Anda di halaman 1dari 15

SAHAM DAN VALUASINYA

Dosen Pengampuh:
Siti Diva Syarifah Lukman, SE., M. Ak

Di Susun Oleh :
Kelompok 1
Dhea Zalsa Camila (0920202105003)
Altiara (0920202105001)

INSTITUT ILMU SOSIAL DAN BISNIS ANDI SAPADA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah
memberikan kehendak dan keridhoan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Pengantar Bisnis dan Manajemen yakni dengan menyusun makalah yang membahas
tentang”Saham dan Valuasinya”.

Dengan segala kerendahan hati, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan dan
penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Serta kami menyadari bahwa makalah ini tidak
dapat diselesaikan tanpa adanya dorongan dan dukungan, bimbingan, serta saran dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
seluruh pihak yang telah membantu dalam proses penulisan dan penyusunan makalah ini.

Akhir kata, penyusun mengucapkan terima kasih atas segala perhatiannya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Parepare,23 september 2023

Penulis

DAFTAR ISI
SAMPUL.........................................................................................................................

KATA PENGANTAR.........................................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG....................................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................................
C. TUJUAN PEMBAHASAN...........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Saham...................................................................................................
B. Hak Hukum dan Fasilitas Pemegang Saham............................................................
C. Jenis-Jenis Dari Saham Biasa...................................................................................
D. Valuasi Saham Biasa................................................................................................
E. Saham Dengan Pertumbuhan Konstan....................................................................
F. Tingkat Pemgembalian Yang Diharapkan Dari Saham Dengan Pertumbuhan Konstan
G. Cara Melakukan Valuasi Saham yang Diharapkan Tumbuh Dengan Tingkat Non-Konstan
H. Cara Melakukan Valuasi Perusahaan Secara Keseluruhan......................................
I. Pengertian Ekulibrium Pasar Saham........................................................................
J. Pengertian saham preferen.....................................................................................

BAB III PENUTUP

Kesimpulan...........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini kehidupan sangat berkembang pesat, terutama dalam hal perekonomian.
Banyak inovasi-inovasi yang dilakukam manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Hal tersebut
dikarenakan setiap manusia memerlukan harta guna mencukupi kebutuhan dalam
kehidupannya. Salah satu inovasi yang dilakukan adalah melalui kegiatan investasi di pasar
modal, khususnya saham.
Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrument finansial yang
mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan menerbitkan saham,
memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pendanaan jangka panjanguntuk
‘menjual’ saham dengan imbalan uang tunai. Para pembeli saham membayarkan uang pada
perusahaan melalui bursa efek dan mereka menerima sebuah sertifikat saham sebagai bukti
kepemilikan mereka atas saham-saham dan kepemilikan mereka dicatat dalam daftar saham
perusahaan. Para pemilik saham dari sebuah perusahaan merupakan pemilik-pemilik yang
disahkan secara hokum dan berhak untuk mendapatkan bagian dari laba yang diperoleh
perusahaan dalam bentuk deviden.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan saham?
2. Bagaimanakah hak hukum dan fasilitas pemegang saham?
3. Apakah jenis-jenis saham biasa?
4. Bagaiamanakah valuasi saham biasa?
5. Bagaimanakah saham dengan pertumbuhan konstan?
6. Bagaimanakah tingkat pengembalian yang diharapkan dari saham dengan pertumbuhan
konstan?
7. Bagaimana cara melakukan valuasi saham yang diharapkan tumbuh dengan tingkat non-
konstan?
8. Bagaimana cara melakukan valuasi perusahaan secara keseluruhan?
9. Apa yang dimaksud ekulibrium pasar saham?
10. Apakah yang dimaksud dengan saham preferen?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian saham.
2. Mahasiswa dapat mengetahui hak hukum dan fasilitas pemegang saham.
3. Mahasiswa dapat mengetahui jenis- jenis dari saham biasa.
4. Mahasiswa dapat mengetahui valuasi saham biasa.
5. Mahasiswa dapat mengetahui saham dengan pertumbuhan konstan.
6. Mahasiswa dapat mengetahui tingkat pengembalian yang diharapkan dari saham dengan
pertumbuhan konstan.
7. Mahasiswa dapat mengetahui cara melakukan valuasi saham yang diharapkan tumbuh
dengan tingkat non- konstan.
8. Mahasiswa dapat mengetahui cara melakukan valuasi perusahaan secara keseluruhan.
9. Mahasiswa dapat mengetahui ekulibrium pasar saham.
10. Mahasiswa dapat mengetahui saham preferen.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan
dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang
menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat
berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang
ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2001:5).

B. Hak Hukum dan Fasilitas Pemegang Saham


Pemegang saham biasa adalah pemilik perusahaan dan mereka memiliki hak dan fasilitas
tertentu.
a. Kendali atas Perusahaan
Pemegang saham biasa suatu perusahaan berhak memilih para direkturnya, selanjutnya
memilih pengurus yang akan mengelola usaha. Dalam suatu perusahaan kecil, pemegang saham
utama umumnya juga sebagai presiden dan ketua dewan direksi. Dalam perusahaan besar
terbuka, manajer umumnya memiliki saham, tetapi kepemilikan pribadi tersebut biasanya tidak
cukup untuk memberikan mereka hak suara. Jadi manajemen dari kebanyakan perusahaanyang
dimiliki publik dapat diganti oleh pemegang saham jika tim manajemen tersebut dinilai tidak
efektif.
Peraturan federal dan negara bagian mengatur pelaksanaan hak yang dimiliki oleh para
pemegang saham. Pertama, perusahaan harus melakukan pemilihan direksi secara berkala,
biasanya satu kali dalam setahun dengan pengambilan suara yang dilakukan pada rapat
tahunan. Sering kali, sepertiga direksi dipilih setiap tahun untuk masa jabatan tiga tahun.
Pemegang saham dapat hadir dalam rapat tahunan dan memberikan suara secara langsung,
tetapi mereka umumnya memindahkan hak mereka untuk memberikan suara kepada orang lain
melalui mandat (proxy). Mandat (proxy) yaitu suatu dokumen yang memberikan wewenang
kepada seseorang untuk bertindak atas nama orang lain, umumnya kekuasaan untuk
memberikan suara atas dasar saham biasa.

b. Hak Preemptive
Pemegang saham biasa sering kali memiliki hak yang disebut hak preemptive (preemptive
right) untuk membeli setiap tambahan saham yang dijual oleh perusahaan. Hak preemptive
merupakan suatu ketentuan dalam anggaran dasar perusahaan yang memberikan hak kepada
pemegang saham biasa untuk membeli emisi baru saham biasa. Tujuan hak preemptive ada dua
yaitu:
• Mencegah manajemen suatu perusahaan menerbitkan saham tambahan dalam jumlah
besar dan membeli sendiri saham- saham tersebut.
Manajemen akibatnya dapat mengambil alih kendali perusahaan dan mengalahkan kehendak
para pemegang saham saat ini.
• Melindungi pemegang saham dari pendilusian nilai. Misalnya beredar 1.000 lembar saham
biasa yang harganya masing- masing adalah $100 sehingga total nilai pasar perusahaan adalah
$100.000. Jika dijual tambahan 1.000 lembar saham dengan harga $50 per lembar atau sebesar
$50.000, penambahan ini akan mengakibatkan total niali pasar naik menjadi $150.000. Ketika
total nilai pasar yang baru dibagi dengan jumlah saham beredar yang baru akan diperoleh nilai
sebesar $75 per lembar saham. Pemegang saham lama akan kehilangan $25 per lembar saham
dan pemegang saham baru akan langsung mendapatkan laba sebesar $25 per lembar saham.
Jadi menjual saham biasa dengan harga di bawah nilai pasar akan mendilusi harganya dan
memindahkan kekayaan pemegang saham saat ini pada pihak yang diperkenankan untuk
membeli saham baru.

C. Jenis-Jenis Saham Biasa


Meskipun sebagian besar perusahaan hanya memiliki satu jenis saham biasa, terkadang
digunakan saham terklasifikasi (classified stock) untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan
khusus. Biasanya ketika digunakan klasifikasi khusus, satu jenis akan disebut Kelas A, jenis
lainnya disebut sebagai Kelas B, dan seterusnya. Perusahaan kecil yang baru berdiri sedang
mencari pendanaan dari sumber- sumber luar sering kali menggunakan jenis saham biasa yang
berbeda- beda. Misalnya, ketika Genetic Concepts masuk bursa baru- baru ini, saham Kelas A
perusahaan dijual kepada publik dan membayarkan dividen, tetapi saham ini tidak memiliki hak
suara selama lima tahun. Saham Kelas B perusahaan, yang dipertahankan oleh para
penyelenggara perusahaan, memiliki hak suara penuh selama lima tahun. Namun ketentuan
hukum menyatakan bahwa saham Kelas B tidak dapat menerima dividen sampai perusahaan
mampu menciptakan kekuatannya untuk menghasilkan laba dengan mengumpulkan laba
ditahan sampai jumlah yang telah ditentukan sebelumnya. Akibatnya, penggunaan saham yang
terklasifikasi memungkinkan publik mengambil posisi dalam perusahaan yang tumbuh dan
didanai secara konservatif tanpa mengorbankan labanya. Sementara itu pendiri perusahaan
mempertahankan kendali penuh selama tahap- tahap awal perkembangan perusahaan yang
sangat penting. Pada waktu yang bersamaan, investor luar terlindungi dari penarikan dana
secara berlebihan oleh pemilik asli perusahaan. Kejadian seperti itu sering terjadi, maka saham
kelas B disebut juga sebagai saham pendiri. Saham pendiri merupakan saham yang dimiliki oleh
para pendiri perusahaan yang memiliki satu- satunya hak suara, tetapi dividennya dibatasi
selama beberapa tahun yang telah ditentukan.

D. Valuasi Saham Biasa


Saham biasa mencerminkan andil kepemilikan dalam suatu perusahaan. Namun, bagi
investor pada umumnya, selembar saham biasa hanyalah selembar kertas yang dicirikan dengan
dua fitur berikut ini:
1. Saham biasa memberikan hak atas dividen kepada pemiliknya, tetapi hanya jika perusahaan
memiliki laba yang cukup untuk membayar dividen dan manajemen memilih untuk
membayarkan dividen daripada mempertahankan dan menginvestigasi kembali seluruh laba.
Jika obligasi memiliki janji untuk membayar bunga, saham biasa tidak memeberikan janji seperti
itu- jika anda memiliki saham, anda dapat berharap akan menerima dividen tetapi harapan
tersebut pada kenyataannya tidak terjadi.
2. Saham dapat dijual dan harapannya dengan harga yang lebih tinggi daripada harga belinya. Jika
saham ternyata dijual pada harga diatas harga belinya maka investor akan menerima
keuntungan modal (capital gain). Biasanya, etika membeli saham biasa, seseorang berharap
akan menerima keuntungan modal karena jika tidak, ia tidak akan membeli saham tersebut.
Namun, pada kenyataannya ia bisa saja mendapatkan kerugian modal, bukan keuntungan
modal.

E. Saham Dengan Pertumbuhan Konstan


Dalam banyak hal, aliran dividen diharapkan tumbuh pada tingkat yang konstan. Maka
persamaannya adalah:
Perhitungan terakhir dalam persamaan (9-2) tersebut disebut dengan model pertumbuhan
konstan (constant growth model) atau model Gordon dari Myron J. Gordon, orang yang
mengembangkan dan mempopulerkan model tersebut. Model pertumbuhan konstan adalah
model yang digunakan untuk mencari nilai saham dengan pertumbuhan konstan.

Dividen dan Pertumbuhan Laba


Pertumbuhan dividen terjadi karena pertumbuhan dalam laba per saham (earning per share
atau EPS). Pertumbuhan laba itu sendiri berasal dari sejumlah faktor seperti (1)jumlah laba yang
dipertahankan dna diinvestasikan kembali oleh perusahaan, (2)tingkat pengembalian yang
diterima perusahaan atas ekuitasnya (ROE) dan (3)inflasi. Berbicara tentang inflasi, jika output
(dalam unit) stabil, tetapi harga jual dan biaya input naik mengikuti tingkat inflasi, maka EPS juga
akan tumbuh mengikuti tingkat inflasi. Bahkan tanpa inflasi, EPS juga akan tumbuh karena laba
yang diinvestasikan kembali atau ditanamkan kembali. Jika seluruh laba perusahaan tidak
dibayarkan sebagai dividen (dengan kata lain, jika sebagian labanya ditahan), jumlah dollar
investasi dibalik setiap saham lama kelamaan akan naik sehingga menyebabkan pertumbuhan
laba dan dividen.
Meskipun nilai suatu saham diturunkan dari dividen yang diharapkan, ini bukan berate
perusahaan dapat meningkatkan harga saham hanya dengan meningkatkan dividen. Pemegang
saham berkepantingan dengan seluruh dividen, baik dividen saat ini maupun yang diharapkan
akan diterima di masa depan. lebih jauh terdapat pertukaran antara dividen saat ini dengan
dividen masa depan. perusahaan yang membayarkan sebagian labanya saat ini sebagai dividen
sudah jelas tidak banyak menahan dan menginvestasilkan kembali ke dalam usahanya sehingga
hal tersebut dapat mengurangi laba dan dividen di masa depan.
Perusahaan seharusnya memilih perusahaan yang menahan labanya sehingga
menyebayarkan dividen saat ini dalam jumlah yang lebih kecil, jika perusahaan memiliki peluang
investasi yang sangat menguntungkan. Namun, mereka seharusnya memilih agar perusahaan
membayarkan labanya jika peluang investasi yang ada ternyata kurang baik. Pajak juga
memegang peranan karena keuntungan modal akan dikenakan pajak kemudian, sementara
dividen langsung pajak. Jadi, hal ini munngkin menyebabkan preferensi untuk menahan laba dan
memprioritaskan pertumbuhan dibandingkan dengan membayarkan dividen sekarang.

Kapan Model Pertumbuhan Konstan Dpat Digunakan?


Model pertumbuhan konstan merupakan model yang paling tepat bagi perusahaan yang sudah
mapan dengan riwayat pertumbuhan dan ekspektasi masa depan yang stabil. Tingkat
pertumbuhan yang diharapkan untuk perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain bisa
sedikit variasi, tetapi dividen bagi perusahaan yang mapan sering kali diharapkan akan tumbuh
di masa depan dengan tingkat yang sama seperti nilai nominal produk domestic bruto (PDB
nyata ditambah inflasi). Atas dasar ini, kita mungkin berharap dividen suatu perusahaan rata-
rata atau “normal” akan tumbuh pada tingkat 5 hingga 8 persen per tahun.
Persamaan (9-2) cukup umum untuk menangani kasus saham dengan pertumbuhan nol (zero
growth stock) di mana dividen diharapkan akan tetap konstan dari waktu ke waktu. Saham
dengan pertumbuhan nol adalah saham biasa yang dividennya di masa depan diperkirakan tidak
akan mengalami pertumbuhan sama sekali, yaitu nilai g = 0.

F. Tingkat Pengambilan Yang Diharapkan Dari Saham Dengan Pertumbuhan Konstan


Untuk mencari tingkat pengembalian yang diharapkan dapat digunakan rumus:
Keterangan:
rs = tingkat pengembalian yang diharapkan
D1 = imbal hasil dividen yang diharapkan
P0
g = tingkat pertumbuhan atau imbal hasil keuntungan modal yang diharapkan

Untuk saham dengan pertumbuhan konstan, berlaku kondisi- kondisi berikut ini:
1. Imbal hasil dividen yang diharapkan adalah konstan
2. Dividen diharapkan akan tumbuh selama- lamanya dengan tingkat yang konstan (g)
3. Harga saham diharapkan akan tumbuh pada tingkat yang sama
4. Imbal hasil keuntungan modal yang diharapkan juga konstan dan nilainya sama dengan g.

G. Melakukan Valuasi Saham Yang Diharapkan Tumbuh Dengan Tingkat Non-Konstan


Mengasumsikan dividen akan tumbuh dengan tingkat yang konstan bukanlah sesuatu yang
tepat bagi banyak perusahaan karena perusahaan umumnya akan melewati siklus hidup di mana
setiap siklus akan mengalami tingkat pertumbuhan yang berbeda-beda. Pada tahun-tahun awal,
perusahaan umumnya tumbuh jauh lebih cepat dibandingkan perekonomian secara
keseluruhan, kemudian menyamai pertumbuhan ekonomi, dan pada akhirnya tumbuh dengan
tingkat yang lebih lambat dari perekonomian.
Pertumbuhan supernormal atau pertumbuhan non-konstan merupakan bagian dari siklus
hidup perusahaan di mana pertumbuhan berlangsung jauh lebih cepat daripada perekonomian
secara keseluruhan.

Figur 9-2 mengilustrasikan pertumbuhan non-konstan dan membandingkannya dengan


pertumbuhan yang normal, nol, dan negatif. Dalam figur, deviden perusahaan dengan
pertumbuhan supernormal diharapkan akan tumbuh pada tingkat 30% selama tiga tahun,
selanjutnya tingkat pertumbuhan diharapkan turun menjadi 8%, tingkat rata-rata yang
diasumsikan untuk perekonomian.

H. Melakukan Valuasi Perusahaan Secara Keseluruhan


Sejauh ini, kita telah membahas pendekatan dividen yang didiskontokan untuk melakukan
valuasi atas saham biasa suatu perusahaan. Prosedur ini digunakan secara luas, tetapi prosedur
ini didasarkan atas asumsi bahwa analisis dapat meramalkan dividen di masa depan dengan
cukup baik. Hal ini sering kali berlaku bagi perusahaan yang sudah mapan dan memiliki riwayat
pembayaran dividen yang stabil. Model ini juga dapat diterapkan pada perusahaan yang sedang
tidak membayarkan dividen.

Kita dapat menggunakan suatu pendekatan alternatif, model valuasi korporat atau total
perusahaan, yaitu suatu model valuasi yang digunakan sebagai alternatif bagi model
pertumbuhan dividen dalam menentukan nilai suatu perusahaan, khususnya perusahaan yang
tidak memiliki riwayat pembayaran dividen atau merupakan anak dari perusahaan lain yang
lebih besar. Pertama, model ini akan menghitung arus kas bebas perusahaan, kemudian
menghitung nilai sekarangnya untuk menentukan nilai perusahaan.

Model tersebut digunakan untuk menilai perusahaan dalam situasi dimana dividen masa
depan tidak dapat diramalkan dengan mudah. Bayangkan suatu perusahaan yang baru berdiri
dibentuk untuk mengembangkan dan memasarkan suatu produk baru. Perusahaan seperti ini
umumnya diharapkan akan memiliki nilai penjualan yang rendah selama tahun-tahun pertama
saat perusahaan tersebut mengembangkan dan memasarkan produknya. Kemudian jika produk
tersebut mulai dikenal, penjualan akan tumbuh dengan pesat selama beberapa tahun.

Perusahaan-perusahaan kecil umumnya dapat meminjam dana dari bank mereka, tetapi bank
mensyaratkan agar rasio utang/ ekuitas tetap dipertahankan pada suatu tingkat yang wajar.
Artinya, ekuitas juga harus ditingkatkan. Namun, perusahaan kecil tidak memiliki atau hanya
memiliki sedikit akses ke pasar saham sehingga perusahaan tersebut biasanya mendapatkan
ekuitas baru dengan menahan labanya. Artinya, perusahaan tidak membayarkan atau hanya
sedikit membayarkan dividen selama bertahun-tahun di mana terjadi pertumbuhan pesat.
Namun, pada akhirnya, sebagian besar perusahaan yang berhasil memang akan membayar
dividen. Pertama, dividen tersebut akan tumbuh dengan pesat, tetapi kemudian melambat
seiring dengan makin matangnya perusahaan.

Model Valuasi Perusahaan


Nilai suatu perusahaan ditentukan oleh kemampuannya untuk menghasilkan arus kas, baik
saat ini maupun di masa depan. Jadi, nilai pasar dapat dinyatakan sebagai berikut:

Nilai pasar = V perusahaan = PV ekspektasi arus kas bebas perusahaan di masa depan

Keterangan:

FCFt = arus kas bebas pada tahun ke-t

WACC = rata- rata tertimbang biaya modal perusahaan

Arus kas bebas adalah arus kas masuk selama satu tahun dikurangi kas yang dibutuhkan
untuk mendanai tambahan asset yang dibutuhkan. Arus kas masuk akan sama dengan laba
operasi bersih setelah pajak (disebut pula NOPAT) ditambah beban non- kas (penyusutan dan
amortisasi) yang dikurangkan ketika kita menghitung NOPAT. Sementara itu, tambahan asset
yang dibutuhkan adalah pengeluaran modal ditambah tambahan bersih modal kerja.

Penyusutan dan amortisasi dapat dipindahkan dari variabel dalam kurung pertama ke
variabel dalam kurung kedua (dan diberikan tanda minus). Jadi, variabel pertama menjadi EBIT
(1-T) atau disebut NOBAT dan variabel kedua menjadi investasi baru bersih dalam modal
operasi.

FCF= NOPAT- Investasi baru bersih dalam modal operasi

Analisis menggunakan model dividen yang didiskontokan dan model perusahaan ketika
melakukan valuasi atas perusahaan yang mapan dan membayarkan dividen. Mereka umumnya
menggunakan model perusahaan ketika melakukan valuasi atas perusahaan yang tidak
membayarkan dividen dan divisi. Pada prinsipnya, kita seharusnya memperoleh nilai instrinsik
yang sama dari kedua model di atas, tetapi sering kali ditemukan perbedaan. Ketika terjadi
perbedaan, asumsi yang digunakan dalam model perusahaan perlu ditinjau ulang. Setelah analis
yakin asumsi tersebut cukup wajar, hasilnya akan digunakan.

Pada praktiknya, estimasi nilai instrinsik yang didasarkan atas kedua model ini biasanya
mengalami deviasi baik satu sama lain maupun dengan harga saham aktual. Hal itu
menyebabkan setiap analisis mendapatkan kesimpulan yang berbeda tentang seberapa atraktif
suatu saham tertentu. Makin baik analisis, maka makin sering valuasi analisis tersebut ternyata
terbukti benar. Namun, tidak seorang pun yang mampu membuat ramalan secara acak dan tidak
dapat diprediksi di masa depan.

Jika kita melakukan valuasi atas, katakanlah 100 perusahaan yang sudah mapan di mana
dividennya diperkirakan akan tumbuh dengan stabil di masa depan, kita mungkin akan
menggunakan model pertumbuhan dividen, bukan satu set penuh laporan keuangan performa
sehingga akan lebih layak jika kita menggunakan model dividen. Akan tetapi, jika kita hanya
mempelajari satu atau sedikit perusahaan, terutama perusahaan yang masih dalam tahap
petumbuhan yang tinggi dalam siklus hidupnya, kita akan memproyeksikan laporan keuangan
masa depan sebelum mengestimasikan dividen di masa depan. Kemudian, karena kita
seharusnya telah memproyeksikan laporan keuangan di masa depan, kita akan melanjutkan dan
menerapkan model total perusahaan. Intel, yang membayarkan dividen kuartalan sebesar 8 sen
dibandingkan laba kuartalan sebesar $1,24 merupakan satu contoh perusahaan dimana kedua
perusahaan merupakan model yang lebih tepat.

Jika kita ingin mengestimasi nilai suatu perusahaan yang belum pernah membayarkan dividen
seperti eBay, atau suatu perusahaan baru yang akan masuk bursa, atau divisi bahan kimia Kerr-
MrGee yang direncanakan akan dijual. Maka model yang digunakan sebaiknya adalah model
valuasi perusahaan.

I. Ekuilibrium Pasar Saham


Ekuilibrium merupakan suatu kondisi di mana ekspetasi tingkat pembalian suatu efek akan
sama dengan tingkat pengembalian yang diminta (ȓ = r) dan demikian pula denga P = P0 serta
harganya stabil. Dalam kondisi ekuilibrium terdapat dua persyaratan saling berhubugan yang
harus terjadi, yakni:
1. Ekspektasi tingkat pengembalian suatu saham seperti yang dinilai oleh investor marginal
harus sama dengan tingkat pengembalian yang diminta (ȓ = r).
2. Harga pasar saham actual harus sama dengan nilai instrinsiknya seperti yang diestimsikan
oleh investor marginal.

Investor marginal adalah investor representative yang tindakannya mencerminkan keyakinan


orang- orang yang saat ini memperjualbelikan saham. Investor marginal inilah yang menentukan
harga saham.

Harga saham tidaklah konstan, harga tersebut terkadang mengalami perubahan yang drastis.
Saham perusahaan basar akan cepat mengalami penyesuaian ketika posisi fundamental
perusahaan tersebut mengalami perubahan. Saham- saham seperti ini dipantau secara ketat
oleh sejumlah analis efek sehingga harga sahamnya juga akan ikut berubah setelah terjadi
perubahan. Akibat, jarang terjadi kondisi ekuilibrium pada saham, tingkat pengembalian yang
diharapkan dan diminta umumnya hanya mendekati. Harga saham pasti mengalami perubahan,
terkadang secara drastic dan sangat cepat. Namun, sebenarnya hal ini hanya mencerminkan
perubahan kondisi dan ekspektasi yang terjadi. Tentu saja, ada waktu dimana saham akan terus
bereaksi selama bebarapa bulan terhadap terungkapnya perkembangan yang menguntungkan
dan merugikan. Namun, ini bukan berarti menandakan suatu periode penyesuaian yang lama,
tetapi hanya menunjukkan bahwa pasar akan ikut menyesuaikan diri seiring dengan makin
banyaknya informasi yang tersedia tentang suatu situasi.

J. Saham Preferen
Saham Preferen merupakan suatu campuran (hybrid), saham ini mirip dengan obligasi dalam
beberapa hal dan dalam beberapa hal yang lain juga mirip dengan saham biasa. Sifat campuran
ini tampak jelas ketika kita mengelompokkan saham preferen sehubungan dengan obligasi dan
saham biasa. Seperti obligasi, saham preferen memiliki nilai nominal dan dividen dalam jumlah
tetap juga yang harus dibayar sebelum dividen dapat dibayarkan kepada saham biasa. Akan
tetapi, direktur dapat menghilangkan (atau “melewatkan”) dividen saham preferen tanpa harus
membuat bangkrut perusahaan. Jadi, meskipun saham preferen meminta dilakukannya
pembayaran dalam jumlah tetap seperti halnya obligasi, tidak melakukan pembayaran tersebut
tidak akan mengarah pada bangkrutnya perusahaan.

Saham preferen memberikan hak kepada pemiliknya atas pembayaran dividen secara rutin
dan dalam jumlah tetap. Jika pembayaran tersebut dilakukan untuk selama- lamanya, maka ini
merupakan suatu permasalahan perputuitas di mana nilainya, Vp, akan dihitung sebagai berikut:

Vp = Dp

rp

Keterangan:

Vp : nilai saham preferen

Dp : dividen saham preferen

rp : tingkat pengembalian yang diminta atas saham preferen.

Dalam kondisi ekuilibrium, tingkat pengembalian yang diharapkan (rp) harus sama dengan
tingkat pengembalian yang diminta (rp). Jadi, jika kita mengetahui harga saham preferen saat ini
dan dividennya, kita dapat menghitung tingkat pengembalian yang diharapkan berikut:

rp = Dp

Vp
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam
suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan
bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut.
Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.
Pemegang saham biasa adalah pemilik perusahaan dan mereka memiliki hak dan fasilitas tertentu, yakni
kendali atas perusahaan dan hak preemptive.

Saham dapat dibagi mejadi dua yakni saham biasa dan saham preferen. Jenis saham biasa meliputi
saham terklasifikasi dan saham pendiri. Valuasi saham adalah metode/ tata cara/ prosedur untuk
mendapatkan nilai atas saham dari suatu perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
F. Brigham, Eugene dan Joel F. Houston. 2013. Dasar- Dasar Manajemen Keuangan Edisi 11. Jakarta:
Salemba Empat.

http://coki002.wordpress.com/pengertian-saham-dan-jenis-jenis-saham/

Anda mungkin juga menyukai