Dosen Pengampuh:
Siti Diva Syarifah Lukman, SE., M. Ak
Di Susun Oleh :
Kelompok 1
Dhea Zalsa Camila (0920202105003)
Altiara (0920202105001)
Dengan segala kerendahan hati, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan dan
penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Serta kami menyadari bahwa makalah ini tidak
dapat diselesaikan tanpa adanya dorongan dan dukungan, bimbingan, serta saran dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
seluruh pihak yang telah membantu dalam proses penulisan dan penyusunan makalah ini.
Akhir kata, penyusun mengucapkan terima kasih atas segala perhatiannya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
SAMPUL.........................................................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................................
C. TUJUAN PEMBAHASAN...........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Saham...................................................................................................
B. Hak Hukum dan Fasilitas Pemegang Saham............................................................
C. Jenis-Jenis Dari Saham Biasa...................................................................................
D. Valuasi Saham Biasa................................................................................................
E. Saham Dengan Pertumbuhan Konstan....................................................................
F. Tingkat Pemgembalian Yang Diharapkan Dari Saham Dengan Pertumbuhan Konstan
G. Cara Melakukan Valuasi Saham yang Diharapkan Tumbuh Dengan Tingkat Non-Konstan
H. Cara Melakukan Valuasi Perusahaan Secara Keseluruhan......................................
I. Pengertian Ekulibrium Pasar Saham........................................................................
J. Pengertian saham preferen.....................................................................................
Kesimpulan...........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini kehidupan sangat berkembang pesat, terutama dalam hal perekonomian.
Banyak inovasi-inovasi yang dilakukam manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Hal tersebut
dikarenakan setiap manusia memerlukan harta guna mencukupi kebutuhan dalam
kehidupannya. Salah satu inovasi yang dilakukan adalah melalui kegiatan investasi di pasar
modal, khususnya saham.
Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrument finansial yang
mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan menerbitkan saham,
memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pendanaan jangka panjanguntuk
‘menjual’ saham dengan imbalan uang tunai. Para pembeli saham membayarkan uang pada
perusahaan melalui bursa efek dan mereka menerima sebuah sertifikat saham sebagai bukti
kepemilikan mereka atas saham-saham dan kepemilikan mereka dicatat dalam daftar saham
perusahaan. Para pemilik saham dari sebuah perusahaan merupakan pemilik-pemilik yang
disahkan secara hokum dan berhak untuk mendapatkan bagian dari laba yang diperoleh
perusahaan dalam bentuk deviden.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan saham?
2. Bagaimanakah hak hukum dan fasilitas pemegang saham?
3. Apakah jenis-jenis saham biasa?
4. Bagaiamanakah valuasi saham biasa?
5. Bagaimanakah saham dengan pertumbuhan konstan?
6. Bagaimanakah tingkat pengembalian yang diharapkan dari saham dengan pertumbuhan
konstan?
7. Bagaimana cara melakukan valuasi saham yang diharapkan tumbuh dengan tingkat non-
konstan?
8. Bagaimana cara melakukan valuasi perusahaan secara keseluruhan?
9. Apa yang dimaksud ekulibrium pasar saham?
10. Apakah yang dimaksud dengan saham preferen?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian saham.
2. Mahasiswa dapat mengetahui hak hukum dan fasilitas pemegang saham.
3. Mahasiswa dapat mengetahui jenis- jenis dari saham biasa.
4. Mahasiswa dapat mengetahui valuasi saham biasa.
5. Mahasiswa dapat mengetahui saham dengan pertumbuhan konstan.
6. Mahasiswa dapat mengetahui tingkat pengembalian yang diharapkan dari saham dengan
pertumbuhan konstan.
7. Mahasiswa dapat mengetahui cara melakukan valuasi saham yang diharapkan tumbuh
dengan tingkat non- konstan.
8. Mahasiswa dapat mengetahui cara melakukan valuasi perusahaan secara keseluruhan.
9. Mahasiswa dapat mengetahui ekulibrium pasar saham.
10. Mahasiswa dapat mengetahui saham preferen.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan
dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang
menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat
berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang
ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2001:5).
b. Hak Preemptive
Pemegang saham biasa sering kali memiliki hak yang disebut hak preemptive (preemptive
right) untuk membeli setiap tambahan saham yang dijual oleh perusahaan. Hak preemptive
merupakan suatu ketentuan dalam anggaran dasar perusahaan yang memberikan hak kepada
pemegang saham biasa untuk membeli emisi baru saham biasa. Tujuan hak preemptive ada dua
yaitu:
• Mencegah manajemen suatu perusahaan menerbitkan saham tambahan dalam jumlah
besar dan membeli sendiri saham- saham tersebut.
Manajemen akibatnya dapat mengambil alih kendali perusahaan dan mengalahkan kehendak
para pemegang saham saat ini.
• Melindungi pemegang saham dari pendilusian nilai. Misalnya beredar 1.000 lembar saham
biasa yang harganya masing- masing adalah $100 sehingga total nilai pasar perusahaan adalah
$100.000. Jika dijual tambahan 1.000 lembar saham dengan harga $50 per lembar atau sebesar
$50.000, penambahan ini akan mengakibatkan total niali pasar naik menjadi $150.000. Ketika
total nilai pasar yang baru dibagi dengan jumlah saham beredar yang baru akan diperoleh nilai
sebesar $75 per lembar saham. Pemegang saham lama akan kehilangan $25 per lembar saham
dan pemegang saham baru akan langsung mendapatkan laba sebesar $25 per lembar saham.
Jadi menjual saham biasa dengan harga di bawah nilai pasar akan mendilusi harganya dan
memindahkan kekayaan pemegang saham saat ini pada pihak yang diperkenankan untuk
membeli saham baru.
Untuk saham dengan pertumbuhan konstan, berlaku kondisi- kondisi berikut ini:
1. Imbal hasil dividen yang diharapkan adalah konstan
2. Dividen diharapkan akan tumbuh selama- lamanya dengan tingkat yang konstan (g)
3. Harga saham diharapkan akan tumbuh pada tingkat yang sama
4. Imbal hasil keuntungan modal yang diharapkan juga konstan dan nilainya sama dengan g.
Kita dapat menggunakan suatu pendekatan alternatif, model valuasi korporat atau total
perusahaan, yaitu suatu model valuasi yang digunakan sebagai alternatif bagi model
pertumbuhan dividen dalam menentukan nilai suatu perusahaan, khususnya perusahaan yang
tidak memiliki riwayat pembayaran dividen atau merupakan anak dari perusahaan lain yang
lebih besar. Pertama, model ini akan menghitung arus kas bebas perusahaan, kemudian
menghitung nilai sekarangnya untuk menentukan nilai perusahaan.
Model tersebut digunakan untuk menilai perusahaan dalam situasi dimana dividen masa
depan tidak dapat diramalkan dengan mudah. Bayangkan suatu perusahaan yang baru berdiri
dibentuk untuk mengembangkan dan memasarkan suatu produk baru. Perusahaan seperti ini
umumnya diharapkan akan memiliki nilai penjualan yang rendah selama tahun-tahun pertama
saat perusahaan tersebut mengembangkan dan memasarkan produknya. Kemudian jika produk
tersebut mulai dikenal, penjualan akan tumbuh dengan pesat selama beberapa tahun.
Perusahaan-perusahaan kecil umumnya dapat meminjam dana dari bank mereka, tetapi bank
mensyaratkan agar rasio utang/ ekuitas tetap dipertahankan pada suatu tingkat yang wajar.
Artinya, ekuitas juga harus ditingkatkan. Namun, perusahaan kecil tidak memiliki atau hanya
memiliki sedikit akses ke pasar saham sehingga perusahaan tersebut biasanya mendapatkan
ekuitas baru dengan menahan labanya. Artinya, perusahaan tidak membayarkan atau hanya
sedikit membayarkan dividen selama bertahun-tahun di mana terjadi pertumbuhan pesat.
Namun, pada akhirnya, sebagian besar perusahaan yang berhasil memang akan membayar
dividen. Pertama, dividen tersebut akan tumbuh dengan pesat, tetapi kemudian melambat
seiring dengan makin matangnya perusahaan.
Nilai pasar = V perusahaan = PV ekspektasi arus kas bebas perusahaan di masa depan
Keterangan:
Arus kas bebas adalah arus kas masuk selama satu tahun dikurangi kas yang dibutuhkan
untuk mendanai tambahan asset yang dibutuhkan. Arus kas masuk akan sama dengan laba
operasi bersih setelah pajak (disebut pula NOPAT) ditambah beban non- kas (penyusutan dan
amortisasi) yang dikurangkan ketika kita menghitung NOPAT. Sementara itu, tambahan asset
yang dibutuhkan adalah pengeluaran modal ditambah tambahan bersih modal kerja.
Penyusutan dan amortisasi dapat dipindahkan dari variabel dalam kurung pertama ke
variabel dalam kurung kedua (dan diberikan tanda minus). Jadi, variabel pertama menjadi EBIT
(1-T) atau disebut NOBAT dan variabel kedua menjadi investasi baru bersih dalam modal
operasi.
Analisis menggunakan model dividen yang didiskontokan dan model perusahaan ketika
melakukan valuasi atas perusahaan yang mapan dan membayarkan dividen. Mereka umumnya
menggunakan model perusahaan ketika melakukan valuasi atas perusahaan yang tidak
membayarkan dividen dan divisi. Pada prinsipnya, kita seharusnya memperoleh nilai instrinsik
yang sama dari kedua model di atas, tetapi sering kali ditemukan perbedaan. Ketika terjadi
perbedaan, asumsi yang digunakan dalam model perusahaan perlu ditinjau ulang. Setelah analis
yakin asumsi tersebut cukup wajar, hasilnya akan digunakan.
Pada praktiknya, estimasi nilai instrinsik yang didasarkan atas kedua model ini biasanya
mengalami deviasi baik satu sama lain maupun dengan harga saham aktual. Hal itu
menyebabkan setiap analisis mendapatkan kesimpulan yang berbeda tentang seberapa atraktif
suatu saham tertentu. Makin baik analisis, maka makin sering valuasi analisis tersebut ternyata
terbukti benar. Namun, tidak seorang pun yang mampu membuat ramalan secara acak dan tidak
dapat diprediksi di masa depan.
Jika kita melakukan valuasi atas, katakanlah 100 perusahaan yang sudah mapan di mana
dividennya diperkirakan akan tumbuh dengan stabil di masa depan, kita mungkin akan
menggunakan model pertumbuhan dividen, bukan satu set penuh laporan keuangan performa
sehingga akan lebih layak jika kita menggunakan model dividen. Akan tetapi, jika kita hanya
mempelajari satu atau sedikit perusahaan, terutama perusahaan yang masih dalam tahap
petumbuhan yang tinggi dalam siklus hidupnya, kita akan memproyeksikan laporan keuangan
masa depan sebelum mengestimasikan dividen di masa depan. Kemudian, karena kita
seharusnya telah memproyeksikan laporan keuangan di masa depan, kita akan melanjutkan dan
menerapkan model total perusahaan. Intel, yang membayarkan dividen kuartalan sebesar 8 sen
dibandingkan laba kuartalan sebesar $1,24 merupakan satu contoh perusahaan dimana kedua
perusahaan merupakan model yang lebih tepat.
Jika kita ingin mengestimasi nilai suatu perusahaan yang belum pernah membayarkan dividen
seperti eBay, atau suatu perusahaan baru yang akan masuk bursa, atau divisi bahan kimia Kerr-
MrGee yang direncanakan akan dijual. Maka model yang digunakan sebaiknya adalah model
valuasi perusahaan.
Harga saham tidaklah konstan, harga tersebut terkadang mengalami perubahan yang drastis.
Saham perusahaan basar akan cepat mengalami penyesuaian ketika posisi fundamental
perusahaan tersebut mengalami perubahan. Saham- saham seperti ini dipantau secara ketat
oleh sejumlah analis efek sehingga harga sahamnya juga akan ikut berubah setelah terjadi
perubahan. Akibat, jarang terjadi kondisi ekuilibrium pada saham, tingkat pengembalian yang
diharapkan dan diminta umumnya hanya mendekati. Harga saham pasti mengalami perubahan,
terkadang secara drastic dan sangat cepat. Namun, sebenarnya hal ini hanya mencerminkan
perubahan kondisi dan ekspektasi yang terjadi. Tentu saja, ada waktu dimana saham akan terus
bereaksi selama bebarapa bulan terhadap terungkapnya perkembangan yang menguntungkan
dan merugikan. Namun, ini bukan berarti menandakan suatu periode penyesuaian yang lama,
tetapi hanya menunjukkan bahwa pasar akan ikut menyesuaikan diri seiring dengan makin
banyaknya informasi yang tersedia tentang suatu situasi.
J. Saham Preferen
Saham Preferen merupakan suatu campuran (hybrid), saham ini mirip dengan obligasi dalam
beberapa hal dan dalam beberapa hal yang lain juga mirip dengan saham biasa. Sifat campuran
ini tampak jelas ketika kita mengelompokkan saham preferen sehubungan dengan obligasi dan
saham biasa. Seperti obligasi, saham preferen memiliki nilai nominal dan dividen dalam jumlah
tetap juga yang harus dibayar sebelum dividen dapat dibayarkan kepada saham biasa. Akan
tetapi, direktur dapat menghilangkan (atau “melewatkan”) dividen saham preferen tanpa harus
membuat bangkrut perusahaan. Jadi, meskipun saham preferen meminta dilakukannya
pembayaran dalam jumlah tetap seperti halnya obligasi, tidak melakukan pembayaran tersebut
tidak akan mengarah pada bangkrutnya perusahaan.
Saham preferen memberikan hak kepada pemiliknya atas pembayaran dividen secara rutin
dan dalam jumlah tetap. Jika pembayaran tersebut dilakukan untuk selama- lamanya, maka ini
merupakan suatu permasalahan perputuitas di mana nilainya, Vp, akan dihitung sebagai berikut:
Vp = Dp
rp
Keterangan:
Dalam kondisi ekuilibrium, tingkat pengembalian yang diharapkan (rp) harus sama dengan
tingkat pengembalian yang diminta (rp). Jadi, jika kita mengetahui harga saham preferen saat ini
dan dividennya, kita dapat menghitung tingkat pengembalian yang diharapkan berikut:
rp = Dp
Vp
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam
suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan
bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut.
Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.
Pemegang saham biasa adalah pemilik perusahaan dan mereka memiliki hak dan fasilitas tertentu, yakni
kendali atas perusahaan dan hak preemptive.
Saham dapat dibagi mejadi dua yakni saham biasa dan saham preferen. Jenis saham biasa meliputi
saham terklasifikasi dan saham pendiri. Valuasi saham adalah metode/ tata cara/ prosedur untuk
mendapatkan nilai atas saham dari suatu perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
F. Brigham, Eugene dan Joel F. Houston. 2013. Dasar- Dasar Manajemen Keuangan Edisi 11. Jakarta:
Salemba Empat.
http://coki002.wordpress.com/pengertian-saham-dan-jenis-jenis-saham/