Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

TEORI PRODUKSI DAN TEORI BIAYA

Dosen Pengampuh:
Siti Diva Syarifah, SE., M.Ak

Di Susun Oleh:
Kelompok VI
Dinda Chairunisa Saputri
Muriana
Nuraziza S
Renaldi

INSTITUT ILMU SOSIAL DAN BISNIS ANDI


SAPADA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya yang telah memberikan kehendak dan keridhoan kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Ekonomi Manajerial
yakni dengan menyusun makalah yang membahas tentang “Teori Produksi dan
Teori Biaya”.
Dengan segala kerendahan hati, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam
penulisan dan penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Serta kami
menyadari bahwa makalah ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya dorongan dan
dukungan, bimbingan, serta saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
seluruh pihak yang telah membantu dalam proses penulisan dan penyusunan
makalah ini.
Akhir kata, penyusun mengucapkan terima kasih atas segala perhatiannya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Parepare, 05 Mie 2023

Penulis
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................................. i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Teori Biaya ............................................................................................... 3
B. Pengelompokkan Biaya ............................................................................ 3
C. Biaya Produksi Jangka Pendek ................................................................. 4
D. Biaya Produksi Jangka Panjang ............................................................... 5
E. Penentuan Biaya Produksi ........................................................................ 6
F. Menentukan Biaya Produksi .................................................................... 6
G. Bentuk – Bentuk Badan Usaha ................................................................. 8
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ...........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam dunia ekonomi modern, terutama mengenai makna biaya dan
produksi, menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan yang tidak bisa
dipisahkan layaknya uang keping logam yang memiliki dua muka yang
berbeda namun dalam satu kesatuan.
Seiring dengan berkembangnya ilmu teknologi, ilmu pengetahuan, dan
bertambahnya penduduk, memaksa kebutuhan hidup terus meningkat.
Pada saat ini Kebutuhan hidup tidak bisa diambil langsung dari alam, akan
tetapi harus diolah dahulu dengan cepat, efesien, dan harga terjangkau.
Keadaan ini dimanfaatkan dengan baik oleh sebagian orang untuk
memperoleh keuntungan. Akan tetapi, permintaan pasar berubah-ubah
sehingga menyulitkan perusahaan untuk melakukan kegiatan produksinya,
produk apa yang akan di produksi?. Namun dalam melakukan proses
produksi suatu barang, perusahaan seharusnya memperhatikan beberapa
hal sebelum melakukan produksi, salah satunya kekuatan finansial yang
mereka miliki, seperti biaya produksi. Biaya produksi merupakan proses
mengeluarkan pengorbanan yang biasanya dapat berupa uang atau
peralatan, agar produksi dapat dilaksanakan. Selain biaya produksi, ada
biaya-biaya lain Sedangkan biaya produksi terbagi menjadi dua
berdasarkan yang dikeluarkan yaitu biaya produksi eksplesit dan implisit.
Selain itu biaya produksi dapat dibagi dua pula berdasarkan jangka yaitu
jangka pendek dan jangka panjang.
Dalam kasus perusahaan besar yang memiliki aset yang cukup banyak,
dalam melakukan proses produksi tentu sudah ada perhitungan yang
matang seperti jumlah variabel, bunga, sewa tanah, gaji pegawai, jumlah
produk yang harus diproduksi supaya memperoleh keuntungan.
Oleh sebab itu penulis menulis sebuah makalah yang bertajuk
“Biaya Produksi”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan
rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apa saja jenis – jenis biaya ?
2. Apa yang dimaksud dengan biaya produksi ?
3. Terdiri dari apa sajakah biaya produksi ?
4. Hubungan antara titik impas dengan biaya produksi ?
C. Tujuan Masalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan
tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1. Jenis – jenis biaya.
2. Pengertian apa yang dimaksud dengan biaya produksi.
3. Unsur – unsur biaya produksi.
4. Penerapan perhitungan dalam proses produksi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Biaya
Biaya merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan dalam
menjalankan usahanya. Hal ini disebabkan biaya sangat menentukan
keuntungan yang akan diperoleh perusahaan.
Biaya adalah semua pengeluaran yang dapat diukur dengan uang, baik
yang telah, sedang maupun yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan
suatu produk.
Ilmu yang mempelajari masalah-masalah biaya adalah Akuntansi
Biaya. Akuntasnsi biaya pada perusahaan berhubungan dengan tugas-tugas
: mencatat, mengklasifikasikan, mengintrespestasikan, menyajikan dan
mengendalikan biaya dari proses produksi.
Dalam konsep ini ada biaya eksplisit dan biaya implisit.Biaya eksplisit
adalah biaya-biaya yang secara eksplisit terlihat,terutama melalui laporan
keuangan.Contoh biaya eksplisit adalah biaya listrik, telepon,
air,pembayaran gaji buruh, dan gaji karyawan.Biaya implisit adalah biaya
yang tidak terlihat, yaitu biaya penyusutan seperti mesin atau bangunan
yang sudah digunakan cukup lama. .
Setiap perusahaan harus dapat menghitung biaya produksi agar dapat
menetapkan harga pokok barang yang dihasilkan. Untuk menghitung biaya
produksi, terlebih dahulu harus dipahami pengertiannya.

B. Pengelompokkan Biaya
Menerut keterlibatan biaya dalam produk dapat digolongkan:
 Biaya Bahan Langsung
a. Biaya bahan langsung = biaya yang timbul dari pemakaian
semua bahan-bahan yang menjadi bagian dari produk jadi.
Contohnya telor dan terigu dalam pembuatan kue.
b. Biaya buruh langsung = biaya yang dikeluarkan untuk
pekerja yang ikut terlibat dalam kegiatan proses produksi..
contoh upah untuk operator mesin.
c. Biaya overhead pabrik = seluruh biaya produksi selain
biaya bahan langsung dan biaya buruh pabrik.
Biaya-biaya diatas merupakan konsep dasar dari unsur dari biaya.
d. Biaya tak langsung pabrik = biaya yang terjadi dipabrik
anatara lain:
 Biaya bahan tak Langsung = biaya dari semua
bahan-bahan yang tidak menjadi bagian dari suatu
produk, tetapi diperlukan dalam pengolahan bahan
menjadi barang. Contoh : pengelasan dalam
pembuatan mobil.
 Biaya buruh tak langsung = biaya yang dikeluarkan
untuk pekerja yang ada dipabrik atau diluar pabrik,
tetapi tidak langsung dalam proses pembuatan suatu
produk. Contoh : gaji untuk pekerja perawatan
mesin.
e. Biaya komersial = biaya tak langsung yang tidak terjadi di
pabrik. Biaya ini terdiri dari :
 Biaya Penjualan = pengeluaran yang dilakukan
dalam rangkaian kegiatan penjualan suatu produksi.
Seperti biaya promosi dan iklan.
 Biaya admintrasi = pengeluaran yang dilakukan
untuk mendukung kegiatan-kegiatan pabrik.
 Biaya keuangan = biaya yang berhubungan dengan
perolehan dana untuk oprasi
perusahaan misalnya bunga.

C. Biaya Produksi Jangka Pendek


Jangka waktu dimana sebagian faktor produksi tidak dapat di tambah
jumlahnya. Biaya produksi dalam jangka pendek antara lain.
1) Dalam hubungannya dengan tujuan biaya
Yaitu jangka waktu dimana perusahaan telah dapat menambah
faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses
produksi. .Dalam biaya produksi jangka pendek ditinjau dari
hubungannya dengan produksi di bagi mejadi 2 yaitu:
a. Biaya Langsung (direct cost)
Biaya Langsung merupakan biaya-biaya yang dapat
diidentifikasi secara langsung pada suatu proses tertentu
ataupun output tertentu.
b. Biaya tidak Langsung (indirect cost)
Biaya Tidak Langsung merupakan biaya-biaya yang tidak
dapat diidentifikasi secara langsung pada suatu proses tertentu
atau output tertentu.
2) Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.
a. Biaya Total (TC)
Biaya total merupakan jumlah keseluruhan biaya produksi
yang dikeluarkan perusahaan yang terdiri dari biaya tetap dan
biaya variabel. Biaya total merupakan jumlah anara biaya
variabel dan biaya tetap. TC = FC + VC.
b. Biaya Variabel (VC)
Biaya variabel merupakan biaya yang berubah secara linier
sesuai dengan volume output operasi perusahaan. Sebagai
contoh adalah bahan baku.
c. Biaya Tetap (FC)
Biaya tetap merupakan biaya yang tidak berubah mengikuti
tingkat produksi. Sebaga contoh sewa tanah, biaya abondemen,
dan biaya pemiliharaan pajak.

D. Biaya Produksi Jangka Panjang


Sebagaimana telah dikemukakan dalam konsep produksi jangka
panjang, bahwa dalam produksi jangka panjang semua input diperlakukan
sebagai input variabel. Jadi, tidak ada input tetap. Maka dalam konsep
biaya jangka panjang semua biaya dianggap sebagai biaya variabel
(variabel cost), tidak ada biaya tetap. Dalam jangka panjang, perusahaan
dapat menambah semua faktor-faktor produksi yang akan digunakan oleh
perusahaan. Jangka panjang, yaitu jangka waktu di mana semua faktor
produksi dapat mengalami perubahan, yaitu jumlah daripada faktor-faktor
produksi yang digunakan oleh perusahaan dapat ditambah apabila memang
dibutuhkan. Faktor-faktor produksi tersebut adalah: faktor pasar, faktor
bahan mentah, faktor fasilitas angkutan, dan faktor tenaga kerja.
a) Biaya Total (jangka panjang)
adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi seluruh
output dan semuanya bersifat variabe. LTC = LVC dimana
LTC(long run total cost) dab LVC (long run variabel cost).
b) Biaya Marjinal
adalah tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak
satu unit. Perubahan biaya total adalah sama dengan perubahan
biaya variabel. LMC=ΔLVC/ΔQ dimana LMC(long run margin
cost) Q(output).

E. Penentuan Biaya Produksi


1. Biaya historis : yaitu penentuan biaya produk dengan mengumpulkan
semua biaya yang telah terjadi dan diperhitungkan setelah operasi
pembuatan produk selesai.
2. Biaya sebelum pembuatan : suatu cara penentuan biaya pembuatan produk
sebelum produk tersebut dibuat.
Biaya ini terbagi atas :
a. Biaya anggaran : berdasarkan kegiatan masa lalu dan perkiraan
kegiatan pada masa yang direncanakan.
b. Biaya standar : berdasarkan standar-standar pelaksanaan yang telah
ditetapkan sebelumnya.

Harga pokok standar : harga pokok yang telah ditentukan sebelum proses
produksi dilaksanakan.
Tujuannya adalah :
1. Pengendalian biaya dan jika memungkinkan menguranginya.
2. Pengukuran efesiensi.
3. Penyederhanaan prosedur pembiayaan.
4. Penilaian persediaan.
5. Penentuan harga jual.
Cara penentuan biaya standar :
1. Berdasarkan rata-rata biaya yang terjadi pada masa lalu.
2. Berdasarkan biaya terendah yang terjadi pada masa lalu.
3. Berdasarkan biaya yang berasal dari anggaran pada suatu kondisi
operasi yang normal.
4. Berdasarkan biaya ideal yang terjadi pada efesiensi maksimum.
5. Berdasarkan biaya yang dapat dicapai pada kondisi
operasi yang baik.

F. Menentukan Biaya Produksi


A. Contoh:
Harga jual hasil produksi PT. “X” sebesar 20.425. dengan data – data
biaya yang dikeluarkan adalah sebagai berikut :

Bahan baku yang digunakan Awal tahun Akhir tahun


Departemen A 2.400 1.300
Tarif upah langsung pada Dept. A 4, 10/jam 4, 10/jam
Jam kerja yang terjadi pada Dept. A 600 400
Tarif upah langsung pada Dept. B 4,00/jam 400
Jam kerja yang terjadi pada Dept. B 300 140
Jam mesin pada Dept. B 200 120
Overhead pabrik Dept A (perjam
buruh langsung)
Overhead pabrik Dept. B (perjam 2,00 2,00
mesin
1,80 1,80

Biaya pemasaran dan administrasi yang dibebankan oleh perusahaan sebesar 25 %


dari harga pokok produksi.
Tentukan biaya total produksi serta persentasi margin.

Jawab:
BAHAN LANGSUNG

Tanggal Departemen Biaya Biaya Total


1 Januari A 2.400
31 Desember A 1.300
3.700

BURUH LANGSUNG

Tanggal Departemen Jam Upah/Jam Biaya Biaya Total


1 Januari A 600 4,10 2.460
1 Januari B 300 4,00 1.200
31 Desember A 400 4,10 1.640
31 Desember B 140 4,00 560
5.860

OVERHEAD PABRIK

Tanggal Dept Dasar Jam Biaya/DP Biaya Biaya


Pengenaan (DP) Total
1 Januari A /Jam Buruh 600 2,00 1.200
1 Januari B /Jam Mesin 200 2,00 360
31 Desember A /Jam Buruh 400 1,80 800
31 Desember B /Jam Mesin 120 1,80 216
2.576
Bahan Langsung 3.700
Buruh Langsung
Dept. A 4.100
Dept. B 1.760
5.860
9.560
Overhead Pabrik
Dept. A 2.000
Dept. B 576
2.576
Biaya Total Produksi 12.136

Biaya pemasaran & adm 25% x 12.136 = 3.034


Maka biaya yang di keluarkan oleh perusahaan:
12.136 + 3.034 = 15.170
Harga jual produksi oleh perusahaan
20.425
Laba yang diperoleh perusahaan:
20.425 – 15.170 = 5.255
Presentasi margin yang diperoleh perusahaan sebesar:
(5.255/20.425) x 100% = 25,73 %

G. Bentuk – Bentuk Badan Usaha


Usaha bisnis dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk. Di Indonesia
kita mengenal 3 macam bentuk baan yaitu :
1. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
2. Badan Usaha Milik Swasta
3. Koperasi

Pembagian atas tiga bentuk Badan Usaha tersebut bersumber dari Undang
– Undang 1945 khususnya pasal 33. Dalam pasal tersebut terutang adanya
Konsep Demokrasi Ekonomi bagi perekonomian Negara. Di mana dalam
Konsep Demokrasi Ekonomi ini terdapat adanya kebebasan berusaha bagi
seluruh warga negaranya dengan batas – batas tertentu. Hal ini berati
bahwa segenap warga negara Republik Indonesia diberikan kebebasan
dalam menjalankan untuk kegiatan bisnisnya. Hanya saja kebebasan itu
tidaklah tak ada batasnya, akan tetapi kebebasan tersebut ada batasanya.
Adapun batas – batas tertentu itu meliputi dua macam jenis usaha, dimana
tehadap kedua jenis usaha ini pihak swasta dibatasi gerak usahanya. Kedua
jenis usaha itu adalah :
a. Jenis – jenis usaha yang VITAL yaitu usaha – usaha yang memiliki
peranan yang
sangat penting bagi perekonomian negara. Misalnya saja : minyak dan gas
bumi, baja,
hasil pertambngan, dan sebagainya.
b. Jenis – jenis usaha yang menguasai hajat hidup orang banyak.
Misalnya saja : usaha
perlistrikan, air minum. Kereta api, pos dan telekomunikasi dan
sebagainya.
Terhadap kedua jenis usaha tersebut pengusahaannya dibatasi yaitu bahwa
usaha – usaha ini hanya boleh dikelola Negara.

1. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)


BUMN adalah semua perusahaan dalam bentuk apapun dan bergerak
dalam bidang usaha apapun yang sebagian atau seluruh modalnya
merupakan kekayaan Negara, kecuali jika ditentukan lain berdasarkan
Undang-undang.
BUMN adalah bentuk bentuk badan hukum yang tunduk pada segala
macam hukum di Indonesia. Karena perusahaan ini milik negara, maka
tujuan utamanya adalahvmembanguun ekonomi sosial menuju beberapa
bentuk perusahaan pemerintah, baik pusat maupun daerah.
Ciri-ciri utama BUMN adalah :
 Tujuan utama usahanya adalah melayani kepentingan umum
sekaligus mencari keuntungan.
 Berstatus badan hukum dan diatur berdasarkan Undang-undang.
 Pada umumnya bergerak pada bidang jasa-jasa vital.
 Mempunyai nama dan kekayaan serta bebas bergerak untuk
mengikat suatu perjanjian, kontrak serta hubungan-hubungan
dengan pihak lainnya.
 Dapat dituntut dan menuntut, sesuai dengan ayat dan pasal dalam
hukum perdata.
 Seluruh atau sebagian modal milik negara serta dapat memperoleh
dana dari pinjaman dalam dan luar negeri atau dari masyarakat
dalam bentuk obligasi.
 Setiap tahun perusahaan menyusun laporan tahunan yang memuat
neraca dan laporan rugi laba untuk disampaikan kepada yang
berkepentingan.
BUMN digolongkan menjadi 3 jenis yaitu :
a. Perusahaan Jawatan (Perjan)
Perusahaan ini bertujuan pelayanan kepada masyarakat dan bukan
semata-mata mencari keuntungan.
b. Perusahaan Umum (Perum)
Perusahan ini seluruh modalnya diperoleh dari negara. Perum
bertujuan untuk melayani masyarakat dan mencari keuntungan
c. Perusahaan Perseroan (Persero)
Perusahaan ini modalnya terdiri atas saham-saham. Sebagian
sahamnya dimiliki oleh negara dan sebagian lagi dimilik oleh pihak swasta
dan luar negeri.

2. Badan Usaha Milik Swasta


Bentuk badan usaha ini adalah badan usaha yang pemiliknya
sepenuhnya berada ditangan individu atau swasta. Yang bertujuan untuk
mencari keuntungan sehingga ukuran keberhasilannyajuga dari
banyaknyakeuntungan yang diperoleh dari hasil usahanya. Perusahaan ini
sebenarnya tidakalah selalu bermotif mencari keuntungan semata tetapi
ada juga yang tidak bermotif mencari keuntungan. Contoh : perusahan
swasta yang bermotif nir-laba yaitu Rumah Sakit, Sekolahan, Akademik,
dll.
Bentuk badan usaha ini dapat dibagi kedalam beberapa macam :

a. Perseorangan
Bentuk ini merupakan bentuk yang pertama kali muncul di bidang
bisnis yang paling sederhana, dimana dalam hal ini tidak terdapat
pembedaan pemilikan antara hal milik pribadi dengan milik perusahaan.
Harta benda yang merupakan kekayaan pribadi sekaligus juga merupakan
kekayaan perusahaan yang setiap saat harus menanggung utang – utang
dari perusahaan itu.
Bentuk badan usaha semacam ini pada umumnya terjadi pada perusahaan
– perusahaan kecil, misalnya bengkel kecil, toko pengecer kecil, kerajinan,
serta jasa dll.
Keuntungan – keuntungan dari bentuk Perseorangan ini adalah :
- Penguasaan sepenuhnya terhadap keuntungan yang diperoleh.
- Motivasi usaha yang tinggi.
- Penanganan aspek hukum yang minimal.
Kekurangan – kekurangan dari bentuk Perseorangan ini adalah :
- Mengandung tanggung jawab keuangan tak terbatas
- Keterbatasan kemampuan keuangan.
- Keterbatasan manajerial.
- Kontinuitas kerja karyawan terbatas

b. Firma
Bentuk ini merupakan perserikatan atau kongsi ataupun persatuan
dari beberapa pengusaha swasta menjadi satu kesatuan usaha bersama.
Perusahaan ini dimiliki oleh beberapa orang dan pimpin atau dikelola oleh
beberapa orang pula.
Tujuan perserikatan ini adalahuntuk menjadikan usahanya menjadi lebih
besar dan lebih kuat dalam permodalannya.
Bentuk ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang sama dengan bentuk
Perseorangan, akan tetapi karena Firma ini adalah gabungan dari beberapa
usaha perseorangan maka kontinuitas akan lebih lama, kemampuan
permodalannya akan lebih menjadi besar. Akan tetapi tidak jarang dengan
bergabungnya dua orang pengusaha itu justru mengakibatkan perselisihan
yang kadang – kadang usahanya menjadi tak terkontrol dengan baik
karena sering terjadi konflik antar keduanya.

c. Perserikatan Komanditer (CV)


Bentuk ini banyak dilakukan untuk mempertahankan kebaikan – kebaikan
dari bentuk perseorangan yang memberikan kebebasan dan penguasaan
penuh bagi pemiliknya atas keuntungan yang diperoleh oleh perusahan.
Disamping itu untuk menghilangkan atau mengurangi kejelekan dalam hal
keterbatasan modal yang dimilikinya maka diadakanlah penyertaan modal
dari para anggota yang tidak ikut aktif mengelola bisnisnya, yang hanya
menyertakaan modalnya saja dalam bisnis itu.
Bentuk ini memiliki dua macam anggota yaitu :
- Anggota aktif (Komanditer Aktif) adalah anggota yang aktif
menjalankan usaha bisnisnya dan menanggung segala utang-utang
perusahaan.
- Anggota tidak aktif (Komanditer Diam) adalah anggota yang hanya
menyertakan modalnya saja. Maka dari itu kertabatas modal perusahaan
dapat dihindarkan, sehingga perusahaan akan dapat mencari dan
mendapatkan modal yang lebih besar untuk keperluan bisnisnya. Hal ini
merupakan salah satu kebaikan dari bentuk Perserikatan Komanditer,
dibandingkan dengan bentuk – bentuk lain yang sudah dibicarakan diatas.

d. Perseroan Terbartas (PT)


Perseroan Terbatas merupakan bentuk yang banyak dipilih, terutama
untuk bisnis – bisnis yang besar. Bentuk ini memberikan kesempatan
kepada masyarakat luas untuk menyertakan modalnya kedalam bisnis
tersebut dengan cara membeli saham yang dikeluarkan oleh Perusahaan
itu. Dengan membeli saham suatu perusahaan masyarakat akan menjadi
ikut serta memiliki perusahaan itu atau dengan kata lain mereka menjadi
Pemilik Perusahaan tersebut. Atas pemilikan saham itu maka mereka para
pemegng saham itu lalu berhak memperoleh pembagian laba atau Deviden
dari perusahaan tersebut. Para pemegang saham itu mempunyai tanggung
jawab yang terbatas pada modal yang disertakan itu saja dan tidak ikut
menanggunng utang – utang yang dilakukan oleh perusahaan.
Perseroan Terbatas ini akan menjadi suatu Badan Hukum tersendiri yang
berhak melakukan tindakan – tindakan bisnis terlepas dari pemegang
saham. Bentuk ini berbeda dengan bentuk yang terdahulu yang memiliki
tanggung jawab tak terbatas bagi para pemiliknya, yang artinya para
pemilik akan menanggung seluruh utang yang dilakukan oleh perusahaan.
Berarti apabila kekayaan perusahaan maka kekayaan pribadi dari para
pemiliknya ikut menanggung utang tersebut. Dengan semacam itu
tanggung jawab renteng. Lain halnya dengan bentuk PT dimana dalam
bentuk ini tanggung jawab pemilik atau pemegang saham adalah terbatas,
yaitu sebatas modal yang disetorkannya. Kekayaan pribadi pemilik tidak
ikut menanggung utang – utang perusahaan. Oleh karena itu bentuk ini
disebut Perseroan Terbatas (Naamlose Venootschaap/NV).
Kelebihan-kelebihan bentuk ini adalah :
- Memiliki masa hidup yang terbatas.
- Pemisahan kekayaan dan utang – utang pemilik dengan kekayaan dan
utang-utang perusahaan.
- Kemampuan memperoleh modal yang sangat luas.
- Penggunaan manajer yang profesional.
e. Yayasan
Yayasan adalah bentuk organisasi wasta yang didirikan untuk tujuan sosial
kemasyarakatanyang tidak berorientasipada keuntungan. Misalnya
Yayasan Panti Asuhan, Yayasan yang mengelola Sekolahan Swasta,
Yayasan Penderita Anak Cacat dll.

3. Koperasi
Koperasi adalah usaha bersama yang memiliki organisasi berdasarkan
atas azaz kekeluargaan . Koperasi bertujuan untuk menyejahterahkan
anggotanya. Dilihat dari lingkunganyya koperasi dabat dibagi menjadi:
1. Koperasi Sekolah
2. Koperasi Pegawai Republik Indonesia
3. KUD
4. Koperasi Konsumsi
5. Koperasi Simpan Pinjam
6. Koperasi Produksi
Prinsip koperasi :
- Keanggotaan bersifat suka rela
- Pengelolaan bersifat demokratis
• Lembaga Keuangan
Dalam dunia keuangan bertindak selaku lembaga yang menyediakan
jasa keuangan bagi nasabahnya, dimana pada umumnya lembaga ini diatur
oleh regulasi keuangan dari pemerintah. Bentuk umum dari lembaga
keuangan ini adalah termasuk perbankan, building society (sejenis
koperasi di Inggris) , Credit Union, pialang saham, aset manajemen, modal
ventura, koperasi, asuransi, dana pensiun, dan bisnis serupa lainnya.
Di Indonesia lembaga keuangan ini dibagi kedalam 2 kelompok yaitu
lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank (asuransi,
pegadaian, perusahaan sekuritas, lembaga pembiayaan, dll).
• Bentuk Kerjasama (Gabungan/Ekspansi)
- Bentuk Penggabungan Perusahaan

Lingkungan Perusahaan yaitu seluruh faktor-faktor yang ada diluar


Perusahaan yang dapat menimbulkan peluang yang lebih atau ancaman
terhadap perusahaan tersebut

Bentuk-bentuk Penggabungan:
> Trust
> Kartel
> Merger
> Holding company
> Concern
> Corner dan ring
> Syndicat
> Joint venture
> Production sharing
> Waralaba ( franchise )

- Bentuk Pengkhususan Perusahaan


Ada 4 bentuk yaitu :
1. Spesialisasi
2. Trust/Kartel
3. Holding Company
4. Joint Venture

Pengkonsentrasian Perusahaan

1. Trust
Trust merupakan suatu bentuk penggabungan / kerjasama perusahaan
secara horisontal untuk membatasi persaingan, maupun rasionalisasi dalam
bidang produksi dan penjualan. Perusahaan-perusahaan yang ingin
melakukan trust menyerahkan saham-sahamnya kepada Trustee (orang
kepercayaan) untuk menerbitkan sertifikat sahamnya.

2. Holding Company
Holding Company / Perusahaan Induk yaitu perusahaan yang berbentuk
Corporation yang menguasai sebagian besar saham dari beberapa
perusahaan lain. Dalam hal ini status perusahaan lain akan menjadi
perusahaan anak dan kebijakan perusahaan anak akan ditentukan oleh
Holding (Induk). Holding Company bisa terbentuk karena terjadinya
penggabungan secara vertikal maupun horisontal. Contoh Astra
International, PT. Dharma Inti Utama.

3. Kartel
Kartel adalah bentuk kerjasama perusahaan-perusahaan dengan
produksi barang dan jasa sejenis yang didasarkan perjanjian bersama
untuk mengurangi persaingan.
Kartel dibagi dalam beberapa bentuk :

4. Sindikasi
Sindikasi dalah bentuk perjanjian kerjasama antara beberapa orang
untuk melaksanakan suatu proyek. Sindikasi juga dapat melakukan
perjanjian sindikasi untuk memusatkan penjualan pada satu lokasi tertentu,
disebut sindikasi penjualan. Ada juga sindikasi perbankan (beberapa bank
bersindikasi untuk membiayai suatu proyek yang besar)

5. Concern
Concern adalah suatu bentuk penggabungan yang dilakukan baik secara
horisontal maupun vertikal dari sekumpulan perusahaan Holding. Concern
dapat muncul sebagai akibat dari satu perusahaan yang melakukan
perluasan usaha secara horisontal ataupun vertikal melalui pendirian
perusahaan baru.
Dengan concern, penarikan dana untuk anak perusahaan dapat dilakukan
melalui induk perusahaan yang kedudukannya di pasar modal lebih kuat
dibandingkan bila anak perusahaan beroperasi sendiri-sendiri di pasar
modal.

6. Joint Venture
Merupakan perusahaan baru yang didirikan atas dasar kerjasama antara
beberapa perusahaan yang berdiri sendiri. Tujuan utama pembentukan
perusahaan joint venture ini adalah untuk memenuhi kebutuhan
komunikasi selular bagi segmen yang sering bepergian untuk menikmati
layanan yang friendly (ramah) dan biaya yang efisien, dimana pelanggan
akan merasakan layanan di luar negeri seperti layanan selular di negara
sendiri. Aktivitas pokok Bridge adalah mengembangkan suatu proses
koordinasi regional dimana seluruh pelanggan dapat menikmati layanan
selular regional yang ditawarkan oleh salah satu operator yang masuk
dalam grup Bridge.

7. Trade Association
yaitu persekutuan beberapa perusahaan dari suatu cabang perusahaan
yang sama dengan tujuan memajukan para anggotanya dan bukan mencari
laba.
Contoh: APKI (Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia, ASIRI (Asosiasi
Industri Rekaman Indonesia)
8. Gentlement’s Agreement
Persetujuan beberapa produsen dalam daerah penjualan dengan maksud
mengurangi persaingan diantara mereka.

- Cara-Cara Penggabungan / Penyatuan Usaha


1. Consolidation / Konsolidasi
adalah penggabungan beberapa perusahaan yang semula berdiri sendiri-
sendiri menjadi satu perusahaan baru dan perusahaan lama ditutup

2. Merger
Dengan melakukan merger, suatu perusahaan mengambil alih satu atau
beberapa PT lainnya. PT yang diambil alih tersebut dibubarkan dan
modalnya menjadi modal PT yang mengambil alih. Para pemegang saham
PT yang dibubarkan menjadi pemegang saham PT yang mengambil alih.

3. Aliansi Strategi
Aliansi stategi adalah kerja sama antara dua atau lebih perusahaan
dalam rangka menyatukan keunggulan yang mereka miliki untuk
menghadapi tantangan pasar dengan catatan kedua perusahaan tetap
berdiri sendiri-sendiri.
Contoh ; PT. A yang bergerak dalam bidang properti melakukan aliansi
strategi dengan PT. B yang mempunyai keunggulan dalam peralatan untuk
membangun konstruksi.Telkomsel melakukan aliansi strategis dengan
enam operator selular di Asia Pasifik telah menandatangi kesepakatan
pembentukan perusahaan joint venture yang dinamakan Bridge Mobile
Alliance (Bridge).

4. Akuisisi
Akuisisi adalah pengambilalihan sebagian saham perusahaan oleh
perusahaan lain dan perusahaan yang mengambil alih menjadi holding
sedangkan perusahaan yang diambil alih menjadi anak perusahaan dan
tetap beroperasi seperti sendiri tanpa penggantian nama dan kegiatan.
Akuisisi sering digunakan untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan
baku atau jaminan produk akan diserap oleh pasar. Contoh : Aqua
diakuisisi oleh Danone, Pizza Hut oleh Coca-Cola, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan uraian bab sebelumnya penulis dapat mengemukan simpulan sebagai
berikut.
1. Yang dimaksud dengan biaya produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan
(pengorbanan) meliputi pembelian bahan mentah, mesin, upah pegawai, dan perawatan agara
proses produksi dapat berjalan.
2. Biaya produksi dapat dibedakan berdaskan bentuk pengeluarnya dan janga waktunya.
Berdasarkan jangka waktunya biaya produksi dapat dibedakan menjadi dua yaitu biaya
produksi jangka panjang dan biaya produksi jangka pendek, sedangkan berdasrkan bentuk
pengeluarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu biaya implisit dan biaya ekplisit.
3. Selain biaya produksi ada macam-macam biaya yang harus dikeluarkan oleh suatu
perusahaan agar prduknya laku dipasaran anatara lain biaya admintrasi, biaya pemasaran, dan
biaya keuangan.
4. Break event point (BEP) atau titik impas merupakan dimana keadaan suatu usaha tidak
mengalami rugi dan tidak mengalami keuntungan. Bila menggunakan pendekatan grafik
BEP, titik impas terjadi pada perpotongan antara income(pemasukan) dan cost.
5. Usaha bisnis dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk. Di Indonesia kita mengenal 3
macam bentuk baan yaitu :
• Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
• Badan Usaha Milik Swasta.
• Koperasi.
DAFTAR PUSTAKA
Firdausriza (2010). Makalah Teori biaya produksi [Online]. Tersedia:
http://lanicitraagustini.blogspot.com/2012/03/teori-biaya-produksi.html
Ani Pinayani, Modul Kewirausahaan SMK: Memilih Bentuk Usaha dan Perijinan,
Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan, 2004
Hesti Maheswari, Studi Kelayakan Bisnis, Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas
Mercubuana, Jakarta, 2011
Kartika Sari, Elsi., Simangunsong, Advendi, Hukum Dalam Ekonomi, PT.
Gramedia Widiasarana
Indonesia, Jakarta, 2007
M.Fuad, dkk, Pengantar Bisnis, Edisi ketiga, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
2006
Solihin, Ismail, Pengantar Bisnis: Pengenalan Praktis dan Studi Kasus, Edisi
Pertama, Kencana
Prenada Media Grup, Jakarta, 2006
Suliyanto, Studi Kelayakan Bisnis: Pendekatan Praktis, Edisi Pertama, Andi,
Yogyakarta, 2010.
http://id.wikipedia.org
http://chandraardiansyah45.blogspot.co.id/2013/04/makalah-teori-produksi-dan-
biaya.html

Anda mungkin juga menyukai