Anda di halaman 1dari 14

MATA KULIAH AKUNTANSI PAJAK

Makalah Akuntansi Pajak PPn dan


PPnBM

Dosen Pengampu :
Sondang Aida Silalahi, S.E,. M.Si
Disusun Oleh:
RAMA DANI SILABAN

DANIEL DENOVAN LUMBAN TOBING

PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

AGUSTUS 2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
berkahdan rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah kami ini, tak lupa pula
shalawat bertangkaikan salam kami hadiahkan kepada putra Abdullah buah hati Aminah
ialah Nabi besar kita Muhammad SAW, yang selalu kita harapkan syafaatnya di hari
kelak, dan semogakita menjadi salah satu orang yang mendapatkannya kelak. Aamiin.
Kami menyadari bahwa dalam proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari peran
dan sumbangsih pemikiran serta intervensi dari banyak pihak. Karena itu dalam
kesempatan ini, kami ingin menyampaikan terimakasih dan penghargaan sedalam-
dalamnya kepada semua pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan penulisan
makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.

Terimakasih juga kami ucapkan kepada dosen mata kuliah AKUNTANSI PAJAK
yang telah membimbing kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini,dengan
selesainya makalah ini kami berharap agar makalah ini nantinya bisa menjadi bukti
bahwa kami telah melaksanakan tugas makalah mingguan.

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan.Semoga makalah ini bermanfaat.

Medan, 28 Agustus 2022

Kelompok 7
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................3
A. Latar Belakang Masalah....................................................................................................3
B. Rumusan dan Batasan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5
A Pengertian PPN dan PPnBM...........................................................................................5
B. Subjek PPN dan PPnBM dan yang Dikecualikan..............................................................5
BM) dan yang dikecualikan...................................................................................................8
C. Tarif PPN dan PPnBM....................................................................................................14
D. Dasar Hukum Pengenaan PPN dan PPnBM....................................................................14
E. Contoh dan Kasus Soal Perhitungan PPN dan PPnBM...................................................15
BAB III PENUTUP..................................................................................................................21
A Kesimpulan...................................................................................................................21
Daftar Pustaka..........................................................................................................................22
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pajak adalah kontribusi wajib Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Pajak objektif adalah suatu jenis pajak yang ditimbulnya kewajiban
pajaknya sangat ditentukan oleh objek pajak. Keadaan subjek pajak tidak menjadi
penentu kecuali untuk kasus tertentu.
Dikenakan setiap rantai distribusi (multi stage tax). Sepanjang suatu transaksi
memenuhi syarat sebagaimana disebutkan dalam angka 2, maka pihak PKP penjual
berkewajiban memungut PPN atas transaksi yang terjadi dan kemudian menyetorkan ke
kas Negara dan kemudian melaporkannya.
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas setiap
pertambahan nilai dari barang atau jasa dalam peredarannya dari produsen ke konsumen.
PPN disebut Value Added Tax (VAT) atau Goods and Service Tax (GST). PPN
termasuk jenis pajak tidak langsung, maksudnya pajak tersebut disetor oleh pihak lain
(pedagang) yang bukan penanggung pajak atau dengan kata lain, penanggung pajak
(konsumen akhir) tidak menyetorkan langsung pajak yang ia tanggung.
PPnBM merupakan jenis pajak yang merupakan suatu paket dalam undangundang
Pajak Pertambahan Nilai. Mekanisme pengenaan PPnBM ini sedikit berbeda dengan
PPN.
B. Rumusan dan Batasan Masalah
Rumusan masalah-masalah yang menjadi batasan masalah, yang akan kami coba
jabarkan dalam makalah ini adalah:
A. Apakah pengertian PPN dan PPn-BM?
B. Bagaimanakah Subjek PPN dan PPn-BM dan yang Dikecualikan?
C. Bagaimanakah Objek PPN dan PPn-Bm dan yang Dikecualikan?
D. Bagaimanakah Tarif PPN dan PPn-BM?
E. Bagaimanakah Dasar Hukum Pengenaann PPN dan PPn-BM?
F. Bagaimanakah Contoh dan Kasus Perhitungan PPN dan PPn-BM?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan utama penulisan makalah ini adalah sebagai bentuk konkret dari subbagian
kegiatan pengajaran pada matakuliah Perpajakan, sebagai salah satu bentuk penjabaran
kegiatan perkuliahan yang biasa disebut sebagai tugas yang sudah menjadi salah satu
kewajiban mahasiswa yang mengontrak matakuliah tersebut. Makalah ini pun disusun
dengan beberapa tujuan lain diantaranya:
1. Mengumpulkan teori-teori serta PPN dan PPn-BM pada pustaka yang kami lakukan;
2. Untuk memberikan gambaran terhadap kasus PPN dan PPn-BM;
3. Untuk lebih mempelajari dan memahami dari kajian yang penulis paparkan;
BAB II PEMBAHASAN

A Pengertian PPN dan PPnBM


Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas :
a. Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh
pengusaha.
b. Impor Barang Kena Pajak.
c. Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh
pengusaha.
d. pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di
dalam Daerah Pabean.
e. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean.
f. Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak.
g. Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak, dan
h. Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak.
Berdasarkan undang-undang yang berlaku di Indonesia, Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah (PPnBM) merupakan pajak yang dikenakan pada barang yang
tergolong mewah yang dilakukan oleh produsen (pengusaha) untuk menghasilkan atau
mengimpor barang tersebut dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya.

B. Tarif PPN dan PPnBM


1. Pajak Pertambahan Nilai

a. Tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 11% (sebelas persen).

b. Tarif Pajak Pertambahan Nilai atas ekspor Barang Kena Pajak adalah 0% (nol

persen).

c. Dengan Peraturan Pemerintah, tarif pajak sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dapat diubah menjadi serendah-rendahnya 5% (lima persen) dan setinggi-

tingginya 15% (lima belas persen).

2. Pajak Penjualan atas Barang Mewah

a. Tarif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah adalah paling rendah 10% (sepuluh

persen) dan paling tinggi 75% (tujuh puluh lima persen).

b. Atas ekspor Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah dikenakan pajak

dengan tarif 0% (nol persen)


C. Dasar Hukum Pengenaan PPN dan PPnBM
1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang

dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa

kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000 yang tetap

dinamakan Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai 1984.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 143 Tahun 2000 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 24

Tahun 2002 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang

Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang

Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang

Nomor 18 Tahun 2000.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 144 Tahun 2000 tentang Jenis Barang dan Jasa yang

Tidak Dikenakan Pajak Pertambahan Nilai.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 145 Tahun 2000 tentang Kelompok Barang Kena

Pajak yang Tergolong Mewah yang Dikenakan Pajak Penjualan atas Barang

Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 12 Tahun 2006.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 146 Tahun 2000 tentang Impor dan atau Penyerahan

Barang Kena Pajak Tertentu dan atau Penyerahan Jasa Kena Pajak Tertentu yang

Dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana telah beberapa

kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2003.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2001 tentang Impor dan atau Penyerahan

Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis yang Dibebaskan dari

Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2007.


D. Contoh dan Kasus Soal Perhitungan PPN dan PPnBM
PT. Munirah adalah PKP yang bergerak di bidang penjualan elektronik di Makassar. Selama

bulan Juli 2014 melakukan transaksi sebagai berikut :

• Penjualan langsung ke konsumen sebanyak Rp. 1.400.000.000

• Penyerahan barang elektronik kepada Pemkot Makassar sebesar Rp. 440.000.000

(sudah termasuk PPN)

• Menyumbangkan ke panti asuhan 1 buah TV seharga Rp. 4.000.000 termasuk

keuntungan sebesar Rp. 400.000

• Membangun gudang elektronik seluas 500 meter persegi di kawasan pergudangan

sendiri Rp. 350.000.000

Selanjutnya terdapat transaksi tambahan selama bulan Juli sebagai berikut :

• Mengimpor barang elektronik dari amerika seharga US$ 100.000; Asuransi US$

1.000; ongkos angkut ke Makassar US$ 2.000. bea masuk sebesar 10% dari CIF

dan bea masuk tambahan sebesar 4% dari CIF (belum memiliki API dan barang

elektronik tersebut termasuk barang mewah dengan tarif 30%; diasumsikan kurs

pajak terhadap US$ adalah Rp. 7.200

• Membeli sebuah mobil box pengangkut barang seharga Rp. 220.000.000 dan

sebuah mobil sedan untuk direktur sebesar Rp. 330.000.000 (harga kedua

kendaraan tersebut sudah termasuk PPN)


Diminta :

1. Hitung PPN dan PPnBM atas transaksi di atas

2. Berapakah PPN yang harus disetor ?

Pembahasan :

a. Penjualan langsung ke konsumen sebanyak Rp. 1.400.000.000

PPN = 11% x 1.400.000.000

= Rp. 154.000.000 (PPN keluaran)

b. Penyerahan barang elektronik kepada Pemkot Makassar sebesar Rp. 440.000.000

(sudah termasuk PPN)

DPP = 100/110 x 440.000.000

= Rp. 400.000.000

PPN = 11% x 400.000.000

= Rp. 44.000.000 (PPN Keluaran)

c. Menyumbangkan ke panti asuhan 1 buah TV seharga Rp. 4.000.000 termasuk

keuntungan sebesar Rp. 400.000

DPP = 4.000.000 – 400.000

= Rp. 3.600.000

PPN = 11% x 3.600.000

= Rp. 396.000 (PPN keluaran)

d. Membangun gudang elektronik seluas 500 meter persegi di kawasan pergudangan

sendiri Rp. 350.000.000

DPP = 20% x 350.000.000


= Rp. 70.000.000

PPN = 11% x 70.000.000

= Rp. 7.700.000 (PPN keluaran)

Transaksi tambahan selama bulan Juli :

1. Cost = US$ 100.000 x Rp. 7.200 = Rp. 720.000.000

Insurance = US$ 1.000 x Rp. 7.200 = Rp. 7. 200.000

Freight = US$ 2.000 x Rp. 7.200 = Rp 14.400.000

TOTAL CIF (cost + insurance + freight) = Rp. 741.600.000

Bea masuk (10% dari CIF) = Rp. 74.160.000

Bea masuk tambahan (4% dari CIF) = Rp. 29.664.000

Nilai Impor (CIF+bea masuk+bea tambahan) = Rp. 845.424.000

PPN = 11% x Nilai impor

= 11% x 845.424.000

= Rp. 92.996.640 (PPN masukan)

PPnBM = 30% x Nilai impor

= 30% x 845.424.000

= Rp. 253.627.200

2. Pembelian mobil box

DPP = 100/110 x 220.000.000

= Rp. 200.000.000

PPN = 11% x 200.000.000


= Rp. 22.000.000 (PPN masukan)

Pembelian mobil sedan untuk direktur

DPP = 100/110 x 330.000.000

= Rp. 300.000.000

PPN = 11% x 300.000.000

= Rp. 33.000.000

Catatan : karena perhitungan PPN ini adalah untuk Perusahaan maka,

pembelian mobil sedan untuk direktur tidak boleh dibebankan/dihitung

dalam penghitungan nilai PPN yang harus disetor nantinya.

Berapakah PPN yang harus disetor ?

PPN keluaran = Rp. 154.000.000 + Rp. 44.000.000 + Rp. 396.000 + Rp. 7.700.000

= Rp. 206.096.000

PPN masukan = Rp. 92.996.640 + Rp. 22.000.000

= Rp. 114.996.640

Jika PPN keluaran > PPN masukan maka disebut PPN kurang bayar. Namun, jika PPN

keluaran < PPN masukan maka disebut PPN lebih bayar.

Dalam kasus ini, PPN keluaran > PPN masukan maka :

PPN kurang bayar = Rp. 206.096.000 - Rp. 114.996.640


= Rp. 91.099.360

Jadi, PPN yang harus disetor oleh PT. Munirah adalah Rp. 91.099.360

Untuk bisa menghapus sejumlah barang sebagai objek PPnBM, pemerintah telah

merevisi aturan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 130/PMK.011/2013 tentang

Jenis Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Selain Kendaraan Bermotor yang Dikenai

Pajak Penjualan atas Barang Mewah, menjadi PMK Nomor 106/PMK.010/2015 seperti yang

diterima CNN Indonesia.

Aturan yang diteken Bambang pada 8 Juni 2015 tersebut telah mendapat pengesahan

dan tercatat di lembar negara oleh Kementerian Hukum dan HAM pada 9 Juni 2015 lalu.

Dalam peraturan itu, disebutkan peraturan pembebasan 33 objek barang mewah dari

pajak barang mewah (PPnBM) berlaku setelah 30 hari peraturan tersebut diundangkan.

Namun pemerintah masih tetap mengenakan pajak penjualan untuk barang yang

tergolong mewah selain kendaraan bermotor, berikut daftar barang yang tergolong mewah

beserta pengenaan tarifnya berdasarkan aturan anyar tersebut.

• Tarif 20 persen:

1. Kelompok hunian mewah seperti rumah mewah, apartemen, kondominium, town

house, dan sejenisnya.

2. Rumah dan town house dari jenis nonstrata title dengan luas bangunan 350

meterpersegi atau lebih.

3. Apartemen, kondominium, town house dari jenis strata title, clan senisnya

denganluas bangunan 150 meter persegi atau lebih.

• Tarif 40 persen:
1. Barang sejenis balon udara dan balon udara yang dapat dikemudikan, pesawat udara

lainnya tanpa tenaga penggerak.

2. Kelompok peluru senjata api dan senjata api lainnya (kecuali untuk keperluan negara)

3. Peluru dan bagiannya (tidak termasuk peluru senapan angin).

• Tarif 50 persen:

1. Kelompok pesawat udara selain yang tercantum dalam Lampiran II, kecuali untuk

keperluan negara atau angkutan udara niaga: Helikopter, pesawat udara dan

kendaraan udara lainnya.

2. Kelompok senjata api dan senjata api lainnya, kecuali untuk keperluan negara: a.

Senjata artileri

b. Revolver dan pistol

c. Senjata api (selain senjata artileri, revolver dan pistol) dan peralatan semacam itu

yang dioperasikan dengan penembakan bahan peledak.

• Tarif 75 persen:

1. Kelompok kapal pesiar mewah, kecuali untuk keperluan negara atau angkutan umum:

Kapal pesiar, kapal ekskursi, dan kendaraan air semacam itu terutama dirancang

untuk pengangkutan orang, kapal feri dari semua jenis, kecuali untuk kepentingan

negara atau angkutan umum.

2. Yacht, kecuali untuk kepentingan negara atau angkutan umum.


BAB III PENUTUP

A Kesimpulan
Pajak Pertambahan Nilao(PPN) adalah pajak yang dikenakan atas setipa pertambahan
nilai dari barang atau jasa dalam peredarannya dari produsen ke konsumen. PPN disebut
Value Added Tax (VAT) atau Goods and Serviece Tax (GST). PPN termasuk jenis pajak
tidak langsung, maksudnya pajak tersebut disetor oleh pihak lain (pedagang) yang bukan
penanggung pajak atau dengan kata lain, penanggung pajak (konsumen akhir) tidak
menyetor langsung pajak yang ia tanggung.

PPnBM merupakan jenis pajak yang merupakan suatu paket dalam UU Pajak
Pertambahan Nilai. Mekanisme pengenaan PPnBM ini sedikit berebda dengan PPN.
Daftar Pustaka

Siti Resmi. 2015. Perpajakan: Teori dan Kasus. Yogyakarta: Salemba Empat.
Miyatso, 1991. Struktur Pajak Penjualan Pertambahan Nilai. Yogyakarta : Liberty
Djuanda, Gustian & Irwansyah Lubis.2002.Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai Dan Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah.Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Mardiasmo. 2009. edisi revisi 2009. Perpajakan. Yogyakarta : ANDI OFFSET
Oyok Abuyamin. 2012. Perpajakan Pusat dan Daerah. Bandung : Humaniora.

Untung Sukardji. 2006. edisi revisi 2006. Pajak Pertambahan Nilai. Jakarta : Rajagrafindo
Persada.
Untung Sukardji. 2009. edisi revisi 2009. Pokok-Pokok Pajak Pertambahan. Nilai. Jakarta :
PT. Rajagrafindo Persada.
Muyasssarah 2008, , hukum pajak , teras : Yogyakarta
http://www.tarif.depkeu.go.id/Bidang/?bid=pajak&cat=ppn
http://www.online-pajak.com/id/berita-dan-tips/no-106-pmk010-2015 http://www.online-
pajak.com/id/berita-dan-tips/pajak-pertambahan-nilai-ppn
http://www.online-pajak.com/id/berita-dan-tips/pajak-penjualan-atas-barang-mewah-ppnbm

Anda mungkin juga menyukai