1 Latar Belakang
Gaji dan upah adalah komponen biaya yang secara rutin terjadi dalam penyelenggaraan
perusahaan dan sangat penting, karena berkaitan dengan motivasi karyawan. Pada perusahaan yang
bergerak di sektor jasa, gaji dan upah merupakan biaya yang paling dominan. Untuk memudahkan
pelaksanaan administrasinya maka diperlukan suatu sistem, yaitu sistem akuntansi gaji dan upah.
Gaji dan upah adalah komponen biaya yang secara rutin terjadi dalam penyelenggaraan
perusahaan dan sangat penting, karena berkaitan dengan motivasi karyawan. Pada perusahaan yang
bergerak di sektor jasa, gaji dan upah merupakan biaya yang paling dominan. Untuk memudahkan
pelaksanaan administrasinya maka diperlukan suatu sistem, yaitu sistem akuntansi gaji dan upah.
Gaji dan upah merupakan bagian dari kompensasi-kompensasi yang paling besar yang diberikan
perusahaan sebagai balas jasa kepada karyawannya. Dan bagi karyawan ini merupakan nilai hak dari
prestasi mereka, juga sebagai motivator dalam bekerja.
Sedangkan bagi perusahaan jasa. gaji dan upah merupakan komponen biaya yang mempunyai
dampak besar dalam mempengaruhi laba, sehingga harus terus menerus diawasi pengelolaannya.
PEMBAHASAN
Menurut Mulyadi bahwa pengertian Akuntansi Biaya ialah proses pencatatan, penggolongan,
peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk jasa dengan cara-cara tertentu serta
penafsiran terhadapnya.
Abdul Halim mengemukakan definisi akuntansi biaya adalah "Akuntansi biaya adalah akuntansi
yang membicarakan tentang penentuan harga pokok (cost) dari suatu produk yang diproduksi (atau
dijual di pasar) baik untuk memenuhi pesanan dan pemesan maupun untuk menjadi persediaan barang
dagangan, yang akan dijual". Sedangkan menurut R. A. Supriyono dalam bukunya Akuntansi Biaya,
bahwa "Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen untuk
memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis serta menyajikan informasi biaya dalam
bentuk laporan biaya". Jadi akuntansi biaya merupakan penentuan harga pokok suatu produk dengan
melakukan suatu proses pencatatan, penggolongan dan penyajian transaksi biaya secara sistematis serta
menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya.
Dari definisi di atas, jelaslah bahwa fungsi akuntansi biaya adalah sebagai alat informasi bagi
seorang pimpinan dalam rangka pengambilan keputusan. Disamping itu, dikemukakan juga bahwa
akuntansi biaya pada umumnya identik dengan manajerial dan sebagai alat bagi seorang manajer dalam
merencanakan dan mengontrol serta mengevaluasi kegiatan perusahaan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka biaya-biaya yang terjadi di dalam perusahaan harus dicatat
dan digolongkan sedemikian rupa, sehingga jelas yang mana biaya langsung dan biaya tak langsung yang
termasuk biaya produksi dan apa saja yang merupakan biaya non produksi, dengan demikian
memungkinkan untuk menentukan harga pokok atau menetapkan biaya produksi secara baik dan teliti.
Akuntansi biaya bukanlah tujuan tetapi merupakan alat dari manajemen untuk berbagai tujuan dan
keperluan yang dibutuhkan manajemen termasuk pengawasan dan penekanan biaya produk yang
dihasilkan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa akuntansi biaya itu sendiri dapat membantu
manajemen dalam mengambil keputusan mengenai:
2. Pengendalian biaya.
3. Pengendalian data biaya bagi pengambilan keputusan khusus, perumusan kebijaksanaan dan
perencanaan jangka panjang.
Tujuan atau manfaat lain akuntansi biaya adalah menyediakan salah satu informasi yang
diperlukan oleh manajemen dalam mengelola perusahaan, yaitu:
1. Perencanaan dan Pengendalian Laba. Akuntansi biaya menyediakan informasi atau data biaya
masa lalu yang diperlukan untuk menyusun perencanaan, dan selanjutnya atas dasar
perencanaan tersebut, biaya dapat dikendalikan dan akhirnya pengendalian dapat dipakai
sebagai umpan balik untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
2. Penentuan Harga Pokok Produk atau Jasa. Penetapan harga pokok akan dapat membantu dalam:
a. Penilaian persediaan baik persediaan barang jadi maupun barang dalam proses.
b. Penetapan harga jual terutama harga jual yang didasarkan kontrak, walaupun tidak
selamanya penentuan harga jual berdasarkan harga pokok penetapan laba.
c. Menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk menghitung nilai persediaan dan harga
pokok penjualan.
Sistem akuntansi biaya (cost system) dapat dikelompokkan menjadi dua sistem yaitu:
Yaitu sistem pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan yang dihasilkan sesuai
dengan harga pokok yang sesungguhnya dinikmati. Pada sistem ini. harga pokok produksi baru
dapat dihitung pada akhir periode setelah biaya sesungguhnya dikumpulkan.
2.5 Ancaman, dan Prosedur Pengendalian dalam Sistim Akuntansi Biaya Adapun ancaman prosedur
pengendalian dalam sistim akuntansi biaya ini adalah:
Kegiatan produksi yang tidak diotorisasi akan berakibat pada pasokan barang yang terlalu berlebih
untuk kebutuhan jangka pendek, dan oleh karena itu menciptakan persoalan potensi arus kas karena
sumberdaya perusahaan terikat dalam persediaan. Produksi yang terlalu banyak juga menaikan risiko
dimilikinya barang yang menjadi usang, baik usang secara fisik maupun usang secara teknologi.
Kelebihan atau kekurangan produksi dapat dicegah dengan perencanaan produksi yang lebih akurat.
Perbaikan ini mensyaratkan adanya peramalan penjualan, data tentang persediaan, dan informasi dari
siklus pendapatan dan siklus pengeluaran yang akurat dan terkini.
2. Pencurian atau Perusakan Persediaan Barang dan Aktiva Tetap
Pencurian barang dan aktiva tetap merupakan ancaman utama bagi perusahaan manufaktur.
Selain itu pencurian aktiva tetap dapat pula dapat pula menyebabkan pelaporan aktiva tetap yang
terlalu tinggi, sehingga menyebabkan analisis kinerja keuangan tidak akurat dan dalam hal persediaan
barang, menyebabkan produksi terlalu rendah (underproduction). Pencurian barang dan aktiva tetap
merupakan ancaman utama bagi perusahaan manufaktur. Selain itu pencurian aktiva tetap dapat pula
dapat pula menyebabkan pelaporan aktiva tetap yang terlalu tinggi, sehingga menyebabkan analisis
kinerja keuangan tidak akurat dan dalam hal persediaan barang, menyebabkan produksi terlalu rendah
(underproduction).
Pencatatan dan pemrosesan data aktivitas produksi yang tidak akurat dapat menurunkan
efektivitas penjadwalan produksi dan memperlemah kemampuan manajemen dalam memantau dan
mengendalikan kegiatan operasi atau produksi. Sebagai contoh, tidak akuratnya data biaya dapat
berakibat ketidak tepatan keputusan tentang jenis produk apa yang harus dibuat dan penetapan harga
jual. Prosedur pengendalian terbaik untuk menjamin bahwa entry data akurat adalah mengotomasikan
pengumpulan data dengan menggunakan mesin pembaca kode bar, mesin pembaca badge, dan
sejenisnya. Alternatif lainnya adalah digunakannya terminal on-line untuk memasukkan data. Selain itu
dapat juga digunakan password dan identifikasi pemakai untuk membatasi akses hanya untuk karyawan
yang sah saja.
4. Kehilangan Data
Kehilangan data produksi menghambat pemantauan persediaan barang dan aktiva tetap, dan
mempersulit penjaminan bahwa manufaktur dilaksanakan secara efektif dan efisien.oleh karena itu
catatan persediaan barang dan produk dalam proses harus dilindungi dari kemungkinan hilang atau
rusak, baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
Inefisiensi kegiatan produksi dapat menyebabkan kenaikan biaya. Persoalan biaya kualitas juga
menaikan biaya dan bahkan mengurangi peluang penjualan dimasa mendatang. Dengan demikian,
aktivitas produksi harus dipantau secara ketat dan dilakukan tindakan segera jika terjadi penyimpangan
terhadap standar yang telah ditetukan sebelumnya. Sistem informasi akuntansi dapat membantu
mengendalikan efisiensi dan kualitas dengan cara menyusun laporan kinerja, selain berisi perbandingan
antara anggaran dan realisasi, juga disajikan hasil pengukuran throughput (total unit diproduksi/waktu
pemrosesan) x (produk sempurna /total unit)) dan pengendalian kualitas.