Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH SAHAM DAN VALUASINYA

Mata Kuliah : Manajemen Keuangan


Dosen Pengampu : Drs. Agung Satmoko, ME.

Disusun Oleh : Kelompok 7

Fachdin Ramadhan 141210354

Triska Damawiyanti 141210361

M. Hanif Ramadhan 141210364

Marcellino Faisal Ronald 141210373

Rio Yoga Pratama 141210374

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL’’ VETERAN’’
YOGYAKARTA
2022
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Keuangan. Dalam
penyelesaian tugas ini kami dapat menambah pengetahuan tentang Saham Dan Valuasinya..

Dalam penyelesaian tugas di semester tiga ini kami menyadari masih banyak
kekurangan yang disengaja maupun tidak disengaja, karena keterbatasan ilmu pengetahuan
dan wawasan pengalaman yang kami miliki. Untuk itu kami mohon maaf atas segala
kekurangan tersebut.

Yogyakarta, 29 November 2022

Penyusun

2
Daftar Isi

Kata Pengantar……………………………………………………………………………….2
Daftar Isi……………………………………………………………………………………... 3
Bab I…………………………………………………………………………………………..4
Pendahuluan…………………………………………………………………………………. 4
A. Latar Belakang………………………………………………………………………… 4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………4
C. Tujuan………………………………………………………………………………….. 5
BabII………………………………………………………………………………………6

Pembahasan………………………………………………………………………………….. 6
9.1 Hak Hukum Dan Hak Istimewa Pemegang Saham Biasa……………………………..6
9.1 A. Kendali Atas Perusahaan…………………………………………………………...6
9.1 B. Hak Preemptive…………………………………………………………………….6
9.2 Jenis Jenis Saham Biasa……………………………………………………………….7
9.3 Harga Saham Versus Nilai Intrinsik…………………………………………………...7
9.3 A. Mengapa Investor Dan Perusahaan Memperhatikan Nilai Intrinsik……………….8
9.4 Model Dividen Yang Diskonto………………………………………………………..8
9.4 A. Dividen Yang Diharapkan Sebagai Basis Nilai Saham…………………………..10
9.5 Saham Dengan Pertumbuhan Konstan……………………………………………….11

9.5 A. Dividen Dan Pertumbuhan………………………………………………………..11

9.5 B. Kondisi Yang Dibutuhkan Untuk Model Pertumbuhan Konstan…………………12

9.6 Melakukan Valuasi Saham Dengan Pertumbuhan Nonkonstan……………………...13

9.7 Pendekatan Valuasi Perusahaan Berbasis Perusahaan……………………………….15

9.7A Model Valuasi Perusahaan…………………………………………………………17

9.7B Membandingkan Model Perusahaan Dengan Model Dividen yang Didiskontokan.17

9.8 Saham Preferen………………………………………………………………………17

Bab III……………………………………………………………………………………….19

Penutup……………………………………………………………………………………... 19
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………19

Daftar Pustaka………………………………………………………………………………20

3
Bab I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Saham dapat diartikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan
usaha) pada suatu perusahaan atau Perseroan Terbatas. Dengan menyertakan modal
tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim (hak) atas pendapatan perusahaan, aset
perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Valuasi
saham merupakan langkah penting bagi seorang investor untuk membeli saham
perusahaan maupun perusahaan dalam mengakuisisi perusahaan lainnya.

Investor memiliki indikator-indikator dalam melakukan valuasi terhadap suatu


perusahaan, salah satunya adalah melakukan analisis terhadap laporan keuangan
perusahaan dengan menggunakan rasio keuangan. Saham yang akan terlihat yaitu
saham biasa dan saham preferen. Karena arus yang digunakan dalam obligasi diatur
dalam kontrak biasanya mudah di prediksi arus kasnya. Namun deviden pada saham
tidaklah kontraktual yang bergantung pada pendapatan perusahaan. Terdapat dua
model yang digunakan untuk mengestimasi nilai intrinsik yaitu : model deviden
diskonto dan model penilaian perusahaan. Suatu saham harus dibeli jika harganya
lebih rendah dari perkiraan nilai intrinsiknya dan dijual apabila melebihi nilai
intrinsiknya.

Valuasi saham sangat menarik untuk dipahami untuk mengestimasi biaya modal
perusahaan dalam menganalisis penganggaran modal, yang menjadi tugas penting
suatu perusahaan. Valuasi saham ini sangat penting bagi perseorangan dalam
menyertakan modalnya di dalam perusahaan, selain itu juga memperhatikan kondisi
saham pada pasar. Pada makalah ini kami akan membahas lebih mendalam mengenai
saham dan valuasinya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, berikut ini dipaparkan
rumusan masalah dalam makalah.
1. Apa saja hak-hak yang dimiliki pemegang saham?
2. Apa saja jenis-jenis saham biasa?
3. Bagaimana perbedaan antara harga saham dan nilai intrinsiknya?
4. Bagaimana cara memperkirakan nilai intrinsik dengan model dividen yang
didiskonto
maupun model penilaian perusahaan?
5. Bagaimana saham yang bertumbuh dengan konstan?
6. Bagaimana melakukan valuasi saham dengan pertumbuhan nonkonstan?

4
7. Bagaimana model valuasi perusahaan?
8. Bagaimana perbandingan antara model perusahaan dengan model dividen yang
diskontokan?
9. Apa itu saham preferen?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, berikut ini tujuan penulisan
makalah.
1. Memaparkan hak-hak yang dimiliki pemegang saham.
2. Memaparkan jenis-jenis saham biasa.
3. Menjelaskan perbedaan antara harga saham dan nilai intrinsiknya.
4. Mengidentifikasi cara memperkirakan nilai intrinsik dengan model dividen yang
didiskonto maupun model penilaian perusahaan.
5. Memahami saham yang bertumbuh dengan konstan.
6. Memahami cara melakukan valuasi saham dengan pertumbuhan nonkonstan.
7. Memahami model valuasi perusahaan
8. Menjelaskan mengenai model perusahaan dengan model dividen yang diskontokan
9. Memahami mengenai saham preferen

5
Bab II
Pembahasan

9.1 Hak Hukum Dan Hak Istimewa Pemegang Saham Biasa

9.1 A. Kendali Atas Perusahaan

Dalam suatu perusahaan kecil, pennegang. saham utama umumnya juga sebagai presiden
direktur dan ketua dewan direksi. Dalan perusahaan besar terbuka, manajer umumnya
memiliki saham, tetapi kepemilikan pribadi tersebar biasanya tidak cukup untuk memberikan
hak suara kepada merchant. Jadi, manajemen dari kebanyakan perusahaan yang dimiliki
publik dapat diganti oleh pemegang saham jika tim manajemen tersebut dinilai tidak efektif.
Peraturan federal dan negara bagian mengatur pelaksanaan hak yang dimiliki oleh para
pemegang saham. Pertama, perusahaan harus melakukan pemilihan direksi secara berkali.
biasanya satu kali dalam setahun, dengan pengambilan suara yang dilakukan pada rapat
tahunan. Sering kali, sepertiga direksi dipilih setiap tahun untuk masa jabatan tiga tahun.
Pemegang saham dapat hadir dalam rapat tahunan dan memberikan suara secara langsung,
tetapi mereka umumnya memindahkan hak mereka untuk memberikan suara kepada orang
lain melalui mandat (proxy). Manajemen selalu memohon mendapatkan mandar dari
pemegang saham dimana mereka umumnya akan mendapatkannya. Namun, jika laba
perusahaan kurang baik dan pemegang saham tidak puas, kelompok luar mungkin dapat
memperoleh surat kuasa tersebut sebagai usaha untuk mengganti manajemen dan mengambil
alit: usaha. Ini dikenal sebagai perang mandat (proxy fight).
Pertanyaan tentang kendali telah menjadi permasalahan utama dalam ilmu keuangan selama
beberapa tahun terakhir. Frekuensi terjadinya perang surat kuasa terus meningkat, seperti
halnya usaha yang dilakukan ole suatu perusahaan untuk mengambil alih perusahaan lain
dengan membeli mayoritas saham yang beredar. Tindakan ini disebut pengambilalihan
(takeover).

Beberapa perusahaan telah berhasil membuat paca pemegang sahamnya menyetujui:

1). Hanya memilih sepertiga direksi setiap tahunnya (daripada mengganti seluruh direksi
setiap tahun).
2). Mensyaratkan penggabungan usaha hanya dilakukan setelah disetujui oleh 75 persen
pemegang saham (bukan 50 persen).
3). Adanya ketentuan "pil beracun " yang memungkinkan pemegang poison pill saham suatu
perusahaan yang diambil alih oleh perusahaan lain untuk membeli saham perusahaan kedua
dengan harga yang diturunkan.

9.1 B. Hak Preemptive


Pemegang saham biasa seringkali memiliki hak, yang biasa disebut hak preemptive
(preemptive right), untuk membeli setiap tambahan saham yang dijual oleh perusahaan. Hak
preemptive adalah suatu ketentuan dalam anggaran dasar perusahaan yang memberikan hak

6
kepada pemegang saham biasa untuk membeli emisi baru saham biasa (atau efek yang dapat
dikonversi) secara prorata.

Tujuan hak preemptive ada dua, yaitu:

1. Mencegah manajemen suatu perusahaan menerbitkan saham tambahan dalam jumlah


besar dan membeli sendiri saham saham tersebut. Manajemen akibatnya dapat mengambil
alih kendali perusahaan dan mengalahkan kehendak para pemegang saham saat ini.

2. Melindungi pemegang saham dari pendilusian nilai. Misalnya, beredar 1.000 lembar saham
biasa yang harganya masing-masing adalah $100 sehingga total nilai pasar perusahaan adalah
$100.000. Jika dijual tambahan 1.000 lembar saham dengan harga $50 per lembar, atau
sebesar $50.000, penambahan ini akan mengakibatkan total nilai pasar naik menjadi
$150.000. Ketika total nilai pasar yang baru dibagi dengan jumlah saham beredar yang baru,
akan diperoleh nilai sebesar $75 per lembar saham. Pemegang saham lama akan kehilangan
$25 per lembar saham, dan pemegang saham baru akan langsung mendapatkan laba sebesar
$25 per lembar saham. Jadi, menjual saham biasa dengan harga di bawah nilai pasar akan
mendilusi harganya dan memindahkan kekayaan pemegang saham saat ini kepada pihak yang
diperkenankan untuk membeli saham baru. Hak preemptive akan mencegah hal seperti ini
terjadi.

9.2 Jenis Jenis Saham Biasa

Saham Terklasifikasi (Classified Stock) merupakan saham biasa yang diberikan kepada
penanda khusus, seperti Kelas A, Kelas B, dan seterusnya, untuk memenuhi kebutuhan
khusus perusahaan. Misalnya, ketika Google menjadi perusahaan publik, Google menjual
saham Kelas A kepada publik, sementara saham Kelas B dipegang oleh orang dalam
perusahaan. Perbedaan utamanya adalah bahwa saham Kelas B memiliki 10 suara per lembar
saham sementara Kelas A memiliki 1 suara per lembar. Saham Kelas B dimiliki oleh kedua
pendiri Google dan CEO saat ini.

Saham Pendiri (Founders’ Share) merupakan saham yang dimiliki pendiri perusahaan yang
memungkinkan mereka untuk menjaga kendali perusahaan tanpa harus memiliki mayoritas
saham.

9.3 Harga Saham Versus Nilai Intrinsik

Harga saham adalah harga pasar saat ini, dan dapat diketahui dengan mudah bagi perusahaan
publik. Sebaliknya, nilai intrinsik, yang mencerminkan nilai “sebenarnya” Dari saham
perusahaan tidak dapat diketahui dengan mudah sehingga harus diperkirakan. Keseimbangan
pasar terjadi ketika harga saham sama dengan nilai intrinsiknya. Apabila pasar saham efisien,

7
kesenjangan antara harga saham dan nilai intrinsiknya tidak terlalu besar, dan tidak terjadi
dalam waktu yang lama.

9.3 A. Mengapa Investor Dan Perusahaan Memperhatikan Nilai Intrinsik

Seorang investor perlu memperhatikan nilai intrinsik karena ketika berinvestasi di saham
biasa, sasaran seseorang adalah membeli saham yang dinilai rendah ( yaitu harganya dibawah
nilai intrinsik saham), dan menolak saham yang dinilai tinggi.

Dua model pasar digunakan untuk mengestimasi nilai intrinsik : model dividen diskonto dan
model penilaian perusahaan. model dividen berfokus pada dividen sementara modal
perusahaan melampaui deviden dan berfokus pada penjualan, biaya, dan arus kas bebas.

9.4 Model Dividen Yang Diskonto

Nilai saham biasa bergantung pada arus kas yang diharapkan akan dihasilkan, dan arus kas
tersebut terdiri atas dua unsur: (1) Dividen yang diharapkan setiap tahunnya (Dt) dan (2) dan
harga yang diharapkan akan diterima oleh investor ketika mereka menjual saham tersebut (ȓs
)
Harga terakhir akan memasukkan pengembalian investasi awal ditambah keuntungan model
yang diharapkan. Oleh karena itu, investor akan memiliki berbagai opini tentang nilai
intrinsik saham yang sebenarnya serta harga yang sesuai untuk saham. analisis yang
dilakukan oleh investor marginal, yakni perwakilan investor yang tindakannya mencerminkan

8
keyakinan orang-orang yang saat ini memperdagangkan saham, yang tindakannya
menentukan ekuilibrium harga saham, sangat penting; tetapi setiap investor, marginal atau
bukan, secara implisit melakukan tipe analisis yang sama.

Istilah-istilah berikut digunakan dalam analisis kita .

Istilah Penjelasan

Dt dividen yang diharapkan akan


diterima oleh para pemegang saham
pada akhir tahun ke-t.

P0 harga pasar harga pasar aktual saham hari ini.


Harga dimana saham dijual di
pasaran.

Pˆt Nilai Intrinsik harga saham yang diharapkan pada akhir


setiap tahun ke- t

g tingkat tingkat pertumbuhan dividen per lembar


Pertumbuhan saham yang diharapkan

rs tingkat tingkat minimum pengembalian atas


pengembalian suatu saham biasa yang dianggap
yang diminta dapat diterima oleh pemegang
saham.

ȓs Tingkat tingkat pengembalian atas saham


Pengembali biasa yang diharapkan akan diterima
an yang oleh pemegang saham di masa
diharapkan depan.

9
Tingkat tingkat pengembalian atas suatu
r-s pengembalian aktual saham biasa yang secara aktual
diterima oleh pemegang saham
dalam periode di masa lalu.

D imbal hasil dividen dividen yang diharapkan dibagi dengan


1 harga saham saat ini.
/
P
0

Pˆ1 – P imbal hasil keuntungan modal sepanjang satu


keuntungan tahun tertentu yang dibagi dengan
0 harga awal
modal
/
P
0

(D /P1 0) + ((Pˆ1 Total jumlah imbal hasil yang


–P)/P0) diharapkan dari imbal hasil
pengembalia
n yang keuntungan modal yang
diharapkan diharapkan

9.4 A. Dividen Yang Diharapkan Sebagai Basis Nilai Saham

harga saham akan ditentukan dari nilai sekarang aliran arus kas,dan persamaan valuasi dasar
saham sama dengan persamaan valuasi obligasi. Nilai saham hari ini dapat dihitung sebagai
nilai sekarang dari aliran dividen yang tak terhingga. Karena meskipun seorang pemodal bisa
memiliki saham selama t tahun, tetapi belum dijual, maka periode kepemilikan akan menjadi
tidak terhingga.

Nilai saham = P = PV dividen yang diharapkan diterima di masa depan

10
9.5 Saham Dengan Pertumbuhan Konstan

Model umum valuasi saham, di mana maksudnya adalah pola waktu D, dapat berupa apa saja
Dt, dapat naik, turun, berfluktuasi secara acak, atau nol selama beberapa tahun. Persamaan
9-1 dapat diterapkan dalam situasi-situasi tersebut, dan dengan spreadsheet, kita dapat
menggunakan persamaan ini secara mudah untuk mencari nilai intrinsik-apabila kita telah
memperkirakan dividen di masa depan. Namun demikian, tidak mudah untuk mendapatkan
ramalan dividen masa depan yang akurat.

Aliran dividen diharapkan akan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan yang konstan.
Pertumbuhan Dividen Secara Konstan ( Constant Growth Mode ) disebut juga Gordon Model
(sesuai dengan nama penemunya Myron J. Gordon) 11

• Dividen tumbuh sesuai dengan tingkat pertumbuhan perusahaan


• Model ini mengasumsikan bahwa dividen tumbuh pada suatu tingkat tertentu yang konstan
selama waktu tak terbatas.
• Model ini cocok untuk perusahaan mature (dalam tahap dewasa) dengan pertumbuhan yang
stabil.

9.5 A. Dividen Dan Pertumbuhan

Hal yang harus diperhatikan :

- Dividen dibayarkan dari pendapatan.


- Oleh karena itu, pertumbuhan dividen memerlukan pertumbuhan pendapatan.
- Pertumbuhan laba dalam jangka panjang terjadi terutama karena perusahaan menahan
laba dan menginvestasikannya kembali dalam bisnis.
- Oleh karena itu, semakin tinggi persentase laba ditahan, semakin tinggi pula

11
tingkat pertumbuhan.

Untuk mengilustrasikan semua ini, misalkan Anda mewarisi bisnis yang memiliki aset
$1.000.000, tidak ada utang, dan dengan demikian $1.000.000 ekuitas. Pengembalian yang
diharapkan atas ekuitas (ROE) sama dengan 10,0%, sehingga pendapatan yang diharapkan
untuk tahun mendatang adalah (0,10)$1.000.000 ¼ $100.000. Anda bisa mengambil seluruh
pendapatan $100.000 dalam bentuk dividen, atau Anda sendiri dapat menginvestasikan
kembali sebagian atau seluruh $100.000 ke dalam bisnis. Jika Anda membayar semua laba,
Anda akan memiliki pendapatan dividen $100.000 tahun ini, tetapi dividen akan tidak
tumbuh karena aset dan karenanya pendapatan tidak akan tumbuh. Namun, misalkan Anda
memutuskan agar perusahaan membayar 40% dan mempertahankan 60%. Sekarang
pendapatan dividen Anda di Tahun 1 akan menjadi $40.000; tetapi aset akan meningkat
$60.000, dan pendapatan serta dividen juga akan meningkat:

Pendapatan Tahun Depan = Pendapatan Sebelumnya + ROE


= $ 100.000 + 0,1 ($60.000)
= $ 106.000
Deviden Tahun depan = 0,4 ($106.000) = $42,400

9.5 B. Kondisi Yang Dibutuhkan Untuk Model Pertumbuhan Konstan

Perhatikan juga bahwa Persamaan 9-2 cukup umum untuk menangani kasus nol
saham pertumbuhan, di mana dividen diharapkan tetap konstan dari waktu ke waktu. Jika g=
0, Persamaan 9-2 direduksi menjadi Persamaan 9-5: yaitu,

P^0 = D/rs

12
9.6 Melakukan Valuasi Saham Dengan Pertumbuhan Nonkonstan

Bukan hal yang tepat untuk berasumsi bahwa dividen akan mengalami pertumbuhan dengan
tingkat yang konstan, perusahaan umumnya akan melewati siklus hidup dimana setiap siklus
akan mengalami tingkat pertumbuhan yang berbeda-beda. Pertumbuhan yang dialami
perusahaan akan jauh lebih cepat daripada pertumbuhan perekonomian secara keseluruhan,
kemudian sama dengan pertumbuhan ekonomi, dan akhirnya pertumbuhannya lambat jika
dibandingkan dengan perekonomian. Hal ini disebut sebagai Pertumbuhan Supernormal (Non
Konstan). Berikut ini grafik pertumbuhan non- konstan dan membandingkannya dengan
pertumbuhan yang normal, ncl, dan negatif.

Dalam grafik tersebut, dividen perusahaan dengan pertumbuhan supernormal diharapkan


akan tumbuh pada tingkat 30 persen selama tiga tahun, setelah itu tingkat pertumbuhan
diperkirakan turun menjadi 8%, asumsi rata-rata perekonomian. Nilai saham perusahaan ini,
seperti aset lainnya, adalah nilai sekarang dari dividen masa depan yang diharapkan
sebagaimana ditentukan oleh Persamaan 9-1. Ketika Dt bertambah dengan laju konstan, kita
dapat menyederhanakan Persamaan 9-1 menjadi Persamaan 9-2, P^0= D1/(rs – g). Namun,
dalam kasus supernormal, tingkat pertumbuhan yang diharapkan tidak konstan.
Karena Persamaan 9-2 mensyaratkan tingkat pertumbuhan yang konstan, tidak dapat
menggunakannya untuk menilai saham yang tidak tumbuh pada tingkat yang konstan.
Namun, dengan asumsi bahwa perusahaan yang saat ini menikmati pertumbuhan supernormal
pada akhirnya akan melambat dan menjadi saham dengan pertumbuhan konstan, Pertama,
kita asumsikan bahwa dividen akan tumbuh pada tingkat yang tidak konstan (umumnya
tingkat yang relatif tinggi) selama N periode, setelah itu akan tumbuh pada tingkat yang
konstan, g. N sering disebut sebagai tanggal akhir (terminal date) atau tanggal horizon
(horizon date). Kedua, kita dapat menggunakan rumus pertumbuhan konstan, Persamaan
9-2, untuk menentukan berapa nilai horizon, atau nilai kontinu, dalam N periode dari hari ini:

13
Nilai intrinsik saham hari ini, P^0, adalah nilai sekarang dari dividen selama periode
pertumbuhan tidak konstan ditambah nilai sekarang dari nilai horizon:

Untuk menghitung nilai sekarang dari saham dengan pertumbuhan supernormal, dapat
dilakukan dengan tiga langkah sebagai berikut:

1. Menghitung nilai PV untuk setiap dividen selama periode pertumbuhan nonkonstan


dan jumlahkan.
2. Menghitung harga dari saham pada akhir periode pertumbuhan nonkonstan, di mana
pada saat itu berubah menjadi saham dengan pertumbuhan konstan sehingga dapat
dinilai dengan menggunakan model pertumbuhan konstan dan mendiskontokan harga
ini kembali ke nilai sekarang
3. Tambahkan kedua komponen di atas untuk mendapatkan nilai intrinsik saham, P0

14
9.7 Pendekatan Valuasi Perusahaan Berbasis Perusahaan

Prosedur ini digunakan secara luas, tetapi prosedur ini didasarkan atas asumsi bahwa analis
dapat meramalkan dividen di masa depan dengan cukup baik. Hal ini sering kali berlaku bagi
perusahaan yang sudah mapan dan memiliki riwayat pembayaran dividen yang stabil.
Namun,dividen tergantung pada pendapatan, sehingga perkiraan dividen yang dapat
diandalkan harus berdasarkan pada perkiraan penjualan, biaya, dan kebutuhan modal suatu
perusahaan di masa depan. Pemahaman ini menghasilkan alternatif pendekatan valuasi
saham, yang disebut model valuasi perusahaan (corporate valuation model).Model valuasi
perusahaan berfokus pada arus kas bebas perusahaan di masa depan, bukan perkiraan dividen.
Kita mendiskusikan arus kas bebas (FCF) di Bab 3, di mana kita membuat persamaan
berikut:

FCF=[ EBIT (1-T)+Penyusutan dan Amortisasi ]-[ Pengeluaran Modal + ≜ Modal kerja

EBIT adalah pendapatan sebelum bunga dan pajak, dan arus kas bebas mencerminkan kas
yang dihasilkan dari operasi saat ini dikurangi kas yang harus dikeluarkan untuk investasi
pada aset tetap dan modal kerja untuk mendukung pertumbuhan di masa depan.

9.7A Model Valuasi Perusahaan

Nilai suatu perusahaan ditentukan oleh kemampuannya untuk menghasilkan arus kas, baik
saat ini maupun di masa depan. Jadi, nilai pasar dapat dinyatakan sebagai berikut : Nilai pasar
perusahaan=V perusahaan=PV arus kas bebas yang diharapkan di masa depan

FCF1 + (1+WACC )1 + FCF2 (1+WACC) 2 +…..+ FCF.. (1+WACC) ..

Di sini, FCFt , adalah arus kas bebas pada Tahun ke-t, dan tingkat diskon, WACC adalah
biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital) perusahaan.

Pembahasan WACC harus memperhatikan dua poin berikut:

1. Perusahaan didanai oleh utang, saham preferen, dan saham biasa.

WACC merupakan rata-rata tertimbang dari ketiga jenis modal ini, dan kita
mendiskusikannya secara terperinci di Bab 10

2. Arus kas bebas adalah kas yang dihasilkan sebelum pembayaran dilakukan kepada
investor,sehingga arus kas bebas itu digunakan untuk mengkompensasi para pemegang saham

15
biasa,saham preferen, dan obligasi. Selain itu, setiap jenis investor memiliki tingkat
pengembalian yang diminta; dan rata-rata tertimbang pengembalian tersebut adalah WACC,
yang digunakan untuk mendiskon arus kas bebas.

Arus kas bebas umumnya diperkirakan selama 5 hingga 10 tahun, dan setelah itu diasumsikan
bahwa perkiraan akhir arus kas bebas akan tumbuh pada tingkat konstan dalam jangka
panjang. Pada saat perusahaan mencapai tanggal horizonnya, Ketika arus kas mulai tumbuh
pada tingkat konstan, kita dapat menggunakan formula berikut untuk menghitung nilai pasar
perusahaan pada tanggal tersebut :

Nilai Horizon = Vperusahaan pada 1 = N = FCFn+1/(WACC-fcf)

9.7B Membandingkan Model Perusahaan Dengan Model Dividen yang Didiskontokan

16
Analisis menggunakan model dividen yang didiskontokan dan model perusahaan ketika
melakukan valuasi atas perusahaan yang mapan dan membayarkan dividen. Mereka
umumnya menggunakan model perusahaan ketika melakukan valuasi atas perusahaan dan
divisi yang tidak membayarkan dividen. Pada prinsipnya, kita seharusnya memperoleh nilai
intrinsik yang sama dari kedua model di atas, tetapi sering kali ditemukan perbedaan. Ketika
terjadi perbedaan, asumsi yang digunakan dalam model perusahaan dapat ditinjau ulang.
Setelah analis yakin asumsi tersebut cukup wajar, hasilnya akan digunakan.

Dengan demikian, apakah terdapat perbedaan jika kita menggunakan model total perusahaan
atau model pertumbuhan dividen untuk melakukan valuasi saham? Kita dapat menyatakan
bahwa memang terdapat perbedaan. Jika kita harus melakukan evaluasi ataskatakanlah 100
perusahaan yang sudah mapan di mana dividennya diperkirakan akan tumbuh dengan stabil
di masa depan-kita akan menggunakan model pertumbuhan dividen. Di sini, kita hanya perlu
mengestimasikan tingkat pertumbuhan dividen, bukan satu set penuh laporan keuangan
proforma sehingga akan lebih layak jika kita menggunakan model dividen.

Akan tetapi, jika kita hanya mempelajari satu atau sedikit perusahaan-terutama perusahaan
yang masih dalam tahap pertumbuhan yang tinggi dalam siklus hidupnya kita akan
memproyeksikan laporan keuangan masa depan sebelum mengestimasikan dividen di masa
depan. Kemudian, karena kita seharusnya telah memproyeksikan laporan keuangan di masa
depan, kita akan melanjutkan dan menerapkan model total perusahaan

9.8 Saham Preferen

Saham preferen merupakan suatu campuran (hybrid ). Saham ini mirip dengam obligasi
dalam beberapa hal dan dalam beberapa hal lain juga mirip dengan saham biasa. Saham
preferen adalah saham yang
memiliki karakteristik gabungan yaitu antara obligasi dan saham biasa, alasannya yaitu dapat
menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi).
Seperti obligasi, saham preferen memiliki nilai nominal dan dividen dalam jumlah tetap yang
harus dibayar sebelum dividen dapat dibayarkan kepada saham biasa. Akan tetapi, direktur
dapat menghilangkan (atau "melewatkan) dividen saham preferen tanpa harus membuat
bangkrut perusahaan. Jadi, meskipun saham preferen mensyaratkan pembayaran dalam
jumlah
tetap seperti halnya obligasi, tidak melakukan pembayaran tersebut tidak akan menyebabkan

17
bangkrutnya perusahaan.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, saham preferen memberikan hak kepada
pemiliknya atas pembayaran dividen secara rutin dan dalam jumlah tetap. Jika pembayaran
tersebut dilakukan untuk selama-lamanya, maka ini merupakan suatu permasalahan
prepetuitas
di mana nilainya akan dihitung sebagai berikut :
Vp = Dp/Rp
Vp adalah nilai saham preferen, Dp adalah dividen saham preferen, dan rp adalah tingkat
pengembalian yang diminta atas saham preferen. Allied Food tidak memiliki saham preferen
yang beredar, tetapi kita andaikan Allied memilikinya, dan saham tersebut membayar dividen
sebesar $10 per tahun. Jika tingkat2 pengembelian yang diminta adalah 10,3 persen, maka
nilai saham preferen tersebut adalah $97,09 yang dihitung sebagai berikut:
Vp = $10 / 0,103 = $97,09
Dalam kondisi ekuilibrium, tingkat pengembalian yang diminta rp. Jadi jika kita mengetahui
harga saham preferen saat ini dan dividennya, kita dapat menghitung tingkat pengembalian
yang diharapkan berikut :
lalu tingkat pengembalian yang diharapkan oleh suatu perusahaan dapat dihitung dengan :
rp = Dp/Vp
Keterangan :
V p= Nilai saham preferen.
Dp = Dividen saham preferen, dan
r p=Tingkat pengembalian yang diminta atas saham preferen

18
Bab III
Penutup

A. Kesimpulan

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan
dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang
menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan
surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang
ditanamkan di perusahaan tersebut. Pemegang saham biasa adalah pemilik perusahaan dan
mereka memiliki hak dan fasilitas tertentu, yakni kendali atas perusahaan dan hak
preemptive.Saham dapat dibagi menjadi dua yakni saham biasa dan saham preferen. Jenis
saham biasa meliputi saham terklasifikasi dan saham pendiri. Valuasi saham adalah metode/
tata cara/ prosedur untuk mendapatkan nilai atas saham dari suatu perusahaan. Perlu banyak
analisis yang diperlukan seseorang utntuk menginvestasikan kekayaannya ke dalam saham.
Seseorang mampu meilhat bagaimana kondisi saham yang ingin dibeli. Apabila harga saham
rendah maka perorangan dapat membelinya apabila sebaliknya maka seseorang harus
menolaknya.

19
Daftar Pustaka

Brigham, & Houston. (2016). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

20

Anda mungkin juga menyukai