah untuk produksi dibuat
jurnal sebagai berikut :

Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja


Barang dalam proses – biaya tenaga kerja Rp. xx
Biaya gaji dan upah Rp. xx

Apabila produk diolah melalui beberapa tahapan atau departemen, semua biaya
tenaga kerja pada departemen produksi digolongkan sebagai biaya tenaga kerja,
sedangkan biaya tenaga kerja departemen pembantu diperuntukkan sebagai elemen
biaya overhead pabrik. Dari daftar gaji dan upah departemen produksi, misalnya
Departemen A dan Departemen B, akan dibuat jrnal sebagai berikut :

Barang dalam proses – biaya tenaga kerja – Departemen A Rp. xx


Barang dalam proses – biaya tenaga kerja – Departemen B Rp. xx
Biaya gaji dan upah Rp. Xx

c) Biaya Overhead Pabrik


Dari uraian penggolongan biaya bahan dan biaya tenaga kerja tersebut diatas dapat
ditarik kesimpulan biaya overhead pabrik. biaya overhead pabrik dalam metode harga
pokok proses, yaitu meliputi semua biaya produksi di departemen produksi selain
biaya bahan dan biaya tenaga kerja ditambah semua biaya pada departemen pembantu
yang ada dipabrik. Apabila perusahaan tidak memiliki departemen pembantu dipabrik,
biaya biaya overhead pabrik meliputi semua elemen biaya produksi selain biaya bahan
dan tenaga kerja. Jurnal yang dibuat untuk mencatat biaya overhead pabrik sebagai
berikut :
Produk diolah melalui satu tahapan produksi
Untuk perusahaan yang telah menggunakan tarif biaya overhead pabrik, biaya
overhead pabrik yang sesungguhnya dibuat jurnal :

Biaya overhead pabrik Rp. xx


Kas Rp. xx
Persediaan supplies pabrik Rp. xx
Persediaan suku cadang Rp. xx
Persekot biaya Rp. xx
Akumulasi penyusutan Rp. xx
Hutang biaya Rp. xx
Dan lain-lain rekening dikredit Rp. xx
Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk dibuat jurnal sebagai berikut :
JurnaL untuk mencatat biaya overhead pabrik
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp. xx
Biaya overhead pabrik Rp. xx

Untuk perusahaan yang menggunakan tarif biaya overhead pabrik, jurnal yang
dibuat atas biaya overhead yang sesungguhnya sebagai berikut :

Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp. xx


Kas Rp. xx
Persediaan supplies pabrik Rp. xx
Persediaan suku cadang Rp. xx
Persekot biaya Rp. xx
Akumulasi penyusutan Rp. xx
Hutang biaya Rp. xx
Dan lain-lain rekening dikredit Rp. xx

Terhadap pembebanan biaya overhead pabrik pada produk dibuat jurnal sebagai
berikut :

Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp. xx


Biaya overhead pabrik dibebankan Rp. xx

Pada akhir periode dalam rangka menghitung selisih biaya overhead pabrik, biaya
overhead pabrik yang dibebankan ditutup ke rekening biaya overhead pabrik
sesungguhnya denga jurnal sebagai berikut :

Biaya overhead pabrik dibebankan Rp. xx


Biaya overhead pabik sesungguhnya Rp. xx

Produk diolah melalui beberapa tahap dan perusahaan memiliki departemen


pembantu dipabrik

Untuk perusahaan yang tidak menggunakan tarif biaya overhead pabrik, biaya
overhead pabrik yang sesungguhnya dibuat jurnal sebagai berikut (misalnya perusahaan
memiliki departemen produksi : Departemen A dan Departemen B, serta departemen
pembantu : Departemen Y dan Departemen Z) :
Biaya overhead pabrik – Departemen A Rp. xx
Biaya overhead pabrik – Departemen B Rp. xx
Biaya overhead pabrik – Departemen Y Rp. xx
Biaya overhead pabrik – Departemen Z Rp. xx
Kas Rp. xx
Biaya gaji dan upah Rp. xx
Persediaan supplies pabrik Rp. xx
Persediaan suku cadang Rp. xx
Persekot biaya Rp. xx
Akumulasi penyusutan Rp. xx
Hutang biaya Rp. xx
Dan lain-lain rekening dikredit Rp. xx

Setelah biaya sesungguhnya setiap departemen diketahui, biaya overhead pabrik


departemen pembantu dialokasikan ke departemen prosuksi, karenaa produk yang
memikul harga pokok diolah di departemen produksi, jurnal alokasi sebagai berikut :

Biaya overhead pabrik – Departemen A Rp. xx


Biaya overhead pabrik – Departemen B Rp. xx
Biaya overhead pabrik – Departemen Y Rp. xx
Biaya overhead pabrik – Departemen Z Rp. xx

Selanjutnya biaya overhead pabrik setiap departemen produksi dibebankan pada


produk yang diproses dengan jurnal sebagai berikut :

Barang dalam proses – biaya overhead pabrik – Departemen A Rp. xx


Barang dalam proses – biaya overhead pabrik – Departemen B Rp. xx
Biaya overhead pabrik – Departemen A Rp. xx
Biaya overhead pabrik – Departemen B Rp. xx

Apabila perusahaan menggunakan tarif biaya overhead pabrik, biaya overhead


pabrik yang sesungguhnya dibuat jurnal sebagai berikut :
Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen A Rp. xx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen B Rp. xx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen Y Rp. xx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen Z Rp. xx
Kas Rp. xx
Biaya gaji dan upah Rp. xx
Persediaan supplies pabrik Rp. xx
Persediaan suku cadang Rp. xx
Persekot biaya Rp. xx
Akumulasi penyusutan Rp. xx
Hutang biaya Rp. xx
Dan lain-lain rekening yang dikredit Rp. xx

Alokasi biaya overhead pabrik sesungguhnya dari departemen pembantu ke


departemen produksi dibuat jurnal sebagai berikut :

Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen A Rp. xx


Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen B Rp. xx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen Y Rp. xx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen Z Rp. xx

Pembebanan biaya overhead pabrik pada setiap departemen produksi dibuat jurnal
sebagai berikut :

Barang dalam proses – biaya overhead pabrik – Departemen A Rp. xx


Barang dalam proses – biaya overhead pabrik – Departemen B Rp. xx
Baya overhead pabrik dibebankan – Departemen A Rp. xx
Biaya overhead pabrik dibebankan – Departemen B Rp. xx

Pada akhir periode dalam rangka menghitung selisih biaya overhead pabrik setiap
departemen produksi, biaya overhead pabrik yang dibebankan ditutup ke rekening
biaya overhead pabrik sesungguhnya denga jurnal sebagai berikut :
Biaya overhead pabrik dibebankan – Departemen A Rp. xx
Biaya overhead pabrik dibebankan – Departemen B Rp. xx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen A Rp. xx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen B Rp. xx

2.4 Arus Produk


Dalam kalkulasi biaya proses, biaya total dan biaya per unit pada setiap
departemen akan diikhtisarkan dalam laporan biaya produksi. Arus produk yang berkaitan
dengan metode kalkulasi biaya proses dibagi dalam tiga bentuk, yaitu :

1) Arus produk berurutan (Saquential Product Flow). Dalam arus produk


berurutan, setiap produk diproses melalui rangkaian langkah yang sama.
2) Arus produk sejajar (Parallel Product Flow). Dalam arus produk sejajar, bagian
tertentu dari pekerjaan dilaksanakan secara serentak atau berbarengan kemudian
sama – sama ditransfer ke proses penyelesaian dan akhirnya diteruskan ke
barang jadi.
3) Arus produk selektif (Selective Product Flow). Dalam arus selektif, produk
bergerak melalui departemen yang berbeda – beda di pabrik sesuai dengan
produk akhir yang diinginkan.

2.5 Prosedur Akuntansi Biaya Pada Metode Harga Pokok Proses


Prosedur dalam rangka menentukan harga pokok produk pada metode harga pokok
proses adalah sebagai berikut :

1) Mengumpulkan data produksi dalam periode tertentu untuk menyusun laporan


produksi ekuivalen dalam rangka menghitung harga pokok satuan,
2) Mengumpulkan biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik
periode tertentu. Apabila prodk diproses melalui beberapa departemen elemen
biaya tersebut dikumpulkan untuk setiap departemen,
3) Menghitung harga pokok satuan setiap elemen biaya, yaitu jumlah elemen
biaya tertentu dibagi produksi ekuivalen dari elemen biaya yang bersangkutan,
4) Menghitung harha pokok produk selesai yang dipindahkan ke gudang atau ke
departemen berikutnya dan menghitung harga pokok produk dalam proses
akhir.
2.6 Pengaruh Dari Otomatisasi
Struktur biaya akan berubah apabila terjadi otomatisasi dalam lingkungan
manufaktur. Dengan otomatisasi yang dilakukan secara menyeluruh dalam segala aspek
kegiatan pabrik maka biaya tenaga kerja langsung akan menurun dan biaya ini menjadi
bagian yang tidak berarti dalam jumlah produksi. Sebaliknya biaya overhead pabrik
meningkat dengan adanya otomatisasi.

2.7 Laporan Biaya Produksi


Media yang dipakai dalam menghitung atau menentukan harga pokok produk
adalah Laporan Harga Pokok Produksi yang memuat informasi sebagai berikut :

a) Laporan produksi
Bagian laporan ini menunjukkan :
1) Informasi jumlah produk yang diolah, baik dari produk dalam proses awal,
produk yang baru dimasukkan atau diterima dari departemen sebelumnya,
maupun tambahan produk pada departemen lanjutan akibat adanya
tambahan kalau ada.
2) Informasi jejak produk yang diolah, meliputi produk selesai yang
dimasukkan ke gudang atau dipindahkan ke departemen lanjutan, produk
yang masih dalama proses akhir, produk hilang, produk rusak, produk
cacat kalau ada.

b) Biaya yang dibebankan


Bagian laporan ini menunjukkan informasi tentang :
1) Jumlah biaya yang dibebankan, meliputi harga pokok produk dalam proses
awal kalau ada, harga pokok yang diterima dari departemen sebelumnya
untuk departemen lanjutan, dan elemen biaya yang ditambahkan pada
tahap pengolahan produk yang bersangkutan.
2) Tingkat peoduksi ekuivalen yang dihitung dari laporan produksi, informasi
ini berguna untuk menghitung harga pokok satuan.
3) Harga pokok satuan untuk setiap elemen biaya yang dibebankan pada
tahap pengolahan produk atau departemen yang bersangkutan.

c) Perhitungan harga pokok


Bagian laporan ini memberikan informasi tentang jejak biaya yang dibebankan,
menunjukkan berapa biaya yang diserap oleh harga pokok produk selesai maupun
produk dalam proses pada akhir periode dan sebagainya.

2.8 Metode Harga Pokok Proses - Produk Diolah Melalui Lebih Dari Satu
Departemen Produksi
a) Produk selesai pada departemen tertentu langsung dipindah ke departemen
berikutnya

Prosedur akuntansi yang digunakan pada perusahaan yang mengolah produk


melalui metode ini adalah sebagai berikut :
o Rekening barang dalam proses diselenggarakan menurut elemen biaya
produksi dan harus menunjukkan pada departemen mana biaya produksi
tersebut dibebankan.
o Rekening biaya overhead pabrik diselenggarakan untuk setiap departemen.
o Produk yang sudah selesai pada departemen tertentu dan dipindahkan ke
departemen berikutnya, pada akhir peiode harga pokoknya dipindahkan pada
departemen berikutnya dengan di debit rekening “barang dalam proses – harga
pokok dari departemen sebelumnya – departemen berikutnya” dan di kredit
setiap elemen barang dalam proses sesuai dengan biaya yang dinikmati pada
departemen dimana produk selesai tersebut berasal.
o Terhadap produk yang belum selesai pada departemen tertentu, pada akhir
periode harga pokoknya dipindahkan dengan mendebit rekening persediaan
produk dalam proses dan mengkredit setiap eleman barang dalam proses sesuai
dengan biaya yang telah dinikmati oleh produk dalam proses akhir periode
pada departemen yang bersangkutan.
o Terhadap produk selesai pada departemen terakhir dimana produk diproses,
pada akhir periode dihitung harga pokok yang dinikmatinya dan didebit
rekening persediaan produk selesai dan dikredit setiap elemen barang dalam
proses sesuai dengan elemen biaya yang dinikmati pada departemen terakhir
tersbut.
b) Produk selesai dari departemen permulaan dimasukkan ke gudang produk
selesai, dimana sebagian akan diproses di dalam departemen lanjutan dan
sebagian langsung dijual

Prosedur akuntansi yang digunakan pada perusahaan yang mengolah produk


melalui metode ini adalah sebagai berikut :
o Harga pokok produk selesai pada departemen permulaan dipindahkan dengan
mendebit rekening persediaan produk selesai sesuai nama produk yang
dihasilkan (misalnya benang) dan dikredit setiap elemen rekening barang
dalam proses sesuai dengan biaya yang dinikmati pada departemen yang
bersangkutan.
o Produk selesai dari departemen permulaan yang dijial akan dipindahkan ke
rekening harga pokok penjualan dan yang diproses pada departemen lanjutan,
misalnya benang dipindahkan ke dalam rekening “barang dalam proses – harga
pokok benang – departemen tenun” dan apabla alat pengukur produk berbeda
maka harga pokok satuan harus disesuaikan.
o Produk selesai dari departemen terakhir, harga pokok yang dinikmati
dipindahkan (didebit) ke rekening persediaan produk selesai sesuai dengan
nama produk yang dihasilkan (misalnya tekstil) dan dikredit setiap elemen
rekening barang dalam proses sesuai dengan elemen biaya yang dinikmatinya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Metode harga pokok proses (processing cost) adalah metode pengumpulan biaya
produksi melalui departemen produksi atau pusat pertanggungjawaban biaya, yang
umumnya diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk atau massa.
Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produksinya
diolah hanya melalui satu departemen produksi dan Metode harga pokok proses yang
diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah melalui lebih dari satu departemen
produksi. Adapun biaya yang termasuk dalam metode harga pokok proses adalah biaya
bahan, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.
Pada laporan biaya produksi meliputi laporan produksi, biaya yang dibebankan, dan
perhitungan harga pokok. Metode Harga Pokok Proses - Produk Diolah Melalui Lebih Dari
Satu Departemen Produksi terdiri dari Produk selesai pada departemen tertentu langsung
dipindah ke departemen berikutnya dan Produk selesai dari departemen permulaan
dimasukkan ke gudang produk selesai, dimana sebagian akan diproses didalam departemen
lanjutan dan sebagian langsung dijual.
DAFTAR PUSTAKA

Supriyono. 2014. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta


http://handywatung.blogspot.co.id/2014/10/metode-harga-pokok-proses.htm

Anda mungkin juga menyukai